FILM BRAM’S STOKER DRAKULA SEBAGAI INSPIRASI PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG Sri Nur Fitriyah Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta
ABSTRAK Karya ini mengkombinasikan bahan tradisional disetiap desain dengan tujuan agar warisan nenek moyang kita tetap terjaga serta mengenalkan pada orang lain. Rancangan busana panggung yang terinspirasi dari film Bram’s Stoker Drakula dengan mengkombinasikan batik. Sumber ide diterapkan pada Batik dengan mengambil tanaman, disertai adanya penambahan motif kelelawar sehingga menjadi satu kesatuan motif. Kata Kunci : Busana panggung ABSTRACT This work every design combines traditional materials with the goal of keeping the legacy of our ancestors maintained as well as introducing other people. Stage fashion designs inspired from the movie Bram Stoker's Dracula by combining batik. Sources of ideas applied to the Batik by taking the plant, along with the addition of a bat motif so that it becomes a whole motif. Keywords: Clothing stage
51
Vol. 4 | No. 1 | Tahun 2017
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fesyen kini telah berkembang pesat mengikuti arus perubahan jaman yang mencakup segala kalangan, usia, bahkan telah menjadi sebuah ladang bisnis yang menjanjikan.Perubahan tersebut membantu perancang dalam menciptakan karya baru khususnya pada desain busana tanpa melupakan nilai-nilai estetika budaya timur. Di Indonesia pakaian sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang untuk mencapai hingga sampai saat ini, pada jaman pra sejarah belum mengenal tulisan bahkan pakaian seperti sekarang. Jaman nenek moyang menggunakan kulit binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk menutupi tubuh sebagai pelindung dari cuaca alam sekitar, dan serangan binatang. Seiring berjalannya waktu pakaian memiliki fungsi yang beraneka macam yang disesuaikan dengan selera pasar yang sedang in atau populer. Pembuatan karya ini penulis mengkombinasikan bahan tradisional disetiap desain dengan tujuan agar warisan nenek moyang kita tetap terjaga serta mengenalkan pada orang lain. Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud membuat rancangan busana panggung yang terinspirasi dari film Bram’s Stoker Drakula dengan mengkombinasikan batik. Sumber ide diterapkan pada Batik dengan mengambil tanaman, disertai adanya penambahan motif kelelawar sehingga menjadi satu kesatuan motif. Alasan mengambil motif kelelawar karena binatang tersebut muncul dimalam hari yang sesuai dengan sosok yang selalu menghindar dari sinar matahari yaitu Drakula. Kelelawar memakan buah-buahan tapi terkadang digambarkan sebagai makhluk penghisap darah binatang. Gotik merupakan Fashion style yang penulis ambil guna melengkapi rancangan. Gotik dibagi menjadi dua periode yaitu periode awal dan periode akhir. Penulis memilih menggunakan periode awal yang ditandai dengan kostum yang lebih elegan dan potongan yang sederhana. B. Sumber Ide Kisah hidup Drakula merupakan salah satu contoh bentuk manipulasi sejarah yang begitu nyata dilakukan negara barat seperti Eropa. Banyak tokoh merupakan suatu fiksi yang kemudian dihasilkan seolah-olah menjadi tokoh yang nyata, tetapi Drakula merupakan keterbalikannya tokoh nyata dijadikan tokoh fiksi. Awal mula pemakaian nama "Dracula", memiliki sejarah panjang yang berhubungan dengan bangsa Rumania "drac" (berasal dari bahasa Latin "draco") yang berarti "naga" dan "setan." Pendapat umum sejarahwan bahwa Dracula diadopsi sebagai julukan yang berasal dari Orde Naga yang diberikan ayahnya, Vlad Dracul di tahun 1431. Vlad Tepes III atau yang lebih populer dengan nama Drakula lahir di Transylvania, Rumania. Drakula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ustmaniyah sebagai wakil Islam, dan Kerajaan Hungary sebagai wakil Kristen. Drakula merupakan salah seorang panglima tentara Salib. Dalam perang inilah Drakula banyak melakukan pembunuhan terhadap umat Islam. Diketahui jumlah korban kekejaman Drakula mencapai 300.000 jiwa umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang sangat biadab dan kejam, yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula. 52
Sri Nur Fitriyah Film Bram’s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung
Gambar 1 Bram Stoker
Gambar 2 Gary Oldman dan Winona Ryder
