SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Mei 2010 Menunjukkan Pemulihan Berkesinambungan Jakarta, 7 Juli 2010 – Ekspor nonmigas di bulan Mei 2010 memperlihatkan pemulihan kinerja yang berkesinambungan. Ekspor nonmigas bulan Mei 2010 yang mencapai US$ 10,3 miliar, meningkat sebesar 27% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2009, dan lebih tinggi 4,3% dibandingkan bulan April 2010. Capaian ekspor nonmigas rata-rata bulanan selama Januari-Mei 2010 berada di atas rata-rata tahun 2008 dimana saat itu mencapai kinerja yang tertinggi sepanjang sejarah. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, pada konperensi pers mengenai perkembangan ekspor impor, hari ini di kantor Kementerian Perdagangan. Secara kumulatif, tegas Mendag, pertumbuhan ekspor nonmigas periode Januari-Mei 2010 mengalami peningkatan 39,9% dibanding periode yang sama tahun 2009. Sedangkan apabila dilihat dari pergerakannya, menuju ke arah pertumbuhan yang positif. Moving average annual growth rate periode Juni 2009 sampai Mei 2010 mengalami kenaikan 13,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya. (Grafik 1) “Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang berada di sekitar US$ 10 miliar per bulan sejak bulan Oktober 2009 mengindikasikan sustainability yang kuat dari pemulihan ekspor Indonesia sekalipun berada di tengah-tengah kondisi pemulihan perekonomian global yang masih belum mantap,” kata Mendag. Grafik 1. Perkembangan Ekspor Nonmigas Persen
US$ Miliar 12.5
200 Rata ‐ rata nilai ekspor non migas bulanan 2008 sebesar US$ 9,0 miliar
10.0
7.5
150
Moving p.a growth rate
100
Growth rate m to m
5.0
50
Growth rate (yoy) 2.5
0
0.0
-50 Jan'09 Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des Jan'10 Feb
Mar
Apr
Mei
Sumber : BPS (diolah)
Kinerja Ekspor Memberikan Kontribusi Penting terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Cadangan Devisa Dari Kinerja Ekspor Indonesia Memperoleh Surplus yang Memberikan Kontribusi Penting terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Cadangan Devisa. Sampai dengan Mei 2010, volume perdagangan Indonesia setiap bulannya mencapai lebih dari US$ 20 miliar, bahkan mencapai US$ 22,6 miliar di bulan Mei, terdiri dari ekspor sebesar US$ 12,5 miliar dan impor sebesar US$ 10,1 miliar. Neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2010
mengalami surplus sebesar US$ 2,5 miliar, sehingga selama Januari-Mei 2010 surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 8,9 miliar. Surplus ini lebih besar US$ 1,6 miliar, atau naik 22% dibanding periode yang sama tahun 2009. Lebih jauh Mendag menjelaskan, surplus yang diperoleh Indonesia terdiri dari surplus nonmigas US$ 8,5 miliar dan migas US$ 0,4 miliar. Membaiknya kondisi perdagangan ini pertanda positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia, karena pertumbuhan ekonomi tahun 2010 semakin ditopang oleh pondasi yang kuat yaitu ekspor dan investasi, yang agak berbeda dengan pada tahun 2009 yang lebih mengandalkan konsumsi dan pengeluaran pemerintah. (Grafik 2) Grafik 2. Neraca Perdagangan Indonesia (Miliar US$): Jan-Mei 2010 Surplus US$ 8,9 Miliar
Neraca Perdagangan Indonesia (Miliar US$) 16.0 14.0 12.0 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 ‐
Jan'09
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Ags
Ekspor
Sept
Okt
Nop
Impor
Des
Jan'10
Feb
Mar
Apr
Mei
Neraca
Sumber: BPS (diolah)
