PEMERIKSAAN MIKROSKOP DAN TES DIAGNOSTIK CEPAT DALAM MENEGAKKAN DIAGNOSIS MALARIA Wijaya Kusuma, A.A. Wiradewi Lestari, Sianny Herawati, I Wayan Putu Sutirta Yasa Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan parasit plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 3,3 miliar orang berisiko terinfeksi malaria pada tahun 2006 dan hampir 1 juta orang meninggal karena penyakit ini. Diagnosis malaria berdasarkan klinis saja tidak spesifik sehingga kurang dipercaya dan sebaiknya didukung oleh hasil tes laboratorium. Pemeriksaan mikroskop hapusan darah dan tes diagnosis cepat paling sering digunakan untuk menegakkan diagnosis malaria. Kedua pemeriksaan ini memberikan harapan besar untuk diagnosis yang akurat tetapi tetap memiliki keterbatasan masing-masing. Kata kunci: malaria, pemeriksaan mikroskop, tes diagnosis cepat
MICROSCOPIC EXAMINATION AND RAPID DIAGNOSTIC TEST IN MAKING MALARIA DIAGNOSIS ABSTRACT Malaria is an infection disease caused by plasmodium parasite that transmitted to human body by female anopheles mosquito bites. World Health Organization (WHO) predicted that 3,3 billion people around the world were at risk to infected by malaria in 2006 and almost 1 million died because of this disease. Diagnosis of malaria according to clinical manifestation only is not specific; therefore it is less reliable and should be supported by laboratory examination result. Microscopic examination of blood smear and rapid diagnostic test are most often used to diagnose malaria. Both of this test gave big chance to make accurate diagnostic but still have their own limitations. Keywords: Malaria, microscopic examination, rapid diagnostic test
1
mortalitas
PENDAHULUAN Badan
Kesehatan
Dunia
(WHO)
malaria.5,6
WHO
manejemen
kasus
akibat
merekomendasikan
memperkirakan 3,3 miliar orang berisiko
malaria berdasarkan pada parasite-based
terinfeksi malaria pada tahun 2006. 1
diagnosis untuk semua kasus.1 Kecuali
Dimana 247 juta orang mengalami infeksi
pada
klinis malaria, dan hampir 1 orang juta
transmisi yang tinggi dan kurang sumber
meninggal karena penyakit ini.1 Malaria
daya
masih endemik di 109 negara. Indonesia
sendiri
hampir
1
Di
anak-anak atau
di
daerah
pada
keadaan
dengan dimana
diperlukan respon atau tindakan yang
seluruh
cepat
sehingga
secara
temporer
wilayahnya daerah endemis malaria.2
membatasi penggunaannya.1 Di Indonesia
Malaria merupakan masalah kesehatan
diagnosis malaria ditegakkan dengan
masyarakat yang dapat menyebabkan
pemeriksaan mikroskopik sediaan darah
kematian terutama pada kelompok risiko
dan tes diagnosis cepat (Rapid Diagnostic
tinggi, yaitu bayi, anak balita dan ibu
Test-RDT).2,3
hamil. Selain itu malaria secara langsung
membantu dalam menegakkan parasite-
menyebabkan
based
anemia
dan
dapat
Penggunaan
diagnosis
di
daerah
RDT dimana
kerja.2,3
kualitas mikroskopik yang baik tidak
Kebanyakan kasus suspek malaria masih
ada.1 Pada paper ini akan dibahas tentang
tidak diidentifikasi dengan baik, sehingga
pemeriksaan mikroskopik sediaan darah
diagnosis akurat dan monitor penyakit
tebal dan tipis dan RDT yang membantu
menjadi sulit dilakukan.1 Peningkatan
menegakkan diagnosis pasti malaria.
resistensi yang cepat dari obat antimalaria
Siklus Hidup Parasit Malaria
yang murah dan manjur, peningkatan
Malaria adalah penyakit infeksi yang
biaya
dan
disebabkan parasit plasmodium yang
spesifisitas yang rendah dari diagnosis
ditularkan ke manusia melalui gigitan
klinis telah meningkatkan kebutuhan akan
nyamuk anopheles betina.3,7,8 Ada 4
metode diagnostik untuk malaria. 4
spesies plasmodium yang menyebabkan
menurunkan
dari
produktivitas
obat
yang
efektif,
penyakit di manusia, yaitu ; Plasmodium
Diagnosis dini yang tepat dan cepat
falciparum,
serta terapi yang akurat adalah kunci untuk meminimalkan morbiditas dan
2
Plasmodium
vivax,
Plasmodium Malaria.
