Film Dokumentar Muhammad Faisal
[email protected]
Abstrak Film dokumentar adalah sebuah karya seni gambar dan visualisasi yang dituangkan dalam bentuk karya tulisan lalu di buat dalam bentuk gambar dan visualisasi. Film dokumentar sering dianggap sebagai rekaman aktualitas-potongan sewaktu kejadian yang sebenarnya berlangsung, saat orang-orang yang terlibat didalamnya berbicara dan melakukan adegan akting, di dalam kehidupan nyata ataupun fiksi. Dalam membuat film dokumentar tentunya langkah pertama yang harus dibuat adalah membuat skenario atau alur cerita. Skenario merupakan kumpulan naskah yang berisi adegan-adegan atau alur cerita dalam sebuah film yang harus di pelajari oleh para pemain yang terlibat dalam film dokumentar. Skenario bukan hanya digunakan untuk kepentingan film tapi juga bisa di gunakan untuk acara tv lainya, dalam menyusun sebuah skenario tentunya penulis di wajibkan dapat membuat alur cerita yang menarik yang dapat membangkitkan rasa ingin tau, rasa penasaran, rasa takut, dll kepada sang penonton. Ketika proses pembuatan skenario selesai langkah selanjutnya adalah membuat naskah, naskah adalah alur cerita yang akan dijadikan pokok bahasan sebuah film. Naskah berisikan tentang alur cerita berupa dialog yang akan dimainkan oleh para pemain film dokumentar, dan proses terakhir setelah pembuatan naskah selesai adalah pembuatan storyboard. Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun sesuai dengan urutan naskah skenario, dengan storyboard kita dapat kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena storyboard dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji didalam storyboard.
Kata Kunci: Film dokumentar
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Pendahuluan Membuat film dokumetar adalah suatu tantangan yang sangat dasyat karena diperlukan beberapa pengetahuan lebih pada saat kita akan membuat sebuah film dokumetar. Di sini mencoba berbagi ilmu tentang mengenal sebuah camera di film dokumentar. Ada beberapa hal yang wajib di ketehui dalam pengambilan gambar untuk proses sebuah film, Salah satunya adaalh jenis camera. Kamera terdiri dari dua jenis dimana yang pertama dikenal dengan sebutan Kamera Docking, yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu: lensa kamera (bagian depan),Camera Head (bagian tengah),VCR (bagian belakang). Sedangangkan yang kedua adalah Kamera Camcoder, yang terdiri dari dua bagaian utama yaitu; Lensa dan VCR yang menjadi satu. Selain camera yang mendukung untuk pengambilan gambar lensa pun menjadi hal yang wajib untuk mendukung sarana pengambilan gambar, agar gambar yang didapat lebih cerah dan berkualitas.
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Pembahasan Film dokumentar merupakan karya seni yang biasanya dilakukan oleh orang-orang pecinta film atau oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas karya ilmiah. Film dokumentar merupakan salah satu alat yang ampuh di tangan orang yang mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud terutama terhadap masyarakat kebanyakan dan juga para penonton yang memang lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek rasionalnya, dan langsung berbicara ke dalam hati sanubari penonton secara meyakinkan. Dalam pembuatan film dokumentar biasanya durasi yang dibutuhkan tidak lebih dari 30 menit. Disitulah para kru harus bekerja keras untuk membuat film itu lebih menarik dan membuat para penonton merasa tidak bosan saat menyaksikan film dokumentar. Sebuah film dokumentar dapat dikatakan menarik apabila mampu membawa penonton masuk ke alur cerita yang sedang di tampilkan. Dalam proses pembuatan sebuah film tentunya akan menumui banyak kendala, baik kendala dalam pengambilan gambar, kendala pemain, kendala cuaca, dan lain sebagainya. Disutalah para kru film dituntut untuk menunjukan rasa profesionalnya dalam menyelesaikan sebuah film.
