Film, Feminisme, dan Budaya: Kajian Feminisme Pada Karakter M dalam Serial James Bond Dewanto Putra Fajar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang
Abstract Feminism as a social movement emerged as an effort to obtain equal rights for women, especially in many areas, including the social and political field. Until now, the feminism movement has been getting a lot of opposition from groups who think negatively about the purpose of that movement. Interestingly, mass media give a relatively large attention about that movement by displaying the discourses of feminism on many occasions, including in the movies. James Bond series is one movie that carries messages about feminism, which is shown through the M character. Since 1995, M is no longer played by male actors, but played by a female actor. This situation indicates the emergence of feminist discourse and thinking on the James Bond movie series, which has been always considered to highlight the male dominance. This article seeks to discuss the construction of the M and the discourse of feminism that appears. Key words: Feminism, Constructionism, Mass Media, Movies, Fictional Character, James Bond.
Pendahuluan Kajian tentang feminisme merupakan kajian yang relatif menarik untuk diamati, karena merupakan kajian yang seringkali menuai kontroversi dari masyarakat. Ironisnya, kajian tersebut seringkali menjadi pesan-pesan dalam media massa termasuk film. Hal itu menjadikan pesan-pesan feminisme dalam film menjadi wacana dalam masyarakat, sehingga kemungkinan besar membawa perubahan pada masyarakat atau setidaknya dipengaruhi oleh kondisi sosial yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Karena itu pesan-pesan feminisme dalam film berhubungan dengan peran dari karakter-karakter (tokoh dalam film) perempuan yang muncul dalam film tersebut. Keadaan demikian menjadikan karakter-karakter perempuan dalam film bisa digambarkan dalam banyak peran dan fungsi tertentu yang menunjukkan
bahwa perempuan bisa sejajar dengan laki-laki. Hal yang sama juga terjadi dalam film-film James Bond, pada tujuh film terakhir, yang ditunjukkan oleh karakter M perempuan. Karakter tersebut merupakan karakter perempuan yang muncul secara dominan dan konsisten dalam semua film-film James Bond mulai tahun 1995 hingga 2012. Karakter M perempuan yang diperankan oleh aktris asal Inggris, Judi Dench, menjadi satu tokoh kunci yang berpengaruh dalam serial tersebut, karena memerankan pemimpin tertinggi MI6 dan 00 Section, yang selama ini dikenal sebagai divisi agen rahasia dengan tugas-tugas khusus. MI6 (Military Intelligent Section 6) atau SIS (Secret Intelligent Sevice) merupakan dinas intelejen Inggris dengan yurisdiksi pada semua aktivitas intelejen di luar negeri. James Bond, pada semua novel dan film, diceritakan bekerja sebagai agen rahasia dari MI6. 00 Section merupakan divisi fiktif dari MI6, yang hanya ada dalam novel dan film James Bond. Divisi ini beranggotakan para agen rahasia dengan tugas beberda dengan agen rahasia biasa. Semua agen dalam divisi tersebut diberi kode angka dengan awalan 00, serta memiliki sertifikasi License to Kill (izin membunuh). Tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah agen 00 pada divisi tersebut, beberapa penulis, termasuk Ian Fleming sendiri, menyatakan mereka hanya berjumlah sembilan orang, mulai dari agen 001 hingga 009, namun beberapa penulis lainnya menyatakan lebih dari itu. Sebagai pimpinan MI6, M, menampilkan karakter yang tegas, tangguh, serta memiliki kemampuan luar biasa untuk menggerakkan semua potensi dari MI6, terutama para agen 00, untuk menjalankan tugas rahasia, bahkan mungkin juga mematikan. M tidak segan-segan memaksa semua agen rahasia berjalan menuju misi berbahaya, bahkan jika para agennya harus tewas menjalankan tugas darinya. Menariknya, semua agen rahasia mematuhi perintahnya, tanpa banyak bertanya. Keunikan, karakter M terletak pada penggambaran satu sosok perempuan yang memiliki kemampuan sama dengan karakter laki-laki yang juga muncul dalam serial tersebut. Pada beberapa situasi, M justru memiliki kemampuan lebih tinggi, keberanian lebih baik, serta mengambil keputusan lebih logis
dibandingkan dengan karakter laki-laki. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa perempuan bisa memiliki kemampuan memimpin lebih baik daripada laki-laki, bahkan mengendalikan karakter lain, yang kebanyakan lakilaki. Keadaan tersebut menjadikan konstruksi karakter M perempuan rupanya mendobrak fakta, dan nilai-nilai yang dibawa oleh film-film James Bond selama sekitar 35 tahun sebelumnya. Karakter M perempuan menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya dipandang sebagai ‘tempelan’ atau bagian dari objektifikasi seksual semata, namun lebih sebagai satu karakter yang berpengaruh besar pada karakter lainnya terutama pada sisi birokratis, serta kemampuan mendominasi terhadap karakter lainnya. Hal itu menunjukkan indikasi penting bahwa film-film James Bond yang notabene selalu dianggap sebagai film ‘laki-laki’, karena menampilkan adeganadegan aksi serta pertarungan yang seru, mulai memberikan perhatian pada kemampuan
dan
ketangguhan
perempuan
yang
secara tidak langsung
direpresentasikan pada banyak sosok perempuan, termasuk M. Karena itu pemahaman yang mendalam tentang bagaimana sosok M dikonstruksikan, diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang wacana tentang feminisme yang secara inplisit muncul pada film-film James Bond, setidaknya selama hampir sekitar dua dekade terakhir. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka artikel ini setidaknya berusaha menjawab dua pertanyaan penting. Pertama, bagaimana karakter M perempuan dikonstruksikan pada film-film James Bond?. Kedua, bagaimana media massa membawa wacana tentang feminisme, dihubungkan dengan konstruksi karakter M perempuan, serta konteks sosial yang ada? Dengan demikian, artikel ini diharapkan bisa memberikan gambaran jelas tantang kajian feminisme dalam media massa, terutama pada karakter M perempuan yang muncul dalam serial James Bond. Selain itu, artikel ini juga bertujuan menunjukkan bahwa media massa, terutama film, berperan pada upaya menyebarluaskan wacana tentang feminisme dan budaya kepada masyarakat.
