BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer (Tanenbaum, 2010, p2) Jaringan komputer adalah penggabungan teknik komputer dan komunikasi yang merupakan sekumpulan komputer dalam jumlah yang banyak dan terpisah-pisah namun tetap saling berhubungan satu sama lain dalam melakukan tugasnya.
2.1.1 Klasifikasi Jaringan Komputer Menurut (Tanenbaum, 2010, p19-24) Berdasarkan skala jangkauannya jaringan komputer dapat dibagi menjadi: • Local Area Network (LAN) LAN adalah sebuah jaringan yang biasanya beroperasi dalam sebuah gedung yang sama seperti rumah, kantor dan pabrik. LAN kebanyakan digunakan untuk menghubungkan perangkat satu dengan yang lainnya untuk berbagi peralatan maupun data dalam satu jaringan untuk dapat dipakai bersama. • Metropolitan Area Network (MAN) MAN adalah jaringan yang beroperasi dalam jangkauan meliputi area sebuah kota. Contoh yang mudah didapatkan adalah jaringan televisi kabel yang menjangkau sebuah kota dimana televisi dari sebuah kota terhubung kedalam jaringan untuk mendapatkan siaran.
6
7
• Wide Area Network (WAN) Sebuah WAN mencakup wilayah geografis yang luas, seringkali negara atau benua. Sebuah jaringan yang menghubungkan kantor yang berada di Perth, Melbourne dan Brisbane adalah sebuah MAN dimana setiap kantor terdiri dari sebuah perangkat komputer untuk menjalankan perangkat lunak.
Gambar 2.1 Jaringan LAN,MAN dan WAN (sumber : Making sense of Ans and ASes)1
2.1.2 Topologi Jaringan Komputer Berdasarkan (Hallberg, 2010, p38) Kata topologi berarti bentuk dimana maksud dari kata topologi jaringan adalah bentuk dari sebuah jaringan yaitu dimana sebuah node dapat terhubung dengan node lainnya dalam satu jaringan yaitu pola hubungan antara komponen-komponen jaringan, media transmisi dan komponen jaringan yang lain. Terdapat beberapa topologi
1
http://www.soltechnology.com/articles/Making-Sense-of-ANs-and-ASes.htm (diakses 28 September 2012)
8
jaringan yang digunakan Telkom Network Regional Jakarta yaitu topologi ring, mesh dan point to point yang dapat dijelaskan sebagai berikut : •
Topologi Ring Topologi ring adalah jenis topologi yang merupakan rangkaian node yang masing-masing terhubung dengan dua node lainnya hingga membentuk sebuah jalur melingkar seperti cincin.
Gambar 2.2 Topologi Ring (sumber : Introducing to Networking)2
•
Topologi Mesh Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat, dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya
2
http://www.brainbell.com/tutorials/Networking/Ring_Topology.html (diakses 28 September 2012)
9
yang ada di dalam jaringan, sehingga setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju.
Gambar 2.3 Topologi meshfully connected (sumber: Computer Networks)3
•
Topologi Star Sebuah jaringan dikatakan menggunakan Topologi star jika perangkat dihubungkan ke satu node central yang disebut concentrator. Star topologi adalah topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna yang berbentuk bintang.
3
http://www.kgv.ac.uk/intranet/it/maf/btec_edip_unit_9_2010_spec/topologies/btec_unit _9_mesh_topology.php (diakses 28 September 2012)
10
Gambar 2.4 Topologi Star (sumber: Topology)4
•
Topologi Point to Point Topologi point to point adalah dimana sebuah perangkat terhubung langsung dengan perangkat lainnya. kerja node ke node merupakan jaringan kerja yang paling sederhana karena kedua node terhubung secara langsung.
4
http://fcit.usf.edu/network/chap5/chap5.htm (diakses 28 September 2012)
11
Gambar 2.5 Topologi Point to Point (sumber : Data Link Layer Accessing The Media)5
2.2 Protokol Menurut (Ronald, 2011, p12) Protokol adalah sekumpulan aturan baku yang berfungsi sebagai penghubung antar-komputer sehingga computer komputer tersebut dapat saling berkomunikasi. Protokol memandu pengiriman sebuah data dari aplikasi dalam sebuah komputer melalui komponen jaringan dari sistem operasi, menuju perangkat keras jaringan melalui media transmisi sampai di komponen jaringan komputer dan sistem operasi tujuan hingga aplikasi penerima data yang dikirimkan. Secara umum protokol yang dikembangkan ada dua, yaitu OSI dan TCP/IP.
