FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI GARAM RAKYAT KAWASAN PESISIR KALIANGET Nurdody Zakki1 Sayyida2 1 Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Wiraraja
[email protected] 2 Dosen Program Studi Manajemen, Wiraraja Sumenep
[email protected] ABSTRACT The existence of the salt very important role in various fields of human life. To further facilitate the depiction of the benefits of salt in a wide range of human life. Weak capital owned by causing salt farmers are still not optimal in accessing the capital resources of banks and non-banks. Issues examined in this is how the influence of the type of business, venture capital and land ownership as well as its impact on the income of family welfare salt farmers, in order to know the influence of the type of business, venture capital and capital ownership to revenue and its impact on family welfare salt farmers. This research was conducted in the District Kalianget in the Pinggirpapas Village and Karanganyar village. In studies using quantitative descriptive research. The focus of this study examines the type of business, working capital, capital ownership, income and family welfare salt farmers. Samples were taken from two villages 100 salt farmers. The results of this study based on the analysis of logistics only land ownership is a factor which significantly affect the welfare and logit models produce Odds ratio here indicates the value of the tendency of a salt farmers who rent land to be living with the condition is very prosperous by almost 5 times more than salt farmer working other people's land. While the salt farmers who own land, tend to be more prosperous. This is indicated by the magnitude of the odds ratio which gives the meaning that the salt farmers who own land who live in a very prosperous condition of nearly 7 times more than farmers who enforces other people's land. Kata Kunci: Petani Garam, Kesejahteraan, Analisis Korelasi, Regresi Logistik. kehidupan
PENDAHULUAN Kabupaten
Sumenep
yang
manusia.
memudahkan
dalam
lebih
penggambaran
merupakan wilayah kawasan gugus
manfaat
kepulauan dengan infrastruktur yang
kehidupan
sangat terbatas dan persentase penduduk
menjadi sangat penting manfaatnya
miskin cukup tinggi. Sebagai daerah
untuk
kepulauan sumenep memiliki sumber
keasaman gula yang ada dalam tubuh
daya alam yang unggul berupa garam.
manusia,
terlebih
Kekayaan akan garam di Kabupaten
mereka
yang
Sumenep
deabetes. Kemudian untuk kesehatan
ini
menjadikan
Sumenep
dikenal sebagai kota garam. Keberadaan
garam
garam
Untuk
dalam
manusia,
garam
berbagai terbukti
menyeimbangkan
tingkat
manfaatnya memiliki
bagi
penyakit
jantung, menkonsumsi garam dalam sangat
jumlah yang cukup dan tidak berlebihan
berperan penting dalam berbagai bidang
dapat membantu menstabilkan detak
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
66
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
jantung yang tidak teratur. Garam juga mampu
mampu
1. Dari
membantu
sisi
permodalan
kurang
mendukung, lemahnya permodalan
mengeluarkan kelabihan asam dari sel
yang
tubuh. Pada konteks ini garam menjaadi
petambak
sangat penting dan sangat dibutuhkan sel
optimal dalam mengakses sumber
pada otak manusia (Garam Madura ;
permodalan dari bank maupun non-
BPKPP ; 2013).
bank, sehingga petambak garam
Kabupaten
Sumenep
dimiliki
menyebabkan
garam
masih
belum
memiliki
terjerat pada bakul, tengkulak dan
potensi sumberdaya alam yang besar dan
juragan yang menghargai garamnya
beragam. Selain memiliki potensi laut
di
yang
sehingga menyebabkan penurunan
melimpah,
pegaraman
rakyat,
pertambangan minyak dan gas bumi,
bawah
Standard
nasional
kesejahteraan para petani garam;
perairan, wilayah pesisir dan rumput
2. Skala
usaha
masih
kecil
laut, juga memiliki lahan yang dapat
Pengembangan usaha garam rakyat
dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan
yang dilakukan oleh petani garam
bagi
masih tergolong usaha garam rakyat
penduduk.
mangrove
Kawasan
(bakau)
di
hutan
kabupaten
berskala
kecil,
karena
Sumenep sudah banyak yang mengalami
menggunakan
teknik
kerusakan.
