Fire Protection Facilities
PLANT DESIGN
Tahapan design : Research laboratory - scale experiment Pilot plant Commercial production
PLANT DESIGN
Variabel yang mempengaruhi safety : Plant lay out Equipment design & integrity Operating tech. & procedure
Layer of Protection Fisrt layer
: Safe Plant Design
Second layer : Basic proces control, operator supervision Third layer
: Critical alarm for toxic gas and fire detection, manual intervention.
Forth layer
: Automatic action, including process shutdown
Fifth layer flare,
: Physical protection, eg. Pressure relief valve route to concrete dikes
Sixth layer
: Emergency response with trained responders
HAZARD Potentials Petro-Chem Risk ; Fire Explosion Toxic
Event Result Local detonation no homogenous cloud
Vapor cloud explosion NONE
No ignition
Release
And dispersionn
Detonation
Vapor cloud detonation
No ignition
Deflagratio n No enhancement
Deflagratio n
Detonation enhancemen by turbulencet
Detonation homogenous cloud
Flashfire Vapor cloud Detonation
transition
Vapor cloud explosion no transition
Deflagration
Fire
Menyadari bahwa prevention tidak pernah 100 % berhasil, maka diperlukan perencanaan dan desain. Sehingga kerusakan dapat di mitigate jika terjadi kebakaran (fire).
FIRE
Fire protection of process plant
Pasive prevention or protection - Mencegah agar tidak timbul fire - Membatasi efek atau penyebaranya
Active protection - - - Aktivitas pemadaman
FIRE - ESSENTIAL CONDITION FOR A FIRE : 1. FUEL 2. OXYGEN 3. HEAT
FIRE
FIRE
1. IGNITION SOURCES ON PROCESS PLANTS
GENERAL FLAME HOT WORK HOT SURFACE FRICTION AND IMPACT HOT MATERIAL OR GAS PYROPHORIC ENGINE CHEMICAL EFFECT VIHECLES ATMOSPHERIC RADIO FREQ. & TRANSMISION ARSON/SABOTAGE COMPRESION ELECTRICAL STATIC/SPARK MECHANICAL FAILURE
INTERNAL AUTO IGNITION COMPRESSION REACTIVE,UNTABLE MATERIAL CATALYTIC MATERIAL HOT MATERIAL HOT SURFACE ELECTRICAL SELF HEATING STATIC ELECTRICITY
MENGHILANGKAN POTENSI FIRE
Hazard analysis Process design Equipment design Material of Connstruction Mechanical design & construction Process control system Climate and geography
2. EMERGENCY MATERIAL TRANSFER
DRAIN
RELIEF VALVES
FLARE SYSTEM
3. FIRE SPREAD LIMITATION
DIKING REMOTE IMPOUNDING FIRE WALLS FIRE WINDOW/FIRE DOOR FLAME ARRESTER
4. FIRE PROTECTIVE INSULATION
FIRE RESISTANCE THERMAL INSULATION
FIRE INSULATION
5. STORAGE LAYOUT
TANK
PROCESS
UTILITY
OFFSITE FACILITY
Sarana Pemadaman
Keselamatan manusia dan perlindungan aset merupakan alasan utama perlu tidaknya suatu pabrik atau bangunan dilengkapi sarana pemadam kebakaran
METODA PEMADAMAN : - Pendinginan ( Cooling) - Penyelimutan ( Smothering) - Starvation ( Pengurangan sumber ) - Memutus Rantai Reaksi Pembakaran
Klasifikasi Kebakaran (Ref. Per.Menaker & Trans. No:Per-04/Men/1980 Tgl.14 April 1980)
CLASSIFICATION OF FIRES ( PROCESS INDUSTRIES
VAPOUR CLOUD FIRE : A. FIRE WITH NO EXPLOTION B. FIRE RESULTING FROM EXPLOTION C. FIRE RESULTING IN EXPLOTION FIRE BALLS JET FLAMES LIQUID FIRES : A. POOL FIRES B. RUNNING LIQUID FIRES SOLIDS FIRES : A. FIRES OF SOLID MATERIALS B. DUST FIRES WAREHOUSE FIRES FIRES ASSOCIATED WITH OXYGEN
ACTIVE FIRE PROTECTION
1. Fire Alarm System 2. Fire Detection System 3. Fire Water Supply System 4. Fire Fighting Agent 5. Fixed Fire Fighting System 6. Mobile Fire Fighting System
1. Fire Alarm System - Adalah sistim peringatan kebakaran, bekerja secara manual, semi otomatis atau otomatis. - Pemasangan harus disesuaikan dengan sifat tempat kerja (menghindari panik). - Bisa berupa : bel, klakson, sirene, lampu, dsb.
