FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LANSIA YANG RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Sintya Precilia Rondonuwu* Grace D. Kandou** Wulan P. J. Kaunang** *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Penyakit tidak menular merupakan masalah kesehatan yang penting di seluruh dunia karena adalah penyebab kematian terbanyak dengan angka morbiditas dan mortalitas yang semakin meningkat. Penyakit tidak menular dengan angka kematian tertinggi adalah penyakit kardiovaskuler, salah satunya adalah penyakit hipertensi. Hipertensi ditemukan sebanyak 60-70% pada populasi berusia di atas 65 tahun (kelompok usia lanjut). Hipertensi menempati urutan tertinggi penyakit tidak menular dengan tingkat kematian yang tinggi di Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia yang rawat jalan di Poliklinik umum Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan Case Control Study. Penelitian ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 – Maret 2016. Populasi penelitian adalah masyarakat berusia lanjut (≥ 60 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Touluaan. Sampel berjumlah 144 responden dibagi 2 kelompok yaitu kasus dan kontrol masing-masing 72 responden. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa asupan natrium, asupan lemak, aktivitas fisik dan konsumsi alkohol mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian penyakit hipertensi pada lansia di Puskesmas Touluaan Kecamatan Minahasa Tenggara, serta faktor yang paling dominan berhubungan dengan penyakit hipertensi pada lansia di Puskesmas Touluaan Kecamatan Minahasa Tenggara adalah konsumsi alkohol. Saran yang dapat diberikan adalah pentingnya menerapkan pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi, menghindari makanan yang berlemak, olahraga teratur serta menghindari alcohol. Kata Kunci: Hipertensi, Lansia, Rawat Jalan ABSTRACT Noncommunicable diseases constitute the important health problems throughout the world for they have become the leading cause of most deaths with rising morbidity and mortality rate. Noncommunicabe diseases with the highest mortality rate is cardiovascular ailment, one of them is hypertension. Hypertension is found as much as 60-70% on the population at the age af above 65 years old (advanced aged group). Hypertension ranks the highest noncommunicable disease with high mortality rate in Southeast Minahasa Regency. This study aimed at analyzing the factors related to hypertension occurences on advanced aged people who are undergoing out-patient treatment at Puskesmas Touluaan, Southeast Minahasa Regency. The kind of this study is analytical survey with case control study approach. This research is located in Puskesmas Touluaan Southeast Minahasa Regency. This research was conducted in December 2015 - March 2016. The population of this study are advanced aged people (≥60 years old) in the working area of Puskesmas Touluaan. The samples numbering 144 respondents and are divided into 2 (two) groups, namely case and control, 72 respondents respectively. The conclusion of this study is that natrium intake, fat intake, physical activity, and alcohol consumption have significant correlation with the occurences of hypertension illness on advanced aged people at Puskesmas Touluaan, Southeast Minahasa Regency, and also the most dominant factor related to hypertension of advanced aged people is alcohol consumption. The suggestion proposed is that it is important to have a healthy pattern of life such as reduce consuming salty foods, avoiding fatty foods and exercise regularly as well as avoiding consuming alcohol. Keyword: Hypertension, advanced aged people, out-patient treatment
48
masih merupakan tantangan besar di
PENDAHULUAN Penyakit
tidak
menular
merupakan
masalah
(PTM)
kesehatan
seluruh dunia adalah hipertensi (WHO,
yang
2011).
penting di di seluruh dunia karena adalah
Hipertensi adalah suatu keadaan
penyebab kematian terbanyak dengan
dimana
angka morbiditas dan mortalitas
yang
peningkatan tekanan darah di atas normal
Health
yang mengakibatkan suplai oksigen dan
semakin
meningkat.
Organization
World
(WHO)
memperkirakan
seseorang
nutrisi
yang
mengalami
dibawa
oleh
darah
PTM telah menyebabkan 60% kematian
terhambat sampai ke jaringan
tubuh
dan 43% kesakitan (Depkes, 2011).
yang
membutuhkannya
(Gunawan,
WHO (World Health Organization)
2005). Berdasarkan JNC VII seorang
dan SEARO (South East Asia Regional
dikatakan hipertensi apabila tekanan
Office) memperkirakan pada tahun 2020
darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik
penyakit tidak menular (PTM) akan
> 90 mmHg (JNC, 2003).
menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh
kesakitan
diperkirakan merasakan
di
negara dampak
dunia,
Di
dan
seluruh
merupakan
hipertensi
masalah yang besar dan
yang
paling
serius. Di samping karena prevalensinya
tersebut
adalah
yang tinggi dan cenderung meningkat di
negara berkembang termasuk Indonesia
masa yang akan
(Sherlock et al, 2014).
tingkat
Perkembangan
dunia,
keganasan
juga karena
penyakit
yang
tidak
diakibatkan sangat tinggi seperti penyakit
menular menjadi suatu tantangan di
jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain,
dunia,
penyebab
juga menimbulkan kecacatan permanen
kematian secara global. Menurut laporan
dan kematian mendadak (Kearney et al,
Global
Non
2002; Suyono, 2001). Data WHO di
Communicable Disease pada tahun 2010,
seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau
persentase penyebab kematian antara
26,4% mengidap hipertensi, angka ini
lain: penyakit kardiovaskuler sebanyak
kemungkinan akan meningkat menjadi
17 juta atau 48%,kanker sebanyak 7,6
29,2% ditahun 2025. Dari 972 juta
juta atau 21%, penyakit respiratorik
pengidap hipertensi, 333 juta berada di
meliputi asma dan COPD (Chronic
negara maju dan 639 juta sisanya berada
Obstructive
di negara sedang berkembang termasuk
karena
penyakit
datang,
merupakan
Status
Report
Pulmonary
on
Disease)
sebanyak 4,2 juta dan diabetes sebanyak 1,3
juta.