Film dokumetar sendiri itu terbagi dari dua kelompok. Satu adalah semi dokumetar dan satunya lagi adalah total film dokumetar. Menjadikan Ide sebagai sebuah ilham bagi film dokumetar kita tentunya tidaklah gampang seperti kita berkata-kata, jika Ide kita dapatkan tentunya sebuah riset untuk sebuah pemikiran itu menjadi sangat penting. Karena yang menarik dalam penciptaan film dokumenter berawal sebuah riset yang kita lakukan. Percaya atau tidak kita harus kembali berkaca pada diri kita sendiri. “apakah Ide-ku ini nantinya menarik jika di Film-kan.” Proses pembuatan film dokumanter bukan sekedar estetika tapi mempunyai sebuah riset. Karena film dokumenter tidak melulu teks yang dikuti oleh gambar. Karena kita harus berpikir film dokumanter kita nantinya bisa memberikan gambaran riset kita. Jika bisa, Ide yang ada pada diri kita bisa kita share pada orang (kelompok) kita, agar kiranya Ide yang akan kita tuangkan pada saat pembuatan kiranya bisa ditangkap rekan produksi film dokumentar kita. Setelah dari sebuah Ide yang sudah kita matangkan dari sebuah riset pertanyaan berikutnya adalah bagaimana mentransfer „kamera kita? Karena nantinya banyak yang meleset dari apa
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
yang kita sudah rencanakan. Jadi bersiap-siaplah jika nantinya kita mengalami suatu kendala dalam pelaksanaan pembuatan film dokumentar. Setelah Ide siap kita bungkus, peralatan yang memadai sangat menunjang dalam history pembuatan film dokumentar kita. Berikut ini akan diberikan beberapa perihal terpenting bagi filmmaker yang kiranya berguna dalam pembuatan film dokumetar. Dimana istilah ini sangat dekat dengan juru kamera dan perihal berikut tentunya perlu juga di ketahui dan wajib juga dikuasai oleh sang sutradara film dokumetar.
Kamera Kamera terdiri dari dua jenis dimana yang pertama dikenal dengan sebutan Kamera Docking, yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu: lensa kamera (bagian depan),Camera Head (bagian tengah),VCR (bagian belakang). Sedangangkan yang kedua adalah Kamera Camcoder, yang terdiri dari dua bgaian utama yaitu; Lensa dan VCR yang menjadi satu.
Lensa Lensa itu tersusun dari tiga bagian utama yaitu Ring focus, ring focus sangat berkaitan dengan ketajaman dan kedalaman gambar (depth of field), berikutnya adalah Zoom, zoom ini sendiri berkaitan dengan jarak subjek dengan lensa (focal length). Zoom menjadi dua yaitu Zoom In (gambar mendekat) dan Zoom Out (gambar menjauh). Nah Lensa, Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain : Lensa normal, berukuran focus sepanjang 50mm atau 55mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia. Lensa lebar (wide lens), biasanya mempunyai lebar focus 16-24mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan, atau ruangan yang sempit. Lensa tele, adalah lensa yang memiliki focal length (jarak antara objek dengan lensa) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Color Bars Color Bars berfungsi sebagai pengatur gelap terang suatu objek dan juga mengatur color balance. Dan dikenal juga sebagai awalan dari rekaman gambar kita. Time Code (TC) Time Code berfungsi sebagai pencatat durasi gambar kita dalam kamera. Ini sangat berguna takkala kita melakukan pencarian gambar saat editing.
Auto White Balance (AWB) atau (WB) White Balance adalah syarat mutlak bagi disaat memulai mengoperasikan camera. AWB atau WB berguna menjauhkan satu warna yang dominant atau bad color (bluish, redish, yellowish atau greenish). Satu lagi yang sama pentingnya dengan AWB atau WB adalah Auto Black Balance (ABB) atau (BB), Black Balance merupakan setting camera untuk mencari kualitas gambar yang sempurna dari camera yang kita gunakan. Set Up Audio Setting Audio menjadi bagian penting dalam pencarian kualitas suara untuk film kita nah audio setting dapat kita lakukan baik pada Atmosfir Mic yang ada pada kamera atau ExternaL Audio. Ide dan Kemera sudah kita ketahui tentunya hal yang perlu kita lakukan tentunya Camera siap di operasikan tapi ada beberapa dasar lainnya yang perlu dipunyai oleh juru kamera dan wajib dikuasai oleh Sutradara film dokumentar. Nah untuk mengahasilkan shot-shot tertentu kiranya kita harus mengetahui shot list yang ada pada konsep film dokumentar kita.