ovale,
dan
Plasmodium
Skizon hati akan pecah dan melepaskan
3,7
merozoit ke aliran darah, dimana sel darah merah dengan cepat diinfeksi.3,7
Transmisi malaria dimulai ketika menggigit
Siklus ini disebut siklus ekso eritrositer.3
manusia yang sudah terinfeksi parasit
Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian
malaria. Nyamuk mencerna darah yang
tropozoit hati tidak langsung berkembang
mengandung gamet jantan dan betina
menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi
dari parasit malaria. Di dalam perut
bentuk dorman yang disebut hipnozoit.3
nyamuk, gamet itu bergabung menjadi sel
Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam
yang disebut zigot. Zigot menembus
sel hati selama berbulan-bulan sampai
dinding
bertahun-tahun.3
nyamuk
anopheles
betina
lambung
berkembang
nyamuk
menjadi
ookist.
dan Ookist
Di dalam sel darah merah, parasit
kemudian membelah dan menghasilkan
tersebut
berkembang
dari
ribuan
tropozoit
sampai
skizon
sel
yang
disebut
sporozoit.
stadium yang
Sporozoit meninggalkan dinding lambung
mengandung banyak merozoit.3,7 Tahap
dan
infeksi darah ini adalah penyebab gejala
bermigrasi
ke
kelenjar
saliva
nyamuk.8 Pada
dan tanda malaria.7 Parasit dalam eritrosit anopheles
secara garis besar mengalami 2 stadium,
manusia,
yaitu stadium cincin pada 24 jam
sprozoit yang berada di kelenjar liur
pertama, dan stadium matur pada 24 jam
nyamuk akan masuk ke dalam peredaran
kedua.9 Permukaan parasit pada stadium
darah.3,7
cincin
infektif
waktu
nyamuk
menghisap
Sporozoit
darah
menginvasi
sel
akan
menampilkan
Ring-
parenkim hati dan menjadi tropozoit hati.3
erythrocyte surface antigen (RESA) yang
Kemudian berkembang menjadi skizon
menghilang
hati yang terdiri dari merozoit hati.
3
stadium
3
setelah
parasit
masuk matur.9
Gambar 1. Siklus Hidup Plasmodium.10 Permukaan membran parasit stadium
Setelah beberapa siklus skizogoni
matur akan mengalami penonjolan yang
darah,
membentuk knob dengan Histidin rich
menginfeksi
sel
protein 1 (HRP1) sebagai komponen
membentuk
stadium
utamanya.9 Selanjutnya eritrosit yang
jantan dan betina).3 Jika nyamuk lain
terinfeksi pecah melepaskan merozoit
menggigit
yang akan menginfeksi sel darah merah
gametosit, maka siklus hidup parasit
lainnya.3,8
malaria dimulai kembali. 8
Siklus
ini
disebut
siklus
sebagian
merozoit darah
manusia
merah
seksual dan
akan dan
(gamet
mencerna
eritrositer.3 Diagnosis Klinis Malaria
Terutama pada beberapa keadaan seperti
Diagnosis klinis adalah pendekatan yang
di daerah pedalaman/ pedesaan, tempat
paling
untuk
pelayanan kesehatan perifer yang kurang
6,8
fasilitas laboratorium, dan di daerah
sering
menegakkan
digunakan diagnosis
malaria.
