Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Oleh Nidya Alfita Sari1, Yuhelmi2 1 Student Department of Management, Faculty of Economics, University of Bung Hatta 2 Lecturer Department of Management, Faculty of Economics, University of Bung Hatta E-mail:
[email protected],
[email protected], ABSTRACT In general, this study aims to demonstrate empirically the effect of the current ratio, debt to equity ratio, operating cash flow, cash flow investing and financing cash flows to the profit growth. In this study used 33 mining company in Indonesia Stock Exchange. Types of data used are secondary data obtained from www.idx.co.id. Observation period used from 2009 - 2013. In this study, the independent variable is the current ratio, debt to equity ratio, operating cash flow, cash flow investment and financing cash flow, while the dependent variable is earnings growth. The method of analysis used multiple regression model and statistical t-test. Based on the results of hypothesis testing found that the operating cash flow statement, cash flow investing and financing cash flows significant effect on earnings growth of mining companies in Indonesia Stock Exchange. The test results also show that the current ratio and debt to equity ratio does not significantly influence the growth of the mining company's profit in the Indonesia Stock Exchange. Keywords:
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Arus Kas Operasional, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan ilmu
PENDAHULUAN 1.1
merupakan
sumber
daya
pertambangan
termasuk kepada kategori sumber daya yang
Latar Belakang Masalah Indonesia
alam,
salah
satu
tidak dapat diperbarui.
negara yang memiliki sumber daya alam yang
Memburuknya laba yang dihasilkan
berlimpah, mulai dari sumber daya alam
tentu menjadi berita buruk bagi investor,
hayati atau pun non hayati. Salah satu bentuk
mereka tentu menjadi takut untuk tetap
sumber daya alam non hayati adalah gas
berinvestasi didalam sektor pertambangan,
alam, batubara hingga minyak bumi. Keadaan
akibatnya aliran dana yang diharapkan dari
tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah
pihak ketiga (investor) menjadi tidak dapat
satu negara dengan cadangan sumber daya
direalisasikan, akibatnya kinerja perusahaan
alam terbesar di dunia. Selain itu keberadaan
secara
sumber
sektor
Dampak negatif penurunan laba didalam
pertambangan menjadi salah satu unit usaha
perusahaan yang berada didalam sektor
unggulan yang menyumbang devisa negara.
pertambangan tentu juga dirasakan oleh
Jika kita mengkaji secara teoritis berdasarkan
negara. Menurunnya laba mengakibatkan
daya
alam
menjadikan
menyeluruh
menjadi
melemah.
1
kontribusi sektor pertambangan sebagai salah
2. Menganalisis dan membuktikan secara
satu penyumbang devisa terbesar negara
empiris pengaruh debt to equity ratio
menjadi tidak terlihat, akibatnya devisa yang
terhadap pertumbuhan laba.
diharapkan
dapat
pembangunan dilaksanakan
digunakan
untuk
3. Menganalisis dan membuktikan secara
tidak
bisa
empiris pengaruh arus kas operasional
meningkatnya
hutang
nasional serta
negara.
terhadap pertumbuhan laba. 4. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh arus kas investasi
1.2
Perumusan Masalah
terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan kepada latar belakang masalah
peneliti
mengajukan
5. Menganalisis dan membuktikan secara
sejumlah
empiris pengaruh arus kas pendanaan
masalah yang akan dibahas didalam penelitian
terhadap pertumbuhan laba.
ini yaitu: 1. Apakah current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ? 2. Apakah
debt
to
2.1.1 Pengertian Laba
equity
ratio
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ?
terhadap pertumbuhan laba ? arus
kas
laba ? arus
kas
pendanaan
laba ?
diukur
dengan
pada
pembebanan
pelanggan,
klien
yang atau
penyewa, untuk barang dan jasa yang disediakan bagi mereka. Pendapatan juga
pertukaran
aktiva
(selain
saham
yang
diperdagangkan), bunga dan dividen yang diperoleh dari investasi dan peningkatan lainnya dalam ekuitas pemilik kecuali yang
Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah,
tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah
berasal dari kontribusi modal dan penyusunan modal. Menurut Ross (2009) laba dapat di
sebagai berikut: 1. Menganalisis dan membuktikan secara empiris
serta
mencakup keuntungan dari penjualan atau
berpengaruh terhadap pertumbuhan
1.3
mengungkapkan bahwa pendapatan berasal
dikenakan investasi
berpengaruh terhadap pertumbuhan
5. Apakah
Menurut Riahi dan Belkaoui (2007)
dari penjualan barang dan penyerahan jasa
3. Apakah arus kas operasi berpengaruh
4. Apakah
LANDASAN TEORI
pengaruh
current
terhadap pertumbuhan laba.
