Fasilitas Kemakmuran Hijau perangkat informasi Versi 01 - 1 Juli 2014
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 2
Diterbitkan: Jakarta, 3 Juli 2014 Semua kredit foto: MCA-Indonesia
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Perangkat Informasi Fasilitas Kemakmuran Hijau
Apakah Proyek Kemakmuran Hijau itu? Proyek Kemakmuran Hijau (Green Prosperity Project) adalah proyek di bawah naungan Compact Indonesia dengan Millennium Challenge Corporation (MCC) yang bertujuan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan pada tingkat lokal di Indonesia. Tujuan proyek yang bernilai US $ 332,5 juta ini adalah: n n
Meningkatkan produktivitas pertanian dan peri kehidupan rumah tangga dengan meningkatkan praktik-praktik tataguna lahan dan pengelolaan sumber daya alam, dan Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan pada emisi gas rumah kaca berbasis lahan dengan memperluas pendayagunaan energi terbarukan.
Untuk mencapai tujuan-tujuannya, Proyek Kemakmuran Hijau berupaya mengembangkan, mendanai, dan melaksanakan di tingkat kabupaten proyek-proyek pertumbuhan hijau yang mendorong kewirausahaan, memperkuat perencanaan tata ruang tingkat kabupaten, memperluas akses ke energi
3
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 4
terbarukan, serta meningkatkan prakarsa pemeliharaan lingkungan. Kegiatan-kegiatan utama Proyek Kemakmuran Hijau meliputi: n n n n
Perencanaan dan Tata-guna Lahan secara Partisipatif Bantuan Teknis dan Pengawasan Fasilitas Kemakmuran Hijau – pembiayaan hibah Pengetahuan Hijau – berbagi pengetahuan
Proyek Kemakmuran Hijau diposisikan secara strategis guna mempertemukan mitra-mitra kunci keberhasilan pembangunan – pemerintah pusat dan daerah, para donor, sektor swasta, masyarakat sipil, dan masyarakat lokal – untuk berkolaborasi di dalam bentang alam tertentu di Indonesia agar usaha mereka dapat memberi dampak terbesar dalam jangka panjang. Membangun kemitraan publik-swasta akan merampingkan rancangan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek, dan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya. Mitra-mitra sektor swasta akan diundang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek yang memperluas proyek-proyek yang telah ada, atau untuk melaksanakan proyek-proyek baru yang memperkenalkan model-model usaha yang inovatif dan dapat direplikasi di daerah-daerah lain. Proyek-proyek tersebut akan melibatkan masyarakat lokal dan pemerintah setempat dalam kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kejelasan dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan pemerintah yang mendukung pembangunan rendah karbon. Masyarakat akan meningkatkan pendapatan rumah-tangganya dan membangun kapasitas untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Pendekatan holistik bentang alam Proyek Kemakmuran Hijau akan menjadi model pembangunan yang sangat relevan bagi Indonesia dan negara-negara lain.
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Logika Proyek Kemakmuran Hijau dan Pendekatan Bentang alam Proyek Kemakmuran Hijau bertujuan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sebagaimana ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah hingga jangka panjang Pemerintah Indonesia. Sejalan dengan rencana-rencana tersebut, Proyek Kemakmuran Hijau akan berkolaborasi dengan kabupaten-kabupaten setempat untuk menetapkan dan mensosialisasikan batas-batas hak-hak atas sumber daya sebagai dasar bagi kegiatan-kegiatan proyek. Sebagaimana digambarkan dalam kerangka logis program berikut ini, Proyek Kemakmuran Hijau akan dibangun atas dasar tersebut untuk mendukung prakarsa-prakarsa di bidang energi, sumber daya alam, dan pertanian yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan meningkatkan keberlanjutan jangka panjang aset-aset alam Indonesia. Proyek Kemakmuran Hijau menggunakan pendekatan bentang alam untuk pembangunan ekonomi yang mengintegrasikan berbagai pemangku kepentingan ekosistem, jasa-lingkungan, dan nilai-nilai lingkungan. Berbeda dengan pembangunan yang terfokus pada sektor-sektor tunggal, tertentu, pendekatan bentang alam Kemakmuran Hijau berinvestasi dalam paduan strategis holistik proyek-proyek individual untuk mengembangkan keseluruhan ekosistem sosial-ekonomi. Pendekatan ini meningkatkan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan lokal dan membangun dukungan lokal untuk memastikan keberlanjutan proyek.