FIRE ALARM SYSTEM
Bel
Kotak Pemecah
Lampu Merah
Manual Tombol
2. FIRE DETECTION SYSTEM
Fire Detection System adalah sistim peralatan untuk mendeteksi adanya api/kebakaran secara tepat dan cepat untuk diteruskan ke Fire Station.
Dalam pemasangannya, perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut : - Kecepatan meluasnya kebakaran - sifat bahan yang dilindungi - waktu tempuh Fire Brigade Bila bahan-bahan tersebut cepat terbakar dan perambatannya sangat cepat, serta waktu tempuh Fire Brigade ke lokasi kebakaran lebih dari 20 menit, maka sistim deteksi kebakaran tidak perlu dipasang. Harus dipikirkan sistem deteksi yang lain ( gas detection)
Fire Signatures and Commercially Available Detectors Fire Signature/ Detector Type
ER Wave Length ER Thermal Product Product Rapid Change High Temp 1700-2900 6500-8500 < 0,1 > 0,1 in Temp. Angstroms Angstroms Micron Micron
UV Detector
X
IR Detector
X
Smoke Detector: Photoelectric Ionization Photo Beam Rate of Rise Heat Det.
X X X X
Rate Anticipitation Heat Det.
X
Fixed Temperature Heat Det
X
Prinsip Kerja Heat Detector :
Thermal Expansion : pemuaian logam , gas, atau cairan karena adanya kenaikan panas.
Low Melting Point Alloy : pelelehan logam campuran yang mempunyai titik leleh rendah.
Resistance / Temperature Effect : adanya pengaruh tahanan listrik atau pengaruh suhu.
Thermo Electric Effect : adanya pengaruh panas dari listrik.
DETECTOR PANAS
A).
PEMUAIAN LANGSUNG LOGAM
LAMPU MERAH BEL
LOGAM NORMAL
OPERASI
DETECTOR PANAS
B).
PEMUAIAN 2 BUAH LOGAM
LAMPU MERAH BEL
LOGAM
LOGAM
NORMAL
OPERASI
DETECTOR PANAS
C/D.
PEMUAIAN CAIRAN / GAS
LAMPU MERAH BEL
MEMBRANE
GAS/CAIRAN
NORMAL
OPERASI
Penempatan Detektor Panas 1. Pada langit-langit : minimum 4 inch dari dinding. Bila pada dinding : 4 – 12 inch dari langit-langit. 2. Untuk langit-langit yang rata, jarak antara detektor tidak boleh melebihi jarak maksimum sesuai spesifikasi teknis masing-masing detektor. 3. Bila langit - langit terdiri dari balok-balok, jarak antar detektor maksimum 50% dari jarak untuk langit-langit rata. 4. Untuk langit-langit miring, 1 detektor harus dipasang paling jauh 3 feet diukur dari puncak langit-langit. Untuk langit-langit dengan tinggi 10 – 30 feet, jarak antar detektor harus dikalikan faktor reduksi.
FAKTOR REDUKSI TINGGI LANGIT2 (FT)
0 – 10 10 – 12 12 – 14 14 – 16 16 – 18 18 – 20 20 – 22 22 – 24 24 – 26 26 – 28 28 – 30
% X JARAK YANG DIIZINKAN
100 91 84 77 71 64 58 52 46 40 34
SMOKE DETECTOR Prinsip kerja : Pemecahan atom (Ionisasi): Partikel asap akan menyebabkan perubahan ion dalam ruang detector yang kemudian akan menggerakkan relay. Sumber radioaktif yang umum dipakai adalah Americium-241.
Photo Electric Cells : Bekerja atas dasar perubahan intensitas cahaya. Cahaya akan menjadi kabur bila terkena asap. Pengurangan intensitas tersebut akan menyebabkan detektor bekerja.
FLAME DETECTOR : Flame detector akan mendeteksi api atas dasar cahaya yang dipancarkan api dan frekuensi modulasi nyala. Jenisnya : UV dan Infrared Detector. Panjang gelombang UV harus kurang dari 2.900 Angstroom (agar tidak menangkap cahaya UV dari matahari).
