Konsep & Pengembangan SPK
Febriyanno Suryana, S.Kom,MM,M.Kom www.suryagsc.wordpress.com
[email protected] 0852 7474 1981 – 528FDA93
2017
Sistem Cuaca
Pelanggan
Input: Material Mentah Biaya Sumber Daya
Proses: Prosedur Program Tool Aktivitas KeputusanKeputusan
Output: Kinerja Konsekuensi Produk Akhir Layanan
Pembuat Keputusan
Shareholders
Pemerintah
Vendor
Pembatas Sistem
Umpan Balik Perbankan
Lingkungan
Pesaing
2 Memberi dukungan untuk para manajer dalam semua level
1 Masalah semiterstrukstur & tidak terstruktur 14 Standalone, terintegrasi dan berbasis web.
3 Memberi dukungan bagi individu atau kelompok
Karakteristik dan KemampuanSPK
13 Kemampuan akses data
5 Memberi dukungan bagi semua tahap proses pengambilan keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
12 Pemodelan & analisis
6 Memberi dukungan bagi berbagai bentuk pengambilan keputusan
11 Mudah dikembangkan 10 Dapat dikendalikan
4 Keputusan saling mempengaruhi atau dilakukan berurutan
9 Efektif
8 Mudah digunakan
7 Bersifat adaptif dan fleksibel
KOMPONEN-KOMPONEN SPK
Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan
Merupakan sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan, baik kemampuan memecahkan masalah maupun mengkomunikasikan untuk masalah semi terstruktur SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi (Computerized Management Information System)
Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan Sudirman dan Widjjani (1996), mengemukakan ciri-ciri SPK yang dikemukakan oleh Alters Keen, sbb : 1. Ditujukan utk membantu keputusan-keputusan yg kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para top management 2. Merupakan gabungan model kualitatif dan kumpulan data 3. Memiliki fasilitas interaktif utk komunikasi manusiakomputer 4. Bersifat luwes/fleksibel utk menyesuaikan dgn perubahan yg terjadi
Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan Faktor
Tren
Hasil
Teknologi
Meningkat
Lebih banyak alternatif
Informasi/Komputer
Meningkat
pilihan.
Kompleksitas struktural
Meningkat
Biaya yang lebih besar
Kompetisi
Meningkat
dari kesalahan yang terjadi.
Pasar Internasional
Meningkat
Ketidakpastian
Stabilitas politik
Menurun
berkaitan dengan masa
Konsumerisme
Meningkat
depan.
Intervensi Pemerintah
Meningkat
Mengapa SPK dibutuhkan
Pada umumnya organisasi yang bergerak di bidang produksi maupun jasa, tidak lepas dari problematika manajemen Perubahan struktur pasar, produk, teknologi produksi, organisasi, dan yang lainnya sehingga berpengaruh pada kebijaksanaan manajemen yang dijalankan. Salah satu kiat untuk menyiasati problematika tersebut adalah dengan mengembangkan serta meningkatkan potensi sumberdaya yang tersedia.
Mengapa SPK dibutuhkan
Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tak stabil. Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat. Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis. Sistem komputer perusahaan tak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam halefi siensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.
Alasan mengapa perusahaanperusahaan utama memulai DSS dalam skala besar
Kebutuhan akan informasi yang akurat. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi. Kebutuhan akan informasi baru. Manajemen diamanahi DSS. Penyediaan informasi yang tepat waktu. Pencapaian pengurangan biaya.
Pendekatan Sistem dalam SPK Banyak Termonologi yg digunakan untuk mendefinisikan Sistem, a.l. : a. Gordon (1989); Sistem sebagai suatu agregasi atau kumpulan objek-objek yg terangkai dan kesalingkbergantungan yg teratur b. Robert & Michael (1991); Sistem sebagai suatu kumpulan dari elemen yg saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan, dalam interaksi yg kuat maupun lemah dengan pembatas sistem yg jelas c. Murdick (1995); Sistem sebagai suatu kumpulan elemen-elemen yg berada dalam keadaan yg saling berhubungan untuk suatu tujuan yg sama
Pengembangan SPK Menciptakan gagasan-gagasan eksekutif dan organisasi.
a.
