PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS LOMBA MUSIKALISASI PUISI DAN PADUAN SUARA MARS DAN HYMNE UNPER
2017 A. PETUNJUK PELAKSANAAN 1. Ketentuan Umum a. Setiap SMA/MA/SMK mengirimkan peserta maksimal dua (2) kelompok (satu kelompok Paduan Suara dan satu Kel. Musikalisasi Puisi). b. Perwakilan sekolah wajib mengumpulkan surat rekomendasi dari sekolah masingmasing sebagai syarat lomba yang ditandatangani oleh pimpinan sekolah atau yang mewakili. c. Perwakilan peserta sekolah boleh membawa pendukungnya, kecuali official dibatasi hanya dua orang/sekolah. d. Semua peserta dan official berhak mendapatkan sertifikat dari panitia sebagai pembimbing lomba. e. Setiap peserta lomba masing-masing dibimbing oleh Low Organition (LO) dari panitia sampai penampilan berlangsung. f.
Semua materi Lomba disediakan oleh pihak panitia yang dapat di download di www.unper.ac.id
g. Setiap sekolah diberi tempat (ruangan) untuk istirahat selama belum tampil. h. Peserta melakukan pendaftaran melauli sms dengan format “Nama Sekolah” <spasi> “Lomba yang akan diikuti” <spasi> “Nama Lengkap Pembina berikut Gelar”. Contoh : “SMA PERJUANGAN” “LOMBA PADUAN SUARA” “LOMBA MUSIKALISASI PUISI” “ASEP SULAIMAN, S.Pd., M.Pd.” i.
j.
SMS di kirim ke salah satu nomor: -
H. Agus AW
(081321344427)
-
Dona Setia Umbara
(082217307999)
-
Geri Syahril Sidik
(085221441510)
-
Fajar Nugraha
(085223111146)
Pendaftaran peserta lomba dimulai tanggal 07 s.d 22 Januari 2017.
k. Technical meeting akan dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2017 Pukul 10.00 WIB s.d selesai di Ruang Kesenian Universitas Perjuangan. l.
Pelaksanaan lomba tanggal 28-29 Januari 2017 di Kampus Universitas Perjuangan Tasikmalaya pukul 08.00 s.d Selesai.
2. Ketentuan Khusus Lomba Paduan Suara a. Peserta membawakan lagu Mars dan Hymne Unper hanya satu balik tanpa ada interlode b. Peserta boleh merubah atau membuat arransemen (intro) baru hanya di awal lagu c. Peserta menyerahkan partitur lagu Mars dan Hymne Unper bilamana ada perubahan
aransement (intro) lagu dengan notasi angka atau balok. d. Setiap peserta harus membawa condaktor/dirigent sebagai pemimpin paduan suara. e. Peserta boleh menggunakan instrument (keyboard) atau tidak, dan playernya dari peserta masing-masing. f.
Penampilan peserta menggunakan seragam sekolah (putih abu/batik/baju identitas).
g. Setiap kelompok peserta paduan suara minimal 20 orang, maksimal 30 orang. h. Durasi penampilan keseluruhan 10 menit dari dua lagu tersebut. i.
Mikrophone yang disediakan panitia sebanyak 5 buah. Musikalisasi Puisi
a. Peserta membawakan satu buah puisi dari 10 puisi yang disediakan panitia. b. Peserta dipersilahkan memilih sendiri genre yang dikuasai dan disenangi secara bebas. c. Peserta boleh menggunakan instrument secara bebas kecuali drum, atau tidak samasekali menggunakan instrument (acapella). d. Ketika penampilan kostum boleh disesuaikan dengan tema puisi yang dibawakan, akan tetapi tidak menjadi salah satu penilaian. e. Durasi penampilan maksimal 10 menit. f.
