FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 05 Tahun 2010 Tentang
ARAH KIBLAT
ia
l
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia setelah :
: a. bahwa dalam rangka memberikan pedoman kepada masyarakat tentang arah kiblat, Majelis Ulama Indonesia menetapkan Fatwa Nomor 3 Tahun 2010 tentang Kiblat, yang pada bagian Ketentuan Hukum No mor3di s e but ka n:“ Letak geografis Indonesia yang berada diba g i a nt i murKa ’ ba h/Mekkah maka kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke arah barat” ;
2 m
Tr
Menimbang
ft.
a ca t
co
e o !
a. bahwa terhadap diktum fatwa tersebut muncul pertanyaan di masyarakat, yang bisa menimbulkan kesimpangsiuran penafsiran serta pertanyaan mengenai keabsahan shalat yang arah kiblatnya menghadap ke barat laut;
ns
: 1. Firman Allah SWT:
C w
ﺓ ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ﺍ ) (144 :
PD
F
w
Mengingat
.s
r w e
b. bahwa oleh karena itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan fatwa tentang arah kiblat untuk dijadikan pedoman bagi masyarakat.
"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orangorang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". (QS. Al-Baqarah [2]: 144) 2. Firman Allah SWT : Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
2
(149 : ﺓ ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ﺍ ) "Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram, Sesungguhnya ketentuan itu benarbenar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Baqarah [2]: 149) 3. Firman Allah SWT:
Tr
ia
l
(150 : ﺓ ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ﺍ )
4. Firman Allah SWT :
ft.
ns
a ca t
co
e o !
2 m
"Dan dari mana saja kamu (keluar), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian) berada, Maka Palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk". (QS. Al-Baqarah [2]: 150).
.s
C w
r w e
(115 : ﺓ ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ﺍ )
PD
F
w
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.". (QS. Al-Baqarah [2] : 115)
Komisi Fatwa MUI
5. Firman Allah SWT :
(78 : ﻟﺤﺞ ﺍ )
Fatwa tentang Arah Kiblat
3
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenarbenarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaikbaik penolong". (QS. Al-Hajj [22] : 78) 6. Hadis Nabi s.a.w.:
ﻪ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ﺻ- ﱡ ِﻰ ﺒ ﻨ ﱠ ﻟ َﺍ َﻞ َﺧ ﺎﺩ ﻤ ﱠ َﻟ َ ﺎﻝ ٍﻗ َ ﺎﺱ ﺒ ﱠ َﻋ َ ْﻦ ﺑ ُﺍ ْﺖ ﻌ ﻤ ِ َﺳ َ ﺎﻝ ٍﻗ َ ء ﺎ َﻄ َ ْﻋ َﻦ ﻋ ﺎ ﻤ ﱠ ﻠ َ ﻓ٬ُ َ ﻪ ﻨ ْ َﻣ ِ َﺝ ﺮ ﱠﻰﺧ َ ﺘ ﱢﺣ َ َﻞ ُﺼ ْﻳ ﻢ ﻟ َ ﻭ٬ﺎ َ ﻬ َ ﻠ ﱢ ِﻛ ُ ﻪ ﻴ ﺍﺣ ِ ﻮ َ ِﻰﻧ َ ﺎﻓ َﻋ َ َﺩ ْﺖ ﻴ ﺒ َ ﻟ ْ ﺍ- ﻢ ﻠ ﻭﺳ ﻩ ﺍ ﻭ ُ « )ﺭ ﺔ ﻠ َ ﺒ ْ ﻘ ِ ﻟ ْ ِﺍ ﻩ ﺬ ِ َ »ﻫ َ ﺎﻝ ﻗ َ ِﻭ َ ﺔ ﺒ َ ﻌ ْ ﻜ َ ﻟ ْ ِﺍ ُﻞ ﺒ ِﻰﻗ ُ ِﻓ ْﻦ ﻴ ﺘ َ ﻌ َ ﻛ ْ َﺭ َ ﻊ ﻛ َ َﺭ َ َﺝ ﺮ ﺧ َ (ﻢ ﻠ ﻣﺴ ﺭﻱﻭ ﺎ ﺒﺨ ﻟ ﺍ Dari 'Atho, ia berkata : aku mendengar Ibnu 'Abbas berkata : setelah Rasulullah SAW masuk ke Ka’ bah beliau berdo'a pada setiap sudutnya dan beliau tidak shalat (di dalamnya) sampai beliau keluar Ka’ bah. Setelah beliau keluar Ka’ bah, beliau lalu shalat dua raka'at di hadapan Ka’ bah. Rasulullah SAW lalu bersabda : "inilah kiblat". (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim) 7. Hadis Nabi s.a.w.:
ﺮ ْ ﺒ ﱢ ﻛ َ َﻭ َ ﺔ ﻠ َ ﺒ ْ ﻘ ِ ﻟ ْ ﺍ ِﻞ ِ ﺒ ﻘ ْ ﺘ َ ﺍﺳ ْ »-ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﺍﷲﻋ ﻠﻰ ﺻ- ﱡ ِﻰ ﺒ ﻨ ﱠ ﻟ ﺍ ﺎﻝ َ َﻗ َ ﺓ ﺮ َ ﻳ ْ ﺮ َ ﻮﻫ ُ ﺑ ُ ﺃ َ ﺎﻝ َ ﻗ َ (ﺭﻱ ﺎ ﺒﺨ ﻟ ﺍ ﻩ ﺍ ﻭ ﺭ )«
co m
Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Menghadaplah kiblat, kemudian bertakbirlah (takbiratul ihram)" (HR. Imam Bukhari)
i n a
l
8. Hadis Nabi s.a.w.:
so ft.