Konstrusi Karakter M Upaya memahami konstruksi karakter M perempuan berhubungan dengan pemikiran dan pandangan dua orang ilmuwan dan filosof besar, yaitu Plato dan Vladimir Proop. Keduanya berada pada satu posisi yang sama ketika membahas peran serta fungsi suatu individu. Bedanya, Plato memfokuskan pemikirannya dalam membagi peran individu sebagai warga negara, sedangkan Proop memberikan pandangan tentang peran individu sebagai sebuah karakter dalam suatu karya fiksi. Plato berpendapat bahwa warga negara dibagi menjadi beberapa kedudukan, salah satunya filosof-raja (Getachew, 2008: 53-54). Pandangan tesrebut menunjukkan dominasi posisi sosial tersebut terhadap posisi sosial yang lain, sehingga memunculkan perbedaan status sosial dan kedudukan sosial di masyarakat luas dalam suatu negara, atau setidaknya dalam suatu organisasi. Pemikiran dan pandangan Plato menunjukkan bahwa posisi sebagai filusuf-raja dikelilingi oleh para pengwal yang lahir untuk dilatih menjadi pengawal bagi raja tersebut, dengan latihan yang keras dan ketat (Taylor, 2011: 20). Singkatnya kelompok filusuf-raja bisa menggerakkan semua pengawal dan semua potensi yang dimiliki demi kepentingan filusuf-raja itu sendiri, bahkan jika ia harus mengorbankan semua pengawalnya itu. Sifat dan ciri-ciri filosof-raja dalam karakter M muncul pertama kali pada adegan ketika ia menunjukkan sikap sarkastisnya ketika, kepala staf MI6, Bill Tanner, mengatakan bahwa M sebagai sosok ‘ratu yang jahat’ dalam film “Goldeneye” (1995). Dialog yang muncul pada adegan tersebut menunjukkan sikap M yang tenang namun tampak sedikit jengkel ketika menerima pandangan sinis dari bawahannya tersebut. Tanner: “Seems your hunch was right, 007. It's too bad the Evil Queen of Numbers wouldn't let you play it...” (“Sepertinya kau benar, 007, Buruk sekali Ratu Angka yang Jahat membiarkanmu memainkannya.”) M: “You were saying?” (“Apa yang sudah kau katakan?”) Tanner: “No, no, I was just...” (“Tidak, tidak, aku hanya ...”) M: “Good, because if I want sarcasm, Mr Tanner, I'll talk to my children, thank you very much.” (M agak marah ketika dipanggil dengan sebutan itu). (“Bagus, karena jika aku ingin bertindak kasar, Mr Tanner, aku akan katakan pada anak-anakku terima kasih banyak.”) (Goldeneye, 1995)
Pada adegan ketika M memberikan perintah kepada James Bond, juga menampakan fakta bahwa ia secara tidak langsung tidak ingin dibandingkan dengan para pendahulunya. Pada situasi yang sama M juga menampakkan posisinya sebagai penguasa dengan pernyataannya yang tegas kepada James Bond sebelum ia menjalankan tugasnya. Pada saat itu M menyatakan “Good, because you are sexiest mysoginst dinosaurs, a relic of Cold War. ... I’m no commencing about sending you to your death. ...” (“Bagus, karena kau hanya orang seksi dari masa lalu yang membenci pernikahan, sisa dari perang dingin. ... Aku tidak ragu untuk mengirimmu ke kematianmu sendiri. …”) (Goldeneye, 1995). Pernyataan tersebut memberikan indikasi bahwa M memiliki kekuasaan mutlak untuk menggerakkan semua potensi dari agen-agennya bahkan jika itu bisa membahayakan diri agen itu sendiri, dengan kata lain M bisa mengorbankan semua agennya jika memang itu diperlukan. Situasi serupa muncul dalam film “Die Another Day” (2002), pada adegan ketika M menemui James Bond yang baru diselamatkan dari penyanderaan oleh pihak militer Korea Utara. Saat itu, M menunjukkan sikapnya yang tegas, yang secara tidak langsung James Bond hanya sebagai alat yang bisa dikorbankan kapan saja, jika alat tersebut rusak atau tidak lagi berguna. ... Bond: “You don’t seem to please to see me.” (“Kau tampak tidak senang ketika melihatku.”) M: “If I did my way, you still be in North Korea.” (“Jika mengikuti kemauanku kau masih ada di Korea Utara.”) Bond: ??? M: “Your freedom came with high price.” (“Kebebasanmu dibayar mahal.”) Bond: “Zao...” (“Zao...”) ... M: “Know he’s free.” (“Sekarang dia Bebas.”) Bond: “I never ask to be traded. I rather died in prison than let him loose.” (“Aku tidak pernah minta ditukar. Aku lebih baik mati di tahanan daripada dia bebas.”) ... M: “The top American Agent in the North Korea high command has execute a week ago. The American can decrypt their signal from your prison naming.” (Agen teratas Amerika Serikat di komando tertinggi di