ratio
definisikan sebagai pengurangan pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan. Jika pendapatan 2
yang dihasilkan lebih tinggi dari biaya maka
perusahaan yang meliputi laporan arus kas.
perusahaan tersebut dinyatakan berlaba.
Pada dasarnya laporan arus kas sebuah perusahaan terdiri dari tiga indikator yaitu
2.1.1.2 Pertumbuhan Laba
laporan arus kas untuk aktifitas operasional,
Menurut Sartono (2010) pertumbuhan laba
merupakan
dalam
kemampuan
mengelola
perusahaan
laba.
didalam
perusahaan
arus kas untuk kegiatan pendanaan dan arus kas untuk aktifitas investasi.
Kemampuan meningkatkan
2.1.1.5 Ukuran Perusahaan (Size)
pendapatan laba. Semakin tinggi tingkat peningkatan
laba
pertumbuhan
menunjukan laba.
terjadinya
Kecenderungan
perusahaan untuk menghasilkan laba yang terus meningkat merupakan indikator penting yang menunjukan terjadinya pertumbuhan laba.
Salah
satu
dipertimbangkan
oleh
faktor
yang
investor
dalam
berinvestasi adalah ukuran perusahaan (size). Menurut Ross (2009) ukuran perusahaan menunjukan ukuran besar atau kecilnya sebuah
perusahaan.
Untuk
menentukan
ukuran perusahaan dapat dilihat dari volume
2.1.1.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba tentu tidak terbentuk
produksi
instrumen
laporan
keuangan.
Menurut
Sartono (2010) pertumbuhan laba sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh insrumen keuangan perusahaan.
dan
non
Instrumen
keuangan keuangan
sebuah yang
mempengaruhi pertumbuhan laba meliputi likuiditas, leverage , solvabilitas dan activity
Menurut
Soemarso
(2009)
produksi.
Ukuran
perkembangkan penjualan, besarnya nilai total assets ataupun ukuran capitalisasi pasar. Menurut perusahaan
Phalipu
adalah
(2005)
sebuah
alat
ukuran untuk
menentukan besar atau kecilnya sebuah perusahaan, perusahaan yang besar dapat dinilai dari skala produksi atau kapasitas produksi yang mereka miliki akan tetapi dalam definisi yang lebih khusus ukuran perusahaan
(size)
dapat
diukur
dengan
menggunakan tiga proxy yaitu total assets, total
ratio.
skala
perusahaan juga dapat diamati dengan melihat
dengan sendirinya akan tetapi dipengaruhi oleh sejumlah variabel yang berasal dari
atau
nilai
penjualan
dan
nilai
market
(current
ratio)
capitalization.
pertumbuhan laba dapat dipengaruhi oleh sejumlah variabel yang berhubungan dengan pengelolaan
kondisi
keuangan
sebuah
2.1.2
Current Ratio Rasio
merupakan
lancar rasio
likuiditas.
Rasio
ini 3
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
dari kinerja keuangan yang berguna untuk
untuk memenuhi kewajiban keuangannya
mengetahui kemampuan perusahaan dalam
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
mengelola hutang. Untuk mengukur leverage
perusahaan
maka digunakan sejumlah rasio pengukuran
untuk
memenuhi
kewajiban
keuangan
pada
Perusahaan
yang
mampu
kewajibanditagih.
yang meliputi debt to equity ratio dan debt to
memenuhi
total assets ratio. Pengelolaan terhadap
kewajiban tepat pada waktunya apabila
hutang tentu menjadi elemen yang sangat
perusahaan
alat
penting, dalam upaya menjaga eksistensi
pembayaran maupun aktiva lancar yang lebih
perusahaan. Hal tersebut menjadi sangat
besar dari pada hutang lancarnya atau hutang
krusial mengingat hutang memberikan risiko
jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan
bagi perusahaan, berupa kebangkurutan atau
tidak dapat segera memenuhi kewajiban
terjadinnya distress.
keuangannya
tersebut
pada
saat
mempunyai
saat
ditagih,
berarti
perusahaan itu dalam keadaan tidak likuid.
