Friend Or Girlfriend,,
Di suatu pagi di kota Seoul Korea Selatan, bunga-bunga dan pohon bersemi dengan indahnya. Tampaknya musim semi tiba, di sebuah daerah pedesaan di sebelah timur kota seoul. Lee yeong ah, seorang gadis 17 tahun, siswi SMU di sekolah Shong do. Sekolah yang memang sudah sangat terkenal di daerah Incheon. Tidak hanya memiliki murid-murid yang pintar tetapi juga banyak prestasi yang telah di dapatkan oleh siswanya. Kim ji hoo, murid laki-laki paling terkenal di sekolah itu. Ia seorang tipe cowok dingin,pintar, dan pintar bernyanyi. Setiap ada acara di sekolah itu pastilah ia yang menjadi bintangnya. Yeong ah, sangat mengagumi sosok Ji hoo yang sangat karismatik. Meskipun itu mustahil jika ia bisa mendapatkan sosok sepopuler seperti Ji hoo. Semua gadis yang berusaha mendekati Ji hoo tidak ada satupun yang di gubris olehnya. Padahal dari gadis paling cantik di sekolah itupun ia tolak, apalagi yeonang hanya siswi biasa yang culun tapi pintar. Ji hoo memiliki banyak teman laki-laki karena ia ikut dalam ekskul basket, bagaimana semua gadis tidak suka dengannya,dia mendapat julukan “perfect guy” karena, semua orang memandang ia sangat sempurna. Teman yang paling dekat dengannya adalah park jung su, anak basket juga yang menjadi idola di sekolah itu selain Ji hoo. Dan hanya ada satu gadis yang paling dekat dengannya Cho min suk, ia gadis tomboy yang merupakan satu-satunya anggota tim basket yang wanita. “Ji hoo kenapa dengan tanganmu?” Tanya Min suk. “Gak penting lah,cuman cewek-cewek aneh itu aja” Ketusnya. “Kamu di krubutin cewek-cewek lagi? Perasaan mukamu gak cakep-cakep amat deh…” ejek Min suk. “ Sialan banget kamu, maklumlah orang tenar setiap hari di deketin fans ”balasnya. “ Ah ya sudahlah, gak penting ngomongin cewek-cewek bermuka palsu itu, Jung su mana?” Tanya min suk. “Dia di lapangan basket kayaknya,,,”jawab Ji hoo. Kemudian Min suk mengajak Ji hoo ke lapangan basket dengan menarik tangan Ji hoo, “heh, apa-apaan ini?..” teriak Ji hoo. ” Sudah ayo kita main basket, suntuk tau” jawab Min suk.
Di setiap sisi lapangan basket tidak pernah kosong dengan penonton yang semuanya wanita yang merupakan penggemar dari Kim ji hoo, tapi yeong ah tetap hanya bisa memandangi cowok yang ia kagumi itu dari jauh. Plak….bola basket itu mengenai bahunya. Dan Jung su segera mengambul bola basket itu, “ kau taka pa-apa kan? Maaf ya.” Tapi masih saja yeong ah hanya memperhatikan sosok Ji hoo, Jung su pun bingung karena yeong ah hanya bengong saja. Di dalam hati Jung su ia merasa dekat dengan gadis yang baru saja ia temui tadi. Saat pulang sekolahpun tiba, seperti biasa Yeong ah pulang menaiki sepeda ungunya itu. ” Hai, masih ingat aku nona?” tanya seorang yang berada di belakangnya. Ternyata itu jung su,dan Yeong ah pun menjawab “Nona? Kamu siapa,emang kita saling kenal?”. “Kamu lupa ya, kenalkan namaku Park jung su” Terangnya. Yang tadi mengambil bola itu ya?”ingatnya. “Hemp..,betul banget,” tegas Jung su. Namamu siapa nona?” tanyanya. “Lee yeong ah, oke aku duluan ya Jung su ” Ucapnya. Ternyata sosok Ji hoo lah yang membuat yeong ah terburu-buru untuk segera pulang dan mengikuti Kim ji hoo, kebetulan rumah mereka sama-sama di Daegu. Melihat hal itu jung su penasaran, “hei tunggu……” teriaknya. Kemudian ia memutuskan untuk mengikuti yeong ah, karena di sana budaya naik sepeda sangat kental maka semua siswa atau pelajar mengendarai sepeda setiap kali pergi ke sekolah bahkan ada yang jalan kaki. Betapa terkejutnya jung su dengan apa yang dia lihat, Yeong ah ternyata juga mengagumi sahabat karibnya itu. Sesampainya di rumah, Jung su merasa sedikit bimbang dan bingung dengan perasaannya. ” Apa iya aku suka dengan Yeong ah? tapi kan dia tidak cantik dan biasa-biasa saja” Ia sangat bimbang dengan hal tersebut. “Tapi menurutku ada sisi kecantikan dan kebaikan dari Yeong ah yang sampai-sampai membuat hatiku menjadi seperti ini” bilangnya dalam hati.