Berikut istilah Camera dan Fungsi yang harus diingat pada saat Camera akan di fungsikan : Shutter Speed Pengaturan Shutter Speed sangat bergantung pada berapa ukuran iris/diafragma yang kita gunakan. Shutter Speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Guna mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk kedalam emulsi film (jangka waktu transmisi sinar) kita menggunakan Shutter Speed. Shutter Speed memiliki satuan angka mulai dari B-1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi, maka gambar yang terekam akan terlihat jelas/terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur atau berbayang. Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Filter Filter terdiri dari 4 pilihan. Filter umumnya terbagi dari empat bagian antara lain: 3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki pencahayaan rendah atau sumber cahaya yang dominant kuning (tungsten). 5600 K + ¼ ND (neutral density), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya matahari terik (top light). 5300 K, digunakan untuk out door dan in door dengan sumber cahaya dominant putih atau cahaya kebiruan (daylight). 5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik (Over Light).
Pencahayaan Atau tata cahaya adalah proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam penggunaan pencahayaan dengan pengaturan diafragma serta shutter speed sangat penting diperhatikan. Dimana dalam menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan Shutter Speed akan menghasilkan gambar dengan tata pencahayaan yang terbaik.
Ada 2 jenis Tata Cahaya yang utama yang sering dipakai, yaitu : High Key High Key sendiri adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative sedikit berbayang. Namun ini menjadi penting dimana bisa memberikan pilihan gambar yang lain. Dimana ada sedikit bagian yang gelap sebagai indikasi bahwa high key bukan karena over exposed.
Low Key Low Key adalah sebaliknya, dimana bagian-bagian yang pokok diberikan cahaya cukup namun ada bagian lainnya terdapat bayangan gelap. Sering terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang. Tata cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai :
Key Light Merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan beberapa key light.
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Fill Light Tujuannya untuk mengisi (Fill) bayangan yang disebabkan oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru, maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunkan sumber cahaya yang soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan memberikan kebebasan dalam penempatannya.
Back Light Ditempatkan diatas atau dibelakang objek, untuk memberi cahaya diatas pundak atau diatas kepala. Dalam tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan di dekat kamera. Karena cahayanya lemah maka dia akan menimbulkan fill light di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada tembok atau furniture.
Point Shooting Camera Camera Angle atau sudut pengambilan gambar yang ditentukan oleh blocking kamera, yang umum yang selalu digunakan ada 3 sudut
High Angle Sebuah sudut pengambilan gambar oleh kamera dari atas objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat objek berada dibawah atau terkesan pendek.
Low angle Sudut pengambilan gambar dari bawah objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat diatas atau terkesan tinggi.
Eye level Sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan pandangan mata, menjadi titik standar normal suatu komposisi. Selain itu ada juga beberapa sudut pengambilan gambar yang dipakai, antara lain,
Bird eye Sudut pengambilan gambar top high, dengan menghasilkan gambar dengan pandangan mata seekor burung.
Frog eye Sudut pengambilan gambar top low, menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor katak. Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Over shoulder Pengambilan gambar dari belakang bahu.
Establish/General shot Gambaran umum sebagai shot pengenalan dari cerita utama atau mainstory.
Inter cut/ Cut away Merupakan gambar-gambar penyela untuk menyembunyikan jumping atau memotong suatu aksi.