4
yang
samping obat yang tidak perlu.6 Karena
memerlukan
itu diagnosis malaria berdasarkan klinis
personil yang terlatih, tapi pendekatan ini
saja kurang bisa dipercaya dan sebaiknya
tidak mahal dan tidak memerlukan alat
didukung oleh hasil tes laboratorium. 8
khusus.6 Gejala dan tanda yang paling
Pemeriksaan Laboratorium Malaria
utama digunakan dalam menegakkan
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium
diagnosis malaria adalah demam, yang
yang
biasanya
mendiagnosis
dengan
endemisitas
tinggi.6,8Pendekatan
disertai
ini
dengan
menggigil,
dapat
digunakan malaria,
untuk
antara
lain
berkeringat, sakit kepala, mual dan
pemeriksaan mikroskopik, Quantitative
muntah.6
buffy coat, Polymerase chain reaction (PCR), serta Rapid Diagnostic Tests
Walaupun pendekatan ini sensitif, tapi
(RDT).6,7
kurang spesifik karena gejala malaria menyerupai Diagnosis
penyakit klinis
spesifisitas
malaria
sebesar
menggunakan
demam 42%
kombinasi
lain.6,8
Tes Malaria Quantitative buffy coat
memiliki
fluorochrome
menggunakan
acridine
orange sebagai pewarna sehingga parasit
ketika demam,
bisa
dideteksi
dengan
mikroskop
splenomegali, dan bantalan kuku yang
fluorescence.6,7
pucat serta spesifisitas sebesar 21% ketika
digunakan
hanya menggunakan demam sebagai
menghitung dengan mikroskop jumlah
dasar diagnosis.
4
Pengecatan ini
untuk
mendeteksi
dapat dan
Over diagnosis dan
parasit di hapusan darah dan di lapisan
kemudian terapi yang berlebihan dapat
eritrosit (buffy coat) pada sampel darah
menyebabkan peningkatan tekanan obat
yang sudah disentrifugasi.6 Cara ini masih
yang mengarah pada resistensi obat.6 Ini
relatif mahal untuk banyak tempat, karena
akan meningkatkan biaya, khususnya
kurangnya teknologi sentrifugasi, dan
dengan penggunaan obat baru yang lebih
perlu modifikasi pada mikroskop.7 Polymerase chain reaction (PCR)
mahal, serta paparan pasien terhadap efek adalah
analisis sampel darah dengan
dapat
mendeteksi
parasitemia
yang
amplifikasi asam nukleat parasit.6 PCR
rendah, dan identifikasi semua spesies
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang
malaria.7,10 PCR memerlukan personil
tinggi.6,10 Keuntungan PCR ialah tes ini
yang terlatih, peralatan khusus, reagen
5
labil, dan lingkungan pemeriksaan yang khusus.
6,7
steril ujung jari pasien dicukit, kemudian sampel diambil dengan kaca obyek. 14
Saat ini PCR tidak banyak
digunakan untuk diagnosis malaria.6,7
Ada 2 bentuk sediaan yang digunakan
Pemeriksaan mikroskop sediaan darah
untuk pemeriksaan mikroskopik, yakni
tipis dan tebal serta RDT lebih sering
hapusan darah tebal dan hapusan darah
digunakan
tipis. Hapusan darah tebal untuk deteksi
daripada
Quantitative
buffy
PCR coat.11
dan Kedua
parasit
malaria
di
ketika
Dibuat
dengan
pemeriksaan ini memberikan harapan
parasitemia
besar untuk diagnosis yang akurat yang
meletakkan satu tetes darah berukuran
merupakan
besar pada kaca obyek yang bersih, dan
komponen
kunci
dalam
rendah.
darah
keberhasilan pengendalian malaria.12
dengan menggunakan sudut dari kaca
Pemeriksaan Mikroskop
obyek yang kedua sebarkan darah untuk
Pemeriksaan mikroskop hapusan darah
membuat lingkaran dengan ukuran kira-
masih
kira
menjadi
diagnosis
baku
emas
malaria.4,6,7,8,10,11,13
untuk
sebesar
uang
logam.
Setelah
Preparat
dikeringkan dengan udara, preparat tadi
untuk pemeriksaan malaria sebaiknya
tidak difiksasi tapi langsung diwarnai
dibuat
untuk
dengan pewarna cair seperti Wright atau
meningkatan kemungkinan ditemukannya
Giemsa. Paparan hapusan darah tebal
parasit.9 Sampel darah harus diambil
dengan pewarna cair tanpa fiksasi terlebih
sebelum obat anti malaria diberikan agar
dahulu menyebabkan sel darah merah
parasit
ruptur sehingga pemeriksa bisa melihat
saat
bisa
pasien
demam
ditemukan
jika
pasien
memang mengidap malaria.14,15
bentuk parasit pada lapisan tebal dari materi organik pada preparat.7
Darah yang akan digunakan untuk membuat preparat diambil dari ujung jari
Preparat tebal selalu digunakan untuk
manis untuk pasien dewasa, sedangkan
mencari parasit malaria. Preparat ini
pada bayi bisa diambil dari jempol kaki.
terdiri dari banyak lapisan sel darah
Sebelum dilakukan pengambilan darah,
merah
dilakukan prosedur aseptik pada ujung
pewarnaan, hemoglobin di dalam sel
jari pasien. Dengan menggunakan lanset
darah merah larut (dehemoglobinisasi),
dan
sel
darah
putih.