Salah
satu
Indonesia (Anna, 2007).
penyakit
Hipertensi
kardiovaskuler yang sampai saat ini
penyebab
49
diperkirakan
kematian
7,1
juta
menjadi orang
diseluruh dunia, yaitu sebesar 13% dari
25,8 %, tertinggi di Bangka Belitung
seluruh total kematian. Menurut WHO,
(30,9%), diikuti
bahwa pada tahun 2012 sedikitnya 839
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%),
juta kasus hipertensi di seluruh dunia
Jawa Barat (29,4%) dan Sulawesi Utara
dan
(27,1%).
diperkirakan
pada
tahun
2025
Kalimantan
Prevalensi
Selatan
hipertensi
di
menjadi 1,15 milyar atau sekitar 29%
Indonesia yang didapat melalui kuesioner
dari total penduduk dunia, penderita
terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4
wanita lebih banyak (30%) dari laki-laki
%, yang didiagnosis tenaga kesehatan
(29%). Prediksi ini didasarkan pada
atau sedang minum obat sebesar 9,5 %.
angka penderita hipertensi saat ini dan
Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat
pertambahan
sendiri. Responden yang mempunyai
penduduk
saat
ini
(Armilawaty, 2007).
tekanan darah normal tetapi sedang
Hipertensi merupakan salah satu masalah
kesehatan
masyarakat
minum obat hipertensi sebesar 0.7 %.
yang
Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia
terjadi di negara maju maupun negara
sebesar
berkembang.
Prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara
Hipertensi
merupakan
26,5%
(25,8%
0,7
melalui
%).
penyebab kematian nomor 3 setelah
yang
stroke (15,4 %) dan tuberkulosis (7,5 %),
terdiagnosis tenaga kesehatan adalah
yakni mencapai 6,8 % dari populasi
15%, sedang minum obat 15,2% dan
kematian pada semua umur di Indonesia
melalui
(Depkes, 2008). Di Indonesia banyaknya
(Kemenkes RI, 2013).
penderita hipertensi diperkirakan 15 juta
diperoleh
+
pengukuran
kuesioner
adalah
27,1%
Pada tahun 2010 diperkirakan
orang tetapi hanya 4% yang merupakan
jumlah
hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15%
Indonesia, sebesar 24 juta jiwa atau
pada orang dewasa, 50% diantaranya
9,77% dari total jumlah penduduk.
tidak
penderita
Menurut JNC (Joint National Committee)
hipertensi sehingga mereka cenderung
VII tahun 2003, hipertensi ditemukan
untuk menjadi hipertensi berat karena
sebanyak 60-70% pada populasi berusia
tidak menghindari dan tidak mengetahui
di atas 65 tahun. Lansia yang berumur di
faktor risikonya, dan 90% merupakan
atas
hipertensi esensial (Armilawaty, 2007).
hipertensi persisten, dengan
menyadari
Berdasarkan
sebagai
80
tahun
usia
sering
lanjut
di
mengalami tekanan
Riskesdas
sistolik menetap di atas 160 mmHg. Jenis
tahun 2013, prevalensi hipertensi di
hipertensi yang khas sering ditemukan
Indonesia
melalui
pada lansia adalah Isolated Systolic
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar
Hypertension (ISH), di mana tekanan
yang
data
penduduk
didapat
50
sistoliknya saja yang tinggi (di atas 140
kolesterol total, semakin tinggi prevalensi
mmHg), namun tekanan diastolik tetap
hipertensi. Stres meningkatkan aktivitas
normal (di bawah 90 mmHg) (Depkes RI,
saraf simpatis, yang dapat meningkatkan
2008).
tekanan darah secara bertahap. Jika Faktor-faktor
yang
asupan garam antara 5-15 gram perhari
hipertensi
prevalensi hipertensi meningkat menjadi
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu
15-20 %. Tekanan darah meninggi
faktor yang melekat atau tidak dapat
dengan konsumsi minuman beralkohol
diubah seperti jenis kelamin, umur,
>3x/hari. Penyakit iskemi mempunyai
genetik dan faktor yang dapat diubah
prevalensi
seperti pola makan, kebiasaan olah raga
(Sutedjo, 2012; Wirakusumah, 2002).
mempengaruhi
terjadinya
dan lain-lain. Untuk terjadinya hipertensi
hipertensi
yang
tinggi
Hipertensi masuk pada daftar 10
perlu peran faktor risiko tersebut secara
penyakit
bersama–sama (commonunderlying risk
Surveilans
factor), dengan kata lain satu faktor
berbasis Puskesmas di Provinsi Sulawesi
risiko saja belum cukup menyebabkan
Utara dengan menempati posisi kedua
timbulnya hipertensi (Depkes RI, 2003).
setelah influenza dengan jumlah kasus
Terdapat
hubungan
yang
menonjol Terpadu
berdasarkan Penyakit
(STP)
20.202 penderita (Dinkes Sulut, 2011).
bermakna antara umur, jenis kelamin,
Hipertensi
ras, kebiasaan merokok, IMT, stres
tertinggi penyakit tidak menular dengan
kejiwaan, makanan tinggi garam dan
tingkat
tinggi
beralkohol,
Kabupaten Minahasa Tenggara, dimana
diabetes mellitus, kolesterol total dan
Puskesmas Touluaan menempati urutan
iskemi dengan hipertensi. Meningkatnya
tertinggi
usia
menunjukkan
Kabupaten Minahasa Tenggara (Dinkes
peningkatan prevalensi hipertensi. Jenis
Minahasa Tenggara, 2014). Penderita
kelamin wanita lebih tinggi dari laki-laki
hipertensi diwilayah kerja Puskemas
tetapi ada pula yang menyatakan laki-laki
Touluaan
lebih tinggi dibanding wanita. Untuk ras,
487 kasus, sedangkan pada tahun 2015
kulit hitam lebih banyak menderita
periode Januari-Juli berjumlah 310 kasus.
hipertensi
Jumlah
lemak,
(≥
40
minuman
tahun)
dibanding
kulit
putih.
