FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 03 Tahun 2010
l
Tentang
Tr ia
KIBLAT
ﻢ ِ ﻴ ْ ﱠﺣ ِ ﺮ ﻟ ﺍ ﻤﻦ ِ ﱠﺣ ْ ﺮ ﻟ ﺍ ﺍﷲ ِ ﻢ ِ ِﺴ ْ ﺑ Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia setelah
: a. bahwa akhir-akhir ini beredar informasi di tengah masyarakat tentang adanya ketidakakuratan arah kiblat sebagian masjid/musholla di Indonesia, berdasarkan temuan hasil penelitian dan pengukuran dengan menggunakan methode ukur satelit. ;
ft.
co
e o !
2 m
Menimbang
ns
a ca t
b. bahwa atas informasi tersebut, masyarakat menjadi resah dan mempertanyakan hukum arah kiblat ;
PD
.s
C w
w
: 1. Firman Allah SWT:
F
Mengingat
r w e
c. bahwa oleh karena itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan fatwa tentang arah kiblat untuk dijadikan pedoman bagi masyarakat.
(144 : ﺓ ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ﺍ )
"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
2
dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". (QS. Al-Baqarah [2]: 144) 2. Firman Allah SWT :
Tr ia
l
(149 : ﺓ ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ﺍ )
3. Firman Allah SWT:
2 m
"Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah sekalikali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan". (QS. AlBaqarah [2]: 149)
PD
F
ft.
ns
.s
w
C w
r w e
a ca t
co
e o !
:ﺓ ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ﺍ ) (150
"Dan dari mana saja kamu (keluar), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian) berada, Maka Palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orangorang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). dan agar Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk". (QS. Al-Baqarah [2]: 150). 4. Firman Allah SWT :
(115 : ﺓ ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ﺍ ) Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
3
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.". (QS. AlBaqarah [2] : 115) 5. Firman Allah SWT :
ft.
a ca t
co
e o !
2 m
Tr ia
l
(78 : ﻟﺤﺞ ﺍ )
PD
F
ns
.s
w
C w
r w e
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaikbaik penolong". (QS. Al-Hajj [22] : 78)
