FORMULASI GEL EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.) SEBAGAI ANTIJAMUR DENGAN BASIS HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC) FORMULATION OF LENGKUAS RHIZOME (ALPINIA GALANGA L.) EXTRACT’S GEL AS ANTIFUNGAL WITH HIDROXY PROPHYL METHYL CELLULOSAE (HPMC) BASE Rianti Kartika*), Wintari Taurina*), Isnindar. Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak
[email protected] ;
[email protected]
ABSTRAK Penyakit Tinea versicolor (panu) disebabkan oleh jamur patogen yakni Malassezia furfur. Salah satu tanaman yang secara empiris dapat dimanfaatkan sebagai antijamur adalah ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur dan efektivitas gel dari ekstrak rimpang lengkuas terhadap jamur patogen uji. Simplisia rimpang lengkuas diekstraksi menggunakan metode maserasi, skrining fitokimia melalui uji tabung, pengujian aktivitas ekstrak dan pengujian efektivitas gel menggunakan metode disc diffusion (tes Kirby-Bauer), dan dianalisis menggunakan program R metode One Way ANOVA. Hasil skrining menunjukkan bahwa ekstrak mengandung senyawa triterpenoid, flavanoid dan minyak atsiri. Aktivitas ekstrak terhadap jamur memberikan rata-rata diameter zona hambat sebesar 21 mm pada konsentrasi 3% dan efektivitas gel ekstrak konsentrasi 3% terhadap jamur memberikan rata-rata diameter zona hambat sebesar 21,6 mm. Analisis One Way ANOVA menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas ekstrak, efektivitas gel, dan kontrol positif dengan nilai signifikansi ≥ 0,05 yaitu 0,161. Kata kunci : gel, lengkuas, antijamur, HPMC ABSTRACT Disease of Tinea versicolor (pityriasis versicolor) can be caused by a fungal pathogen such as Malassezia furfur. One of the materials that can be used as an antifungal is Lengkuas rhizome extract (Alpinia galanga L.). This study have purpose to determine the antifungal activity and the effectiveness of gels Lengkuas rhizome extract on pathogenic fungi. This study using maceration extraction method, phytochemical screening, testing activity of extract and testing the effectiveness of the gel by disc diffusion method (Kirby-Bauer test), and analysis using the R method One Way ANOVA. Screening showed that the extract contains triterpenoids, flavonoids and essential oil. Activity of fungal extracts have an average inhibition zone diameter is 21 mm at a concentration of
3% and the effectiveness of the gel extract concentration of 3% have the average inhibition zone diameter is 21,6 mm. One Way ANOVA analysis show that is no significant difference between the activity of the extract, the effectiveness of the gel, and a positive control with a significance value ≥ 0.05 is 0,161. Keywords: gel, Lengkuas, antifungal, HPMC PENDAHULUAN Penyakit dermatomikosis
jamur adalah
mikroba. kulit
atau
penyakit
pada kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Salah satu penyakit jamur kulit adalah tinea versikolor yang disebabkan oleh Malassezia furfur. Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada produk obat-obatan, kosmetik dan makanan serta pada beberapa proses industri. Formulasi bahan obat pada sediaan gel akan mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif yang dapat diabsorbsi. Salah satu tanaman obat yang berpotensi sebagai antijamur adalah
tersusun atas eugenol, seskuiterpen, pinen,
metil-sinamat,
kaemferida,
galangan, dan galangol (Handajani, 2008). Penelitian Yuharmen dkk. (2002)
menunjukkan
adanya
aktivitas penghambatan pertumbuhan
penelitian
Setyarini dan Krisnansari (2011) menunjukkan
bahwa
senyawa
flavanoid, fenol, triterpenoid dan minyak atsiri memiliki daya hambat terhadap jamur. Dari uraian di atas maka akan dilakukan uji pendahuluan dengan skrinning
fitokimia.
dilakukan
formulasi
Selanjutnya gel
ekstrak
rimpang lengkuas dengan HPMC untuk menilai efektivitas formulasi sebagai antijamur pada Malassezia furfur.
