FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM INSTANT MESSAGING (Studi Deskriptif Fungsi Komunikasi Nonverbal Emoticon dalam Instant Messaging pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi USU) ARTHA ARIHTA SINURAYA 100904044 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Fungsi Komunikasi Nonverbal Emoticon dalam Instant Messaging di kalangan mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui maksud fungsi Emoticon oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi USU. Teori yang relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi nonverbal dan komunikasi visual. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 271 orang dimana populasi merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU yang menggunakan Smartphone dan penarikan sampel berdasarkan rumus Surakhmat sehingga diperoleh 118 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional stratified sampling dan random sampling dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan pertanyaan pada kuesioner yang disusun berdasarkan indikator yang terdapat pada Fungsi Komunikasi Nonverbal. Setelah data diperoleh, data tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisa tabel tunggal melalui SPSS (Statistical Product Service Solution) 16.0. Hasil penelitian menunjukkan fungsi Emoticon sebagai komunikasi nonverbal dalam aplikasi Instant Messaging pada mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU berada pada tingkat medium, yang artinya kemampuan untuk mengakses dan menggunakan Emoticon sudah cukup baik. Namun dalam hal memahami dan mengevaluasi fungsi komunikasi nonverbal Emoticon yang didapatkan masih harus ditingkatkan kembali. Pentingnya penggunaan Emoticon di era teknologi ini menjadikan setiap orang khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk peka dan cermat menggunakan Emoticon sesuai dengan fungsinya. Kata kunci: Komunikasi, Nonverbal, Fungsi, Emoticon, Instant Messaging, PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Internet sebagai alat komunikasi telah berkembang menjadi sebuah media yang efektif dan bersifat global. Instant Messaging (pesan instan), Chatting, Facebook, Twitter, situs pribadi, dan berbagai ragam media sosial lainnya membuat sebuah media dimana para pengguna internet bisa saling berhubungan satu sama lain di seluruh dunia, serta mendapatkan informasi dan hiburan. Namun, terbatasnya pesan nonverbal yang tersampaikan lewat internet, membuat para pengembang membuat suatu inovasi baru yaitu menciptakan kumpulan gambar-gambar yang mewakili pesan nonverbal. Gambar-gambar tersebut bernama Emoticon, yang dimana biasa digunakan untuk menekankan suatu
pernyataan sewaktu berkomunikasi secara online, dan juga memberitahu para responden terhadap suasana hati yang terdapat pada pernyataan. Emoticon tersebut sangat diperlukan karena kata-kata saja tidak cukup untuk menjelaskan suatu arti pesan. Oleh karena itu, komunikasi nonverbal sangat dibutuhkan, terlebih dengan adanya Emoticon, komunikasi di internet secara alami mengizinkan para pengguna untuk mengekspresikan pendapat dan perasaan mereka dengan menggunakan sebuah gambar yang mewakili suasana hati dan ekspresi wajah tersebut. Emoticon biasanya digunakan untuk pengganti kekurangan ketika melakukan komunikasi secara online, dimana menggunakan teks saja tidak cukup efektif. Berbeda dengan model komunikasi yang lainnya, berkomunikasi secara online selalu penuh dan jelas dengan banyaknya informasi yang dimasukkan, tetapi di saat yang sama pengguna ingin sebisa mungkin lebih efektif dan ekspresif ketika berkomunikasi. Lawson dan Leck menemukan bahwa Emoticon digunakan untuk mengganti beberapa petunjuk nonverbal dan para verbal. Emoticon juga digunakan untuk membuat hubungan yang dekat di dalam ketidakleluasaannya internet, untuk mengidentifikasi apakah pengguna lain itu bisa dipercaya, atau apakah dia benar-benar orang yang menarik. Teknologi komunikasi dalam perkembangannya semakin mudah dan cepat. Salah satu perkembangan yang signifikan adalah dengan adanya teknologi bernama Instant Messaging dimana para pengguna bisa saling berkirim pesan teks dengan mudah lewat internet. Ketika menggunakan internet, para pengguna lazim menggunakan Instant Messaging sebagai sarana berkomunikasi dan saling bertukar pesan. Kebutuhan akan informasi yang cepat dan mudah membuat mahasiswa menjadi pemakai Instant Messaging dengan pengguna terbanyak. Hal ini juga didasari oleh kebutuhan bersosialisasi yang besar, sehingga kemudahan berkomunikasi menjadi salah satu alasan utama mahasiswa sering menggunakan Instant Messaging. Mahasiswa yang lebih ekspresif dalam berkomunikasi cenderung banyak memakai komunikasi nonverbal dalam berkomunikasi, termasuk ketika berkomunikasi dengan Emoticon. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian berfokus kepada mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU yang menggunakan aplikasi Instant Messaging yang terpilih. Pemilihan tempat lokasi penelitian berfokus kepada mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU dikarenakan, sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU tentunya mempunyai interaksi yang luas dan menggunakan Instant Messaging. Berdasarkan deskripsi di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana fungsi Emoticon sebagai bentuk komunikasi nonverbal dalam Instant Messaging di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Perumusan Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana fungsi Komunikasi Nonverbal Emoticon dalam Instant Messaging di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi USU?”