6. Hadis Nabi s.a.w.:
ﺍﷲ ﻠﻰ ﺻ- ﱡ ِﻰ ﺒ ﻨ ﱠ ﻟ ﺍ ﻞ َ َﺧ َ ﺎﺩ ﻤ ﱠ ﻟ َ ﻝ َ ﺎ ٍﻗ َ ﺎﺱ ﺒ ﱠ َﻋ َ ْﻦ ﺑ ﺍ ْﺖ ُ ﻌ ﻤ ِ َﺳ َ ﻝ ﺎ ٍﻗ َ ء ﺎ َﻄ َ ْﻋ َﻦ ﻋ َﺝ َ ﺮ ﱠﻰﺧ َ ﺘ ﱢﺣ َ ﻞ ُﺼ َ ْﻳ ﻢ ﻟ َ ﻭ٬ﺎ َ ﻬ َ ﻠ ﱢ ِﻛ ُ ﻪ ﻴ ﺍﺣ ِ ﻮ َ ِﻰﻧ َ ﺎﻓ َﻋ َ َﺩ ْﺖ ﻴ ﺒ َ ﻟ ْ ﺍ -ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻋ ﺔ ُ ﻠ َ ﺒ ْ ﻘ ِ ﻟ ْ ﺍ ﻩ ِ ﺬ ِ َ »ﻫ َ ﻝ ﺎ ﻗ َ ِﻭ َ ﺔ ﺒ َ ﻌ ْ ﻜ َ ﻟ ْ ﺍ ﻞ ِ ﺒ ُ ِﻰﻗ ُ ِﻓ ْﻦ ﻴ ﺘ َ ﻌ َ ﻛ ْ َﺭ َ ﻊ ﻛ َ َﺭ َ َﺝ ﺮ ﺎﺧ َ ﻤ ﱠ ﻠ َ ﻓ٬ُ َ ﻪ ﻨ ْ ﻣ ِ (ﻢ ﻠ ﻣﺴ ﺭﻱﻭ ﺎ ﺒﺨ ﻟ ﺍ ﻩ ﺍ ﻭ « )ﺭ Dari 'Atho, ia berkata : aku mendengar Ibnu 'Abbas berkata : setelah Rasulullah SAW masuk ke Ka’ bahbeliau berdo'a pada setiap sudutnya dan beliau tidak shalat (di dalamnya) sampai beliau keluar Ka’ bah . Setelah beliau keluar Ka’ bah, beliau lalu
Komisi Fatwa MUI
4
Fatwa tentang Arah Kiblat
’shalat dua raka'at di hadapan Ka bah. Rasulullah SAW lalu bersabda : "inilah kiblat". (HR Imam Bukhari dan Imam )Muslim 7. Hadis Nabi s.a.w.:
ﻞ ِ ﺒ ِ ﻘ ْ ﺘ َ ﻢ » -ﺍﺳ ْ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ﱡ -ﺻ ِﻰ ﺒ ﻨ ﱠ ﻟ َﺍ ﻝ ﺎ َﻗ َ ﺓ ﺮ َ ﻳ ْ ﺮ َ ﻮﻫ ُ ﺑ ُ َﺃ َ ﻝ ﺎ ﻗ َ ﺭﻱ( ﺎ ﺒﺨ ﻟ ﺍ ﻩ ﺍ ﻭ ﺭ ْ«) ﺮ ﺒ ﱢ ﻛ َ َﻭ َ ﺔ ﻠ َ ﺒ ْ ﻘ ِ ﻟ ْ ﺍ Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Menghadaplah kiblat, kemudian bertakbirlah (takbiratul )ihram)" (HR. Imam Bukhari
l
8. Hadis Nabi s.a.w.:
Tr ia
ﺎُ ﺱ ﻨ ﱠ ﻟ ﺎﺍ ﻤ َ ﻨ َ ﻴ ْ َﺑ َ ﻝ ﺎ َﻗ َ ﺮ ﻤ َ ِﻋ ُ ْﻦ ﺑ ِﺍ َﻦ ٍﻋ ﺭ ﺎ ﻨ َ ﻳ ِﺩ ِ ْﻦ ِﺑ ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ ِﺍ ﺪ ﺒ ْ ْﻋ َ َﻦ ٍﻋ ِﻚ ﻟ ﺎ ْﻣ َ َﻦ ﻋ ِ - ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ َﺍ ﻝ ﻮ َﺳ ُ ﱠﺭ ِﻥ َﺇ ﻝ ﺎ ﻘ َ ٍﻓ َ ْﺁﺕ ﻢ ﻫ ُ ء َ ﺎ ْﺟ َ ﺫ ٍﺇ ِ ء ﺎ ﺒ َ ﻘ ُ ِﺑ ِ ْﺢ ﺒ ﻟﺼ ﱡ ِﺍ ﺓ َﻼ َ ِﻰ ﺻ ﻓ َﻥ ْ َﺃ ﺮ ﻣ ِ ْﺃ ُ ﺪ ﻗ َ َ٬ﻭ َ ﺔ ﻠ َ ﻴ ْ ﻠ ﱠ ﻟ ِﺍ ﻪ ﻴ ْ ﻠ َ َﻋ َ ﻝ ﺰ ِ ﻧ ْ ْﺃ ُ ﺪ ﻢ -ﻗ َ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ﺻ ﻡ ِ ﺄ ْ ﻟﺸ ﱠ َﻰﺍ ﻟ ْﺇ ِ ﻢ ﻬ ُ ﻫ ُ ﻮ ُﺟ ُ ْﻭ َﺖ ﻧ ﺎ ﻛ َ ﺎ .ﻭ َ ﻫ َ ﻮ ﻠ ُ ﺒ ِ ﻘ ْ ﺘ َ ﺎﺳ ْ َ٬ﻓ َ ﺔ ﺒ َ ﻌ ْ ﻜ َ ﻟ ْ َﺍ ﻞ ﺒ ِ ﻘ ْ ﺘ َ َﺴ ْ ﻳ ﺭﻱ( ﺎ ﺒﺨ ﻟ ﺍ ﻩ ﺍ ﻭ ﺭ ﻪ ) ﻓ ﺍ ﺮ ﺃﻃ ِ. ﺔ ﻠ َ ﺒ ْ ﻘ ِ ﻟ ْ ﺍ َﻰ ﻟ ﺇ ِ ﺍ ﻭ ﺭ ُ ﺍ ﺪ َ ﺘ َ ﺎﺳ ْ ﻓ َ
2 m
ns
r w e
a ca t
ft.
co
e ! o
Dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar berkata : ketika orang-orang sedang shalat shubuh di Masjid Quba, tibatiba datang seseorang berkata bahwa Rasulullah SAW tadi malam menerima wahyu dan diperintahkan untuk menghadap Ka ’ b a h. Mereka lalu mengubah arah (shalat), yang ketika itu menghadap ke arah Syam (baitul maqdis), ke arah kiblat )(masjidil haram). (HR. Imam Bukhari 9. Hadis Nabi s.a.w.:
.s
w
C w
َ -ﺭﺿﻰ ﺓ ﺮ َ ﻳ ْ ﺮ َ ِﻰﻫ ُ ﺑ ْﺃ َ َﻦ ﱢﻋ ِﻯ ﺮ ﺒ ُ ﻘ ْ ﻤ َ ﻟ ْ ٍﺍ ﺪ ﻴ ﻌ ِ ِﻰﺳ َ ﺑ ِﺃ َ ْﻦ ِﺑ ﺪ ﻴ ﻌ ِ ْﺳ َ َﻦ ِﻋ ﻪ ﻴ ﻠ ﺍﷲﻋ ﻠﻰ ِ -ﺻ ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ ﺍ ﻝ ُ ﻮ َﺳ ُ ﺭ َﻭ َ ﺪ ْﺠ ِ َﺴ ﻤ ﻟ ْ ﺍ ﻞ َ َﺧ َ ًﺩ ُﻼ َﺟ ﱠﺭ َﻥ ﺃ ﻪ ﻨ ﺍﷲﻋ ﻪ ِ ﻴ ْ ﻠ َ َﻋ َ ﻢ ﻠ ﱠ َﺴ َ َﻓ ء ﺎ ﱠﺟ َ ﻢ ﱠﻰ٬ﺛ ُ ﻠ َﺼ َ ِﻓ ﺪ ْﺠ ِ َﺴ ﻤ ﻟ ْ ﺍ ﺔ ِ ﻴ َ ﺎﺣ ِ ِﻰﻧ َ ٌﻓ ِﺲ ﻟ ﺎ ﻢ -ﺟ َ ﻠ ﻭﺳ ْﻚ َ ﻴ ﻠ َ َﻋ َ ﻢ » -ﻭ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ِ -ﺻ ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ ُﺍ ﻝ ﻮ َﺳ ُ ُﺭ ﻪ َﻟ َ ﻝ ﺎ ﻘ َ ﻓ َ ء َ ﺎ ﱠﺟ َ ﻢ ﱠﻰ٬ﺛ ُ ﻠ َﺼ َ َﻓ ﻊ َﺟ َ ﺮ ﱢ « .ﻓ َ ﻞ ُﺼ َ ْﺗ ﻢ َﻟ َ ﱠﻚ ﻧ ﺈ ِ ﱢﻓ َ ﻞ َﺼ َ ْﻓ ﻊ ْﺟ ِ ﺭ ُﺍ ﻡ ﱠﻼ َ ﻟﺴ ﺍ ﱢ« ﻞ ُﺼ َ ْﺗ ﻢ َﻟ َ ﱠﻚ ﻧ ﺈ ِ ﱢ٬ﻓ َ ﻞ َﺼ َ ْﻓ ﻊ ْﺟ ِ ﺭ ﺎ ُﻓ َ ﻡ ﱠﻼ َ ﻟﺴ ﺍ ْﻚ َ ﻴ ﻠ َ َﻋ َ َ »ﻭ ﻝ ﺎ ﻘ َ َ .ﻓ َ ﻢ ﻠ ﱠ َﺴ َ ﻓ ِ. ﻪ ﻠ ﱠ ﻟ َﺍ ﻝ ﻮ َﺳ ُ ﺎﺭ ِﻰﻳ َ ﻨ ﻤ ْ ﻠ ﱢ ﺎﻋ َ ﻫ َ ﺪ َ ﻌ ْ ِﻰﺑ َ ﺘ ﻟ ﱠ ِﻰﺍ ْﻓ ﻭ ِﺃ َ ﺔ ﻴ َ ﻧ ِ ﺎ ﺜ ﱠ ﻟ ِﻰﺍ َﻓ ﻝ ﺎ ﻘ َ .ﻓ َ ﻞ ِ ﺒ ِ ﻘ ْ ﺘ َ ﱠﺍﺳ ْ ﻢ َ٬ﺛ ُ ء ﻮ ُﺿ ُ ﻮ ﻟ ْ ِﺍ ﻎ ﺒ ِ َﺳ ْ ﺄ ِﻓ َ ﺓ ﱠﻼ َ ﻟﺼ َﻰﺍ ﻟ َﺇ ِ ْﺖ ﻤ ﺍﻗ ُ ﺫ َ َ »ﺇ ِ ﻝ ﺎ ﻘ َ ﻓ َ ﻊ ْ ﻛ َ ﺭ ْ ﱠﺍ ﻢ ِ٬ﺛ ُ ﺁﻥ ﺮ ْ ﻘ ُ ﻟ ْ َﺍ ِﻦ َﻣ َﻚ ﻌ َﻣ َ ﺮ َﺴ ﱠ ﻴ ﺎﺗ َ ﻤ َ ْﺑ ِ ﺃ ﺮ َ ﻗ ْ ﱠﺍ ﻢ ْ٬ﺛ ُ ﺮ ﺒ ﱢ ﻜ َ َﻓ َ ﺔ ﻠ َ ﺒ ْ ﻘ ِ ﻟ ْ ﺍ ﺪ ْ ْﺠ ُ ﱠﺍﺳ ﻢ ﺎ٬ﺛ ُ ﻤ ً ﺋ ِ ﺎ َﻗ َ ِﻯ ﻮ ﺘ َ َﺴ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ْﺣ َ ﻊ ﻓ َ ﺭ ْ ﱠﺍ ﻢ ﺎ٬ﺛ ُ ﻌ ً ﻛ ِ ﺍ ﱠﺭ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ﺣ َ ﺪ ْ ْﺠ ُ ﺍﺳ ﻢ ﱠ ﺎ٬ﺛ ُ ِﺴ ً ﻟ ﺎ ﱠﺟ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ْﺣ َ ﻊ ﻓ َ ﺭ ْ ﱠﺍ ﻢ ﺍ٬ﺛ ُ ﺪ ً ﺎﺟ ِ ﱠﺳ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ﺣ َ ﻞ ْ ﻌ َ ﻓ ْ ﱠﺍ ﻢ ﺎ٬ﺛ ُ ِﺴ ً ﻟ ﺎ ﱠﺟ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ْﺣ َ ﻊ ﻓ َ ﺭ ْ ﱠﺍ ﻢ ﺍ٬ﺛ ُ ﺪ ً ﺎﺟ ِ ﱠﺳ َ ِﻦ ﺌ ﻤ َ َﻄ ْ ﱠﻰﺗ ﺘ ﺣ َ ﺭﻱ( ﺎ ﺒﺨ ﻟ ﺍ ﻩ ﺍ ﻭ ﺭ ﺎ« ) ﻬ َ ﻠ ﱢ َﻛ ُ ِﻚ ﺗ َﻼ َ ِﻰﺻ َﻓ ِﻚ ﻟ ﺫ َ