Hati memang tak bisa di bohongi, perasaan Jung su memang cinta kepada Yeong ah. Dia berencana untuk mendekati dan menyatakan cintanya itu kepada Yeong ah. Di suasana siang hari di SMA Shong do, Yeong ah memiliki recana memberikan kue yang telah ia buat sendiri kepada Ji hoo. Lalu dengan pelan-pelan ia masuk keruangan kelas Ji hoo. Dook…doook….dok… terdengar suara sepatu dari belakang, ternyata itu ji hood an ia menepul bahu yeong ah. “ Ada urusan apa kamu?” tanyanya. Yeong ah merasa terkejut, dia tidak menyangka jika apa yang ia lakukan ternyata malah ketahuan oleh Ji hoo. Hal itu membuat ia sangat malu,dan tanpa basa basi akhirnya ia mengungkapkan juga apa yang telah ia pendam selama ini. “Aku menyukaimu Ji hoo,,,,bag.” Belum selesai ia mengatakan itu, Ji hoo berkata,”pasti semua seperti ini, sudah bosan aku dengan tingkah laku semua wanita di sini, tak ada yang beres” ketusnya. Di sekeliling kelas itu pun gempar dan tidak menyangka kalau gadis lugu seperti yeong ah berani mengungkapkan perasaan pada cowok sedingin Ji hoo. Melihat kejadian itu Jung su sangat kaget dan sontan marah pada temannya itu. “Hei kau Ji hoo, kenapa kau tak pernah menghargai perempaun. Apa hatimu sudah sekeras batu” tegasnya. “Jung su kau menyukai gadis itu!! “Padahal kau sudah tau segala sesuatu tentang aku kenapa kau masih marah?” jawab Ji hoo. “Tapi…..” seperti biasa Ji hoo selalu memotong pembicaraan orang lain,”sudahlah aku tau bagaimana perasaanmu” tambahnya. Yeong ah merasa malu dan sakit hati dengan apa yang telah di lakukan oleh laki-laki yang sangat ia kagumi itu, Min suk yang juga melihat kejadian itu berusaha menenangkan perasaan Yeong ah. “Jangan di ambil hati ya,dia memang seperti itu. Santai saja akan ku pikul nanti dia pakai jurus karateku,hahahahaha” hibur Min suk. Muka Yeong ah mulai bersinar kembali, mendengar kata-kata dari min suk. “Terima kasih Min suk, aku yakin semua pasti ada yang lebih baik” Bilangnya.