SISTIM ALIRAN LISTRIK DETEKTOR Sistim Tertutup : Aliran listrik selalu ada pada jaringan tersebut, dan bila ada pengaruh asap / panas ,maka aliran listrik akan terputus. Sistim Terbuka : Aliran listrik tidak ada didalam jaringan tersebut. Apabila ada pengaruh asap / panas pada detektor, barulah terjadi aliran listrik dan kemudian menggerakkan relay.
Pemeriksaan, Pengujian dan Pemeliharaan Deteksi dan Alarm Kebakaran: Fire Alarm System Fire Detector Manual Station, Horn, Bell Sistim Alarm Suara Sistim Alarm Telegrafis Check Visual
bulanan
Check 3 bulanan
Initiating Device Circuit Signaling Devices Circuit Two Way Communication
Check 6 bulanan
Remote Announciator Fuse; Rating Tegangan tiap Cell Battery
NO
EXTINGUISMENT
CLASS OF FIRE A : GREEN
B : RED
C : BLUE
1
WATER
GOOD
VERY POOR
HAZARDOUS
2
CARBON DIOXIDE
POOR
GOOD
GOOD
3
FOAM
FAIR
GOOD
GOOD
4
DRY CHEMICAL ORDINARY FORM
POOR
GOOD
GOOD
5
DRY CHEMICAL MULTY PURPOSE
GOOD
GOOD
GOOD
6
HLOGENATED HYDROCARBON
GOOD
GOOD
GOOD
*
CLASS A : FIRE INVOLVING ORDINARY SOLID FUELS SUCH AS WOOD, PAPER ,AND SO ON. CLASS B : FIRE INVOLVING LIQUID AND GASEOUS FUELS. CLASS C : FIRE IN ENERGIZED ELECTRIC CIRCUITS AND EQUIPOMENT CLASS D : FIRE INVOLVING COMBUSTIBLE METAL
Sistim Pemadam Air Sistim pemancar air (water sprinkler system) adalah Instalasi pemadam kebakaran yang terintegrasi antara sistim perpipaan, alarm, kerangan pengontrol dan katup pemancar air (sprinkler) yang ditempat kan pada bangunan. Bahaya Ringan : apartemen, perkantoran, gedung pertemuan, hotel, dsb. Bahaya Sedang : pabrik pengalengan, pabrik elektronik, pencucian, dsb. Bahaya Tinggi : kilang minyak / petrokimia, pabrik asphalt, hangar pesawat, dsb.
3. Fire Water Supply System Sistim penyediaan air pemadam didasarkan pada kebutuhan maksimum pada kondisi yg terjelek, pada kebakaran : - tanki timbun atmospheric - pada proses unit - tanki bertekanan - dll dengan minimum residual pressure 100 psig Bila sumber air bukan dari sumber air bebas, harus mampu beroperasi selama 10 jam (IP Part 3, “Refining Safety Code”)
PROCESS UNIT FIRE WATER REQUIREMENT TYPE OF PROCESS UNIT: Atmospheris Dist, vacuum or combination unit with up to 15,900 m3/d (100,000 bpcd) through put; traeting plants; asphalt stills; athers.
MIN. FIRE WATER DEMAND: 795 m3/h
or
3.500 gpm
Atmospheric Dist, vacuum or combination units with up to 15,900 m3/d (100,000 bpcd) or higher throughput; catalytic cracking units.
908
4.000
Light end units containing volatile oils and hydro gen, such as reformers, catalytic desulfulizers, fluid catalytics cracker, high pressure units (over 100 psi).
1.135
5.000
Lube oil plants and blending facilities (excluding propane extraction units).
454
2.000
Jaringan Pipa Pemadam Berupa jaringan yang menghubungkan masing-masing sisi dari keempat sisi dari blok-blok area proses ( loops ). Ukuran pipa pemadam minimum 8 “; yang lateral minimum 6 “ NPS dan maksimum tekanan kerja pada jaringan tidak boleh lebih dari 180 psi. Pada pompa pemadam dipasang relief valve untuk mengcegah adanya tekanan lebih ( over pressure ) pada waktu low flow, untuk melindungi pompa. Pada setiap persimpangan jaringan dipasang kerangan pembagi dalam jumlah yang cukup. Tidak diperbolehkan lebih dari 6 buah peralatan proteksi kebakaran ( mis: hidrant, monitor, dll) atau system yang dilepas / tidak difungsi kan pada saat yang sama.