Hasil
diperoleh,
sediaan
gel
selanjutnya
yang
dilakukan
evaluasi sediaan. MATERI DAN METODE
lengkuas. Senyawa kimia utama lengkuas adalah minyak atsiri yang
Sedangkan
Bahan penelitian terdiri dari ekstrak rimpang lengkuas, pereaksipereaksi skrining fitokimia, bahanbahan
pembuatan
gel,
media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA), dan
jamur
Malassezia
furfur.
Penelitian tentang uji gel ekstrak rimpang lengkuas pada Malassezia
furfur dilakukan di Laboratorium
telah
Fakultas Kedokteran Program Studi
disortasi basah, dicuci, dirajang,
Farmasi
dikeringkan,
Universitas
Tanjungpura
Pontianak, Laboratorium Fakultas
diperoleh
kemudian
disortasi
kering,
dihaluskan, dan disimpan.
Kehutanan Universitas Tanjungpura
I.2 Pembuatan Ekstrak Rimpang
Pontianak,
Lengkuas
Laboratorium
Mikrobiologi Kesehatan
Analisis
Ekstraksi dilakukan dengan
Kesehatan
cara maserasi. Maserat dikumpulkan
Fakultas Politeknik
dan diulang sampai ekstrak cair tidak
Pontianak, Kalimantan Barat. Tahap-tahap yang dilakukan dalam
penelitian
determinasi,
ini
meliputi
pengumpulan
pengolahan
sampel,
dan
pembuatan
ekstrak, pemeriksaan karakteristik ekstrak,
skrinning
berwarna.
Kemudian
diuapkan
dengan evaporator hingga diperoleh ekstrak (Depkes RI, 1995). I.3 Pemeriksaan Susut Pengeringan
fitokimia,
Gelas krusibel yang telah
pengujian aktivitas ekstrak rimpang
berisi ekstrak beserta penutupnya
lengkuas pada konsentrasi 3%, 4%,
dimasukkan dalam oven dengan suhu
dan 5%, pembuatan sediaan gel
105 C selama 30 menit, kemudian
dengan HPMC dan evaluasi sediaan.
dimasukkan dalam desikator hingga
I.1 Pengambilan Sampel dan
krusibel terasa dingin. Setelah itu
Penyiapan Sampel
ditimbang dan dicatat bobotnya. Prosedur diulangi hingga mencapai
1. Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan pada
bobot konstan (Depkes RI, 1995).
penelitian ini rimpang lengkuas.
I.4 Analisis menggunakan
Rimpang ini diambil di Rasau
Skrinning Fitokimia
Jaya II, Kabupaten Kubu Raya,
Skrining
fitokimia
Provinsi Kalimantan Barat.
dilakukan
2. Penyiapan Simplisia
alkaloid, triterpenoid/steroid, tannin,
Adapun penyiapan
tahapan simplisia
dalam meliputi
beberapa tahap. Rimpang yang
meliputi
yang
pemeriksaan
flavanoid, saponin, minyak atsiri.
I.5 Pengujian Aktivitas Ekstrak
dingin. Metil paraben dilarutkan
Rimpang Lengkuas
dalam propilen glikol. Ditambahkan
Media yang dibuat adalah
campuran metil paraben dan propilen
media Sabouraud Dextrose Agar
glikol. Setelah itu ditambah ekstrak
(SDA). Media instan SDA dicampur
rimpang
dengan antibiotik, olive oil, dan
dilarutkan dengan gliserin. Terakhir
aquadest.. Pembuatan suspensi jamur
ditambahkan air ad 250 g sampai
dengan cara koloni jamur diambil
pembentukan gel. Berikut pada tabel
dengan menggunakan jarum Ose dan
1 merupakan rancangan formulasi
disuspensikan ke dalam tabung berisi
yang digunakan (Helal dkk., 2012).
lengkuas
yang
telah
5 mL larutan NaCl steril 0,9%. Tabel 1. Rancangan Formulasi
Biakan yang diperoleh disetarakan dengan
standar Mc.Farland 0,5
(ICMR, 2009). Pengujian aktivitas antijamur menggunakan metode disc diffusion (tes Kirby-Bauer). Diteteskan larutan ekstrak
rimpang
lengkuas
yang
mengandung konsentrasi 3%, 4%,
Bahan
Formula (%)
Ekstrak lengkuas
x
Gliserin
10
Metil paraben
0,2
HPMC
2
Propilen glikol
20
Aquadest
ad 250 g
dan 5%, masing-masing sebanyak 10 µL
ke
dalam
sumuran.
