Adinda (15 th) tinggi badan 165 cm dan berat badan 70 kg, adalah seorang remaja yang suka sekali makan makanan cepat saji. Tiap pulang sekolah ia selalu mampir di McD, Pizza Hut, HHB atau di tempat lainnya. Ia pun gemar minum soft drink dan es cream.Belakangan ini ia mulai merasa dirinya terlalu gemuk dan ingin menurunkan berat badannya agar terlihat lebih menarik maklum anak remaja kan mulai tertarik dengan lawan jenis dan ingin menjadi perhatiannya. Hari ini ia mulai program penurunan berat badan. Ia berangkat sekolah tanpa makan padahal biasanya setelah melahap 1 piring nasi goreng lengkap dengan telur ceplok,ayam goreng dan sosis, minum segelas susu, ia masih membawa 2 tangkup roti tawar dengan isi daging asap dan keju. Di kantin sekolah ia biasa makan mie baso atau sejenisnya dan 2 botol soft drink. Pulang sekolah walaupun dalam keadaan lemas ia berkeras untuk tidak makan, ia hanya mengambil 1 buah apel dari lemari es dan minum segelas air putih. Ibunya merasa heran dan menyuruh Adinda untuk makan, tapi ia tetap tidak mau Jam 4 sore ia merasa sangat lapar, gemetar, kedinginan,dan sakit kepala, Ia merasa ia harus makan dan iapun makan dalam jumlah yang cukup banyak. Selesai makan ia merasa kenyang tetapi kakinya tetap gemetar, badan tetap lemas. Akhirnya ia membuat teh manis hangat 1 gelas penuh dan meminumnya. Beberapa saat kemudian iapun merasa nyaman kembali. Pertanyaan : Mengapa sore hari Adinda merasa sangat lapar, gemetar, kedinginan,dan sakit kepala, dan mengapa setelah makan dalam jumlah yang cukup banyak ia merasa kenyang,tetapi kakinya tetap gemetar, badan tetap lemas, tetapi setelah minum teh manis hangat 1 gelas penuh merasa nyaman kembali? Bagaimanakah cara menurunkan BB yang seharusnya dilakukan Adinda? Untuk dapat menjawab pertanyaan diatas jawablah pertanyaan sbb. : 1. Berapa berat badan ideal Adinda? (165-100) x 90% = 58,5kg Mengapa berat Adinda 70 kg? kebiasaan adinda yang suka sekali makan makanan cepat saji. Tiap pulang sekolah ia selalu mampir di McD, Pizza Hut, HHB atau di tempat lainnya. Ia pun gemar minum soft drink dan es cream. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, spesialis giziklinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Salah satu faktornya adalah karena asupan makanan yang melebihi kebutuhan tanpa diimbangi aktivitas yang cukup, atau istilah kerennya, sedentary lifestyle (gaya hidup tanpa banyak bergerak). 2. Bagaimana proses yang dilalui makanan yang di makan Adinda sampai di sel dan menyebabkan ia menjadi gemuk? 3. Mengapa jika setelah makan merasa kenyang dan jika lama tidak makan merasa lapar?
1. Nukleus lateral hipotalamus, berfungsi sebagai pusat makan 2. Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang 3. Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata Faktor-faktor yang mengatur jumlah asupan makanan. Pengaturan jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi:
1. Pengaturan jangka pendek, yang terutama mencegah perilaku makan yang berlebihan di setiap waktu makan. Pengisian saluran cerna menghambat perilaku makan. Bila saluran cerna teregang, terutama lambung dan duodenum, sinyal inhibisi yang teregang akan dihantarkan terutama melalui nervus vagusn untuk menekan pusat makan,sehingga nafsu makan berkurang. Faktor hormonal saluran cerna menghambat perilaku makan Kolesistokinin terutama dilepaskan sebagai respon terhadap lemak yang masuk ke duodenum dan memiliki efek langsung ke pusat makan untuk mengurangi perilaku makan lebih lanjut. Selain itu,adanya makanan dalam usus akan merangsang usus tersebut mensekresikan peptide mirip glucagon, yang selanjutnya akan meningkatkan sekresi insulin terkait glukosa dan sekresi dari pancreas, yang keduanya cendrung untuk menekan nafsu makan.