juga
menempati
kematian
yang
penderita
urutan
tinggi
hipertensi
di
di
pada tahun 2014 berjumlah
lansia
di
wilayah
kerja
Seseorang yang merokok lebih dari satu
Puskesmas Touluaan adalah 356 orang.
pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih
Lansia yang menderita hipertensi di
rentan hipertensi dari pada mereka yang
wilayah kerja Puskesmas Touluaan pada
tidak merokok. Semakin tinggi IMT dan
tahun 2014 berjumlah 168 orang, dan
51
pada tahun 2015 periode Januari-Juli
Minahasa
berjumlah 107 orang. Berkaitan dengan
minimal untuk responden 72 penderita
latar
untuk kasus dan 72
belakang
diatas,
maka
perlu
dilakukan penelitian apakah terdapat
Jumlah sampel
Tenggara.
penderita untuk
kontrol.
hubungan antara lanjut usia dengan hipertensi pada pasien yang rawat jalan
HASIL DAN PEMBAHASAN
di Poliklinik umum Puskesmas Touluan,
Hubungan antara Asupan Natrium
Kabupaten Minahasa Tenggara.
dengan
Kejadian
Hipertensi
pada
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan
Umum
studi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
analitik dengan menggunakan desain
hubungan antara asupan natrium dengan
kasus kontrol (case control study). penelitian
merupakan
studi
kasus
kejadian hipertensi di Poliklinik Umum
kontrol
epidemiologi
Puskesmas
yang
pada
waktu
kerja
Puskesmas
yang berlebih akan mengalami hipertensi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
Touluaan
fleksibilitas pembuluh darah usia lanjut
Kabupaten Minahasa Tenggara. Wilayah
di Poliklinik Umum Puskesmas Touluaan
kerja Puskesmas Touluaan terdiri dari 10
Kecamatan
desa yaitu desa Lobu Atas, Lobu I, Lobu
Penelitian
fisiologi hampir semua organ tubuh. Natrium jika dikonsumsi lebih
Maret 2016. Populasi Kasus: semua
banyak akan meretensi lebih banyak air
penderita hipertensi yang rawat jalan usia
untuk
lanjut (≥ 60 tahun) di Poliklinik umum Touluaan
terakumulasi
pengenceran
dan
volume
plasma
meningkat. Peningkatan volume plasma
semua penderita rawat jalan usia lanjut (≥
dapat menyebabkan peningkatan tekanan
60 tahun) yang tidak menderita hipertensi
darah,
yang rawat jalan di Poliklinik umum Touluaan
mempertahankan
elektolit, sehingga cairan intestin bisa
Kabupaten
Minahasa Tenggara. Populasi Kontrol:
Puskesmas
mulai
disertai dengan penurunan kemampuan
ini
dilakukan pada bulan Desember 2015 –
Puskesmas
sudah
usia lanjut bahwa pertambahan usia
Tondanouw Atas, Ranoketang Atas I dan Atas.
Touluaan
berkurang. Mengingat sifat dari fisiologi
Kota, Toundanow I, Tondanouw I,
Ranoketang
Kecamatan
responden yang memiliki asupan natrium
lampau
(retrospective). Penelitian ini berlokasi di wilayah
Touluaan
Touluaan. Hasil penelitian ini berarti
mempelajari faktor risiko paparan yang dialami
Touluaan
Kecamatan Touluaan
epidemiologi yang bersifat observasional
Desain
Puskesmas
pembuluh
Kabupaten
52
terutama darah
bila
fleksibilitas
menurun
oleh
aterosklerosis.
Natrium
diabsorbsi,
penggunaan bumbu masak atau garam
terutama di dalam usus halus. Natrium
dalam jumlah yang lebih banyak. Selain
diabsorbsi secara aktif (membutuhkan
itu,
energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa
mengkonsumsi roti dan biskuit, akan
oleh aliran darah ke ginjal. Di ginjal
menambah
natrium disaring dan dikembalikan ke
dikonsumsi. Semakin banyak natrium
aliran darah dalam jumlah yang cukup
yang dikonsumsi akan meningkatkan
untuk mempertahankan taraf natrium
volume darah sehingga meningkatkan
dalam darah. Kelebihan natrium yang
cardiac
jumlahnya mencapai 90– 99 % dari yang
peningkatan beban kerja jantung dengan
dikonsumsi, dikeluarkan melalui urine.
meningkatkan tekanan darah. Natrium
Pengeluaran natrium ini diatur oleh
memiliki
hormon aldosteron, yang dikeluarkan
dengan timbulnya hipertensi. Semakin
kelenjar adrenalin bila kadar natrium
banyak jumlah natrium di dalam tubuh
darah menurun. Aldosteron merangsang
maka akan terjadi peningkatan volume
ginjal
plasma, curah jantung dan tekanan darah
untuk
mengabsorbsi
kembali
natrium. Dalam keadaan normal, natrium
kebiasaan
seseorang
kadar
output
lansia
natrium
dan
hubungan
yang
menyebabkan
yang
sebanding
(Devadason et al, 2014).
yang dikeluarkan melalui urin sejajar
Hasil penelitian yang dilakukan
dengan jumlah natrium yang dikonsumsi.
oleh Mulyati, dkk (2011) mendapatkan
Jumlah natrium dalam urin tinggi bila
bahwa ada hubungan yang signifkan
dikonsumsi tinggi, dan rendah bila
antara asupan natrium berlebih dengan
dikonsumsi rendah.
kejadian hipertensi pada pasien rawat
Pada pencegahan
penderita maupun
hipertensi
di
RSUP
Dr.
Wahidin
pola
Sudirohusodo Makassar. Penelitian yang
makan salah satunya dapat dilakukan
dilakukan oleh Jannah, dkk (2013)
dengan mengurangi konsumsi natrium
mendapatkan bahwa ada hubungan yang
sebanyak 1.500 mg/hari(2/3 sendok teh
signifikan antara asupan natrium dengan
sehari). Karena setiap individu memiliki
hipertensi pada penderita hipertensi dan
sensitivitas
normotensi
yang
perbaikan
jalan
berbeda
terhadap
masyarakat
etnik
jumlah natrium yang dikonsumsinya
Minangkabau di Kota Padang. Penelitian
didalam
yang dilakukan oleh Alfiana, dkk (2014)
tubuh.