2.1.5
Menurut Hery (2012) aktivitas operasi
Current ratio digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal
kerja
yang
digunakan
dalam
perusahaan. 2.1.3
Debt to Equity Ratio Menurut Sartono (2010) leverage
merupakan bagian dari kinerja keuangan perusahaan yang menunjukan kemampuan perusahaan Leverage
dalam
mengelola
menunjukan
hutang.
optimalisasi
kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang. Leverage perusahaan dapat diamati didalam laporan keuangan perusahaan. Untuk menilai leverage dapat diukur dengan debt to equity ratio, debt to total assets ratio atau pun time interest earning. Ross (2009) mengungkapkan bahwa
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktifitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Pada umumnya transaksi
yang
dilakukan
berasal
dari
transaksi
dan
peristiwa
lain
yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih,
dan
merupakan
indikator
yang
menemukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memilihara kemampuan operasi perusahaan membayar dividen dan melakukan
investasi
baru
tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan. 2.1.6
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah aktivitas
yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva lancar) serta
leverage atau solvabilitas merupakan bagian 4
investasi lain yang tidak termasuk dalam
menemukan bahwa current ratio berpengaruh
setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan
signifikan
uang dan mengunpulkan piutang tersebut
terjadinya kelancaran kegiatan operasional
serta memperoleh dan menjual invesstasi dan
tentu tidak terlepas dari tersedianya dana
aktiva jangka panjang produktif.
likuid yang bersumber dari kas atau pun
terhadap
pertumbuhan
laba.
hutang lancar. Alokasi dana yang tepat tentu 2.1.7
Arus Kas Pendanaan
Untuk
Aktivitas
mendoron perusahaan untuk menghasilkan berbagai
Menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (IAI, 2007) aktivitas pendanaan adalah
aktivitas
yang
mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas yang timbul dan aktivitas pendanaan perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. 2.2
umum
yang berkualitas
penelitian
yang
yang
tentunya dapat mendorong penjualan, terus meningkatnya nilai penjualan tentu akan berkontribusi bagi peningkatan pertumbuhan laba.
Setiawan
dan
Tjun
Tjun
(2010)
menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Sesuai dengan beberapa uraian hasil penelitian terdahulu tersebut diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: H1 Current Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Pengembangan Hipotesis Secara
produk
2.2.2
positif
diajukan didalam penelitian ini juga telah
Pengaruh Debt to equity ratio Terhadap Pertumbuhan Laba
dilakukan oleh sejumlah peneliti terdahulu
Sartono
(2010)
mengungkapkan
dimasa lalu, beberapa hasil penelitian tersebut
bahwa hutang merupakan instrument yang
terlihat pada sub bab dibawah ini:
penting bagi perusahaan, Patriawan (2011)
2.2.1
Pengaruh Current Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Sartono
(2010)
mengungkapkan
bahwa current ratio merupakan salah satu proxi
yang digunakan
likuiditas.
Patriawan
untuk
(2011)
mengukur menemukan
bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio
berpengaruh
pertumbuhan
laba,
signifikan Mustikowati
terhadap (2011)
menemukan bahwa leverage
yang diukur
dengan debt to equity ratio berpengaruh positif
terhadap
pertumbuhan
laba.
Cahyanigrum (2011) menemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukan adanya tambahan modal sendiri. Apabila tambahan modal sendiri tersebut dialokasikan pada aktiva yang relatif lebih besar dari pada tambahan hutang 5
maka
perusahaan
diperoleh dari kegiatan non operasional yang
tersebut akan berjalan lancar sehingga laba
utama. Oleh sebab itu keberadaan arus kas
akan meningkat dan pertumbuhan laba akan
investasi sangat penting untuk mendorongg
terjadi. Oleh sebab itu peneliti mengajukan
meningkatnya nilai perusahaan.