5
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Penyediaan Energi Terbarukan Skala Komersial
Praktik Tataguna Lahan yang diperbaiki
Praktik Pengelolaan sumberdaya alam yang diperbaiki
Meningkatnya Keberlanjutan Bentang ALam
Promosi Perhutanan yang Berkelanjutan
Meningkatnya Produktivitas
Promosi Pertanian yang Berkelanjutan
Kepastian Tata-ruang dan Proses Partisipatif untuk Tataguna Lahan yang Berkelanjutan
Penyediaan Energi Terbarukan Berbasis Masyarakat
Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi Rendah Karbon
Mengentaskan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi rendah karbon: menyediakan energi terbarukan, memperbaiki keberlanjutan bentang alam dan meningkatkan produktivitas
Kerangka Logis Proyek Kemakmuran Hijau
6
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten-kabupaten Wilayah Kerja Kami Proyek Kemakmuran Hijau telah memilih 13 kabupaten di Propinsi Jambi, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai wilayah kerjanya berdasarkan potensi tinggi untuk mencapai pengentasan kemiskinan dan tujuan-tujuan lingkungan. Kabupaten-kabupaten itu adalah: n Propinsi Jambi: Muaro Jambi, Merangin, Kerinci dan Tanjung n n n
JabungTimur Propinsi Sulawesi Barat: Mamuju dan Mamasa Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT): Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB): Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Utara
Propinsi dan kabupaten ini dipilih berdasarkan serangkaian indikator sosial, ekonomi, lingkungan, dan kelembagaan, termasuk tingkat kemiskinan, potensi energi terbarukan, potensi pertumbuhan ekonomi, kepemerintahan, tutupan hutan yang bermakna, dan lahan gambut yang terancam degradasi atau perusakan. Kabupaten yang dipilih dapat menerima bantuan teknis dalam memperbarui rencana tata ruang dan inventarisasi tata-guna lahan di bawah kegiatan Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif. Hal ini memastikan bahwa proyek-proyek yang didanai oleh Proyek Kemakmuran Hijau diidentifikasi dan dikembangkan berdasarkan data penggunaan lahan yang akurat dan transparan, serta penggunaan jasa-lingkungan yang penting secara efisien. Kabupaten-kabupaten lain dapat ditambahkan ke ruang lingkup Proyek Kemakmuran Hijau seiring dengan perkembangan proyek.
7
8
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Kegiatan Utama Proyek Kemakmuran Hijau
9
Muaro Jambi Merangin Tanjung Jabung Timur Kerinci
Jambi
Sumatera
Bali
Lombok Timur Lombok Tengah Lombok Utara
Nusa Tenggara Barat
Jawa
Kalimantan
Timor-Timur
Maluku
Sumba Sumba Sumba Sumba
Timur Barat Barat Daya Tengah
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara
Sulawesi
Mamuju Mamasa
Sulawesi Barat
Papua
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Lokasi Proyek Kemakmuran Hijau
10
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Apa Kegiatan-kegiatan Utama Proyek Kemakmuran Hijau? Proyek Kemakmuran Hijau akan melaksanakan berbagai prakarsa yang dikelompokkan dalam empat kegiatan utama di bawah ini:
Kegiatan 1 – Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif Kegiatan Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif akan memastikan bahwa proyek-proyek yang didanai oleh Fasilitas Kemakmuran Hijau akan dirancang berdasarkan data tata ruang dan tata guna lahan yang akurat, serta mematuhi dan memperkuat hukum nasional, peraturan-peraturan dan rencana-rencana yang ada. Kegiatan Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif juga akan membantu memperkuat kapasitas masyarakat lokal dan lembaga tingkat kabupaten untuk mengelola lahan dan sumber daya mereka sendiri. Kegiatan Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif akan meliputi: n
n
n
Penataan Batas Desa: Kegiatan ini akan menetapkan batasbatas desa yang jelas dan tegas sebagai dasar perencanaan tata guna lahan pedesaan, pemetaan batas-batas kepemilikan tanah, dan hak-hak pemanfaatan yang tepat dari desa-desa komunal. Kajian Kesiapan Kabupaten: Kegiatan ini akan menilai kabupaten calon peserta proyek dalam hal kapasitas dan komitmen mereka, serta peluang-peluang investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan rendah karbon konsisten dengan tujuan Proyek Kemakmuran Hijau. Penilaian itu akan meliputi adanya rencana tata ruang yang telah disetujui dan proses-proses perizinan pemanfaatan lahan yang transparan. Forum Para Pemangku Kepentingan: Proyek Kemakmuran Hijau akan menyelenggarakan forum-forum pemangku kepentingan guna mempertemukan para pemangku kepentingan lokal (pemerintah, organisasi nonpemerintah, organisasi masyarakat sipil, kelompok masyarakat) untuk menilai kendala-kendala yang relevan dan gagasan-gagasan potensial dalam proyek-proyek Kemakmuran Hijau yang diusulkan. Forum-forum ini mempromosikan pertukaran
11
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 12
n
gagasan secara transparan, kepemilikan masyarakat atas proyek, serta berbagi pembelajaran dari pengalaman pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek. Sistem Informasi Geografis: Teknologi GIS (geographic information system) akan mendukung kegiatan Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif, termasuk pemetaan daerah, batas-batas kewenangan dan membangun dasar informasi geo-spasial.
Kegiatan 2 – Bantuan Teknis dan Supervisi Melalui kegiatan ini, Proyek Kemakmuran Hijau akan menyediakan bantuan teknis dan supervisi untuk kabupatenkabupaten yang memenuhi syarat, sponsor proyek, dan kelompok masyarakat dalam mengidentifikasi dan mengembangkan potensi investasi dalam pertumbuhan ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan. Proyek Kemakmuran Hijau dapat membantu pada saat-saat penting selama awal pelaksanaan proyek. Selanjutnya, Proyek Kemakmuran Hijau akan menetapkan seperangkat prosedur untuk melacak dan mengevaluasi kemajuan proyek itu, penggunaaann dananya dan efektivitas kegiatan-kegiatan Proyek Kemakmuran Hijau yang dilaksanakan guna memfasilitasi keberhasilan proyek-proyek tersebut.