garam
masih
Tingkat
pendidikan
dan
yang
masih produksi
tradisional
kesejahteraan penduduk di kabupaten
dengan
Sumenep relatif rendah, hal ini dapat
matahari yang dikenal dengan teknik
dilihat
persentase
evaporasi dll, dengan penghasilan
Kabupaten
yang tidak seberapa besar. sehingga
masih
tingginya
rumah tangga miskin di
memanfaatkan
Sumenep yang mencapai 22,73 persen.
upaya
(PPLS BPS, 2009).
pemanfaatan
Berdasarkan penelitian (Zainuri ;
peningkatan sumber
sinar
efisiensi daya
pengembangan jejaring agribisnis
2012 dalam Narsaulah, 2013) yang
pada
meneliti
(PUGAR) sangat diperlukan.
tentang
pendataan
dan
potensi
garam mengidentifikasi bahwa terdapat
kelompok
petani
garam
3. Teknologi masih cukup sederhana
beberapa keterbatasan sehingga menjadi
menjadikan
masalah dalam kehidupan petani garam
rendah
yang subsisten, diantaranya:
terhadap
produksi
sehingga
berkualitas
sangat
goncangan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
67
peka pasar.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 1.1
Banyaknya Penambang Garam dan Luas Areal Pertambangan Garam Rakyat Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumenep Luas Jumlah Produksi Lahan Rata-Rata Kecamatan / Penmban Productio Land Area Distric g n Produksi/Ha Average Production Miners (Ha) (Ton) (Ton) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Pragaan 360 222,4851 10.912,00 49,05 2 Saronggi 692 425,3972 12.904,45 30,34 3
Giligenting
536
228,7476
17.609,50
76,98
4
Kalianget
812
498,6622
22.047,58
44,21
5
Sumenep
8
4,7180
172,20
36,50
6
Gapura
463
298,0871
23.224,00
77,91
7
Dungkek
225
137,5506
3.726,00
27,09
8
Raas
179
117,9490
1.494,00
12,67
9 1 0 1 1
Sapeken
130
69,3140
2.141,00
30,89
90
54,6489
376,00
6,88
Arjasa
Kangayan 39 19,57 86,00 4,40 JUMLAH / 3.534 2.077,1247 94.692,73 396,90 TOTAL Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep Tahun 2013 Kondisi tersebut diatas (Asta Yusuf;Talango), potensi wisata menggambarkan
bahwa
kecamatan
garam dan
Kalianget sebagai kecamatan dengan
potensi
pesisir
lainnya
(Sayyida dan Dody, 2015).
jumlah dan luas areal pertambangan
Dipilihnya
Kabupaten
wilayah
Sumenep
garam rakyat terbesar di Kabupaten
sebagai
penelitian
Sumenep. Selain itu, sebagian besar
Kabupaten Sumenep merupakan salah
wilayahnya merupakan daerah pesisir
satu pusat usaha garam rakyat di
yang memiliki potensi lokal yang sangat
wilayah Jawa Timur yang sudah dikenal
potensial untuk dikembangkan, potensi-
oleh masyarakat luas, peneliti ingin
potensi tersebut antara lain: potensi
melihat
perikanan, potensi perhubungan laut,
mempengaruhi
potensi wisata bahari, potensi wisata
garam di kawasan pesisir Kecamatan
kota tua, potensi perlintasan wisata religi
Kalianget Kabupaten Sumenep sebagai
faktor–faktor kesejahteraan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
68
karena
yang petani
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
penghasil garam, seperti jenis usaha,
dengan yang lainnya tidak bisa berdiri
modal usaha, dana kepemilikan lahan.
sendiri tetapi harus dikombinasikan.
Kondisi tersebut juga didukung dengan
2.1.Komoditas
letak
kawasan
ini
yang
strategis
Garam
sebagai
Komoditas Strategis Nasional.
berbatasan langsung dengan laut Jawa
Untuk
mengembangkan
garam,
sehingga Kecamatan Kalianget memiliki
sebenarnya Indonesia memiliki potensi
potensi
dengan
untuk
menghasilkan
garam
terhamparnya
lahan-lahan
dengan kualitas tinggi. Kondisi wilayah
tambak yang luas. Saat ini yang sudah
di Kecamatan Kalianget masih alami
berproduksi, ada kurang lebih seluas
dan belum tersentuh oleh sektor industri
30.000
di wilayah tersebut sehingga daerah ini
swasembada garam nasional, pemerintah
mampu menghasilkan garam dengan
akan melakukan upaya ekstensifikasi.
kualitas
Indonesia.