Reverse shot Gambar di ambil dari sudut lawan main, tanpa melanggar garis imajiner. Detail shot, sebaiknya dibuat dengan memadukan unsure kekuatan insting dengan unsur keindahan. Gunakan arrow angle dengan memperhatikan jarak perbandingan yang cukup baik dengan membuat detail shot. Sedikit memberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan Film dan Kamera. Soft focus : gambar yang terekam tidak 100% tajam. Out focus : gambar yang terekam tidak tajam sama sekali. In focus : semua gambar terekam dalam keadaan baik. Sharp : gambar yang terekam 100% tajam hingga tampak detailnya. Under exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang kurang. Over exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang berlebihan. Depth of Field: daerah kedalaman dan ketajaman gambar, semakin pendek depth of fieldnya, gambar yang dihasilkan semakin baik, karena gambar dibelakang akan terlihat soft focus atau bahakan out of focus. Focal length : jarak antara objek dan lensa. Zoom in : gerak lensa mendekati objek. Zoom out : gerak lensa menjauhi objek. Track in : gerak kamera mendekati objek. Track out : gerak kamera menjauhi objek.
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Pan : gerak kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Tilt : gerak kamera dari bawah ke atas atau sebaliknya. Shot Size (Ukuran Shot) Very Long Shot (VLS) : Ukuran shot dari kepala sampai kaki dengan ruang gerak objek yang luas. Fungsi shot ini sebagai shot pengenalan/ establish shot. Long Shot (LS): Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas kepala hingga kaki, dengan ruang gerak objek yang sempit. Medium Long Shot/Full Shot(MLS/FS) : Pengambilan gambar dari kepala hingga kaki. Medium Shot (MS): Pengambilan gambar dari batas pinggang hingga kepala. Medium Close Up (MCU): Pengambilan gambar dari batas siku tangan hingga kepala. Close Up (CU): Pengambilan gambar dari atas dada hingga kepala. Big Close Up (BCU): pengambilan gambar dari dagu hingga dahi. Extreme Close Up (ECU): pengambilan gambar detail pada bagian tertentu di wajah, misalnya, bibir atau mata.
Peralatan Pendukung Camera Tripod Tripod (Kaki Camera) Tripod kamera merupakan peralatan yang terpisah dari kamera namun dianya merupakan peralatan tambahan yang menjadi penyokong fungsi kamera dalam peroperasian. Tinggi tripod sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. film cerita sangat memperhatikan ketinggian kamera lensa, dengan menata kaki kamera (tripod) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan dokumenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera (finder). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Reflektor Reflektor adalah kanvas yang berfungsi sebagai pemantul cahaya yang bisa memberikan efek cahaya tambahan yang berguna untuk memberikan citra yang lebih baik pada sujek yang akan di shot. Shoot List Shoot List adalah catatan yang terdiri dari rangkaian gambar yang direkam untuk proses editing. Kamera handycam terdiri dari beberapa format kasetnya : > Video 8 > Hi-8 > Digital 8 > VHS-C > S-VHS-C > Mini DV > Micro MV > DVCam Kamera Professional Broadcast terdiri dari beberapa jenis : > Hi-8 Pro > S-VHS > U-matic > Betacam > DVCPro/DVCam > Digital-9 > Digital Betacam > Memori Hardics. Masing-masing jenis kamera memeliki kemampuan serta fungsi yang tidak sama antara satu kamera dengan jenis kamera lainnya. Ini dikarenakan setiap kamera memiliki kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang memiliki perbedaan kualitas. Rekaman film kita dikatakan layak jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Syarat-syarat ini hanya bisa diabaikan jika rekaman tersebut memiliki nilai tertentu (penting dan/atau menarik) atau mengabadikan peristiwa atau adegan yang istimewa. Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Penutup Demikian yang dapat saya sampaikan dalam artikel tulisan ini tentunya masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, karena keterbatasan dan pengetahuan dan kekurangan referensi yang ada hubungannya dengan artikel ini . Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya artikel ini dan penulisan artikel di kesempatankesempatan berikutnya. Semoga artikel ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Referensi http://dr.klixdata.com/membuat-film-dokumenter-dan-istilah-teknis-praktek-shooting.html
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Biografi Nama : Muhammad Faisal No. Telp : 088210854285 Hoby : Menggambar/ Desain Pendidikkan : Sedang Menyelesaikan Kuliah S1 Institut Pendidikkan : STMIK RAHARJA Pin Bb : 32D6E1FC Email :
[email protected]
FOTO
Lisensi Dokumen: Copyright © 2008-2014 ilmuti.org Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org