Saat
sehingga darah dalam jumlah besar dapat
6
diperiksa dengan cepat dan mudah.
sel darah putih yang tersebar pada
Parasit
setengah dari kaca obyek.14
malaria,
jika
ada,
lebih
terkonsentrasi daripada di preparat tipis dan
lebih
mudah
dilihat
Pemeriksaan hapusan darah dengan
dan
mikroskop akan memberikan informasi
diidentifikasi.14 Hapusan
tentang ada tidaknya parasit malaria, darah
tipis
untuk
pemeriksaan malaria dibuat dengan cara
menentukan
spesiesnya,
plasmodium,
dan
3,4,5,6,10,11,12,13
stadium kepadatan
yang sama dengan pembuatan hapusan
parasitemia.
darah rutin untuk evaluasi hematologis.
dapat
Satu
prognosis, dan pemeriksaan berkelanjutan
tetes
darah
berukuran
kecil
membantu
dalam
dapat
obyek yang bersih. Kaca obyek yang
respon parasit terhadap terapi.13 Untuk
kedua
45°
kepadatan parasit, ada 2 jenis penilaian,
terhadap kaca obyek yang pertama,
yaitu : 1) Semi Kuantitatif; dan 2)
menyentuh
Kuantitatif.3,14
dengan
tetesan
darah
sudut tadi,
dan
dalam
menentukan
diletakkan pada salah satu ujung dari kaca dipegang
membantu
Densitas parasit
menentukan
menyebarkannya dengan hapusan yang
1. Semi Kuantitatif: (-) = negatif (tidak
tipis
kedua
ditemukan parasit dalam 100 lapangan
kaca
pandang besar (LPB); (+) = positif 1
obyek yang pertama ke arah ujung yang
(ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB);
lain. Setelah pengeringan dengan udara,
(++) = positif 2 (ditemukan 11-100
preparat tadi difiksasi dengan anhydrous
parasit dalam 100 LPB); (+++) = positif
methanol dan diwarnai dengan pewarna
3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB;
Field’s, Wright’s atau Giemsa.7
dan (++++) = positif 4 (ditemukan >10
saat
didorong
kaca
obyek
sepanjang
Preparat
tipis
yang
permukaan
digunakan
parasit dalam 1 LPB.3,14
untuk
mengkonfirmasi spesies parasit malaria,
2. Kuantitatif. Pada jenis penilaian ini,
ketika
sulit
jumlah parasit dihitung per mikro liter
dilakukan. Ini hanya digunakan untuk
darah pada sediaan darah tebal (leukosit)
mencari parasit pada kondisi tertentu.
atau
Preparat tipis yang disiapkan dengan baik
Contoh: Bila dijumpai 1.500 parasit per
terdiri dari satu lapis sel darah merah dan
200 leukosit, sedangkan jumlah leukosit
dengan
preparat
tebal
7
sediaan
darah
tipis
(eritrosit).
8.000/μL maka hitung parasit = 8.000/200
berpengalaman
x 1500 = 60.000 parasit/μL. Bila dijumpai
parasit malaria.
50 parasit per 1.000 eritrosit = 5 %. Bila
dalam
pemeriksaan
9
Pemeriksaan
mikroskop
memiliki
jumlah eritrosit 450.000 maka hitung
sejumlah keterbatasan.4,5,6,13 Diantaranya
parasit = 450.000/1.000 x 50 = 225.000
pemeriksaan ini memerlukan mikroskop
parasit/μL.3,14
berkualitas dan sumber listrik serta
Seorang tenaga laboratorium yang profesional
dapat
mendeteksi
seorang mikroskopis
parasit
berpengalaman.