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Terjadi di Seluruh Sektor Penguatan ekspor nonmigas terus didukung oleh peningkatan ekspor dari seluruh sektor. Peningkatan tertinggi pada periode Januari-Mei ini terjadi pada sektor pertambangan yang naik sebesar 73,2%, terutama dipicu oleh tingginya demand terhadap hasil tambang Indonesia, meskipun pada bulan terakhir harga hampir seluruh komoditas menurun. Lemahnya harga ini disebabkan antara lain tingginya produksi dan persediaan dunia serta lemahnya permintaan dari negara maju. Ekspor sektor industri juga mulai memperlihatkan kinerja yang membaik setelah pada tahun lalu mengalami tekanan berat akibat terjadinya krisis global. Selama Januari-Mei 2010 ekspor produk industri naik 33,7%. Sementara itu, ekspor komoditas pertanian naik 15,2%. (Grafik 3) Grafik 3. Perkembangan Ekspor Nonmigas Berdasarkan Sektor Ekspor Non Migas Menurut Sektor (US$ Miliar)
Pertumbuhan (%)
73.18
10.8
Pertambangan
14.69
6.2
33.74
36.4
Industri ‐27.08
27.2
1.8
15.19 Jan‐Mei '10
Pertanian 1.5
Jan‐Mei '09
‐11.55
Sumber : BPS (diolah)
2
Strategi Diversifikasi Pasar Kunci Keberhasilan Kinerja Ekspor Nonmigas Telah terjadi pergeseran pasar tujuan ekspor Indonesia, dari 5 negara tujuan utama (CR 5)1 ke negara emerging market. Pangsa pasar tujuan ekspor Indonesia ke negara Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang mulai berkurang, digantikan oleh emerging economies seperti RRT, India dan Korea Selatan. Pada periode Januari-Mei 2009 pangsa lima negara utama tujuan ekspor nonmigas mencapai 46% terhadap total ekspor nonmigas. Meskipun pada periode yang sama tahun 2010 pangsa kelima negara utama tersebut naik menjadi 47%, namun di antara lima negara tersebut yang mengalami peningkatan pangsa ekspor adalah Jepang, RRT dan Malaysia. Perubahan tingkat konsentrasi ini menunjukkan telah terjadinya diversifikasi pasar, dan diharapkan tingkat konsentrasi di luar 5 pasar utama tersebut terus meningkat hingga stabil mencapai kisaran 53-57% selama periode 2010-2014. Di luar lima pasar utama ekspor tersebut, Thailand dan Korea Selatan merupakan pasar potensial, dimana pangsanya mengalami peningkatan, masing-masing menjadi 3% dan 6%. (Grafik 4) Grafik 4. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas Jan‐Mei 2010
Jan‐Mei 2009
AS 11%
NEGARA LAIN 23%
FILIPINA 2%
5 Negara Utama 46%
INGGRIS 2% HONG KONG 2% SPANYOL 2% TAIWAN 3% JERMAN
JEPANG 11% SING 9% RRT 9%
FILIPINA 3% INGGRIS 1%
3%
5 Negara Utama 47%
HONG KONG 2% SPANYOL 2% TAIWAN
THAILAND BELANDA 3% 2%KORSEL 6%
INDIA 8%
SING 8%
MALAY 6%
MALAY, 5%
KORSEL 5%
JEPANG 13%
RRT 10%
JERMAN 3% 2%
2% THAILAND 2% BELANDA
AS 10%
NEGARA LAIN 22%
INDIA 7%
Sumber : BPS (diolah)
Di tengah Ancaman Krisis Eropa, penguatan Ekspor Terjadi di Portugal dan Republik Ceko Di tengah ancaman krisis ekonomi di Eropa, nilai ekspor nonmigas ke Portugal mengalami peningkatan. Selama Januari-Mei 2010 ekspor nonmigas ke Portugal mencapai US$ 43,0 juta, meningkat sebesar 1,2% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009 setelah turun tajam 16,6%. Namun demikian, karena ekspor ke negara-negara lain meningkat lebih tinggi, maka posisi Portugal sebagai pasar ekspor Indonesia mengalami perubahan dari urutan 51 menjadi urutan 56. Tabel 1. Peningkatan Ekspor Nonmigas ke Portugal, Jan‐Mei 2010 Uraian Nilai (US$ Juta) Pertumbuhan (%) Pangsa terhadap Ekspor Non Migas Indonesia ke Dunia (%) Posisi sebagai Mitra Dagang
Januari ‐ Mei 2009 2010 42,5 43,0 ‐16,6 1,2 0.1 0.4 51 56
Sumber: BPS, 2010
1
CR 5 terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, Singapura, RRT dan Malaysia.
