SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
Kinerja Ekspor Nonmigas Triwulan I Mencapai Tingkat Tertinggi Memperkuat Optimisme Pencapaian Target 2011 Jakarta, 3 Mei 2011 – Ekspor Nonmigas Maret 2011 Tumbuh Solid. Ekspor nonmigas bulan Maret 2011 mencapai US$ 13,3 miliar, tumbuh solid sebesar 25,6% dibanding Maret 2010 dan 12,88% dibandingkan Februari 2011. Kinerja ekspor bulan Maret 2011 tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan bulan yang sama selama ini, meningkat 81,7% dan 44,2% dibanding Maret 2009 dan Maret 2008 (Gambar 1). Kinerja ekspor Maret 2011 jauh melampaui target Pemerintah 12%-15% di tahun 2011, demikian dikatakan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam konperensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (3/5). Gambar 1. Ekspor Nonmigas Maret 2011 Tumbuh Solid US$ Miliar
Persen
15.0
100.0
13.3
Rata ‐ rata ekspor non migas bulanan 2010 sebesar US$ 10,8 miliar 12.5
75.0 Growth rate m to m
10.6
10.0
50.0
Growth rate (yoy)
7.5
25.0
Moving p.a growth rate 5.0
0.0
2.5
-25.0
0.0
-50.0 Jan'10
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
Jan'11
Feb
Mar
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu)
Dengan pencapaian ekspor nonmigas di bulan Maret, maka ekspor nonmigas Triwulan I 2011 mencapai US$ 37,1 miliar, meningkat 28,7% dibanding Triwulan I 2010 dan merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 dan 2008, meningkat sebesar 88,4% dan 41,9% (Grafik 2). “Penguatan ekspor nonmigas selama Triwulan I tahun 2011 ditopang oleh membaiknya kinerja ekspor ke beberapa negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia terutama Thailand, Amerika Serikat dan Belanda, serta meningkatnya nilai ekspor beberapa komoditi utama terutama Karet & Barang dari Karet, Mesin/Peralatan Listrik dan Mesin-mesin/Pesawat Mekanik selama bulan Maret 2011 tersebut”, jelas Mendag.
Grafik 2. Kinerja Ekspor Nonmigas Triwulanan 2008-2011 Persen
US$ Miliar
60
50.0
Accumulative growth rate (y o y) 40.0
37.1
Moving p.a growth rate Growth rate (q to q)
30.0
28.8
20
19.7
20.0
40
0
-20
10.0
-40
0.0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2008
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
2009
Q4
Q1
2010
2011
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu)
Neraca Perdagangan Indonesia Neraca perdagangan Indonesia bulan Maret 2011 mengalami surplus. Surplus total perdagangan mencapai US$ 1,8 miliar, terdiri dari surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$ 1,7 miliar dan neraca perdagangan migas sebesar US$ 0,1 miliar (Grafik 3). Neraca perdagangan nonmigas selama bulan Maret 2011 turun 8,7 persen dibandingkan dengan neraca perdagangan bulan yang sama pada 2010. Sedangkan surplus neraca perdagangan selama Triwulan I 2011 mencapai US$ 7,6 miliar, terdiri dari surplus neraca perdagangan nonmigas US$ 6,7 miliar dan migas US$ 0,9 miliar. Surplus perdagangan Triwulan I 2011 mencapai level tertinggi diantara pencapaian surplus Triwulan I tahun-tahun lainnya. Grafik 3. Neraca Perdagangan Indonesia
3.5
Migas
3.0
3.1 2.8
Non Migas
US$ Miliar
2.5 2.0
2.4
2.2 1.7
1.9
1.8
1.8
1.7
1.5
1.5
1.1
1.1
1.0 0.5
2.6
2.4
0.4
0.6
0.5
0.4 0.1
0.1
0.7
0.1
0.1
0.1
0.0 ‐0.1
‐0.5
‐0.2
‐0.3
‐0.1
‐0.2
‐0.5
‐1.0 Jan'10
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan'11
Feb
Mar
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Peningkatan Ekspor Nonmigas Ditopang oleh Seluruh Sektor Seperti bulan-bulan sebelumnya, kata Menteri Perdagangan, peningkatan ekspor nonmigas selama Triwulan I tahun ini didorong oleh seluruh sektor, yaitu industri, pertambangan, dan pertanian. Pada Triwulan I 2011, peningkatan tertinggi terjadi pada ekspor sektor industri. Pada Triwulan I 2011, ekspor dari sektor industri mencapai US$ 28,4 miliar atau naik 34,3 persen