5
http://www.highteck.net/EN/DataLink/Data_Link_Layer.html (diakses 28 September 2012)
12
2.2.1 Model Open System Interconnection (OSI) Berdasarkan (Lukas, 2006, p22-23) Model OSI dikembangkan oleh International Standard Organization sebagai model untuk merancang komunikasi komputer dan sebagai kerangka dasar untuk mengembangkan protokol lainnya. Protokol ini memiliki tujuh lapisan atau layer yaitu: •
Layer ke – 7 (Application Layer) : Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan menyediakan service bagi berbagai aplikasi network.
•
Layer ke – 6 (Presentation Layer) : Berfungsi untuk mengatur konversi dan mentranslasikan berbagai format data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format seperti kompresi data dan enkripsi data.
•
Layer ke – 5 (Session Layer) : Mengatur session yang meliputi establishing, maintaining, dan terminating antar entitas yang dimiliki oleh presentation layer.
•
Layer ke – 4 (Transport Layer) : Bertanggung jawab membagi data menjadi segment, mengatur kendali aliran data atau flow control, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error.
•
Layer ke – 3 (Network Layer) : Layer ini bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian traffic di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.
13
•
Layer ke – 2 (Data Link Layer) : Menentukan pengalamatan fisik, pendeteksi error, kendali aliran frame, dan topologi network. Ada dua sublayer pada data link yaitu Logical Link Control dan Media Access Control (MAC).
•
Layer ke – 1 (Physical Layer) Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.
Gambar 2.6 OSI Layer (sumber : The OSI Model)6
2.2.2 Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) Menurut (Casad, 2011, p7-10) TCP/IP merupakan sebuah sistem protokol dimana berisi beberapa aturan yang membantu proses komunikasi dalam jaringan. TCP/IP mengacu pada sekumpulan set protokol yang terdiri 6
http://www.washington.edu/lst/help/computing_fundamentals/networking/osi (diakses 28 September 2012)
14
dari dua protokol utama TCP dan IP. TCP/IP dikembangkan oleh DARPA (Defence Advance Research Project Agency), yaitu sebuah lembaga riset di bawah koordinasi Departemen Pertahanan Amerika (Department of Defence/DOD) dengan konsep empat layer dan bertujuan membangun jaringan yang dapat bertahan disegala kondisi.TCP/IP dijadikan model dasar yang terus digunakan dan menjadi sebuah standart, seperti internet yang dibangun dengan dasar konsep TCP/IP. Tabel 2.1 TCP/IP Layer
No.
Layer
Description
1
4
Application Layer
2
3
Transport Layer
3
2
Internet Layer
4
1
Network Access Layer
(sumber :Introducing To Computer Networking, p 24) •
Application Layer Berfungsi untuk melayani high-level protocol, masalah representasi data, proses encoding dan control dialog yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan.
15
•
Transport Layer Menyediakan layanan pengiriman dari sumber data dengan cara membuat logical connection antara keduanya. Layer ini bertugas untuk memecah data dan membangun kembali data dari Application Layer, kedalam aliran data yang sama antar sumber dan pengirim data.
•
Internet Layer Memiliki tugas untuk memilih rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan packet switching untuk mendukung tugas utama tersebut. Selain itu berfungsi juga untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP), Internet control Message Protocol (ICMP), dan Internet Group Management Protocol (IGMP).
•
Network Access Layer Bertugas untuk mengatur semua hal-hal yang diperlukan sebuah ip packet agar dapat dikirimkan melalui media fisik jaringan.
2.3 Media Transmisi 2.3.1 Fiber Optic Menurut (Tanenbaum, 2010, p100-104) Media transmisi fiber optic merupakan media transmisi yang menggunakan cahaya sebagai pengantar data. Sistem transmisi optik memiliki tiga komponen yaitu sumber cahaya,
16
media transmisi, dan detektor. Secara konvensional, pulsa cahaya menyatakan 1 bit dan bila tidak ada pulsa cahaya berarti nol bit. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata. Frekuensi cahaya tampak dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
Media transmisi pembawa cahaya adalah fiber optic yang sangat halus. Bila ada cahaya yang jatuh kepadanya, detektor mengubahnya menjadi pulsa listrik. Dengan memasang sumber daya di satu ujung fiber optic dan sebuah detektor di ujung lainnya, kita akan peroleh suatu sistem transmisi data unidirectional
yang
menerima
sinyal
listrik,
mengubah,
dan
mentransmisikannya sebagai pulsa cahaya, dan kemudian mengubah outputnya kembali menjadi sinyal listrik pada pihak penerima.
