FENOMENA PEMISAHAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PEMBELAJARAN DITINJAU DARI SEGI PANDANGAN ISLAM
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
LATIFAH Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan / Prodi : Tarbiyah / PAI Nim: : 111005412
…….
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa TAHUN 1436 H / 2015 M
SKRIPSI
Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Sebagai Salah Satu Beban Studi Program Sarjana (S-1) dalam Ilmu Tarbiyah
Diajukan Oleh :
LATIFAH Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan / Prodi : Tarbiyah / PAI Nim: : 111005412
Disetujui Oleh :
Pembimbing Pertama,
Pembimbing Kedua,
Dr. Sulaiman Ismail, M.Ag
Nuraida, MA
Telah
Dinilai
Oleh
Panitia
Sidang
Munaqasyah
Skripsi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Dinyatakan Lulus dan Diterima Sebagai Tugas Akhir Penyelesaiaan Program Sarjana ( S-1 ) Dalam Ilmu Tarbiyah Kamis,
9 Juli 2015 M 22 Ramadhan 1436 H DI L ANGSA
PANITIA SIDANG MUNAQASYAH SKRIPSI K e t u a,
Sekretaris,
Dr. Sulaiman Ismail, M.Ag
Nuraida, M.Pd
A n g g o t a,
A n g g o t a,
Drs. Zainuddin, MA
Junaidi, M.Pd.I
Mengetahui: Rektor InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa
Dr. H. Zulkarnaini, MA NIP: 1967 0511 1990 02 1001
KATA PENGANTAR ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺭﺣﻤﻦ ﺍﻟﺭﺣﻳﻢ Puji beserta syukur penulis ucapkan ke-hadhirat Allah Swt yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta selawat dan salam juga disampaikan ke pangkuan Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan sahabatnya sekalian yang telah membawa umat manusia dari alam Jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat yang diperlukan dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam pada Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tiada terhingga atas bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak terutama kepada: Bapak Dr. Sulaiman Ismail, M.Ag selaku pembimbing I dan Ibu Nuraida, MA selaku Pembimbing II yang telah menyediakan waktu untuk membimbing penulis sampai selesai. Bapak Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Dekan, Ketua Jurusan, para Dosen dan seluruh civitas akademika yang juga telah banyak membantu. Teristimewa kepada ayah dan ibu serta sanak famili yang telah berjasa besar dalam memberikan dorongan spiritual dan material serta selalu mendo’akan agar pendidikan dapat selesai.
iv
Juga kepada teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu hingga penulisan karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik. Atas segala bantuan, kebaikan dan sumbangsih semua pihak, penulis do’akan semoga Allah jadikan amal ibadah baginya dan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiyah ini masih sangat jauh dari kesempurnaannya, walaupun telah berusaha semaksimal mungkin, namun demikian sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada semua pihak agar dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis menyerahkan kepada Allah Swt dengan harapan semoga skripsi ini akan bermanfaat hendaknya kepada penulis khususnya dan kepada para pembaca umumnya. Langsa, 18 April 2015
v
DAFTAR ISI HALAMAN iv KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ……………………………………………………………. vi ABSTRAKSI…………………………………………………....................... vii
BAB
I :
PENDAHULUAN…………………………………………… 1 A. B. C. D.