Pembatasan Masalah Untuk lebih memperjelas ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti agar penelitian tidak terlalu luas dan fokus terhadap permasalahan yang sedang diteliti, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 2. Instant Messaging yang diteliti melingkupi 5 aplikasi teratas yang diunduh lebih dari 10 juta kali menurut data Google Play Store. 3. Penelitian berfokus untuk mengetahui bagaimana penggunaan Emoticon sebagai bentuk komunikasi non-verbal ketika berkomunikasi dengan menggunakan Instant Messaging. 4. Objek penelitian adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2011-2013 yang menggunakan smartphone. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi bentuk Emoticon yang paling sering digunakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU ketika menggunakan Instant Messaging. 2. Mengetahui aplikasi yang paling sering digunakan ketika berkomunikasi dengan Emoticon melalui Instant Messaging di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. 3. Mengetahui fungsi Emoticon oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU sebagai bentuk Komunikasi nonverbal. URAIAN TEORITIS Komunikasi Secara epistemologi istilah kata komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin yakni communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa diinterpretasikan dengan pemaknaannya adalah sama makna. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut (Purba, dkk, 2010:1). Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal bisa didefinisikan secara umum sebagai “pesanpesan yang diekspresikan secara sengaja atau tidak sengaja melalui gerakan/tindakan/perilaku atau suara-suara atau vokal yang berbeda dari penggunaan kata-kata dalam bahasa”. (Djuarsa, 2005: 5.4) Emoticon Emoticon berasal dari gabungan dua kata Emotion (emosi) dan Icon (ikon). Emoticon yang merupakan singkatan dari Emotional Icon adalah hal yang menggambarkan ekspresi wajah yang diwakilkan dengan karakter dan gambar, yang dibuat sesuai dengan suasana hati seseorang.
Saluran Komunikasi Saluran (Channel) adalah media yang dipergunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Saluran yang merupakan mata rantai yang harus dilalui pesan untuk sampai kepada tujuan berbeda-beda tergantung kepada jenis proses komunikasi yang berlangsung dan jarang sekali menggunakan hanya satu saluran saja. Instant Messaging Pesan instan (bahasa Inggris: Instant Messaging) adalah sebuah teknologi internet yang memungkinkan para pengguna dalam jaringan internet untuk mengirimkan pesan-pesan singkat secara langsung pada saat yang bersamaan (real time) dengan menggunakan teks kepada pengguna lainnya yang sedang terhubung kejaringan yang sama. Kerangka Konsep: Komunikasi Non Verbal
Emoticon
Instant Messaging (LINE, Whatsapp, Facebook Messenger, Blacberry Messenger, dan WeChat)
Fungsi Komunikasi Non Verbal: 1. Repetisi 3. Kontradiksi 2. Subtitusi 4. Komplemen 5. Regulasi 6. Aksentuasi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU
Variabel Penelitian Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Komunikasi nonverbal dalam 1. Repetisi bentuk Emoticon 2. Substitusi 3. Kontradiksi 4. Komplemen 5. Regulasi 6. Aksentuasi 2. Instant Messaging 1. LINE 2. Whatsapp 3. Skype 4. Facebook Messenger 5. WeChat
3. Karakteristik Responden
Tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi yang aktif dari angkatan 2011 – 2013 yang menggunakan salah satu atau lebih dari kelima aplikasi Instant Messaging yang terpilih.
