X
bahasa indonesia FRASA DAN PROSES MORFOLOGIS Semester 1 Kelas XSMA/MA/SMK/MAK –Kurikulum 2013 Standar Kompetensi 7.
Kompetensi Dasar
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
7.1 7.2
Mengidentifikasi konstruksi frasa dan jenis-jenis frasa. Mengidentifikasi kata-kata yang mengalami proses morfologis.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dasar frasa/kelompok kata. 2. Menguasai konsep dasar proses morfologis. 3. Mengidentifikasi kontruksi frasa dan jenis-jenis frasa. 4. Mengidentifikasi kata-kata yang mengalami proses morfologis.
1
Kela s
K-13
A. FRASA (KELOMPOK KATA) Frasa atau kelompok kata adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Tidak predikatif artinya tidak ada fungsi predikat pada gabungan kata itu. Syarat frasa tidak boleh melebihi batas satu fungsi kalimat. Contoh: Murid baru itu sedang membaca buku di perpustakaan. Kalimat tersebut terdiri dari: Subjek: Murid baru itu (frasa karena terdiri dari tiga kata) Predikat: sedang membaca (frasa karena terdiri dari dua kata) Objek: buku (bukan frasa karena satu kata) Keterangan: di perpustakaan (frasa karena terdiri dari dua kata)
B.
MENGIDENTIFIKASI KONSTRUKSI FRASA DAN JENIS-JENIS FRASA Menurut KBBI, mengidentifikasi adalah menentukan atau menetapkan. Jadi, mengidentifikasi konstruksi frasa dan jenis-jenis frasa berarti menentukan konstruksi frasa dan jenis-jenis frasa. Konstruksi adalah susunan dan hubungan kelompok kata (frasa). Makna suatu kata ditentukan oleh konstruksi frasa. Sebagai contoh, buku sejarah berbeda maknanya dengan sejarah buku.
a.
Konstruksi Frasa Terdapat dua kontruksi frasa sebagai berikut. 1.
Konstruksi endosentris merupakan konstruksi yang salah satu konstituennya mempunyai kelas kata yang sama dengan kelas kata dari hasil perpaduan kata yang ada. Contoh: bangku kayu (nomina) > bangku (nomina) konstituen, kayu (nomina) lelaki tampan (nomina) > lelaki (nomina) konstituen, tampan (adjektiva)
2.
Konstruksi eksosentris merupakan konstruksi yang secara keseluruhan tidak mempunyai kelas kata yang sama dengan konstituennya. Contoh: ke sekolah (adjektiva) > ke (preposisi), sekolah (nomina)
2
b.
Jenis-Jenis Frasa 1.
Jenis-jenis frasa berdasarkan unsurnya •
Frasa endosentris adalah frasa yang berkonstruksi endosentris. Frasa ini dibagi menjadi dua sebagai berikut. -
Endosentris koordinatif adalah frasa yang terjadi dari perpaduan komponen-komponen pokok saja dan tidak ada komponen penjelas. Kedua unsurnya merupakan inti. Ciri frasa ini dapat disisipi kata hubung dan dan atau. Konstruksinya A dan/atau B.
Contoh:
suami istri, ayah ibu, hutan rimba, warta berita, sanak saudara, sawah ladang, cerdas cermat.
-
Endosentris subordinatif/modifikatif adalah frasa yang kedua unsurnya tidak sama derajatnya. Frasa yang mengandung unsur inti (D) dan pewatas (M) serta frasa ini mengenal pola DM/MD/MDM. Contoh: Pola DM
: calon mahasiswa baju baru, roti tawar, sersan mayor
Pola MD
: seorong prajurit, sehelai kertas, letnan jenderal
Pola MDM : selembar uang kertas , sepasang sepatu tua
•
-
Endosentris apositif adalah frasa yang menduduki fungsi sebagai keterangan tambahan. Ciri frasa ini diapit tanda koma atau dibatasi dengan tanda koma.
Contoh:
Devanni, siswi SMA Tunas Bangsa.
Indonesia, tanah airku.
Jogya, kota pelajar.
