P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Formulasi Sediaan Emulgel Meloksikam Menggunakan Basis Pluronic Lecithin Organogel (Formulation
of Meloxicam Emulgel Dosage Form by Using Pluronic Lecithin Organogel Base) Hestiary Ratih1*; Fikri Alatas 1 & Fanny Meili Naftali1 Kelompok Keahlian Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi, Indonesia, 40521 1
Corresponding email:
[email protected] ABSTRAK Meloksikam merupakan salah satu obat antiinflamasi non-steroid yang memiliki efek samping gangguan saluran cerna berupa tukak lambung bahkan pendarahan ketika diberikan secara oral. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sediaan emulgel meloksikam menggunakan basis pluronic lecithin organogel (PLO). Pembuatan sediaan emulgel topikal bertujuan untuk mengurangi efek samping obat tersebut. PLO merupakan suatu emulsi seperti gel dengan lesitin sebagai peningkat penetrasi. Formulasi meloksikam (1%) dibuat dalam basis PLO dengan perbedaan konsentrasi lesitin, yaitu berturut-turut 3% (F1), 5% (F2), dan 7% (F3). Evaluasi emulgel meliputi pemeriksaan organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, uji sentrifugasi, Freeze and Thaw, penetapan kadar, dan uji laju difusi secara in vitro menggunakan metode Flow Through dari sel difusi Franz. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa formula (F3) yang mengandung meloksikam 1% dalam basis PLO dengan konsentrasi lesitin 7% memiliki laju difusi paling baik di antara seluruh formula, yaitu 0,04967 mg/cm2 dengan persen permeasi sebesar 3,5% setelah 180 menit. Kata Kunci: Meloksikam, emulgel, pluronic lecithin organogel, difusi PENDAHULUAN
Penggunaan
Meloksikam adalah salah satu obat anti inflamasi
non-steroid
(NSAID).
Obat
NSAID
dengan
sistem
penghantaran transdermal dapat mengurangi
ini
efek samping dari pemakaian obat secara oral
umumnya diindikasikan pada terapi simtomatik
dan mampu memberikan efek sistemik maupun
berbagai jenis rematik, baik yang artikular
lokal. Bentuk sediaan semipadat dipilih untuk
maupun yang non artikular, misalnya: artritis
menghantarkan meloksikam melalui sistem
rematoid, osteoarthritis. Penggunaannya dalam
penghantaran transdermal. Gel adalah bentuk
jangka panjang menyebabkan efek samping
sediaan yang dapat menjerat sejumlah besar air
seperti perforasi gastrointestinal, ulcer, bahkan
atau senyawa hidroalkohol dalam jaringan
pendarahan. Oleh sebab itu, meloksikam tidak
partikel padat koloid. Formulasi gel umumnya
cocok sebagai terapi untuk pasien rematik
memberikan
dengan tukak lambung (Hascicek C., dkk., 2009).
dibandingkan dengan salep dan krim. Gel
pelepasan
obat
lebih
cepat
memiliki banyak kelebihan namun memiliki
306
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
keterbatasan utama yaitu ketidakmampuan
Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan
untuk menghantarkan bahan obat hidrofobik.
emulgel
Untuk mengatasi keterbatasan ini, digunakan
pluronic lecithin organogel (PLO) dengan variasi
suatu
lesitin sebagai peningkat penetrasi.
basis
emulsi
sehingga
bahan
obat
meloksikam
menggunakan
basis
hidrofob dapat disatukan dan dihantarkan melalui gel. Saat gel dan emulsi dikombinasi
METODE PENELITIAN
dalam bentuk sediaan ini disebut emulgel.
Bahan
Adanya gelling agent dalam air mengubah
Meloksikam (Zhejiang Exe, Cina), Pluronic F-
emulsi biasa menjadi emulgel. Sistem minyak
127® (BASF The Chemical Company), lesitin,
dalam air digunakan untuk menjerat obat lipofil
isopropil miristat (Merck), asam sorbat (Daicel
sebagaimana obat hidrofil yang terenkapsulasi
Nanning,
dalam sistem air dalam minyak. Emulsi mudah
Nanning, Jepang), natrium dihidrogen fosfat
dicuci selain itu mempunyai kemampuan yang
(Merck), dinatrium hidrogen fosfat (Merck) dan
tinggi untuk berpenetrasi ke dalam kulit (Chirag
bahan-bahan kimia lain (pro analysis).
