Festival Musikalisasi Puisi untuk Siswa SLTA
A. Peserta 1. Peserta adalah siswa SLTA di wilayah Provinsi Kepulauan Riau. 2. Satu tim terdiri dari enam orang siswa yang masih aktif dan berasal dari sekolah yang sama yang dibuktikan dengan surat tugas dari kepala sekolah, disertai fotokopi kartu pelajar, serta foto 3x4 satu lembar (warna). 3. Tiap sekolah hanya diperkenankan mengutus satu tim. B. Materi Peserta tampil membawakan dua karya musikalisasi puisi dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Puisi pertama (wajib) yang dibawakan setiap peserta berjudul “Merah Putih Genting” karya Iyut Fitra (halaman 4—5). 2. Puisi kedua yang dibawakan peserta adalah puisi karya penyair Kepulauan Riau yang sudah dikenal luas. Puisi yang dibawakan hendaknya belum pernah dibawakan dalam kegiatan serupa. C. Tahap Seleksi Festival Musikalisasi Puisi tahun ini dilaksanakan dalam dua tahap: I. Seleksi Digital 1. Setiap peserta wajib mengirimkan rekaman penampilan dalam bentuk cakram padat sebanyak satu buah. 2. Rekaman berisi penampilan musikalisasi puisi berdurasi 10—15 menit. 3. Cakram padat dikirimkan ke panitia Festival Musikalisasi Puisi, Kantor Bahasa Kepulauan Riau, Jalan Rumah Sakit 3, Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang, dengan menyertakan formulir pendaftaran, fotokopi kartu pelajar, surat tugas dari kepala sekolah, dan foto 3x4 satu lembar (warna). 4. Peserta wajib melampirkan naskah puisi pilihan pada saat pengiriman cakram padat. 5. Berkas pendaftaran diterima panitia paling lambat tanggal 2 Mei 2017 pukul 16.00.
II.
Seleksi Penampilan 1. Setiap peserta menampilkan dua karya musikalisasi puisi; satu puisi wajib dan satu puisi pilihan. 2. Puisi pilihan harus sama dengan rekaman yang dikirimkan kepada panitia. 3. Peserta menyediakan sendiri peralatan yang digunakan untuk kepentingan festival (misalnya alat musik dan properti pendukung). 4. Tiap peserta diberi waktu 10—15 menit dalam setiap penampilan.
D. Sistem Penilaian 1. Penilaian mencakup No. 1.
2.
3. 4.
5.
Kriteria Penilaian Penafsiran Puisi (Bagaimana menampilkan puisi berdasarkan cara menafsirkan isi puisi terpilih) Komposisi Musikal (Unsur-unsur musikal yang diambil dari unsur etnik atau lainnya yang menambah keindahan puisi terpilih) Vokal (nada yang tepat, dan teknik melagukan puisi) Keselarasan (unsur musik menambah keindahan puisi dan membentuk harmonisasi yang indah) Penampilan (kesesuaian busana, gerak tubuh, dan keseluruhan aksi dalam menyampaikan puisi)
Persentase 35%
25 %
20% 10%
10%
2. Sepuluh tim terbaik akan dipilih melalui seleksi digital. 3. Pengumuman sepuluh tim terbaik akan disampaikan melalui akun Facebook kantor: Kantor Bahasa Kepri dan laman kantor: kantorbahasakepri.wordpress.com pada tanggal 5 Mei 2017. 4. Sepuluh tim terbaik wajib mengikuti seleksi penampilan pada tanggal 10 Mei 2017. 5. Enam tim terbaik akan dipilih sebagai pemenang. 6. Pemenang I—VI dipilih berdasarkan urutan nilai tertinggi. 7. Penilaian juri dimulai dari angka 50—100 kelipatan 5. 8. Keputusan juri mutlak, tidak dapat di ganggu gugat.
E. Hadiah Pemenang akan diberikan hadiah berupa piala, piagam, buku-buku, dan uang pembinaan. Pemenang I akan diikutsertakan pada Pekan Sastra tingkat Sumatera di Provinsi Sumatra Barat. Uang Pembinaan: Pemenang I Rp3.500.000,00 Pemenang II Rp3.000.000,00 Pemenang III Rp2.750.000,00 Pemenang IV Rp2.500.000,00 Pemenang V Rp2.250.000,00 Pemenang VI Rp2.000.000,00 F. Lain-lain Pendaftaran dimulai tanggal 19 April s.d. 2 Mei 2017. Pendaftaran (Penerimaan berkas pendaftaran) akan ditutup pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 16.00. Konfirmasi pendaftaran dapat menghubungi panitia Festival Musikalisasi Puisi, Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau, Jalan Rumah Sakit No. 3, RW 01, RT 001, Tanjungpinang. Narahubung, Fatmala Sari Oktaviani: 0819-7354-6659 atau 0822-8419-8559.
PUISI WAJIB
MERAH PUTIH GENTING Iyut Fitra
(seratus lilin seperti tak redup. Seratus tahun serasa kemaren bung, inilah kisah tentang ranah!) setapak tepian yang tertinggal, lembah lembab barangkali angin pun masih setia, di sana dulu segala kau pesankan tuah dan petitih, biduk dengan pendayung, sepancang tonggak hingga geliat kibar bendera maka di selaksa jejer pulau melati pun harumlah lalu di setiap kolam-kolam teratai pun kembanglah harumlah, kembanglah indonesia, napas yang terpancang. menderap gegas memburu arah baru dan kau berdiri tepat di sisinya meminang jejak sejarah, memainkan lagu waktu yang tak tersimak sampai akhirnya kereta itu datang juga; ke digul, ke digul! ke tempat di mana sepi ternyata tak berkutik selain sesungging senyum, segelas teh panas dan kacang goreng selebihnya mungkin jejak panjang tentang cinta yang hilang waktu yang tak bertekuk musim terus tua begitu segala tampak lelah dalam perguliran berapa rangkai kata terbingkai. berapa suluh yang telah menyala dan negeri itu kini serupa tersia kota-kota melumut
benang-benang merah putih genting dari ujung ke ujung mengusuti hari-hari debu. hari-hari penuh mesiu “mengapa retak juga akhirnya cinta ini? mengapa belah juga gemburnya tanah ini?” di tanahkusir, tanah yang kau minta sendiri. mungkin kau dengar keluh orang-orang di jalan di ranjang di meja makan atau di tiang-tiang bendera yang tak kokoh betapa perjalanan setelah tahun-tahun kesunyian tampak seperti langkah-langkah luka dan tua karena di tiap tapal orang-orang berlomba mencuri demi nasib sendiri-sendiri dan kau di sana, adakah tengah menangis, atau sedang belajar berdansa (seratus lilin seperti tak redup, seratus tahun serasa kemaren ah, bung. istirahat sajalah!) 2002 Sumber: Bung Hatta dalam Puisi Penerbit KPSP Padang Tahun 2003