Lab Elektronika Industri
Fisika 2
FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS SILABI a. Konsep Listrik b. Sumber Daya Listrik c. Resistansi dan Resistor d. Kapasistansi dan Kapasitor e. Rangkaian Listrik Searah f. Konsep Elektro-Magnetik g. Induktansi dan Induktor h. Rangkaian Listrik Bolak-Balik i. Gelombang Elektromagnetik KISI-KISI a. Konsep Listrik a.1. Muatan listrik a.2. Elektron a.3. Arus listrik b. Sumber Daya Listrik b.1. Listrik Searah b.2. Listrik bolak-balik b.3. Pembangkit energi listrik c. Resistansi dan Resistor c.1. Efek resistansi suatu konduktor c.2. Komponen resistor c.3. Hukum Ohm c.4. Rangkaian resistor. d. Kapasistansi dan Kapasitor d.1. Efek Kapasitansi dua konduktor d.2. Komponen Kapasitor d.3. Rangkaian Kapasitor e. Rangkaian Listrik Searah e.1. Hukum Kirchoff tentang arus e.2. Hukum Kirchoff tentang tegangan e.3. Analisis rangkaian arus searah. f. Konsep Elektro-Magnetik f.1. Konsep magnet f.2. Elektromagnet g. Induktansi dan Induktor g.1. Efek induktansi g.2. Komponen induktor g.3. Transformator h. Rangkaian Listrik Bolak-Balik h.1. Reaktansi kapasitif h.2. Rekatansi induktif h.3. Analisis rangkaian arus bolak-balik h.4. Daya listrik
Iwan B Pratama
Teknik Industri UAJY
1
Lab Elektronika Industri
Fisika 2
PENDAHULUAN 1. FISIKA 2 Fisika 2 adalah matakuliah awal dari rangkaian matakuliah yang mempelajari otomasi industri. Matakuliah lanjutan dari Fisika 2 adalah Mekatronika, Sistem Kendali Industri, Otomasi Industri dan Sistem Manufaktur Fleksibel. Dalam Fisika 2 akan dijelaskan mulai dari konsep listrik, komponen kapasitor, resistor dan induktor, elektromagnetik dan analisis rangkaian listrik. 2. MUATAN LISTRIK Pada percobaan sebuah penggaris plastik digosok-gosokan pada kain sutra (rambut). Kemudian salah satu ujung penggaris itu didekatkan pada potongan-potongan kertas. Ternyata potonganpotongan kertas itu tertarik dan menempel ke ujung penggaris plastik. Bagaimana potongan kertas itu bisak menempel ke penggaris?
Fenomena fisik seperti itu kemudian diterangkan dengan konsep listrik. Berikutnya percobaan dilanjutkan dengan benda yang berbeda seperti pada gambar berikut. Percobaan dengan dua macam benda yaitu penggaris plastik dan batang kaca. Seperti pada percobaan sebelumnya kedua jenis benda digosok-gosokkan dulu ke rambut (kain sutra). Satu benda kemudian digantung sedang benda lainnya didekatkan. Ternyata terjadi fenomenda fisik sbb: a. Penggaris plastik yang didekatkan ke penggaris plastik yang digantung akan membuat penggaris plastik menjauh. b. Batang kaca didekatkan pada batang kaca yang digantung membuat batang kaca yang digantung menjauh. c. Penggaris plastik didekatkan pada batang kaca yang digantung membuat batang kaca mendekat ke penggaris plastik. Kejadian di atas bisa diterangkan dengan konsep listrik. Penggaris plastik dan batang kaca yang telah digosokkan ke rambut akan membuat penggaris plastik dan batang kaca bermuatan listrik. Ada dua jenis muatan listri sebut sebagai muatan plus (+) dan minus (-). Dari percobaan kedua didapatkan bahwa muatan yang sejenis akan tolak-menolak sedangkan muatan tak sejenis akan tarik-menarik. Iwan B Pratama
Teknik Industri UAJY
2
Lab Elektronika Industri
Fisika 2
3. ISOLATOR DAN PENGHANTAR LISTRIK (KONDUKTOR)
Dua bola plastik yang satu digosok-gosokkan ke rambut sedang yang satunya tidak. Kita sebut saja bola yang pertama bermuatan +, sedang bola kedua tidak bermuatan (netral). Kedua bola kemudian dihubungkan dengan benda logam (paku) seperti gambar (b) di atas. Ternyata sebagian muatan akan berpindah dari bola satu ke bola dua hingga kedua bola bermuatan sama. Tetapi pada percobaan lain kedua bola dihubungkan dengan kayu seperti gambar (c) di atas. Dan ternyata pada percobaan ini muatan kedua bola adalah tetap (tidak ada muatan listrik yang berpindah). Kesimpulan dari percobaan ini adalah benda-benda logam dapat menghantarkan muatan listrik sehingga disebut penghantar (konduktor) sedang benda seperti kayu, karet, plastik dll tidak bisa menghantarkan listrik atau isolator.