2.3.1.1
Jenis Fiber Optic • Single Mode Memiliki inti / core yang relatif lebih kecil berukuran 8 sampai 10 micrometer, dimana menyebarkan / mempropagasi hanya dalam satu mode. Tipe fiber optic single mode dapat membawa data dengan kapasitas bandwidth lebih besar dan dalam jarak yang lebih jauh, dikarenakan pada kabel tipe single
17
mode dapat mempertahankan kualitas setiap pulsa cahaya yang melaluinya dengan baik.
Gambar 2.7 Single Mode ( sumber: Fiber Media )7 Dapat dilihat pada gambar diatas fiber optic berjenis single mode mempunyai inti yang lebih kecil sehingga cahaya bergerak lurus dan mengikuti path kabel.
• Multi Mode Kabel berjenis multi mode memiliki inti / core yang jauh lebih besar dibandingkan single mode berukuran 50 sampai 100 micrometer, yang umum digunakan 50 & 62.5 micrometer. Tipe multi mode memungkinkan ratusan sinar cahaya menyebar melalui fiber optic secara serentak.
7
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
18
Gambar 2.8 Multi Mode (sumber: Fiber Media)8 Dapat dilihat pada gambar diatas pada fiber optic berjenis multi mode mempunyai inti lebih lebar sehingga cahaya dapat memantul pada sisi – sisi kabel.
2.3.1.2
Bagian Fiber Optic
Gambar 2.9 Bagian dari fiber optic (sumber: Fiber Media)9
8
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000 &l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
9
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000 &l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
19
Fiber optic terdiri dari beberapa bagian dimana bagian terdalam yaitu inti, sedangkan bagian kedua merupakan cladding setelah cladding ada buffer diikuti dengan aramid yarn dan jacket. • Core / inti Umumnya terbuat dari bahan silica (silicon dioxide), core berfungsi sebagai waveguide (saluran / pipa untuk tempat merambatnya cahaya) • Cladding Merupakan lapisan kedua setelah core, yang berfungsi sebagai selimut pengaman gangguan dari luar.
cladding
merupakan batas reflekstif (batas pantulan sinar) bahannya membuat kualitas cahaya yang memantul tetap terjaga. Umumnya terbuat dari Acrylate (ion of acrylic acid). Cladding dan Core menyatu tidak bisa dipisahkan satu dan lainnya. • Jacket / coating Fungsinya untuk melindungi Core secara fisik dan terhadap lingkungan luar. Terdapat dua tipe konstruksi fiber optic yaitu loose tube dan tight buffered. Loose tube cable adalah tipe kabel dengan Penggunaan outdoor yang ditanam dibawah tanah dengan kedalam tidak lebih dari 15 meter. Berbentuk modular, dimana 1 buah kabel terdapat 12 sampai 200 core. Sebagai pelindung terdapat lapisan gel pada setiap kabel yang berfungsi untuk menahan dari kelembapan akibat
20
dari rembesan air. Sedangkan tight buffered cable adalah tipe kabel dengan penggunaan indoor sebagai penghubung kabel outdoor misalnya menghubungkan antar perangkat atau ruangan pada gedung. Menggunakan 900 micron dari plastik sebagai pelindung yang berfungsi untuk melindungi dari kerusakan.
2.3.1.3 Connector Fiber Optic Fiber optic memiliki beberapa jenis connector, salah satunya adalah SC dan LC, yaitu : •
Subscriber Connector (SC) Connector ini digunakan untuk jenis kabel single mode, dan dapat dilepas pasang (push pull mechanism), sehingga sangat mudah diatur secara manual serta dengan tingkat akurasi yang baik jika dipasang ke perangkat lain.
Gambar 2.10 SC Connector (sumber : Media Connectors)10
10
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
21
•
Lucent Connector (LC) Connector kecil yang digunakan untuk jenis kabel single mode dan juga dapat digunakan untuk jenis kabel multi mode.