Korea Utara telag dibunuh minggu lalu. Pihak Amerika Serikat memecahkan kode dari sinyal yang berasal dari seseorang di tahanan.) Bond: “And he think is me?” (“Mereka pikir itu aku?”) M: “You were a union made.” (“Kau yang melakukannya”) M: “They conclude you are crack when tourching to the information, we have to get you out.” (“Mereka menyimpulkan bahwa kau membocorkan informasi itu ketika kau disiksa, karena itu kami membawamu keluar.”) Bond: “And what about you think?” (“Bagaimana pendapatmu?”) ... M: “You no use for anyone now.” (“Saat ini kau tidak berguna bagi siapapun.”) (Die Another Day, 2002). Keputusan M untuk membuang James Bond, ketika tidak lagi bisa berguna, menunjukkan bahwa M mengambil keputusan logis, serta kekuasaan mutlak M terhadap semua bawahannya—meskipun secara normatif tampak sangat egois. Hal itu mengindikasikan hubungan antara M dengan James Bond hanya terfokus pada hubungan profesionalisme yang ketat, tanpa mencampurkan perasaan dan sisi emosional pada interarksinya. Karena itu, James Bond pada dasarnya
tidak
memiliki
kekuasaan
apapun
terhadap
semua
aktivitas
profesionalnya, selain hanya alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, M hanya menganggap James Bond sebagai sosok yang berguna, jika memang ada saatu keuntungan yang bisa disumbangkan oleh James Bond terhadap M sendiri, dan mungkin juga pemerintah Kerajaan Inggris. Fakta tersebut ditunjukkan pada adegan ketika M menemui James Bond di stasiun bawah tanah untuk kembali merekrut James Bond, karena M menganggap James Bond kembali berguna bagi dirinya. Perhatikan dialog di bawah ini ... M: “What you expect that apology?” (“Apa kau mengharapkan permintaan maaf?”) Bond: “I know, you do whatever you take to get job done.” (“Aku tahu, kau melakukan apapun asalkan pekerjaanmu selesai.”) (Die Another Day, 2002) M: ... Dialog di atas menunjukkan secara mendalam bahwa M merupakan tipikal pemimpin dengan yang dengan tegas tidak menyesali semua perbuatan yag sudah dilakukannya sedikitpun, dengan pernyataan yang tidak menunjukkan sikap tidak
mau meminta maaf. Sederhanya permohonan maaf merupakan bentuk sederhana sebagai bentuk ungkapan penyesalan. Sebaliknya, M justru mengatakan “What you expect that apology?” (“Apa kau mengharapkan permintaan maaf?”) (Die Another Day, 2002). Hal itu sama seperti yang ditunjukkan M dalam film Skyfall (2012), ketika mengetahui bahwa James Bond ternyata masih hidup, sejak misi terakhirnya di Turki, kemudian mulai meragukan semua keputusan M. Saat itu, M mengatakan “...What you expected, a bloody apology?” (“...Apa yang kau harapkan, permintaan maaf sialan itu?”) (Skyfall, 2012), yang menunjukkan sikap M yang begitu tegas terhadap James Bond. Karakterisasi M begitu menarik, karena menampilkan sosok pemimpin yang tangguh pada satu sisi namun juga humanis pada sisi yang lain. Seringkali ia rela mengorbankan James Bond, dalam banyak tugas dan misi, namun juga cenderung memberikan perlindungan kepada James Bond, jika ia terancam. Keadaan itu menunjukkan bahwa M memiliki pemikiran yang logis serta mempertimbangkan situasi yang paling menguntungkan bagi misi dan dirinya sendiri. Karena itu, M juga pernah menunjukkan sikap, bahwa ia mengakui bahwa James Bond, memang menjadi salah satu agennya yang terbaik, meskipun ia tidak secara langsung mengatakan di depan James Bond. Pernyataan M, dalam film “The World is Not Enough” (1999), menunjukkan sikapnya yang begitu menghargai James Bond dan secara langsung memujinya. Ketika itu ia mengatakan, di depan Elektra King, “He is best we have, but I never to tell em.” (“Dia adalah agenku yang terbaik, meskipun aku tidak pernah mengatakan kepadanya.”) (The World is Not Enough, 1999). Pada film “Goldeneye” (1995), dan “Quantum of Solace” (2008), M juga memberikan pernyataan yang hampir mirip, yang nadanya tampak begitu menghargai James Bond, seperti, “Bond..., come back alive.” (“Bond..., kembalilah hidup-hidup.”) (Goldeneye, 1995), atau “He is my agent, and I trust him. ...” (Dia agenku, dan aku percaya padanya. ...”) (Quantum of Solace, 2008). Pernyataan tersebut jelas bertolakbelakang dengan sikap M yang begitu tegas, hingga seakan-akan bisa mengorbankan James Bond dalam setiap misinya. Kenyataan demikian