4,13
yang ahli dan
Pemeriksaan ini juga
dengan ambang batas 5-10 parasit/uL.5,6,13
menghabiskan
waktu,
Di lapangan ambang batas antara 50-100
menit.5,13
Kualitas
parasit/μL lebih realistik.12 Di lokasi yang
mempengaruhi
terpencil dengan petugas mikroskopik
Dimana variasi dalam pewarnaan dan
yang
cara
kurang
berpengalaman
dan
yang
hasil
antara
20-60 hapusan
pemeriksaan.5,6
digunakan
untuk
peralatan yang kurang memadai, ambang
mengumpulkan dan mengolah sampel
batasnya bisa lebih tinggi.12
darah
mempengaruhi
preparat.13
Pemeriksaan satu kali dengan hasil
interpretasi
Hasil pemeriksaan ini juga
dipengaruhi
malaria.9
dapat
Pemeriksaan mikroskop rutin tidak bisa
disingkirkan setelah dilakukan 3 kali
secara meyakinkan dalam mendeteksi
pemeriksaan hapusan darah dan hasilnya
parasitemia yang sangat rendah (5-10
negatif.9,10
parasit/μL).13
Diagnosis
malaria
Pemeriksaan
sebaiknya
densitas
parasit.5,6,13
negatif tidak mengesampingkan diagnosis
dilakukan oleh tenaga laboratorik yang
Gambar 2. Stadium dalam Siklus Hidup Malaria P. falciparum. A: Ring forms (tropozoit awal). B: Skizon matang. C: Gametosit, menunjukkan bentuk pisang yang klasik. 10
8
HRP2 adalah target antigen malaria
Tes Diagnosis Cepat (RDT) Tes diagnostik cepat adalah alat yang
yang paling umum dan spesifik untuk P.
mendeteksi antigen malaria pada sampel
falciparum.4,12 HRP2 dari P. falciparum
darah
tes
adalah protein yang larut air yang
Tes
diproduksi oleh bentuk aseksual dan
pada
gametosit muda dari P. falciparum.5,8,13
penangkapan antigen parasit dari darah
HRP2 diekspresikan pada permukaan
perifer
antibodi
membran sel darah merah dan masih
monoklonal atau poliklonal terhadap
terdeteksi di darah selama minimal 28
antigen parasit.5 Untuk setiap antigen
hari
parasit
antibodi
malaria.5,13 Rata-rata 9-12 hari setelah
monoklonal atau poliklonal, satu sebagai
gigitan nyamuk infeksius, HRP2 P.
antibodi penangkap, dan satu sebagai
falciparum
antibodi deteksi.11,13 Antibodi monoklonal
bertepatan dengan gejala klinis malaria. 8
bersifat lebih spesifik tapi kurang sensitif
Jumlah HRP2 P. falciparum meningkat
bila
selama siklus infeksi eritrositer dengan
yang
sedikit
dengan
imunokromatografi.3,4,5,11,12 imunokromatografi
berdasarkan
menggunakan
digunakan
dibandingkan
2
set
dengan
antibodi
poliklonal.11,13
setelah
dimulainya
ditemukan
terapi
di
anti
sirkulasi
jumlah terbesar dilepaskan saat skizon sebagai
ruptur.8 HRP2 yang persisten dapat
target diagnostik dapat spesifik terhadap
bermanfaat dalam mendeteksi parasitemia
satu spesies plasmodium, atau dapat
yang
mencakup
malaria kronik.12
Antigen
manusia.11,13
yang
4
digunakan
parasit
malaria
Saat
imunokromatografi
dapat
pada
ini
rendah
dan
berfluktuasi
pada
Plasmodium aldolase adalah enzim
tes
mendeteksi
jalur
glikolisis
pada
parasit
yang
histidine-rich protein 2 (HRP2) dari P.
diekspresikan oleh parasit P. falciparum
falciparum,
dan
parasite
lactate
non
falciparum
pada
stadium
dehydrogenase (p-LDH), dan aldolase
eritrositer.5,13
yang diproduksi oleh bentuk aseksual
terhadap
atau seksual dari parasit P. falciparum, P.
digunakan dalam tes imunokromatografi
vivax, P. ovale, dan P. malaria.3,11,13
kombinasi yang mendeteksi antigen pan-
9
Antibodi
Plasmodium
monoklonal aldolase
telah
malaria bersama dengan HRP2 dari P. falciparum.
