Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain
FLASHPACKER HOTEL Clara 17308022
Dr. Andriyanto Wibisono, M.Sn
Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : interior, budget hotel, flashpacker, urban modern
Abstrak Flashpacker adalah seseorang yang melakukan perjalanan seperti backpacker namun memiliki anggaran biaya yang lebih besar. Seorang flashpacker memiliki kiblat moderat-budgeting mementingkan pengalaman sebagai tujuan utama dari perjalanannya. Sebelumnya hotel adalah tempat yang dinikmati secara khusus dengan berbagai tawaran fasilitas servis kamar yang lengkap termasuk dalam biaya menginap semalam, sekarang hanya menjadi opsi karena waktu beraktivitas di dalam hotel menjadi lebih singkat, yaitu untuk mengistirahatkan badan saja. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pergeseran kebutuhan menginap secara umum. Pertama, aktivitas seorang wisatawan lebih banyak dihabiskan diluar hotel. Kedua, melihat banyaknya anggaran yang akan dikeluarkan dalam satu perjalanan wisata maka akomodasi pun bukan menjadi prioritas utama bagi seorang flashpacker. Untuk itu konsep perancangan yang dipilih adalah urban modern. Urban dipilih karena target pasar terbesar dari hotel flashpacker ini adalah anak muda. Mereka biasanya menyukai hal-hal yang berkenaan dengan kota. Definisi urban adalah bersifat kekotaan. Modern dipilih karena sifat modern itu sendiri adalah simple,fungsional dan bersih dan hal ini sangat disukai dan mendekati karakteristik wisatawan flashpacker.
Abstract Flashpacker is someone who travels like a backpacker but with a bigger budget. They have a moderate minded budget; they put experience as a main purpose of their travels. Formerly, hotel is a place for people to enjoy the many full service facilities and amenities. Nowadays those are only considered options because hotel is only used as a place to sleep during travels. There are few things that caused this general transformation of hospitality demand. First, the limited amount of their time during stay makes tourists spend more time outside hotels. Moreover,the limited amount of budget that one spends on a travels also makes accommodation a lesser priorities for a flashpacker. Design concept for this project is urban modern. The biggest target market for this hotel is a young adult, which prefer things that are related to cities and that is the very definition of urban. The main characteristic of modern design is simple, functional, and convenience that is flashpacker wanted most in their travel.
Pendahuluan Pariwisata mempunyai peran yang sangat strategis, baik di masa kini maupun masa yang akan datang. Sejak tahun 1990, pariwisata berperan sangat penting bagi dunia, khususnya bagi negara Indonesia yang sedang berkembang dalam hal menghasilkan pajak, setelah ekspor minyak bumi (burn,1995). Sesuai dengan arahan tersebut, Kota Bandung adalah salah satu kota potensial sebagai daerah tujuan wisata. Selain memiliki iklim yang sejuk, Bandung adalah salah satu pintu gerbang wisatawan mancanegara dan banyak fasilitas pariwisata kota seperti wisata belanja dan kuliner, wisata rekreasi dan hiburan, wisata sejarah, wisata MICE (meeting, incentive, conference, exhibition) dll. Tingkat hunian kamar hotel juga setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Dibandingkan tahun 2005, pada tahun 2007 terjadi peningkatan kira-kira mencapai 15%. Dengan 251 hotel yang ada saat ini, kota Bandung masih kewalahan menampung “serangan” wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang begitu tinggi saat akhir pekan (weekend). Okupansi saat weekend tersebut bisa mencapai 90%-95% di setiap level hotel, baik berbintang butik, bahkan melati sekalipun. Berdasarkan data survey jumlah wisatawan terbanyak datang ke kota bandung adalah wisatawan yang bercirikan wisatawan flashpacker, yaitu 74% wisatawan berusia antara 20-35 tahun, 46% pelajar/mahasiswa, 56% berjenis kelamin perempuan, 52% bertujuan wisata belanja, 55% mengeluarkan anggaran selama berwisata lebih dari 500rb/ hari. Karakteristik wisatawan yang datang ke kota Bandung kini memiliki karakteristik wisatawan flashpacker. Secara profil, biasanya Flashpacker adalah kaum penggemar jalan-jalan yang memiliki pekerjaan tetap dengan tingkat penghasilan memadai (catatan : memadai tidak lantas berarti tinggi) tetapi memiliki waktu libur yang terbatas, sehingga berusaha memanfaatkan waktu perjalanannya dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan perjalanan yang berkesan. 4 ciri wisatawan flashpacker, yaitu: a. Self Organized
: Direncanakan dan diorganisir oleh para peserta sendiri Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1
Merancang Interior Flashpacker Hotel
b. Experience Oriented : Berorientasi terhadap pengalaman atau tujuan perjalanan c. Value Convenience & Comfort : Menghargai kemudahan dan kenyamanan d. Time Conscious : Berusaha memanfaatkan waktu perjalanan dengan sebaik-baiknya e. Technology Minded : Tidak terpisahkan dari peralatan teknologi seperti handphone, kamera, laptop, mp3 player, dll.