menunjukkan karakterisasi M yang relatif dinamis, meskipun ia hanya muncul sebagai karakter pendukung dalam banyak film James Bond. Pandangan dan sikap M terhadap James Bond rupanya juga didorong oleh situasi dan konteks yang muncul ketika ia mengambil keputusan. Legalitas M dan kekuasannya yang tinggi, ketegasan, serta kepeduliannya pada semua agen menjadikannya sosok pemimpin yang mampu mengambil keputusan dalam kondisi apapun, bahkan ketika ia harus berhadapab dengan seseorang yang memiliki jabatan struktural lebih tinggi. Pada adegan ketika Gareth Mallory menemui M serta mempertanyaakan keputusan M kembali merekrut James Bond sebagai agen rahasia, M menanggapinya dengan santai, dan tenang. M: “I’am just been reviewing Bond’s test.” (Aku baru memeriksa hasil tes Bond.) M: “Seems you pass...mad the skin you tease.” (Tampaknya kau lulus...hampir.”) M: “You back to active service.” (Kau bisa kembali bertugas.”) (Skyfall, 2012). ... M: “When he says ready, he’s ready.” (“Kalau dia bilang siap, maka dia siap.”) Mallory: “Perhaps you can’t see at all, maybe you won’t.” (“Mungkin kau tidak bisa melihat semuanya, atau tidak mau melihat.”) M: “What exact do you implying?” (“Apa maksudmu?”) Mallory: “You sentimental about him.” (Kau terlalu sentimentil terhadapnya.) (Skyfall, 2012) ... M: “As long as I head this department, I choose my own operative.” (“Selama aku memimpin departemen ini, aku memilih sendiri agenagenku.”) Mallory: “Fair enough.” (“Cukup adil.”) (Skyfall, 2012) Tekanan yang diberikan oleh Gareth Mallory justru menunjukkan bahwa M memiliki kekuasaan penuh pada bidangnya, sehingga wajar jika ia pada akhirnya harus membuat Gareth Mallory harus puas terhadap semua keputusan M. Pernyataan M, “As long as I head this department, I choose my own operative.” (“Selama aku memimpin departemen ini, aku memilih sendiri agenagenku.”) (Skyfall, 2012), tidak hanya menunjukkan bahwa M berkuasa penuh di MI6, tapi juga mennunjukkan bahwa ia bisa bertindak bebas, bahkan dalam
tekanan. Hal yang sama juga pernah dilakukan M ketika berbeda pendapat dengan Laksamana Roebuck, kepala staf Angkatan Laut Kerajaan Inggris, yang pada saat itu tampak merendahkan saran M kepada menteri pertahanan, pada film “Tomorrow Never Dies” (1997). Dialog di bawah ini menunjukkan situasi tersebut. ... Admiral Roebuck: In incident of decesive action, you want to investigate ... (Dalam kejadian kekerasan ini, kau hanya ingin menyelidiki ...) M: My goes is prevent World War Three, admiral. And I don’t think sending an armada in to the recovery area is the best way we do it. (Tujuanku hanya mencegah Perang Dunia Tiga, laksamana. Dan aku tidak berpikir untuk mengirimkan armada menuju wilayah tersebut merupakan pilihan yang terbaik.) Defense Minister: Where exactly to the mysterious GPS signal come from? (Dari mana tepatnya sinyal GPS misterius itu datang?) M: We still investigate. (Masih kami selidiki.) Admiral Roebuck: Investigating. (Menyelidiki.) Admiral Roebuck: With all your respect M, sometimes I don’t think you have the ball for this job. (Dengan segala hormat M, kadangkala aku berpikir kau tidak punya nyali dalam pekerjaan ini.) M: Perhaps, but the advantages I don’t have a sinking all of time (Mungkin, kapi keuntungannya aku tidak akan punya banyak kapal yang tenggelam.) (Tommorow Never Dies, 1997) Dialog tersebut menunjukkan posisi M yang tegas ketika menghadapi tekanan, serta tipikal pemimpin yang mampu mengambil keputusan sulit, bahkan ia tampil berani menghadapi atasannya yang bersikap merendahkan posisi atau keputusannya. Hal ini menjadikan M merupakan satu karakter penting yang secara langsung ikut menentukan semua aktivitas serta apa yang seharusnya dilakukan oleh James Bond. Menariknya, sikap M tersebut menjadikan James Bond begitu mematuhi M dan semua keputusannya, tidak pernah muncul satupun adegan yang menunjukkan bahwa James Bond menentang sikap M tesrebut. Pada film “Skyfall” (2012), M tampak begitu tangguh menghadapi seoarng penjahat besar, Thiago Rodrigues Silva, yang dulu merupakan mantan agen terbaik MI6. Pada adegan tersebut M tampil dengan sikapnya yang tangguh, angkuh, namun tetap tenang, tanpa sedikitpun menampilkan rasa takut atau gentar.