dapat dideteksi secara visual seperti
5
colloidal gold.5 Pada pemeriksaan ini
Parasite
lactate
dehydrogenase
sampel berupa darah mengalir melintasi
(pLDH) adalah enzim glikolisis yang
permukaan
membran
diproduksi oleh bentuk aseksual dan
melalui aksi kapiler.13
nitroselulose
seksual dari plasmodium, dan terdapat
Pada beberapa alat, antibodi berlabel
serta dilepaskan oleh plasmodium yang
dikemas saat pembuatan dan hanya
menginfeksi
larutan penyangga untuk melisis yang
eritrosit.
pLDH
telah
ditemukan pada ke empat spesies malaria
ditambahkan.5
dan untuk setiap spesies terdapat isomer
disemprotkan dalam bentuk garis oleh
yang berbeda.5
mesin pada membran nitroselulose dan
Antibodi
penangkap
Kemampuan RDT yang beredar pada
berikatan dengan membran pada fase
umumnya ada 2 jenis yakni mampu
imobile.13 Antibodi yang terfiksir ini
mendiagnosis hanya infeksi P. falciparum
bertugas
(single)
mendiagnosis
mengikat antigen parasit dari sampel yang
infeksi-infeksi P. falciparum dan non
mengalir.13 Jika antigen target ada di
falciparum (combo).3 Tes pLDH didesain
darah, maka akan terbentuk kompleks
untuk mendeteksi parasitemia dengan
antigen-antibodi.5 Kompleks ini akan
konsentrasi
berpindah
dan
mampu
parasit
lebih
dari
100-
untuk
ke
mengekstrak
atas
strip
tes
dan
untuk
5
200parasit/μL darah. Beberapa tes HRP2
ditangkap oleh predeposit antibodi yang
P. falciparum dikatakan dapat mendeteksi
spesifik terhadap antigen target dan
parasitemia aseksual dengan konsentrasi
terhadap
lebih dari 40 parasit/μL.5
prosedur kontrol).5 Larutan penyangga
Pada
umumnya,
specimen
untuk
kemudian
pemeriksaan RDT dapat berupa darah yang diperoleh dari tusukan pada jari.
antibodi
5
berlabel
(sebagai
ditambahkan
untuk
menghilangkan
hemoglobin
sehingga
garis berwarna
yang terbentuk dari
Spesimen ini dicampur dengan larutan
kompleks
penyangga yang mengandung hemolyzing
terimobilisasi dapat dilihat.5 Langkah-
compound dan antibodi spesifik. Antibodi
langkah pemeriksaan dengan RDT dan
ini diberi label dengan penanda yang
interpretasi
10
antigen-antibodi
hasil
ditunjukkan
yang
dalam
gambar 3 dan 4. Oleh karena tes ini
sensitif untuk malaria non P. falciparum
merupakan teknologi baru, sangat perlu
dibandingkan malaria P. falciparum.10
untuk memperhatikan sensitivitas dan
Pemeriksaan RDT memiliki beberapa
spesifisitas dari alat ini. Dianjurkan untuk
kekurangan.4,10,11,13 Di antaranya hasil
menggunakan RDT dengan kemampuan
positif palsu dan negatif palsu pada
minimal sensitivitas 95 % dan spesifisitas
beberapa kasus.5,11,12 Hasil positif palsu
95%.3
terjadi karena reaksi silang dengan faktor
Tes HRP2 umumnya memberikan
rematoid di darah.5,11,12 Hasil negatif
sensitivitas terhadap P. falciparum lebih
palsu yang jarang dapat disebabkan oleh
dari 90% pada kasus klinis. Ketika
delesi atau mutasi dari gen hrp-2.10
didampingi
dengan
tes
aldolase,
Kelemahan lain dari RDT adalah tidak
sensitivitas
terhadap
malaria
non
mampu menghitung densitas parasitemia,
falciparum biasanya lebih rendah. Untuk
dan kemampuannya kurang optimal pada
tes pLDH, hasil bervariasi pada studi-
parasitemia yang rendah.4,10,13
studi
alat diagnostik RDT sangat dipengaruhi
yang
dilakukan.