Sambungan Suplai air pemadam dari pompa pemadam tidak boleh disambungkan secara permanen ke peralatan proses, kecuali hanya untuk penanggulangan kebakaran. Air pemadam harus dijaga agar tidak terkontaminasi dengan gas dan cairan yang mudah terbakar. Sambungan sementara ke jaringan air pemadam dapat diizinkan, dengan syarat sbb: Tekanan pada proses/fasilitas harus lebih rendah dari tekanan ter rendah sistem air bakaran. Harus dipasang check valve. Fire Departemen harus diberitahu sebelumnya. Harus dibuat pengaturan ntuk melepas sambungan dengan cepat bila terjadi emergency. Jaringan air pemadam harus selalu berisi air bertekanan.
EGS 629 :
FIRE PROTECTION AND LOSS PREVENTION REFINERIES AND PETROLEUM PLANTS
- Minimum Fire Water Syatem Capacity 681 m3/h ( 3.000 gpm ) - Fixed Water Spray System 57 m3/h ( 250 gpm ) - Fire Water Supply : Tanki harus mampu menampung minimal 6 jam operasi pada kapasitas pompa terpasang. - Residual Pressure minimal 100 psi. - Hydrant Spacing : 45 m to 60 m ( 150 ft to 200 ft ). - Hose reel pada tempat-tempat yang tidak dilengkapi fixed water spray atau monitor. - Monitors : 500 – 1.000 gpm ( 114 – 227 m3/h ) - Pump Test : - Pump rating – NFPA 20 - 140 % of rated pressure with 0 gpm flow - 100 % of rated pressure with 100 % of rated flow - 65 % of rated pressure with 150 % of rated flow
4. FIRE FIGHTING AGENTS PADAT : Pasir/tanah : Efektif untuk memadamkan kebakaran klas B (tumpahan/ceceran minyak). Tepung Kimia (Dry Chemical/Powder) : Tepung Kimia Regular: Na Bicarbonat (merk dagang; PLUS 50 C).
3.
FIRE FIGHTING AGENTS
Lanjutan PADAT
Potassium Bicarbonate (PURPLE K) Potassium Carbonate (MONNEX) Potassium Chlorida (SUPER K) (Digunakan untuk kebakaran klas B dan C )
Tepung Kimia Serba Guna: bahan bakunya monoammonium phosphate dan potassium (digunakan untuk kebakaran klas A, B dan C)
Tepung Khusus untuk kebakaran klas D, bahan bakunya campuran K,Ba,Na,Ca Chlorida. (Foundary Flux – Dow Chemical; TEC – John Kerr & Co, England)
CAIR Air : Cocok untuk memadamkan kebakaran Klas A dan B. Mudah,murah, daya serap tinggi ( 152 BTU/Lbs). Busa : Kumpulan gelembung-gelembung cair (bubbles) yang mengapung dipermukaan zat cair dan mengalir pada permukaan bahan padat. Efektif untuk kebakaran klas A dan B.