ِﻰ ُﻓ ﺎﺱ ﻨ ﱠ ﻟ ﺎﺍ ﻤ َ ﻨ َ ﻴ ْ َﺑ َ ﺎﻝ َﻗ َ ﺮ ﻤ َ ِﻋ ُ ْﻦ ﺑ ِﺍ َﻦ ٍﻋ ﺭ ﺎ ﻨ َ ﻳ ِﺩ ِ ْﻦ ِﺑ ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ ِﺍ ﺪ ﺒ ْ ْﻋ َ َﻦ ٍﻋ ِﻚ ﻟ ﺎ ْﻣ َ َﻦ ﻋ
Tr
ﻪ ﻴ ﻠ ﺍﷲﻋ ﻠﻰ ﺻ- ِ ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ َﺍ ﻮﻝ َﺳ ُ ﱠﺭ ِﻥ ﺇ ﺎﻝ َ ﻘ َ ٍﻓ َ ﺁﺕ ﻢ ْ ﻫ ُ ء َ ﺎ ْﺟ َ ﺫ ﺇ ِ ء ٍ ﺎ ﺒ َ ﻘ ُ ِﺑ ِ ْﺢ ﺒ ﻟﺼ ﱡ ﺍ ﺓ ِ َﻼ َ ﺻ
ca
.ﺎ ﻫ َ ﻮ ﻠ ُ ﺒ ِ ﻘ ْ ﺘ َ ﺎﺳ ْ ﻓ٬َ َ ﺔ ﺒ َ ﻌ ْ ﻜ َ ﻟ ْ َﺍ ِﻞ ﺒ ﻘ ْ ﺘ َ َﺴ ْ ْﻳ َﻥ ﺃ ﺮ َ ﻣ ِ ﺃ ُ ﺪ ْ ﻗ َ ﻭ٬َ َ ﺔ ﻠ َ ﻴ ْ ﻠ ﱠ ﻟ ﺍ ﻪ ِ ﻴ ْ ﻠ َ َﻋ َ ِﻝ ﺰ ﻧ ْ ﺃ ُ ﺪ ْ ﻗ- ﻢ َ ﻠ ﻭﺳ
C
re a
w
te !2
w w .s
ﻩ ﺍ ﻭ ﺭ ) ﻪ ﻓ ﺍ ﺮ ﺃﻃ. ِ ﺔ ﻠ َ ﺒ ْ ﻘ ِ ﻟ ْ َﻰﺍ ﻟ ﺍﺇ ِ ﻭ ﺭ ُ ﺍ ﺪ َ ﺘ َ ﺎﺳ ْ ِﻓ َ ﻡ ﺄ ْ ﻟﺸ ﱠ َﻰﺍ ﻟ ْﺇ ِ ﻢ ﻬ ُ ﻫ ُ ﻮ ُﺟ ُ ْﻭ َﺖ ﻧ ﺎ ﻛ َ ﻭ َ (ﺭﻱ ﺎ ﺒﺨ ﻟ ﺍ
Dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar berkata : ketika orang-orang sedang shalat shubuh di Masjid Quba, tiba-tiba datang seseorang berkata bahwa Rasulullah SAW tadi malam menerima wahyu dan diperintahkan untuk menghadap Ka’ bah. Mereka lalu mengubah arah (shalat), yang ketika itu menghadap ke arah Syam (baitul maqdis), ke arah kiblat (masjidil haram). (HR. Imam Bukhari)
9. Hadis Nabi s.a.w.:
َﻥ ﱠ ﻪﺃ ﻨ ﺭﺿﻰﺍﷲﻋ- َ ﺓ ﺮ َ ﻳ ْ ﺮ َ ِﻰﻫ ُ ﺑ ْﺃ َ َﻦ ﱢﻋ ِﻯ ﺮ ﺒ ُ ﻘ ْ ﻤ َ ﻟ ْ ٍﺍ ﺪ ﻴ ﻌ ِ ِﻰﺳ َ ﺑ ِﺃ َ ْﻦ ِﺑ ﺪ ﻴ ﻌ ِ ْﺳ َ َﻦ ِﻋ ِﻰ ٌﻓ ِﺲ ﻟ ﺎ ﺟ- ﻢ َ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ﺻ- ِ ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ ُﺍ ﻮﻝ َﺳ ُ ﺭ َﻭ َ ﺪ ْﺠ ِ َﺴ ﻤ ﻟ ْ َﺍ َﻞ َﺧ ًﺩ ُﻼ َﺟ ﺭ ﻠﻰ ﺻ- ِ ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ ُﺍ ﻮﻝ َﺳ ُ ُﺭ ﻪ َﻟ َ ﺎﻝ ﻘ َ ِﻓ َ ﻪ ﻴ ْ ﻠ َ َﻋ َ ﻢ ﻠ ﱠ َﺴ َ َﻓ ء ﺎ ﱠﺟ َ ﻢ ﺛ٬ﱠﻰ ُ ﻠ َﺼ َ ِﻓ ﺪ ْﺠ ِ َﺴ ﻤ ﻟ ْ ِﺍ ﺔ ﻴ َ ﺎﺣ ِ ﻧ َ ﻊ َ َﺟ َ ﺮ ﻓ. « ﱢ َ َﻞ ُﺼ ْﺗ ﻢ ﻟ َ ﱠﻚ َ ﻧ ﺈ ِ ﱢﻓ َ َﻞ َﺼ ْﻓ ﻊ ْﺟ ِ ﺭ ﺍ ﻡ ُ ﱠﻼ َ ﻟﺴ ﺍ ْﻚ َ ﻴ ﻠ َ َﻋ َ »ﻭ- ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﺍﷲﻋ Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
ﻢ ْ َﻟ َ ﱠﻚ ﻧ ﺈ ِ ﻓ٬ﱢ َ َﻞ َﺼ ْﻓ ﻊ ْﺟ ِ ﺭ ﺎ ُﻓ َ ﻡ ﱠﻼ َ ﻟﺴ َﺍ ْﻚ ﻴ ﻠ َ َﻋ َ َ »ﻭ ﺎﻝ ﻘ َ ﻓ. َ َ ﻢ ﻠ ﱠ َﺴ َ َﻓ ء ﺎ ﱠﺟ َ ﻢ ﺛ٬ﱠﻰ ُ ﻠ َﺼ َ ﻓ ﺎﻝ َ ﻘ َ ﻓ. ِ َ ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ ﺍ ﻮﻝ َ َﺳ ُ ﺎﺭ ﻳ َ ِﻰ ﻨ ﻤ ْ ﻠ ﱢ ﺎﻋ َ ﻫ َ ﺪ َ ﻌ ْ ِﻰﺑ َ ﺘ ﻟ ﱠ ﺍ ِﻰ ْﻓ ﻭ ﺃ َ ﺔ ِ ﻴ َ ﻧ ِ ﺎ ﺜ ﱠ ﻟ ﺍ ِﻰ َﻓ ﺎﻝ ﻘ َ ﻓ. « ﱢ َ َﻞ ُﺼ ﺗ ﺃ ْ ﺮ َ ﻗ ْ ﺍ ﻢ ﱠ ﺛ ُ ٬ْ ﺮ ﺒ ﱢ ﻜ َ َﻓ َ ﺔ ﻠ َ ﺒ ْ ﻘ ِ ﻟ ْ ﺍ ِﻞ ِ ﺒ ﻘ ْ ﺘ َ ﺍﺳ ْ ﻢ ﱠ ﺛ ُ ٬َ ء ﻮ ُﺿ ُ ﻮ ﻟ ْ ﺍ ﻎ ِ ﺒ ِ َﺳ ْ ﺄ ِﻓ َ ﺓ ﱠﻼ َ ﻟﺼ ﺍ َﻰ ﻟ ﺇ ِ ْﺖ َ ﻤ ﺍﻗ ُ ﺫ َ ﺇ ِ » ﱠﻰ ﺘ ْﺣ َ ﻊ ﻓ َ ﺭ ْ ﺍ ﻢ ﱠ ﺛ ُ ٬ﺎ ﻌ ً ﻛ ِ ﺍ ﱠﺭ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ْﺣ َ ﻊ ﻛ َ ﺭ ْ ﺍ ﻢ ﱠ ﺛ٬ِ ُ ﺁﻥ ﺮ ْ ﻘ ُ ﻟ ْ ﺍ ِﻦ َ َﻣ َﻚ ﻌ َﻣ َ ﺮ َﺴ ﱠ ﻴ ﺎﺗ َ ﻤ َ ﺑ ِ ِﻦ ﱠ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ْﺣ َ ﻊ ﻓ َ ﺭ ْ ﱠﺍ ﻢ ﺛ٬ﺍ ُ ﺪ ً ﺎﺟ ِ ﱠﺳ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ْﺣ َ ﺪ ْﺠ ُ ﱠﺍﺳ ﻢ ﺛ٬ﺎ ُ ﻤ ً ﺋ ِ ﺎ َﻗ َ ِﻯ ﻮ ﺘ َ َﺴ ْ ﺗ ﻢ ﱠ ﺛ٬ﺎ ُ ِﺴ ً ﻟ ﺎ ﱠﺟ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ْﺣ َ ﻊ ﻓ َ ﺭ ْ ﺍ ﻢ ﱠ ﺛ٬ﺍ ُ ﺪ ً ﺎﺟ ِ ﱠﺳ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ْﺣ َ ﺪ ْﺠ ُ ﺍﺳ ﻢ ﱠ ﺛ٬ﺎ ُ ِﺴ ً ﻟ ﺎ ﺟ َ (ﺭﻱ ﺎ ﺒﺨ ﻟ ﺍ ﻩ ﺍ ﻭ ﺭ ) «ﺎ ﻬ َ ﻠ ﱢ َﻛ ُ ِﻚ ﺗ َﻼ َ ِﻰ ﺻ َﻓ ِﻚ ﻟ ْﺫ َ َﻞ ﻌ ﻓ ْ ﺍ