Sensitivitas
Kualitas
terhadap P. falciparum bagus (>95%)
transportasi
pada beberapa studi dan kurang (80%)
diagnostik.13 Kelembapan dan temperatur
pada studi yang lain. Studi terbaru
yang tinggi dapat dengan cepat merusak
menunjukkan bahwa tes ini kurang
reagen.4
11
dan
penyimpanan
alat
Gambar 3. Langkah-Langkah Pemeriksaan dengan RDT.8 Antigen HRP2 masih akan terdeteksi
RDT terdiri dari 2 sampai 6 langkah dan
selama lebih dari 28 hari setelah terapi,
memerlukan waktu 5 sampai 30 menit.
walaupun gejala malaria telah hilang dan
Beberapa
stadium
yang
dilakukan di desa dan hutan terpencil
menyebabkan penyakit telah dibersihkan
menemukan bahwa RDT adalah alat yang
dari darah pasien. Aldolase dan pLDH
bermanfaat untuk survei lapangan, karena
secara cepat tidak terdeteksi setelah
mudah dibaca oleh pekerja lapangan.
dimulainya terapi, tapi semua antigen ini
Beberapa
diekspresikan pada gametosit, dimana
bahwa pengalaman dan tingkat pelatihan
gametosit dapat tampak setelah infeksi
petugas lapangan dapat mempengaruhi
klinis berakhir. Karena itu, tidak ada
sensitivitas dan spesifisitas dari RDT. 5
aseksual
parasit
studi,
studi
khususnya
lainnya
menemukan
satupun dari pemeriksaan ini berguna
Pada
untuk monitor respon terhadap terapi.
menurunkan
Pemeriksaan mikroskop masih menjadi
diagnosis klinis untuk malaria di daerah
pilihan untuk tujuan ini.
13
negara
yang
terpencil
RDT dapat dilakukan oleh individu
tersedia.
dengan pelatihan yang minimal. Prosedur
12,13
berkembang,
ketergantungan
dimana
mikroskop
RDT pada tidak
RDT juga direkomendasikan
pada situasi melebihi kapasitas mikroskop
12
seperti misalnya wabah.12 RDT yang
Pemeriksaan mikroskop masih diperlukan
sekarang
untuk
tidak
dimaksudkan
untuk
menggantikan pemeriksaan mikroskop.
12
spesies.
identifikasi
dan
konfirmasi
11,13
Gambar 4. Interpretasi Hasil Pemeriksaan RDT. 5 Ringkasan
pemeriksaan mikroskop hapusan darah
Malaria adalah penyakit infeksi yang
tipis dan hapusan darah tebal serta tes
disebabkan parasit plasmodium yang
diagnosis cepat. Pemeriksaan mikroskop
ditularkan ke manusia melalui gigitan
hapusan darah masih menjadi baku emas
nyamuk anopheles betina. Diagnosis dan
untuk diagnosis malaria. Hapusan darah
terapi malaria berdasarkan klinis saja
dapat memberikan informasi tentang ada
kurang dipercaya dan sebaiknya didukung
tidaknya parasit malaria, menentukan
oleh hasil tes laboratorium. Tes yang
spesiesnya, stadium plasmodium, dan
paling
untuk
densitas/kepadatan parasitemia. Efisiensi
menegakkan diagnosis malaria adalah
pemeriksaan mikroskop bergantung pada
sering
digunakan
13
kualitas
peralatan
digunakan,
dan
kualitas
keahlian
dari
densitas
parasit,
reagen dari
tenaga
yang
Pemeriksaan mikroskop masih diperlukan
hapusan,
untuk identifikasi dan konfirmasi spesies.
laboratorium,
dan
waktu
yang
DAFTAR PUSTAKA
digunakan untuk membaca hapusannya.
1. WHO. Malaria Rapid Diagnostic Test
Tes diagnosis cepat adalah alat yang
Performance : Executive Summary.
mendeteksi antigen malaria pada sampel
WHO.
darah
http://apps.who.int/tdr/news-
yang
sedikit
imunokromatografi.
dengan Antigen
tes yang
2008.
Available
from:
events/news/pdf/executive-summary-
digunakan sebagai target diagnostik dapat
malaria-RDTs.pdf. Accessed on : 11
spesifik
Januari 2011
terhadap
satu
spesies
plasmodium, atau dapat mencakup 4
2. Chadijah S, Labatjo Y, Garjito T,
parasit malaria pada manusia. Saat ini tes
Wijaya Y, Udin.
imunokromatografi
Diagnosis Mikroskopis Malaria di
dapat
mendeteksi
Y.