Seorang
lansia
mengalami penurunan sensitifitas indera
mendapatkan
pengecapan mengakibatkan makan.
Hal
dan
ada
hubungan
antara
perasa
yang
asupan natrium dengan tekanan darah di
berkurangnya
nafsu
RS Tugurejo Semarang.
tersebut
mengakibatkan
53
Lemak
Hubungan antara Konsumsi Lemak
di
dalam
hidangan
pada
memberikan kecenderungan meningkat-
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
kan kolesterol darah, terutama lemak
Umum
hewani yang mengandung lemak jenuh.
dengan
Kejadian
Hipertensi
Puskesmas
Touluaan
Kecamatan Touluaan
Kolesterol
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
dengan peningkatan prevalensi penyakit
hubungan antara konsumsi lemak dengan
hipertensi.
kejadian hipertensi di Poliklinik Umum
berhubungan
Puskesmas
tekanan
Touluaan
Kecamatan
yang
tinggi
Asupan
lemak
dengan
darah.
berhubungan
tinggi
meningkatnya
Penurunan
konsumsi
Touluaan. Hasil penelitian ini berarti
lemak jenuh dan peningkatan konsumsi
responden yang mengkonsumsi lemak
lemak tidak jenuh dapat menurunkan
yang berlebih akan mengalami hipertensi.
tekanan darah. Didalam usus makanan
Hal
karena
yang berlemak akan dirubah menjadi
kebiasaan mengkonsumsi lemak tinggi
kolesterol. Kolesterol yang tinggi dapat
tidak
menyebabkan terjadinya ateroklerosis.
ini
berkemungkinan
menimbulkan
efek
langsung
terhadap tekanan darah, namun lebih
Pembentukan
berpengaruh
kelamaan akan membentuk plak yang
pada
terjadinya
ateroklerosis
penumpukan lemak tubuh yang akan
berdampak
menyebabkan
akan
berkurangnya elastisitas pembuluh darah.
mempengaruhi tekanan darah. Kebiasaan
Arterioklerosis terjadi akibat konsumsi
mengkonsumsi lemak tinggi juga akan
lemak berlebih sehingga menyebabkan
meningkatkan
penumpukan
kegemukan
kadar
dan
kolesterol
dan
pada
ini,lama-
penyempitan
kolesterol
(plak)
dan
pada
trigliserida dalam darah yang akan
dinding pembuluh darah dalam kurun
meningkatkan
waktu bertahun-tahun. Proses terjadinya
arterioskelorosis
risiko
terjadinya
dikemudian
hari
arterioklerosis
yang
sehingga efeknya terhadap tekanan darah
penyakit
akan lebih dirasakan di masa mendatang.
dalamwaktu
Disamping itu adanya upaya responden
dengan waktu singkat yang ditetapkan
untuk mengingat kembali (recall) dalam
dalam penelitian ini.
memberikan pertanyaan
jawaban tentang
terhadap
hipertensi
mencetuskan
Saat
diperlukan
bertahun-tahun
kadar
kolesterol
bukan
darah
kebiasaan
terutama Low Desity Lipoprotein (LDL)
mengkonsumsi lemak juga berpeluang
meningkat maka akan terjadi perubahan
menimbulkan bias informasi sehingga
bentuk
akan berpengaruh pada hasil penelitian.
penyempitan arteri. Penyempitan arteri
plak
yang
berakibat
pada
ini mengakibatkan aliran darah menjadi
54
lambat
sehingga
memaksa
jantung
tekanan darah pada pasien hipertensi di
bekerja lebih keras untuk memompakan
Rumah
Sakit
Tugurejo
darah yang berujung pada hipertensi.
Penelitian
Tekanan darah tinggi dan kadar LDL
Manawan,
yang tinggi merupakan faktor penyebab
bahwa ada hubungan antara asupan
terjadinya stroke. Tekanan darah tinggi
lemak dengan kejadian hipertensi di Desa
yang diabaikan dan konsumsi lemak yang
Tandengan Satu Kecamatan Eris.
yang dkk
Semarang.
dilakukan (2016)
oleh
mendapatkan
tidak dikurangi maka beresiko menderita Alzheimer.
Hubungan
Penurunan
konsumsi
lemak,
dengan
antara
Kejadian
Aktivitas
Fisik
Hipertensi
pada
terutama lemak jenuh dan kolesterol
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
dalam makanan terutama yang bersumber
Umum
dari
Kecamatan Touluaan
hewan
dapat
tekanandarah.
menurunkan
Touluaan
Heart
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
Association (AHA) merekomendasikan
hubungan antara aktivitas fisik dengan
agar konsumsi lemak khususnya lemak
kejadian hipertensi di Poliklinik Umum
jenuh
Puskesmas
tidak
American
Puskesmas
lebih
10%
dari
total
Touluaan
Kecamatan
kebutuhan kalori per hari dan kolesterol
Touluaan. Hasil penelitian ini berarti
tidak lebih dari 300 mg per hari serta
responden yang memiliki aktivitas fisik
harus berupaya menjaga agar kadar
yang kurang baik akan mengalami
kolesterol dalam darah pada ambang
hipertensi. Aktivitas fisik yang dilakukan
batas normal (<240 mg/dl) (Mardani,
secara
dkk, 2011).
mengurangi kekakuan pembuluh darah
Penelitian yang dilakukan oleh
teratur
diketahui
dapat
dan meningkatkan daya tahan jantung
Mardani, dkk (2011) mendapatkan bahwa
serta
ada hubungan yang signifikan antara
menurunkan tekanan darah. Aktivitas
kebiasaan mengkonsumsi lemak dengan
atau
tekanan darah. Penelitian yang dilakukan
terjadinya hipertensi, dimana pada orang
oleh Syahrini, dkk (2012) mendapatkan
yang kurang aktivitas akan cenderung
ada hubungan antara konsumsi lemak
mempunyai frekuensi denyut jantung
dengan
olahraga
sehingga
sangat
mampu
mempengaruhi
di
Puskesmas
lebih tingi sehingga otot jantung akan
Kota
Semarang.
harus bekerja lebih keras pada tiap
Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah,
kontraksi. Makin keras dan sering otot
dkk (2015) mendapatkan bahwa tidak ada
jantung memompa maka makin besar
hubungan antara asupan lemak dengan
tekanan yang dibebankan pada arteri.