Brams Stoker merupakan pencipta karakter fiksi Drakula yang ditulis dalam bentuk novel pada tahun 1897. Tahun 1992 novel tersebut difilmkan dengan judul Brams Stoker Drakula yang ceritanya ditulis oleh Doug Ordunio. Film Brams Stoker Drakula merupakan salah satu versi film terbaik dari kisah drakula yang mencoba untuk menangkap rasa dari novel aslinya. Cerita ini ditulis dalam bentuk epistolary, yaitu berupa kumpulan jurnal, surat, telegram, catatan-catatan, atau potongan berita surat kabar, yang dibuat atau dibaca oleh sejumlah tokoh protagonis dalam buku ini. Sumber ide lebih dispesifikasikan pada kelelawar karena binatang ini sebagai perwujudan drakula yang keluar pada malam hari dan sebagai binatang penghisap darah. Motif kelelawar ditambah unsur motif tumbuh-tumbuhan diaplikasikan pada bahan sutera untuk di proses batik secara tradisional dengan teknik pewarnaan colet ( naptol dan remasol ) di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan motif. Gotik berkembang sekitar abad ke-13 hingga ke-15. Ditandai dengan hadirnya masyarakat kesatria pada era perang salib di Venesia, sehingga busana gotik abad pertengahan dijadikan acuan kostum dalam film-film horor seperti film Bram’m Stoker Drakula. Gotik sendiri dibagi menjadi dua periode,Gotik Awal dan Gotik Akhir. Gotik Awal berkisar antara tahun 1200-1350 AD yang menghasilkan busana lebih sederhana dalam potongan namun lebih elegan, dan lebih ekspresif. Pada awal periode gotik dijumpai busana dengan garis leher yang sedikit rendah, dan pola pada busana terlihat ringan dengan karakter bahan yang melangsai. Pada awal periode potongan lengan menjadi ketat dan lengan dapat menonjol atau puff. Siluet bagi perempuan dengan pinggang bergerak turun dari bawah payudara beberapa inci di atas pinggang alami, rok lengkap dengan hiasan di bagian bawah, dan berbagai macam jenis lengan.
Gambar 3 lukisan pada era Gotik
Gotik Akhir periode yang berkisar dari 1350-1450, gaya berubah relatif cepat selama waktu ini. Periode berubah dari sebelumnya menggunakan kain yang melangsai, akhirnya 53
Vol. 4 | No. 1 | Tahun 2017
menggunakan bahan yang lebih kaku. Salah satu kostum yang populer bagi perempuan abad pertengahan adalah korset gotik. Korset Gotik tidak seperti yang dipakai selama periode Victoria dan abad pertengahan namun lebih lembut dan nyaman. Warna yang digunakan dalam style gotik biasanya hitam, merah, hijau, biru dan emas berkesan lembut tapi intens. Diselingi dengan warna-warna cokelat abu-abu dan cokelat hati. Maka dalam pembuatan rancangan Tugas Akhir penulis menggunakan warna-warna yang terdapat pada era gotik sebagai acuan yaitu merah dan hitam. Pada pembuatan busana juga lebih mengacu pada gotik awal yaitu sederhana dalam potongan namun lebih elegan, dan lebih canggih karena dipertimbangkan dengan tujuan perancangan yaitu untuk busana panggung. C.Kerajinan dengan teknik simpul (Makrame) Kata makrame berasal dari bahasa Turki. (Turki: Ma-kra’ma atau Miqramah) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan : bentuk suatu kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rangkaian benang pada awal atau akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Kerajinan menyimpul atau mengikat tali sudah lama dikenal di negara kita. Sebagai contoh dapat kita lihat alat penangkap ikan, seperti jala, jaring, sair (sunda), bahkan sampai perlengkapan pakaian, seperti topi, sarung tangan, kaos kaki, keranjang atau tas, dan masih banyak lagi contoh lainnya, yang semuanya dikerjakan dengan teknik simpul, dengan mengandalkan ketrampilan tangan, tanpa menggunakan alat bantu mesin. Dari kebiasaan membuat simpul yang fungsional dan artistik itu pada akhirnya muncul seni kerajinan yang khusus menggunakan teknik ikat-mengikat tanpa bertujuan menguatkan benda lain seperti yang semula dilakukan. Beberapa jenis simpul dasar:
Gambar 4 Simpul Kepala
Gambar 6 Simpul Mati
Gambar 5 Variasi Simpul Kepala
Gambar 7Simpul Tunggal 54
Sri Nur Fitriyah Film Bram’s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung
Gambar 8 Simpul Ganda