Jepang),
kalium
sorbat
(Daicel
P., dkk., 2013). Pluronic
Lecithin
Organogel
(PLO)
Pembuatan Emulgel
merupakan suatu pembawa berbentuk emulsi
Fase minyak dibuat dengan mencampurkan
yang terdiri dari fase air yaitu Pluronic F-127®
lesitin dengan variasi konsentrasi (3%, 5% dan
sekitar
yang
7%) dalam sejumlah isopropil miristat. Larutan
mengandung lesitin dan isopropil miristat
disimpan dalam suhu kamar selama semalam
(sekitar 20%), ditujukan untuk penggunaan
dengan tujuan untuk melarutkan lesitin dalam
transdermal untuk menghantarkan obat melalui
isopropil miristat secara sempurna (Tabel 1).
kulit
tidak
Sejumlah larutan Pluronic F-127® (20%) dibuat
memungkinkan. PLO tidak mengiritasi dan
dengan metode dingin. Dispersi kemudian
diabsorpsi
disimpan dalam lemari pendingin (4oC) agar
20-30%
saat
dan
rute dengan
fase
minyak
pemberian cepat
lain
Isopropilmiristat
adalah emolien bukan minyak dengan kapasitas
Pluronic F-127® terlarut dengan baik (Tabel 2).
penyebaran yang tinggi. Lesitin digunakan
Keesokan harinya, meloksikam sebanyak 1
sebagai peningkat penetrasi dalam komposisi
gram dicampurkan dalam fase minyak, diaduk
PLO gel, bentuknya cair di suhu ruangan dan
hingga homogen. Campuran fase minyak dan
menjadi padat pada suhu dingin. Pluronic F-127
meloksikam kemudian ditambahkan ke dalam
adalah surfaktan polimer yang memungkinkan
fase air sambil diaduk dengan kecepatan
terbentuknya misel obat (bilayer, liposom)
konstan
dalam matriks gel (Bramwell B.L., dkk., 2012).
hingga terbentuk massa emulgel yang kaku.
menggunakan
pengaduk
mekanik
307
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Tabel 1. Formulasi Fase Minyak Emulgel Komposisi (% b/b)
Bahan
F1
F2
F3
Lesitin
3
5
7
Asam sorbat
0,2
0,2
0,2
Isopropil miristat
ad 100
ad 100
ad 100
Tabel 2. Formulasi Fase Air Emulgel Komposisi (% b/b)
Bahan
F1
F2
F3
Pluronic F-127®
20
20
20
Kalium sorbat
0,2
0,2
0,2
Air suling
ad 100
ad 100
ad 100
Karakterisasi Emulgel
Penentuan Kadar Meloksikam dalam Sediaan
Penampilan Fisik
Emulgel
Setiap formula emulgel dilihat fisik tekstur
Ditimbang sebanyak 1 gram sediaan emulgel,
sediaan secara organoleptis (warna, bau, bentuk
dilarutkan
dan homogenitas), pH dan viskositas terhadap
ditentukan menggunakan spektrofotometri UV-
emulgel yang baru dibuat dan yang telah
Visible (Shimadzu PC-1601) pada panjang
disimpan selama 7, 14, 21, dan 28 hari.
gelombang 358,2 nm dengan persamaan kurva
Pemeriksaan pH ditentukan menggunakan pH
kalibrasi y = 0,0619x – 0,0477.
dalam
etanol
96%.
Serapan
meter (Boeco BT-600) dan penentuan viskositas menggunakan alat Viskometer Brookfield RVT.
