FORM UNTUK JURNAL ONLINE Nama
: Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
Judul makalah
: Dermoskopi Sebagai Teknik Pemeriksaan Diagnosis dan Evaluasi Lesi Pigmentasi
Majalah
: MDVI
Tanggal kegiatan
: 21 April 2009
Abstrak : penggunaan dermoskopi telah membuka dimensi baru mengenai lesi pigmentasi. Dermoskopi merupakan metode non-invasif yang dapat membantu klinisi mengevaluasi berbagai morfologi yang tidak tampak dengan mata telanjang. Dengan demikian dermoskopi akan memperkuat diagnosis hampir semua lesi pigmentasi yang secara klinis sering meyerupai melanoma. Teknik merupakan jembatan antara gambaran klinis dan histopatologis, membantu diagnosis dan evaluasi melanoma lebih dini. Selain mempunyai potensi meningkat ketepatan diagnosis dalam penatalaksanaan lesi pigmentasi yang bertujuan untuk memperbaiki strategi penaisan melanoma, metode ini juga dapat membantu mengurangi eksisi yang tidak diperlukan sehingga dapat mengurangi risiko timbulnya skar serta biaya menjadi lebih sedikit. Yang membuat,
Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
FORM UNTUK JURNAL ONLINE Nama
: Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
Judul makalah
: Terapi Imunoglobulin Intravena Dalam Bidang Dermatologi
Majalah
: MDVI
Tanggal kegiatan
: 21 April 2009
Abstrak : IVIg merupakan produk derivatif darah yang didapatkan dari plasma 3.000 sampai dengan 100.000 donor darah sehat. Indikasi klinis penggunaan IVIg adalah untuk immune replacement, immune modulation, dan anti-inflamasi. Penggunaan terapi IVIg off-label dalam bidang dermatologi dapat pada beberapa macam penyakit, misalnya pemfigoid bulosa, dermatomiositis, Sindrom Steven Johnson atau Toksik Epidermal Nekrolisis, Epidermolysis Bullosa Aquisita, Erythema multiforme, dermatitis atopik, penyakit graft-vs-host, herpes gestations, Sindrom hipereosinofilia dan Hyper-IgE syndrome. Terapi IVIg aman, efektif sebagai ajuvan, dan cost-effective pada pasien yang tidak responsif atau mendapatkan efek simpang serius terhadap terapi konvensional. Immunoglobulin intravena merupakan bahan yang sangat bermanfaat dan secara potensial life-saving dalam penatalaksanaan pasien dengan berbagai kelainan kulit dengan kondisi yang tepat. Masih dibutuhkan lebih banyak penelitian multicenter untuk mendapatkan data lebih obyektif tentang efikasi penggunaan di bidang dermatologi.
Yang membuat,
Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
FORM UNTUK JURNAL ONLINE Nama
: Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
Judul makalah
: Patogenesis Infeksi Gonore Genital
Majalah
: MDVI
Tanggal kegiatan
: 21 April 2009
Abstrak : gonore adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. N. gonorrhoeae merupakan bakteri diplokokus gram negative, memiliki membran luar yang terdiri atas protein. Struktur membran luar utama berupa pili, por, opa, rmp, LOS yang berperan sebagai antigen penting dalam pathogenesis gonore. Antigen tersebut dapat mengalami perubahan baik in vivo maupun in vitro untuk menghindari sistem imun. Sel target N. gonorrhoeae yaitu epitel transisional atau kolumnar pada membran mukosa traktus urogenital, rectum, orofaring, dan konjungtiva. Patogenisis gonore dimulai dengan perlekatan N. gonorrhoeae pada sel epitel pejamu. N. gonorrhoeae memiliki kemampuan melekat erat pada permukaan mukosa oleh pili dan protein Opa. Setelah invasi melalui endositosis N. gonorrhoeae bermultiplikasi dan keluar dari permukaan sel basal melalui proses eksositosis kemudian terjadi interaksi dengan leukosit. Proses ini akan menginduksi respons imflamasi yang dapat merusak jaringan. Meskipun telah terdapat terapi yang efektif untuk gonore, namun secara genetic telah terjadi resistensi pada beberapa golongan antibiotik.
Yang membuat,
Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
FORM UNTUK JURNAL ONLINE Nama
: Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
Judul makalah
: Diagnosis Alergi Makanan Pada Anak
Majalah
: MDVI
Tanggal kegiatan
: 21 April 2009
Abstrak : alergi makanan didefinisikan sebagai reaksi imunologik tidak diinginkan terhadap protein makanan. Reaksi alergi makanan dapat diperantarai IgE (IgE mediated) dan tidak diperantarai IgE (non-IgE mediated). Respons imun dengan perantara IgE merupakan penyebab utama alergi makanan. Alergi makanan terutama terdapat pada bayi dan anak. Alergi makanan secara signifikan lebih tinggi pada anak dengan penyakit atopik dibandingkan dengan populasi umum. Manifestasi alergi makanan pada kulit adalah urtikaria, dermatitis atopik, dermatitis heretiformis. Beberapa makanan yang sering menyebabkan alergi pada anak yaitu susu sapi, telur ayam, kacang-kacangan, ikan, kerang dan gandum. Diagnosis alergi makanan membutuhkan anamnesis yang cermat terhadap kemungkinan penyebab, pemeriksaan fisis, serta dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang meliputi uji spesifik untuk IgE (yaitu skin prick test, radioallergosorbent test) dan pada beberapa kasus, oral food challenge. Pencegahan alergi makanan tidak saja dengan cara mengeliminasi makanan yang dicurigai sebagai penyebab alergi, tetapi juga seluruh protein yang dikandung di dalamnya. Penting bagi orang tua untuk membaca label yang tertera pada produk makanan sebelum dikonsumsi oleh anak.
Yang membuat,
Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
FORM UNTUK JURNAL ONLINE Nama
: Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK
Judul makalah
: Pemfigus Herpetiformis
Majalah
: MDVI
Tanggal kegiatan
: 21 Januari 2010
Abstrak : pemfigus hepertiformis merupakan suatu varian pemfigus atipikal yang menunjukkan adanya kombinasi gambaran klinis dermatitis herpetiformis dengan gambaran imunohistologi pemfigus. Gambaran klinis yang berbeda dan jarang ditemukan ini menyebabkan pada awalnya pasien seringkali didiagnosis sebagai dermatitis herpetiformis, linea IgA bullous dermatosis, pemfigoid bulosa maupun pemfigus foliaseus. Dilaporkan kasus pemfigus herpetiformis pada seorang wanita berusia 39 tahun dengan riwayat hipertiroid yang datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSU Dr. Sjaiful Anwar Malang. Lesi berua bula dan vesikel berbanding tegang, sebagian berkelompok di atas permukaan kulit normal di daerah dada, perut, punggung, kulit kepala, kedua lengan dan tungkai. Pada awalnya didapatkan riwayat lesi erosi dan krusta pada mukosa bibir. Diagnosis berdasarkan evaluasi gambaran klinis, histopatologi dan imunopatologi. Secara klinis lesi menyerupai pemfigoid bulosa. Pemeriksaan histopatologi didapatkan bula dan pemeriksaan imunoperoksidase menunjukan adanya deposit IgG ada ruang interseluler epidermis yang sesuai dengan pemfigus. Diberikan terapi dengan steroid oral pada awalnya, kemudian dilanjutkan dengan pemberian terapi kombinasi steroid oral dan dapson, menunjukan respons yang baik, dan untuk terapi pemeliharaan diberikan steroid oral dosis rendah.
Yang membuat,
Dr. Saut L. Tobing, Sp.KK