Frasa eksosentris adalah frasa yang konstruksinya eksosentris. Frasa ini ditandai dengan adanya kata tugas, seperti di, ke, dari, pada, demi, dan untuk. Contoh: dari Kalimantan Barat, ke pasar, di sekolah, dsb.
2.
Jenis-jenis frasa berdasarkan kelas kata pada inti frasa Inti frasa adalah bagian frasa yang pokok atau bagian yang diterangkan.
3
•
Frasa verba adalah frasa yang intinya verba. Contoh: akan pergi, sering ribut, sedang membaca, duduk lagi.
c.
•
Frasa nomina adalah frasa yang intinya kata nomina.
Contoh: mobil baru, gedung sekolah, sepasang sepatu tua, kapal terbang.
•
Frasa adjektiva adalah frasa yang intinya adjektiva.
Contoh: sangat cerdas, paling pandai, besar sekali, sakit parah.
•
Frasa numeralia adalah frasa yang intinya numeralia.
Contoh: empat kodi, tiga buah, dua butir, tujuh rupa, sepuluh helai.
•
Frasa adverbia adalah frasa yang intinya adverbia.
Contoh: tadi siang, nanti malam, besok sore, minggu depan, Jumat kliwon.
Pola Frasa Pola frasa bisa berada dalam kalimat atau dapat pula berdiri sendiri. Hal ini berkaitan dengan unsur inti (D = diterangkan) dan unsur penjelas/pewatas (M = menerangkan) atau jenis kata. Contoh: gadis cantik = makan lagi D
M
D
M
kepala sekolah = ayah guru KB
KB
KB
KB
B.
PROSES MORFOLOGIS
a.
Pengertian Proses Morfologis Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini meliputi afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. 1.
Afiksasi adalah proses pembentukan kata karena dilekati afiks.
2.
Jenis-jenis afiks
Prefiks: ber-, se-, me-,di-, pe-,ke-, per-, ter-
Infiks: -em-, -el-, -er-, -in-
Sufiks: -i, -kan, -an
Konfiks: me-i, me-kan, ber-an, ber-kan, pe-an, per-an, per-kan, dll.
Kombinasi afiks: memper-, memper-i, memper-kan, dll.
4
3.
Macam-macam afiksasi •
Nasalisasi (Kaidah KTSP) adalah proses mengubah atau memberi nasal pada fonem-fonem. Proses ini dikenal dengan kaidah KTSP.
Prosesnya sebagai berikut. -
Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar huruf pertama K, T, S, P yang diiringi huruf vokal (a, i, u, e, o) sehingga huruf K, T, S, P lesap/luluh.
Contoh:
me- + pesona = memesona, me- + suci = menyuci, me- + kunci = mengunci, me- + tempa = menempa. Jika kata tersebut diberi imbuhan pe- bentukannya pemesona, penyuci, pengunci.
me-kan + terjemah = menerjemahkan, me-kan + pukul = memukulkan, me-kan + sebar = menyebarkan, me-kan + kunci = menguncikan. Jika kata tersebut diberi imbuhan pe-an maka bentukannya penerjemahan, pemukulan, penyebaran.
-
Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar huruf pertama K, T, S, P yang diiringi huruf konsonan, huruf K, T, S, P tidak lesap.
Contoh:
me- + proses = memproses, me- + kritik = mengkritik, me- + traktir = mentraktir, me- + sketsa = mensketsa. Jika kata tersebut diberi imbuhan pe- bentukannya pemproses, pengkritik, pentraktir, pensketsa.
me-kan + praktik = mempraktikkan, me-kan + khusus = mengkhususkan. me-kan + syarat = mensyaratkan, me-kan + standar = menstandarkan. Jika kata tersebut mendapat imbuhan pe-an maka bentukannya pempraktikan, pengkhususan, pensyaratan, penstandaran.
-
Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar bersuku kata satu maka me- menjadi menge-, menge-i, menge-kan, penge-, penge-an
Contoh:
me- + bom = mengebom, me- + cor = mengecor, me- + tik = mengetik. Jika kata tersebut diberi imbuhan pe- maka bentukannya pengebom, pengecor, pengetik.