2
dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Ekspor dari sektor industri juga masih mendominasi ekspor nonmigas Indonesia. Dominasi dan kenaikan ekspor barang-barang dari sektor industri, menurut Mari Elka Pangestu, bisa menjadi salah satu indikator bahwa industri di Tanah Air telah pulih, seiring digalakannya industri hilir. (Grafik 4). Grafik 4. Perkembangan Ekspor Nonmigas Menurut Sektor Ekspor Non Migas Menurut Sektor (US$ Miliar)
Pertumbuhan (%) 11.67
7.5 Pertambangan
96.25
6.7
34.34
28.4 Industri
37.28
21.1
22.84
1.3 Pertanian
Jan‐Mar'11
1.0
14.86
Jan‐Mar'10
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Selama periode Januari-Februari 2011, hampir seluruh nilai ekspor 10 produk utama nonmigas mengalami peningkatan termasuk manufaktur seperti TPT, otomotif, alas kaki dan elektronik. Grafik 5. Perkembangan Ekspor Produk Utama Nilai Ekspor (US$ Juta) SAWIT
62.8 55.6
2,280.1
24.7
1,175.5 8.2 5.8
1,892.6
TPT
1,653.9 1,631.8 1,454.0
ELEKTRONIK PRODUK HASIL HUTAN
‐5.4 ‐8.9
1,387.1 1,390.9 507.4 352.0
ALAS KAKI
KAKAO
59.3
2.2
1,480.9
KARET DAN PRODUK KARET
OTOMOTIF
Pertumbuhan (%) 2,411.0
490.6 335.9 193.0 234.1
‐0.3
94.0
14.4 18.6 12.2
9.5 12.5 28.2
Jan‐Feb 2011 Jan‐Feb 2010
Nilai Satuan Volume Nilai
44.1
15.8 26.1
46.1
‐2.4 ‐15.5 ‐17.6 8.0
UDANG
166.3 130.1
KOPI
164.3 73.6
18.3
27.9 26.1 77.1
123.3
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Kuatnya Aktivitas Ekonomi Domestik Mendorong Lonjakan Impor Impor periode Triwulan I 2011 masih didominasi impor barang modal dan bahan baku/penolong yang masing sebesar US 6,8 miliar dan US$ 28,7 miliar, atau naik sebesar 15,8 persen dan 31,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Lonjakan impor barang modal dan bahan baku/penolong didorong oleh membaiknya realisasi aktivitas investasi dan meningkatnya output industri di Tanah Air. Dari ketiga golongan penggunaan barang, impor barang konsumsi selama Triwulan I tahun 2011 mengalami peningkatan tertinggi, sebesar 48,2 persen (Grafik 6). “Namun, kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2010 (63,3%),” kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
3
Grafik 6. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang (US$ Milyar)
Pertumbuhan (%)
15.8
6.9
Barang Modal
39.4
5.9
Barang Konsumsi
31.3
28.7
Bahan Baku/Penolong
61.8
21.8
3.2
48.2
TW I 2011
2.2
63.3
TW I 2010
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Proporsi impor bahan baku/penolong meningkat dari 72,9 persen pada Triwulan I 2010 menjadi 73,9 persen pada Triwulan I 2011 (Grafik 7). Pada periode yang sama, proporsi impor barang konsumsi mengalami peningkatan, dari 7,3 persen menjadi 8,3 persen. Di sisi lain, pada periode yang sama terjadi penurunan proporsi impor barang modal dari 19,8 persen menjadi 17,8 persen. Grafik 7. Struktur Impor Nonmigas Barang Konsumsi 7,3%
Barang Modal 19,8%
Bahan Baku/ Penolong 72,9%
Triwulan I 2010
Barang Konsumsi 8,3%
Barang Modal 17,8%
Bahan Baku/ Penolong 73,9%
Triwulan I 2011
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Pemanfaatan Preferensi Tarif FTA di Negara Tujuan Ekspor Perkembangan lain yang menggembirakan, kata Menteri Perdagangan, kini semakin banyak produk ekspor Indonesia yang memanfaatkan keringanan bea masuk di negara-negara tujuan (Grafik 8). Dari tabulasi seluruh kantor yang menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA), ekspor Indonesia ke mancanegara diperoleh informasi semakin banyak ekspor Indonesia yang memanfaatkan fasilitas keringanan bea masuk. Fasilitas itu merupakan bagian dari fasilitasi FTA (Free Trade Agreement) atau EPA (Economic Partnership Agreement). ”Pemanfaatan keringanan bea masuk itu diharapkan akan semakin meningkatkan daya saing produk ekspor kita di negara-negara tujuan,” kata Mari Pangestu.