M: “Regresion is unprofessional.” (“Penyesalan itu tidak profesional.”) Silva: Hahaha...”Regret is unprofessional”. (“Menyesal tidak profesional.”) Silva: “But they made me suffer and suffer...” (“Tapi mereka membuatku menderita, semakin menderita, semakin menderita...”) Silva:”... and suffer. Until I realize, it was you who betrayed me. You betrayed me.” (“... dan menderita. Sampai aku sadar, kau yang menghianatiku. Kau menghianatiku.”) ... M: “Well... I hope it’s worthed.” (“Aku harap itu setimpal.”) M: Mr Silva, you could be transfers to Belmarsh prison... (“Tuan Silva, kau akan dipindahkan ke penjara Belmarsh...”) M:”... in your mark of custody, until the Crown Prosecution Service deal you fit to sent trial...” (“...sebagai bentuk penahananmu, sampai pengadilan memutuskanmu untuk menjalani...”) ... M: “Your name is on the memorial wall of vary building you attack...” (“Namamu berada di monument peringatan di gedung yang kau hancurkan...”) M: “And I will strack off... soon your past in non existed as you future. I never see you again.” (“Dan aku akan menghapusnya...segera masa lalumu akan lenyap sama seperti masa depanmu. Aku tidak akan pernah melihatmu lagi.”) (Skyfall, 2012) Hal itu menjadi bukti kuat bahwa sikap M yang tenang, dan tanpa rasa penyesalan menjadikannya sebagai sosok pemimpin yang tangguh serta mungkin agak berdarah dingin. Namun sikap demikian menjadikan M tampil sebagai seoarang pemimpin yang mungkin lebih unggul dibandingkan dengan laki-laki. Ketika M mengatakan, “And I will strack off... soon your past in non existed as you future. I never see you again.” (“Dan aku akan menghapusnya...segera masa lalumu akan lenyap sama seperti masa depanmu. Aku tidak akan pernah melihatmu lagi.”) (Skyfall, 2012), sebenarnya ia hendak menunjukkan bahwa ia mampu melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya, termasuk jika hal itu berarti bahwa M harus mengorbankan agenagennya. Hal itulah yang menjadikan James Bond mengatakan, “I know, you do whatever you take to get job done.” (“Aku tahu, kau melakukan apapun asalkan pekerjaanmu selesai.”) (Die Another Day, 2002). Dengan demikian, M muncul sebagai satu sosok yang sangat tegas dan berani di sisi lain, namun juga begitu tenang dan perhatian kepada agen-agennya
di sisi yang lain. Keberanian M mengambil keputusan serta bertindak arogan dengan mengorbankan agen-agennya, termasuk James Bond, dalam satu tugas tertentu, sebenarnya dilandasi pada pemikirannya yang logis, kecakapannya, serta kekuasaannya yang tinggi di MI6. Hal itu juga membuat M mampu menghindari tekanan-tekanan struktural, baik itu berasal dari atasannya langsung atau kepala staf Angkatan Laut sekalipun. Kondisi demikian menjadikan M muncul sebagai karakter yang secara umum merefleksikan bentuk-bentuk feminisme dalam filmfilm James Bond, yang notabene menjadi bagian dari media massa. Karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa film-film James Bond secara tidak langsung mulai membawa pesan-pesan feminisme yang secara langsung ditempelkan dalam karakterisasi M, sebagai pemimpin tertinggi di MI6. Menariknya, masuknya pemeran perempuan dalam karakter M tampaknya berhubungan langsung dengan kondisi sosial yang berlaku kala itu. Era tahun 90an mungkin merupakan era munculnya wacana-wacana tentang feminisme, pada mayarakat dunia. Keadaan itu kemungkinan besar mempengaruhi konstruksi filmfilm James Bond, dari film yang penuh dengan tema maskulinitas, serta menunjukkan dominasi laki-laki terhadap perempuan, menjadi film-film yang memberikan keluasan peran dan karakterisasi pada tokoh-tokoh perempuan. Hal itu diindikasikan oleh peran M, sebagai sosok pemimpin tertinggi MI6 yang memiliki dominasi lebih baik, serta peranan lebih kompleks, jika dibandingkan dengan pemeran M laki-laki pada film-film James Bond di bawah tahun 1995. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka paparan tentang wacana feminisme yang berada di belakang karakter M menjadi satu pokok bahasan yang menarik untuk dikaji.