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Prof A.Sofyan No.1 Kampus USU Medan, Sumatera Utara. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. (Bungin. 2005:36). Populasi Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 12, 13, dan 14 Maret 2014, maka data populasi mahasiswa yang menggunakan satu atau lebih dari lima Instant Messenger telah terpilih adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Data Populasi Responden Angkatan Jumlah 2011 81 orang 2012 118 orang 2013 72 orang Jumlah 271 orang Sumber : Data Pra- Penelitian Maret 2014 Sampel Sampel rumus perhitungan besaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus dari Surakhmat (Ridwan. 2009:100) sebagai berikut: 1000 −𝑁 n = 15% + 1000 −100 (50% - 15%) Keterangan : n = Jumlah sampel yang dicari N = Jumlah populasi Berdasarkan jumlah populasi yang ada maka jumlah sampel yang ditentukan sebagai berikut: 1000 −271 n = 15% + (50% - 15%) 1000 −100 n = 15% + (0.81) (35%) n = 15% + 28.35% n = 43,5 %
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43,5% x 271 = 117.88, dibulatkan menjadi 118 orang. Teknik Penarikan Sampel 1. Dengan menggunakan Proportional Stratified Sampling Tabel 3.2 Sampel Per-Angkatan Ilmu Komunikasi USU No. Angkatan Rumus Jumlah Sampel PerAngkatan 81 29.9 1. 2011 𝑥 100% = 29.9 % 𝑥 118 = 35.2 271 100 = 35 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 118 43.5 2. 2012 𝑥 100% = 43.5 % 𝑥 118 = 51.6 271 100 = 52 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 3.
2013
72 𝑥 100% = 26.6 % 271
TOTAL 100 % Sumber: Data Penelitian 2014
26.6 𝑥 118 = 31.3 100 = 31 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 118 orang
2. Sampel Acak Sederhana Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian kepustakaan (Library Research) 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Teknik Analisis Data Peneliti mengolah dan mengorganisasi data mentah ke dalam bentuk yang sesuai, menyajikannya dalam berbagai bagan atau gambar untuk meringkas segisegi atau cirinya dan menginterpretasi atau memberi makna teoritis atau hasil (Silalahi, 2009:139). PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis data yang berbentuk analisis tabel tunggal, maka selanjutnya akan dilakukan pembahasan yang berguna untuk melihat hasil temuan peneliti yang nantinya melalui pembahasan ini dapat ditarik sebuah kesimpulan. Emoticon adalah salah satu fitur pada aplikasi Instant Messaging yang mengizinkan pengguna untuk mengirimkan komunikasi nonverbal dalam ilustrasi berbentuk visual. Fitur ini tidak hanya bisa dinikmati oleh para pengguna
komputer saja, seperti aplikasi Yahoo! Messenger, Skype, atau MSN chat, tetapi sudah bisa dinikmati oleh pengguna smartphone. Mayoritas responden yang bisa menikmati fitur Emoticon pada smartphone ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi USU dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, terlihat dari uang saku per bulan mayoritas responden. Sistem Operasi pada smartphone yang paling banyak digunakan adalah Android, Blackberry, iOS, dan Windows Phone. Mayoritas Responden memakai smartphone dengan Sistem operasi Android. Android adalah OS yang paling banyak tersedia pada berbagai perusahaan smartphone, sehingga pengguna OS ini disuguhkan dengan berbagai pilihan merk smartphone. Peneliti merangkum dua belas ekspresi Emoticon yang umum dan juga sering digunakan ketika berkomunikasi dengan aplikasi Instant Messaging, yang kemudian dari sepuluh ekspresi Emoticon tersebut ditemukan ekspresi Emoticon yang paling banyak dipakai oleh para responden, yaitu ekspresi Senyum. Maka, dengan mengaitkan tujuan dan