Food-borne Outbreak Saptawati Bardosono
Pendahuluan Terjadinya “outbreak” dari suatu penyakit yang disebabkan oleh makanan merupakan contoh yang baik untuk aplikasi epidemiologi dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat
Apa itu “food borne outbreak”?
Diasumsikan makanan terkontaminasi dengan mikroba Apabila terjadi wabah pada sekelompok orang yang memakan makanan tsb, maka dinamakan “common vehicle exposure”, karena semua kasus yang terjadi adalah orang yang terpajan dengan makanan tsb Bila makanan disajikan hanya satu kali, disebut sebagai “single-exposure” dan bila beberapa kali maka disebut “multiple exposure”
Apa karakteristik “food borne outbreak”?
Bersifat eksplosif, yaitu adanya peningkatan jumlah kasus yang mendadak dan cepat dalam populasi Kasus hanya terbatas pada sekelompok orang yang secara bersama-sama terkena pajanan Kasus jarang terjadi pada orangorang yang mendapatkan penyakit dari kasus primer atau sebagai kasus sekunder
Hal2 yang berkaitan dengan “food-borne outbreak”
Determinan: jumlah kasus bergantung pada keseimbangan antara jumlah yang rentan sehingga berisiko dan jumlah yang tidak rentan atau imun sehingga tidak berisiko
Imunitas “Herd”, bila sebagian besar populasi imun, maka semua anggota populasi akan terproteksi
Masa inkubasi, yaitu interval waktu dari terkena pajanan sampai munculnya gejala atau merupakan waktu bagi mikroba untuk bereplikasi sampai sejumlah kritis yang dibutuhkan untuk menimbulkan gejala, yang juga dipengaruhi oleh lokasi pajanan dan jumlah pajanan yang diterima
Attack rate Definisi: jumlah orang berisiko yang terkena penyakit dibagi dengan jumlah total orang berisiko sakit Food-specific attack rate adalah jumlah orang yang makan makanan tertentu dan jatuh sakit dibagi dengan jumlah total orang yang makan makanan tersebut
Attack rate Contoh: Di antara kelompok 140 mahasiswa kedokteran yang sedang mengikuti liburan akhir tahun, 90 menderita keracunan makanan. Attack rate = 90/140 = 64%. Dengan membandingkan attack rate dari mahasiswa yang makan makanan tertentu, maka dapat memungkinkan untuk melacak penyebab outbreak tersebut
Attack rate (AR) Dimakan
Tidak dimakan
Makanan
Sakit
Total
AR
Sakit
Total
AR
p
Minuman
179
264
67,8
22
50
44,0
<0,01
Roti isi telur
176
226
77,9
27
73
37,0
<0,001
Relative Risk (RR) dan Attributable Risk (AtR) RR = Rasio risiko sakit pada mereka yang terpajan paparan dibanding dengan risiko sakit pada mereka yang tidak terpajan AtR = Proporsi risiko sakit yang mungkin dapat dikaitkan dengan paparan tertentu
Relative risk (RR) dan Attributable risk (AtR)
Sakit
Makan
Tak makan
RR
AtR
%AtR
140
10
14,0
130
92,9
“Outbreak” di Oswego county, New York tahun 1940 Dalam waktu beberapa jam ditemukan 46 orang yang mempunyai keluhan gastrointestinal. Dari hasil pelacakan didapatkan bahwa mereka semua menghadiri acara makan di gereja pada kemarin malam
