SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Ekspor Nonmigas Indonesia Triwulan Pertama Menguat Jakarta, 3 Mei 2010 – Kinerja ekspor nonmigas Indonesia selama triwulan pertama 2010 kembali menguat seperti sebelum krisis. Ekspor nonmigas periode Januari-Maret 2010 mencapai US$ 28,9 miliar, meningkat 46,7% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009 lalu. Nilai itu bahkan lebih tinggi dari kinerja sebelum krisis, tahun 2008. Penguatan ekspor nonmigas tersebut ditopang oleh membaiknya kinerja ekspor di bulan Maret 2010 yang mencapai US$ 10,6 miliar, naik 46,4% dari bulan yang sama di tahun 2009 dan bahkan meningkat 15,2% dari 2008. Demikian dijelaskan Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar pada konperensi pers mengenai perkembangan ekspor impor, hari ini di kantor Kementerian Perdagangan. Lebih jauh Wamendag menjelaskan, jika dilihat ekspor bulanan dalam Triwulan I ternyata kinerja ekspor selama periode ini memperlihatkan adanya sinyalemen positif dalam perkembangan ekspor di tahun 2010. Pertumbuhan ekspor tidak hanya terjadi secara bulan (m to m) dan tahunan (yoy), tetapi juga terjadi pada pergerakan secara akumulasi 12 bulanan yang mulai menuju ke arah positif. Kinerja tersebut mengindikasikan bahwa pembalikan kinerja ekspor Indonesia yang terjadi sejak triwulan terakhir 2009 akan terus meningkat pada tahun 2010. (Grafik 1) Grafik 1. Perkembangan Ekspor Nonmigas Bulanan US$ Miliar
Persen
12,5
200 Rata - rata nilai ekspor non migas bulanan 2008 sebesar US$ 9,0 miliar
10,0
150
7,5
100
Moving p.a growth rate
Growth rate (m to m)
5,0
50
2,5
0
Growth rate (yoy) 0,0
-50 Jan'09
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
Jan'10
Feb
Mar
Surplus Neraca Perdagangan Triwulan I 2010 Meningkat Kondisi perdagangan Indonesia kembali pulih setelah mengalami kontraksi di tahun 2009. Selama Triwulan I 2010, total perdagangan bulanan mencapai lebih dari US$ 20 miliar, bahkan di bulan Maret mencapai US$ 23,7 miliar. Dari kegiatan perdagangan yang dilakukan selama bulan Maret, Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 1,6 miliar. Secara keseluruhan triwulan pertama 2010 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 5,4 miliar, terdiri terdiri dari nonmigas US$ 5,1 miliar dan migas US$ 0,3 miliar. Surplus ini lebih besar US$ 1,4 miliar, atau naik 36,1% dibanding periode yang sama tahun 2009. (Grafik 2) Grafik 2. Neraca Perdagangan Indonesia (Miliar US$): Triwulan I 2010 Surplus US$ 5,4 Miliar 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 -
Jan'09
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Ekspor
Sumber: BPS (diolah)
Ags
Sept
Okt
Impor
Nop
Des
Jan'10
Feb
Mar
Neraca
Penguatan Ekspor Terjadi pada Seluruh Sektor Penguatan ekspor nonmigas triwulan pertama 2010 didukung oleh peningkatan ekspor dari seluruh sektor. Peningkatan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan yang naik sebesar 96,2%, terutama dipicu oleh tingginya permintaan RRT, AS dan Jepang seperti untuk komoditas nikel, baja dan besi tahan karat, serta perak. Ekspor sektor industri juga mulai memperlihatkan kinerja yang membaik setelah pada tahun lalu mengalami tekanan berat akibat terjadinya krisis global. Selama triwulan pertama 2010 ekspor produk industri naik 37,5%. Sementara itu, ekspor komodatas pertanian naik 15,2%. (Grafik 3). Grafik 3. Perkembangan Ekspor Non Migas Berdasarkan Sektor Ekspor Non MigasMenurut Sektor (US$ Miliar)
Pertumbuhan (%)
96.20
6.7
Pertambangan 14.43
3.4
37.54
21.1
Industri -31.40
15.4
15.19
1.0
Pertanian
Jan-Mar '10
0.9
Jan-Mar '09
-5.25
2
Diversifikasi Pasar Ekspor Indonesia Telah terjadi pergeseran pasar tujuan ekspor Indonesia, dari negara tradisional ke negara non tradisional. Pada periode Januari-Maret 2005 lima negara utama tujuan ekspor non migas Indonesia adalah AS, Jepang, Singapura, RRT dan Malaysia dengan pangsa mencapai 51% terhadap ekspor nonmigas. Pada tahun 2010 pangsa kelima negara utama tersebut turun menjadi 48%. Di antara kelima negara tersebut yang mengalami peningkatan pangsa ekspor adalah RRT dan Malaysia. Perubahan tingkat konsentrasi ini menunjukkan telah terjadinya diversifikasi pasar, dan diharapkan tingkat konsentrasi 5 pasar utama tersebut terus menurun hingga mencapai 43-47% selama periode 2010-2014. Diluar lima pasar utama ekspor tersebut, India dan Korsel merupakan pasar potensial, dimana pangsanya mengalami peningkatan, masing-masing menjadi 7% dan 6% pada 2010 (Grafik 4). Grafik 4. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas Triwulan I 2010