Gambar 2.11 LC Connector (sumber : Media Connectors)11
2.3.2 Copper Cable 2.3.2.1
Jenis Copper Cable • Twisted Pair Cable Kabel ini terbuat dari tembaga dimana beberapa pasang kabel diuntir dan dijadikan satu. Ada 2 jenis twisted pair cable : o Unshielded Twisted Pair (UTP) Kabel UTP terdiri dari empat pasang inti kabel yang saling berbelit yang masing-masing pasang memiliki kode warna berbeda. Kabel UTP tidak memiliki pelindung dari
11
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
22
interferensi
elektromagnetic,
jenis
kabel
ini
banyak
digunakan karena harga yang relatif murah.
Gambar 2.12 Kabel UTP (sumber: UTP Cable)12 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kabel UTP terdiri dari 4 pasang kabel yang di lilitkan menjadi sepasang kabel dimana terdiri dari 8 buah kabel.
o Shielded Twisted Pair (STP) Kabel STP merupakan salah satu media transmisi jenis copper yang digunakan untuk sebuah jaringan yang lokal atau biasa disebut LAN. Perbedaan kabel UTP dengan kabel STP adalah sesuai namanya Shielded Twisted Pair berarti kabel pasangan berpilin atau terbelit dengan pelindung.
12
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
23
Gambar 2.13 Kabel STP (sumber: Other Cooper Cable)13
a. Connector
Registered Jack – 45 (RJ-45) Merupakan connector kabel Ethernet yang biasa digunakan dalam topologi jaringan komputer LAN maupun jaringan komputer tipe lainnya.
Gambar 2.14 RJ-45 (sumber: Media Connector)14
13
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=060000000 0&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
14
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=060000000 0&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
24
kabel connector RJ-45 yaitu kabel berjenis UTP maupun STP.
Registered Jack – 11 (RJ-11) Merupakan connector kabel untuk telepon analog biasa, yang digunakan untuk layanan internet melalui modem Digital Subscriber Line (DSL) atau Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL). Yang melewati ADSL splitter terlebih dahulu.
Gambar 2.15 RJ-11 (sumber: Media Connector)15
Registered Jack – 21 (RJ-21) Merupakan connector yang memiliki 50 pin dengan 25 pasang. RJ-21 sebagai connector yang digunakan MSAN untuk downlink melalui rumah kabel (RK).
15
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
25
Gambar 2.16 RJ-21 (sumber: dsl-warehouse)16
b. Cable Type
Gambar 2.17 Tipe kabel T568A dan T568B (sumber: UTP Cable)17 Dapat
dilihat
susunan
warna
kabel
yang
dihubungkan pada connector RJ-45 terdiri dari dua buah jenis yaitu T568A dimana kabel warna hijau di pin 1 sedangkan T568B kabel warna oranye di pin 1.
16
http://www.dsl-warehouse.com/product_info.php?products_id=266 (diakses 28 September 2012) 17
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=060000000 0&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
26
Ethernet Straight-through Teknik penyambungan dimana kedua ujung kabel bisa menggunakan tipe yang sama dimana kedua ujung kabel bisa menggunakan tipe T568A pada kedua ujungnya maupun tipe T568B pada kedua ujung kabelnya. Kabel ini digunakan untuk menyambungkan perangkat yang berlainan jenis seperti komputer host dengan router, switch atau hub.
Ethernet Crossover Teknik penyambungan dimana salah satu ujung kabel menggunakan tipe T568A dan ujung lainnya menggunakan tipe T568B atau sebaliknya. Kabel ini digunakan untuk menghubungkan host to host ,atau menghubungkan antar dua perangkat misalnya router to router.
c. Category Berikut beberapa jenis kategori kabel yang digunakan untuk connector RJ-45, RJ-11 dan RJ-21.
27
Tabel 2.2 Kategori dari jenis kabel UTP No
Kategori
Kegunaan Selain digunakan untuk kabel telepon, kategori ini juga
1. Cat - 2
sanggup melakukan transmisi data hingga 4MBps Biasanya digunakan untuk menghubungkan jaringan
2. Cat - 5 C
LAN. Dan dapat mentransmisikan data dengan kecepatan hingga 100Mbps.
o
• Coaxial Cable Coaxial adalah jenis kabel yang digunakan dalam teknologi akses wireless dan akses kabel. Untuk akses wireless coaxial cable membawa frekuensi radio. Karena digunakan untuk membawa sinyal radio frekuensi tinggi melalui kabel sinyal untuk televisi.