“Outbreak” di Oswego county, New York tahun 1940 Dokter yang bertugas melakukan wawancara pada 75 orang yang menghadiri acara tsb (attack rate = 61%) Dibuat daftar dari orang yang menghadiri acara dan makanan apa saja yang dimakan serta ada/tidaknya keluhan sakit setelah makan
Tabel 1. Karakteristik dari 8 orang yang hadir ke acara makan malam di gereja tanggal 18 April 1940 di Oswego, New York
(MS-words)
Tabel 2. Food-specific attack rate pada orang2 yang menghadiri acara makan malam di Oswego, New York
Langkah selanjutnya dalam melakukan analisis masalah adalah dengan membuat tabel attack rate yang akan membagi orang yang sakit dan orang yang sehat berdasarkan makanan yang dikonsumsi (MS-words)
Tabel 2. Food-specific attack rate pada orang2 yang menghadiri acara makan malam di Oswego, New York
Dengan membandingkan attack rate dari berbagai konsumsi jenis makanan tertentu ditemukan bahwa hanya attack rate es krim vanili yang secara nyata lebih besar dibanding dengan pada mereka yang mengkonsumsi jenis makanan tsb dan pada mereka yang tidak mengkonsumsinya (dapat dilakukan tes statistik untuk kemaknaan bedanya)
Tabel 3. Tabel cross-reference
Apabila ada lebih dari 1 jenis makanan yang mencurigakan maka dapat dibuat tabel crossreference, misalnya ingin diselidiki efek gabungan antara mengkonsumsi es krim coklat atau es krim vanili atau keduanya (MS-words)
Tabel 3. Tabel cross-reference
Mereka yang makan es krim coklat mempunyai risiko yang berbeda bergantung pada apakah mereka juga makan es krim vanili (attack rate = 78,6%) atau tidak ( attack rate = 15,8%) Kedua kelompok yang makan es krim vanili mempunyai attack rate yang hampir sama (78,6% dan 80,0%) dengan atau tanpa makan es krim coklat
Apa itu investigasi outbreak?
Kemampuan untuk memastikan bahwa jumlah kasus yang diobservasi secara bermakna lebih besar dibanding dengan yang diharapkan Tingkatan dan keparahan dari outbreak Apakah outbreak secara tidak proporsional mengenai subkelompok yang diketahui Potensi untuk menyebar Pemikiran secara politis dan humas Ketersediaan sumber daya
Tujuan dari investigasi outbreak?
Mengukur besaran dan lamanya outbreak Menurunkan jumlah kasus yang berkaitan dengan outbreak Mencegah kejadian selanjutnya dengan mengenal dan menghilangkan sumber masalah Mengenal sindroma penyakit baru Mengenal penyebab baru dari sindroma penyakit yang telah diketahui Menunjukkan tanggungjawab Melatih petugas epidemiologi Menyediakan relasi publik yang baik dan mendidik masyarakat
Komponen investigasi outbreak?
Tentukan masalah Uraikan epidemiologi dari outbreak Formulasikan hipotesis Uji hipotesis Tarik kesimpulan dan rencanakan aplikasi praktisnya
Langkah persiapan investigasi outbreak?
Persiapan kerja lapangan Kembangkan eksitensi outbreak Verifikasi diagnosis kasus Kembangkan definisi kasus dan cari kasus tambahan Lakukan studi epidemiologi deskriptif Buat hipotesis Evaluasi hipotesis Bila perlu ubah hipotesis dan lakukan studi tambahan Implementasikan ukuran kontrol dan pencegahan Komunikasikan hasil temuan
Persiapan kerja lapangan?