Ghrelin, suatu hormone gastrointestinal meningkatkan perilaku makan. Kadar Ghrelin meningkat disaat puasa, meningkat sesaat sebelum makan, dan menurun drastic setelah makan yang mengisyaratkan bahwa hormone ini mungkin berperan untuk meningkatkan nafsu makan
Reseptor mulut mengukur jumlah asupan makanan Berkaitan dengan perilaku makan, seperti mengunyah, salivasi, menelan, dan mengecap yang akan “mengukur” jumlah makanan yang masuk, dan ketika sejumlah makan telah masuk, maka pusat makan dihipotalamus akan dihambat.
2. Pengaturan jangka panjang, yang terutama berperan untuk mempertahankan energy yang disimpan di tubuh dalam jumlah normal.
Efek kadar glukosa, as.amino, dan lipid dalam darah terhadap rasa lapar dan perilaku
makan. Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik.
Peningkatan kadar glukosa darah akan meningkatkan kecepatan bangkitan neuron glukoreseptor di pusat kenyangdi nucleus ventro medial dan paraventrikulat hipotalamus.
Peningkatan kadar gula juga secara bersamaan menurunkan bangkitan neuron glukosensitif di pusat lapar hipotalamus lateral.
makan
Pengaturan suhu dan asupan
Saat udara dingin, kecendrungan untuk makan akan meningkat.
Sinyal umpan balik dari jaringan adipose mengatur asupan makanan.
Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi yang ditentukan oleh berbagai faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di nucleus ventromedial di hipotalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan, sehingga kita akan berhenti makan. Beberapa faktor yang mempengaruhi rasa lapar pada manusia adalah: 1. Hipotesis Lipostatik Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur persentase lemak dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut rendah, maka akan membuat hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan makan. 2. Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan merangsang munculnya satu atau lebih peptida, contohnya kolesitokinin. Kolesitokinin berperan dalam menyerap nutrisi makanan. Apabila jumlah kolesitokinin dalam GI rendah, maka hipotalamus akan menstimulasi kita untuk memulai pemasukan makanan ke dalam tubuh. 3. Hipotesis Glukostatik Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah. Makanan yang kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya glukosa)akan dibawa oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah kekurangan glukosa,maka tubuh kita akan memerintahkan otak untuk memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan pengeluaran asam lambung. 4. Hipotesis Termostatik Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka hipotalamus akan meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang dikemukakan oleh Brobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik lagi, rasa lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita cenderung lebih banyak makan di waktu musim hujan/dingin. 5. Neurotransmitter Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap nafsu makan. Misalnya saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan membuat kita mengkonsumsi karbohidrat. Apabila adanya dopamine dan serotonine, maka kita tidak mengkonsumsi karbohidrat.
6. Kontraksi di Duodenum dan Lambung Kontraksi yaitu kontraksi yang terjadi bila lambung telah kosong selama beberapa jam atau lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi peristaltik yang ritmis di dalam korpus lambung. Ketika kontraksi sangat kuat, kontraksi ini bersatu menimbulkan kontraksi tetanik yang kontinius selama 2-3 menit. Kontraksi juga dapat sangat ditingkatkan oleh kadar gula darah yang rendah. Bila kontraksi lapar terjadi tubuh akan mengalami sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang disebut hunger pangs (rasa nyeri mendadak waktu lapar. Hunger pans biasanya tidak terjadi sampai 12 hingga 24 jam sesudah makan yang terakhir. Pada kelaparan, hunger pangs mencapai intesitas terbesar dalam waktu 3-4 hari dan kemudian melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya. 7. Psikososial Rasa lapar tidak dapat sepenuhnya hanya dijelaskan melalui komponen biologis. Sebagai manusia, kita tidak dapat mengesampingkan bagian prikologis kita, komponen belajar dan kognitif (pengetahuan) dari lapar. Tak seperti makhluk lainnya, manusia menggunakan jam dalam rutinitas kesehariannya, termasuk saat tidur dan makan. Penanda waktu ini juga memicu rasa lapar. Kebiasaan juga mempengaruhi rasa lapar. Seperti orang normal yang biasa makan 3 kali sehari bila kehilangan 1 waktu makan, akan merasa lapar pada waktunya makan walaupun sudah cukup cadangan zat gizi dalam jaringan-jaringannya. Saat berenang, tubuh akan menggunakan energy sebesar 500 kalori per jamnya. Semakin lama berenang makan jumlah energy yang terpakai pun semakin besar. Hal ini akan menurunkan kadar gula didalam tubuh. Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik.