4
Grafik 8. Peningkatan Realisasi Pemanfaatan SKA ke Mitra FTA/EPA
Pemanfaatan Preferensi Tarif FTA Pangsa Nilai SKA terhadap Ekspor Non Migas TOTAL
AFTA
AKFTA
ACFTA
IJEPA
Nilai Ekspor Berdasarkan Jenis SKA
AIFTA
12,000
63,1 56,7
9,561
10,000
43,6 43,4
40,5
42,3
%
37,3
US$ juta
8,000
28,1
4,000
23,2
5,753
6,000
2,000
20,7
2010 Triwulan I '2011
3,758 2,965
2,875
1,636
1,589
1,113
1,111 452
‐ AKFTA
4,6 2007
2008
2009
2010
ACFTA
AFTA
IJEPA
AIFTA
Catatan: AIFTA 2010 (November-Desember)
Triwulan I '2011
Penggunaan SKA Preferensi Tarif dalam kerangka FTA, mengkonfirmasi pemanfaatan FTA oleh Eksportir Indonesia Nilai SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA Total Jumlah SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA
25,000
250.000 20,000
200.000
US$ juta
Total Jumlah SKA
150.000 100.000 50.000 ‐ Total
15,000
10,000
5,000
2007
2008
2009
2010
Triwulan I '2011
26.085
139.864
187.884
205.775
61.936
AFTA
2.332
11.604
16.606
103.334
27.905
AKFTA
4.262
22.937
27.210
28.622
9.219
ACFTA
19.491
89.095
97.793
24.235
8.002
IJEPA
‐
16.228
46.275
48.571
14.355
AIFTA
‐
‐
‐
1.013
2.455
Sumber : Kemendag (diolah Puska Daglu)
Perub (%) ‐
TW. I 2011/2010
2007
2008
2009
2010
Triwulan I '2011
Total
1,907
15,884
13,106
19,867
9,207
81.87 69.12
AFTA
1,360
9,434
6,417
8,710
3,758
AKFTA
343
2,942
1,603
2,776
1,113
ACFTA
204
1,804
2,607
5,287
1,589
67.77
IJEPA
0
1,705
2,479
2,642
1,636
124.24
AIFTA
0
‐
0.0
452
1,111
10.74
-
11
Sumber: Kemendag dan BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Peningkatan realisasi pemanfaatan SKA AIFTA disebabkan meningkatnya ekspor bahan bakar mineral yang mencapai lebih dari 200 persen. Sedangkan penurunan pemanfaatan SKA AKFTA lebih disebabkan oleh turunnya ekspor kayu olahan dan alas kaki, masing-masing 31 persen dan 29 persen. Sementara menurunnya ekspor lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 82 persen berkontribusi terhadap penurunan realisasi pemanfaatan SKA AFTA. Dibandingkan bulan sebelumnya, pemanfaatan SKA preferensi dalam kerangka AFTA selama Maret 2011 mengalami penurunan. Produk yang diekspor ke ASEAN yang memanfaatkan SKA preferensi AFTA masih didominasi oleh komoditi tembaga, bahan bakar mineral dan minyak nabati dan hewani. Produk ekspor ini rata-rata mengalami peningkatan, terutama bahan bakar mineral yang meningkat 54 persen. Sementara itu, produk yang diekspor ke RRT yang memanfaatkan SKA Form E didominasi komoditi bahan bakar mineral, kimia organik, dan produk karet. Sementara produk ekspor yang mengalami peningkatan paling besar adalah produk kimia organik, yang pertumbuhannya mencapai lebih dari 150 persen. Sedangkan untuk negara tujuan Jepang, produk yang memanfaatkan SKA Form IJEPA adalah bahan bakar/minyak mineral, TPT, dan barang