“oke, gitu dong.” Melihat kejadian itu dari balik tembok dekat taman sekolah, Jung su merasa lega karena Yeong ah telah bisa tersenyum. Min suk segera menuju ke kelasnya dan mendatangi temannya itu, “ heh Mr. Perfect guy nggak pernah sekalipun mikirin perasaan cewek ya.” marah Min suk. Tapi Ji hoo malah meninggalkan sekolah dan pulang, Malam semakin larut. Di kamarnya setiap malam Ji hoo hanya memandangi foto yang ada di ponselnya, hanya ada satu foto gadis yang ia miliki di ponselnya yaitu foto Min suk, teman sau tim basketnya itu. “Aku sangat mencintaimu, aku sangat menyayangimu Min suk. Kenapa kamu tak pernah sadar dengan apa yang selama ini aku lakukan untuk kamu. Apa aku harus menyatakannya?” Pagi hari kota Incheon sangat indah, murid-murid mulai berdatangan. Bel tanda masuk pun berbunyi. “Hei Ji hoo,kapan basket nih?” tanyanya. “Aku baru gak ada mood untuk main basket” Jawab Ji hoo. “Aneh banget anak ini,ah bodo amatlah baru kumat kali.hahaha.” Saat pelajaran sudah berlangsung, ponsel Min suk berbunyi dan ia melihat ada sms dari Ji hoo, kontan saja ia melihat ke bangku tempat Ji hoo duduk. Dan segera ia membaca SMS itu, nanti jangan pulang ya, ada yang ingin aku sampaikan. Bel pulang berdentang dan murid-murid pada pulang semua, dan segera Ji hoo mendatangi Min suk. “Aku mencintaimu Min suk,”( dengan membawa kaos basket kesayangan Min suk). Aku tak tahu bagaimana mengungkapkan rasa ini, terlalu lama rasa ini aku simpan.sekarang bagaimana jawabanmu, aku yakin kamu juga tidak menyangka kalau aku mempunyai perasaan lebih kepada kamu” Ucapnya panjang lebar. “Jujur saja kata inilah yang selama ini aku tunggu-tunggu keluar dari mulutmu. Aku juga sangat manyukaimu, itu sebabnya kenapa aku begitu nyaman dan mudah dekat denganmu. Kalau untuk menjawab ini pasti kamu juga sudah tau apa yang akan aku katakan” jawabnya. “Jadi kamu juga mencintaiku, terima kasih tomboy.hehehe” ejeknya. Dan ji hoo memberikan kaos itu sebagai tanda cintanya kepada min suk.
Dengan senyum dan sumringah mereka berdua akhirnya manjalani hubungan pacaran, betapa terpukulnya Yeong ah, tapi di sisinya masih ada sosok Jung su yang sangat menyayanginya apa adanya, dan ia mengutarakan perasaanya kepada yeong ah. “Yeong ah, aku tidak akan bertele-tele aku hanya ingin mengatakan aku menyukaimu sejak pertama kita bertemu, meskipun aku juga tau kamu sngat mengagumi Ji hoo, tapi apa kamu mau jadi pacarkau? Aku tidak memaksa atau apapun, aku hanya menyampaikan apa yang aku rasakan kepadamu” terangnya. “Ji hoo mungkin hanya sosok pria yang tidak cocok untukku, dan aku melihat ketulusan yang ada pada dirimu.Aku akan mencoba untuk mencintaimu dan menyayangimu, tolong buatlah aku mencintaimu Jung su” jawabnya. “Kamu mau,,aku sangat bahagia mendengar kata-katamu. Aku pasti akan membuatmu melupakan sakit hatimu pada Ji hoo dan hanya mencintaiku dan kita pasti akan bahagia” jawabnya tegas. Mereka akhirnya memutuskan untuk mencoba hubungan itu, tapi bagaimana kelanjutan kisah mereka? Apakah Yeong ah sudah benar-benar melupakan Ji hoo,,,,,, Hari demi haripun telah berlalu, keadaan di sekolah mulai ada sesuatu yang berbeda. Sepasang sejoli yang sedang menikmati indahnya masa pacaran terlihat tak pernah terpisah meskipun dari penampilan sama sekali tak ada yang berbeda dalam diri Min suk, ia masih jadi dirinya sendiri yang tomboy itu. “Senang sekali bisa selalu denganmu” kata Ji hoo kepada Min suk. “Begitu juga aku (sambil menepuk bahu Ji hoo), ah tapi jangan lebailah, kita jalani seperti saat kita bersahabat saja” pinta Min suk. “Iya..ya tomboy…hahahahaha” “Huhuhu, dasar Ji hoo jelek.” Kekompakan dan kedekatan yang di tunjukkan oleh kedua sejoli itu selalu membuat gadis-gadis di sekolah itu merasa sakit hati dan cemburu. Di sudut lain di kantin di SMU Shong do ada pasangan sejoli lain yang sedang memulai merajut indahnya kebersamaan mereka dalam hubungan pacaran. “ Yeong ah, ayo balik ke kelas” ajak kekasihnya Jung su. “Kenapa buru-buru sih Jung?” “Lupa ya, aku kan hari ini pelajaran bu Hye gyo” jawabnya. “Oke,oke. Kamu takut belum ngerjain tugas ya?” ejek Min suk.