Dengan banyaknya frekuensi kedatangan dan kuantitas wisatawan ini, maka penambahan hotel yang ekonomis yang berfungsi sebagai tempat akomodasi yang nyaman dan menyediakan fasilitas yang sesuai dengan karakteristik diatas harus bisa menjawab kebutuhan melalui perancangan interior secara secara khusus. Hal ini dapat memberikan kepuasan fisik dan psikis serta pengalaman tersendiri baik secara sosial maupun kultural bagi para wisatawan yang ingin berwisata sehingga roda pariwisata di kota Bandung terus berkembang ke arah yang lebih baik.
Proses Studi Kreatif STUDI KASUS DAN PENGGUNA
SIFAT YANG MUNCUL DARI KARAKTER PENGGUNA SEBAGAI ACUAN DESAIN
Fasilitas Ø
Hotel budget dengan fasilitas inap dan fasilitas penunjang seperti makan dan kegiatan pertemuan formal & non formal.
1.
Bergaya hidup kekotaan (URBAN)
2.
Sadar dan tidak dapat terpisahkan dari teknologi dan informasi (URBAN MODERN)
3.
Efisien (MODERN)
4.
Simple (MODERN)
5.
Unik & Tematis (URBAN)
6.
Informatif & Fungsiona (MODERN)
Target Pengguna : kaum muda usia 20-35 thn Karakter Target Pengguna Ø Ø Ø Ø Ø
Young & Independent Technology minded Time Conscious Experience Oriented Value Convenience & comfort
Kegiatan Ø
Menginap dan beristirahat serta bertemu dengan orang dan hal baru
FLASHPACKER HOTEL
1. Tujuan • •
Merancang interior yang terintegrasi secara visual sebagai bahasa universal sehingga dapat diterima oleh wisatawan muda dari beragam latar belakang budaya Merumuskan fasilitas dasar yang sesuai dengan keperluan wisatawan flashpacker secara maksimum sehingga dapat menawarkan harga yang ekonomis namun dengan kualitas yang baik
2. Kritik dan Saran • •
Mengarap konsep hotel yang merepresentasikan karakteristik kota atau sebaliknya menjadi tempat pelarian dari hirup pikuk kota itu sendiri adalah sebuah pilihan . Eksekusi konsep perancangan harus memberikan pengalaman yang menarik bagi wisatawan.
URBAN MODERN 2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
CLARA
Hasil Studi dan Pembahasan
OUTPUT STUDI 1. Konsep Tema •
• •
Desain urban modern yang dapat mengakomodir gaya wisata kaum muda yang diterapkan dalam fasilitas interior melalui system visual yang informative berupa tanda & simbol serta gaya modern yang mengutamakan fungsi, desain yang simple dan bersih sehingga kenyamanan dan independensi dari pengguna hotel tercapai Bentuk-bentuk geometris sehingga dapat memaksimalkan fungsi ruang Pola pengulangan digunakan untuk menciptakan kesan dramatis juga mudah untuk disusun menjadi bentuk yang ingin dicapai dengan biaya yang lebih rendah bila diproduksi secara masal.