Wacana Feminisme dalam Karakter M Penjelasan tentang konstruksi karakter M pada dasarnya berhubungan erat dengan konstruksi feminisme yang muncul pada masyarakat dunia dan mungkin berkembang pesat pada dekade 90-an. Hal itu ditunjukkan oleh fakta bahwa pemikiran feminisme mengalami perkembangan pesat, pada akhir abad 20, yang dikenal sebagai pandangan post-feminism. Pandangan tersebut menjelaskan
bahwa perempuan kontemporer memiliki kesempatan yang jauh lebih besar tentang persamaan hak dengan laki-laki, terutama bidang-bidang seperti pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial, serta gaya hidup (Macdonald, 208: 1769). Hal itu dikuatkan oleh pandangan Angela McRobbie (2004) bahwa dekade 90-an merupakan titik balik ketika kelompok feminis mulai mengenalkan gaya hidup baru yang dikenal sebagai “individualisasi perempuan serta memasukkan perempuan sebagai bagian dari pandangan politik kelompok feminis” (Macdonald, 2008: 1768). Berdasarkan hal itu, tampak bahwa munculnya karakter M yang diperankan oleh perempuan sebenranya masih berhubungan dengan kondisi serta situasi yang berkembang di dunia pada saat itu, yaitu pemikiran-pemikiran bahwa perempuan juga memiliki kemampuan yang sama dalam bidang pekerjaan. Meskipun M merupakan karakter fiksi yang muncul dalam film James Bond, namun karakter M bisa merepresentasikan fakta bahwa perempuan memiliki persamaan hak, kewajiban, serta kemampuan setara dengan laki-laki, bahkan mungkin lebih baik lagi. Fakta-fakta yang muncul pada masa tersebut tampaknya mendukung pemikiran Angela McRobbie (2004), bahwa dekade 90-an merupakan masa ketika perempuan mulai tampil lebih banyak pada sektor publik (pekerjaan formal di luar rumah), lepas dari stereotipe bahwa perempuan hanya mampu tampil pada sektor domestik (wilayah rumah tangga) semata. Hal itu dibuktikan dengan tampilnya tokoh-tokoh penting perempuan yang secara formal memiliki kesetaraan pada bidang pekerjaan dengan laki-laki, seperti yang ditunjukkan oleh Stella Rimington di Inggris. Stella Rimington merupakan sosok perempuan pertama yang menjabat sebagai pemimpin tertinggi MI5 pada rentang tahun 1992 hingga 1996 (jamesbond.wikia.com/wiki/M_(Judi_Dench)). 1 MI5 (Military Intelligent Section 5) atau juga dikenal sebagai SS (Security Service) merupakan badan intelejen yang bertanggungjawab pada aktivitas intelejen dalam negeri. MI5 berada pada yurisdiksi Departemen Dalam Negeri Kerajaan Inggris.
Lebih lanjut, Daily Telegraph menyatakan bahwa Stella Rimington merupakan sosok perempuan yang menghasilkan kebijakan mengawasi semua saluran telepon, e-mail, dan web site di dalam negeri sebagai salah satu langkah strategis
dalam
aktivitas
intelejen
di
dalam
negeri
(www.telegraph.co.uk/news/uknews/terrorism-in-the-uk/10083058/Spy-on-yourneighbours-says-former-MI5-head-Stella-Rimington.html). Hal itu menunjukkan bahwa karakter M yang juga diperankan oleh perempuan kemungkinan besar terinspirasi dari sosok Stella Rimington yang menjadi sosok perempuan pertama yang memimpin dinas intelejen Inggris. Kecuali hal itu, hadirnya karakter perempuan sebagai sosok pemimpin tertinggi MI6 dalam film James Bond menjadi satu upaya untuk menunjukkan bahwa pada beberapa situasi perempuan cenderung bisa mendominasi laki-laki, bukan sebaliknya. Kenyataan bahwa sosok perempuan memiliki kemampuan yang setara atau lebih tinggi dibandingkan laki-laki tidak hanya muncul pada dunia nyata, fenomena tersebut juga menjadi suatu wacana dalam media massa. Sosok karakter M pada film-film James Bond menjadi bentuk reprsesntasi munculnya wacana tentang feminisme dalam media massa. M digambarakan sebagai sosok yang dominan, tangguh, serta meungkin lebih unggul dibandingkan dengan karakter laki-laki dalam film tersebut. Dalam film, hal itu muncul ketika M tidak ingin disamakan dengan para pendahulunya, termasuk pada sisi kebiasan atau mungkin tradisi yang berkembang pada para pemimpin MI6 sebelumnya. Indikasi tersebut muncul dalam adegan percakapan antara James Bond dan M, sebelum M memberikan intruksi pada James Bond. Bond: Your predessesor keeps some Conag in the top of drawer. (Pendahulumu biasanya meletakkan Conag di atas laci.) M: I prefer Bourbon. (Aku lebih memilih Bourbon.) M: Ice? (Es?) Bond: Yes. (Ya.) (Goldeneye, 1995) Ucapan James Bond bahwa para pendahulunya selalu menempatkan Conag—salah satu jenis minuman keras— serta seakan-akan mengingatkan M, yang baru, bahwa ada tradisi yang dipegang oleh para pendahulunya, yaitu bahwa pemimpin tertinggi MI6 selalu memilih Conag daripada jenis minuman yang lain.