4. HUKUM COULOMB Fisikawan Perancis yang bernama Charles Coulomb tahun 1780 meneliti besarnya gaya yang terjada pada muatan listrik dan menemukan hukum Coulomb. Besarnya gaya listrik yang terjadi antara dua muatan listrik adalah sebanding dengan besar muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan atau secara matematis ditulis
F =k
Q1Q2 r2
Q1 , Q2 r k
= muatan satu (satuan Coulomb) = jarak dua muatan (satuan meter) = konstanta 9x109 Nm2/C2
Gaya listrik adalah besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah. Arah gaya listrik tersebut adalah sepajang garis yang menghubungkan kedua muatan tersebut. Muatan listrik terkecil dimiliki oleh sebuah elektron yang mempunyai muatan minus (-) sebesar, e = 1,602 x 10-19 C Muatan pada elektron adalah paling kecil, sedang muatan benda-banda lain adalah kelipatan bulat dari muatan elektron ini. Sehingga muatan elektron sering disebut sebagai muatan elementer. Contoh 1. Tiga muatan Q1, Q2 dan Q3 yang terletak seperti gambar di bawah. Hitung masing-masing gaya yang terjadi pada ketiga muatan tersebut dan tentukan arahnya pula. Jawab: Pada Q1 terdapat gaya F12 dan F13, pada Q2 terdapat gaya F21 dan F23, dan pada Q3 terdapat gaya F31 dan F32.
Iwan B Pratama
Teknik Industri UAJY
3
Lab Elektronika Industri
Fisika 2
Arah gaya-gaya yang terjadi seperti gambar di bawah, F12 dan F21 besarnya sama hanya arahnya yang berlawanan. Demikian pula F13 dan F31 serta F23 dan F32. Gaya itu karena Hk. Newton tentang aksi-reaksi. Untuk menghitung besar dan arah dari semua gaya, masing-masing gaya diurai dulu menjadi komponen gaya horizontal (Fx) dan komponen gaya vertikal (Fy), seperti gambar berikut, dimana:
F12y F13x F23x F23y
= F12 = F13 = F23 cos θ1 = F23 sin θ1
θ1 = arc cos (4/5) = 36,870
F12 = k
−6 −6 Q1Q2 9 5.10 .5.10 = = 250 N 9 . 10 r122 (3.10 −2 ) 2
−6 −6 Q1Q3 9 5.10 .2.10 = 225 N F13 = k 2 = 9.10 r13 (4.10 −2 ) 2 −6 −6 Q2 Q3 9 5.10 .2.10 = 180 N F23 = k 2 = 9.10 r23 (5.10 −2 ) 2
Iwan B Pratama
Teknik Industri UAJY
4
Lab Elektronika Industri
Fisika 2
Gaya di Q1 adalah F12y = F12 = 250N F13x = F13 = 225N
F1 = F122 y + F132 x = 250 2 + 225 2 = 336,34 N ⎧ F12 y ⎫ -1 ⎧ 250 ⎫ 0 ⎬ = 48 ⎬ = tan ⎨ ⎩ 225 ⎭ ⎩ F13 x ⎭
θ = tan -1 ⎨
Gaya di Q2 adalah F21y = F12 = 250N F23y = F23 sin 36.87 = 180 sin 36.87 = 108N F23x = F23 cos 36.87 = 180 cos 36.87 = 144N F2x = F23x = 144N F2y = F21y – F23y = 250N – 108N = 142N
F 2 = F22x + F22y = 144 2 + 142 2 = 202,24 N ⎧ F2 y ⎫ -1 ⎧142 ⎫ 0 ⎬ = 44,6 ⎬ = tan ⎨ ⎩144 ⎭ ⎩ F2 x ⎭
θ = tan -1 ⎨
Gaya di Q3 adalah F3x = F31x + F32x = F13 + F23 cos 36.87 = 225 + 180 cos 36.87 = 225 + 144 = 369N F3y = F32y = 108N
F 3 = F32x + F32y = 369 2 + 1082 = 384,48 N ⎧ F3 y ⎫ -1 ⎧ 108 ⎫ 0 ⎬ = 16,3 ⎬ = tan ⎨ ⎩ 369 ⎭ ⎩ F3 x ⎭
θ = tan -1 ⎨
Iwan B Pratama
Teknik Industri UAJY
5
Lab Elektronika Industri
Fisika 2