2. Konsep Warna • •
Warna-warna soft diterapkan pada ruang secara umum untuk menetralisir kesan jenuh hidup di perkotaan Warna-warna vibran diterapkan sebagai aksen pada interior (furniture & sign system)
3. Konsep Fasilitas • • • • • • • •
Hotel menyediakan self check-in bagi pengguna hotel untuk memfasilitasi pengguna yang datang pada waktu yang tidak ditentukan serta mengurangi biaya operasional SDM Kamar hotel dibagi 2 jenis yaitu kamar standar twin / double dan kamar dorm yang berisi 3 / 4 / 8 tempat tidur untuk mengakomodir wisatawan yang datang berkelompok. Disediakan fasilitas penyimpanan khusus perorang untuk menyimpan barang-barang berharga secara aman. Fasilitas F&B merupakan fasilitas self-service. Terdapat area khusus untuk mengakses informasi melalui komputer hotel & wifi. Tersedianya ruang yang nyaman dan luas untuk bersosialisasi dengan sesama pengguna hotel. Terdapat fasilitas khusus yang luas untuk berkumpul ataupun melakukan pertemuan. Terdapat fasilitas tambahan yaitu toko buku, tourist information, airline counter, serta convenience store
4. Konsep Material •
• •
Secara umum material mengkilap seperti stainless dan kaca dan material finish glossy digunakan untuk mengekspresikan kesan modern namun bahan seperti kayu digunakan untuk memberi mood yang postif sehingga tercipta nuansa yang nyaman Menggunakan material yang durabilitasnya tinggi dan biaya perawatan rendah Menggunakan material yang aman dan memiliki permukaan yang tidak kasar agar tidak membahayakan pengguna
5. Konsep Furniture •
Form follows function. Desain yang fungsional dan praktis sangat penting untuk agar efektifitas ruang dan efisiensi penggunaan fasilitas sesuai dengan kebutuhan wisatawan flashpacker
Bagan 1. Sumber dokumentasi pribadi Tujuan utama dari seorang flashpacker berwisata adalah mencari pengalaman baru. Sedangkan hotel adalah tempat pertama yang didatangi oleh seseorang ketika sampai di suatu kota. Sehingga hotel harus memiliki daya tarik yang membangun pengalaman itu sendiri. Hotel Flashpacker ini memiliki keunikan dari segi arsitekturnya yaitu bangunan 2 gedung. Konsep gedung pertama adalah fasilitas inap standar dengan kamar twin / double dan gedung kedua adalah fasilitas inap bergaya asrama yaitu kamar 3 kasur / 4 kasur / 8 kasur. Pembagian ini adalah hasil studi survey dari beberapa fasilitaas inap sejenis dengan jumlah orang pergroup yang bervariasi antar 3-8 orang. Dibedakan juga area masuk pada lantai 1 namun tetap terdapat Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
Merancang Interior Flashpacker Hotel
ruang antara untuk dapat mengakses fasilitas penunjang hotel lainnya. Namun pada lantai kamar inap, akan dipisahkan untuk menjaga ketenangan dan privasi dari masing-masing area. Desain Urban Modern dipilih menjadi konsep desain hotel flashpacker dengan alasan sebagai berikut: Dilihat dari usia wisatawan flashpacker, dengan kelompok umur 20-35 yaitu kaum muda merupakan target pasar terbesar hotel flashpacker. Mereka menyukai hal-hal yang berkenaan dengan kota. Definisi dari urban itu sendiri adalah bersifat kekotaan, Sedangkan desain modern yang praktis dan fungsional beririsan dengan karakteristik wisatawan tersebut mengharuskan mereka bergerak cepat, mandiri dan instan sehingga suasana interior urban modern yang seirama membuat kaum muda dari berbagai macam latar budaya mampu beradaptasi dengan mudah di dalam hotel flashpacker. Konsep urban modern diterapkan di dalam interior dengan penerapan elemen estetis bergaya ilustrasi vector grafis Yang menggambarkan bangunan landmark Bandung.