Lebih lanjut, diharapkan dengan upaya
Namun kondisi tersebut tidak didukung
ekstensifikasi ini, Indonesia mampu
dengan
menghasilkan 100 ton garam per ha
nomor
satu
di
peningkatan
kesejahteraaan
petani garam yang ada di wilayah
Dalam
mendukung
setiap tahunnya (Utami;2013).
Kecamatan Kalianget.
Berdasarkan
informasi
Pusat
Survey Sumberdaya Alam Laut (2011)
TINJAUAN PUSTAKA Komaryatin
ha.
2012
menyebutkan
dalam Kemala 2013, secara fisik garam
bahwa kegiatan produksi tidak akan
merupakan benda padatan berbentuk
terwujud dan terlaksana tanpa adanya
kristal putih yang merupakan kumpulan
alat atau benda yang digunakan untuk
senyawa
memproduksi
Jadi
Natrium Klorida (>80%) serta senyawa
suatu
barang.
dengan
bagian
terbesar
diperlukan
adanya
faktor-faktor
lainnya seperti Magnesium Klorida,
produksi
untuk
menciptakan,
Magnesium Sulfat, Kalsium Klorida,
menghasilkan benda atau jasa. Adapun
dan
faktor produksi yang dimaksud adalah :
sifat/karakteristik
1. Faktor produksi alam;
berarti mudah menyerap air, tingkat
2. Faktor produksi tenaga kerja;
kepadatan (bulk density) sebesar 0,8-0,9
3. Faktor produksi modal;
dan titik lebur pada tingkat suhu 801º C.
4. Faktor produksi
Garam Natrium Klorida untuk keperluan
Kewirausahaan/ketrampilan. Dalam proses
produksi
lain-lain.
Garam
memiliki
higroskopis
yang
memasak biasanya diperkaya dengan faktor-
unsur iodin (dengan menambahkan 5
faktor produksi harus digabungkan,
gram NaI per kilogram NaCl) yaitu
artinya antara faktor produksi satu
berupa padatan kristal berwarna putih,
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
69
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
berasa asin, tidak higroskopis. Bila
atau
mengandung MgCl2 menjadi terasa
Terdaftar (IT) Garam yang merupakan
agak pahit dan higroskopis, biasanya
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
digunakan sebagai bumbu penting untuk
yang bergerak di bidang usaha garam
makanan, bahan baku pembuatan logam
dan diijinkan untuk mengimpor garam
Na da NaOH (bahan untuk pembuatan
(Rochwulaningsih ; 2012).
keramik, kaca, dan pupuk), dan sebagai
penetapan
Sekilas,
sebagai
substansi
Importir
Pasal
2
zat pengawet.
Permendag No. 58/M-DAG/PER/9/2012
2.2. Kebijakan Tata Niaga Garam di
tersebut memberi harapan baru bagi
Indonesia
terciptanya tata niaga garam khususnya
Sejalan dengan posisi garam rakyat
garam impor yang lebih sederhana dan
yang semakin terpuruk, pemerintah
terkontrol oleh pemerintah, karena IT
mengambil langkah strategis melalui
garam hanya diberikan kepada PT
perbaikan kebijakan tata niaga garam
Garam sebagai BUMN. Sebelumnya,
impor yang didasarkan pada Permendag
berdasarkan
No. 58/M-DAG/PER/9/2012 tanggal 4
diperbaharui itu, impor garam dapat
September 2012. Dalam Permendag ini
dilakukan oleh perusahaan Importir
secara eksplisit ditegaskan bahwa garam
Terdaftar (IT) garam atas persetujuan
yang boleh diimpor adalah garam
pemerintah
konsumsi dan industri. Garam konsumsi
tertentu. Persyaratan itu antara lain
adalah garam yang digunakan untuk
mengajukan permohonan tertulis kepada
konsumsi dengan kadar NaCl paling
Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro
sedikit 94,7 persen dari basis kering,
dan
sedangkan garam industri adalah garam
Perindustrian dan Perdagangan dengan
yang dipergunakan sebagai bahan baku
melampirkan:
atau bahan penolong untuk kebutuhan
Perdagangan
industri dengan kadar NaCl paling
Perusahaan