5
•
Me-kan + bom = mengebomkan, me-kan + cor = mengecorkan, mekan + tik = mengetikkan. Jika kata tersebut diberi imbuhan pe-an maka bentukannya pengeboman, pengecoran, dan pengetikan.
-
Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar yang berhuruf awal vokal (a, i, u, e, o), akan mendapat /ng/.
Contoh:
me- + ungkap = mengungkap, me- + ajar = mengajar, me- + ambil = mengambil. Jika kata tersebut mendapat imbuan pe- bentukannya pengungkap, pengajar, dan pengambil.
Prefiks pe- bernasal dan pe- tak bernasal -
Prefiks pe- bernasal adalah kata dasar yang berawalan pe mendapat fonem nasal /m, n, ny, ng/.
-
Prefiks pe- tak bernasal adalah kata dasar yang berawalan pe tidak mendapat fonem nasal.
Kata dasar
Pe- bernasal
Makna
Pe- tak bernasal
Makna
tembak
penembak
orang yang petembak menembak
orang yang ditembak
suruh
penyuruh
orang yang pesuruh menyuruh
orang yang disuruh
tatar
penatar
orang yang petatar menatar
orang ditatar
•
Prefiks me- sejajar dengan pe- dan ber- sejajar dengan perContoh: Mukim > memukimkan> pemukiman (proses). Mukim> bermukim> permukiman (tempat). Pemukim (orang yang bermukim) bukan permukim Dagang > mendagangkan (apa?) > pendagangan (proses). Dagang > berdagang > perdagangan (tempat) Pedagang (orang yang berdagang) bukan pendagang atau perdagang
6
yang
Tatar > menatar > penataran (proses) Tatar > bertatar > pertataran (tempat)
b.
•
Menggunakan me-i dan me-kan dalam kalimat
Konfiks me-i dan me-kan digunakan dalam kalimat haruslah disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut. -
Kelogisan, yaitu apakah kata bentukan me-i dan me-kan yang berfungsi sebagai predikat logis jika diiringi dengan objek tertentu.
-
Jika logis, objek yang menyertai kata bentukan me-i haruslah orang dan objek yang menyertai kata bentukan me-kan haruslah benda.
Contoh:
Andika memasukkan kelas. (Ttidak logis karena Andika memasukkan kelas yang ruangannya besar ke dalam sakunya). Seharusnya Andika memasuki kelas.
Presiden menganugerahi bintang jasa kepada Gubernur Sumatera Barat. (Salah karena objeknya benda). Seharusnya, Presiden menganugerahi Gubernur Sumatera Barat sebuah bintang jasa atau presiden menganugerahkan bintang jasa kepada Gubernur Sumatera Barat.
Husni menghindarkan lobang di jalan itu untuk menyelamati kendaraannya. (Salah). Seharusnya, Husni menghindari lobang di jalan. itu untuk menyelamatkan kendaraannya.
Afiks, Fungsi, dan Makna Gramatikal Afiks
Fungsi Membentuk
Makna Gramatikal
Contoh
me-
kata kerja aktif, - transitif, dan - aktif taktransitif - -
melakukan perbuatan menjadi menuju kemencari
menangis, mencium memerah, menguning mendarat, melaut merotan, mendamar
pe-
kata benda
alat untuk mempunyai sifat
Pembersih pemarah
- -
7
ber-
kata kerja aktif - taktransitif - -
mempunyai memakai mengerjakan sesuatu
beribu, bernama bersepeda, bersepatu bersawah, berladang
per-
kata kerja
- -
membuat lebih menganggap
perlebar, pertinggi pertuan, perbudak
ter-
kata kerja pasif
- -
tidak sengaja dapat di-
tersandung, tertidur terangkat, teraih
se-
kata keterangan - -
satu seluruh
seekor, seorang sekota, sekampung
di-
kata kerja pasif
menyatakan pekerjaan dicetak, dibawa, ditulis yang telah selesai
ke-
kata benda/ - bilangan -
yang dibilangan tingkat
kekasih, kesayangan kesatu, kedua
-an
kata benda
hasil pekerjaan kumpulan tiap-tiap
tulisan, lukisan daratan, lautan harian, bulanan
-kan
kata kerja - imperative -
membuat jadi membawa
hitamkan, hijaukan terbangkan, larikan
-i
kata kerja - imperative -
menyatakan tempat berulang-ulang
jauhi, dekati lempari, ciumi
ke-an
kata benda
- - -
menunjukkan tempat dikenai bersifat seperti
kerajaan, kelurahan kehujanan, kepanasan kekanak-kanakan
pe-an
kata benda
- -
menyatakan proses menyatakan tempat
peleburan penggorengan
per-an
kata benda
- -
tempat berhasil
persemaian perikanan
per-kan kata kerja
-
jadikan supaya
perkenalkan
per-i
kata kerja
-
supaya jadi
perbaiki
me-kan
kata kerja
- -
menganggap seperti kausatif
membudakkan melebarkan
-
Sufiks - - -
Konfiks
8
me-i
kata transitif
kerja - -
ber-kan kata kerja
c.