hasil yang ada, maka ekspresi senyum atau „‟ tidak hanya menjadi lambang Emoticon universal di dunia internet, melainkan menjadi simbol Emoticon yang lazim digunakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi USU. Responden yang menggunakan bentuk Emoticon dengan ekspresi senyum dalam penelitian ini memilih ekspresi tersebut dikarenakan bentuk Emoticon tersebut sangat mewakili ekspresi wajah mereka. Emoticon telah memiliki banyak variasi ekspresi sehingga tidak sulit untuk menemukan emoticon yang mirip dengan ekspresi wajah yang dialami saat ini. Melihat jumlah aplikasi Instant Messaging yang banyak bermunculan, peneliti merangkum lima aplikasi menurut data 100 juta pengguna menurut aplikasi Playstore, yang kemudian dari kelima aplikasi tersebut, ditemukan aplikasi Instant Messaging yang paling banyak digunakan oleh para responden, yaitu aplikasi LINE. Fitur Emoticon adalah fitur yang paling dikenal dari LINE, karena aplikasi ini menyediakan beragam bentuk dan karakter Emoticon dari beragam film, komik, dan juga hasil karya para seniman terkenal. Berdasarkan tujuan penelitian terakhir, yaitu mengetahui maksud fungsi Komunikasi nonverbal Emoticon dalam Instant Messaging, peneliti akan membahas hasil dari penelitian ini melalui indikator-indikator yang terdapat dalam Komunikasi nonverbal dalam bentuk Emoticon. Fungsi Komunikasi nonverbal tersebut terdiri enam fungsi, yang pertama adalah Repetisi, yang dimana perilaku nonverbal berfungsi sebagai pengulangan untuk memperkuat makna pesan-pesan verbal yang dikomunikasikan. Dalam poin Repetisi ini, peneliti melihat kemampuan responden dalam mengggunakan Emoticon sebagai pengulang makna pesan sudah terbilang cukup baik. Meski masih ada juga responden yang masih belum melihat jelas akan fungsi ini, tetapi dengan jumlah responden yang tidak merasakan fungsi ini sangat kecil, maka dapat diketahui bahwa fungsi Repetisi dalam Emoticon sebagai komunikasi nonverbal sudah cukup baik. Fungsi kedua dalam Komunikasi nonverbal adalah Kontradiksi. Fungsi kontradiksi ini secara sadar mengendalikan Affect Display, seperti aktor yang memainkan peran tertentu. Tindakan ini biasanya diekspresikan secara berbeda atau bahkan bertentangan dengan apa yang terucapkan. Sikap ini akan
menimbulkan pesan-pesan yang bermakna rangkap. Dalam penelitian ini, Fungsi Kontradiksi dalam Instant Messaging adalah dapat membantah atau bertentangan dengan teks dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan teks tersebut. Pada poin Kontradiksi ini, peneliti melihat kemampuan responden dalam mengaplikasikan fungsi kontradiksi ini dalam berkomunikasi dengan Emoticon masih kurang baik. Terlihat dari bagaimana responden yang jarang memakai Emoticon untuk menimbulkan makna lain pada pesan teks. Fungsi ketiga dalam Komunikasi nonverbal adalah Substitusi, yaitu bagaimana suatu tanda juga dapat menggantikan pesan verbal yang dikomunikasikan. Walau Substitusi bersifat alamiah dan bermakna, mereka mempunyai kebebasan makna seperti sembarang kata apapun dalam sembarang bahasa. Dalam penelitian ini, fungsi Substitusi adalah dapat menggantikan teks dalam Instant Messaging, jadi tanpa mengetik teks pengirim pesan bisa berinteraksi dengan orang lain. Pada poin ini, kemampuan responden dalam mengaplikasikan fungsi ini masih kurang baik. Terlihat dari bagaimana responden yang jarang memakai Emoticon tersebut tanpa pesan teks, dengan kata lain, tanpa mengetik pesan teks tersebut, para responden masih kurang baik dalam menggunakan Emoticon. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini sangat tidak selaras dengan semakin banyaknya Emoticon yang disediakan oleh para penyedia aplikasi Instant Messaging, terlebih Emoticon dengan ekspresi yang semakin banyak dan spesifik juga sudah tersedia banyak di aplikasi Instant Messaging, sehingga menggunakan Emoticon tanpa mengetik pesan teks sudah tidak terlalu sulit untuk dilakukan sekarang ini. Fungsi ketiga dalam Komunikasi nonverbal adalah fungsi Komplemen, yang bagaimana tindakan nonverbal dapat berfungsi untuk melengkapi pesan verbal. Biasanya tindakan nonverbal mengadaptasi pesan-pesan verbal. Dalam penelitian ini, fungsi Komplemen dapat meregulasi pesan teks pada Instant Messaging. Pada poin ini, kemampuan responden dalam menggunakan Emoticon berdasarkan fungsi melengkapi pesan tersebut sudah terbilang cukup baik. Dapat diketahui bahwa, fungsi ini adalah fungsi dasar Emoticon tersebut digunakan. Terlihat dari kemampuan responden dalam mengaplikasikan fungsi Emoticon sebagai pelengkap ini sangat baik, meski masih tidak sedikit yang masih kurang paham akan fungsi ini. Fungsi keempat dalam Komunikasi nonverbal adalah fungsi Regulasi, yang dimana perilaku nonverbal juga berfungsi sebagai alat kontrol atau pengatur pada komunikasi verbal. Fungsi mengatur ini biasanya berupa sikap-sikap untuk menyesuaikan atau menyatakan tidak setuju. Sebagai contoh, ketika bel berbunyi, guru masih melanjutkan perkuliahan dan untuk mengingatkan bahwa jam sudah lewat, para siswa menggunakan perilaku nonverbal seperti melihat jam, sehingga guru yang melihat itu segera mengerti dan mengakhiri perkuliahan. Pada penelitian ini, fungsi Regulasi dalam Emoticon tersebut dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan pengguna untuk mengatur arus pesan teks. Fungsi ini masih kurang baik terlaksana, terlihat dari kemampuan responden yang masih kurang dalam mengaplikasikan Emoticon sebagai pengatur pesan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri, fungsi Regulasi ini memang ada pada penggunaan
Emoticon tersebut, hanya saja jarang terlihat atau bahkan kurang dipahami oleh para responden. Fungsi kelima pada Komunikasi nonverbal adalah fungsi Aksentuasi, yang dimana tanda nonverbal juga berfungsi menekankan atau menegaskan pesanpesan verbal. Dalam penelitian ini, fungsi Aksentuasi dalam memperteguh, menekankan atau melengkapi pesan teks pada Instant Messaging. Fungsi ini telah diaplikasikan dengan cukup baik, melihat para responden banyak memakai Emoticon juga untuk menekankan dan menegaskan suatu pesan. Selain itu, peneliti telah menghubungkan fungsi Emoticon tersebut dengan penggunaannya pada aplikasi Instant Messaging yang telah dipilih, yaitu aplikasi LINE, Whatsapp, Facebook Messenger, Blackberry Messenger, dan WeChat. Dari data yang telah diperoleh, aplikasi Instant Messaging yang paling banyak digunakan adalah LINE. Aplikasi ini terkenal akan banyaknya Emoticon yang tersedia, dimana Emoticon tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sticker dan Sticons, yang letak perbedaannya hanya pada ukuran Emoticonnya saja. Penggunaan aplikasi ini cukup sering dan mayoritas digunakan untuk berkomunikasi dengan teman saja. Dari frekuensi pemakaian, Emoticon yang digunakan pada aplikasi ini Emoticon dengan ekspresi senyum atau “”. Seringnya penggunaan aplikasi Instant Messaging dengan penggunaan Emoticon sesuai fungsi komunikasi nonverbal sebelumnya, maka Fungsi Emoticon sebagai komunikasi nonverbal dalam Instant Messaging berada pada tingkat medium. Melalui pembahasan di atas mengenai indikator yang sudah dijelaskan serta analisis yang peneliti dapatkan, dapat disimpulkan bahwa Fungsi Emoticon sebagai Komunikasi nonverbal memiliki enam