“Sayang gitu kan, awas lho ya.” Segera saja Jung su berlari mengejar pacarnya itu, orang-orang yang ada di tempat itu merasa iri dengan kemesraan itu. Karena mereka berlarian tanpa menyadari masih banyak siswa yang baru berangkat sekolah melewati jalan-jalan di sekolah itu, tiba-tiba dari belakang Yeong ah terlihat ada Min suk dan Ji hoo yang sedang berjalan menuju kelas mereka. Dan Yeong ah malah menabrak Ji hood an jatuh di lantai. “Sorry, aku nggak sengaja” kata Yeong ah. “ Oh, nggak apa-apa kok( tangan Ji hoo berusaha menolong berdiri Yeong ah) memang lagi ngapain kalian lari-lari? tanya Ji hoo. “Biasa pacarku ini kan jahil sama aku Ji hoo” jawab Jung su. Yeong ah merasa ada rasa yang aneh saat ia di tolong oleh Ji hoo, seperti ada heart beat yang kencang seperti saat ia masih menyimpan rasa kepada Ji hoo. “Yeong,yeong, yeong!” Jung su memanggil Yeong ah untuk menyuruhnya segera ke kelas karena bel sudah berbunyi, “Maaf ya, aku lagi banyak pikiran nih.” “Pikiran? Aneh banget kayaknya tadi kamu nyantai-nyantai aja. Pikirnya. “Ya udah, sampai ketemu lagi nanti pulang ya sayang” ucapnya. Nampaknya Jung su melihat ada suatu keanehan yang terjadi pada Yeong ah, sepertinya ada yang ia sembunyikan darinya. Tapi Jung su berusaha menepis semua pikiran yang ada di otaknya dan berusaha positif thinking dan percaya pada pacarnya itu. “Pagi semua” sapa bu Hye gyo. “Pagi buuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu……..( semua siswa serempak dan semangat menjawab slam ibu guru matematika itu)” Semangat itu ternyata bukan semangat karena mereka menyukai pelajaran itu, tapi karena mereka merasa kalau Bu Hye gyo terlalu galak dan judes. Dan itu membuat mereka merasa agak malas untuk pelajaran matematika. “ Semua tugas sudah di kumpulkan?” Tanyanya. “Sudah dong bu….”
“Ok, sekarang ibu ada tugas selajutnya kalian kerjakan Halaman 123, Logaritma point AC. segera besok saat pelajaran saya semua harus selesai kemudian kita bahas bersama-sama. “ Oke semua, tadi ibu ada panggilan rapat di ruang kepala sekolah. Jadi sekarang kalian bisa belajar sendiri atau mengerjakan tugas tadi, selamat pagi.” “hhhhhhhhhHuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu , dasar nggak asik banget. Sukanya tugas-tugas dan tugas. Sabar-sabar” kata seorang teman Ji hoo, Min suk dan Jung su. Kericuhanpun mulai terjadi di kelas itu, bagi mereka tidak ada Bu Hye gyo adalah suatu kebahagiaan karena terlepas dari cengkraman harimau. Setiap ada pertemuan pelajaran matematika pasti ada saja yang ibu guru itu perintahkan. Tugas lah, apalah. Semua itu sangat membuat mereka jenuh walaupun mereka adalah anak-anak pintar. Bel tanda pulang sekolah berbunyi, Jung su segara keluar kelas dan menemui kekasihnya yang kelasnya hanya dibatasi oleh satu ruang kelas saja. “Sayang,……” sapa Jung su. “Iya (dengan muka yang masih memikirkan sesuatu)” jawabnya. “Kamu sakit?” Jung su kawatir dengan keadaan Hyeon ah yang terlihat lemas. Lalu Hyeong ah langsung mengajak Jung su segera pulang tanpa menjawab pertanyaan dari pacarnya itu. Kegelisahan mulai dirasakan Hyeong ah, kenapa saat tadi pagi dia tidak sengaja bertabrakan dengan Ji hoo hatinya deg degan, dia berpikir apakah ia harus menceritakan apa yang ia rasakan itu kepada Jung su. Di tempat lain Jung su ternyata memang berfikiran kalau mungkin kekasihnya itu masih memiliki rasa kepada sahabat karibnya itu. Dan ia memutuskan untuk menelfon Hyeong ah. “Hallo” sapa Jung su. “Hallo Jung su, kenapa kamu menelfonku tengah malam seperti ini tak seperti biasanya” Tanya Hyeong ah. “Aku cuman kangen sama kamu sayang,emmm,,,,dan aku mau Tanya sesuatu sama kamu, dan aku harap kamu menjawab dengan jujur. Aku akan terima semua apa yang kamu katakan” pinta Jung su kepada kekasihnya itu. “ Apa sih, kamu kok bilang kayak gitu. Apa ada yang salah dengan aku?” jawab Hyeong ah.