Kegiatan 3 - Fasilitas Kemakmuran Hijau Fasilitas Kemakmuran Hijau menyediakan pembiayaan hibah untuk memobilisasi investasi sektor swasta yang lebih besar dan partisipasi masyarakat dalam energi terbarukan serta praktik-praktik tata guna lahan yang berkelanjutan. Investasi Fasilitas Kemakmuran Hijau dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperbaiki kondisi sosial sementara juga mengurangi emisi karbon di Indonesia. Manfaat-manfaat yang saling memperkuat ini juga akan menyelaraskan insentif dan praktek guna mendorong pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Fasilitas Kemakmuran Hijau menargetkan investasi dalam (1) proyek-proyek energi terbarukan komersial berbasis komunitas yang ukurannya kurang dari 10 MW, (2) pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan (3) proyek-proyek berbasis
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
masyarakat yang mendorong praktik-praktik pemanfaatan hutan dan lahan yang lebih baik. Investasi ini akan mendukung sejumlah tujuan berbasis masyarakat yang mendorong penggunaan energi secara produktif dan perlindungan sumber daya terbarukan yang dapat menjadi sumber dari energi.
Kegiatan 4 – Pengetahuan Hijau Kegiatan Pengetahuan Hijau mendukung dan meningkatkan hasil proyek-proyek Kemakmuran Hijau dengan memfasilitasi pengumpulan, penerapan dan penyebaran pengetahuan yang relevan dengan pembangunan rendah karbon di dalam dan di luar kabupaten-kabupaten Kemakmuran Hijau.Kegiatan ini akan memberikan penguatan kapasitas bagi para pemangku kepentingan lokal dan propinsi, mengembangkan dan meningkatkan pusat unggulan (center of excellence) di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan pembangunan karbon rendah, serta membangun jaringan yang luas untuk pertukaran informasi serta pengembangan pengetahuan, dan berbagi pengetahuan. Kegiatan Pengetahuan Hijau dapat mencakup: n Dukungan terhadap pelaksanaan proyek-proyek Kemakmuran Hijau: Proyek Kemakmuran Hijau akan memberikan dukungan berbasis bukti (evidence-based) untuk meningkatkan kapasitas pelaksanaan di kabupatenkabupaten Proyek Kemakmuran Hijau, memperkuat hasil dari proyek-proyek yang didanai Kemakmuran Hijau, dan menghubungkan berbagai konstituen Kemakmuran Hijau dan MCA-Indonesia n Promosi inovasi rendah karbon: Proyek Kemakmuran Hijau akan membantu dalam memobilisasi inovasi dan bakat dengan mendukung interaksi dengan berbagai organisasi di kalangan proyek-proyek Kemakmuran Hijau; dengan perusahaan, organisasi, individu, dan sistem-sistem yang mencari dan menerapkan cara-cara baru untuk bekerja menuju masa depan rendah karbon di Indonesia. n Perluasan dampak: Proyek Kemakmuran Hijau dapat bekerja dengan mitra-mitranya dalam menarik investasi sektor swasta dan donor dalam pembangunan infrastruktur hijau dan pembangunan pedesaan yang berkelanjutan.
13
14
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Proyek yang didukung Proyek Kemakmuran Hijau
15
16
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Proyek-proyek yang dapat didukung oleh Kemakmuran Hijau Melalui berbagai program hibah, Proyek Kemakmuran Hijau akan mendanai proyek-proyek yang berkenaan dengan pengurangan kemiskinan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam, pertanian berkelanjutan, dan perluasan energi terbarukan. Proyek-proyek ini akan diumumkan dan didanai melalui Pernyataan Minat (Expression of Interest) yang akan memberikan rincian syarat-syarat teknis proyek-proyek yang akan didukung oleh Proyek Kemakmuran Hijau. Contoh-contoh proyek yang mungkin dapat didanai oleh Proyek Kemakmuran Hijau disampaikan dalam uraian tentang Model Proyek di bawah ini.
Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia memiliki sumber daya alam yang berharga seperti hutan, lahan gambut, dan daerah-daerah aliran sungai, yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan secara bertanggung jawab guna meningkatkan pendapatan para pemangku kepentingan lokal dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Sebagai contoh, 60% dari luas daratan Indonesia adalah hutan, tapi antara tahun 2003 dan 2006 hampir 1,17 juta hektar lahan hutan dibuka atau terdegradasi. Demikian juga lahan gambut yang sehat berfungsi mengurangi kebakaran gambut, memperbaiki hidrologi, dan memungkinkan intensifikasi budidaya perikanan. Daerah aliran sungai yang bersih dan sehat juga penting untuk ekosistem yang produktif dan kesejahteraan masyarakat. Proyek pengelolaan sumber daya alam di Proyek Kemakmuran Hijau akan mengembangkan pendekatan terpadu untuk mengelola sumber daya alam tersebut dengan meningkatkan produktivitas masyarakat lokal, mengurangi kemiskinan, dan menawarkan strategi yang mendorong pembangunan rendah karbon.