Menariknya, M, manyatakan bahwa ia lebih memilih Bourbon—jenis minuman keras yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa M secara tidak langsung hendak menentang tradisi yang sudah alam dibangun oleh para pemimpin MI6 sebelumnya, yang notabene laki-laki, meskipun ia tidak menolak tradisi meminum minuman keras seperti yang dilakukan pendahulunya. Dengan kata lain M ingin menunjukkan superioritas, keunggulan, dan mungkin juga egoismenya sebagai seorang pemimpin. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan munculnya wacana tentang feminisme pada film-film James Bond. Menariknya, tokoh M tidak hanya ditampilkan dengan satu kondisi yang menolak penyamaan dirinya dengan para pendahulunya, namun juga ditampilkan sebagai sosok yang sangat berkuasa, bahkan ia tampak berani menentang perintah atasannya. Perhatikan dialog, ketika M berselisih pendapat dengan Gareth Mallory, yang saat itu merasa bahwa M terlalu membela James Bond. M: “What exact do you implying?” (“Apa maksudmu?”) Mallory: “You sentimental about him.” (Kau terlalu sentimentil terhadapnya.) M: “As long as I head this department, I choose my own operative.” (“Selama aku memimpin departemen ini, aku memilih sendiri agenagenku.”) Mallory: “Fair enough.” (“Cukup adil.”) (Skyfall, 2012)
Dialog tersebut menunjukkan secara jelas bahwa M merasa tersinggung ketika otoritasnya hampir tidak diakui oleh Gareth Mallory, yang menyatakan bahwa M terlalu mendukung serta membela James Bond. Kontan saja hal itu membuat M harus menunjukkan otoritasnya yang tinggi kepada pimpinannya itu dengan mengatakan
“As long as I head this department, I choose my own
operative.” (“Selama aku memimpin departemen ini, aku memilih sendiri agenagenku.”) (Skyfall, 2012). Sikap serta pernyataan-pernyataan M yang dominan menunjukkan bahwa ada wacana feminisme yang muncul secara jelas bersamasama karakter M dalam film James Bond. Dominasi, ketangguhan, serta sikap M pada semua situasi menunjukkan bentuk-bentuk feminisme liberal dalam diri karakter tersebut. Secara umum feminisme liberal dipahami sebagai satu bentuk feminisme yang menekankan
persamaan posisi antara laki-laki dan perempuan pada semua bidang, termasuk mungkin juga pernikahan (Zeisler, 2008: 49). Hal itu secara samar-samar menjelaskan bahwa kelompok pendukung feminisme liberal muncul dalam banyak sektor publik, serta menekankan posisi yang benar-benar sejajar dengan laki-laki. Kelompok tersebut digambarkan masih menerima pernikahan, namun harus ada persamaan hak dan kewajiban antara posisi suami dan istri. Indikasi munculnya wacana tentang feminisme liberal pada sosok M ditunjukkan pada adegan ketika M melakukan public hearing dengan menteri pertahanan dan parlemen Inggris. Saat itu M mengatakan, “My late husband was a great lover of poetry, ...” (Mendiang suamiku merupakan pencinta puisi ...”) (Skyfall, 2012). Pernyataan iitu menunjukkan bahwa M merupakan sosok perempuan yang memiliki suami, sama seperti kebanyakan perempuan yang lain. Kenyaataan tesrebut juga mengindikasikan bahwa M bukanlah perempuan yang menolak pernikahan. Namun demikian, bagi M pernikahan dan sosok suami bukanlah sesuatu yang terlalu penting. Dengan kata lain, berdasarkan pandangan Zeisler (2008), kelompok feminisme liberal memandang pernikahan bukan sesuatu yang penting untuk dilakukan, bahkan kehadiran sosok suami juga bukan menjadi satu bagian penting dalam kehidupan perempuan, karena feminisme liberal menganggap bahwa perempuan mampu memenuhi semua kebutuhannya. Karena itu, ungkapan, “My late husband…” tidak hanya menunjukkan bahwa suami M sudah meninggal, tapi juga menunjukkan bahwa M sama sekali tidak membutuhkan kehadiran seorang suami. Dengan begitu muncul satu kondisi yang logis bahwa semua bentuk ketangguhan, dan dominasi M, pada semua situasi rupanya dijiwai oleh pemikiran feminisme liberal.