Triwulan I 2005
FILIPINA 2%
AS, 15%
NEGARA LAIN 22%
INGGRIS 1%
INGGRIS 2% HONG KONG 2% SPANYOL 2% TAIWAN JERMAN 3% 3% THAILAND 3% BELANDA 3%
5 Negara Utama 51%
JEPANG 15%
SING 10%
KORSEL 3%
AS 10.4%
FILIPINA 3%
CHINA 6% MALAY 5%
INDIA 4%
NEGARA LAIN 21% JEPANG 12.8%
5 Negara Utama 48%
HONG KONG 2% SPANYOL 2% TAIWAN 3% JERMAN 2% THAILAND 3% BELANDA KORSEL 2% 6%
SING 8.0%
CHINA 10.7%
INDIA 7%
MALAY 5.8%
Sumber: BPS (diolah)
Penguatan Ekspor Terjadi di Negara Mitra FTA dan Emerging Market Ekspor nonmigas ke RRT mengalami peningkatan pesat. Selama triwulan pertama 2010 ekspor nonmigas mencapai US$ 3,1 miliar, meningkat sebesar 113,3 % dibanding ekspor 2009, dan naik 37,3% jika dibandingkan ekspor 2008. Menguatnya ekspor nonmigas ke RRT ternyata juga meningkatkan peran negeri Panda tersebut sebagai mitra dagang Indonesia. Pangsa ekspor ke RRT dalam ekspor nonmigas kita mengalami peningkatan, dari 7,3% pada Januari-Maret 2009 menjadi 10,7% pada Januari-Maret 2010. Pada Triwulan I 2010 defisit neraca perdagangan dengan RRT mengalami penurunan. Defisit neraca perdagangan Triwulan I 2009 mencapai US$ 1,4 miliar, turun 25,5% menjadi US$ hanya US$ 1,0 miliar pada Triwulan I 2010. Penurunan defisit perdagangan Indonesia dengan RRT didorong oleh menguatnya ekspor sektor pertanian sebesar 75,9%, industri 28,9% dan pertambangan 769%. Adapun 10 produk ekspor utama ke RRT selama Januari-Februari 2010 adalah bahan bakar mineral, lemak & minyak hewan/nabati, bijih, kerak, dan abu logam, karet dan barang dari karet, bahan kimia organik, pulp, benda dari besi & baja, mesin/peralatan listrik, tembaga dan kertas (Tabel 1).
3
Tabel 1. Produk Ekspor Indonesia Ke RRT, Februari 2010 HS2 27 15 26 40 29 47 73 85 74 48
Nilai: (US$ Juta) Jan-Peb'09 Jan-Peb'10
Uraian Bahan bakar mineral Lemak & minyak hewan/nabati Bijih, Kerak, dan Abu logam Karet dan Barang dari Karet Bahan kimia organik Bubur kayu/Pulp Benda-benda dari Besi dan Baja Mesin/peralatan listrik Tembaga Kertas/Karton
311.2 210.3 66.4 75.0 42.1 93.4 1.8 24.3 41.4 17.9
1018.2 191.7 190.6 173.4 110.6 74.5 43.0 42.6 40.5 30.8
Pertumbuhan (%) 227.2 -8.8 187.2 131.3 163.0 -20.2 2355.4 75.1 -2.3 72.4
Pangsa Jan-Peb 2010 (%) 47.5 8.9 8.9 8.1 5.2 3.5 2.0 2.0 1.9 1.4
Sumber: BPS (diolah)
Pada 2010 nilai ekspor nonmigas ke Afrika Selatan mengalami kenaikan yang signifikan. Selama Triwulan I 2010 ekspor nonmigas ke negeri Nelson Mandela ini mencapai US$ 132,1 juta, meningkat sebesar 36,0% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009. Posisi Afrika Selatan sebagai pasar ekspor Indonesia mengalami perubahan dari urutan ke-30 menjadi urutan ke-29. Pangsa ekspor nonmigas ke Afrika Selatan belum mengalami perubahan. Di pasar impor Afrika Selatan, selama 2009 Indonesia merupakan negara pemasok terbesar ke-25, dengan pangsa sebesar 1,1%. Tabel 2. Produk Ekspor Indonesia Ke Afrika Selatan, 2009
Uraian Bahan bakar mineral Mesin-mesin/Pesawat Mekanik Mesin/peralatan listrik Kendaraan dan Bagiannya Barang kiriman Perangkat optik Plastik dan Barang dari Plastik Bahan kimia organik Berbagai produk kimia Benda-benda dari Besi dan Baja
Pangsa terhadap Total Impor Afsel dari Dunia (%) Pangsa Indonesia di Pasar Afsel (%) 21.4 15.6 10.6 7.2 5.5 2.9 2.4 1.7 1.6 1.4
1.3 0.2 0.5 0.8 0.3 0.2 1.2 1.2 1.4 0.2
Sepuluh dari 20 jenis barang impor terbesar Afrika Selatan (dalam HS 2 digit) termasuk jenis barang ekspor terbesar Indonesia ke Afrika Selatan. Barang-barang tersebut adalah berbagai produk kimia dengan pangsa 1,4%; bahan bakar mineral (1,3%); bahan kimia organik dengan pangsa (1,2%); plastik dan barang dari plastik (1,2%); kendaraan dan bagiannya (0,8%); mesin/peralatan listrik (0,5%); dan mesin-mesin/pesawat mekanik (0,2%). Negara pesaing utama produk Indonesia di pasar Afrika Selatan diantaranya adalah RRT, AS, Jerman, Jepang, Inggris dan Korsel.