Gambar 2. Contoh elemen estetis bergaya ilustrasi vector grafis (sumber http://www.webdesignhot.com/wp-content/uploads/2011/04/Abstract-Modern-CityVector-Illustration.jpg - edited)
Gambar 1 Aplikasi elemen estetis pada koridor lobby hotel
Desain urban modern bukan hanya terurai secara visual saja, hotel juga menjadi fasilitas yang dapat mewadahi kaum flashpacker untuk berinteraksi dengan sesama pengguna hotel dari latar belakang budaya berbeda menjadi nafas yang tak terpisahkan dari sifat manusia sebagai makhluk sosial. Fasilitas itu berupa area kumpul bersama dan area pertemuan. Disediakan juga kamar yang dapat menampung lebih dari 2 orang, selain dapat menekan anggaran akomodasi perorang tetapi juga memperbesar kemungkinan untuk berinteraksi dengan orang lain, dilengkapi juga dengan fasilitas menyimpan pribadi agar barang berharga tetap terjaga keamanannya. Terdapat pula area khusus dengan fasilitas untuk mengakses informasi di internet room dengan computer serta wifi dan stop kontak yang tersebar di beberapa titik di area-area bersantai. Konsep Bentuk yang dipilih adalah bentuk geometris dengan pola pengulangan. System penandaan visual (informatif) berupa piktogram, typografi dan pola lantai menjawab karakter independen & bijak menggunakan waktu. Bentuk geometris yang simple dan teratur menciptakan suasana yang teratur menghilangkan rasa jenuh akibat suasana tidak teratur diluar hotel. Pola pengulangan dipilih untuk menciptakan desain emosional sehingga dapat menginspirasi sesorang untuk memiliki kesan personal terhadap ruang dimana mereka berada. Selain itu biaya produksi bentuk yang dicapai dari pola pengulangan akan lebih rendah karena dilakukan secara masal.
Gambar 3. Tampak bangunan terbagi atas 2 area aplikasi bentuk. Sumber: Dokumentasi pribadi
URBAN MODERN
4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
CLARA
Area koridor
Area fasilitas
Gambar 4. Bentuk pengulangan pada perspektif lobby utama Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 5. Contoh bentuk pictogram sebagai sign system Sumber : dokumentasi pribadi
Konsep warna secara umum akan didominasi oleh warna abu muda serta coklat muda dan tua. Warna – warna ini dipilih untuk menciptakan nuansa yang homy namun berkesan modern. Kedua warna ini digunakan berlawanan di dua area gedung untuk membedakan area, yang pertama (standar) didominasi warna coklat tua dan abu muda dan area gedung kedua didominasi warna coklat muda dan abu muda. Warna aksen yang dipilih adalah warna-warna vibran yaitu merah, oranye, kuning, hijau, magenta dan biru. Warna tersebut digunakan sebagai penanda area fasilitas yang berbeda. Area lobby menggunakan warna kuning, area restaurant menggunakan warna hijau, area tunggu menggunakan warna biru dan pink, area ruang pertemuan menggunakan warna merah dan oranye.
MODERN
URBAN
Gambar 7. Perspektif lobby 2 (hall of fame) Sumber : Dokumentasi pribadi
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Merancang Interior Flashpacker Hotel
Pemilihan material yang menciptakan kesan modern seperti material yang difinish glossy, kaca, dan stainless dipadukan dengan material alam yaitu kayu dengan harapan tetap tercipta suasana yang nyaman. Material tersebut diolah dengan desain yang aman serta mudah dan murah perawatannya.