Pertanian Berkelanjutan Indonesia adalah salah satu produsen pertanian terbesar di dunia untuk beberapa komoditas pertanian seperti karet, kakao, dan kopi. Dengan berinvestasi secara strategis dalam
17
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 18
pembangunan pertanian kita dapat lebih meningkatkan produksi komoditas. Hal ini akan meningkatkan peri kehidupan para petani, mengurangi angka kemiskinan negara, dan berkontribusi terhadap perekonomian lokal, regional, dan nasional. Proyek Kemakmuran Hijau berupaya untuk mengembangkan kemitraan kolaboratif antara petani dan sektor swasta yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan rumah tangga dan kegiatan sektor swasta. Proyek-proyek Kemakmuran Hijau yang mengembangkan sektor pertanian dari produksi hingga distribusi komoditas ke pasar akan membangun sinergi antara kepentingan-kepentingan bersama tersebut.
Energi Terbarukan Indonesia perlu mulai mengembangkan proyek-proyek energi terbarukan secara agresif jika ingin meningkatkan pangsa produksi listrik nasional hingga hampir empat kali lipat (dari 6% menjadi 23%) pada tahun 2025. Program hibah Proyek Kemakmuran Hijau dirancang untuk mengembangkan model proyek melalui hibah-hibah energi terbarukan di bawah 10 MW yang terfokus pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan minihidro, panel tenaga surya, biogas dan pembangkit listrik biomassa, perkebunan biomassa dan energi angin. Tabel berikut memaparkan beberapa contoh proyek potensial.
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Tabel: Proyek-proyek yang dapat didukung oleh Kemakmuran Hijau
TIPE PROYEK
DESKRIPSI
Energi terbarukan komersial
Pembangkit listrik yang baru atau yang diperluas dari tenaga air (misalnya mini hidro); pemanfaatan gas metana (misalnya dari limbah minyak sawit); tenaga surya (misalnya termal, tenaga panel surya, dan terkonsentrasi); energi dari biomassa (misalnya, pembakaran, penguraian anaerobik, dan gasifikasi), serta sistem energi angin, yang dilaksanakan oleh pengembang komersial.
Energi terbarukan berbasis masyarakat
Pembangkit listrik yang baru atau yang diperluas dari fasilitas berbasis masyarakat (misalnya, jaringan mini atau off-grid), listrik tenaga air (misalnya, mikro-hidro tunggal atau agregat), tenaga surya (misalnya termal, tenaga panel surya, atau terkonsentrasi), energi dari biomassa, dan sistem energi angin.
Perlindungan terpadu bentang alam dan daerah tangkapan air
Perlindungan daerah aliran sungai berkaitan dengan instalasi pembangkit listrik tenaga air, konservasi atau restorasi lahan gambut, pengelolaan hutan lestari, pengembangan ekowisata, dan upaya-upaya lain untuk mengurangi deforestasi dan memperbaiki praktek-praktek tata-guna lahan.
Pertanian berkelanjutan; pengembangan rantai nilai komoditas tunggal atau multikomoditas
Kemitraan publik-swasta untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan akses ke pasar bagi rantai nilai yang ditargetkan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi tekanan pada hutan dan lingkungan. Hal ini dapat mencakup intervensi di seluruh rantai nilai seperti peningkatan akses terhadap masukan proses produksi dan kredit, pengembangan usaha pasca panen, dan sertifikasi.
Pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat (PSABM)
Wanatani dan kehutanan masyarakat, pengelolaan daerah pesisir, rehabilitasi hutan bakau dan lahan, serta pengelolaan kolaboratif kawasan lindung.
19
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Model Proyek Pada tahun pertama, Proyek Kemakmuran Hijau mengembangkan delapan proyek percotohan yang dirancang untuk memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat yang tinggal di bentang alam yang teridentifikasi, memadukan beberapa kombinasi energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam, dan kegiatan tata guna lahan yang berkelanjutan. Model Proyek ini menyoroti jenis-jenis, ruang lingkup, dan skala proyek yang dapat didukung dengan menggunakan pendekatan bentang alam dalam wilayah geografis yang telah ditentukan MCAIndonesia. Dalam Proyek Kemakmuran Hijau, contoh-contoh ini dapat dirancang dan diimplementasikan sepenuhnya sebagaimana disajikan dalam model proyek, atau direplikasi di daerahdaerah lain. Pernyataan Minat (Expression of Interest) Proyek Kemakmuran Hijau yang akan datang akan merinci kriteria teknis proyek yang ingin didukung oleh Proyek Kemakmuran Hijau, tetapi para pelamar dapat memperkirakan bahwa proyek-proyek tersebut akan mirip sifatnya dengan model proyek.