Gambar 9 Simpul Gorden Banyak jenis kerajinan makrame yang sepenuhnya merupakan kegiatan ikat mengikat yang tidak untuk mengikatkan ujung sesuatu tenunan seperti yang semula dilakukan. Di antara jenis-jenis kerajinan simpul atau makrame yang sering kita lihat adalah hasil karya berupa: ikat pinggang, penghias gerabah atau keramik, tas, hiasan dinding, keranjang untuk menggantung tanaman, gorden, gelang, topi, rompi, taplak meja dan sebagainya. (Sobandi, Bandi. (2006). M A K R A M E (Kerajinan Dengan Teknik Simpul). Palembang: Seni Rupa UPI) Banyak benda yang dapat dibuat dengan teknik makrame atau menyimpul, antara lain :
Gambar 10 Contoh karya tas 55
Vol. 4 | No. 1 | Tahun 2017
Gambar 11 Kesed
Gambar 12 Taplak Meja
Gambar 13 Gantungan bunga Gambar 14 Hiasan dinding
D.Aspek Trend Trend 2014 “Tradisional Revolusi” merupakan sebuah proses mencari identitas dan akar budaya suatu bangsa. Indonesia khususnya ada banyak beraneka macam, batik salah satunya. Rancanagan busana panggung yang dibuat menggunakan bahan dari serat alam yaitu serat binatang Lepidoptera biasa disebut bahan sutera, dipadukan dengan bahan berteknologi modern yaitu satin. Bahan dari serat alam diolah dengan proses batik tradisional secara tulis menjadikan bahan tersebut bernilai tinggi. Dipadukan dengan bahan berteknologi modern satin khususnya satin bridal menjadikan karya nampak berkilau dan menambah kesan mewah dengan harga jual yang lebih tinggi. Motif kelelawar dibuat dalam dua warna yang diambil dari warna darah yaitu merah dan warna binatang itu sendiri yaitu hitam. Alasan pemilihan motif kelelawar yang sudah di stilasi tersebut karena berhubungan dengan sumber ide, yaitu film drakula. Style sendiri menggunakan style gotik awal yang memiliki potongan sederhana namun nampak anggun dan elegan.
56
Sri Nur Fitriyah Film Bram’s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung
E.Realisasi Rancangan Desain I 1. Sketsa desain I tampak depan dan belakang
Gambar 15 sketsa desain I
Gambar 16 Workshop Drawing desain
Analisis Desain I Desain pertama merupakan three pieces, terdiri dari bolero, bustier, rok mini ditambah ekor. Warna merah lebih mendominasi di dalam rancangan ini. Pada bolero menggunakan kerah tegak berlengan pendek dengan tenik lipit hadap dan terdapat aplkasi makrame di bagian tengah belakang. Untuk bustier terdapat aplikasi makrame dibagian lingkar badan pertama yang melingkar keseluruh tubuh kemudian memanjang kebawah dibagian muka. Bagian muka bustier juga terdapat payet yang terpasang secara acak ditambah dengan bling-bling. Rok berbentuk mini dengan cutting bagian muka terdapat aplikasi tambahan berbentuk sayap kelelawar. Aplikasi makrame juga menghiasi bagian muka rok yang memanjang dari pinggang kebawah. Dalam mempermudah gerak si pemakai terdapat belahan split dibelakang. Untuk ekor menggunakan bahan sutera yang telah dibatik dengan motif kelelawar dikombinasikan dengan tumbuh-tumbuhan. Ekor ini melekat pada ban pinggang rok dengan panjang kira-kira dua meter sehingga setiap si pemakai bergerak dapat menimbulkan kesan melangsai yang indah. Warna merah diambil dari warna darah. Merah melambangkan keberanian, kekuatan, sarat dengan emosi namun mengandung gairah dan kasih sayang. Warna merah juga dapat menarik perhatian orang yang berada disekitarnya, sehingga di dalam desain ditujukan untuk mampu menarik perhatian penontonnya. 57
Vol. 4 | No. 1 | Tahun 2017
Hiasan Busana atau motif
Gambar 17 Visualisasi desain I tampak depan
Gambar 19 Aplikasi makrame pada rok
Gambar 22 Make up dan tata rambut
Gambar 18 Aplikasi makrame dan payet tabur pada bustier
Gambar 20 tampak belakang
Gambar 21 tampak sampingAksesoris
Gambar 23 Jepit hias, anting-anting
58
Gambar 24 Sepatu
Sri Nur Fitriyah Film Bram’s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung
Desain II
(1) Sketsa desain II tampak depan dan belakang
Gambar 25 Sketsa desain II
Gambar 26 Workshop Drawing desain II