-
kausatif benefaktif
mengotori menganugerahi
memakai
beralaskan
saling
bersalaman berpelukan
ber-an
kata
ter-kan
kata kerja
-
dapat dilakukan
terselesaikan
ter-i
kata kerja
-
dapat dilakukan
terseberangi
di-kan
kata kerja pasif
-
menjadi
dilebarkan
di-i
kata kerja pasif
-
menjadi
dikotori
kerja - intransitif
Reduplikasi 1.
Pengertian reduplikasi adalah proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai alat fonologis atau gramatikal. Reduplikasi disebut juga kata ulang. Sebagai contoh, rumah-rumah, tetamu, bolak-balik, siswa-siswi, tetumbuhan, bermain-main, dan sebagainya. Berbeda dengan bentuk ulang, yaitu bentuk yang mengalami perulangan yang pada dasarnya merupakan kata dasar. Sebagai contoh, sia-sia, labalaba, biri-biri, dan kupu-kupu.
2.
Fungsi kata ulang sebagai alat untuk membentuk jenis kata di antaranya: •
Kata kerja, contoh bersalam-salaman dan memanggil-manggil.
•
Kata sifat, contoh kebapak-bapakan dan kekanak-kanakan.
•
Kata benda, contoh buah-buahan dan perumahan-perumahan.
•
Kata keterangan, contoh sebaik-baiknya dan secantik-cantiknya.
Selain itu, perulangan sebuah kata akan menurunkan jenis kata yang sama seperti apabila kata itu tidak diulang. Contohnya, mobil (kata benda) dan mobil-mobilan (kata benda).
3.
Jenis-jenis reduplikasi •
Dwilingga (kata ulang utuh) adalah reduplikasi seluruh bentuk dasar.
Contoh: gadis-gadis, mobil-mobil, peraturan-peraturan, dan permainanpermainan.
•
Dwilingga salin suara (kata ulang berubah bunyi) adalah pengulangan kata penuh dengan variasi vokal.
Contoh: lauk > lauk-lauk >lauk-pauk, warna > warna-warna > warni-warni.
9
4.
d.
•
Dwipurwa (kata ulang sebagian) adalah pengulangan sebagian atau seluruh suku awal sebuah kata.
Contoh: laki > lalaki>lelaki, tamu > tatamu> tetamu, jaka > jajaka> jejaka.
•
Dwilingga berimbuhan adalah reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama maupun pada lingga kedua.
Contoh: surat-menyurat, bertanya-tanya, bermain-main, dan melihat-lihat.
•
Kata ulang semu merupakan kata dasar yang selintas tampaknya seperti kata ulang.
Contoh: kupu-kupu, gado-gado, compang-camping, anai-anai, pura-pura, mondar-mandir, dan alih-alih.
Makna kata ulang adalah sebagai berikut. •
Menyatakan hal. Contoh: masak-memasak dan karang-mengarang.
•
Menyatakan menyerupai. Contoh: anak-anakan, kuda-kudaan, rumah-rumahan, dan langit-langit.