BAB
Latar Belakang Masalah …………………………… 1 Rumusan Masalah……...……………………………. ……. 4 Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………… 4 Penjelasan Istilah........ ……………………………. 5 II : LANDASAN TEORI……………………………………….8 A. Pemisahan Laki-Laki dan Perempuan ................................... 8 B. Hubungan Laki-Laki dan Perempuan Pra Nikah………………………..…………………….. 18 C. Kewajiban Belajar .................................................................. 25 D. Proses Pembelajaran terhadap Laki-Laki dan Perempuan yang Terpisah………………………… 32
BAB
III : METODOLOGI PENELITIAN…………………………… 38 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian……………………………… 38 B. Sumber Data……………………………………………… 38 C. Teknik Pengumpulan Data………………………………. 39 D. Tehnik Analisis Data ………………………………… 39 E. Pengecekan Keabsahan Data.....................……….. 40
BAB
IV:
BAB
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ………………… 41 A. Pandangan Islam tentang Pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan……………………………. 41 B. Anjuran Islam tentang Pemisahan Antara Laki-Laki Dan Perempuan dalam Proses Pembelajaran ……………………………………… 49 C. Pembahasan Hasil Penelitian……………………….. 62
V : P E N U T U P .............................................................................. 65 A. Kesimpulan .............................................................................. 65 B. Saran-Saran ............................................................................. 66
DAFTAR KEPUSTAKAN ................................................................................. 67 DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………… 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
vi
46 46
ABSTRAK Proses pendidikan yang terlihat di lembaga formal, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun lembaga masyarakat, laki-laki dan perempuan belajar dalam satu ruangan, apakah di tingkat dasar hingga di tingkat perguruan tinggi. Proses pendidikan yang menyatukan antara laki-laki dan perempuan sudah merupakan pemandangan yang biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Islam tentang pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan dan untuk mengetahui anjuran dalam Islam tentang pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan), yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan kualitatif yang bersifat dengan teknik membaca sejumlah buku yang ada di perpustakaan, termasuk mengkaji sejumlah data dari media sosial. Tujuan kajian dimaksud untuk memperoleh data yang diinginkan menyangkut dengan pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan Islam tentang pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan dalam lingkungan lembaga formal baik yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat yang mengkondisikan siswa siswa laki-laki dan perempuan berada dalam satu kelas merupakan hal yang sangat keliru, karena Islam tidak membenarkan anak laki-laki dan perempuan berada dalam satu situasi meskipun keberadaan mereka dalam situasi belajar.
ABSTRAK Nama : Latifah. Tempat / Tanggal Lahir : Teumpeun, 8 - 8 - 1986. Nim: 111005412. Judul Skripsi: Fenomena Pemisahan Antara Laki-Laki dan Perempuan dalam Pembelajaran Ditinjau Dari Segi Pandangan Islam. Proses pendidikan yang terlihat di lembaga formal, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun lembaga masyarakat, laki-laki dan perempuan belajar dalam satu ruangan, apakah di tingkat dasar hingga di tingkat perguruan tinggi. Proses pendidikan yang menyatukan antara laki-laki dan perempuan sudah merupakan pemandangan yang biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Islam tentang pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan dan untuk mengetahui anjuran dalam Islam tentang pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan), yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan kualitatif yang bersifat dengan teknik membaca sejumlah buku yang ada di perpustakaan, termasuk mengkaji sejumlah data dari media sosial. Tujuan kajian dimaksud untuk memperoleh data yang diinginkan menyangkut dengan pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan Islam tentang pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan dalam lingkungan lembaga formal baik yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat yang mengkondisikan siswa siswa laki-laki dan perempuan berada dalam satu kelas merupakan hal yang
sangat keliru, karena Islam tidak membenarkan anak laki-laki dan perempuan berada dalam satu situasi meskipun keberadaan mereka dalam situasi belajar.