SPK
bagi
kelompok,
Sudirman & Widjajani (1996); menguraikan perkembangan SPK manjadi : SPK Kelompok (Group Decision Support System/GDSS) Suatu sistem berbasis komputer yg interaktif untuk membantu didalam mencari solusi dari permasalahanpermasalahan tidak terstruktur bagi kelompok pengambil keputusan yg bekerja bersama-sama
Pengembangan SPK b.
SPK Eksekutif (Executive Information System/EIS) Suatu sistem yg harus bersifat fleksibel yaitu dgn membuat prototipe, yg harus ditentukan terlebih dahulu kebutuhan informasi para eksekutif dgn metodologi Critical Success Factor (CSF)
c.
SPK Organisasi (Organization Decision Support System/ODSS) Suatu sistem dgn pendekatan formal, terstruktur, besar, kompleks dan membutuhkan pemrograman secara sistematik. Ada 4 Fase : Strukturisasi, Kerangka Pengemb. Sistem, Proses Iteratif dan Implementasi Sistem
Pengembangan SPK
Sistem Pakar dan Sistem Penunjang Keputusan SPK merupakan bidang yg berkembang sangat pesat, dengan munculnya Sistem Pakar (Expert System); yaitu Suatu sistem yg mampu memecahkan suatu Persoalan secara tuntas dengan suatu metode tertentu tanpa banyak melibatkan campur tangan manusia
MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM Teknologi komputer merupakan bagian terpenting dalam dunia bisnis dan dalam berbagai bidang lainnya. MSS terdiri dari: Decision Support Systems (DSS). Group Support Systems (GSS), termasuk Group DSS (GDSS). Executive Information Systems (EIS). Expert Systems (ES). Artificial Neural Networks (ANN). Hybrid Support Systems.
Proses Pemodelan Pengambilan Keputusan Penyederhanaan
Kenyataan Asumsi
Validasi Model Sukses Verifikasi, testing Solusi yg ditawarkan
Implementasi Solusi
Fase Kecerdasan: Tujuan Organisasi Mencari dan scanning Prosedur Koleksi Data Identifikasi Problem Klasifikasi Problem Pernyataan Problem Fase Desain: Formulasi Model Menentukan kriteria untuk pilihan Mencari alternatif Memperkirakan dan, mengukur outcomes Fase Pemilihan: Solusi ke model Analisis sensitifitas Seleksi alternatif terbaik Perencanaan utk implementasi Desain sebuah sistem pengendalian
GAGAL
Fase Pengambilan Keputusan INTELLIGENCE
DESIGN
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Model dan Simulasi Sistem Penunjang Keputusan (SPK) / DSS
CHOICE
Ilmu Manajemen / Operation Research
IMPLEMENTATION 17
Fase Pengambilan Keputusan
1.
2.
3.
Proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 frasa yaitu: Intelligence: Proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. Design: Proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Masalah dipahami, diturunkan solusi masalah dan diuji kelayakan solusi tersebut. Choice: Proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil tersebut diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
18
Pengambilan Keputusan Individu
1. 2. 3. 4.
Terdapat 4 model untuk pengambilan keputusan secara individu yaitu: The Satisficing Model The Optimizing Decision Making Model The Implicit Favorite Model The Intuitive Model
20
Pengambilan Keputusan Individu
1.
The Satisficing Model Pada saat dihadapkan masalah kompleks, pengambil keputusan berusaha menyederhanakan masalah pelik sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya. Didalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambilan keputusan dengan bounded rationality yaitu proses penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa melibatkan seluruh permasalahan yang konkret. Bounded rationality adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi.
21
Pengambilan Keputusan Individu 1.