co m
Dari Sa'id ibn Sa'id al-Maqburi dari Abu Hurairah r.a. bahwa ada seorang laki-laki masuk ke masjid kemudian ia shalat dan saat itu ada Rasulullah sedang duduk di salah satu sudut masjid. Setelah shalat orang itu mendatangi Rasul dan memberi salam kepada beliau. Rasul lalu menjawab : "Wa 'alaika al-salam, kembalilah/ulangilah shalatmu karena sesungguhnya kamu belum shalat". Laki-laki itu kemudian mengulangi shalatnya dan kembali mendatangi Rasul serta memberi salam kepada beliau. Rasul menjawab salam dan berkata : "ulangi kembali shalatmu karena kamu belum shalat". Kemudian laki-laki itu berkata di pengulangan shalat yang kedua atau sesudahnya : "Ajarilah aku wahai Rasulullah" Rasulullah menjawab : "Apabila engkau akan menunaikan shalat maka sempurnakanlah wudlu, menghadaplah kiblat lalu bertakbirlah (takbiratul ihram), kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari ayat-ayat al-Qur'an, lalu ruku'lah dengan thuma'ninah, lalu berdiri dengan sempurna, lalu sujud dengan thuma'ninah, lalu duduk dengan thuma'ninah, lalu sujud dengan thuma'ninah, kemudian bangun dan duduk dengan thuma'ninah. Maka lakukanlah seperti itu pada setiap shalat kamu" (HR. Imam Bukhari)
i n a
l
10. Hadis Nabi s.a.w.:
so ft.
Tr
ﺎ ﻣ:ﺎﻝ ﻗ- ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ﺻ- ﺒﻲ ﻨ ﻟ ﻪﺃﻥﺍ ﻨ ﺓﺭﺿﻲﺍﷲﻋ ﺮ ﻳ ﺮ ﺑﻲﻫ ﺃ (ﺬﻱ ﻣ ﺮ ﺘ ﻟ ﺍ ﻩ ﺍ ﻭ ﺭ ) .ﺔ ﻠ ﺒ ﺮﺏﻗ ﻐ ﻤ ﻟ ﺍ ﺮﻕﻭ ﻤﺸ ﻟ ﺍ ﻴﻦ ﺑ
11. Hadis Nabi s.a.w.:
: ﺎﻝ ﻗ- ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ﺻ- ﺒﻲ ﻨ ﻟ ﺃﻥﺍ٬ ﺎﺱ ﺒ ﺑﻦﻋ ءﻋﻦﺍ ﺎ ﻋﻦﻋﻄ