20
1. Proyek Tenaga Air Agregat di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat Model proyek ini mencakup berisi (1) proyek PLTA yang tidak tersambung ke jaringan PLN (off-grid), yang akan meningkatkan akses listrik di pedesaan Mamasa dan (2) fokus pada pengelolaan sumber daya alam dan tata guna lahan berkelanjutan yang akan membentuk program-program perlindungan DAS sementara saat bekerja dengan dan melatih masyarakat lokal untuk melestarikan daerah-daerah penting. Model proyek ini mengeksplorasi potensi pendekatan agregat untuk proyek-proyek pembangkit listrik tenaga air yang kecil (mikrohidro) di pedesaan daerah pegunungan Kabupaten Mamasa. Proyek ini berfokus pada pendekatan pembangunan pembangkit listrik mikro-hidro yang menggabungkan beberapa pembangkit listrik mikro-hidro beberapa desa yang berdekatan dalam koordinasi tunggal yang akan dikelola dan dibiayai sebagai satu kesatuan.
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
21
2. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Mini Terpadu di Kabupaten Merangin, Jambi Model proyek ini akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air mini diluar jaringan PLN di dekat desa Rantau Suli di Merangin. PLTA mini ini akan dikelola oleh sebuah organisasi yang akan mengoperasikan pembangkit listrik serta transmisi dan jaringan distribusinya, mengumpulkan pembayaran dari penduduk desa untuk menggunakan listrik mereka. Organisasi itu juga akan mengelola program perlindungan daerah tangkapan air, yang akan melindungi hutan di daerah tangkapan air di wilayah proyek guna melestarikan sumber daya air, mengurangi erosi tanah, dan meningkatkan pengelolaan hutan dengan dana dari pendapatan proyek. Model proyek ini juga akan mencakup dukungan bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan dari hasil panen mereka.
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 22
3. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air yang Tersambung ke Jaringan PLN di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat Model proyek ini digagas untuk menyediakan listrik tenaga air ke jaringan PLN dan kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi bagi desa-desa di Kecamatan Bambang, Mamasa. Unsur utama proyek ini adalah membangun pembangkit listrik tenaga air mini yang tersambung ke jaringan PLN dan menjual listrik kepada PLN. Melalui model proyek ini, pengusaha listrik independen dapat dibiayai untuk membangun sebuah sistem pembangkit listrik tenaga air dengan hibah dari MCA-Indonesia. Manfaat dari proyek ini adalah antara lain penyediaan listrik tenaga hijau kepada PLN, serta menyediakan aliran pendapatan yang potensial untuk proyek-proyek pengembangan masyarakat. 4. Proyek Pemanfaatan Gas Metana untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi Model proyek ini akan terfokus pada pembangkit listrik dari kandungan organik air limbah di pabrik kelapa sawit di Muaro Jambi, Sumatera. Pembangkitan listrik dari limbah pabrik kelapa sawit akan menyediakan listrik terbarukan ke jaringan untuk desa-desa di dekatnya yang saat ini bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel yang mahal, dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dengan mengkonversi gas metana menjadi energi. Pemilik pabrik kelapa sawit akan mendapat manfaat dari peningkatan pendapatan dari penjualan listrik yang dihasilkan fasilitas baru tersebut sementara penduduk
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
desa akan mendapat manfaat dari kesempatan untuk lebih sering mengakses listrik dengan harga yang lebih rendah. PLN juga akan mendapat manfaat karena terhindarkan dari biaya pembangkitan listrik yang tinggi, sementara mendapatkan listrik murah dari sumber yang terbarukan. 5. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik di Pulau Karampuang, Sulawesi Barat Proyek ini menyediakan alternatif energi terbarukan pengganti pembangkit listrik berbahan bakar diesel yang mahal. Rancangan proyek akan mencakup pemasangan pembangkit listrik tenaga panel surya. Struktur kepemilikan proyek tersebut akan melibatkan masyarakat. Pendekatan ini secara bertahap akan memastikan kapasitas hukum dan keuangan untuk melaksanakan proyek serta mengoperasikan sistem energi di pulau yang bersangkutan. 6. Proyek Intensifikasi Kakao di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat Model proyek ini akan melatih petani untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan rumah tangga, berdasarkan anggapan bahwa pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan hasil ekonomi bagi petani kakao skala kecil. Inisiatif ini tidak berasumsi bahwa petani kecil tidak memiliki pengetahuan bagaimana mengelola pertanian mereka untuk secara efektif,
23
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 24
tetapi mereka mungkin tidak tahu bagaimana dan kapan harus membuat perubahan yang akan berdampak positif pada pendapatan mereka. Hasil panen bisa meningkat dua kali lipat dari tingkat saat ini yang besarnya 500 kg/hektare menjadi 1.000 kg/hektare melalui cara-cara padat karya yang terjangkau. 7. Proyek Wanatani Kemasyarakatan di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat Model proyek wanatani ini menggunakan pendekatan berbasis masyarakat untuk mendorong peralihan dari budidaya tanaman pangan menjadi kombinasi tanaman kayu dan tumpang sari selektif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Komponen-komponen utama dari proyek ini adalah: pelibatan masyarakat melalui kaji tindak dan perencanaan partisipatif; perubahan pola tanam dari monokultur dan jangka pendek menjadi pola tanam yang menggabungkan tanaman kayu dan tanaman pangan; pembentukan struktur pembayaran yang adil; dan tata guna lahan berkelanjutan dengan teknik-teknik pemanenan yang tepat guna guna meningkatkan kesehatan ekosistem desa. Hasil akhir dari produksi kayu dan kepuasan semua pihak yang terlibat akan berperan dalam memastikan berlanjutnya pemanfaatan lahan yang digarap secara berkelanjutan. 8. Proyek Terpadu Taman Nasional Berbak Model proyek ini akan mencakup berbagai intervensi untuk mengembalikan hidrologi hutan rawa gambut Berbak, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada pengurangan kebakaran lahan gambut dan memungkinkan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Ketahanan pangan, air, energi, kesehatan, dan mata pencaharian masyarakat secara intrinsik terkait dengan ketahanan ekosistem Berbak. Peningkatan pengelolaan hidrologi gambut akan memfasilitasi pemulihan hutan Taman Hutan Raya (Tahura) yang telah terdegradasi dengan jenis-jenis tanaman yang dapat memberikan penghasilan bagi pemangku kepentingan lokal. Hal ini akan memungkinkan dua kali panen padi per tahun dan intensifikasi kegiatan budidaya perikanan. Upaya-upaya di masa yang akan datang dapat mengkaji kemungkinan perbaikan praktik-praktik pengelolaan hutan di wilayah tersebut.