sedikit 97 persen. Garam konsumsi
Pengenal Importir (API), Rekomendasi
hanya dapat diimpor oleh perusahaan
dari Direktor Jenderal Industri Kimia,
yang telah mendapat pengakuan sebagai
Agro dan Hasil Hutan, Departemen
Importir Produsen (IP) Garam Konsumsi
Perindustrian dan Perdagangan, Surat
dari Dirjen Perdagangan Luar Negeri,
Pernyataan Perolehan Garam dari petani
sedangkan garam industri hanya dapat
garam yang dibuat oleh IT Garam dan
diimpor oleh perusahaan yang telah
disahkan oleh Dinas Kabupaten/Kota
mendapat pengakuan sebagai IP Garam
yang
Hasil
Permendag
dengan
syarat-syarat
Hutan
Surat (SIUP), (TDP),
membidangi
Departemen
Ijin
Usaha
Tanda
Daftar
NPWP,
Angka
industri
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
70
yang
dan
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
perdagangan dan Asosiasi/Kelompok
Meskipun di antara pelaku pasar
Tani Garam setempat yang menyatakan
di level petani ini tidak berada dalam
tentang perolehan bahan baku garam
sebuah
sebesar 50%, dan Pemberitahuan Impor
merasa dalam suatu network yang
Garam (PIB) bagi permohon IT Garam
masing-masing
untuk
mengakui
keperluan
iodisasi
yang
wadah
organisasi,
pihak
dan
harus
selalu
memperhitungkan;
menunjukkan pengalaman di bidang
bahkan
impor garam selama tiga tahun terakhir.
berkomunikasi jika dipandang perlu.
Dengan
itu
antara
mereka
saling
terdapat
Menurut penjelasan pelaku pasar ini,
beberapa perusahaan IT (trading) garam,
mereka tidak akan berani melanggar
sehingga diasumsikan memberi peluang
“kapling”
peredaran garam impor sulit untuk
terutama membeli dengan harga lebih
dikontrol
tinggi dari harga pasar, risikonya terlalu
oleh
dasar
di
mereka
pemerintah.
Namun
dan
“memainkan”
demikian di luar IT Garam juga terdapat
besar.
IP Garam yang jumlahnya lebih banyak
melanggar rule of the game dengan
dibandingkan
merusak pasar dan untuk itu secara
IT,
meskipun
dalam
Tindakan
dipandang
praktik hanya didominasi oleh segelintir
sistemik
IP (Rochwulaningsih ; 2012). Pedagang
tersingkir dari network pelaku pasar
besar pada umumnya juga petani besar
karena dijauhi komunitasnya. Demikian
atau pemilik modal. Mereka sebagai
demikian menjadi jelas bahwa pasar
produsen
baku
tidak sekadar mekanisme penentu harga,
lahanya
tetapi suatu realitas ekonomi yang
garam
menyerahkan
bahan
penggarapan
bisa
itu
harga
membuat
mereka
kepada perombong/penggarap dengan
terkait
dengan
faktor
sistem bagi hasil. Akan tetapi, pemilik
seperti
politik,
sosial, dan
budaya
lahan/juragan
(Holton,
1992;
Swedberg,
1994;
kultural memiliki otoritas penuh atas
Hodgson,
1998).
Rantai
hasil produksi garam di lahan miliknya.
garam
Pada umumnya, begitu garam yang
secara
struktural
dan
pemasaran
tingkat
lokal
yang
terkonstruksi
dari
interaksi
dan
dibuat perombong/penggarap dipanen
interrelasi
antara
pelaku
pasar
dalam
oleh
menunjukkan adanya hegemoni yang
perombong langsung diangkut ke depo
monopolistik. Sifat-sifat hegemonik dari
atau
mekanisme
bentuk
garam
gudang-gudang
krosok,
garam
milik
di
nonekonomi
di
pasar
akan
semakin
pemilik lahan dan oleh mereka ini secara
monopolistik jika instrumen pemegang
langsung atau melalui mandor didata
otoritas,
yaitu
pemerintah,
jumlah berat garam yang dihasilkan itu.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
71
tidak
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
melakukan intervensi untuk melakukan
(seratus)
pengaturan dalam tata niaga garam.