Telogosari
hipertensi
paru-paru
Kulon
55
Olahraga mempunyai beberapa aspek
baik,
dan
tidak
meningkatkan
harus
HDL
kolesterol,
mengurangi aterosklerosis.
menghabiskan sejam setiap hari secara
Bukti
epidemiologis
intens melakukan aktivitas aerobik untuk
menunjukkan bahwa berbagai faktor
mendapatkan
risiko
tersebut.
manfaat
Prinsip
dari
aktivitas
olahraga
yang
kardiovaskuler
dapat
melakukan
aktivitas
dengan Hubungan
kestabilan tekanan darah adalah olahraga
kesehatan kardiovaskuler ini berlaku
yang stabil dan terukur. Sebenarnya, 20-
untuk semua usia dan jenis kelamin.
30 menit jalan cepat setiap hari sangat
Pengaruh yang sangat baik dari latihan
baik. Jenis olahraga sedang yang sama
dinamik
cenderung mempunyai efek sedang pada
dengan beban ringan dan tepat, latihan
penururan gula darah. Olahraga dapat
umumnya bersifat aerobik seperti jalan
meningkatkan
kaki,
lemak
latihan
fisik.
disarankan untuk menjaga kebugaran dan
metabolisme
antara
ditekan
termasuk
jogging
fisik
latihan
maupun
dan
isometrik
bersepeda.
dengan menurunkan nilai trigliserida dan
Penurunan tekanan darah yang bermakna
meningkatkan bentuk kolesterol baik atau
terlihat sesudah latihan 2 minggu dan
High
akan
Density
Olahraga
Lipoprotein
teratur,
(HDL).
khususnya
yang
meneruskan
berkaitan dengan penurunan berat badan, dapat
menurunkan
peluang
menetap
selama
individu
kebiasaannya
(Andria,
2013).
terkena
Bagi
diabetes.
penderita
yang
telah
diketahui menderita hipertensi dianjurkan
Aktivitas fisik yang teratur bisa
untuk menghindari olahraga berat yang
membuat jantung kita sehat sehingga
bersifat
terhindar dari hipertensi, karena penyakit
menderita penyakit jantung koroner,
hipertensi
peningkatan
diperlukan bimbingan seorang supervisor
tekanan darah yang member gejala yang
untuk menilai dampak yang mungkin
berlanjut untuk suatu target organ, seperti
timbul seperti kelainan irama jantung
stroke untuk otak, penyakit jantung
atau kelainan lain yang mungkin terjadi
koroner untuk pembuluh darah jantung
akibat iskemia atau kekurangan oksigen
dan otot jantung. Manfaat dari aktivitas
pada saat berolahraga. Pada latihan
fisik
ringan
merupakan
maupun
olahraga
ialah
untuk
anaerobik.
tidak
ada
Penderita
perubahan
yang
kadar
meningkatkan kerja dan fungsi jantung,
aktivitas renin dalam plasma, perubahan
paru dan pembuluh darah yang ditandai
konsentrasi aldosteron serum, maupun
dengan denyut nadi istirahat menurun,
perubahan
penumpukan
angiotensinconverting
asam laktat
berkurang,
56
aktivitas enzyme
yang
bermakna,
sehingga
melalui
latihan
4.000 racun kimia yang berbahaya.
ringan tekanan darah dapat menurun.
Adapun bahan utama dari rokok terdiri
Dengan kata lain,efek stimulasi sistem
dari 3 zat, yaitu: nikotin, tar, dan karbon
rennin angiotensin bisa diatasi dengan
monoksida. Nikotin dalam tembakau
latihan yang ringan. Kegagalan latihan
dapat menyebabkan tekanan darah segera
untuk menurunkan tekanan darah pada
meningkat
beberapa
individu
Seseorang yang merokok lebih dari satu
perbedaan
fungsi
mungkin
karena
hemodinamik
dan
setelah
hisapan
pertama.
pak rokok sehari akan 2 kali lebih rentan
neuroendokrin (Andria, 2013).
terkena hipertensi daripada mereka yang
Penelitian yang dilakukan oleh
tidak merokok. Selain dari lamanya
Andria (2013) mendapatkan bahwa ada
merokok,
hubungan
tergantung pada jumlah rokok yang
aktivitas
olahraga
dengan
risiko
dihisap
dilakukan oleh Khomarun, dkk (2014)
merokok lebih dari satu pak rokok sehari
mendapatkan aktivitas
fisik
jalan
kali
Seseorang
lebih
rentan
yang
ada
pengaruh
akan
pagi
terhadap
hipertensi daripada mereka yang tidak
penurunan tekanan darah pada lansia.