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Proyek yang didukung oleh Kemakmuran Hijau harus memenuhi persyaratan dan perlindungan lingkungan dan sosial berikut: Economic Rate of Return (ERR) Analisis proyek Tingkat Pengembalian Ekonomis (Economic Rate of Return) digunakan sebagai bagian dalam proses untuk mengevaluasi proyek-proyek potensial. Economic Rate of Return menimbang biaya dan manfaat dari berbagai dampak lingkungan, sosial, dan keuangan yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek. Fasilitas Kemakmuran Hijau mensyaratkan suatu kajian tingkat pengembalian ekonomis inklusif yang mengungkap besarnya biaya dan manfaat, dan sebarannya diantara seluruh anggota masyarakat. Dalam pengertian ini, tingkat pengembalian merupakan ukuran yang kuat dampak proyek terhadap standar materi hidup, dengan mempertimbangkan nilai mutlak dari biaya dan manfaat dan polanya dari waktu ke waktu. Perlindungan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Safeguards) Melalui kegiatan-kegiatan proyeknya, MCA-Indonesia bertujuan untuk memaksimalkan manfaat lingkungan dan sosial bagi masyarakat Indonesia (termasuk perempuan, masyarakat adat dan kelompok-kelompok rentan), dan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Untuk memastikan hal ini, semua kegiatan MCA-Indonesia harus mematuhi Kerangka Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Management System Framework). Untuk menerima dana proyek, tindakan-tindakan ini perlindungan (safeguards) lingkungan dan sosial harus diintegrasikan ke dalam rancangan dan pelaksanaan semua proyek dan komponen proyek, dengan cara yang memenuhi semua kriteria kerangka tersebut.
25
26 Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Fasilitas Kemakmuran Hijau
27
28
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Fasilitas Kemakmuran Hijau Fasilitas Kemakmuran Hijau akan memberikan hibah dalam tiga kategori umum jendela hibah: (1) Hibah Kemitraan, (2) Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat, dan (3) Hibah Energi Terbarukan. Masing-masing jendela hibah akan dijelaskan lebih rinci di bawah ini.
Hibah Kemitraan
Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat
Hibah Energi Terbarukan
29
Jendela 1 - Hibah Kemitraan Hibah Kemitraan ditujukan untuk proyek yang juga didukung atau mendapatkan dana dari sektor swasta atau penyandang dana lainnya untuk mendorong peningkatan investasi energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan perbaikan praktik penggunaan lahan di bentang alam maupun rantai nilai yang menjadi sasaran Proyek Kemakmuran Hijau. Jenis Proyek Hibah Kemitraan diarahkan untuk pendanaan proyek bentang alam terintegrasi dan proyek pengelolaan sumber daya alam, atau proyek perbaikan praktik pertanian/ Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices) yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang bernilai ekonomi tinggi (cash crops) dan mengoptimalkan hasil pada rantai nilai yang tepat. Proyek potensial dan detail spesifik proyeknya akan
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 30
diuraikan lebih lanjut di Panggilan Pengajuan Proposal (CFP) atau EOI yang akan datang. Tingkat pendanaan MCA-Indonesia akan memberikan padanan dana kepada mitra dengan perbandingan 1:1 atau kurang (artinya pendanaan dari Kemakmuran Hijau tidak boleh melebihi 50% dari total biaya proyek). Mitra harus menyediakan dana minimal US$ 1 juta. Namun demikian MCA-Indonesia memiliki hak untuk menyesuaikan bagian atau rasio dananya dalam suatu proyek sebagaimana layaknya atau per kasus.