Langsa,
9 Juli 2015 M 22 Ramadhan 1436 H
Pembimbing Pertama,
Pembimbing Kedua,
Dr. Sulaiman Ismail, M.Ag
Nuraida, MA
K e t u a,
Sekretaris,
Dr. Sulaiman Ismail, M.Ag
Nuraida, M.Pd
A n g g o t a,
A n g g o t a,
Drs. Zainuddin, MA
Junaidi, M.Pd.I
Mengetahui: Rektor InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Dr. H. Zulkarnaini, MA NIP: 1967 0511 1990 02 1001
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 pada bab I pasal (1) butir ke 20 dikatakan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, bahkan interaksi siswa dengan lingkungannya. Pembelajaran merupakan proses interaksi dalam lingkungan belajar yang bertujuan untuk perubahan prilaku ke arah yang lebih baik. Proses interaksi dalam kegiatan pembelajaran secara umum menggabungkan siswa maupun siswi dalam proses pembelajaran, hal yang menarik ketika pembelajaran yang ada di sekolahsekolah tertentu yaitu dalam pembelajaran antara siswa dan siswi belajar terpisah. Artinya dalam proses pembelajaran dilakukan terpisah baik dalam kegiatan pembelajaran secara umum, kegiatan ekstra kurikuler, tempat olah raga, kantin maupun tempat ibadah. Memberlakukan pemisahan kelas laki-laki dan perempuan di sekolah-sekolah banyak dikecam. Ada yang beranggapan bahwa kebijakan tersebut dinilai tidak efektif jika bertujuan meminimalisasi kerusakan moral generasi muda bahkan dikhawatirkan pemisahan antara siswa dan siswi dalam proses pembelajaran justru bakal memasung interaksi sosial remaja. Laki-laki dan perempuan atau dengan kata yang umum dipakai sekarang
2
ini yaitu gender merupakan masalah yang sering diperdebatkan. Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah-laku. Sebenarnya gender adalah hasil pemikiran atau rekayasa manusia, dibentuk oleh masyarakat sehingga gender bersifat dinamis dapat berbeda karena perbedaan adat-istiadat, budaya, agama dan sistem nilai dari bangsa, masyarakat dan suku bangsa tertentu. 1 Fakta menunjukkan bahwa ketimpangan gender dalam relasi laki-laki dan perempuan masih sering terjadi. Ketimpangan gender merupakan masalah sosial yang harus diselesaikan secara integrative holistik dengan menganalisis berbagai faktor dan indikator penyebab yang ikut aktif melestarikannya, termasuk faktor hukum dan pendidikan yang kerapkali mendapat justifikasi agama. Dalam kehidupan Islam, yaitu kehidupan kaum muslim dalam segala kondisi mereka secara umum, telah ditetapkan di dalam sejumlah nash syari’ah, baik yang tercantum dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah bahwa kehidupan kaum pria terpisah dari kaum wanita. Ketentuan ini berdasarkan ketetapan berdasarkan sekumpulan hukum Islam (majmu’ al-ahkam) yang berkaitan dengan pria, wanita atau kedua-duanya, juga diambil dari seruan Al-Qur’an kepada kaum wanita dalam kedudukannya sebagai wanita dan kepada kaum pria dalam kedudukannya sebagai pria. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 35 Allah Swt berfirman:
1
Fakih Mansour, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. 2, 2002), hal. 16.
3
Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, lakilaki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. AlAhzab : 35). 2 Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa Allah Swt telah menjadikan wanita seluruhnya adalah aurat selain wajah dan dua telapak tangannya. Allah Swt mengharamkan wanita untuk memperlihatkan perhiasannya terhadap selain mahramnya. Allah pun telah melarang kaum pria melihat aurat wanita, meskiun hanya sekedar rambutnya. Allah juga melarang para wanita bepergian, meskipun untuk Haji jika tidak disertai mahram-nya. Pada dasarnya gender dalam pendidikan yaitu pemisahan kelas siswa dengan kelas siswi dilakukan untuk mencegah terjadinya fitnah dan pergaulan bebas yang tdak diharapkan, karena dalam Islam sangat menjaga pergaulan laki-laki dan wanita yang bukan mahram. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut 2
Al-Qur’an, Kementerian Agama RI 2013.