Proses Terjadinya Kenyang Sebenarnya pembicaraan kita tentang rasa lapar tidak akan lengkap tanpa membicarakan rasa kenyang karena keduanya sangat berhubungan erat dalam mengatur inisiasi (pemulaian) dan pengakhiran suatu proses makan. Namun secara umum bisa dikatakan bahwa pengaturan rasa kenyang secara fisiologis sedikit lebih sederhana dibanding pengaturan rasa lapar. Secara singkat bisa dikatakan bahwa rasa kenyang disebabkan setidaknya oleh interaksi antara efek mekanistis makanan dalam lambung (berupa distensi atau penggembungan lambung oleh makanan) dengan efek kimia dari makanan berupa pelepasan hormon-hormon tertentu seperti Kolesistokinin dari usus halus. Pernahkah anda merasa sangat lapar dan kemudian minum air putih segelas, dan tiba-tiba anda merasa kenyang? Itu contoh sederhana bagaimana efek distensi tadi bisa menyebabkan rasa kenyang. Namun apakah kenyang karena minum air tersebut sama rasanya dengan kenyang karena makan sepiring nasi dan lauknya? Bagaimana kepuasan yang tercapai oleh dua jenis konsumsi yang berbeda di atas jika dibandingkan? Benar, tentu berbeda. Orang akan lebih merasa terpuaskan dengan kenyang karena sepiring nasi dan lauk dibanding kenyang karena segelas air putih. Disitulah letak unsur atau aksi kimiawi zat makanan dalam menginduksi rasa kenyang tadi. Telah diketahui bahwa berbagai zat gizi yang terdapat dalam makanan seperti lemak, protein, karbohidrat bisa merangsang produksi hormon yang menghantarkan signal rasa kenyang seperti Kolesistokinin ke otak untuk diproses. Air putih yang tidak memiliki kandungan zat gizi tersebut tidak mampu menimbulkan rasa kenyang yang memuaskan karena tidak adanya penghantaran signal kenyang tersebut ke otak. Itulah yang membedakan sensasi kenyang yang berbeda tersebut.
Manipulasi rasa kenyang karena distensi lambung kadang digunakan untuk terapi kegemukan yang berlebihan. Kadang lambung dioperasi menjadi lebih kecil agar cepat mencapai rasa kenyang ketika makan, kadang pula balon dipasang di dalam lambung untuk mengurangi tempat yang bisa terisi makanan namun tetap menimbulkan rasa kenyang. Kedua metode makanis tersebut ternyata terbukti bisa menurunkan berat badan dan memperbaiki kondisi metabolisme pasien kegemukan. Pasien menjadi cepat merasa kenyang dan menyebabkan jumlah energi yang dikonsumsi jauh berkurang. Sel, Organ, struktur apa saja yang terkait
dalam proses diatas dan bagaimana perannya? 4. Sel, Organ, struktur apa saja yang terkait dalam proses diatas dan bagaimana perannya?
Nukleus lateral hipotalamus, berfungsi sebagai pusat makan Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata 5. Berapa lama makanan di proses dalam saluran cerna? rata-rata, makanan membutuhkan waktu sekitar 12 jam untuk menjadi berat badan. Pada saat kotoran yang berasal dari sisa makanan telah menjadi ampas, hal tersebut berarti segala vitamin dan nutrisi yang terkandung di dalam makanan telah diserap seluruhnya oleh tubuh untuk digunakan sebagai energi, panas tubuh, atau disimpan, baik sebagai glikogen (dari karbohidrat) atau pun lemak," kata Dr. Katz. Setelah makan, makanan tersebut melewati perut dan usus kecil dalam waktu sekitar enam sampai delapan jam. Kemudian, akan memasuki usus besar, tempat makanan dicerna hingga teksturnya sangat halus. "Pembuangan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna melalui usus besar biasanya dimulai setelah total waktu 24 jam dan pembuangan secara keseluruhan dari tubuh dapat berlangsung beberapa hari," kata ahli pencernaan dari Mayo Clinic, dr. Michael F. Tubuh mencerna makanan dengan bantuan enzim dan hormon yang disekresikan oleh lambung dan usus kecil serta sel lemak. Semua bekerja memecah karbohidrat, protein dan lemak yang sudah Anda konsumsi sehingga bermanfaat bagi sel-sel tubuh. Menurut para ahli endokrin, sulit untuk benar-benar menentukan berapa lama waktu yang tepat bagi makanan untuk sampai membuat berat badan bertambah. Ini memang merupakan fenomena individual yang ditentukan bukan hanya dengan pola makan atau diet. Tapi juga, respon hormonal serta fisik yang unik pada setiap manusia.
6. Faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan lamanya proses tersebut ? sistem metabolis tubuh yang berbeda-beda , respon hormonal serta fisik pola makan atau diet. jenis makanan