Kesimpulan Konstruksi karakter M, dalam film-film James Bond, menunjukkan munculnya suatu fakta penting bahwa wacana feminisme bukan lagi suatu wacana yang dianggap tabu untuk disampaikan, melainkan suatu wacana yang menjadi salah satu pokok pembahasan di media global. Dengan kata lain, saat ini
pemikiran tentang feminisme menjadi salah satu pemikiran penting dalam upaya menyetarakan hak-hak perempuan di masyarakat. Bagi media massa, wacana dan pemikiran tentang feminisme muncul dalam banyak budaya pop, termasuk film, khususnya film-film James Bond. Wacana dan pemikiran tersebut muncul pada hampir semua karakter perempuan pada serial tersebut, namun demikian karakter M menjadi sosok dominan yang merepresentasikan pemikiran dan wacana tentang feminisme. Karena itu, konstruksi karakter M dalam film-film James Bond menjadi fokus untuk mengkaji dan memahami pemikiran dan wacana tentanng feminisme. Sejak kemunculan karakter M pertama kali, pada tahun 1995, karakter tersebut menampilkan konstruksi pemikiran yang sangat berhubungan dengan pemikiran dan wacana feminisme. Karakter M hadir dengan sikap-sikap yang tegas, tangguh, dominan, serta lebih unggul dibandingkan dengan karakter lakilaki pada film yang sama. M merasa enggan disamakan dengan para pendahulunya, yang notabene laki-laki, sebagai satu bukti munculnya pemikiran feminisme pada diri sosok M. hal itu membawa konsekuensi besar pada karakter itu sendiri serta pengaruhnya pada James Bond. Pemikiran serta wacana feminisme pada karakter M menjadikan ia bisa dengan mudah mendominasi karakter lainnya, termasuk James Bond, bahkan M bisa langsung mencampakkan James Bond ketika ia dianggap tidak lagi berguna bagi M. Fakta tersebut hadir, bukan hanya karena M merupakan atasan langsung James Bond di MI6, tapi lebih menampakkan bahwa M memiliki kekuasaan penuh, dominasi, serta keberanian, jauh melebihi James Bond sendiri, sebagai hasil konstruksi dari wacana dan pemikiran feminisme. Lebih lanjut, wacana dan pemikiran feminisme yang muncul pada karakter M bukan hanya bagian dari upaya media massa untuk menjadikan feminisme sebagai suatu wacana global, tapi juga muncul sebagai hasil dari fakta-fakta sosial yang berkembang pada dekade 90-an, tentang feminisme. Kemunculan karakter M, yang diperankan perempuan, secara tidak langsung dipengaruhi oleh fakta sosial munculnya Stella Rimington, sebagai perempuan pertama yang menjadi pemimpin tertinggi MI5 pada tahun 1992-1996. Dengan kata lain karakter M
tampil sebagai representasi wacana dan pemikiran feminisme di dunia nyata, serta didorong oleh fakta penting bahwa sosok perempuan juga mampu menjadi seorang pemimpin, bahkan pemimpin dinas intelejen Inggris. Dengan demikian pemikiran tentang persamaan hak perempuan, dewasa ini, hadir pada banyak bidang dan secara langsung didukung oleh media massa, serta hadir menjadi sebuah wacana penting di masyarakat modern. Karena itu, wacana dan pemikiran tentang feminisme muncul sebagai suatu petunjuk penting bahwa sosok perempuan tidak hanya bisa tampil begitu lembut, tapi juga hadir menjadi sosok yang sangat tangguh, sama seperti yang dikatakan oleh M kepada Gareth Mallory, pada saat wawancara, “What the hell with dignity, I leave when the jobs done.” (“Persetan dengan kebanggaan, aku pergi setelah tugasku selesai.”) (Skyfall, 2012).
Daftar Pustaka Flynn, E, A. (2002). Feminism Beyond Modernism. Carbondale: Southern Illinois University Press. Getachew, M, T. (2008). Bagaimana Hidup (dan Bagaimana Mati), dalam James B. South dan Jacob M. Held (editor) James Bond and Philosophy, Question Are Forever. Ilyas Hasan (penerjemah): 41-66. Jakarta: Lentera. Macdonald, M. (2008). Femininity and Feminine Values. dalam Wolfgang Donsbach (editor) International Encyclopedia of Communication: 17641769. Malden: Blackwell Publishing. Proop, V. (1984). Theory and History of Folklore. Ariadna Y Martin dan Richard P. Martin (penerjemah). Minneapolis: University of Minnesota Press. Taylor, A. F. (2011). Buku-Buku yang Mengubah Dunia, Lebih dari 50 buku yang peling berpengaruh dalam sejarah manusia. O.V.Y.S. Damos (penerjemah). Jakarta: Penerbit Erlangga. Zeilser, A. (2008) Feminism dan Pop Culture. Berkeley: Seal Press. James Bond Wikia. (n.d). M (Judi Dench). Diakses pada 10 September 2014 dari http://jamesbond.wikia.com/wiki/M_(Judi_Dench) Whithead, T. Furness, H. (2013). Spy on Your Neighbours, Says Former MI5 Head, Stella Rimington. Diakses pada 10 September 2014 dari http:// www.telegraph.co.uk/news/uknews/terrorism-in-the-uk/10083058/Spy-on your-neighbours-says-former-MI5-head-Stella-Rimington.html. Goldeneye. Dir. Martin Campbell. Perf. Pierce Brosnan, Isabella Scorupco, Famke Janssen, Sean Bean, Judi Dench, Samantha Bond. MGM/UA, 1995.
Tomorrow Never Dies. Dir. Roger Spottiswoode. Perf. Pierce Brosnan, Michelle Yeoh, Jonathan Pryce, Teri Hatcher, Judi Dench, Samantha Bond. MGM/UA, 1997. The World Is Not Enough. Dir. Michael Apted. Perf. Pierce Brosnan, Sophia Marceau,Robert Carlyle, Denise Richardson, Judi Dench, Samantha Bond. MGM/UA, 1999. Die Another Day. Dir. Lee Tamahori. Perf. Pierce Brosnan, Halle Berry, Toby Stephens, Rosamund Pike, Madonna, Judi Dench, Samantha Bond. MGM/UA, 2002. Quantum of Solace. Dir. Marc Foster. Perf. Daniel Craig, Olga Kurylenko, Mathieu Amalric, Giancarlo Giannini, Gemma Arterton, Judi Dench. MGM/Columbia Pictures, 2008. Skyfall. Dir. Sam Mendes. Perf. Daniel Craig, Javier Bardem, Ralph Fiennes, Naomie Harris, Berenice Lim Marlohe, Ben Wishaw. Judi Dench. MGM/Columbia Pictures, 2012.