Banyak peserta tiap kelompok 7-10 orang
g. Mikrophone yang disediakan 10 buah. B. PETUNJUK TEKNIS a. Urutan penampilan lomba ditentukan berdasarkan hasil undian yang diambil oleh panitia dan sekaligus mendapatkan nomor urut tampil ketika daftar ulang b. Peserta harus hadir di ruang perlombaan 15 menit sebelum acara dimulai c. Peserta akan dipanggil oleh panitia ketika akan tampil. Ketika peserta dipanggil sebanyak tiga kali namun tidak segera manampilkan diri tanpa keterangan yang jelas, maka peserta di anggap gugur. C. SISTEMATIKA LOMBA a. Lomba terdiri atas satu babak pertandingan. b. Setiap penampilan berdurasi 10 menit : c. Jika waktu sudah dimulai maka ada penanda (ketukan 1 kali) d. Kejuaraan sifatnya mutlak dari hasil penilaian dewan juri. e. Pengumuman kejuaraan dilaksanakan setelah siding dewan juri pada saat itu. f. Pemenang Lomba 1. Paduan suara Juara ke-1 memperoleh Tropi dan uang pembinaan sebesar Rp. 1.500.000,Juara ke-2 memperoleh Tropi dan uang pembinaan sebesar Rp. 1.000.000,Juara ke-3 memperoleh Tropi dan uang pembinaan sebesar Rp. 750.000,-
2. Musikalisasi Puisi Juara ke-1 memperoleh Tropi dan uang pembinaan sebesar Rp. 1.500.000,Juara ke-2 memperoleh Tropi dan uang pembinaan sebesar Rp. 1.000.000,Juara ke-3 memperoleh Tropi dan uang pembinaan sebesar Rp. 750.000,D. PENILAIAN Penilaian juri didasarkan pada tiga aspek : 1. Paduan Suara “Diberitahukan ketika technical meeting” 2. Musikalisasi Puisi
a. Kreativitas b. Harmonisasi c. Penampilan Pemenang didasarkan pada akumulasi keseluruhan nilai masing-masing peserta dari tiap juri dan keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
E. PENJURIAN 1. Dewan juri terdiri atas 3 (tiga) orang yang sesuai denggan kompetensinya. 2. Semua penampilan akan dinilai dan diputuskan oleh dewan juri. 3. Keputusan dewan juri bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. 4. Penjurian akan dilakukan dengan menganut 3 (tiga) aspek. 5. Selama dewan juri melakukan penilaian, peserta disilakan menunggu di luar ruangan pertandingan. 6. Dewan juri dapat memberikan evaluasi verbal selama maksimal 5 (lima) menit setelah menentukan pemenang. 7. Jika peserta ingin meminta evaluasi verbal lebih lanjut, dapat meminta secara personal kepada juri di luar waktu yang dialokasikan. F. LAMPIRAN -
LAGU MARS DAN HYMNE UNPER (Dapat di Download di www.unper.ac.id)
-
PUISI
1. ACEP ZAMZAM NOOR INGIN KUDENGAR Ingin kudengar suaramu pada rumputan Berbisik tentang rindu. Dari putaran angkasa Kujemput getar itu Menjadi nyanyian burung-burung nazar Dan angin berebut menuruni lembah Bersama sunyi. Di sini kita hanya bagian kecil Dari kefanaan. Dari pohon-pohon nyiur Dari hamparan pasir dan riak air Lautan terlalu luas dan karang terlalu terjal Untuk direngkuh. Tapi apapun yang kau olah dari alam Semuanya bermula dari kedalaman hati Bahasamu mungkin sungai yang mengalirkan sampah Tapi sampah yang berasal dari kekhusuan dan gairah 1986 2. SAEFUL BADAR NOTASI KECIL DAUN-DAUN BERGUGURAN Daun-daun kau biarkan berjatuhan Mengetuki gerbang bumi Menjumpai tanah yang berabad menanti Kau lihat bayang-bayangnya di kedalaman hati Berlesatan. Seperti kenangan-kenangan itu Memenuhi kemerdekaan yang terluka Disepanjang dada kita Daun-daun kau biarkan menyalami tanah Dihantarkan cuaca. Menjemput keabadian purba Seperti mimpi-mimpi kita Tentang cinta dan kemerdekaan yang sesungguhnya Ketika kita tak lagi punya daya Dihimpit beban nafsu dan keinginan-keinginan dunia Daun-daun yang berguguran adalah diri kita Setelah berabad-abad lahir Berabad-abad tumbuh dalam alpa dan sia-sia Lantas membusuk Dicampakkan mimipi dan gelegak nafsu dunia 1998
3. SARABUNIS MUBARAK MENUSIR JEJAK MENUJU KELAK Setiap sore, anakku menyalami sawah dan sungai Gemercik pancuran dan suara rumpun bambu Yang tertiup angin, menggerakkan kaki mungilnya Untuk terus berlari mengejar kupu-kupu. Dari Pematang sawah ke tepi sungai, kepinggir dangau, Ke rimbunan daun hijau, ke jalan-jalan setapak, ke Selasar masa kanak, menusir jejak menuju kelak. Di hari cerah, anakku berbincang riang dengan semut hitam. Sesekali jarinya menunjuk Galunggung yang membisu di utara kampungku. Anakku selalu ingin mengajak semut hitam untuk menyebrang sungai dan berlari ke puncak gunung. Tapi selalu saja ia diteriaki ratusan katak, bahwa jejak kaki mungilnya masih dibuntuti sekawanan anak bebek. Bersama burung-burung, annaku bernyanyi mengiringi padi yang menghijau sambil menirukan lonceng kerbau. Sinar matanya menentramkan ikan-ikan dari gangguan Ular. Sambil menciumi bunga, disentuhnya putri malu, Lalu tertawa melihat daundaun mengkerut. Tiba-tiba Anakku menangis saat duri menggores tangan, menjadi luka yang mengalirkan getah ke pepohonan. 