Etanol
sebagai kontrol negatif. Cawan petri diinkubasi pada suhu 37°C selama 48
I.5
Pengujian Efektivitas Gel
Ekstrak Rimpang Lengkuas Pengujian
efektivitas
gel
jam kemudian diamati zona hambat
menggunakan metode disc diffusion
yang terbentuk (ICMR, 2009).
(tes Kirby-Bauer). Kontrol positif
I.4 Pembuatan Gel Ekstrak
yang digunakan adalah gel Ketomed
Lengkuas
yang mengandung Ketokonazol 2%.
Formula
yang
dibuat
Kontrol
negatif
yang
digunakan
mengacu pada penelitian Helal dkk.
adalah gel yang diformulasikan tanpa
(2012) dengan sedikit modifikasi.
ekstrak.
HPMC dikembangkan dengan air
1983).
I.6 Evaluasi Sediaan Evaluasi sediaan dilakukan untuk memberikan gambaran secara
Etanol
dapat
melarutkan
minyak atsiri (Soebagio dkk., 2006) yang
diduga
sebagai
zat
aktif.
umum sediaan gel.
Ekstraksi dilakukan sampai
I.7. Analisis Data
diperoleh maserat berwarna bening
Hasil diameter
pengamatan
zona
hambat
berupa
dan konstan kemudian diuapkan
dianalis
dengan rotary evaporator. Ekstrak
dengan uji Anova software R.
yang diperoleh adalah 16,2132 gr
HASIL DAN PEMBAHASAN II. 1
Hasil
Pengolahan
Bahan
Baku Pemanenan dilakukan pada pukul 09.00 pagi, karena pada pagi hari kandungan metabolit tanaman masih banyak. Pengolahan bahan baku dilakukan hingga diperoleh simplisia yang tetap stabil hingga perlakuan selanjutnya. II. 2
ekstraksi
cara
merupakan dingin
sehingga
simplisia rimpang lengkuas tidak rusak
oleh
pemanasan
II.3
Parameter
Susut
Pengeringan Hasil
yang
diperoleh
menunjukkan persen rata-rata kadar air dan pelarut yang tersisa sebesar 4,5582%, yaitu tergolong ekstrak kering. II. 4
Skrining Fitokimia Ekstrak Hasil
skrining
fitokimia
terhadap ekstrak rimpang lengkuas
Ekstraksi Simplisia Maserasi
dengan rendemen sebesar 3,945%.
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak
terutama No.
senyawa kimia yang terkandung.
Pemeriksaan
Hasil
1
Alkaloid
Etanol dapat mengekstrak seluruh
2
Triterpenoid/ Steroid
bahan aktif yang terkandung dalam
3
Tanin
-
lengkuas.
antijamur
4
Flavonoid
+
sebagian besar dapat larut dalam
5
Saponin
-
etanol seperti galangin, eugenol,
6
Minyak atsiri
+
kaemferol,
Komponen
kuersetin
(Winholz,
+/-
II.5
Metode disc diffusion (tes
Hasil Sterilisasi Alat dan
Kirby-Bauer)
Bahan
digunakan
karena
Dalam penelitian ini, proses
sesuai dengan tujuan pada penelitian
sterilisasi menggunakan alat autoklaf
ini, untuk melihat besar hambatan
dan oven.
sampel antijamur yang ditunjukkan
II.6
Hasil Pembuatan Media
melalui zona bening. Hasil penelitian
Media
pada
menunjukkan bahwa etanol pa tidak
penelitian ini adalah media SDA.
menimbulkan zona hambat artinya
Pada penelitian Gholib (2011) media
larutan stok dan variasi konsentrasi
SDA
yang
yang
digunakan
antijamur.
dibuat
pada
Media
uji
daya
menggunakan
digunakan
menunjukkan
aktivitas antijamur murni.
dengan
Konsentrasi yang digunakan
penambahan antibiotik dan olive oil.
adalah 3%, 4%, 5%.. Berdasarkan uji
Antibiotik yang digunakan adalah
yang telah dilakukan pada penelitian,
chloramphenicol
agar
aktivitas antijamur ekstrak rimpang
bakteri tidak tumbuh pada media.
lengkuas, konsentrasi 3% terdapat
Sedangkan tujuan dari penambahan
zona hambat dengan diameter rata-
olive oil adalah sebagai nutrisi
rata yaitu sebesar 21 mm.
tambahan.