Analisis Desain II Desain kedua terdiri dari 2 bagian, yaitu bustier dan rok panjang sampai mata kaki. Bustier menggunakan bahan satin bridal dengan warna hitam yang mendominasi dan merah. Warna merah digunakan pada bagian muka kemudian ditutup dengan bahan tambahan satin hitam yang meruncing pada bagian atas. Tambahan tersebut disambung pada bagian sisi bustier. Bustier dikombinasikan dengan Basque, yang merupakan tambahan rok pendek yang dijahitkan pada bagian badan atas (bodice) sebuah busana atau jas. Basque bisa dilipit, dikerut mau pun dipotong melingkar dan disambungkan pada kelim badan atas. Pada abad 20 juga dikenal dengan nama Peplum. Peplum menggunakan bahan sutera yang telah di batik dengan motif kelelawar serta tumbuhtumbuhan. Hasil dari proses batik ternyata tidak hitam sepenuhnya melainkan sedikit kecoklatan. Terdapat empat baris aplikasi makrame yang dilekatkan pada bahan satin diberi penyangga ballen agar dapat menimbulkan kesan kaku. Rok memiliki siluet mermaid yang artinya siluet dengan bentuk pas pada pinggang hingga lutut kemudian melebar pada bagian bawah menyerupai ekor putri duyung. Dalam potongan rok menggunakan teknik pias yang terdiri dari tujuh potong. Tille kaku disambungkan pada furing dibagian dalam agar dapat menimbulkan efek bergelombang sama seperti bustier. Desain ini melambangkan sisi feminim pada style gotik yang terlihat seakan-akan memiliki sisi pemberontak.
59
Vol. 4 | No. 1 | Tahun 2017
Hiasan Busana atau motif
Gambar 27 tampak depan
Gambar 30 Bustier
Gambar 28 tampak belakang
Gambar 31 Rok pias
Gambar 33 Sepatu
60
Gambar 29 makrame pada bustier
Gambar 32 Jepit rambut, anting-anting, kalung
Sri Nur Fitriyah Film Bram’s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung
Desain III a. Sketsa
Gambar 34 Sketsa tmpak depan dan belakang
Gambar 35 Workshop Drawing desain
Analisis Desain III Desain ketiga berupa two pieces, terdiri dari bustier dan rok. Bustier menggunakan bahan satin bridal warna hitam, kemudian pada bagian leher tedapat aplikasi makrame yang disambung pada bagian atas bustier. Cutting bagian tengah muka terdapat tambahan kain yang menyerupai sayap kelelawar kemudian terdapat lidah yang menutupi daerah sekitar kom. Tengah muka juga terdapat aplikasi makrame dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Rok berbentuk pas body yang panjangnya diatas lutut, namun terdapat potongan tambahan bahan sutera yang dibatik. Melangsai sampai mata kaki dijahitkan pada bagian rok atas. Potongan rok pada bagian sisi-sisinya menggunakan bahan sutera yang telah di batik dan bagian tengah menggunakan bahan satin bridal. Pada jahitan sisi bawah terdapat tambahan potongan lidah terbuat dari bahan satin bridal yang dilapisi kain keras. Terdapat pula aksen manik-manik dan batu akrilik sepanjang garis hias tengah muka rok agar terlihat lebih glamour.
b. Hiasan Busana atau motif
Gambar 36 Tampak depan
Gambar 37 Anting-anting 61
Vol. 4 | No. 1 | Tahun 2017
Gambar 38 Tongkat
Gambar 39 Sarung tangan
KESIMPULAN Penulisan Tugas Akhir ini merupakan pembelajaran yang berharga untuk lebih mengenal lingkungan sekitar serta budaya di Indonesia khususnya. Tiga rancangan busana panggung untuk penyanyi telah dihasilkan dalam Tugas Akhir ini dengan sumber ide film Bram’s Stoker Drakula. Sumber ide lebih dispesifikasikan pada kelelawar karena binatang ini sebagai perwujudan drakula yang keluar pada malam hari dan sebagai binatang penghisap darah. Motif kelelawar ditambah unsur motif tumbuh-tumbuhan diaplikasikan pada bahan sutera untuk di proses batik secara tradisional dengan teknik pewarnaan colet ( naptol dan remasol ) di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan motif. Rancangan ini ditujukan untuk remaja putri berusia antara 18-25 tahun, karena pada masa ini remaja sudah mempunyai psikologi yang stabil. Remaja pada usia tersebut juga sudah dikategorikan memasuki usia dewasa, sehingga sudah mampu mengenal diri sendiri dan ingin hidup dengan pola yang digariskan sendiri dengan keberanian. Mulai mampu memahami arah hidup dan menyadari tujuan hidupnya dengan pendirian tertentu, yang berdasarkan satu pola jelas yang baru ditemukannya. Berdasarkan pertimbangan diatas terciptalah busana panggung yang mengacu pada style gotik. Periode gotik awal merupakan style yang digunakan dimana garis potongan pakaian lebih sederhana namun tampak anggun dan elegan. Salah satu kostum abad pertengahan yang populer bagi perempuan adalah korset gotik. Korset Gotik tidak seperti yang dipakai selama periode Victoria dan abad pertengahan namun lebih lembut dan nyaman. Dengan perpaduan bahan antara satin bridal dan sutera yang sama-sama memiliki efek kilau diharapkan dapat menjadi point of interst di atas pangung. Mode pakaian gotik pada dasarnya menggunakan warna gelap, sehingga dalam rancangan digunakanlah bahan utama satin bridal warna hitam dan merah. Di dalam proses batik terdapat warna hitam, merah, putih dan sedikit ungu.