F PD Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
5
Dari Sa'id ibn Sa'id al-Maqburi dari Abu Hurairah r.a. bahwa ada seorang laki-laki masuk ke masjid kemudian ia shalat dan saat itu ada Rasulullah sedang duduk di salah satu sudut masjid. Setelah shalat orang itu mendatangi Rasul dan memberi salam kepada beliau. Rasul lalu menjawab : "Wa 'alaika al-salam, kembalilah/ulangilah shalatmu karena sesungguhnya kamu belum shalat". Laki-laki itu kemudian mengulangi shalatnya dan kembali mendatangi Rasul serta memberi salam kepada beliau. Rasul menjawab salam dan berkata : "ulangi kembali shalatmu karena kamu belum shalat". Kemudian laki-laki itu berkata di pengulangan shalat yang kedua atau sesudahnya : "Ajarilah aku wahai Rasulullah" Rasulullah menjawab : "Apabila engkau akan menunaikan shalat maka sempurnakanlah wudlu, menghadaplah kiblat lalu bertakbirlah (takbiratul ihram), kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari ayat-ayat al-Qur'an, lalu ruku'lah dengan thuma'ninah, lalu berdiri dengan sempurna, lalu sujud dengan thuma'ninah, lalu duduk dengan thuma'ninah, lalu sujud dengan thuma'ninah, kemudian bangun dan duduk dengan thuma'ninah. Maka lakukanlah seperti itu pada setiap shalat kamu" (HR. Imam Bukhari) 10.
Hadis Nabi s.a.w.:
-ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﺍﷲﻋ ﻠﻰ ﺻ- ﺒﻲ ﻨ ﻟ ﺍ ﺃﻥ ﻪ ﻨ ﺍﷲﻋ ﺓﺭﺿﻲ ﺮ ﻳ ﺮ ﺑﻲﻫ ﺃ (ﺬﻱ ﻣ ﺮ ﺘ ﻟ ﺍ ﻩ ﺍ ﻭ ﺭ ) .ﺔ ﻠ ﺒ ﺮﺏﻗ ﻐ ﻤ ﻟ ﺍ ﺮﻕﻭ ﻤﺸ ﻟ ﺍ ﻴﻦ ﺎﺑ ﻣ:ﻝ ﺎ ﻗ
of
Hadis Nabi s.a.w.:
ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ﺻ- ﺒﻲ ﻨ ﻟ ﺃﻥﺍ٬ ﺎﺱ ﺒ ﺑﻦﻋ ءﻋﻦﺍ ﺎ ﻋﻦﻋﻄ ﻞ ﻫ ﺔﻷ ﻠ ﺒ ﺪﻗ ﻤﺴﺠ ﻟ ﻭﺍ٬ ﺪ ﻤﺴﺠ ﻟ ﻞﺍ ﻫ ﺔﻷ ﻠ ﺒ ﻴﺖﻗ ﺒ ﻟ ﺍ: ﻝ ﺎ ﻗﺎ ﻬ ﺑ ﺭ ﺎ ﻐ ﻣ ﺎﻭ ﻬ ﻗ ﺭ ﺎ ﺭﺽﻓﻲﻣﺸ ﻷ ﻞﺍ ﻫ ﺔﻷ ﻠ ﺒ ﻡﻗ ﺍ ﺮ ﻟﺤ ﻭﺍ٬ ﻡ ﺍ ﺮ ﻟﺤ ﺍ .ﺘﻲ ﻣ ﺃ ﻣﻦ
w
Memperhatikan
w .s
Dari 'Atho dari Ibnu 'Abbas bahwa Nabi saw bersabda : "Ka ’ bahadalah kiblat bagi orang yang shalat di masjidil haram, dan masjidil haram adalah kiblat bagi penduduk yang tinggal di tanah haram (mekkah), dan tanah haram (mekkah) ada kiblat bagi penduduk bumi di timurnya dan di baratnya dari umatku".