2
hari.
terbesar
hipertensi pada lansia. Penelitian yang
bahwa
per
merokok
terkena
merokok (Depkes RI, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Atun, dkk
Sejatinya, nikotin pada rokok
(2014) mendapatkan bahwa aktivitas
secara
langsung
akan
meningkatkan
fisik yang kurang dapat menyebabkan
tekanan darah bahkan pada pecandu
tekanan darah tinggi.
sekalipun. Efek peningkatan tekanan darah memang sementara, sekitar 30
Hubungan antara Merokok dengan
menit
Kejadian Hipertensi pada Lansia yang
Namun,
Rawat Jalan di Poliklinik Umum
tekanan darah tetap meningkat. Banyak
Puskesmas
penelitian
yang
Touluaan
merokok
merupakan
faktor
risiko
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hipertensi,
berhenti
merokok
dapat
tidak ada hubungan antara merokok
mengurangi risiko hipertensi dan risiko
dengan kejadian hipertensi di Poliklinik
penyakit kardiovaskular (Harianto dan
Umum Puskesmas Touluaan Kecamatan
Pratomo, 2013). Kemungkinan tidak
Touluaan. Hasil penelitian ini berarti
berhubungannya
antara
responden yang merokok ataupun tidak
merokok dengan
kejadian hipertensi
merokok, belum tentu akan mengalami
disebabkan
hipertensi. Rokok memiliki kandungan
jumlah rokok yang dihisap. Selain dari
Touluaan
Kecamatan
57
selama selama
tidak
seseorang
merokok.
seseorang
merokok
menyatakan
bahwa
kebiasaan
ditelitinya
berapa
lamanya
merokok,
resiko
merokok
tikus, anggur,bir, dan saguer. Sebagian
terbesar tergantung dari jumlah rokok
besar
yang dihisap perhari.
mengonsumsi cap tikus. cap tikus adalah
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Harianto dan
lansia
dalam
penelitian
ini
jenis cairan berkadar alkohol rata-rata 30-
Pratomo (2013)
40%
yang
dihasilkan
melalui
mendapatkan bahwa tidak ada hubungan
penyulingan saguer (cairan putih yang
yang bermakna antara merokok dengan
keluar dari mayang pohon enau). Tinggi
hipertensi. Penelitian yang dilakukan
rendahnya kadar alkohol pada cap tikus
oleh Suoth, dkk (2014) mendapatkan
tergantung pada kualitas penyulingan.
bahwa tidak ada hubungan antara gaya
Semakin bagus sistem penyulingannya,
hidup
dengan
semakin tinggi pula kadar alkoholnya.
yang
Saguer sejak keluar dari mayang pohon
dilakukan oleh Puspita dan Haskas
enau sudah mengandung alkohol sekitar
(2014) mendapatkan bahwa merokok
kurang dari 5% (Malonda, dkk, 2012).
dalam
kejadian
tidak
hal
merokok
hipertensi.
Penelitian
berhubungan
kejadian
Peminum alkohol harian ternyata
hipertensi. Penelitian yang dilakukan
mempunyai tingkat tekanan darah yang
oleh
lebih
Tjekyan
dengan
(2014)
mendapatkan
tinggi
dibandingkan
dengan
kebiasaan merokok memiliki hubungan
peminum sekali seminggu, berapapun
yang
jumlah
signifikan
dengan
kejadian
hipertensi.
total
yang
diminum
setiap
minggunya. Umumnya petani Minahasa sebelum pergi ke kebun, minum 1 sloki
Hubungan antara Konsumsi Alkohol
atau 1 gelas ukuran kecil minuman
dengan
pada
beralkohol (cap tikus). Minuman ini
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
dikenal oleh setiap orang Minahasa
Umum
sebagai minuman penghangat tubuh,
Kejadian
Hipertensi
Puskesmas
Touluaan
Kecamatan Touluaan
penambah nafsu makan, dan pendorong
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
semangat
hubungan
alkohol sebanyak 1-2 sloki oleh lansia
antara
konsumsi
alkohol
untuk
bekerja.
dengan kejadian hipertensi di Poliklinik
dalam
Umum Puskesmas Touluaan Kecamatan
mempengaruhi
Touluaan. Hasil penelitian ini berarti
Begitu juga dengan penelitian di Amerika
responden yang mengkonsumsi alcohol
yang
akan mengalami hipertensi. Minuman
peminum alkohol yang tergolong ringan
beralkohol adalah semua jenis minuman
dan sedang potensi risiko hipertensinya
yang mengandung etanol, termasuk cap
rendah, sedangkan pada pria risiko
58
penelitian
Konsumsi
ini
ternyata
terjadinya
hipertensi.
menyimpulkan
bahwa
wanita
terjadinya hipertensi lebih tinggi. Hal ini
darah.Penelitian yang dilakukan oleh
dapat dipengaruhi oleh perbedaan pola
Situmorang (2015) mendapatkan bahwa
minum, pilihan minuman, dan gaya
ada hubungan antara konsumsi alcohol
hidup,
dengan
yang
dihubungkan
dengan
kejadian
hipertensi
pada
kebiasaan konsumsi alkohol pada pria
penderita di Rumah Sakit Umum Sari
maupun wanita (Malonda, dkk, 2012).
Mutiara Medan.
Pengaruh
alkohol
terhadap
Variabel
yang
Paling
Dominan
kenaikan tekanan darah telah dibuktikan.
Berhubungan dengan Hipertensi pada
Mekanisme peningkatan tekanan darah
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
akibat
alkohol
Namun,
diduga
masih
belum
jelas.
Umum
peningkatan
kadar
Kecamatan Touluaan
Puskesmas
kortisol dan peningkatan volume sel
Dari
darah merah serta kekentalan darah
diperoleh hasil yaitu konsumsi alkohol
berperan dalam meningkatkan tekanan
yang berlebih berisiko 2,6 kali terkena
darah. Orang – orang yang minum
hipertensi
alkohol terlalu sering atau yang terlalu
responden dengan aktivitas fisik yang
banyak memiliki tekanan darah yang
kurang
lebih tinggi daripada individu yang tidak
berlebih.
minum atau minum sedikit. Beberapa
disebabkan oleh faktor tunggal dan
studi menunjukkan hubungan langsung
khusus, tetapi disebabkan berbagai faktor
antara tekanan darah dan asupan alkohol
yang saling berkaitan. Risiko relatif
serta diantaranya melaporkan bahwa efek
hipertensi tergantung pada jumlah dan
terhadap tekanan darah baru nampak bila
keparahan dari faktor risiko yang dapat
mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas
dimodifikasi
ukuran standar setiap harinya (Depkes
dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak
RI, 2006).