sebuah
kegiatan
operasional
hipotesis
yang
akan
dibuktikan
didalam penelitian ini yaitu; H2 2.2.3
bahwa
Setiawan
dan
Tjun
Tjun(2010)
menemukan bahwa arus kas untuk kegiatan
Debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba
investasi
Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Pertumbuhan Laba
bahwa arus kas investasi tidak berpengaruh
Subramayam et al (2005) menemukan
perusahaan. Berdasarkan uraian ringkas latar
didalam
melakukan
kegiatan
operasional setiap perusahaan harus memiliki arus kas operasi. Rizky (2012) menemukan
menemukan
bahwa
arus
kas
berpengaruh
terhadap
petumbuhan laba. Rizky (2012) menunjukan
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba
belakang masalah diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: H4
Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba
2.2.5
Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Pertumbuhan Laba
bahwa arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Susmita (2012)
tidak
operasi
berpengaruh negative terhadap pertumbuhan
Belkaoui et al (2007) mengungkapkan
laba. Semakin besar arus kas operasi yang
bahwa untuk memenuhi kebutuhan dana
dikeluarkan
berdampak
operasional perusahaan, didalam struktur
menurunkan laba karena biaya operasi yang
laporan keuangan sangat diperlukan sejumlah
telah dikeluarkan tidak menyebabkan naiknya
dana
jumlah produksi,
Oleh sebab itu peneliti
pendanaan terutama untuk mendanai kegiatan
mengajukan sebuah hipotesis yang akan
operasional atau kegiatan lainnya. Rizky
dibuktikan didalam penelitian ini yaitu:
(2012) mengungkapkan bahwa arus kas
maka
akan
H3 Arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. 2.2.4
yang
digunakan
untuk
kegiatan
pendanaan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hermawan (2001) arus kas
Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Pertumbuhan Laba
pendanaan berpengaruh sinifikan terhadap
Subramayam
mengisyaratkan
et
al
(2005)
pertumbuhan
laba.
Temuan
bahwa
tersebut
semakin
baik
mengungkapkan bahwa didalam melaknakan
pengelolaan
kegiatan operasional setiap perusahaan tentu
pendanaan dapat meningkatkan laba. Keadaan
juga melakukan kegiatan investasi. Tujuannya
tersebut terjadi karena perusahaan melakukan
adalah untuk meningkatkan cash flow yang
kegiatan pendanaan dengan tepat dimana
porsi
dana
untuk
kegiatan
6
pendanaan yang dilakukan meningkatkan
3.3.1
kinerja dari perusahaan.
Secara umum didalam penelitian ini
H5 Arus kas pendanaan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. METODE PENELITIAN 3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1
Populasi Menurut
adalah
Variabel Independen
yang menjadi variabel independen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Current ratio Sartono
(2010)
mendefinisikan
current ratio merupakan bagian dari likuiditas Sanusi
seluruh
(2011)
kumpulan
populasi
elemen
yang
yang menunjukan perbandingan antara hutang lancar dengan aktiva lancar.
menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan Jumlah
untuk
membuat
populasinya
pertambangan
di
yaitu
Bursa
Efek
kesimpulan. perusahaan Indonesia
periode 2009 sampai dengan 2013 yang
2. Debt to Equity Ratio Sartono (2010) mendefinisikan debt to equity ratio sebagai perbandingan antara total hutang lancar dengan total modal yang bersumber dari pemilik.
berjumlah 33 perusahaan.
3. Arus Kas Operasi 3.1.2
Sampel
Menurut Sartono (2010) arus kas
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode sensus, dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Oleh karena itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini
operasi menunjukan sejumlah dana tunai yang akan
dialokasikan
kegiatan
untuk
operasional
melaksanakan
didalam
sebuah
perusahaan. Untuk mengukur arus kas operasi maka digunakan total aliran kas operasi yang dimiliki sebuah perusahaan.
adalah sebanyak 33 perusahaan pertambangan periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. 3.2
4.
Arus Kas Investasi Menurut Sartono (2010) arus kas
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Secara umum variabel penelitian yang digunakan
didalam
penelitian
dikelompokan menjadi dua yaitu:
ini
dapat
investasi adalah rasio yang menunjukan sejumlah aliran dana yang dianggarkan perusahaan
untuk
melakukan
kegiatan
investasi. Untuk mengukur arus kas investasi maka dapat diukur dari total nilai arus kas investasi yang dimiliki oleh masing masing perusahaan yang dijadikan sampel.
7
5.