2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
Langkah-langkah model pengambilan keputusan ini yaitu: Penetapan tujuan pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya masalah tertentu Menyederhanakan masalah Penetapan standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan Mengidentifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif, apakah memenuhi kendala > atau = dengan standar minimum. Apakah alternatif yang memenuhi syarat keputusan itun ada? Jika ya dipilih salah satu alternatif yang dianggap terbaik Jika tidak dilakukan kembali pencarian alternatif (langkah 5)
22
23
Pengambilan Keputusan Individu 2. The Optimizing Decision Making Model Pada model ini pengambil keputusan menyusun alternatif, menghitung untung rugi dari setiap alternatif kemudian memperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam kejadian dikemudian hari, memperkirakan dampak dari kejadian alternatif tersebut dan menyusun urutan secara sistematis sesuai prioritas. Langkah-langkah model ini yaitu: 1. Tegaskan kebutuhan untuk suatu keputusan 2. Identifikasi kriteria keputusan 3. Alokasikan bobot nilai pada kriteria 4. Kembangkan berbagai alternatif 5. Evaluasi alternatif-alternatif tersebut 6. Pilih alternatif terbaik 24
Pengambilan Keputusan Individu
3. The Implicit Favorite Model Model ini hampir sama dengan satisficing model bedanya model ini tidak memasuki tahap pengevaluasian altenatif. Langkah-langkah model ini yaitu: 1. Menentukan kebutuhan untuk mengambil keputusan karena ada masalah 2. Mengidentifikasikan alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif menurut preferensinya 3. Mengidentifikasikan alternatif lain kemudian dipilih lagi satu alternatif lain sebagai pembanding untuk mengukuhkan alternatif favorit 4. Memilih alternatif yang menjadi idaman si pengambil keputusan.
25
26
Pengambilan Keputusan Individu 4. The Intuitive Model The intuitive decision making didefinisikan sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul akibat pengalaman yang terseleksi. Model ini masih tetap menggunakan pikiran rasional. Terdapat 2 pendekatan pada model ini yaitu: 1. A fr ont end approach. Pendekatan ini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan yang luar biasa. 2. A back end appoarch. Pengambilan keputusan menggunakan analisis rasional untuk mengidentifikasi dan mengalokasikan bobot kriteria, seperti halnya untuk mengembangkan dan mengevaluasi berbagai alternatif.
27
Pengambilan Keputusan Kelompok
1. 2. 3.
Terdapat 3 model untuk pengambilan keputusan secara kelompok yaitu: Pareto Optimality The Nash Bargaining Solution Additive Utility
28
Pengambilan Keputusan Kelompok 1.
Pareto Optimality Perangkat pareto optimality memilih satu alternatif yang tidak didominasi oleh alternatif lain. Kekurangannya adanya peringkat alternatif yang lengkap yang belum diidentifikasi sehingga setiap individu memperoleh keuntungan dengan beralih dari alternatif non pareto ke alternatif optimal pareto karena pilihan kelompok dimulai jika perangkat pareto telah diidentifikasi.
29
Pengambilan Keputusan Kelompok
2. The Nash Bargaining Solution Salah satu cara memandang masalah keputusan kelompok adalah tawar menawar (bargaining). Nash merumuskan masalah tawar menawar ini sampai kepada solusinya. Hasilnya adalah para pelaku harus meningkatkan produk yang bermanfaat bagi mereka masing-masing (product individual utilities). Peranan solusi Nash adalah menghitung sejauh mana keuntungan relatif dari suatu tawar menawar dengan nilai dasar yang akan berlaku bila tidak ada kesepakatan
30
Pengambilan Keputusan Kelompok
31
Pendekatan Pengambilan Keputusan 1.
2.
3.
Terdapat 3 jenis pendekatan pengambilan keputusan: Rasional Analitis. Pengambilan keputusan ini mempertimbangkan semua alternatif dengan segala akibat dari pilihan yang diambil, memperhatikan skala pilihan (scale of preferences) yang pasti dan memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum. Intutif Emosional. Pengambilan keputusan ini menyukai kebiasaan dan pengalaman, peranan yang mendalam, pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar. Perilaku Politis. Pengambilan keputusan ini mengambil keputusan individual dengan melakukan pendekatan kolektif. 32
Pembuatan Keputusan merupakan bagian kunci kegiatan: Eksekutif Manajer Karyawan Setiap
manusia dalam kehidupannya
George P. Huber Choice
Making vs Problem Solving
Tipe-tipe keputusan 1.