3
Tabel 2. Produk Ekspor Indonesia Ke Portugal, 2009
HS
Uraian
Pangsa dari Dunia (%) Pangsa dari Indonesia (%)
61 55
Barang-barang rajutan Serat Stapel Buatan
1.36 0.32
0.09 3.72
62
Pakaian jadi bukan rajutan
1.38
0.15
85 39 20 73 64
Mesin/peralatan listrik Plastik dan Barang dari Plastik Olahan dari buah-buahan/Sayuran Benda-benda dari Besi dan Baja Alas kaki
8.01 3.28 0.43 1.60 0.81
0.21 0.06 0.17 0.02 0.15
Sumber: WITS, 2010
Delapan dari 20 jenis barang impor terbesar Portugal (dalam HS 2 digit) termasuk jenis barang ekspor terbesar Indonesia ke Portugal. Barang–barang tersebut adalah Barangbarang rajutan dengan pangsa 0,1%; Serat stapel buatan (3,7%); Pakaian jadi bukan rajutan (0,2%); Mesin/peralatan listrik (0,2%); Plastik dan Barang dari Plastik (0,1%); Olahan dari buah-buahan/Sayuran (0,2%); Benda-benda dari Besi dan Baja (0,02%); Alas kaki (0,2%). Ekspor nonmigas ke Republik Ceko juga mengalami kenaikan. Selama Januari-Mei 2010 ekspor nonmigas ke Republik Ceko mencapai US$ 51,4 juta, meningkat 14,1% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009. Posisi Republik Ceko sebagai pasar ekspor Indonesia mengalami pergeseran dari urutan 49 menjadi urutan 50. Tabel 3. Peningkatan Ekspor Nonmigas ke Republik Ceko, Jan‐Mei 2010 Januari ‐ Mei 2009 2010
Uraian Nilai (US$ Juta) Pertumbuhan (%) Pangsa terhadap Ekspor Non Migas Indonesia ke Dunia (%) Posisi sebagai Mitra Dagang
45.1
51.4
19.4
14.1
0.1
0.1
49
50
Sumber: BPS, 2010
Tabel 4. Produk Ekspor Indonesia Ke Republik Ceko, 2009
HS
Uraian
84 Mesin‐mesin/Pesawat Mekanik 85 Mesin/peralatan listrik 87 Kendaraan dan Bagiannya 39 Plastik dan Barang dari Plastik 72 Besi dan Baja 73 Benda‐benda dari Besi dan Baja 90 Perangkat optik 48 Kertas/Karton
Pangsa dari Dunia (%) Pangsa dari Indonesia (%) 16.60 16.06 8.13 4.83 3.47 2.86 2.66 1.91
0.05 0.75 0.04 0.01 0.00 0.01 0.06 0.04
Sumber: WITS, 2010
Beberapa barang impor Republik Ceko (dalam HS 2 digit) dari Indonesia masih memiliki pangsa yang relatif kecil sehingga potensi pasar masih besar bagi Indonesia. Barang–barang tersebut diantaranya Mesin-mesin/pesawat mekanik dengan pangsa 0,1%; Mesin/peralatan (0,8%); Kendaraan dan bagiannya (0,04%); Plastik dan barang dari plastik (0,01%); Bendabenda dari Besi dan Baja (0,01%); Perangkat optik (0,1%) dan Kertas/Karton (0,04%).
4
Strategi Diversifikasi Produk Berhasil Munculkan Produk-produk Baru yang Mengamankan Kinerja Ekspor Nonmigas di Tengah Resesi Global Kinerja ekspor nonmigas yang membaik ditunjang oleh semakin terdiversifikasinya produk ekspor. Dominasi 10 produk utama dalam ekspor nonmigas mengalami penurunan, digantikan oleh produk-produk lainnya. Di lain pihak, kecuali kopi dan udang yang mengalami penurunan produksi pada awal tahun ini yang berdampak kepada ekspor, seluruh komoditas ekspor utama lainnya menunjukkan pertumbuhan yang kuat baik yang berbasiskan pertanian, pertambangan maupun manufaktur. Kinerja ekspor nonmigas produk diluar 10 (sepuluh) utama semakin menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 kontribusi ekspor produk utama dan produk lainnya terhadap total ekspor nonmigas masing-masing sebesar 48% dan 52%. Sedangkan pada 2010 (Januari-April) kontribusi ekspor produk diluar 10 utama meningkat menjadi 55% (Grafik 5). Produk lainnya diluar 10 komoditi utama yang mengalami peningkatan pangsa diantaranya minyak atsiri, peralatan medis, tanaman obat, makanan olahan, produk perikanan, kerajinan, rempah-rempah, dan peralatan kantor. Grafik 5. Kontribusi Ekspor 10 Produk Utama Terhadap Ekspor Nonmigas
Jan‐Apr 2010
2009
10 Produk Utama 48%
Produk Lainnya 52%
10 Produk Utama 45%
Produk Lainnya 55%
Sumber: BPS (diolah)