4
Produk Ekspor Nonmigas Semakin Beragam Dominasi 10 produk utama dalam ekspor nonmigas semakin berkurang. Sebaliknya persentase produk lainnya mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan adanya diversifikasi produk ekspor nonmigas. Pada Januari-Februari 2009 kontribusi ekspor produk utama dan produk lainnya terhadap total ekspor non migas masing-masing sebesar 51% dan 49%. Sedangkan pada Januari-Februari 2010 kontribusi ekspor produk utama sudah berkurang menjadi 45%, sementara produk lainnya meningkat menjadi 55% (Grafik 5). Produk lainnya diluar 10 komoditi utama yang mengalami peningkatan pangsa diantaranya minyak atsiri, peralatan medis, tanaman obat, makanan olahan, produk perikanan, kerajinan, rempah-rempah, dan peralatan kantor. Grafik 5. Kontribusi Ekspor 10 Produk Utama Terhadap Ekspor Non Migas
Jan-Feb 2009
Produk Lainnya 49%
10 Produk Utama 51%
Jan-Feb 2010
Produk Lainnya 55%
10 Produk Utama 45%
Sumber: BPS (diolah)
TPT, produk sawit dan elektronik masih mendominasi ekspor 10 produk utama. Dominasi produk hasil hutan dalam ekspor nonmigas pada Januari-Februari 2010 turun dibandingkan bulan sebelumnya dan digeser oleh produk sawit. Dilihat dari pertumbuhan ekspornya pada Januari-Februari 2010, hanya kopi dan udang yang mengalami penurunan dibanding Januari-Februari 2009. Beberapa produk yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah karet dan produk karet, produk hasil hutan, produk sawit, kakao, elektronik dan otomotif, masing-masing naik 101,9%; 36,2%; 34,6%; 30,2%; 29,2 dan 20,0% (Grafik 6).
5
Grafik 6. Nilai Ekspor 10 Produk Utama
Pertumbuhan (%)
Nilai Ekspor (US$ Juta) KOPI
Jan-Feb '10 Jan-Feb '09
73.6 103.0
-28.6
130.1 145.5
UDANG
-10.6
234.1 179.8
KAKAO
30.2
335.9 279.8
OTOMOTIF
20.0
352.0 304.2
ALASKAKI KARET DAN PRODUK KARET PRODUK HASIL HUTAN
15.7 1,175.5
582.2
1,021.4
ELEKTRONIK
1,125.3
SAWIT
101.9 1,390.9 1,454.0
29.2
1,480.9
1,100.2
TPT
36.2
1,459.7
34.6
1,653.9
13.3
Sumber: BPS (diolah)
Impor Bahan Baku dan Penolong Meningkat Tajam Seiring Peningkatan Realisasi Investasi Impor nonmigas selama Maret 2010 mencapai US$ 8,8 miliar, meningkat 56,7% dari bulan yang sama tahun 2009. Namun, jika dibandingkan dengan impor bulan sebelumnya, Februari 2010, mengalami peningkatan 18,0%. Menguatnya impor selama Triwulan I 2010 didorong oleh meningkatnya impor seluruh golongan barang. Impor bahan baku/penolong naik 62,3% dan barang modal naik 39,7%. Menurut Wamendag, meningkatnya permintaan impor bahan baku/penolong dan barang modal merupakan cerminan dari meningkatnya realisasi investasi seperti yang dilaporkan oleh BKPM kemarin (Grafik 7). Grafik 7. Perkembangan Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Impor Non Migas Menurut Golongan Penggunaan Barang (US$ Juta)
Pertumbuhan (%)
5.959,90
39,72
Barang Modal 4.265,70
-3,30 21.899,40
62,28
Bahan Baku/Penolong 13.494,80
2.177,90
-42,15 Jan-Mar '10
Barang Konsumsi
63,36
Jan-Mar '09
1.333,20
-32,97
--selesai-Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Humas Kementerian Perdagangan Tel/Fax: 021-23528446/021-23528456 Email:
[email protected]
6