Uji Laju Difusi secara In-Vitro Uji pelepasan meloksikam dari sediaan emulgel
Uji Pemisahan Fase dengan Metode Freeze and
dilakukan menggunakan metode Flow Through
Thaw
yang dimodifikasi dari sel difusi Franz. Cuplikan
Uji Freeze and Thaw dilakukan pada 2 suhu
ditimbang 1,0 g diratakan diatas membran
berbeda yaitu 4oC dan 40oC. Siklus Freeze and
buatan yang telah diimpragnasi dengan cairan
Thaw terdiri dari satu rentang penyimpanan
Spangler dengan diameter 3 cm. Suhu sistem
pada suhu 4oC dan satu rentang waktu
(37±1)0C dengan cairan reseptor 330 mL.
penyimpanan pada 40oC. Sediaan dikatakan
Pompa peristaltik menghisap cairan reseptor
stabil bila setelah melewati 6 siklus masih baik
dari gelas kimia kemudian dipompakan ke sel
secara fisik dan tidak terjadi perubahan ukuran
difusi melewati penghilang gelembung sehingga
globul secara nyata. Diameter 50 globul setelah
aliran
setiap
kemudian cairan dialirkan lagi ke reseptor.
penyimpanan
mikroskop Optilab.
diukur
menggunakan
yang
terjadi
secara
hidrodinamis,
Proses dilakukan selama 3 jam. Pada interval
308
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
waktu yang telah ditentukan, 10 ml sampel
ketika
dioleskan,
berwarna
kuning
diambil dan ditentukan secara spektrofotometri
homogen selama 28 hari penyimpanan.
dan
UV-visible pada panjang gelombang 363 nm dengan persamaan kurva kalibrasi y = 0,0416x +
Hasil evaluasi pH menunjukkan bahwa semua
0,0038.
formula memiliki pH yang masih berada pada rentang pH untuk sediaan topikal yaitu 6-7 serta
HASIL DAN DISKUSI
tidak menunjukkan adanya perubahan pH yang
Penampilan Fisik
signifikan pada sediaan emulgel meloksikam
Pemeriksaan
organoloptis
semua
menunjukkan
sediaan
emulgel
formula
dengan basis PLO sehingga dapat dinyatakan
yang
bahwa semua formula stabil selama 28 hari
mengandung lesitin berturut-turut F1 (3%), F2
penyimpanan (Gambar 1)
(5%), dan F3 (7%) memiliki tekstur yang lembut
Gambar 1. Grafik hubungan antara pH sediaan emulgel meloksikam dengan basis PLO terhadap waktu penyimpanan 40oC selama 6 siklus dengan melihat bentuk Hasil evaluasi viskositas selama 28 hari tidak
fisik dan ukuran globul dibawah mikroskop.
menunjukkan adanya perubahan viskositas
Sediaan dikatakan stabil jika setelah melewati 6
yang
emulgel
siklus tidak mengalami pemisahan secara fisik
meloksikam dengan menggunakan basis PLO
dan perubahan ukuran globul secara nyata.
sehingga semua formula dapat dinyatakan
Hasil pengujian Freeze and Thaw menunjukkan
stabil.
bahwa sediaan emulgel meloksikam dengan
signifikan
pada
sediaan
basis
PLO
stabil
secara
fisik
dan
tidak
Uji Pemisahan Fase dengan Metode Freeze and
menunjukkan adanya globul pada perbesaran
Thaw
mikroskop 400x, sehingga semua sediaan
Pengujian Freeze and Thaw dilakukan untuk
emulgel dapat dikatakan stabil.
melihat kestabilan sediaan emulgel melalui parameter suhu kritis yaitu pada suhu 4oC dan
309
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Gambar 2. Grafik hubungan antara viskositas sediaan emulgel meloksikam dengan basis PLO terhadap waktu penyimpanan Penentuan Kadar Meloksikam dalam Sediaan
kadar meloksikam dalam F1, F2 dan F3 berturut-
Emulgel
turut adalah 98,86%, 99,89%, dan 95,97%. Hasil
Penetapan kadar meloksikam dilakukan untuk
tersebut menunjukkan bahwa semua formula
memastikan bahwa dalam sediaan emulgel
memenuhi persyaratan kadar dalam sediaan
mengandung
memenuhi
karena masih berada dalam rentang persyaratan
persyaratan kandungan zat aktif dalam sediaan.