: 1. Pendapat Imam 'Ala al-Din al-Kasani al-Hanafi dalam Kitab Badai' Shanai' fi Tartib al-Syarai' :
ﺎﻥ ﻭﻛ ﺃ ﻝ ﺎ ﺒ ﻘ ﺘ ﻹﺳ ﺍ ﻠﻰ ًﻋ ﺍ ﺭ ﺩ ﺎ ﺎﻥﻗ ﺇﻥﻛ ﺎ ﻣ ﺇ ﻠﻮ ﻳﺨ ﻠﻲﻻ ﻤﺼ ﻟ ﺍ ﺃﻥ ﺇﻥ ﻠﺔ ﺒ ﻘ ﻟ ﺍ ﻟﻰ ﺇ ﻮﺟﻪ ﺘ ﻟ ﺍ ﻴﻪ ﻠ ًﻳﺠﺐﻋ ﺍ ﺭ ﺩ ﺎ ﺎﻥﻗ ﺈﻥﻛ ﻓ.ﻨﻪ ًﻋ ﺍ ﺰ ﺎﺟ ﻋ ﻧﺖ ﺎ ﻬﺔﻛ ﺃﻱﺟ ﻨﻲ ﻌ ﺎﻳ ﻬ ﻨ ﻴ ﻟﻰﻋ ﺈ ﺒﺔﻓ ﻌ ﻜ ﻟ ﺍ ﺓ ﺪ ﻫ ﺎ ﻝﻣﺸ ﺎ ﺎﻥﻓﻲﺣ ﻛ
C
re
at e
w
!2
ca ns
Tr
11.
.c
ia
lt
om
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda : "Arah antara Timur dan Barat adalah Kiblat". (HR. Imam alTurmudzi)
Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
6
ﻟﻰ ﺇ ﻮﺟﻪ ﺘ ﻴﺮﻣ ﺎﻏ ﻬ ﻨ ًﻋ ﺎ ﻓ ﺮ ﻨﺤ ﺎﻥﻣ ﻟﻮﻛ ﺘﻰ ﺣ.ﺒﺔ ﻌ ﻜ ﻟ ﺍ ﻬﺔ ﻣﻦﺟ :ﻰ ﻟ ﺎ ﻌ ﻟﻪﺗ ﻮ ﻘ ﻟ .ﻢﻳﺠﺰ ﻟ ﺎ ﻬ ﻨ ﺷﺊﻣ ٬ ﻬﺎ ﻨ ﻴ ﻟﻰﻋ ﺇ ﻮﺟﻪ ﻟ ﺍ ﻴﺔ ﻟ ﻮ ﻪﺗ ﻓﻲﻭﺳﻌ ﻭ
ﻟﻰ ﺇ ﻮﺟﻪ ﺘ ﻟ ﺍ ﻴﻪ ﻠ ﺒﺔﻳﺠﺐﻋ ﻌ ﻜ ﻟ ﺍ ًﻋﻦ ﺎ ﺒ ﺋ ﺎ ﺎﻥﻏ ﺇﻥﻛ ﻭ.ﻟﻚ ﻴﺠﺐﺫ ﻓ ﻻ٬ ﺎ ﻬ ﻴ ﻠ ﻟﺔﻋ ﺍ ﺪ ﻟ ﺍ ﺍﺕ ﺭ ﺎ ﻣ ﻷ ﺎ ﺔﺑ ﺑ ﻨﺼﻮ ﻤ ﻟ ﺍ ﻳﺐ ﺭ ﺎ ﻤﺤ ﻟ ﺍ ﻫﻲ ﺎﻭ ﻬ ﺘ ﻬ ﺟ ﺮﺧﻲ ﻜ ﻟ ﺍ ﻛﺮ ﺍﺫ ﻛﺬ.ﻌﻴﻦ ﻟ ﺍ ﻭﻥ ﻬﺔﺩ ﻟﺠ ﺍ ﺒﺮ ﺘ ﻌ ﺗ ﻭ.ﻬﺎ ﻨ ﻴ ﻟﻰﻋ ﺇ .ﺮ ﻬ ﻨ ﻟ ﺍ ء ﺍ ﺭ ﺎﻭ ﻤ ﺎﺑ ﻨ ﻳﺨ ﺎ ﺔﻣﺸ ﻣ ﺎ ﻝﻋ ﻮ ﻮﻗ ﻫ ﻭ٬ ﺯﻱ ﺍ ﺮ ﻟ ﺍ ﻭ
e o !
2 m
Tr ia
l
"Sesungguhnya bagi orang yang shalat tidak boleh kosong/lepas, apakah ia mampu atau tidak, untuk menghadap kiblat. Apabila ia mampu maka wajib baginya menghadap kiblat, jika ia dapat menyaksikannya (Ka ’ ba h) maka ia harus menghadap kepada 'ainul Ka ’ ba hatau kepada arah dari arah kiblat. Jika ia tidak menghadap salah satunya maka itu tidak diperbolehkan, sebagaimana firman Allah "…dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya…". Dan dalam keadaan yang memungkinkan menghadap tepat ke 'ainul Ka ’ ba hmaka wajib dilakukan. Namun jika ghaib (tidak dapat melihat Ka ’ ba h) maka wajib menghadap ke arah Ka ’ ba h(jihatul Ka’ bah) …. "
ft.