w
te !2
w w .s
ca
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda : "Arah antara Timur dan Barat adalah Kiblat". (HR. Imam al-Turmudzi)
re a
C
4
Memperhatikan
ﺔ ﻠ ﺒ ﻡﻗ ﺍ ﺮ ﻟﺤ ﻭﺍ٬ ﻡ ﺍ ﺮ ﻟﺤ ﻫﻞﺍ ﺔﻷ ﻠ ﺒ ﺪﻗ ﻤﺴﺠ ﻟ ﻭﺍ٬ ﺪ ﻤﺴﺠ ﻟ ﻫﻞﺍ ﺔﻷ ﻠ ﺒ ﻴﺖﻗ ﺒ ﻟ ﺍ .ﺘﻲ ﻣ ﺃ ﺎﻣﻦ ﻬ ﺑ ﺭ ﺎ ﻐ ﻣ ﺎﻭ ﻬ ﻗ ﺭ ﺎ ﺭﺽﻓﻲﻣﺸ ﺍﻷ ﻫﻞ ﻷ
Dari 'Atho dari Ibnu 'Abbas bahwa Nabi saw bersabda : "Ka’ bah adalah kiblat bagi orang yang shalat di masjidil haram, dan masjidil haram adalah kiblat bagi penduduk yang tinggal di tanah haram (mekkah), dan tanah haram (mekkah) ada kiblat bagi penduduk bumi di timurnya dan di baratnya dari umatku". : 1. Pendapat Imam 'Ala al-Din al-Kasani al-Hanafi dalam Kitab Badai' Shanai' fi Tartib al-Syarai' :
ﺍ ً ﺰ ﺎﺟ ﺎﻥﻋ ﻭﻛ ﺎﻝﺃ ﺒ ﻘ ﺘ ﻠﻰﺍﻹﺳ ًﻋ ﺍ ﺭ ﺩ ﺎ ﺎﻥﻗ ﺎﺇﻥﻛ ﻣ ﻮﺇ ﻠ ﻳﺨ ﻠﻲﻻ ﻤﺼ ﻟ ﺃﻥﺍ ﺎﻝ ﺎﻥﻓﻲﺣ ﺔﺇﻥﻛ ﻠ ﺒ ﻘ ﻟ ﻟﻰﺍ ﻪﺇ ﻮﺟ ﺘ ﻟ ﻪﺍ ﻴ ﻠ ًﻳﺠﺐﻋ ﺍ ﺭ ﺩ ﺎ ﺎﻥﻗ ﺈﻥﻛ ﻓ.ﻪ ﻨ ﻋ Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
5
ﺘﻰ ﺣ.ﺔ ﺒ ﻌ ﻜ ﻟ ﺔﺍ ﻬ ﻧﺖﻣﻦﺟ ﺎ ﺔﻛ ﻬ ﻨﻲﺃﻱﺟ ﻌ ﺎﻳ ﻬ ﻨ ﻴ ﻟﻰﻋ ﺈ ﺔﻓ ﺒ ﻌ ﻜ ﻟ ﺓﺍ ﺪ ﻫ ﺎ ﻣﺸ :ﻟﻰ ﺎ ﻌ ﻪﺗ ﻟ ﻮ ﻘ ﻟ .ﺰ ﻢﻳﺠ ﻟ ﺎ ﻬ ﻨ ﻟﻰﺷﺊﻣ ﺇ ﻪ ﻮﺟ ﺘ ﺮﻣ ﻴ ﺎﻏ ﻬ ﻨ ًﻋ ﺎ ﻓ ﺮ ﻨﺤ ﺎﻥﻣ ﻮﻛ ﻟ
ﻴﺠﺐ ﻓ٬ ﺎ ﻬ ﻨ ﻴ ﻟﻰﻋ ﺇ ﻪ ﻮﺟ ﻟ ﺍ ﺔ ﻴ ﻟ ﻮ ﻪﺗ ﻌ ﻓﻲﻭﺳ ﻭ ﻫﻲ ﺎﻭ ﻬ ﺘ ﻬ ﻟﻰﺟ ﻪﺇ ﻮﺟ ﺘ ﻟ ﻪﺍ ﻴ ﻠ ﺔﻳﺠﺐﻋ ﺒ ﻌ ﻜ ﻟ ًﻋﻦﺍ ﺎ ﺒ ﺋ ﺎ ﺎﻥﻏ ﺇﻥﻛ ﻭ.ﻟﻚ ﺫ ﺮ ﺒ ﺘ ﻌ ﺗ ﻭ.ﺎ ﻬ ﻨ ﻴ ﻟﻰﻋ ﻻﺇ٬ ﺎ ﻬ ﻴ ﻠ ﺔﻋ ﻟ ﺍ ﺪ ﻟ ﺍﺕﺍ ﺭ ﺎ ﻣ ﺎﻷ ﺔﺑ ﺑ ﻮ ﻨﺼ ﻤ ﻟ ﻳﺐﺍ ﺭ ﺎ ﻤﺤ ﻟ ﺍ ﺎ ﻨ ﻳﺨ ﺎ ﺔﻣﺸ ﻣ ﺎ ﻮﻝﻋ ﻮﻗ ﻫ ﻭ٬ ﺯﻱ ﺍ ﺮ ﻟ ﺍ ﺮﺧﻲﻭ ﻜ ﻟ ﺍ ﺮ ﻛ ﺍﺫ ﺬ ﻛ.ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺍ ﻭﻥ ﺔﺩ ﻬ ﻟﺠ ﺍ
l
.ﺮ ﻬ ﻨ ﻟ ﺍ ء ﺍ ﺭ ﺎﻭ ﻤ ﺑ
ft.
co
e o !