Farmakope Indonesia edisi IV yaitu antara 90-
Jumlah obat dalam emulgel menunjukkan
110%.
zat
aktif
yang
bahwa zat aktif dalam hal ini meloksikam terjerap pada fase internal. Hasil penetapan
Gambar 3. Profil laju difusi sediaan emulgel meloksikam berbasis PLO
310
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Uji Laju Difusi secara In-Vitro
sehingga terbentuk jalan masuk obat yang
Uji difusi secara in vitro bertujuan untuk melihat
bersifat lipofilik untuk berpenetrasi ke lapisan
pengaruh peningkat penetrasi lesitin terhadap
kulit lebih dalam (T. Fox, Lizeele dkk,, 2011).
jumlah obat yang berdifusi (Gambar 3). Jumlah
Fosfatidilkolin juga merupakan fosfolipid yang
obat yang berdifusi (mg/cm2) melalui membran
umum
sintetik selama 3 jam untuk F1 adalah 0,01713%
terdispersi dalam media cair akan membentuk
mg/cm2
vesikel-vesikel
dengan
persen
permeasi sebesar
1,21%, untuk F2 adalah 0,02674
mg/cm2
dengan
ditemukan,
bila
yang
secara disebut
spontan liposom.
Mekanisme liposom sebagai peningkat penetrasi
persen permeasi sebesar 1,89%, dan untuk F3
adalah
adalah
pencampuran lipid dalam liposom dengan
0,04967
mg/cm2
dengan
persen
karena
kandungan
bahwa laju difusi sediaan emulgel meloksikam
(Kirjavainen Merja, dkk., 1999).
Semakin banyak penambahan lesitin sebagai peningkat penetrasi dalam basis PLO akan semakin meningkatkan penetrasi meloksikam yang disebabkan oleh beberapa mekanisme lesitin antara lain lesitin sebagai surfaktan memiliki gugus polar yaitu asam fosfat dan gugus non polar yaitu asam lemak sehingga dapat menurunkan tegangan antar muka dan mempermudah penetrasi (Raut S., dkk., 2012); selain itu lesitin memiliki komponen fosfolipid berupa fofatidilkolin yang dapat mengganggu struktur lamelar kulit serta meningkatkan fluiditas membran sel lipid bilayer kulit,
pada
interaksi
permeasi 3,51%. Hasil pengujian menunjukkan setelah 180 menit adalah F3 > F2 > F1.
lipid
adanya
stratum
berupa korneum
KESIMPULAN Formulasi meloksikam (1%) dibuat dalam basis PLO dengan perbedaan konsentrasi lesitin, yaitu berturut-turut 3% (F1), 5% (F2), dan 7% (F3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula selama penyimpanan tidak mengalami perubahan warna, bentuk, bau, dan stabil secara fisik.
Formula
(F3)
yang
mengandung
meloksikam 1% dalam basis PLO dengan konsentrasi lesitin 7% memiliki laju difusi paling baik di antara seluruh formula, yaitu 0,04967 mg/cm2 dengan persen permeasi sebesar 3,5% setelah 180 menit.
DAFTAR PUSTAKA Hascicek, Canan dkk. 2009. Preparation and Evaluation of Different Gel Formulation for Transdermal Delivery of Meloxicam. Turk J. Pharm. Sci, 6 (3), 177-186. Bramwell B.L., dkk., 2012. The Use of Pluronic Lecithin Organogel in the Transdermal Delivery of Drug. 2012. International Journal of Pharmaceutical Compounding, 16 (1). R. Choukse, B. Sangameswaran. 2012. Formulation and Evaluation of Pluronic Lecithin Organogel of Flurbiprofen. Journal of Biomedical and Pharmaceutical Research 1 (1), 01-07. Chirag, Patel dkk. 2013. Emulgel: A Combination of emulsion and gel. Journal of Discovery and Therapeutics, 1 (6), 57-61.
Panwar, A.S., Upadhyay, N. dkk. 2011. Emulgel: A Review. Asian Journal of Pharmacy and Life Science, 1 (3). Raut, Sushil dkk. Lecithin organogel : A unique micellar system for the delivery of bioactive agents in the treatment of skin aging. 2012. Acta Pharmaceutica Sinica B;2, (1):8-15. T. Fox, Lizeele dkk. Transdermal Drug Delivery Enhancement by Compounds of Natural Origin. Molecules 2011, 16, 10507-10540; doi:`0.3990/molecules 161210507. South Africa. Kirjavainen, Merja, dkk. 1999. Phospolipid affect stratum corneum lipid bilayer fluidity and drug partitioning into the bilayer. Elsevier Journal of Controlled Release, 207-214.
311