2011 4. YUSRAN ARIFIN SYAIR BATU AKIK Tak penting lagi kau lahir dimana Di sungai deras ataupun di lereng-lereng cadas Kau tambang hatimu, pikirmu juga usiamu Hidupmu tiada lebih baik Pun tak lebih buruk dari yang lain Andai kau tak mengasah tubuhmu Sesungguh hati, kilaumu takan berarti Kau hanya menghuni riuh kali Tiang jembatan atau berserakan Di jalan setapak kehidupan Hidupmu penyair, adalah ketulusan Cinta yang kau pendam dan digosokan Bertahun-tahun perburuan, penambangan Ritual-ritual dan pertapaan Atau mungkin kesia-siaan 2012
5. ENUNG SUDRAJAT DALAM TIADA Dalam gelapnya malam Jangan kau kira matahari tiada Dia bercengkrama bersamamu Dalam nyanyian rembulan Dalam terangnya siang Jangan kau sangka bulan tak tampak Dia mencumbuiku Dengan nafasang Mentari terbenam di malam hari Bulan tenggelam di pagi hari Bulan dan matahari tetap ada Aku terhalang atribut yang fana Dalam pandang cakrawala Sayap boleh patah Kepaknya tak boleh menyerah Wujud boleh tak bernilai Pikiranku jangan tergadai
Bandung, 12 Oktober 2011
6. W.S. RENDRA LAGU SEORANG GERILYA (Untuk putraku, Isaias Sadewa) Engkau malayang jauh, kekasihku, Engkau mandi cahaya matahari. Aku di sini memandangmu, Menyandang senapan, berbendera pusaka. Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu engakau berkudung selendang katun di kepalamu. Engkau menjadi suatu keindahan, Sementara dari jauh resimen tank penindas terdengar menderu. Malam bermandi cahaya matahari, kehijauan menyelimuti medan perang yang membara. Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu. Peluruku habis dan darah muncrak dari dadaku Maka disaat seperti itu kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan bersama kakek-kakekku yang telah gugur di dalam bejuang membela rakyat jelata.
7. TOTO SUDARTO BACHTIAR PAHLAWAN TAK DIKENAL Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar didanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ngat bilamana ia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tau untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap supi padang senja Dunia tambah beku ditengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda Hari itu sepuluh November, hujanpun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalinya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar didanya Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda 1995
8. TATANG PAHAT TASIKMALAYA Di sore bergincu tembaga Aku mengetuk pintu waktu dan Puisi terbawa nyanyian mega-mega Sementara kunang-kunang bersemedi Di rambut sunyi. Akupun hilang kata-kata Ketika nafaskota tersenggal pesta-pora Mataku panah bianglala Yang menawarkan cinta coca-cola Membelah dada di sepanjang trotoar jalan Malaikat kecil dalam gendongan kumpulkan uang logam di jalan pembangunan Di bawah monumen ini Batin tercabut luka rumput Padahal telah kutatah harapan Kucangkul kemiskinan Dan akau hanya segelintir pasir Di munumen yang terusir
9. AGUS AW MATA KEHIDUPAN Bunga melati itu telah pergi Merintih, terbakar matahari di taman sunyi Terkoyak, tercabik, terkapar, seorang diri Setelah belalang meninggalkan puncak birahi, kini Ia terkulai meratap diri Bunga melati itu telah pergi Menyusuri alam menerjang ajal Menembus malam dalam ayunan Membius diri telanjang kaki, namun Rembulan basah mendesah resah Bunga melati itu telah pergi Membawa cerita penuh misteri Gemerlap bintang dan lampu-lampu mercuri Jadi saksi jati diri yang abadi Bunga melati itu telah pergi Semerbak mewangi tinggalah asa Berguguran diantara daun-daun muda, kini Menbisu menepi dalam kalbu pilu Terbuang diantara parit kehidupan 2000 10. BUDHI WAHYU FITRIYADI RUPA DIHATI Melukis pelangi tanpa pigura Sengaja kita berulah Membiarkan indah tak berujung Dan kita rasakan itu Nyanyikan bisikan nakal pada notasi orchestra Sengaja kita berulah Alirkan hasrat tak sirna Dan kita nikmati itu Galeri ukuran alismu Lengkapi denting harpa Merambat bersama nafas dalam ingatan yang terjaga kala waktu sirna Sengaja kita berulah Rakus melahap bening cahaya Pada setiap episode pertunjukan Dan kita syukuri itu