co
2. Pendapat Imam al-Qurtubi dalam Kitab Jami' al-Ahkam alQur'an :
ns
.s
C w
r w e
a ca t
ﻢ ﻬ ﻨ ﻤ ﻬﺔ؟ﻓ ﻟﺠ ﺍ ﻭ ﺃ ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺍ ﻝ ﺎ ﺒ ﻘ ﺘ ﺍﺳ ﺋﺐ ﺎ ﻐ ﻟ ﺍ ﺮﺽ ﻞﻓ ﺍﻫ ﻮ ﻔ ﻠ ﺘ ﺍﺧ ﻭ ﻧﻪ ﻴﻒﻷ ﻌ ﻫﻮﺿ ـ(ﻭ ﻫ543 ﺑﻲ )ﺕ ﺮ ﻌ ﻟ ﺍ ﺑﻦ ﺍ ﻝ ﺎ ﻗ.ﻝ ﻭ ﻷ ﺎ ﻝﺑ ﺎ ﻣﻦﻗ ﻴﺢ ﻟﺼﺤ ﺍ ﻫﻮ ﻭ٬ ﻬﺔ ﻟﺠ ﺎ ﻝﺑ ﺎ ﻢﻣﻦﻗ ﻬ ﻨ ﻭﻣ.ﻪ ﻴ ﻟ ﺇ ﻞ ﺎﻻﻳﺼ ﻤ ﻟ ﻴﻒ ﻠ ﻜ ﺗ :ﺭ ﻮ ﻣ ﺃ ﺔ ﺛ ﺜﻼ ﻟ ﻴﻒ ﻠ ﻜ ﺘ ﻟ ﺍ ﻪ ﺒﻂﺑ ﺗ ﺮ ﺬﻱﻳ ﻟ ﺍ ﻜﻦ ﻤ ﻤ ﻟ ﺍ ﻪ ﻧ ﺃ: ﻝ ﻭ ﻷ ﺍ ﻰ ﻟ ﻌﺎ ﻟﻪﺗ ﻮ ﻘ ﻟ ﺁﻥ ﻘﺮ ﻟ ﺍ ﺭﺑﻪﻓ ﻲ ﻮ ﻣ ﻤﺄ ﻟ ﺍ ﻧﻪ ﺃ: ﻧﻲ ﺎ ﺜ ﻟ ﺍ
PD
F
w
ﺭﺽ ﻷ ﺍ ﻨﻲﻣﻦ ﻌ ﻳ
ﺮﺏ ﻭﻏ ﺮﻕﺃ ﻦﺷ ﻣ .
ﺎ ً ﻌ ﻢﻗﻄ ﻠ ﻌ ﺬﻱﻳ ﻟ ﻞﺍ ﻳ ﻮ ﻟﻄ ﻟﺼﻒﺍ ﺎ ﺍﺑ ﻮ ﺘﺠ ءﺍﺣ ﺎ ﻤ ﻠ ﻌ ﻟ ﺍﻥﺍ: ﻟﺚ ﺎ ﺜ ﻟ ﺍ .ﻴﺖ ﺒ ﻟ ﺍ ﺮﺽ ﺎﻑﻋ ﻌ ﺍﺿ ﻪ ﻧ ﺍ "Mereka berbeda pendapat apakah wajib bagi si ghaib (orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka ’ ba h) untuk menghadap tepat ke bangunan Ka ’ ba h('ainul Ka’ b ah) atau ke arah Ka ’ ba h (jihatul Ka’ bah) ? sebagian berpendapat pertama (yaitu, menghadap 'ainul Ka’ ba h ). Berkata Ibnu 'Arabi (W. 543 H) : pendapat ini adalah lemah karena membebani orang yang tidak dapat shalat dengan menghadap tepat 'ainul Ka ’ bah. Sebagian lain berpendapat cukup menghadap arah Ka ’ b a h (jihatul Ka ’ b a h). Pendapat terakhir inilah yang benar, dengan tiga alasan
Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat
7
: (1) Bahwa hal inilah yang memungkinkan bagi ketentuan sebuah taklif (pembebanan hukum). (2) bahwa hal inilah yang diperintahkan oleh al-Qur'an dalam ayat ﺪ ﻤﺴﺠ ﻟ ﺍ ﺮ ﻬﻚﺷﻄ ﻮﻝﻭﺟ ﻓ ﻡ ﺍ ﺮ ﻟﺤ (ﺍMaka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram) yakni belahan bumi di timur dan barat ﻩ ﺮ ﻢ ﺷﻄ ﻜ ﻫ ﻮ ﺍﻭﺟ ﻮ ﻟ ﻮ ﻓ (Palingkanlah mukamu ke arahnya). (3) bahwa para ulama berhujjah dengan (kebolehan) shalat dengan shaf yang panjang, yang sangat lemah (kecil kemungkinan) dapat menghadap tepat ke bangunan Ka ’ ba h('ainul Ka’ bah)." 3. Pendapat Imam al-Syirazi dalam kitab al-Muhadzdzab :
Tr ia
l
-ﻞ ﺋ ﻻ ﺪ ﻟ ﺍ ﻌﺮﻑ ﻤﻦﻳ ﺎﻥﻣ ﺈﻥﻛ ﻓ –ﺮﺕ ﻟﻚﻧﻈ ﻜﻦﺷﺊﻣﻦﺫ ﻢﻳ ﻟ ﺇﻥ ﻭ ﺎ ً ﻘ ﻳ ﺮ ﻟﻪﻃ ﻷﻥ٬ ﻠﺔ ﺒ ﻘ ﻟ ﺍ ﻠﺐ ﺪﻓﻰﻃ ﻬ ﺘ ﺍﺟ -ﻜﺔ ﺎﻋﻦﻣ ﺒ ﺋ ﺎ ﺎﻥﻏ ﺈﻥﻛ ﻓ ﺍﷲ ﻝ ﺎ ﺍﻗ ﺬ ﻬ ﻟ ﻭ.ﺎﺡ ﻳ ﺮ ﻟ ﺍ ﻝﻭ ﺎ ﺒ ﻟﺠ ﺍ ﻤﺮﻭ ﻘ ﻟ ﺍ ﻤﺲﻭ ﻟﺸ ﺎ ﺎﺑ ﻬ ﺘ ﻓ ﺮ ﻌ ﻟﻰﻣ ﺇ :ﻰ ﻟ ﺎ ﻌ ﺗ
2 m
ﻬﺪ ﺘ ﺃﻥﻳﺠ ﻟﻪ ﻜﺎﻥ ﻓ.