II.9
II.7
Rimpang Lengkuas
media
instan
SDA
250
mg,
Hasil Identifikasi Jamur Uji
Pembuatan
Gel
Ekstrak
Formulasi ekstrak ke dalam
Hasil penelitian menunjukkan Malassezia
bentuk gel ditujukan agar basis dapat
furfur, hal tersebut karena adanya
menahan penguapan dari senyawa
bentuk spora meatball yang dimiliki
aktif
oleh jamur Malassezia furfur yang
menahan hilangnya ekstrak pada
dilihat melalui mikroskop
kulit akibat berbagai aktivitas yang
bahwa
II.8
positif
Hasil
jamur
Persiapan
Pengujian
dan
Aktivitas
yang
ada
sehingga
dapat
dilakukan oleh pengguna, Dengan demikian
efek
antijamur
yang
Antijamur dengan Metode
dihasilkan akan lebih lama dan
Disc Diffusion (tes Kirby-
efisien ketika digunakan.
Bauer)
Keseluruhan bahan pembuatan
II.10 Pengujian Efektivitas
gel memiliki fungsi masing-masing dalam
menjaga
efektivitas
Antijamur dengan Metode Disc
gel.
Diffusion (tes Kirby-Bauer)
HPMC larut dalam air dingin (Rowe dkk.,
2006)
sehingga
Pengujian
efektivitas
dalam
antijamur menggunakan metode disc
formulasi digunakan akuades yang
diffusion (tes Kirby-Bauer) dimana
dingin untuk mendapatkan bentuk
konsentrasi
gel. HPMC digunakan karena HPMC
pembuatan gel adalah 3%. Hal ini
dapat menghasilkan gel yang netral,
karena
jernih, tidak berwarna dan tidak
aktivitas antijamur ekstrak, pada
berasa,
konsentrasi 3% telah menghasilkan
stabil
pada
mempunyai resistensi
pH
3-11,
yang
baik
yang
dipilih
berdasarkan
untuk
pengujian
zona hambatan.
terhadap serangan mikroba serta
Hasil
Diameter
Zona
Hambat
memberikan kekuatan film yang baik
Ekstrak dan Gel dapat dilihat pada
bila mengering pada kulit (Suardi
tabel 3.
dkk., 2004).
Tabel 3. Hasil Diameter Zona Hambat Ekstrak dan Gel
Jamur Uji
Konsentrasi
Zona Hambat (mm)
(%)
Rata-rata
Ulangan I
Ulangan II
Ulangan III
(mm)
Uji Aktivitas
3
25
18
20
21
Ekstrak
4
20
23
26
23
5
24
24
27
25
Kontrol -
-
-
-
-
Uji
3
22
21
22
21,6
Efektivitas
Kontrol +
25
24
25
24,6
Kontrol -
-
-
-
-
Malassezia furfur
Gel
Hasil penelitian menunjukkan
f. Uji Keamanan
tidak
Hasil penelitian menunjukkan
menimbulkan zona hambat terhadap
bahwa gel ekstrak rimpang lengkuas
jamur uji. Sedangkan kontrol positif
aman untuk digunakan karena tidak
menimbulkan zona hambat yang
menimbulkan
ditandai dengan adanya zona bening.
dioleskan pada punggung tangan.
II.11 Evaluasi Sediaan
II.12 Analisis Data
bahwa
kontrol
negatif
iritasi
Berdasarkan
a. Organoleptis
setelah
analisis
normalitas
diperoleh
khas lengkuas, kental dan teksturnya
signifikansi
sebesar
lembut.