Jendela 2 - Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis Masyarakat akan mendanai proyek yang mendukung atau melengkapi tujuan inti investasi Fasilitas Kemakmuran Hijau pada bentang alam tertentu di kabupaten sasaran. Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis Masyarakat akan mendanai proyek berskala kecil yang mendorong peningkatan pengelolaan daerah aliran sungai dan hutan untuk memperbaiki keberlangsungan energi terbarukan dan/atau investasi pertanian, serta mendukung perikehidupan dan pengembangan ekonomi desa. HIbah Pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis Masyarakat memiliki fokus khusus dalam hal memastikan bahwa LSM setempat, kelompok masyarakat, dan kelompok masyarakat sipil lainnya dapat berpartisipasi dan mengambil manfaat dari investasi Fasilitas Kemakmuran Hijau pada bentang alam tertentu. Jenis Proyek Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis Masyarakat akan mendanai proyek berbasis masyarakat, kerjasama pengelolaan sumber daya alam yang melengkapi dan meningkatkan hasil pengembangan energi terbarukan, pertanian, atau investasi Fasilitas Kemakmuran Hijau yang lebih besar lainnya di bentang alam tertentu di kabupaten sasaran. Proyek potensial dan spesifikasinya, tujuan mendetail akan diuraikan oleh Manajer
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis Masyarakat dalam Undangan Pengajuan Proposal terkait. Tingkat pendanaan Fasilitas Kemakmuran Hijau dapat menyediakan antara US$ 250.000 dan US$ 1 juta hibah dana Pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis Masyarakat per proyek.
Jendela 3 - Hibah Energi Terbarukan Proyek Kemakmuran Hijau akan menggunakan dua skema pendanaan untuk Hibah Energi Terbarukan sebagaimana diringkas di bawah ini, yang ditujukan untuk mendukung Pemerintah Indonesia mewujudkan sasaran Kebijakan Energi Nasional: n
Hibah Pengembangan Energi Terbarukan Berbasis
Masyarakat MCA-Indonesia, melaluil Fasilitas Kemakmuran Hijau, akan menyediakan hibah untuk studi awal, studi kelayakan, persiapan proyek, konstruksi, operasi & pemeliharaan awal, dan pelatihan untuk proyek Energi Terbarukan kecil yang sesuai, yang dapat menguntungkan masyarakat setempat. Jenis hibah ini akan memungkinkan masyarakat dengan ketersediaan listrik yang terbatas untuk menerima listrik yang dapat diandalkan dan pasokan yang memadai.
31
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 32
Masyarakat juga dapat mengambil keuntungan dari arus pendapatan yang berasal dari proyek mikro yang didanai hibah terikat pada pembeli komersial, seperti PLN atau pembeli yang terpikat (captive off-taker). n
Pengembangan Energi Terbarukan skala Komersial
Hibah Energi Terbarukan merupakan pendanaan bersaing yang akan disediakan kepada pendukung terpilih untuk mendanai kesenjangan keuangan dalam hal ekuitas dan utang belum sesuai. Hibah khusus ini akan didedikasikan secara spesifik untuk proyek energi terbarukan yang mengikuti standar internasional dan mencari subsidi terendah.
Jenis Proyek MCA-Indonesia dapat memberikan Hibah Energi Terbarukan di bawah 10 MW untuk proyek berbasis masyarakat dan komersial dengan karakteristik berikut ini: n
Berbasis masyarakat
Bangkitan listrik baru atau diperluas dari fasilitas berbasis masyarakat: tenaga air mini-grid atau off-grid (mikrohidro tunggal atau teragregasi), tenaga surya, bioenergi atau biomasa (misal: biogas), dan sistem energi angin. n Komersial Bangkitan listrik yang baru atau diperbesar dari tenaga air (yaitu minihidro); tangkapan metan (mis. Limbah Pabrik Kelapa Sawit), biomasa (yaitu pembakaran, pencernaan anaerobik, dan gasifikasi), dan energi angin. Informasi spesifik untuk masing-masing jenis proyek energi terbarukan akan diberikan secara terpisah melalui pengumuman untuk Pernyataan Minat (Expression of Interest) atau Undangan Pengajuan Proposal (Call for Proposal) terkait.
Tingkat Pendanaan Tingkat pendanaan tergantung pada panggilan tertentu (contoh: panggilan proyek atau panggilan kemitraan), dan akan berbeda bagi masing-masing undangan untuk Pernyataan Minat (EOI) atau Undangan Pengajuan Proposal (CFP).
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Bagaimana Kita Dapat Turut Terlibat?
33
34 Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Bagaimana Kita Dapat Turut Terlibat? Pemangku kepentingan yang memenuhi syarat dapat melamar kepada tiga jendela hibah yang diselenggarakan oleh Fasilitas Kemakmuran Hijau (dijelaskan di atas) sebagai mitra hibah, pengelola hibah, atau penerima hibah, seperti diuraikan di bawah ini:
1. Mitra Hibah - untuk bermitra dengan Proyek Kemakmuran Hijau dalam mengelola “dana padanan” MCA-Indonesia menyambut baik lamaran dari organisasi yang memenuhi syarat yang tertarik untuk membentuk dasar program bersama Proyek Kemakmuran Hijau. Untuk pelamar konsorsium yang potensial diwajibkan untuk menyerahkan pernyataan berminat (expression of interest) dan/atau proposal, dan, jika berhasil, akan menjadi pihak yang menyepakati Perjanjian Hibah Kemitraan dengan MCA-Indonesia. Mitra Hibah akan bertanggung jawab untuk mengelola proyek dan memberikan hasil yang diharapkan. Pihak-pihak yang memenuhi syarat termasuk donor bilateral dan multilateral, organisasi nasional dan multi-nasional, LSM dan yayasan internasional, serta asosiasi usaha dan profesional yang berminat untuk mendukung program-program serupa di lokasi geografis tertentu. Pihak-pihak lain yang memiliki kapasitas pelaksanakan program dapat menjadi bagian dari tim dan menjadi mitra pelaksana.