Arus Kas Pendanaan
Tahapan
Menurut Sartono (2010) arus kas
dilaksanakan setelah seluruh variabel telah
adalah sejumlah dana yang dialokasikan
pengujian
hipotesis
dapat
berdistribusi secara normal.
untuk melaksanakan kegiatan pendanaan dalam rangka pengembangan perusahaan.
3.4.2
Pengujan asumsi klasik dimaksudkan
Untuk mengukur arus kas pendanaan maka digunakan total arus kas pendanaan didalam
Uji Asumsi Klasik
untuk mengetahui bahwa setiap variabel penelitian telah memiliki keakuratan atau
sebuah perusahaan.
kehandalan. Secara umum asumsi pengujian 3.3.2
laba
Variabel Dependen
regresi
Pertumbuhan Laba
multikolinearitas,
Menurut Sartono (2010) pertumbuhan
heteroskedastisitas. Secara umum tahapan
menunjukan
peningkatan
atau
bahwa penurunan
terjadinya laba
harus
dari
gejala
autokorelasi,
dan
pegujian yang digunakan meliputi:
yang
diperoleh sebuah perusahaan.
a. Pengujian Multikolinearitas Menurut
3,4
terbebas
Nachrowi
(2006)
uji
Metode Analisis
multikolinearitas bertujuan untuk menguji
Untuk menjawab atau membuktikan
apakah ada model regresi ditemukan adanya
kebenaran hipotesis maka dilakukan dengan
korelasi antar variabel independen, jika terjadi
menggunakan metode analisis kuantitatif.
korelasi
maka
terdapat
problem
multikolinearitas. Pada model regresi yang Pada
tahapan
tersebut
pengujian
data
baik tidak terjadi korelasi diantara variabel
dilakukan dengan bantuan alat uji statistik.
independen, ada beberapa cara yang dapat
Secara
dilakukan
umum
tahapan
pengujian
yang
untuk
mendeteksi
gejala
multikolinearitas yaitu dengan meregresi
dilakukan terlihat di bawah ini:
sesama variabel independen, apabila terdapat 3.4.1
Uji Normalitas Menurut
Nachrowi
nilai koefisien korelasi (r) lebih besar dari (2006)
0,80 maka ini menandakan telah terjadi
mengungkapkan bahwa uji normalitas adalah
multikolinearitas, begitu juga sebaliknya jika
uji yang digunakan untuk mengetahui normal
nilainya lebih kecil dari 0,80 maka dapat
atau tidaknya pola distribusi data. Dalam
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, bila
melakukan pengujian normalitas digunakan
korelasi antara dua variabel bebas > 0,80
uji Jargue-Bera. Normalnya sebuah variabel
maka menjadi masalah yang serius.
dilihat dari nilai probability > alpha 0,05. 8
model regresi yang dilakukan berdasarkan
b. Pengujian Autokorelasi Menurut
Winarno
(2009)
data time series dan cross section. Secara
mengungkapkan bahwa gejala autokorelasi
umum model regresi pooling yang diurut
merupakan
berdasarkan data tahunan (it) dapat dicari
korelasi
yang terjadi
antara
anggota anggota dari serangkaian pengamatan
dengan persamaan sebagai berikut:
yang tersusun dalam rangkaian waktu, bila
Y = a + b1 x1it + b2 x2it + b3 x3it + b4 x4it + b5
terjadi autokorelasi dalam suatu model maka
x5it + e
variance sampel, tidak akan menggambarkan
Keterangan:
variance populasinya dan model regresi yang
a
= Konstanta
dihasilkan tidak dapat digunakan.
Y
= Pertumbuhan Laba
b1 – b5 = Koefisien Regresi Masing-masing
c) Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
variabel
menguji apakah dalam model regresi terjadi
X1it
= Current ratio
ketidaksamaan varian dari residual satu
X2it
= Debt to equity ratio
observasi ke observasi yang lain. Model
X3it
= Arus Kas Operasi perusahan
X4it
= Arus Kas Investasi perusahaan
X5it
= Arus Kas Pendanaan
e
= Error Term
3.5.3
Uji t- statistik
pengujian
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan menggunakan White, Pada pengujian white
heteroskedasitisitas
gejala
heteroskedastisitas tidak akan terjadi apabila
Secara
nilai probability observasi R-Square > alpha
umum
Nachrowi
(2006)
dapat
mengungkapkan bahwa untuk membuktikan
dilakukan setelah seluruh variabel terbebas
adanya pengaruh masing-masing variabel
dari gejala heteroskedastisitas (Nachrowi,
independen secara parsial atau individu
2006).
terhadap variabel dependen maka dilakukan
0,05.