•
Menyatakan agak atau melemahkan. Contoh: pening-pening, pusing-pusing, kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakit- sakitan, dan kemerah-merahan.
•
Menyatakan serba atau seragam. Contoh: putih-putih, hitam-hitam.
•
Menyatakan resiprokal (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, berpelukpelukan, pukul-memukul, dan tikam-menikam.
•
Mengandung arti banyak yang tak tentu. Contoh: lima buah buku (banyak tentu); buku-buku (banyak tak tentu).
•
Perulangan pada kata bilangan mengandung arti kolektif. Contoh: dua-dua, tiga-tiga, dan lima-lima.
•
Mengeraskan arti (intensitas): -
intensitas kuantitatif: siswa-siswa, guru-guru, dan rumah-rumah.
-
intensitas kualitatif: cantik-cantik, kuat-kuat, benar-benar, dan segiatgiatnya.
-
Intensitas frekuentatif: memukul-mukul, memeluk-meluk, menggelenggelengkan, dan mondar-mandir.
-
intensitas variatif: tetumbuhan, pepohonan, pohon-pohonan, dan buahbuahan.
Komposisi (Pemajemukan) 1.
Pengertian komposisi adalah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk atau kompositum adalah dua kata atau lebih yang telah mengalami
10
proses pemajemukan dan mempunyai satu kesatuan arti. Unsurnya berupa morfem. Jika unsurnya diartikan berupa kata, hasil konstruksinya tidak dapat disebut kata majemuk, melainkan frasa. 2.
Ciri-ciri kata majemuk adalah sebagai berikut. •
Terdiri dari dua kata atau lebih.
Contoh: rumah sakit, rumah sakit bersalin, dan pesawat tempur.
•
Hubungan antarkata bersifat senyawa, artinya di antara kata dasar tidak dapat disematkan kata lain.
Contoh: kamar mandi bukan kamar sedang mandi, rumah sakit bukan rumah sedang sakit, dan rumah makan bukan rumah sedang makan.
•
Gabungan itu membentuk satu arti yang baru yang ditimbulkan berbeda dengan arti dari unsur-unsur pembentukannya.
Contoh:
pesawat tempur artinya pesawat yang digunakan untuk bertempur.
rumah sakit bersalin artinya rumah yang digunakan untuk merawat orang yang bersalin.
•
Jika mengalami pengulangan, kata majemuk berupa kata benda diulang unsur pertamanya saja, misalnya rumah-rumah makan, surat-surat kabar, dan keretakereta api cepat. Akan tetapi, kata majemuk yang padu diulang seluruh katanya, misalnya segitiga-segitiga dan saputangan-saputangan, kacamata-kacamata.
3.
Jenis-jenis kata majemuk
Berdasarkan sifat kata majemuk dengan melihat adanya inti dari kesatuan itu, kata majemuk dapat dibagi atas: •
kata majemuk koordinatif/setara adalah kata majemuk yang kedua katanya merupakan inti.
Contoh: tua muda, hancur lebur, kaki tangan, suami isteri, sawah ladang, dan ayam itik.
•
kata majemuk subordinatif/bertingkat adalah kata majemuk yang salah satu unsur yang menjadi inti dari gabungan itu.
Contoh: kamar mandi dan kapal terbang.
•
kata majemuk idiomatik adalah kata majemuk bermakna kias, lazimnya disebut ungkapan.
Contoh: naik daun, darah biru, darah daging, dan sebagainya.
11
LATIHAN SOAL 1.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut dengan saksama! 1) Pengusaha melakukan perjanjian. 2) Siang malam ayah bekerja. 3) Rudi menjadi kambing hitam. 4) Saya dan adik berangkat ke sekolah bersama. 5) Sepasang kekasih ini akan segera menikah. Frasa bertingkat terdapat pada kalimat nomor .… A. (1) dan (2) B. (1) dan (5) C. (2) dan (3) D. (3) dan (4) E. (4) dan (5)
2.
Frasa berikut yang intinya verba adalah …. A. meja gambar B. sedang belajar C. indah sekali D. mesin hitung E. rambut gondrong
3.