Gambar 2.18 Coaxial Cable (sumber: Other Cooper Cable)18
18
http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html?cid=0600000000&l1=en&l2=none&chapter=1 (diakses 28 September 2012)
28
2.4 Metro Ethernet Metro Ethernet atau biasa disebut dengan MetroE merupakan teknologi jaringan Ethernet yang diimplementasikan di sebuah metropolitan area dengan router sebagai perangkatnya. MetroE umumnya didefinisikan sebagai bridge dari suatu
jaringan
atau
menghubungkan
wilayah
yang
terpisah,
juga
bisa
menghubungkan antar LAN bahkan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki service provider. MetroE menggunakan protokol ethernet sebagai protokol transportasi datanya.
Gambar 2.19 Metro Ethernet (sumber: Alcatel Lucent 7750-SR Manual Book, p2) MetroE juga merupakan jenis broadband wired yang kecepatannya sudah besar hingga 1/10 Gbps, sehingga MetroE merupakan satu solusi teknologi yang memberikan solusi terintegrasi untuk layanan triple play. Keuntungan-keuntungan dari Jaringan Metro Ethernet adalah:
• Flexible and Scalability Fleksibilitas memungkinkan pengaturan bandwidth sesuai dengan kebutuhan dimana masing-masing port yang bandwidthnya dapat diatur. Skalabilitas yang berarti melakukan perluasan jaringan.
29
• Economical Scalability Dengan teknologi Ethernet yang digunakan MetroE dapat mengurangi biaya karena MetroE dapat melayani berbagai jenis perangkat. • Lower Support Costs MetroE mengurangi biaya perancangan, operasional dan pelatihan yang disebabkan oleh kompleksitas banyaknya protokol pada jaringan tradisional. Karena MetroE menggunakan protokol, format frame, dan ukuran frame yang sama pada Ethernet LAN.
2.5 Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON) GPON adalah teknologi jaringan dengan menggunakan fiber optic sebagai media transmisi ke pelanggan. Teknologi GPON ini dirilis oleh International Telecommunication Union- Terminals for Telematic Service (ITU-T) dengan standar G-984. Teknologi ini selain meningkatkan kapasitas bandwidth yang lebih besar, akses yang lebih cepat, peningkatan keamanan, jangkauan yang lebih jauh dan juga dapat melayani triple play. Sebuah perangkat akan diletakkan pada sentral (kantor penyedia layanan telekomunikasi) kemudian mendistribusikan layanan triple play ke arah subscriber. Dalam teknologi GPON teknik distribusi data dilakukan secara pasif dimana dari sentral hingga ke arah subscriber akan didistribusikan menggunakan passive splitter mulai dari 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32 hingga 1:128. GPON menggunakan Time Division Multiple Access (TDMA) sebagai teknik multiple access upstream dan menggunakan teknik broadcast ke arah downstream. Tiap pelanggan akan
30
mempunyai identitas berupa T-CONT yang merupakan container komunikasi antara OLT yang ada di sentral dengan ONT yang ada di pelanggan.
2.5.1 Perangkat GPON 2.5.1.1
Optical Line Terminal (OLT) OLT adalah perangkat yang ditempatkan pada kantor pusat operator jaringan telekomunikasi, levelnya berada di bawah server. OLT menyediakan interface antara system PON dengan penyedia layanan (internet service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS). NMS adalah perangkat lunak yang mengkonfigurasi dan mengontrol perangkat GPON. Konfigurasi untuk OLT ke ONU/ONT dan jalur langsung OLT yang dapat memonitoring ONU/ONT. Selain itu juga untuk mengatur layanan GPON untuk triple play.
31
Gambar 2.20 OLT (sumber: ZTE Enterprise Products)19
2.5.1.2
Optical Distribution Network (ODN) Adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ONU/ONT. ODN mendistribusikan transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Komponen ODN terdiri atas fiber optic, splices, connector dan passive splitter. Splices merupakan peralatan yng digunakan untuk menyambungkan satu fiber optic dengan yang lainnya, lalu connector yang berfungsi untuk menghubungkan serat, connector mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama dan passive plitter yang merupakan perangkat pasif yang dapat menguraikan daya.