Pengujian
hipotesis
baru
pengujian t-statistik. 3.5
Pengujian Hipotesis Teknik pengujian dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Laba pada perusahaan Pertmbangan
Di Bursa Efek
Indonesia. Alat analisis data yang digunakan adalah
model
regresi
linear
berganda.
Menurut Nachrowi (2006) mengungkapkan bahwa pool multiple regression adalah sebuah
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Pengujian Normalitas Berdasarkan
normalitas
tahapan
pengujian
terlihat bahwa seluruh variabel
penelitian yang digunakan telah berdistribusi normal, hal tersebut
disebabkan karena
masing masing variabel penelitian telah memiliki nilai probability diatas atau sama 9
dengan
0,05.
Oleh
sebab
itu
tahapan
pengolahan data lebih lanjut dapat segera
4.3.3
dilakukan.
Pengujian Heteroskedastisitas Berdasarkan
hasil
heteroskedastisitas
terlihat
pengujian bahwa
Pengujian Asumsi Klasik
pengujian
Sebelum dilakukan tahapan pengujian
white diperoleh nilai Prob Obs*R-squared
hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
sebesar 0,9592. Hasil yang diperoleh tersebut
asumsi
tahapan
menunjukan bahwa nilai probability 0,9592 >
pengujian asumsi klasik yang digunakan
alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
didalam penelitian ini terlihat pada sub bab
seluruh
dibawah ini:
dibentuk kedalam model regresi berganda
4.3
klasik.
Secara
umum
heteroskedastisitas
hasil
variabel
penelitian
melalui
yang
uji
akan
telah terbebas gejala heteroskedastistas. Oleh 4.3.1
Pengujian Multikolinearitas Berdasarkan
hasil
multikolinearitas
terlihat
masing
independen
variabel
sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut
penguijan
bahwa
dapat segera dilakukan.
masing
yang akan
4.4
dibentuk kedalam model regresi berganda
Pengujian Hipotesis Proses pengolahan data dilakukan
telah tebebas dari gejala multikolinearitas,
dengan
karena masing masing variabel independen
dengan
memiliki nilai koefisien korelasi (r) dibawah
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang
0,80. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data
telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil
lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
terlihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:
4.3.2
bahwa nilai DW yang dihasilkan adalah 1.748368, hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai DW yang diperoleh berada diantara 1,54 sampai dengan 2,46 hasil
menggunakan
pooled
regression
model
fixed.
Tabel 4.1 Hasil Uji Hipotesis
Pengujian Autokorelasi Hasil pengujian autokorelasi terlihat
menggunakan
Variabel Penelitian (Constan) Current Ratio (CR) Debt to Equity Ratio (DER) Arus Kas Operasi (AKO) Arus Kas Investasi (AKI) Arus Kas Pendanaan (AKP)
Koefisien Regresi 18.278 1.525 1.387 -0.882 -0.945 1.281
Prob 0.4030 0.5725 0.0381 0.0227 0.0016
yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa
Sesuai dengan hasil pengolahan data
gejala autokorelasi positif atau pun negatif
yang telah dilakukan dapat dibuat sebuah
tidak terjadi didalam model penelitian saat ini.
model persamaan regresi berganda model
Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih
pool data seperti yang terlihat dibawah ini
lanjut dapat segera dilakukan.
yaitu: 10
Y = 18,278 + 1,525x1 + 1,387x2 – 0,882x3 – 0,945x4 + 1,281x5
Pada
persamaan
terlihat
bahwa
variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,525 dengan nilai probability sebesar 0,4030. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,4030 > alpha 0,05. Maka keputusannya adalah Ho diterima
dan
disimpulkan
H1ditolak bahwa
sehingga
current
ratio
dapat tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Sesuai
hasil
pengujian
to equity ratio diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,387 dengan nilai probability sebesar 0,5725. Pada tahapan statistic
digunakan
tingkat
kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability sebesar
0,5725
>
alpha
0,05
maka
keputusannya adalah Ho diterima dan H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumnbuhan
bertanda
negative
0,0882.