Efektivitas
antigen histidine-rich protein 2 dari P.
Puskesmas
falciparum,
lactate
Lembasada, dan Puskesmas Kulawi,
dehydrogenase (p-LDH), dan aldolase.
Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal
Spesimen dapat berupa darah
Ekologi Kesehatan. 2006; 5:385-94
diperoleh dari
parasite
yang
tusukan pada jari yang
3. Direktorat
Donggala,
Jenderal
Puskesmas
Pengendalian
dicampur dengan larutan penyangga yang
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
mengandung hemolyzing compound dan
Departemen Kesehatan RI. Pedoman
antibodi spesifik yang diberi label dengan
Penatalaksanaan Kasus Malaria di
penanda yang dapat dideteksi secara
Indonesia. Departemen Kesehatan RI.
visual seperti colloidal gold. Oleh karena
2008.
tes ini merupakan teknologi baru, sangat
http://www.pppl.depkes.go.id/asset/_
perlu untuk memperhatikan sensitivitas
download/Pedoman_Penatalaksana_K
dan spesifisitas dari alat ini. Tes diagnosis
asus_Malaria_di_Indonesia.pdf.
cepat
Accessed on : 13 Januari 2011
tidak
dimaksudkan
untuk
menggantikan pemeriksaan mikroskop.
4. Long
Available
E.G.
Requirements
from:
for
Diagnosis of Malaria at Different
14
Levels of the Laboratory Network in
Universitas Indonesia. 2006; p. 1754-
Africa.
66.
Am
J
Clin
Pathol.
2009;131:858-60
10. Suh K.N, Kain K.C, Keystone J.S.
5. Kakkilaya B.S. Rapid Diagnosis of
Malaria. CMAJ. 2004;170(11):1693-
Malaria. Labmed. 2003; 34:602-8
702
6. Barnwell J.W, Causer L, Bloland B.P.
11. Murray C.K, Bennett J.W. Rapid
Strategies For Improved Diagnostics
Diagnosis
For
Interdisciplinary
Malaria,
Including
Rapid
of
Malaria.
Perspectives
on
Diagnosis. 2003. Available from :
Infectious Diseases. 2009. Available
http://www.tropika.net/
from : http://downloads.hindawi.com/
review/030324-Malaria15/article.pdf.
journals/ipid/
Accessed on : 13 Januari 2011
Accessed on : 11 Januari 2011
7. Ashley E.A, White N.J. Malaria Diagnosis
and
Treatment.
Available
2009/415953.pdf.
12. Barcus M.J, Muth S, Sutamihardja A,
2008.
Wernsdorfer W. A Review of Malaria
:
Diagnostic Tools: Microscopy and
from
www.thelancetglobalhealthnetwork.c
Rapid Diagnostic Test (RDT). Am J
om. Accessed on : 11 Januari 2011
Trop Med Hyg. 2007; 77:119–27
8. Bagh A.D, Santacruz A. Malaria and
13. Clinton K. Murray C.K, Gasser R.A,
its diagnosis. Tulip Group. 2003.
Magill A.J, Miller R.S. Update on
Available
Rapid Diagnostic Testing for Malaria.
from
:
http://www.tulipgroup.com/Common
Clinical Microbiology Reviews. 2008;
_New/Tech_Pubs_PDF/MalariaTech.
p. 97–110
pdf Accessed on : 13 Januari 2011
14. WHO. Basic Malaria Microscopy Part I Learner’s guide. 2nd ed. WHO. 2010.
9. Hariyanto P. Malaria. In: Sudoyo A, Sotiyohandi B, Alwi I, Simadibrata
Available
M, Setiati S (eds). Buku Ajar Ilmu
http://www.searo.who.int/LinkFiles/
Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat
Malaria_malaria_microscopy_
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Learners_guide2010.pdf . Accessed
Dalam
on : 11 Januari 2011
Fakultas
Kedokteran
15
from
:
15. Blood Film for Malaria_Preparation (Include (Anaplasma),
Babesia,
from
:
http://labguide.fairview.
Ehrlichia
org/IntroAppen/IntroAppen_c_03660
Trypanosomes,
3.pdf. Accessed on : 11 Januari 2011
Microfilariae). Fairview. Available
16