Gambar 8. Perspektif restaurant dengan gaya modern Sumber : Dokumentasi pribadi
Konsep furniture yang diangkat adalah form follows function (bentuk mengikuti fungsi). Desain fungsional praktis sangat cocok dengan karakter dari pengguna yang kesadaraan akan waktu tinggi serta menghargai kenyamanan dan kemudahan. Furniture yang memiliki dimensi dan volume yang tepat secara ergonomi khususnya pada ruang yang dipergunakan bersama diolah secara kompak sehingga tidak ada keterbatasan ruang gerak pengguna pada ruang yang tidak besar.
Gambar 9. Perspektif kamr dorm 4 orang dengan design compact Sumber : Dokumentasi pribadi
6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
CLARA
Sementara konsep pencahayaan dibagi menjadi 2. Yang pertama streamline yang juga dijadikan sebagai penunjuk arah agar memudahkan pengguna untuk mengidentifikasi area penting misalnya area keluar, tangga, ataupun kamar. Yang kedua pencahayaan dramatis buatan yang membangun suasana ruang yang ingin dicapai. Misalnya pada area duduk mengunakan cahaya hangat sehingga suasana yang lebih akrab dapat tercapai. Sedangkan pada area utama mengunakan cahaya warna vibran untuk menciptakan rasa senang dan menyegarkan. Tujuannya agar pengguna dapat melupakan kelelahan sejenak dan tetap kuat mencapai tempat tidur. Area tidur mengunakan cahaya warna hangat agar lebih rileks dan dapat beristirahat dengan maksimal.
Gambar 10. Perspektif Lounge dengan pencahayaan streamline Sumber : Dokumentasi pribadi
Konsep penghawaan, secara garis besar setiap ruangan memiliki akses bukaan agar tetap mendapat aliran udara alami, namun tetap ditunjang dengan penghawaan buatan menggunakan air conditioner pada area kamar dan area publik. Selain itu exhaust dipasang pada setiap kamar tidur, toilet serta ruang ruang public yang tertutup sehingga dapat membantu pergantian udara menjadi segar kembali. Penutup Hotel Flashpacker di kota Bandung dengan konsep urban modern ini dapat menjadi triger bagi dunia perhotelan Indonesia karena hotel berkonsep seperti ini masih minim ditemukan di kota-kota di Indonesia. Hotel budget untuk target pasar yang hampir serupa memang memiliki isu-isu sejenis seperti desain yang praktis dan simple, tetapi untuk memenuhi ekspektasi dan goal dari target pasar flashpacker, hotel seperti ini harus tetap dapat menyuguhkan sesuatu yang unik, baik dari sisi konsep visual ataupun dari sistem pengelolaan fasilitas didalamnya. Sehingga menginap di hotel flashpacker dapat memberi pengalaman tersendiri atau bahkan mengedukasi pengguna yang mungkin tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang flashpacker. Pembimbing Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/ perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses Pelaksanaan tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bapak Drs. Andriyanto Wibisono, M.Sn. Daftar Pustaka Budget Hotel UK 2007. London : Tri Hospitality Consulting in association with BDRC digital document Clara. 2012. Laporan Pra Ta Flashpacker Hotel. Bandung: Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung Markward, Anne. 2008. Backpackers:The Next Generation?. New Zealand : School of Hospitality and Tourism Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
Merancang Interior Flashpacker Hotel
Auckland University of Technology Digital thesis http://flashpackerhq.com/flashpacker-defined/ (diakses Maret-Juni 2012) http://flashpackerindonesia.wordpress.com/2009/01/14/tipe-flashpacker-manakah-anda/ (diakses Maret-Juni 2012) http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=news&act=showdetail&id=661 (diakses Maret – Juni 2012) http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mpp_0603181_chapter4.pdf (diakses Maret-Juni 2012) Toxward, Sarah J. 1994. Backpackers' Expectation And Satisfaction A Case Study of Northland, New Zealand. New Zealand: Lincoln University Digital Thesis
8 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1