Pada
tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability 0,0381 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan H3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas untuk kegiatan operasional berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Pada
tahapan
pengujian
hipotesis
keempat dengan menggunakan variabel arus kas investasi diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negative sebesar 0.945. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut
dengan
hipotesis dengan menggunakan variabel debt
pengujian
regresi
laba
pada
perusahaan
pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa variabel arus kas untuk kegiatan operasi memiliki koefisien
menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,0227 < alpha 0,05 maka keputusan adalah Ho ditolak dan H4 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas untuk kegiatan investasi
berpengaruh
negative
yang
signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Sesuai hipotesis
dengan
kelima
hasil
dengan
pengujian
menggunakan
variabel arus kas untuk kegiatan pendanaan diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,281, dengan nilai probability sebesar 0,0016. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut mengisyaratkan bahwa nilai probability sebesar 0,0016 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho 11
ditolak dan H5 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas untuk kegiatan pendanaan
berpengaruh
positif
4.5.2
Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba
yang Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek
kedua ditemukan bahwa debt to equity ratio tidak
Indonesia.
berpengaruh
pertumbuhan
signifikan
laba
pada
terhadap perusahaan
Pembahasan
pertambangan di Bursa Efek Indonesia,
Sesuai dengan analisis hasil pengujian
temuan yang diperoleh tidak sejalan dengan
statistic yang telah dilakukan dapat diajukan
teori atau pun hipotesis yang diajukan.
sejumlah pemabahasan yang merupakan inti
Keadaan tersebut terjadi karena perusahaan
dari penelitian ini seperti terlihat pada sub bab
menilai
dibawah ini:
pengelolaan hutang masih cukup baik, serta
4.5
posisi
mampu 4.5.1
Pengaruh Current Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba
menopang
hipotesis pertama ditemukan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh tidak
serta
kegiatan
efektifitas
perusahaan,
sepanjang tahun penelitian. Keadaan tersebut mendorong
Berdasarkan kepada hasil pengujian
hutang
stakeholders
untuk
mencari
sejumlah variabel lain yang diduga juga mempengaruhi pertumbuhan laba, yaitu rasio activity, pengelolaan terhadap berbagai aspek risiko hingga berbagai variabel lainnya yang tidak digunakan didalam model penelitian saat ini.
sejalan atau konsisten dengan penelitian terdahulu,
kondisi
tersebut
menunjukan
bahwa posisi likuiditas perusahaan yang
4.5.3
Pengaruh Arus Kas Operasional Terhadap Pertumbuhan Laba
diukur dengan current ratio tidak berada
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dalam kondisi yang mengkhawatirkan dalam
ketiga ditemukan bahwa arus kas operasional
hal ini posisi likuiditas perusahaan masih
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
dapat
operasional
laba perusahaan pertambangan di Bursa Efek
perusahaan secara optimal sepanjang periode
Indonesia. Pada tahapan pengolahan data
observasi. Kondisi tersebut membuat para
teridentifikasi bahwa arus kas operasional
stakeholders.
memiliki koefisien regresi bertanda negative,
menopang
kegiatan
hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi posisi arus kas 12
operasional akan mendorong menurunnya pertumbuhan laba, keadaan tersebut terjadi
4.5.5
Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Pertumbuhan Laba
karena semakin tinggi arus kas operasional Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
menunjukan pengelolaan aliran dana yang bersumber dari kas tidak optimal, tingginya arus kas operasi mengisyaratkan adanya sumber
dana
yang
menganggur,
serta
mendorong menurunnya tingkat pertumbuhan laba perusahaan pertambangan di Bursa Efek
kelima ditemukan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, hasil yang diperoleh juga menunjukan bahwa semakin tinggi aliran kas untuk kegiatan pendanaan semakin meningkatkan pertumbuhan. Temuan yang diperoleh pada
Indonesia.
tahapan pengujan hipotesis kelima konsisten Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Pertumbuhan Laba
dengan hipotesis dan beberapa hasil penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
semakin besar arus kas untuk kegiatan
keempat ditemukan bahwa arus kas investasi
pendanaan tentu memperbesar aliran dana
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk
laba pada perusahaan pertambangan di Bursa
kegiatan operasional, dengan meningkatnya
Efek
analisis
jumlah dana tentu memberikan peluang bagi
teridentifikasi bahwa nilai koefisien regresi
perusahaan untuk meningkatnya pertumbuhan
yang dihasilkan bertanda negatif keadaan
laba
tersebut
pertambangan di Bursa Efek Indonesia.