Selanjutnya,
Gel berwarna coklat, berbau
nilai 0,2549.
dilakukan
homogenitas
b. Daya Sebar
untuk
uji
uji
mengetahui
Hasil penelitian menunjukkan
varian populasi homogen atau tidak.
bahwa nilai rata-rata daya sebar gel
Berdasarkan hasil analisis didapat
adalah seluas 79,5571 cm2.
nilai signifikansi sebesar 0,2577
c. Daya Lekat
(atau ≥ 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan
Berdasarkan tabel ANOVA
bahwa nilai rata-rata daya lekat gel
diperoleh nilai signifikansi ≥ 0,05,
adalah selama 262,6667 detik.
yaitu 0,161 yang menyatakan bahwa
d. Viskositas Pada
tidak
karena
alat
perlakuan. Artinya, zona hambatan
viskometer yang digunakan tidak
yang terbentuk antara ekstrak, gel,
berputar sehingga tidak mencapai
dan kontrol positif memiliki daya
200 rpm yang tidak dapat digunakan
hambat yang relatif sama sehingga
untuk
aktivitas ekstrak dan efektivitas gel
mengetahui
nilai
dari
viskositas gel. e. pH Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata sebesar 6,333.
antara
yang
tidak
nilainya
bermakna
perbedaan
ini
diketahui
penelitian
terdapat
kelompok
memiliki hasil yang baik seperti kontrol positif.
Handajani, N. S. dan Purwoko, C.
KESIMPULAN Ekstrak memiliki
lengkuas
2008. Aktivitas Ekstrak Rimpang
metabolit
Lengkuas
rimpang
kandungan
(Alpinia
galanga)
seperti triterpenoid, flavanoid, dan
terhadap
minyak atsiri. Efektivitas antijamur
Aspergillus
spp.
Penghasil
pada gel lebih besar dibanding
Aflatoksin
dan
Fusarium
aktivitas
ekstrak.
moniliforme.
rimpang
Biodiversitas. Vol. 9 (3):161-164.
lengkuas memiliki organoleptis, daya
Helal, D. A., El-Rhman, D., Abd, A.
sebar, daya lekat, pH yang baik
H., Sally, A., dan El-Nabarawi,
sebagai profil sifat fisik dan kimia.
M. A. 2012. Formulation and
antijamur
Formulasi
gel
ekstrak
Pertumbuhan
Evaluation Topical
DAFTAR PUSTAKA Depkes
RI.
1979.
Farmakope
Journal
Jurnal
of
Fluconazole
Gel. of
Jamur
International Pharmacy
and
Indonesia. Edisi III. Departemen
Pharmaceutical Sciences. Vol. 4.
Kesehatan
Suppl. 5.
Republik
Indonesia.
ICMR. 2009. Detection of Microbial
Jakarta. Hal. 21, 143. Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik.
in Common Gram Negative and
Departemen Kesehatan Republik
Gram
Indonesia. Jakarta. Hal. 6-7.
Encountered
Gholib, D. 2011. Uji Daya Antifungi Ekstrak Etanol Rimpang Kencur (Kaempferia
Desease.
Bacteria
in
Infection
ICMR
Bulletin.
Vol. 39;1-3. ISSN 0377-4910.
L.)
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan
Jamur
Owen, S. C. 2006. Handbook of
Trichopyton verrucosum secara
Pharmaceutical Exipients. Edisi
In
V.
terhadap
galanga
Positive
Pertumbuhan
Vitro.
Seminar
Nasional
Peternakan dan Veteriner. Balai Besar Bogor.
Penelitian
Veteriner.
Pharmaceutical
Press.
London. Hal. 111-156. Setyarini, P. S. dan Krisnansari, D. 2011. Antifungi
Perbandingan Ekstrak
Efek
Lengkuas
(Alpinia galanga Linn) dengan
Ketokonazol Malassezia
pada furfur.
Isolat Journal
Mandala of Health. Vol. 5. No. 2. Suardi, M., Anita, M., dan Armenia. 2004. Formulasi Dan Uji Klinik Gel
Anti
Jerawat
Benzoil
Peroksida-HPMC. Penelitian.
Fakultas
Jurnal Farmasi
FMIPA UNAND. Padang. Winholz, M., Budavari, S., Blumetti, R.F.,
Ottertein,
Encyclopedia
of
1983. Chemicals,
Drugs, and Biologicals, Merck & Co. USA. Yuharmen, Y., Eryanti, Y., dan Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikrobia Minyak Atsiri dan Ekstrak
Metanol
Lengkuas
(Alpinia galanga). Jurnal Nature Indonesia. Vol. 4 (2): 178-183.