62
Sri Nur Fitriyah Film Bram’s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung
Tugas Karya ini menghasilkan tiga karya yang masing-masing memiliki karakter berbeda di setiap detailnya. Karya pertama merupakan three pieces yang terdiri dari bolero, bustier, rok mini dengan tambahan ekor dibelakangnya. Warna yang mendominasi adalah merah yang berarti berani, kuat, bergairah dan penuh kasih sayang. Karya kedua two pieces, terdiri dari bustier dan long skirt. Warna hitam lebih mendominasi dalam rancangan ini yang berati penuh miteri, rasa duka yang mendalam, dan kegelapan. Karya ketiga merupakan two pieces, terdiri dari bustier dan rok mini namun terdapat tambahan yang memanjang sampai mata kaki. Warna hitam dan merah sama-sama mempunyai kedudukan sehingga diharapkan perpaduan dua warna tersebut membawa pengaruh yang positif bagi si pemakai khususnya. DAFTAR PUSTAKA Arnstein, S. R. (1969). A Ladder of Citizen Participation. Dalam R. T. Gates, & F. Stout (Penyunt.), The City Reader (2nd ed.). New York: Routledge Press. A. Riyanto, Arifah dan Liunir Zulbahri. Modul Dasar Busana. PKK UPI A. Riyanto, Arifah. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo A. Riyanto, Arifah, (2009). Dasar Desain Mode. Bandung: PKK UPI Ernawati. (1996). Keserasian Berpakaian. Padang: FPTK IKIP Padang Ernawati dan Weni Nelmira. (2008). Pengetahuan Tata Busana. Padang: UNP Press Ernawati, Izwerni, dan Weni Nelmira. (2008). Tata Busana Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Ernawati, Izwerni, dan Weni Nelmira. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Lukito, Drs. Setyo. Kamus Lengkap 15 Milyar. Solo: Pelita Harapan Sekar Sari, Puspa. Teknik Mendesain Baju Sendiri. Bekasi: Laskar Aksara Sobandi, Bandi. (2006). M A K R A M E (Kerajinan Dengan Teknik Simpul). Palembang: Seni Rupa UPI Soekarno. (2004). Buku Penuntun Membuat pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Soekarno. (2005). Buku Penuntun Membuat pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Daftar Pustaka Internet dan Sumber lain (http://ezinearticles.com/?History-of-Gothic-Clothing-Fashion&id=5362450) (http://www.geocities.ws/lotr_obsessed2931/Mina.html) (http:/akimee.com/pengertian-busana-panggung-artikel-25.html diunduh pada tanggal 20 mei 2013) (http://physicsworld.com/cws/article/news/2010/oct/11/unravelling-the-secrets-of-silk-production diunduh pada tanggal 05 September 2013) (http://id.wikipedia.org/wiki/Satin diunduh pada tanggal 05 September 2013) (http://mendesainbusanapola.wordpress.com/2012/12/21/pengertian-pola-busana diunduh pada tanggal 04 Desember 2013) (http://bahankain.com/2013/04/03/apa-itu-kain-satin/ diunduh pada tanggal 05 September 2013) (http://kabarmalam.blogspot.com/2013/02/sejarah-dan-asal-muasal-tentang-dracula.html diunduh pada tanggal 06 September 2013) (http://en.wikipedia.org/wiki/Mulan_Jameela diunduh pada tanggal 06 September 2013) (http://www2.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/tahukah-anda-siapa-itu-dracula-sangpembantai.htm#.Uic0dF0djIU diunduh pada tanggal 06 September 2013) (http://kamus.sabda.org/kamus/inspirasi diunduh pada tanggal 19 September 2013)
63