19
http://enterprise.zte.com.cn/en/products/network_lnfrastructure/broadband_bccess/xpo n/201209/t20120926_355928.html (diakses 28 September 2012)
32
•
Splices
Gambar 2.21 Splices (sumber: Fiber Outside Plant)20 Splices
merupakan
peralatan
yang
digunakan
untuk
menyambungkan satu fiber optic dengan yang lainnya. Ada dua prinsip sambungan yaitu sambungan fusi dan sambungan mekanik. Sambungan fusi merupakan sambungan secara permanen dengan cara memanaskan ujung serat menggunakan pancaran listrik untuk menggabungkan dua core serat fiber optic.
Teknik
ini
memerlukan
orang
yang
ahli
dan
berpengalaman karena penjajaran fiber optic membutuhkan komputer terkontrol untuk mencapai kerugian sesedikit 0.05 dB. Sedangkan sambungan mekanik merupakan sambungan yang tidak permanen, menggunakan elemen biasa dengan cara pemotongan serat. Kerugian yang dicapai adalah 0.2 dB.
20
http://www.aflglobal.com/Products/Fiber-Outside-Plant/LightGuard-Sealed-FiberOptic-Splice-Closures.aspx (diakses 28 September 2012)
33
•
Passive Splitter
Gambar 2.22 Passive Splitter (sumber : Telect Product catalogue, p36) Passive splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Passive splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node passive splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata. Passive Splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal kombinasi dalam satu jalur. Selain itu passive splitter juga dapat berfungsi untuk mencari jalan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port.
34
Berdasarkan ITU G.983.1 BPON standart direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard.
2.5.1.3
Optical Network Unit/Termination (ONU/ONT)
Gambar 2.23 ONU/ONT FTTB (sumber: ZTE Enterprise Product Description)21 ONU/ONT adalah perangkat yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik untuk kemudian sinyal tersebut didistribusikan menggunakan copper ke perangkat user. Pada arsitektur FTTH, ONU/ONT diletakkan di sisi user.
21
http://wwwen.zte.com.cn/en/products/access/xpon/201301/t20130131_385542.html (diakses 28 September 2012)
35
Gambar 2.24 ONU/ONT FTTH (sumber: ZTE Enterprise Product Description)22
2.5.2 Arsitektur Jaringan Fiber Optic Secara Umum Sistem jaringan berbasis media transmisi fiber optic di bagi menjadi beberapa segmen fiber to the x (FTTx) dimana x merupakan curb, building dan home yaitu: •
Fiber To The Curb (FTTC) Yaitu jaringan fiber optic dihantarkan sampai sebuah kabinet (curb) melalui ODN yang terhubung dengan OLT. Dimana curb ditempatkan lebih dekat dengan sisi pelanggan.
•
Fiber To The Building (FTTB) Yaitu jaringan fiber optic dihantarkan dari OLT pada sisi penyedia layanan melalui ODN hingga gedung user layanan triple play dimana perangkat ONU/ONT ditempatkan didalam gedung tersebut.
22
http://wwwen.zte.com.cn/en/products/access/xpon/201301/t20130131_385569.html (diakses 28 September 2012)
36
•
Fiber To The Home (FTTH) FTTH merupakan suatu format penghantaran media transmisi fiber optic dari pusat penyedia (provider) ke rumah user residential. Dimana ONU/ONT terletak didalam rumah user layanan triple play.
2.6 Multi Service Access Node (MSAN) MSAN merupakan perangkat access network yang melayani banyak teknologi jaringan akses, seperti Asymmetric Digital Subscriber Line 2+ (ADSL2+), POTS dan Ethernet, suatu platform jaringan akses yang menyediakan layanan umum untuk memberikan layanan broadband dan narrowband dalam jaringan Public Switched Telephone Network (PSTN) dan NGN. Dari tipe keluarga FTTx, MSAN sendiri lebih tepat dinamakan FTTC karena services akan didistribusikan ke pelanggan dari node cabinet MSAN ke residential user via copper. Jadi fiber optic determinasi di node MSAN. MSAN memiliki dua fungsi penting yaitu : o Sebagai sistem akses broadband dan narrowband o Sebagai akses gateway dalam Next Generation Network (NGN) Fleksibilitas
layanan
yang
mencakup
broadband
dan
narrowband
diintegrasikan dari sebuah single platform seperti : -
Layanan o Voice : PSTN, Integrated Services Digital Network (ISDN) o Data / broadband o IPTV
dapat
37
-
Transmisi Transmisi yang dapat digunakan oleh MSAN meliputi : o E1 : 2.048 Mbps 30 channels o Ethernet (FE dan GE) : 1000Mbps
-
Fleksibel akses service MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses service dalam hal penyediaan akses pelanggan berupa akses copper untuk voice (POTS) dan DSL service.