Berdasarkan proses terbentuknya, dibedakan :
Busa Kimia ( karena reaksi kimia). Busa Mekanik ( karena proses mekanis, adukan dari bahan pembentuk busa,air bertekanan dan udara. Berdasarkan Daya dibedakan : Low Expansion Foam Medium Expansion Foam kali High Expansion Foam kali
Pengembangan, : < 20 kali : 20 – 200 : 200 – 1.000
Foam Tank Protection Number of Foam Outlets Required for Fixed Roof Tank : Diameters of Tank (Feet) : Number of Foam Chamber : Up to 80 81 – 120 121 – 140 141 – 160 161 – 180 181 – 200 Over 201
1 2 3 4 5 6 1 additional for each 5000 ft2 Foam Application Rates 0,10 gpm/ft2 ( 4,1 lpm/m2 ) Hydrocarbon Discharge Times: Flash Point 100 to 140 oF : 20 minutes Flash Point below 100 oF : 30 minutes Crude Petroleum : 30 minutes
MENENTUKAN JENIS DISCHARGE DEVICES UNTUK CONE ROOF TANKS: Foam Chamber (pada umumnya) Slang pemadam tidak boleh digunakan untuk cone roof tank dengan diameter lebih 30 ft ( 9 m) atau tinggi tanki melebihi 20 ft ( 6 m ). Monitor tidak dapat digunakan untuk cone roof tanks dengan diameter lebih 60 ft ( 18 m ). Kecepatan rambat foam tidakboleh melebihi 10 ft/sec ( untuk jenis minyak Class B), atau 20 ft/sec. untuk cairan lain. ( untuk menentukan inlet pipa. )
SARANA PEMADAM TAMBAHAN UNTUK TANKI PENIMBUN Selain sarana pemadam utama, diperlukan sarana tambahan Untuk proteksi kebakaran kecil (fixed system atau portable) , Dengan minimum flow rate 50 gpm ( 189 lpm ). Jumlah minimum slang dan discharge time : Diamater Tanki ( Feet ) ( Meter) s/d 35 35 – 65 65 – 95 95 – 120 > 120
s/d 11 11 – 20 20 – 29 29 – 37 > 37
Jumlah minimum slang yang diperlukan ( pce ) 1 1 2 2 3
Minimum Discharge Time ( minutes ) 10 20 20 30 30
DISCHARGE TIME & APPLICATION RATE FOR CONE ROOF TANK
Fuel Protected
Foam Concentrate
Hydrocarbon Flash Point Protein Between 100oF Fluoroprotein o o - 200 F(38-93 C) AFFF Hydrocarbon FP below 100oF (38oC) or liquid Heated above Flash Point (FP) Crude Oil Alcohol : Methanol/ Ethanol
Protein Fluoroprotein AFFF
Foam Chamber Application Rate Disch.Time gpm/ft 2 lpm/m2 Minutes
Monitor/Hand Hose Line Application Rate Disch.Time gpm/ft2 lpm/m2 Minutes
0.10 0.10 0.10
4.10 4.10 4.10
30 30 30
0.16 0.16 0.16
6.50 6.50 6.50
50 50 50
0.10 0.10 0.10
4.10 4.10 4.10
55 55 55
0.16 0.16 0.16
6.50 6.50 6.50
65 65 65
Protein Fluoroprotein AFFF
0.10 0.10 0.10
4.10 4.10 4.10
55 55 55
0.16 0.16 0.16
6.50 6.50 6.50
65 65 65
ARC 3X3 3X6
0.17 0.15 0.10
6.90 6.10 4.10
55 55 55
0.17 0.16 0.16
6.90 6.50 6.50
65 65 65
Floating Roof Tank : Number of Foam Outlet : 1 for each 40 ft of circumference with a 12 in. high foam dam; and 1 for each 80 ft of circum ference with a 24 in. high foam dam. Foam Application Rates : 0,30 gpm/ft2 (12,2 lpm/m2) of annular ring area, above seal. Foam hand lines and Monitors for Tank Protection: Foam Application Rates 0,16 gpm/ft2 ( 6,5 lpm/m2). Discharge Times : FP < 100 oF 65 minutes FP 100 – 140 oF 50 minutes Crude oil 65 minutes
Jenis Foam Concentrate: Regular Protein Foam : Dibuat dari protein hewani/tumbuhan, stabilizer solvent dan germicide ( 3 – 6% ). Fluoroprotein Foam : Penambahan fluoroprotein surfactant pada protein foam meningkatkan keseimbanagn dengan dry chemical dan tidak mudah terbakar. ( 3 – 6%). Alcohol Foam : Foam khusus untuk polar solvent. komposisi kimia polar solvent, mengandung oxigen, nitrogen atau sulfur. Aqueous Film Forming Foam (AFFF) : Foam yang membentuk lapisan film tipis, mempunyai daya pengembangan rendah, sangat cocok untuk kebakaran
GAS : Gas Asam Arang (CO2): Disimpan dalam fase cair dalam tabung bertekanan 1.000 – 1.200 psi. Memadamkan dengan cara penyelimutan , dilution dan sedikit pendinginan ( 1 lb CO 2 cair berubah menjadi +/- 8 Ft3 ); 1,5 kali berat udara. Keunggulannya: bersih, murah, mudah didapat, tidak beracun, self expelling. Kerugiannya: tempat/wadah berat, tidak cocok untuk ruang terbuka, pada konsentrasi tinggi mengganggu pernafasan (oxygen deficiency)
CAIRAN MUDAH MENGUAP : HALON (Halogenated Hydrocarbon) : Untuk memadam kan kebakaran klas A, B dan C dengan cara memutus rantai reaksi pembakaran. Keunggulan : bersih, mudah didapat, murah, lebih cepat pemadamannya dibanding media lain pada ukuran yang sama. Kelemahan : tidak efektif ditempat terbuka, beracun, merusak lingkungan (kini dilarang, dan diganti clean agent lain seperti FM 200, NAF III, Energen, dsb).