ft.
ns
r w e
a ca t
co
e o !
.ﺔ ﺛ ﺩ ﺎ ﻟﺤ ﺍ ﻢﻓﻰ ﻟ ﺎ ﻌ ﻟ ﺎ ﻛ ﻴﻦﻷﻥ ﻌ ﻟ ﺍ ﺔ ﺑ ﺎ ﺇﺻ ﺎ ﺮﺿﻬ ﻓ " :ﻡ ﻷ ﺍ ﻝﻓﻰ ﺎ ﻗ:ﻻﻥ ﺎﻗﻮ ﺮﺿﻬ ﻓﻰﻓ ﻭ ﺎ ﺮﻣ ﻫ ﺎ ﻭﻇ.ﻜﻲ ﻤ ﻟ ﺍ ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺍ ﺔ ﺑ ﺎ ﺇﺻ ﻣﻪ ﺰ ﻟ ﻠﺔ ﺒ ﻘ ﻟ ﺍ ﻣﻪﻓﺮﺽ ﺰ ﻟ ﻣﻦ ﻔﺮﺽﻫﻮ ﻟ ﺍ ﺎﻥ ﻟﻮﻛ ﻧﻪ ﻷ.ﻬﺔ ﻟﺠ ﺍ ﻔﺮﺽﻫﻮ ﻟ ﺍ ﺃﻥ ﻧﻲ ﺰ ﻤ ﻟ ﺍ ﻠﻪ ﻘ ﻧ ﻢﻣﻦﻳﺨﺮﺝﻣﻦ ﻬ ﻴ ﻳﻞﻷﻥﻓ ﻮ ﻟﻄ ﺍ ﻟﺼﻒ ﺍ ﺓ ﺎ ﺻﺤﺖﺻﻼ ﻤ ﻟ ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺍ ."ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺍ
F
.s
w
C w
"Jika sama sekali ia tidak memiliki petunjuk apapun, maka dilihat maslahatnya. Jika ia termasuk orang yang mengetahui tanda-tanda atau petunjuk kiblat, maka meskipun ia tida dapat melihat Ka ’ ba h, ia tetap harus berijtihad untuk mengetahui kiblat. Karena ia memiliki cara untuk mengetahuinya melalui keberadaan matahari, bulan, gunung, dan angin, karena Allah SWT berfirman:
PD
Komisi Fatwa MUI
"Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bi nt angi t ul ahme r e k ame ndapatpe t unj uk ”. (QS AnNahl: 16) Dengan begitu, ia berhak berijtihad (dalam menentukan letak Ka ’ ba h ) seperti orang yang faham tentang fenomena alam. Mengenai kewajibannya, ada dua pendapat. Dalam kitab alUmm, Imam al-Sy a f i ’ ibe r ka t a :“ Ya ngwa j i bda l a m be r k i bl a t adalah menghadap secara tepat ke bangunan Ka ’ ba h. Karena orang yang diwajibkan untuk menghadap kibalt, ia wajib menghadap ke bangunan Ka ’ ba h,s e pe r t iha l ny aor a ngMe kka h. ” Sedangkan teks yang jelas yang dikutip oleh Imam al-Muzanni (murid Imam al-Sy a f i ’ i ) da r iI ma m a l -Sy a f i ’ ime ng a takan bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah Ka ’ ba h(jihat al-
Fatwa tentang Arah Kiblat
8
Ka ’ ba h ). Karena, seandainya yang wajib itu adalah menghadap kepada bangunan Ka ’ ba hsecara fisik, maka shalat jamaah yang shafnya memanjang adalah tidak sah, sebab di antara mereka terdapat orang yang menghadap ke arah di luar dari bangunan Ka ’ ba h . ” 4. Pendapat Ibnu Qudamah al-Hanbali :
Tr ia
l