Keputusan terprogram (struktur)
2.
Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur; tertulis maupun tidak Bersifat rutin, berulang-ulang
Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur)
Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa Kebijakan yang ada belum menjawab Mis. Pengalokasian sumber daya
Teknik Keputusan Terprogram
Tradisional
Kebiasaan Mengikuti
prosedur
baku Saluran informasi disusun dengan baik
Modern Menggunakan
teknik “operation research”:
Formula matematika Simulasi komputer
Berdasarkan
pengolahan data berbantu komputer
Teknik Keputusan Tak Terprogram
Tradisional Kebijakan
intuisi berdasarkan kreativitas Coba-coba Seleksi dan latihan para pelaksana
Modern Teknik
pemecahan masalah yang diterapkan pada :
Latihan pembuatan keputusan Penyusunan program komputer empiris
Alat bantu Pengambilan keputusan 1. 2.
Decision Tree Metode operation research 1. 2.
3.
Linear programming, queuing theory Network analysis (ie. CPM)
Bantuan komputer
Information System, Expert System, DSS, EIS
Decision Tree $100M A
B
$10M $200M -$20M
Linear Programming X = jumlah motor yg diproduksi Y = jumlah mobil yg diproduksi Profit = 800X + 1500Y Batasan Biaya produksi: 1000X + 2000Y <= 200.000 Batasan jumlah motor : X >= 50 Berapa X & Y agar Profit maksimum ?
Model yang digunakan untuk DSS
Iconic
Replika sistem yang kecil
Analog Representasi dari sistem secara Behavioral Mungkin saja tidak tampak seperti sistem
Quantitative (mathematical)
Menunjukkan hubungan antar sistem
2-41
Decision Support System Model
Model Keputusan Model Fisik 2. Model Naratif 3. Model Grafik 4. Model Matematika 1.
Artificial Intellegent
Model Fisik Model fisik adalah penggambaran entitas dalam bentuk tiga dimensi. Contoh: miniatur pusat pembelanjaan atau miniatur mobil baru
Model Naratif
Model naratif adalah jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari, yaitu menggambarkan dan menjelaskan suatu entitas secara langsung baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.
Model Grafik
Adalah model yang sangat umum dan selalu digunakan karena merupakan model yang sangat efektif dalam menjelaskan suatu entitas. Model grafik menggambarkan entitasnya dengan sejumlah garis, simbol atau bentuk.
Model Grafik Biaya Total Biaya Penyimpanan
Biaya Pembelian EOQ
Model Matematika
Model matematika adalah semua rumus dan persamaan matematika yang digunakan oleh manajer untuk mengambil suatu keputusan
Kegunaan Model Mempermudah Pemahaman Mempermudah Komunikasi Memperkirakan Masa Depan
Keuntungan Pemodelan
Proses pemodelan dapat menjadi sebuah pengalaman belajar bagi manajer Kecepatan proses simulasi memungkinkan sejumlah besar alternatif dimasukkan untuk dipertimbangkan karena simulasi memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pengaruh dari sebuah keputusan dalam waktu singkat Model memiliki kemampuan untuk meramal atau memperkirakan masa depan. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh metodemetode penghasil informasi lainnya Biaya penggunaan model jauh lebih murah daripada menggunakan metode trial and error
Kerugian Pemodelan Kesulitan dalam pemodelan suatu sistem bisnis akan menghasilkan model yang tidak mampu menampung semua pengaruh terhadap entitas Diperlukan kemampuan yang tinggi dibidang matematika untuk menggunakan dan mengembangkan model yang lebih kompleks.
Artificial Intellegent
Adalah aktivitas dalam menyediakan alat atau mesin seperti komputer yang memiliki kemampuan untuk berperilaku cerdas dengan standar kecerdasan manusia
END SESSION