PENGGANTIAN HALON DI PERTAMINA SK Dirut No.Kpts-220/C0000/98-S0 ; tgl. 11 Desember 1998 (Pedoman No.A-001/C0320/98-S0 ; tgl. 11 Desember 1998 Tentang Penggantian Bahan Pemadam Api Halon). Ref: NFPA 2001: tentang Standard on Clean Agent Fire Extinguishing System. - Pemanfaatan penggunaan sisa Halon sampai tahun 2007. - Dibentuk Halon Bank Pertamina di seluruh operasi Pertamina untuk menangani permintaan penggantian Halon kebutuhan dikalangan intern Pertamina. - Dibentuk Halon Bank Nasional ( Kementerian LH kerja sama dengan PT Garuda Indonesia ) untuk keperluan diluar Pertamina. - Media Pengganti Halon : Inergen-541; FE; FM-100; FM-200 ; NAF S III; NAF P III; AF 11E, dsb.
5. FIXED Fire Fighting System Adalah sistim pemadam kebakaran yang instalasinya dipasang tetap, sehingga mengurangi pemakaian personil maupun peralatan pemadam kebakaran. Unsur-unsur utama dari sistim pemadam tetap : - sistim deteksi kebakaran - sistim alarm kebakaran sistim pemadam kebakaran (otomatis/manual) Media pemadam yang digunakan : air, busa,
Jenis Sistim Sprinkler Sistim pipa basah (wet pipe system) : berisi air bertekan an diseluruh sistim dan dihubungkan dengan sumber air. Pada katup pengontrol utama dilengkapi katup check alarm electrical berdasarkan aliran air. Bila satu atau lebih katup pemancar air terbuka oleh panasnya kebakaran, tekanan air dalam pipa berkurang, maka tekanan air dari bawah pipa utama (main riser) menekan clapper pada posisi terbuka, dan air mengalir ke sprinkler yang terbuka.
Sistim pipa kering (dry pipe system) : disebut sistim pipa kering, karena didalam sistim perpipaan diatas katup pipa kering diganti oleh udara bertekanan. Katup pipa kering berfungsi untuk menahan air keluar dari sistim perpipaan sampai kebakaran dapat membuka sprinkler.
F/W Sprinkler Water Discharge Rates Pressure at Sprinkler Inlet ( psi) 20 30 40 50 75 100
Range of Discharge Rates ( gpm ) 12 - 14 14 - 17 16 - 19 18 - 22 22 - 26 25 - 30
Standard Sprinkler Discharge Rates Pressure at Sprinkler Inlet ( psi ) 7 10 20 30
Range of Discharge Rates ( gpm ) 14 – 16 16 – 19 23 – 26 28 – 32
TEMPERATURE RATINGS, CLASSIFICATION AND COLOR CODINGS
Max.Ceiling : Temperature: Temp.Classification: Color Code: GlassBulb Colors: Temp (oC) Rating ( oC 38
57 to 77
Ordinary
66 107 149 191 246 329
79 to 107 121 to 149 163 to 191 204 to 246 260 to 302 343
Intermediate High Extra High Very Extra High Ultra High Ultra
Uncolored or Black White Blue Red Green Orange Orange
Orange or Red Yellow or Green Blue Purple Black Black Black
PROTECTION AREA AND MAXIMUM SPACING Construction Type
Light Hazard
Ordinary Hazard Extra Hazard
Prot.ection Spacing Protection Spacing Area (ft2 ) ( ft ) Area ( ft2) ( ft )
High Piled Storage
Protection Spacing Protection Area ( ft2 ) ( ft ) Area ( ft2 )
Spacing ( ft )
Noncombustible obstructed And unobstructed. Combustible unobstructed
225
15
130
15
100
12
100
12
Combustibleobstructed
168
15
130
15
100
12
100
12
Stock of Spare Sprinkler: System dengan : < 300 sprinkler 300 – 1000 sprinkler > 1000 sprinkler
Stock : 6 sprinkler Stock : 12 sprinkler Stock : 24 sprinkler
Sistim Pemadam Busa Fixed System : Adakah sistim yang mempunyai instalasi lengkap dari pusat station busa, sistim perpipaan dan penyaluran, sampai outlet pada bahaya yang dilindungi dilengkapi pompa yang terpasang tetap. Semifixed System : Sistim dipasang tetap, mempunyai discharge outlet. Dihubungkan dengan sistim perpipaan sampai jarak aman.