plastik. Pertumbuhan yang paling baik untuk ekspor ke Jepang adalah produk TPT yang meningkat sebesar 19 persen. Pemanfaatan SKA preferensi Form AIFTA Maret 2011 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Produk yang memanfaatkan SKA terakhir ini didominasi oleh komoditi bahan bakar/minyak mineral, lemak dan minyak hewani, dan pulp, dengan pertumbuhan yang paling signifikan terdapat pada komoditi bahan bakar/minyak mineral yang mencapai sebesar 203 persen.
5
Perkembangan Ekspor ke RRT Tetap Tinggi Ekspor nonmigas Indonesia ke RRT selama Triwulan I 2011 mencapai US 3,65 miliar atau naik sebesar 18,1 persen dibandingkan periode yang sama pada 2010. “Perkembangan ini sebetulnya menegaskan manfaat perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Area/ACFTA) bagi ekspor nonmigas kita,” tegas Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Sampai saat ini ekspor produk industri tetap mendominasi ekspor nonmigas Indonesia ke RRT. Pada periode Januari-Februari 2011, kinerja ekspor produk industri mencapai US$ 1,4 miliar atau naik 52,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada periode yang sama, nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke RRT mencapai US$ 45,93 juta atau naik 47,93 persen dibandingkan periode yang sama pada 2010. Di sisi lain, impor nonmigas Indonesia dari RRT rentang Januari-Maret 2011 mencapai US$ 5,3 miliar. Secara keseluruhan, pada Januari-Maret 2011 defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan RRT mencapai US$ 1,65 miliar, meningkat sebesar US$ 0,07 miliar dibandingkan dengan Januari-Maret 2010. Peningkatan defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia periode ini dipicu oleh meningkatnya impor bahan baku/penolong sebesar US$ 1,9 miliar dan barang modal sebesar US$ 1,1 miliar dibanding periode yang sama tahun 2010. Impor bahan baku penolong dan barang modal masing-masing meningkat sebesar 25,3 persen dan 5,2 persen selama Januari-Februari 2011 terhadap Januari-Februari 2010. Menurut Mari Pangestu, kedua kelompok barang tersebut digunakan industri dalam negeri untuk memproduksi output, baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk pasar luar negeri. Grafik 9. Neraca Perdagangan Nonmigas Indonesia-RRT Ekspor NM
Impor NM
Ekspor NM
Neraca NM
25
5.3 4.7
5.0
14.9
13.5
4.0
15
14.1
8.0
10
4.6
5.5
5
4.0 0
0.0
‐0.6
8.9
7.8
6.7
5.5
US$ Miliar
US$ Miliar
6.0
19.7
20
3.0 2.0
‐
‐1.3 ‐5.6
‐4.6
‐7.2
(1.0) (2.0)
‐10
2006
2007
3.6 3.1
1.0
‐5
2005
Impor NM
2008
2009
2010
‐1.58 Jan‐Mar '10
‐1.65 Jan‐Mar '11
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email:
[email protected]
Kasan Muhri Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri BP2KP- Kementerian Perdagangan Telp/Fax : 021-23528683/021-23528693 Email :
[email protected]
6