4.5.4
Indonesia.
Pada
mengisyaratkan
model
bahwa
semakin
terdahulu. Keadaan tersebut menunjukan
khususnya
pada
perusahaan
tinggi arus kas investasi akan semakin menurunkan pertumbuhan laba, temuan yang diperoleh sejalan dengan hipotesis yang
PENUTUP 5.1
Kesimpulan
diajukan. Kondisi tersebut terjadi karena
Berdasarkan analisis dan pembahasan
semakin besar kelebihan arus kas investasi,
hasil pengujian hipotesis maka diajukan
akan menurunkan tingkat pertumbuhan laba,
beberapa
keadaan
merupakan inti dari penelitian ini yaitu
tersebut
juga
mengisyaratkan
menumpuknya sumber dana yang mendorong
kesimpulan
penting
yang
sebagai berikut:
menurunnya nilai laba, dana yang tidak
1. Likuiditas yang diukur dengan current
termanfaatkan dengan baik tentu berisiko
ratio tidak berpengaruh signifikan
tinggi,
terhadap
dan
mengurangi perusahaan.
cenderung nilai
laba
merugikan yang
dan
dihasilkan
pertumbuhan
laba
pada
perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. 13
2. Leverage yang diukur dengan debt to equity
ratio
tidak
berpengaruh
penelitian ini, seperti variabel total assets turnover, market ratio dan
signifikan terhadap pertumbuhan laba
berbagai
variabel
lainnya,
saran
pada perusahaan pertambangan di
tersebut
sangat
penting
untuk
Bursa Efek Indonesia
meningkatkan ketepatan akurasi hasil
3. Arus kas operasional berpengaruh negatif
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 4. Arus kas investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 5. Arus
kas
positif
pendanaan
yang
penelitian yang diperoleh.
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan
DAFTAR PUSTAKA Belkaoui,
Ahmed, Riahi. 2007. Teori Akuntasi .Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta
Cahyaningrum Hesti Ndaru. 2011. Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 – 2010. Jurnal Manajemen dan Keuangan Volume 4 Nomor 2. Universitas Brawijaya, Malang.
pertambangan di Bursa Efek Indonesia
5.4
Saran Berdasarkan kepada kesimpulan dan
keterbatasan penelitian, peneliti mengajukan beberapa
saran
yang
tentunya
dapat
memberikan manfaat positif: 1. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk
mencoba
periode
memperpanjang
observasi,
sehingga
Hermawan. 2001. Pengaruh Arus Kas terhadap Pertumbuhan Laba di Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Hery. 2012. Analis Laporan Keuangan. Bumi Aksara. Jakarta Mustikawati, Dwi. 2011. Pengaruh Arus Kas Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Jurusan Manajemen. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
mendorong meningkatnya jumlah data observasi yang diolah, saran tersebut tentu
sangat
penting
untuk
meningkatkan ketepatan dan akurasi
Nachrowi, Bi, Nachrowi. 2006. Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS dan Eviews. Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.
hasil penelitian yang diperolah. 2. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk menambah satu variabel baru yang
tidak
digunakan
didalam
Patriawan, Wijaya. 2011. Pengaruh Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Publik di Indonesia. 14
Jurnal Akuntansi dan Bisnis Volume 3 Nomor 2. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. E-Journal Universitas Udayana, Bali.
Phalipu, Healy. 2005. Corporate Finance. McGraw-Hill, Irwin.
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika Dan Statistik Dengan Eviews. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN. Jakarta
Rizky, Nastasia. 2012. Pengaruh Arus Kas Operasional, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Perubahan Laba Akuntansi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara, Medan. Ross, Westerfeld, Jeffe. 2009. Pengantar Keuangan Perusahan. Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta. Sartono,
Agus. 2010. Dasar Dasar Perbelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.
Setiawan Rudi, dan Rendi, Jhun, Jhun. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Arus Kas Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 3 Nomor 2. Universitas Kristen Petra, Surabaya. Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar Buku 1. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta. Subramanyam , K.R Wild, John, dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Buku Dua. Alih Bahasa: Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta: Salemba Empat Susmita Wijaya. 2012. Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Arus Kas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada 15