COMPONENTS OF COMPLETE FOAM SYSTEM
Sistim Dry Chemical / Carbon Dioxide / Halon Ada 2 metoda dasar penggunaan dry chemical, halon carbon dioxide, dsb. sebagai media pemadam api. Media disemburkan kedalam ruangan tertutup untuk menimbulkan suatu kondisi pemadaman ke seluruh volume ruangan ( TOTAL FLOODING ). Media disemburkan langsung ke obyek yang terbakar untuk memadamkan, tanpa berdasarkan pada ruang an ( LOCAL APPLICATION).
6. MOBILE FIRE FIGHTING SYSTEM Fire Trucks : Water Tender, Foam Tender, Powder Tender Water/Foam Tender ( Dual Agent ) Water/Foam/Powder Tender ( Tripple Agent ) Pada Fire Trucks, biasanya penggerak pompanya menggunakan mesin kendaraan yang di lengkapi PTO (Power Take Off). Pemasangan pompa pemadam ada disamping (side mounted) atau dibelakang (rear mounted) kendaraan.
EGS 629 : FIRE PROTECTION AND LOSS PREVENTION REFINERIES AND PETROLEUM PLANTS Plant Fire Trucks : Plant Throughput (bbl/d):
Minimum Protections:
Up to 50.000
: 1 - Foam Truck
50.000 – 250.000
: 2 - Foam Truck – one with articulated boom and turret nozzle. 1 – Auxiliary vehicle with 450 Kg dry chemical and AFFF. 1 – Rescue van with entry suit, safety equipment.
Over
: 3 – Foam Trucks 1 – Auxiliary vehicle 1 – Rescue van
250.000
Fire Pump Trailer/Skid Mounted/Portable Fire Pumps Berdasarkan konstruksi dan prinsip kerja, pompa dibedakan atas : Pompa torak (Reciprocating) : single/double acting Pompa baling-baling (Centrifugal): single/multi stage Kapasitas tertulis 250 GPM 250 gpm pada 150 psi
Klasifikasi fire pumps (USA) : Klas A : Pada 200 psi mengalirkan air 70% kapasitas dan pada 250 psi mengalirkan 50% kapasitas Klas B
: Pada 200 psi mengalirkan air 50% kapasitas dan pada 250 psi mengalirkan 1/3
Fire Extinguishers Alat pemadam api berat (skid mounted / trailer, dsb) Alat pemadam api ringan (APAR) : Berat maksimum 55 lbs dan dapat dioperasikan 1 orang. Media pemadam : air, busa, tepung kimia, halon, gas. Cara kerja : jenis pompa tangan stored pressure gas cartridge self generating Fire Rating : 1 A setara 1,25 gallon air 1 B untuk 1 square feet
NFPA : Penentuan jumlah alat pemadam api atas dasar tingkat bahaya.
Tingkat Bahaya Rendah : bahan bakar klas A, jumlah sedikit ( kantor, ruang pertemuan, ruang kelas, dsb). Tingkat Bahaya Sedang : bahan bakar klas A dan B, jumlah agak besar (toko kelontong, gudang, bengkel) Tingkat Bahaya Tinggi : bahan bakar klas A dan B dalam jumlah besar (kilang minyak/petrokimia, bengkel bengkel besar, proses pencelupan, pelapisan,dsb).
Penyebaran APAR menurut Kep. Menaker & Trans. RI No. PER-04/MEN/1980 tanggal 14 April 1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR, tidak boleh melebihi 15 meter.
Ukuran minimum APAR untuk Klas A : TYPE BAHAYA RENDAH SEDANG TINGGI
KEMAMPUAN APAR
JARAK MIN (FEET)
2A 2A 4A
75 75 75
Ukuran minimum APAR klas B : TYPE BAHAYA RENDAH SEDANG TINGGI
KEMAMPUAN APAR 5B 10 B 10 B 20 B 30 B 40 B
JARAK MIN (FEET) 30 50 30 50 30 50