5. MEDAN LISTRIK Menghitung gaya listrik adalah hal yang sulit apalagi jika muatan titik tersebut berjumlah sangat banyak. Karena itu ilmuwan Inggris, Michael Faraday, membuat konsep medan listrik (E) untuk mempermudah pemahaman dan penghitungan. Apabila terdapat muatan listrik pada suatu ruang, maka disekitar muatan tersebut akan muncul medan listrik yang keluar dari setiap muatan dan tersebar keseluruh ruang. Jika kemudian ada muatan lagi (P) yang didekatkan pada muatan yang telah ada di ruang, muatan P itu akan merasakan gaya yang disebabkan oleh medan listrik di ruang itu. Dengan demikian kita bisa menghitung kuat medan listrik (dan gaya) pada muatan P itu dengan lebih mudah. Kemudian muatan P itu ditentukan sebesar q positif (yang kecil) yang disebut muatan uji. Medan listrik E bisa didefinisikan sebagai gaya F yang diberikan pada muatan uji positif pada titik itu dibagi dengan besar muatan uji tersebut. Atau,
E=
F Q =k 2 q r
E adalah juga besaran vektor dimana besar adalah F/q sedang arahnya sama dengan arah vektor F. Medan listrik total E yang disebabkan oleh banyak medan listrik individual (E1, E2, ... ) adalah jumlahan vektor dari setiap medan listrik individual tersebut (prinsip superposisi).
E = E1 + E 2 + . . . . Medan listrik (demikian juga gaya listrik) dapat digambarkan dengan garis-garis medan (gaya) listrik, dimana: a. Garis-garis itu keluar dari muatan positif menuju ke muatan negatif. b. Garis-garis itu tidak terputus c. Antara dua garis tidak pernah berpotongan d. Arah garis medan listrik juga menunjukkan arah gaya listrik e. Besar kecil kuat medan listrik (gaya listrik) sebanding dengan jumlah garis per satuan luas (kerapatan garis per satuan luas)
Iwan B Pratama
Teknik Industri UAJY
6
Lab Elektronika Industri
Fisika 2
Contoh 2. Dua muatan listrik sebesar -25uC dan +50uC terpisah dengan jarak 10cm. a. Hitung besar dan arah medan listrik di titik P yang terletak diantara dua muatan itu dengan jarak 2cm dari muatan negatif dan 8cm dari muatan positif. b. Jika sebuah elektron kemudian diletakkan di titik P, hitung besar dan arah percepatan elektron tersebut pada saat awal .
Jawab. −6 Q2 Q1 50.10 −6 9 ⎛ 25.10 + a. E P = E1 + E 2 = k 2 + k 2 = 9.10 ⎜⎜ −2 2 r2 (8.10 − 2 ) 2 r1 ⎝ (2.10 )
b.
⎞ ⎟⎟ = 6,3.10 8 N / C ⎠
F qE (1,6.10 −19 C )(6,3.10 8 N / C ) a= = = = 1,1.10 20 m / s 2 −31 m m 9,1.10 kg
Latihan. 1. Mesin fotokopi elektrostatik bekerja dengan memilih dan menyusun muatan-muatan positif (sesuai pola/gambar yang akan dikopi) pada permukaan drum yang tidak menghantar, kemudian dengan lembut menebarkan partikel toner (tinta) kering yang bermuatan negatif pada drum. Partikel-partikel toner untuk sementara melekat pada pola/gambar di drum dan kemudian dipindahkan ke kertas untuk kemudian dilelehkan sehingga menghasilkan kopi dari pola. Misalkan setiap partikel toner memiliki massa 9,0.10-16kg dan membawa muatan rata-rata 20 elektron untuk menyediakan muatan listrik. Jika gaya listrik harus dua kali lebih besar dari berat tiap partikel toner agar toner bisa menempel baik pada drum, hitung kuat medan listrik yang dibutuhkan di permukaan drum. 2. Hitung besar dan arah kuat medan listrik dititik A dan titik B seperti pada gambar di bawah ini,
Iwan B Pratama
Teknik Industri UAJY
7