dapat dimodifikasi antara lain faktor
Penelitian yang dilakukan oleh Malonda,
dkk
(2012)
model
akhir
Touluaan
regresi
sehingga
dibandingkan
baik
dan
konsumsi
lemak
primer
tidak
Hipertensi
dan
dengan
yang
tidak
dapat
genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis,
mendapatkan
sedangkan
faktor
yang
dapat
bahwa konsumsi alkohol merupakan
dimodifikasi meliputi stres, obesitas,
faktor
nutrisi dan gaya hidup.
resiko
yang
mempengaruhi
terjadinya hipertensi pada lansia di Kota
Konsumsi alkohol merupakan gaya
Tomohon. Penelitian yang dilakukan oleh
hidup modern yang cenderung dilakoni
Anggara
(2013)
oleh remaja dan dewasa muda serta
mendapatkan bahwa konsumsi alcohol
kalangan eksekutif di daerah perkotaan.
berhubungan
Lansia dalam penelitian ini sebagian
dan
Prayitno
dengan
tekanan
59
besar telah mengonsumsi alkohol selama
Kesimpulan yang bisa diambil dari
lebih dari 30 tahun atau sejak berusia
penelitian ini ialah:
muda. Lamanya mengonsumsi alkohol
1. Ada hubungan antara asupan natrium
juga berpengaruh sebagai faktor risiko
dengan
terjadinya hipertensi. Pola penggunaan
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
alkohol pada lansia juga bervariasi ,lansia
Umum
yang mulai menggunakan alkohol secara
Kecamatan Touluaan.
berlebihan sejak masa dewasa muda
kejadian
hipertensi
Puskesmas
pada
Touluaan
2. Ada hubungan antara konsumsi lemak
menunjukkan ketergantungan alkohol.
dengan
Penggunaan
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
alkohol
meningkatkan
secara
tekanan
darah
kronis dan
kejadian
Umum
pengaruhnya lebih banyak pada tekanan
hipertensi
Puskesmas
pada
Touluaan
Kecamatan Touluaan.
sistolik. Demikian juga dengan lansia
3. Ada hubungan antara aktivitas fisik
yang mengonsumsi alkohol kurang dari
dengan
10 tahun dapat berisiko mengalami
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
hipertensi.
Umum
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa sejumlah subjek
kejadian
hipertensi
Puskesmas
pada
Touluaan
Kecamatan Touluaan.
mulai mengonsumsi alkohol di saat
4. Tidak ada hubungan antara merokok
memasuki usia lanjut atau pra lansia.
dengan
Alasan lansia yang baru mengonsumsi
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
alkohol di akhir hidupnya yaitu sebagai
Umum
respons
Kecamatan Touluaan.
terhadap
peristiwa-peristiwa
hidup seperti rasa berduka, kesehatan
5. Ada
memburuk, atau kesepian. Pola
konsumsi
alkohol
kejadian
hipertensi
Puskesmas
hubungan
antara
pada
Touluaan
konsumsi
alkohol dengan kejadian hipertensi dalam
pada Lansia yang Rawat Jalan di
penelitian ini menunjukkan adanya risiko
Poliklinik
terhadap kejadian hipertensi. Hal ini
Touluaan Kecamatan Touluaan.
diduga karena lansia yang termasuk
6. Konsumsi
Umum
alkohol
Puskesmas
merupakan
dalam kelompok ini sebagian besar
variabel yang paling berhubungan
alkohol rata-rata 1 sloki sekali seminggu
terhadap kejadian hipertensi pada
atau lebih dari itu. Lansia peminum
Lansia yang Rawat Jalan di Poliklinik
alkohol yang tergolong ringan dan
Umum
sedang, risiko hipertensinya lebih rendah.
Kecamatan Touluaan.
KESIMPULAN
SARAN
60
Puskesmas
Touluaan
Saran yang bisa diberikan adalah:
Surabaya. Jurnal Promkes 1 (2):
1. Bagi Puskesmas perlunya peningkatan
111-117.
serta program promosi kesehatan untuk
meningkatkan
Anggara, H. D., dan N. Prayitno. 2013.
pengetahuan
Faktor-faktor yang Berhubungan
penderita hipertensi tentang hipertensi
dengan
agar penderita dapat mengatur pola
Puskesmas Telaga Murni Cikarang
hidup
Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah
sehat
seperti
mengurangi
konsumsi makanan yang mengandung
Tekanan
Darah
di
Kesehatan 5 (1): 20-25.
garam tinggi, menghindari makanan
Anna, P. 2007. Simple Guide: Tekanan
yang berlemak, menambah aktivitas
Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.
fisik
Retrieved
ringan
setiap
hari
serta
menghindari alkohol.
http://books.google.com/books?isb
2. Bagi penderita perlunya melakukan pemeriksaan
from:
tekanan
n=9790153406.
darah,
-------------.
2006.
Pedoman
pengobatan secara rutin dan menjalani
Penemuan
pola hidup sehat serta menghindari
Penyakit Hipertensi. Departemen
faktor resiko lain untuk mencegah
Kesehatan RI. Jakarta.
timbulnya komplikasi lebih lanjut.
-------------.
dan
Teknis
2008.
Tatalaksana
Panduan
Promosi
Perilaku Tidak Merokok. Pusat DAFTAR PUSTAKA
Promosi Kesehatan Departemen
Alfiana, N., S. Bintanah, dan H. S.
Kesehatan RI. Jakarta.
Kusuma. 2014. Hubungan Asupan
-------------. 2013. Riset Kesehatan Dasar
Kalsium dan Natrium terhadap
2013 Propinsi Sulawesi Utara.
Tekanan
Kemenkes RI. Jakarta.
Darah
Sistolik
pada
Penderita Hipertensi Rawat Inap di
Atun, L., T. Siswati, dan W. Kurdanti.
RS Tugurejo Semarang. Jurnal
2014. Asupan Sumber Natrium,
Gizi Universitas Muhammadiyah
Rasio Kalium Natrium, Aktivitas
Semarang 3 (1): 8-15.