Gambar 2.25 Perangkat MSAN (sumber: ZTE Enterprise Product Description)23
2.7 Set Top Box (STB) STB merupakan alat untuk menerima data multimedia dari home gateway yang terhubung dengan jaringan IP untuk mengkonversikan sinyal digital ke sinyal analog ke television agar dapat menikmati layanan IPTV.
23
http://enterprise.zte.com.cn/en/products/network_lnfrastructure/broadband_bccess/mas n/201209/t20120926_355919.html (diakses 28 September 2012)
38
Gambar 2.26 STB layanan IPTV (sumber: User Guide Manual book layanan Groovia PT. Telkom Indonesia, p9)
2.8 Triple Play Menurut (Hens F.J, 2008, p5) Triple Play secara sederhana dapat dipahami dengan kebutuhan akan komunikasi yang lengkap mulai dari data, suara, dan video yang dapat dinikmati hanya dengan berlangganan satu jenis media koneksi saja. Sebagai contoh jika berlangganan TV kabel dan jaringannya telah mendukung triple play maka melalui satu layanan ini dapat juga menikmati komunikasi data dengan internet, dan juga bertelepon, serta melakukan video conference atau menonton film yang dari layanan Video on Demand (VoD). Semua itu hanya melewati satu layanan saja, namun kecepatan transfer dan bandwidth tetap mencukupi untuk semuanya. Kebutuhan bandwidth yang tinggi akan layanan triple play membuat dibutuhkannya media transmisi yang dapat mengakomodir permintaan bandwidth minimal yang dapat mencapai 11,8 Mbps untuk layanan High Definition Television (HDTV) saja, sehingga bila ditambah berlangganan Standart Definition Television (SDTV) dan voice agar pelayanannya maksimal menggunakan fiber optic dengan kapasitas bandwidth yang tinggi.
39
Layanan yang diberikan oleh triple play : 1.
Voice, komunikasi suara antara dua orang atau lebih melalui jaringan telekomunikasi Plain Old Telephone Service (POTS) yang merupakan layanan telepon dasar non data.
2. Video, bisa berupa video streaming, video call, video conference, VoD yang menggunakan streaming video. •
Internet Protocol Television (IPTV) Layanan TV kabel yang menggunakan media IP.
•
Video on Demand (VoD) Layanan ini memungkinkan pengguna untuk memilih dan menonton video yang tersedia di server. Fitur yang diberikan layanan VoD adalah : - Memungkinkan pengguna untuk memilih video yang ingin ditonton dari server video, sehingga pengguna dapat mengontrol sesuai keinginan. - Menyediakan fungsionalitas yang mirip dengan DVD seperti play, pause, fast forward, fast rewind.
• Data (Internet) Menyediakan jasa High Speed Internet Access (HSIA) untuk browsing, download-upload, game online, maupun email.
40
2.9 Bandwidth Pengertian bandwidth adalah lebar kapasitas transfer data dalam suatu jaringan, dalam arti yang lebih detail, bandwidth bisa dikatakan sebagai luasnya cakupan data yang data digunakan oleh sinyal untuk mengantarkan paket data dalam sebuah media transmisi jaringan. (Gin-Gin Yugianto, 2012, pp 47)
2.10 Bit Rate Bit rate adalah laju data yang bisa ditransportasikan atau diproses dalam satu satuan waktu. Bit rate biasanya diukur dengan satuan bits per second (bit/s). (GinGin Yugianto, 2012, p47)
2.11 Maximum Transmission Unit (MTU) MTU adalah nilai maksimal sebuah data, yang dapat dibawa oleh frame. MTU dapat ditentukan dengan mengkonfigurasi perangkat jaringan. Tidak ada pengecualian untuk batas MTU. Perangkat jaringan tidak didesain untuk menerima atau mengirim frame yang membawa data lebih dari MTU yang telah ditetapkan, jadi data harus lebih kecil atau sama dengan MTU yang telah ditetapkan. (Douglas, 2009, p336)