2. Pengelola Hibah – untuk membantu Proyek Kemakmuran Hijau dalam menyalurkan Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Pengelola Hibah adalah organisasi pemberi hibah yang dihubungi dan dikontrak oleh MCA-Indonesia untuk mengelola Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat. Pengelola Hibah bertanggung jawab untuk menyalurkan hibah,
35
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi 36
mengkoordinasikan para penerima hibah, dan memantau proyek. Pengelola Hibah akan mengelola seluruh siklus hibah ini, dari proses pengumuman dan Undangan Pengajuan Proposal, pengawasan pelaksanaan dan pemantauan, hingga penutupan proyek. Pengelola Hibah akan menjadi kontak pertama atau saluran komunikasi utama para penerima hibah mengenai hal-hal atau pokok-pokok persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan, penyerahan laporan kemajuan, dan permintaan pencairan dana pembayaran termin dari MCA-Indonesia.
3. Penerima Hibah – Pihak yang menerima hibah dari Proyek Kemakmuran Hijau Penerima hibah adalah pihak yang menerima hibah dari Proyek Kemakmuran Hijau. Penerima Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat adalah pihak seperti LSM, koperasi, kelompok masyarakat, organisasi pelayanan masyarakat, organisasi berbasis masyarakat, sektor swasta, dan jenis organisasi lain yang berkualitas dan memenuhi kriteria. Untuk proyek energi yang terbarukan, pada umumnya penerima hibah adalah pengembang proyek di sektor energi terbarukan, yang mengelola pengembangan, pembangunan dan pengoperasian proyek-proyek energi yang terbarukan
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Proses Seleksi
37
38
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
Bagaimana Proses Seleksinya? Penerimaan aplikasi (intake), penyaringan, penilaian, dan proses seleksi akan dikelola oleh MCA-Indonesia dengan dukungan dari konsultan, para pakar dan suatu komite. Pada prinsipnya, proses seleksi akan dilakukan sebagai berikut: (1) Aplikasi (intake): MCA-Indonesia akan mengumumkan adanya peluang proyek dan/atau panggilan untuk mengajukan proposal. Pengumuman itu ini akan disampaikan di media publik dan laman MCA-Indonesia (Portal Kemakmuran Hijau). Sebagai pernyataan berminat, para pelamar (pemrakarsa proyek) wajib menyampaikan Konsep Proyek (Concept Note) singkat untuk proyek-proyek yang mereka usulkan, sementara proposal lengkap akan memerlukan informasi lebih rinci mengenai ruang lingkup proyek, lokasi, investasi yang diusulkan, manfaat bagi para para pemangku kepentingan dan informasi lainnya yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan (2) Penyaringan: MCA-Indonesia akan melakukan penilaian awal terhadap Konsep Proyek yang diajukan untuk menyaring para pelamar berdasarkan kriteria kelayakan dan persyaratan. Konsep Proyek yang tidak lolos tahapan penilaian akan ditolak,
39
Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
sementara Konsep Proyek yang dianggap memenuhi syarat akan diundang untuk mengajukan proposal lengkap. Berdasarkan hasil penilaiannya, Fasilitas Kemakmuran Hijau dapat memberikan bantuan teknis (atau hibah) untuk mendukung pengembangan proposal lengkap. (3) Penilaian Teknis: Panel Penilaian Teknis, yang terdiri dari para pakar yang relevan dan perwakilan MCA-Indonesia, akan menilai usulan berdasarkan kondisi ambang batas dan kriteria tertentu sesuai dengan gagasan awal proyek yang diumumkan. Setelah menyelesaikan penilaian ini, Panel Penilaian Teknis akan menyiapkan laporan penilaian teknis untuk yang akan mencakup rekomendasi kepada Komite Investasi, apabila proposal yang bersangkutan memenuhi kriteria teknis. (4) Keputusan Komite Investasi: Komite Investasi akan menelaah rekomendasi teknis dari Panel Penilaian Teknis dan membuat keputusan akhir tentang pemberian hibah berdasarkan penilaian risiko-risiko yang terkait dengan pelaksanaan proyek. Komite Investasi juga akan memutuskan tahapan pembayaran hibah dan menentukan prasyarat-prasyarat pencairan tersebut.
40
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Portal Kemakmuran Hijau di www.mca-indonesia.go.id.
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
41
42 Fasilitas Kemakmuran Hijau | perangkat informasi
Millenium Challenge Account - Indonesia
Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi
www.mca-indonesia.go.id
This document was produced with the support provided by the American people through the Millennium Challenge Corporation. The information, opinions and conclusions here do not represent the standing of the Millennium Challenge Corporation or U.S. Government.
43
Millennium Challenge Account - Indonesia Gedung MR 21, Lantai 11 Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta 10340 Tel. +6221 39831971 | Fax: +6221 39831970
[email protected] | www.mca-indonesia.go.id