Cermatilah paragraf berikut! Transylvania di Romania sudah dikenal sebagai sarang drakula. Berita ini pun akan tersebar ke seantero bumi. Daerah tersebut sedang menakutkan, tetapi banyak pelancong yang datang ke daerah Transylvania untuk mencari kebenaran tentang adanya drakula. Perbaikan frasa yang bercetak tebal pada paragraf tersebut adalah …. A. paling tersebar, paling menakutkan B. sudah tersebar, sangat menakutkan C. tersebar sekali, paling menakutkan D. tidak tersebar, agak menakutkan E. sedang tersebar, tidak menakutkan
12
4.
Cermatilah paragraf berikut!
Dia menghadiri acara rapat itu. Dia … setiap saran yang disampaikan temannya dalam rapat itu. Tampaknya, dia tidak … dahulu apa yang patut dikritiknya dari saran-saran tersebut. Oleh karena itu, teman-temannya menjadi kesal dan membalas pula dengan … tajam sehingga dia tidak berkutik lagi. Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah …. A. B. C. D. E.
5.
mengkritik, menyeleksi, kritikan mengeritik, menseleksi, keritik mengeritik, menyeleksi, kritikan mengeritik, menyeleksi, pengeritikan mengeritik, menseleksi, dikritik
Cermatilah kalimat berikut! Terdakwa terbukti bersalah di pengadilan. Makna imbuhan pe-an pada kata pengadilan dalam kalimat tersebut adalah .… A. proses B. cara C. hasil D. tempat E. bentuk
6.
Cermatilah kalimat berikut!
Jangan bermimpi mudah menjadi kaya kendati sudah habis-habis berjerih payah.
Kalimat berikut yang menggunakan kata ulang dengan makna peran sama dengan yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah .… A. Tampak sungguh-sungguh benar usaha orang itu. B. Peraturan-peraturan desa telah disepakati bersama. C. Tampak pada benda asing itu butiran-butiran merah. D. Rumah-rumah yang dibuatnya mirip rumah Joglo. E. Bendera telah dipasang di halaman-halaman rumah penduduk.
7.
Cermatilah kalimat berikut!
Setelah lima tahun di Eropa, cara bergaulnya kebarat-baratan. Karena sikapnya itu, temantemannya mulai menjauhi dia.
Makna perulangan pada kata kebarat-baratan sama dengan makna perulangan kata dalam kalimat ....
13
A. Buku-buku di perpustakaan disusun dengan rapi. B. Mereka duduk berdekat-dekatan dalam ruangan itu. C. Umurnya cukup dewasa, tetapi cara berpikirnya masih kekanak-kanakan. D. Kedua orang itu saling bersalam-salaman dihadapan tamunya. E. Para remaja tidak diperkenankan mencoret-coret fasilitas umum. UAN Bahasa Indonesia, 2001 8.
Penulisan reduplikasi gabungan kata yang benar dari contoh kata majemuk yang tepat adalah .... A. rumah sakit-rumah sakit B. rumah-rumah sakit C. rumah sakit-sakit D. rumah-rumah sakit-sakit E. rumah sakit
9.
Gabungan dua kata yang menimbulkan suatu arti baru namun masih memiliki hubungan dengan kata dasarnya disebut proses majemuk. Kata-kata berikut ini yang termasuk kata majemuk adalah …. A. cuci mata, ruang baca, jual beli B. simpan pinjam, jago merah, kursi malas C. kambing hitam, siang malam, cuci mata D. kamar kerja, ringan tangan, hidung belang E. jual beli, simpan pinjam, siang malam
10. Cermatilah kalimat berikut!
Buah-buahan yang dijual pedagang kaki lima harganya lebih murah daripada di toko swalayan. Kata ulang yang semakna dengan kata ulang dalam kalimat di atas adalah …. A. Petugas perpustakaan sedang menyusun buku-buku di rak buku. B. Untuk menakuti burung para petani membuat orang-orangan. C. Setiap hari kita harus memakan lauk-pauk yang bergizi. D. Sudah lama aku tidak surat-menyurat dengan temanku di Padang. E. Wajah anak itu kemerah-merahan ketika diketahui menyontek.
14