4
lagi tentang pemisahan antara laki-laki dan perempuan khususnya dalam proses pembelajaran menurut pandangan agama Islam dalam bentuk skripsi dengan judul: Fenomena Pemisahan Antara Laki-Laki dan Perempuan dalam Pembelajaran Ditinjau Dari Segi Pandangan Islam. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam pembahasan ini adalah: 1. Bagaimana pandangan Islam tentang pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan? 2. Adakah anjuran dalam Islam tentang pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran? 3. Bagaimana fenomena pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan pada MAN/SMA se Kota Langsa? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pandangan Islam tentang pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan b. Untuk mengetahui anjuran dalam Islam tentang pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran c. Untuk mengetahui fenomena pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan pada MAN / SMA se Kota Langsa 2. Manfaat penelitian Menyangkut dengan manfaat, diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk:
5
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna bagi dunia pendidikan b. Manfaat praktis bagi pribadi penulis sehingga dapat menambah wawasan mengenai wacana nilai pendidikan khususnya tentang laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran. Untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran c. Lembaga pendidikan, untuk dijadikan sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan penerapan syari’at Islam yang berlaku di Provinsi Aceh, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan serta pemerintah secara umum d. Bagi ilmu pengetahuan, yakni dapat menambah khazanah keilmuan tentang fenomena pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran khususnya dalam pandangan Islam sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan sesuai syari’at islam dan mencapau prestasi yang memuaskan. Kemudian dapat dijadikan sebagai bahan atau refrensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan e. Bagi peneliti berikutnya untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut serta refrensi terhadap penelitian yang sejenis
D. Penjelasan Istilah 1. Fenomena Dimaksudkan dengan makna dari kata fenomena adalah: Hal-hal yang dapat
6
dimaksudkan dengan makna kata fenomena adalah: Hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindera dan dapat diterangkan dan dinilai secara ilmiah. Sesuatu yang luar biasa, keajaiban. Fakta, kenyataan. 3 Sedangkan yang penulis maksudkan dengan fenomena tersebut adalah kenyataan atau gambaran yang mudah dilihat dengan sebab terjadi di sekolah-sekolah seperti pemisahan belajar antara siswa laki-laki dan perempuan saat menjalani proses pembelajaran yang dapat dikaji dalam berbagai pandangan, terutama dalam pandangan Islam termasuk secara ilmiah. 2. Pemisahan antara laki-laki dan perempuan Makna dari pemisahan antara laki-laki dan perempuan adalah dalam proses pembelajaran antara laki-laki dan perempuan di sekolah adalah dipisahkan kelas dimana antara laki-laki dan perempuan belajar di ruang kelas tersendiri, demikian juga dengan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik perempuan. Antara laki-laki dan perempuan tidak berada dalam kelas yang sama dengan sebab adanya pembatasan khusus dengan sebab mengacu pada ajaran Islam, yakni membatasi hubungan interaksi antara laki-laki dan perempuan dalam dunia pendidikan. 4. Pembelajaran Makna kata pembelajaran adalah: Proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 4 Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan maksud penulis yakni memberikan pelajaran khususnya pelajaran agama Islam kepada segenap peserta didik yang dipisahkan secara bersahaja dalam ruang kelas masing-masing, baik kelas laki-laki maupun kelas perempuan dengan alasan melaksanakan syariat Islam, yakni membatasi hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dengan demikian 3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1995), hal. 275. 4 Ibid, hal 14.
7
antara keduanya dapat terpelihara dari berbagai sikap dan prilaku yang menyimpang antar lawan jenis, bahkan dalam diri mereka akan muncul sikap saling menghargai dengan sebab sejak awal telah dididik untuk memiliki jiwa saling menjaga harkat dan martabat masing-masing. 4. Pandangan Islam Kata Pandangan Islam terdiri dari dua suku kata, pandangan dan Islam. Makna kata pandangan adalah: Hasil perbuatan memandang. Benda atau yang dipandang. Pengetahuan. 5 Kemudian Islam, kata Islam berasal dari Bahasa Arab yaitu: ﺍﺴﻼﻣﺎ- ﻴﺴﻠﻢ- ﺍﺴﻠﻢyang berarti selamat selamat sentosa. Kata “aslama” juga sering diartikan penyerahan diri, tunduk, patuh dan taat. 6 Sesuai dengan makna dari dua kata tersebut dapat dijelaskan bahwa yang penulis maksudkan dengan pandangan Islam adalah ajaran yang terdapat dalam agama Islam, seperti hikmah hukum terhadap pemisahan belajar antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran agama Islam dan lainnya yang bertujuan agar laki-laki dan perempuan terbebas dari prilaku menyimpang sesuai dengan laranganlarangan yang terdapat dalam ajaran agama Islam.
5 6
hal.23.
Ibid, hal. 723. Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah I), (Jakarta: Rajawali Pers, 1993),