2 m
Tr
ia
"Sesungguhnya bagi orang yang shalat tidak boleh kosong/lepas, apakah ia mampu atau tidak, untuk menghadap kiblat. Apabila ia mampu maka wajib baginya menghadap kiblat, jika ia dapat menyaksikannya (Ka ’ ba h) maka ia harus menghadap kepada 'ainul Ka ’ ba hatau kepada arah dari arah kiblat. Jika ia tidak menghadap salah satunya maka itu tidak diperbolehkan, sebagaimana firman Allah "…dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya…". Dan dalam keadaan yang memungkinkan menghadap tepat ke 'ainul Ka ’ ba hmaka wajib dilakukan. Namun jika ghaib (tidak dapat melihat Ka ’ ba h) maka wajib menghadap ke arah Ka ’ ba h(jihatul Ka’ bah) …. "
a ca t
2. Pendapat Imam al-Qurtubi dalam Kitab Jami' al-Ahkam al-Qur'an :
ns
r w e
ﺎﻝ ﻢﻣﻦﻗ ﻬ ﻨ ﻤ ﺔ؟ﻓ ﻬ ﻟﺠ ﺍ ﻭ ﺃ ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺍ ﺎﻝ ﺒ ﻘ ﺘ ﺍﺳ ﺋﺐ ﺎ ﻐ ﻟ ﺍ ﺮﺽ ﺍﻫﻞﻓ ﻮ ﻔ ﻠ ﺘ ﺍﺧ ﻭ ﺎﻻ ﻤ ﻴﻒﻟ ﻠ ﻜ ﻪﺗ ﻧ ﻴﻒﻷ ﻌ ﻮﺿ ﻫ ـ(ﻭ ﻫ543 ﺑﻲ )ﺕ ﺮ ﻌ ﻟ ﺑﻦﺍ ﺎﻝﺍ ﻗ.ﻭﻝ ﺎﻷ ﺑ
.s
w
C w
:ﺭ ﻮ ﻣ ﺃ ﺔ ﺛ ﺜﻼ ﻟ ﻴﺢ ﻟﺼﺤ ﺍ ﻮ ﻫ ﻭ٬ ﺔ ﻬ ﻟﺠ ﺎ ﺑ ﺎﻝ ﻢﻣﻦﻗ ﻬ ﻨ ﻭﻣ.ﻪ ﻴ ﻟ ﺇ ﻳﺼﻞ ﻴﻒ ﻠ ﻜ ﺘ ﻟ ﺍ ﻪ ﺑ ﺒﻂ ﺗ ﺮ ﻳ ﺬﻱ ﻟ ﺍ ﻜﻦ ﻤ ﻤ ﻟ ﺍ ﻪ ﻧ ﺃ: ﻭﻝ ﺍﻷ
PD
F
ﻟﻰ ﺎ ﻌ ﻪﺗ ﻟ ﻮ ﻘ ﻟ ﺁﻥ ﺮ ﻘ ﻟ ﺍ ﻪﻓﻲ ﺭﺑ ﻮ ﻣ ﺄ ﻤ ﻟ ﺍ ﻪ ﻧ ﺃ: ﻧﻲ ﺎ ﺜ ﻟ ﺍ
ﻭ ﺮﻕﺃ ﺭ ﺽﻣﻦﺷ ﻨﻲﻣﻦﺍﻷ ﻌ ﻳ ﺮﺏ ﻏ . ﻪ ﻧ ًﺍ ﺎ ﻌ ﻢﻗﻄ ﻠ ﻌ ﺬﻱﻳ ﻟ ﻳﻞﺍ ﻮ ﻟﻄ ﻟﺼﻒﺍ ﺎ ﺍﺑ ﻮ ﺘﺠ ءﺍﺣ ﺎ ﻤ ﻠ ﻌ ﻟ ﺍﻥﺍ: ﻟﺚ ﺎ ﺜ ﻟ ﺍ .ﻴﺖ ﺒ ﻟ ﺍ ﺮﺽ ﺎﻑﻋ ﻌ ﺍﺿ "Mereka berbeda pendapat apakah wajib bagi si ghaib (orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka ’ ba h) untuk menghadap tepat ke bangunan Ka ’ ba h ('ainul Ka’ bah) atau ke arah Ka ’ ba h (jihatul Ka’ bah) ? sebagian berpendapat pertama (yaitu, menghadap 'ainul Ka’ bah). Berkata Ibnu 'Arabi (W. 543 H) : pendapat ini adalah lemah karena membebani orang yang tidak dapat shalat dengan menghadap Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
6
tepat 'ainul Ka’ bah. Sebagian lain berpendapat cukup menghadap arah Ka ’ ba h(jihatul Ka’ bah). Pendapat terakhir inilah yang benar, dengan tiga alasan : (1) Bahwa hal inilah yang memungkinkan bagi ketentuan sebuah taklif (pembebanan hukum). (2) bahwa hal inilah yang diperintahkan oleh al-Qur'an dalam ayat ﻡ ﺍ ﺮ ﻟﺤ ﺪﺍ ﻤﺴﺠ ﻟ ﺍ ﺮ ﻬﻚ ﺷﻄ ﻮﻝﻭﺟ ﻓ (Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram) yakni belahan bumi di timur dan barat ﻩ ﺮ ﻢﺷﻄ ﻜ ﻫ ﻮ ﺍﻭﺟ ﻮ ﻟ ﻮ (ﻓPalingkanlah mukamu ke arahnya). (3) bahwa para ulama berhujjah dengan (kebolehan) shalat dengan shaf yang panjang, yang sangat lemah (kecil kemungkinan) dapat menghadap tepat ke bangunan Ka ’ ba h('ainul Ka’ bah)." 3. Pendapat Imam al-Syirazi dalam kitab al-Muhadzdzab :
ﺈﻥ ﻓ-ﺋﻞ ﺪﻻ ﻟ ﺮﻑﺍ ﻌ ﻤﻦﻳ ﺎﻥﻣ ﺈﻥﻛ ﻓ –ﺮﺕ ﻟﻚﻧﻈ ﻜﻦﺷﺊﻣﻦﺫ ﻢﻳ ﺇﻥﻟ ﻭ ﺎ ﻬ ﺘ ﻓ ﺮ ﻌ ﻟﻰﻣ ﺇ ﺎ ً ﻘ ﻳ ﺮ ﻪﻃ ﻷﻥﻟ٬ ﺔ ﻠ ﺒ ﻘ ﻟ ﺍ ﻠﺐ ﺪﻓﻰﻃ ﻬ ﺘ ﺍﺟ -ﺔ ﻜ ﺎﻋﻦﻣ ﺒ ﺋ ﺎ ﺎﻥﻏ ﻛ
ia
l
:ﻟﻰ ﺎ ﻌ ﺎﻝ ﺍﷲ ﺗ ﺍﻗ ﺬ ﻬ ﻟ ﻭ.ﺎﺡ ﻳ ﺮ ﻟ ﺍ ﺎﻝ ﻭ ﺒ ﻟﺠ ﺍ ﺮﻭ ﻤ ﻘ ﻟ ﺍ ﻤﺲ ﻭ ﻟﺸ ﺎ ﺑ
Tr
2 m
ﺪ ﻬ ﺘ ﻪﺃﻥﻳﺠ ﺎﻥﻟ ﻜ ﻓ. .ﺔ ﺛ ﺩ ﺎ ﻟﺤ ﺍ ﻢﻓﻰ ﻟ ﺎ ﻌ ﻟ ﺎ ﻛ
co
e o !