Fisik dan Tekanan Darah Pasien
Andria, K. M. 2013. Hubungan antara
Hipertensi. MGMI 6 (1): 63-71.
Perilaku Olahraga, Stres dan Pola
Devadason, P., M. Sabarinath, R. Daas,
Makan dengan Tingkat Hipertensi
R. Sameena, S. Fathima, and M.
pada Lanju tUsia di Posyandu
Mathiarasu. 2014. Risk Factors For
Lansia Kelurahan Gebang Putih
Hypertension
Kecamatan
Complications-A Hospital Based
Sukolilo
Kota
Control
61
Study.
and
its
International
Journal of Interdisciplinary and
Aktivitas Fisik Jalan Pagi terhadap
Multidisciplinary Studies (IJIMS),
Penurunan Tekanan Darah pada
2014,
Vol
(online)
1,
No.4,
160-163
Lansia dengan Hipertensi Stadium
(available
from:
I di Posyandu Lansia Desa Makam
http://www.ijims.com). Diakses 21
Haji.
Jurnal
Terpadu
Oktober 2015.
Kesehatan 3 (2): 166-171.
Ilmu
Fauziah, N. Y., S. Bintanah, dan H. S.
Malonda, N. S. H., L. K. Dinarti, dan R.
Kusuma. 2015. Hubungan Asupan
Pangastuti. 2012. Pola Makan dan
Bahan Makanan Sumber Serat,
Konsumsi Alkohol sebagai Faktor
Asupan Natrium, Asupan Lemak
Resiko Hipertensi pada Lansia.
dan IMT dengan Tekanan Darah
Jurnal Gizi Klinik Indonesia 8 (4):
pada Pasien Hipertensi Rawat
202-212
Jalan di Rumah Sakit Tugurejo
Manawan, A. A., A. J. M. Rattu, dan M.
Semarang. Jurnal Gizi 4 (1): 8-12.
I. Punuh. 2016. Hubungan antara
Gunawan, L. Hipertensi. 2005. Penerbit
Konsumsi
Kanisius. Yogyakarta.
Kejadian
Makanan
dengan
Hipertensi
di
Desa
Harianto, E., dan H. Pratomo. 2013.
Tandengan Satu Kecamatan Eris
Pajanan Kebisingan dan Hipertensi
Kabupaten Minahasa. Pharmacon
di Kalangan Pekerja Pelabuhan.
Jurnal Ilmiah Farmasi 5 (1): 340-
Jurnal
347.
Kesehatan
Masyarakat
Nasional 8 (5): 215-222.
Mardani, S., T. Gustina., H. Dewanto,
Jannah, M., D. Sulastri, dan Y. Lestari.
dan
Y.
Priwahyuni.
2011.
2013. Perbedaan Asupan Natrium
Hubungan antara Indeks Massa
dan
Tubuh
Kalium
Hipertensi
pada dan
Penderita Normotensi
(IMT)
Mengkonsumsi
dan
Kebiasaan
Lemak
dengan
Masyarakat Etnik Minangkabau di
Tekanan Darah. Jurnal Kesehatan
Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Komunitas 1 (3): 129-135.
Anadalas 2 (3): 132-236.
Mulyati, H., A. Syam, dan S. Sirajuddin.
Kearney, P. M., M. Whelton, and K.
2011. Hubungan Pola Konsumsi
Reynolds. 2012. Global Burden of
Natrium
Hypertension:
of
Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Worldwide Data. The Lancet. New
Hipertensi pada Pasien Rawat
Orleans.
Jalan
Analysis
Khomarun., M. A. Nugroho, dan E. S. Wahyuni.
2014.
di
dan
RSUP
Kalium
Dr.
serta
Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Media
Pengaruh
62
Gizi Masyarakat Indonesia 1 (1):
Sutedjo. 2012. Profil Hipertensi pada
46-51.
Populasi Monica. Hasil Penelitian
Puspita, E. dan Y. Haskas. 2014. Faktor
MONICA-Jakarta
Risiko Kejadian Hipertensi pada
Umum
Tahun
2000, Jakarta.
Pasien yang Berobat di Poliklinik RumahSakit
III”
Suyono, S. 2001. Buku Ajar Penyakit
Daerah
Dalam
Labuang Baji Makassar. Jurnal
Jilid
II.
FKUI,
Balai
Pustaka. Jakarta.
Ilmiah Kesehatan Diagnosis 5 (1):
Suoth, M., H. Bidjuni dan R. T. Malara.
58-64.
2014. Hubungan Gaya Hidup
Sherlock, P. L., J. Beard, N. Mininuci, S.
di
Puskesmas Kolongan Kecamatan
Ebrahim, and S. Chatterji. 2014.
Kalawat
Hypertension Among Older Adults
Utara. Jurnal Keperawatan 2 (1):
in
1-10.
Low
and
Middle
Income
Countries: Prevalence, Awareness,
Udiyono.
Of
Resiko
(online).
(Available
Minahasa
Syahrini, E. N., H. S. Susanto dan A.
and Control. International Journal Epidemiology.
Kabupaten
from
2012. Hipertensi
Faktor-Faktor Primer
Puskesmas Telogosari Kulon Kota
http://ije.oxfordjournals.org).
Semarang.
Diakses 7 Mei 2016.
Masyarakat 1 (2): 315-325.
Situmorang, P. R. 2015. Faktor-faktor yang Kejadian
Berhubungan Hipertensi
JurnaI
Kesehatan
dengan
dan Faktor Resiko Hipertensi di
pada
Kota Palembang tahun 2013. MKS 46 (1): 1-11
Sakit Umum Sari Mutiara Medan 2014.
Jurnal
Tjekyan, R. M. S. 2014. Angka Kejadian
Penderita Rawat Inap di Rumah
Tahun
di
Wirakusumah, S. E. 2002. Menu Sehat
lmiah
untuk Lanjut Usia. Puspa Swara.
Keperawatan 1 (1): 67-72.
Jakarta.
63