Kebutuhan administrasi Kebutuhan personal Persiapan perjalanan Bahan dan alat dll
Kembangkan eksitensi outbreak
Konfirmasikan bahwa kasus yang dilaporkan menggambarkan memang terjadi outbreak kasus yang lazim Perlu mengenal dan mengkonfirmasi semua kasus yang akan terjadi dan tentukan setiap kasus dengan menggunakan kriteria diagnostik standar Bandingkan kejadian yang diobservasi dengan kejadian yang diharapkan
Kembangkan eksitensi outbreak Fluktuasi jumlah kasus secara sistematik dapat terjadi akibat adanya bias, yaitu: Bias informasi umum: perubahan cara pelaporan atau definisi kasus Bias perubahan jumlah populasi:peningkatan jumlah populasi oleh penghuni musiman Bias kecurigaan diagnostik: peningkatan kasus karena cara diagnostik yang lebih baik, kampanye skrining, atau adanya dokter yang datang Bias publikasi: perhatian media merangsang pelaporan kasus
Verifikasi diagnosis kasus Kembangkan definisi kasus dan cari kasus tambahan
Kembangkan definisi kasus dengan kriteria standar Mencari kasus yang belum teridentifikasi atau kasus baru dengan mengunjungi rumah sakit setempat, klinik dan laboratorium klinik
Lakukan studi epidemiologi deskriptif
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Tujuan, untuk eksplorasi dan menjelaskan pola umum dari penyakit pada populasi berisiko Data yang dikumpulkan: Identitas Karakteristik demografi Informasi klinis Informasi faktor risiko Informasi dari pelapor Data denominator
Lakukan studi epidemiologi deskriptif
Jelaskan outbreak dengan menggunakan variabel epidemiologi yaitu waktu, tempat dan orang
Analisis outbreak berdasarkan waktu
Secara rutin dipresentasikan dalam bentuk kurva epidemik, dengan sumbu “y” menggambarkan jumlah (atau %) kasus yang baru terjadi selama waktu tertentu; dan sumbu “x” menggambarkan garis waktu dengan skala tertentu
Analisis outbreak berdasarkan masa inkubasi
Masa inkubasi adalah interval waktu antara masuknya agen kedalam tubuh pejamu dan munculnya tanda/gejala penyakit pertama Masa inkubasi dari agen dapat bervariasi bergantung pada patogenisitas dari agen, tingkat pajanan dan kerentanan pejamu Bila kemungkinan waktu pajanan agen diketahui maka masa inkubasi dapat disimpulkan menjadi nilai minimum, maksimum dan reratanya Dengan mengetahui masa inkubasi maka penyebab patogen dapat diidentifikasi Bentuk dari kurva epidemik bermanfaat untuk menentukan pola epidemik dari penyakit.
Analisis outbreak berdasarkan tempat
Menjelaskan kejadian kasus berdasarkan tempat dapat mendukung penjelasan mengenai penyebab dan transmisi dari agen. Peta yang dibuat dapat dalam bentuk sederhana (bentuk titik) atau lebih kompleks dengan area-specific rate
Analisis outbreak berdasarkan orang
Bermanfaat untuk menentukan kelompok berisiko tinggi Termasuk karakteristik demografi, aktivitas, perilaku, genetik, status fisiologi, penyakit, status imunitas dan status perkawinan
Implementasikan ukuran kontrol dan pencegahan
Kontrol sumber patogen (pindahkan kontaminasi atau orang2nya, netralisasi patogen, isolasi dan terapi kasus) Putuskan rantai transmisi (sterilisasi atau ganggu transmisi, kontrol vektor, dan jaga kebersihan) Kontrol atau modifikasi respons pejamu terhadap pajanan (imunisasi dan gunakan profilaksis)
Langkah mempersiapkan investigasi?
Persiapan investigasi: Pengetahuan ilmiah, cara, bahan dan alat serta perlengkapan untuk investigasi Persiapan administrasi Perijinan, transport & akomodasi Persiapan konsultasi Tugas dan tanggungjawab serta kerja sama anggota tim investigasi
Mekanisme makanan dapat terkontaminasi dan outbreak?
Salmonella sering mewabah pada populasi ayam Kontaminasi dapat menyebar pada selama penanganan makanan, apakah pada pemotongan hewan atau pada saat di rumah
Cegah agar makanan tidak terkontaminasi?
Masak semua bahan makanan yang berasal dari hewan Cegah kontaminasi silang antara makanan yang sudah dimasak dengan ayam yang masih mentah Orang yang menangani makanan harus diedukasi mengenai cara penyimpanan makanan dalam lemari pendingin, mempersiapkan bahan makanan untuk dimasak dan menjaga sanitasi lingkungan
Cegah agar tidak keracunan makanan yang terkontaminasi?
Bahan makanan terkontaminasi yang telah dimasak dan dipanaskan dengan benar akan mencegah terjadinya keracunan makanan