fungsi, yaitu fungsi Repetisi, fungsi Substitusi, fungsi Kontradiksi, fungsi Komplemen, fungsi Regulasi, dan fungsi Aksentuasi, dan fungsi Emoticon sebagai Komunikasi Nonverbal yang paling banyak digunakan pada mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU adalah fungsi Komplemen. Fungsi Komplemen berperan sebagai isyarat yang bisa melengkapi pembentukan keseluruhan makna pesan teks. Fungsi Emoticon sebagai Komunikasi nonverbal dalam aplikasi Instant Messaging pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU sudah dikenal cukup baik atau berada pada tingkat medium. Yang artinya, kemampuan responden dalam mengenal Emoticon sesuai dengan fungsi komunikasi nonverbal sudah cukup tinggi, yang selaras dengan penggunaan aplikasi Instant Messaging sebagai sarana komunikasi juga sudah cukup tinggi, meski masih ada hal yang perlu ditingkatkan lagi, seperti pemahaman mengenai fungsi Emoticon sebenarnya, sehingga makna pesan Emoticon lebih cepat dipahami dan penggunaan Emoticon lebih optimal. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bentuk Emoticon yang paling sering digunakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU ketika menggunakan Instant Messaging adalah bentuk ekspresi senyum atau dilambangkan dengan „‟. Bentuk ekspresi Emoticon senyum atau „‟ adalah salah satu lambang Emoticon pertama
yang digunakan yang mendukung kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange). 2. Aplikasi yang sering digunakan ketika berkomunikasi dengan Emoticon melalui Instant Messaging di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU adalah aplikasi Insant Messaging LINE. LINE adalah salah satu aplikasi Instant Messaging yang terkenal akan Emoticonnya yang beragam dan juga bisa lebih spesifik. 3. Fungsi Emoticon oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU sebagai Komunikasi Nonverbal melingkupi fungsi Repitisi, fungsi Substitusi, fungsi Kontradiksi, fungsi Komplemen, fungsi Regulasi, dan fungsi Aksentuasi. Kelima fungsi Komunikasi Nonverbal Emoticon tersebut sudah cukup baik dikenal oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Fungsi Emoticon sebagai Komunikasi Nonverbal yang paling banyak dikenal oleh mahasiswa adalah fungsi Komplemen, dimana Emoticon berperan sebagai isyarat yang bisa melengkapi pembentukan keseluruhan makna pesan teks. SARAN ` Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan para pengembang aplikasi Instant Messaging bisa lebih kreatif lagi dalam menghasilkan Emoticon yang lebih spesifik dan maknanya tepat. 2. Diharapkan mahasiswa Ilmu Komunikasi, sebagai kaum terpelajar dan intelektual yang sudah mengerti mengenai Komunikasi nonverbal dan penggunaan Emoticon, dapat membagikan serta mengaplikasikan apa yang sudah didapat selama duduk sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi baik itu di masyarakat maupun dalam pekerjaan serta nilai-nilai positifnya sehingga khalayak dapat cerdas dalam menggunakan dan mengerti informasi yang disampaikan melewati komunikasi nonverbal Emoticon tersebut. 3. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa yang ingin meneliti dan mengembangkan penelitian fungsi Komunikasi nonverbal Emoticon dalam Instant Messaging. Daftar Referensi Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Djuarsa, Sarsa. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi; Modul 1-9. Jakarta : Universitas Terbuka Silalahi, Uber. 2009. Metode Penelitian Sosial.Bandung: Refika Aditama Ridwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Jakarta : Alfabeta Purba, Amir.dkk. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. : Pustaka Bangsa Press.