“Apa kamu masih menyukai Ji hoo? Aku hanya ingin tau saja, aku tidak akan marah kalau memang kamu masih menyukainya. Hanya saj aku ingin kamu jujur dengan perasaanmu” pintanya. “Tadi pagi saat kita bertemu dengan Ji hoo, tak tau persaan apa yang telah aku rasakan. Hanya saja jantungku berdetak dengan kencang. Tapi jujur cuma kamu laki-laki yang mengerti aku, bahkan perasaan sekecil ini pun kamu bisa merasakan, aku mungkin hanya kagum dengan Ji hoo saja.” Jawabnya. “Aku percaya dengan yang kamu katakan, besok aku akan menunjukkan sesuatu ke kamu yang mungkin bisa membuat kamu tau tentang aku, Ji hoo, dan Min suk.” Kata Jung su. “Iya sayang, aku udah ngantuk banget nih, udah jam 00.30.” “Oke sayang, met tidur ya. Mimpi aku ya.” Rayu Jung su. Mentari pagi telah menyapa penduduk bumi, embun pagi menemani dua orang sejoli yang sedang lari-lari pagi di sebuah taman di kota Incheon. Min suk dan Ji hoo memang memiliki kebiasaan selalu lari pagi di taman itu. Dan di sisi lain Hyeong ah dan Jung su sedang bersepeda di taman itu juga. Pagi itu memang sengaja Jung su mengajak pacarnya itu ke taman tersebut. “Ini lah alasanku kenapa aku mengajakmu untuk ketempat ini.” Tegasnya. “Aku sudah tau dari lama, memang bagiku Min suk gadis yang paling tepat untuk mendampingi Ji hoo. Dia bisa mengerti apa yang dibutuhkan oleh Ji hoo.” Jawab Hyeong ah. “Jadi kamu sudah tau?” kata Jung su. “Kamu lah yang terbaik untukku Jung su, maafkan jika aku memiliki perasaan yang aneh kemarin. Aku sangat berharap jika kamu memang pelindungku dan tak akan pernah meninggalkan aku.” Hari-haripun berjalan dengan cepat. Jung su mendaftarkan diri untuk mendapat beasiswa melanjutkan studi ke Inggris. Dia ingin mengembangkan basket yang memang kebisaan dia. Juga berkuliah di jurusan bisnis untuk melanjutkan usaha peralatan olahraga milik kelurganya. “Sudah kamu kirimkan sayang? Kamu yakin akan meninggalkan Indonesia, dan aku? “Yeong ah, ini semua aku lakukan untuk membuktikan aku bisa sukses untuk orang tuaku dan untuk kamu.” Satu minggupun berlalu, Jung su ternyata di terima. Hyeong ah tak bisa menutupi perasaannya yang campur aduk itu. Senang dan sedih akan berita yang baru saja ia dengar itu.
Waktu itu pun tiba, saat yang sangat tak di inginkan Yeong ah. Ia harus berpisah dengan kekasihnya itu. Perpisahan masa SMA, Jung su pun berpamitan dengan teman-temannya untuk melanjutkan studinya ke Inggris. Pukul 13.00 Jung su harus segera ke bandara. Yeong ah dari tadi tak tampak batang hidungnya, ia merasa sedih karena harus berpisah dengan kekasihnya yang sangat menyayanginya itu. Saat Jung su berjalan ke mobilnya terlihatlah sosok gadis yang berlarian dan memanggil namanya, ternyata itu Yeong ah. “Kamu datang?” Tanya Jung su. “Aku sebenarnya tak ingin kamu mennggalkan aku sendiri disini, tapi ini adalah mimpimu. Dan aku harap saat kau kembali nanti, orang yang pertama kamu ingat adalah akau setelah orang tuamu” jawaban Yeong ah. “Aku hanya untukmu Yeong ah” sambil memeluk Yeong ah. Perpisahan memang harus terjadi saat itu, tapi dalam hati mereka. Yeong ah dan Jung su yakin kalau mereka akan bertemu lagi.
Kartika Ekawati
220201111
Niken Purbo Laras
22020111130047
Putri Kumalasari
22020111130048
Restiana Rahmawati
220201111400