ﻪ ﻣ ﺰ ﻟ ﻴﻦﻷﻥﻣﻦ ﻌ ﻟ ﺍ ﺔ ﺑ ﺎ ﺇﺻ ﺎ ﻬ ﺮﺿ ﻓ " :ﻡ ﺍﻷ ﺎﻝﻓﻰ ﻗ:ﻮﻻﻥ ﺎﻗ ﻬ ﺮﺿ ﻓﻰﻓ ﻭ
ft.
ﻧﻲﺃﻥ ﺰ ﻤ ﻟ ﻪﺍ ﻠ ﻘ ﺎﻧ ﺮﻣ ﻫ ﺎ ﻭﻇ.ﻜﻲ ﻤ ﻟ ﻴﻦﺍ ﻌ ﻟ ﺔﺍ ﺑ ﺎ ﻪﺇﺻ ﻣ ﺰ ﺔﻟ ﻠ ﺒ ﻘ ﻟ ﺮﺽﺍ ﻓ
ns
r w e
a ca t
ﺓ ﺎ ﺻﺤﺖ ﺻﻼ ﻤ ﻴﻦﻟ ﻌ ﻟ ﻮﺍ ﺮ ﺽﻫ ﻔ ﻟ ﺎﻥﺍ ﻮﻛ ﻪﻟ ﻧ ﻷ.ﺔ ﻬ ﻟﺠ ﻮﺍ ﺮﺽﻫ ﻔ ﻟ ﺍ ."ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺍ ﺮﺝﻣﻦ ﻳﺨ ﻢﻣﻦ ﻬ ﻴ ﻳﻞﻷﻥﻓ ﻮ ﻟﻄ ﺍ ﻟﺼﻒ ﺍ
.s
F
w
C w
"Jika sama sekali ia tidak memiliki petunjuk apapun, maka dilihat maslahatnya. Jika ia termasuk orang yang mengetahui tanda-tanda atau petunjuk kiblat, maka meskipun ia tida dapat melihat Ka ’ ba h, ia tetap harus berijtihad untuk mengetahui kiblat. Karena ia memiliki cara untuk mengetahuinya melalui keberadaan matahari, bulan, gunung, dan angin, karena Allah SWT berfirman:
PD
"Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bi nt angi t ul ahme r e k ame ndapatpe t unj uk ”. (QS An-Nahl: 16) Dengan begitu, ia berhak berijtihad (dalam menentukan letak Ka ’ ba h) seperti orang yang faham tentang fenomena alam. Mengenai kewajibannya, ada dua pendapat. Dalam kitab al-Umm, Imam alSy a f i ’ ibe r k a t a :“ Ya ngwa j i bda l a m be r ki bl a ta da l a hme ng ha da ps e c a r a tepat ke bangunan Ka ’ ba h. Karena orang yang diwajibkan untuk menghadap kibalt, ia wajib menghadap ke bangunan Ka ’ ba h, seperti ha l ny aor a n gMe kka h. ”Se da ng ka nt e ksy a ngj e l a sy a ngdi kut i pol e h Imam al-Muzanni (murid Imam al-Sy a f i ’ i ) da r iI ma m a l -Sy a f i ’ i mengatakan bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah Ka ’ ba h (jihat al-Ka ’ ba h). Karena, seandainya yang wajib itu adalah menghadap kepada bangunan Ka ’ ba hsecara fisik, maka shalat jamaah yang shafnya memanjang adalah tidak sah, sebab di antara mereka terdapat orang yang menghadap ke arah di luar dari bangunan Ka ’ ba h. ” 4. Pendapat Ibnu Qudamah al-Hanbali :
Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
7