TPT, elektronik dan produk sawit masih mendominasi ekspor 10 produk utama. Beberapa produk yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah karet dan produk karet, produk hasil hutan, otomotif, elektronik, kakao, sawit, alas kaki, dan TPT, masing-masing naik 115,4%; 38,1%; 37,8%; 32,2%; 29,4%, 25,7% dan 22,2% (Grafik 6). Grafik 6. Nilai Ekspor 10 Produk Utama
Pertumbuhan (%)
Nilai Ekspor (US$ Juta) KOPI UDANG
158.6 199.8
Jan‐Apr '10
‐2.5
TPT
2,860.2
ALAS KAKI
703.7 575.8
OTOMOTIF
718.1 521.1
20.1
37.8 3,207.8
2,427.0 412.1 318.4
32.2 29.4
SAWIT PRODUK HASIL HUTAN KARET DAN PRODUK KARET
3,434.6
22.2
ELEKTRONIK KAKAO
‐20.6
Jan‐Apr '09
283.5 290.7
2,368.7 2,091.5 1,277.1
2,978.1 2,889.0
2,750.5
25.7 38.1 115.4
Sumber: BPS (diolah)
5
Peningkatan Impor Januari-Mei 2010 Mengkonfirmasi Peningkatan Realisasi Investasi Impor nonmigas selama Mei 2010 mencapai US$ 8,0 miliar, meningkat 32,0% dari bulan yang sama tahun 2009. Jika dibandingkan dengan impor bulan sebelumnya, April 2010 turun 7,9%. Menguatnya impor selama Januari-Mei 2010 didorong oleh meningkatnya impor seluruh golongan barang. Nilai impor bahan baku dan penolong tetap mendominasi struktur impor diikuti oleh barang modal dan barang konsumsi. Peningkatan impor barang modal dan barang baku/penolong konsisten dengan meningkatnya nilai realisasi investasi yang meningkat pada Triwulan I 2010 sebesar 24,6% mencapai Rp 42,1 triliun. Menurut Mendag, meningkatnya permintaan impor bahan baku/penolong dan barang modal merupakan cerminan dari kondisi industri nasional yang membaik (Grafik 7). Grafik 7. Perkembangan Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang
Impor Non Migas Menurut Golongan Penggunaan Barang (US$ Juta)
Pertumbuhan (%)
9,932.8
Barang Modal
35.92
7,307.8
‐5.25 37,537.6
Bahan Baku/Penolong 23,795.6 3,782.6
Barang Konsumsi
57.75
‐43.06 Jan‐Mei'10
61.76
Jan‐Mei'09
2,338.4
‐33.89
Sumber: BPS (diolah)
Perkembangan impor produk tertentu (alas kaki, elektronika, mainan anak, makanan minuman dan pakaian jadi) mengalami penurunan hingga tahun 2010. Setelah penerapan Permendag 56/2008, proporsi penggunaan pelabuhan di luar yang ditentukan pada Januari-Mei 2010 mengalami perubahan dari sekitar 2,4% pada tahun 2008 (sebelum kebijakan) turun menjadi 0,9%. Nilai impornya juga mengalami penurunan tajam (46%) setelah impor produk tertentu dibatasi pelabuhannya, dari US$ 38,0 juta pada Januari-Mei 2008 menjadi US$ 20,7 pada Januari-Mei 2010 (Grafik 8). Grafik 8. Struktur Pelabuhan Impor Produk Tertentu
PELABUHAN BBK 4.44% PELABUHAN LAIN 2.37%
PELABUHAN UDARA 42.27%
PELABUHAN LAUT TERTENTU 50.92%
2008
PELABUHAN BBK 4.37% PELABUHAN UDARA 45.14%
PELABUHAN LAUT TERTENTU 49.72%
2009
PELABUHAN LAIN 0.77%
PELABUHAN BBK 3.54% PELABUHAN UDARA 43.02%
PELABUHAN LAIN 0.93%
PELABUHAN LAUT TERTENTU 52.51%
Jan‐Mei 2010
Impor produk tertentu bulan Maret 2010 mengalami peningkatan 30,4%, menjadi US$ 499,5 juta, sedangkan impor bulan April 2010 mengalami penurunan 24,5%, menjadi US$ 377,3 juta. Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi impor ini mengalami peningkatan sebesar 31,1% dibanding 2009. Di bulan Mei diperkirakan kembali mengalami penurunan, sesuai jumlah LS pada bulan Mei yang menurun 5,3%. Pola
6
realisasi bulanan impor produk tertentu di tahun 2010 memiliki pola yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan impor selama Januari-Mei 2010 dapat mengindikasikan bahwa realisasi impor sudah tercatat secara tertib, atau impor ilegal melalui pencatatan yang tidak benar berkurang. Grafik 9. Perkembangan Impor 5 Produk Tertentu US$ Juta
Nilai impor
Pertumbuhan bulanan
Pertumbuhan (m to m)
Pertumbuhan (yoy)
600
200
550
180
500
160
450
140
400
120
350
100
300
80
250
60
200
40
150
20
%
0
100
-20
50
-40
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar April Mei*) 2008
2009
2010
* Berdasarkan data LS
Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-23528446/021-23528456 Email:
[email protected]
7