ﺮﻕ ﻤﺸ ﻟ ﻴﻦﺍ ﺎﺑ ﻣ ":-ﻢ ﻠ ﻪﻭﺳ ﻴ ﻠ ﻠﻰﺍﷲﻋ ﺻ- ﺒﻲ ﻨ ﻟ ﻝﺍ ﻮ ﻗ٬ ﺎ ﻨ ﻟ ﻭ .ﻴﺢ ﻳﺚﺣﺴﻦ ﺻﺤ ﺪ ﺣ:ﻝ ﺎ ﻗ ﻭ٬ ﺬﻱ ﻣ ﺮ ﺘ ﻟ ﻩﺍ ﺍ ﻭ ﺭ."ﺔ ﻠ ﺒ ﺮﺏﻗ ﻐ ﻤ ﻟ ﺍ ﻭ ﺔ ﺑ ﺎ ﺮﺽﺇﺻ ﻔ ﻟ ﺎﻥﺍ ﻮﻛ ﻪﻟ ﻧ ﻷ ﻭ.ﺔ ﻠ ﺒ ﺎﻗ ﻤ ﻬ ﻨ ﻴ ﺎﺑ ﻊﻣ ﻴ ﻤ ﻩﺃﻥﺟ ﺮ ﻫ ﺎ ﻭﻇ ٬ ﻮ ﺘ ﻠﻰﺧﻂﻣﺴ ﻞﻋ ﻳ ﻮ ﻟﻄ ﻟﺼﻒﺍ ﻞﺍ ﻫ ﺓﺃ ﺎ ﺻﺤﺖ ﺻﻼ ﻤ ﻟ٬ ﻴﻦ ﻌ ﻟ ﺍ ﺯ ﻮ ﻪﻻﻳﺠ ﻧ ﺈ ﻓ٬ ﺓ ﺪ ﺍﺣ ﺔﻭ ﻠ ﺒ ﺒﻼﻥﻗ ﻘ ﺘ ﻳﻦﻳﺴ ﺪ ﺎﻋ ﺒ ﺘ ﻴﻦﻣ ﻨ ﺛ ﺓﺍ ﻻ ﺻﻼ ﻭ ﻊ ﻣ: ﻞ ﻴ ﺈﻥﻗ ﻓ.ﺎ ﻫ ﺭ ﺪ ﻘ ﻻﺑ ﺇ ﻟﺼﻒ ﺍ ﻝ ﻮ ﻊﻃ ﺔﻣ ﺒ ﻌ ﻜ ﻟ ﺍ ﻟﻰ ﺇ ﻪ ﻮﺟ ﺘ ﺃﻥﻳ ﺎ ﻣ ﺃ٬ ﻟﺼﻒ ﻮﺱﺍ ﻘ ﻊﺗ ﻊﻣ ﺘﺴ ﺎﻳ ﻤ ﻧ ﺇ: ﺎ ﻨ ﻠ ﻗ.ﺫﻱ ﺎ ﻤﺤ ﻟ ﻊﺍ ﺘﺴ ﺪﻳ ﻴ ﻌ ﺒ ﻟ ﺍ .ﻪ ﻠ ﺒ ﻗ ﻩﻭ ﻮ ﻧﺤ:ﻴﺖ ﺒ ﻟ ﺍ ﺮ ﻭﺷﻄ.ﻪﻓﻼ ﺋ ﺍ ﻮ ﺘ ﺍﺳ ﻊ ﻣ
ft.
a ca t
co
e o !
2 m
"Dan bagi kita adalah sabda Nabi saw : "Arah antara timur dan barat adalah kiblat" (HR. Imam at-Tarmidzi), menurut sebuah pendapat hadist ini adalah hasan shahih. Yang jelas bahwa arah antara keduanya adalah kiblat karena jika yang diwajibkan adalah menghadap tepat ke bangunan Ka ’ ba h('ainul Ka’ ba h) maka tidaklah sah shalat orang dengan shaf yang panjang…"
ns
r w e
5. Makalah Prof. DR. KH. Ali Mustafa Ya'qub, MA yang dipresentasikan pada tanggal 1 Februari 2010
.s
MEMUTUSKAN
F
w
C w
4. Pandangan dan pendapat rapat Komisi Fatwa MUI pada hari Senin tanggal 1 Februari 2010.
PD
Menetapkan Pertama
Kedua
: FATWA TENTANG KIBLAT : Ketentuan Hukum 1. Kiblat bagi orang yang shalat dan dapat melihat Ka ’ ba hadalah menghadap ke bangunan Ka ’ ba h('ainul Ka’ bah). 2. Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka ’ ba h adalah arah Ka ’ ba h(jihat al-Ka’ b ah) 3. Letak geografis Indonesia yang berada di bagian timur Ka ’ ba h /Mekkah maka kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke arah barat. : Rekomendasi Bangunan Masjid/musholla di Indonesia sepanjang kiblatnya menghadap ke arah barat, tidak perlu diubah, dibongkar dan sebagainya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal
Komisi Fatwa MUI
: 16 Shafar 1431 H 01 Februari 2010 M
Fatwa tentang Arah Kiblat
KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Sekretaris,
DR. H. M. ANWAR IBRAHIM
DR. H. HASANUDIN, M.Ag.
PD
F
w
Komisi Fatwa MUI
.s
C w
ft.
ns
r w e
a ca t
co
e o !
2 m
Tr ia
l
Ketua,
9