ﺮﺏ ﻐ ﻤ ﻟ ﺍ ﺮﻕﻭ ﻤﺸ ﻟ ﺍ ﻴﻦ ﺎﺑ ﻣ ":-ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﺍﷲﻋ ﻠﻰ ﺻ- ﺒﻲ ﻨ ﻟ ﺍ ﻮﻝ ﻗ٬ ﺎ ﻨ ﻟ ﻭ ﻊ ﻴ ﻤ ﻩﺃﻥﺟ ﺮ ﻫ ﺎ ﻭﻇ.ﻴﺢ ﻳﺚﺣﺴﻦ ﺻﺤ ﺪ ﺣ:ﺎﻝ ﻗ ﻭ٬ ﺬﻱ ﻣ ﺮ ﺘ ﻟ ﻩﺍ ﺍ ﻭ ﺭ."ﺔ ﻠ ﺒ ﻗ ﺓ ﺎ ﺻﺤﺖ ﺻﻼ ﻤ ﻟ٬ ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺔﺍ ﺑ ﺎ ﺮ ﺽﺇﺻ ﻔ ﻟ ﺎﻥﺍ ﻮﻛ ﻪﻟ ﻧ ﻭﻷ.ﺔ ﻠ ﺒ ﺎﻗ ﻤ ﻬ ﻨ ﻴ ﺎﺑ ﻣ ﻳﻦ ﺪ ﺎﻋ ﺒ ﺘ ﻴﻦﻣ ﻨ ﺛ ﺓﺍ ﻭﻻ ﺻﻼ٬ ﻮ ﺘ ﻠﻰ ﺧﻂﻣﺴ ﻳﻞ ﻋ ﻮ ﻟﻄ ﻟﺼﻒﺍ ﻫﻞﺍ ﺃ ﻮﻝ ﻊﻃ ﺔﻣ ﺒ ﻌ ﻜ ﻟ ﻟﻰﺍ ﻪﺇ ﻮﺟ ﺘ ﺯﺃﻥﻳ ﻮ ﻪﻻﻳﺠ ﻧ ﺈ ﻓ٬ ﺓ ﺪ ﺍﺣ ﺔﻭ ﻠ ﺒ ﺒﻼﻥﻗ ﻘ ﺘ ﻳﺴ ﻊ ﺘﺴ ﺎﻳ ﻤ ﻧ ﺇ :ﺎ ﻨ ﻠ ﻗ.ﺫﻱ ﺎ ﻤﺤ ﻟ ﺍ ﻊ ﺘﺴ ﺪﻳ ﻴ ﻌ ﺒ ﻟ ﺍ ﻊ ﻣ: ﻴﻞ ﺈﻥﻗ ﻓ.ﺎ ﻫ ﺭ ﺪ ﻘ ﺇﻻﺑ ﻟﺼﻒ ﺍ .ﻪ ﻠ ﺒ ﻗ ﻩﻭ ﻮ ﻧﺤ :ﻴﺖ ﺒ ﻟ ﺍ ﺮ ﻭﺷﻄ.ﻪﻓﻼ ﺋ ﺍ ﻮ ﺘ ﺍﺳ ﻊ ﺎﻣ ﻣ ﺃ ٬ ﻟﺼﻒ ﺍ ﻮﺱ ﻘ ﺗ ﻊ ﻣ
ia
l
"Dan bagi kita adalah sabda Nabi saw : "Arah antara timur dan barat adalah kiblat" (HR. Imam at-Tarmidzi), menurut sebuah pendapat hadist ini adalah hasan shahih. Yang jelas bahwa arah antara keduanya adalah kiblat karena jika yang diwajibkan adalah menghadap tepat ke bangunan Ka ’ ba h('ainul Ka’ bah) maka tidaklah sah shalat orang dengan shaf yang panjang…"
Tr
5. Makalah Drs. KH. A. Ghazalie Masroeri tentang “ Ar a hQi bl a tda r i I ndone s i a ”dan “ Pos i s iAr a hBa r a tI ndone s i a ”dalam Rapat Komisi Fatwa MUI tanggal 1 Juli 2010;
e o !
2 m
6. Pandangan dan pendapat rapat Komisi Fatwa MUI pada hari Senin tanggal 1 Februari 2010 dan 1 Juli 2010.
ft.
co
MEMUTUSKAN
: FATWA TENTANG ARAH KIBLAT
Pertama
: Ketentuan Hukum 1. Ki bl a tba g ior a ng y a ng s ha l a tda n da pa tme l i ha tKa ’ ba ha da l a h me ng ha da pkeba ng una nKa ’ ba h( ' ai nulKa’ bah). 2. Kiblat bagi orang y a ngs ha l a tda nt i da kda pa tme l i ha tKa ’ ba ha da l a h a r a hKa ’ ba h( jihat al-Ka’ bah) 3. Kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke barat laut dengan posisi bervariasi sesuai dengan letak kawasan masing-masing.
ns
.s
: Rekomendasi Bangunan masjid/mushola yang tidak tepat arah kiblatnya, perlu ditata ulang shafnya tanpa membongkar bangunannya.
PD
Kedua
F
w
C w
r w e
a ca t
Menetapkan
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal
: 18 Rajab 1431 H 01 Juli 2010 M
KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua,
Sekretaris,
DR. H. M. ANWAR IBRAHIM
DR. H. HASANUDIN, M.Ag.
Komisi Fatwa MUI