pengambilan sampel diambil secara acak
METODOLOGI PENELITIAN
dengan
Penelitian
ini
dilakukan
di
petani
tujuan
diperoleh
garam.
agar
nanti
Teknik
sampel
mampu
yang
mewakili
Kecamatan Kalianget tepatnya di Desa
populasi sehingga hasil penelitian yang
Pinggir Papas dan Desa Karanganyar.
bersumber pada data sampel ini nantinya
Dua desa tersebut di pilih sebagai lokasi
dapat digeneralkan untuk semua petani
penelitian karena hasil dari penelitian
garam di Kecamatan Kalianget.
sebelumnya (Sayyida, Zakki, 2015),
3.1 Kerangka Pikir Penelitian
masyarakat
di
dua
desa
tersebut
Penelitian
ini
melibatkan
5
dominan bekerja sebagai petani garam.
variabel yaitu variabel jenis usaha,
Populasi dalam penelitian ini adalah
modal
semua petani garam di Kecamatan
pendapatan dan kesejahteraan keluarga
Kalianget. Namun data yang akan
petani garam. Menurut Hipotesa peneliti
dipakai dalam penelitian ini merupakan
dengan berdasarkan pada penelitian-
data sampel. Sampel diambil dari dua
penelitian terdahulu serta kondisi riil di
desa yang telah disebut diatas. Untuk
lokasi penelitian, maka lima variabel
masing-masing
diambil
tersebut mempunyai hubungan sebab
sambil sebanyak 50 petani garam,
akibat sebagaimana kerangka pikir pada
sehingga total sampel sejumlah 100
gambar 3.1 berikut
desa
akan
kerja,
kepemilikan
modal,
Jenis usaha Modal usaha
Pendapatan
Kesejahteraan pendapatan
Kepemilikan lahan Gambar 3.1 Kerangka pikir penelitian Kerangka
pikir
diatas
intervening
menggambarkan hubungan sebab-akibat
penelitian
ini.
variabel
dependen,
sebagaimana uraian berikut.
dari semua variabel yang dilibatkan dalam
dan
Variabel
independen
dalam
Berdasarkan
penelitian ini ada 3 yaitu jenis usaha,
hipotesa yang di gambarkan dalam
modal usaha dan kepemilikan modal.
kerangka pikir diatas, variabel-variabel
Ketiga
tersebut
dikelompokkan
menjadi
diidentifikasi sebagai berikut:
variabel
independen,
variabel
variabel
tersebut
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
72
dapat
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Jenis usaha (X1)
pendidikan,
Yang dimaksud jenis usaha dalam
mendapatkan fasilitas transportasi.
penelitian ini adalah apakah usaha
3.2 Teknik Pengumpulan Data
atau
profesi
petani
garam
responden merupakan
kemudahan
sebagai
Data yang akan dianalisis dalam
usaha
penelitian ini merupakan data yang
utama atau usaha sambilan
bersumber pada sampel sebagaimana
Modal usaha (X2)
telah diuraikan diatas. Data penelitian
Yang dimaksud dengan modal usaha
ini diperoleh dari quisioner yang akan
disini adalah jumlah rata-rata modal
disebarkan
yang dibutuhkan untuk sekali proses
Responden disini adalah petani garam
penggaraman atau dengan kata lain,
yang menjadi sampel dalam penelitian.
rata-rata modal usaha setiap musin
3.3 Teknik Analisa Data
kepada
responden.
Data dalam penelitian ini akan
(Rp/musim)
dan
Kepemilikan lahan (X3)
di
analisis
dengan
Yang dimaksud dengan kepemilikan
berganda. Sesuai dengan permasalahan
lahan adalah kepemilikan lahan
dan tujuan sebagaimana diuraikan dalam
yang digarap oleh responden sebagai
bab 1. Analisis regresi linier yang
lahan garam. Apakah lahan yang
dipakai disini adalah analisis regresi
dipakai merupakan lahan sendiri
linier
atau lahan orang lain.
Selain
dengan variabel
regresi
variabel
linier
intervening.
intervening,
sesuai
dalam
dengan identifikasi variabel, terdapat
penelitian ini adalah kesejahteraan (Y).
dua variabel dummy yaitu variabel jenis
Kesejahteraan yang dimaksud dalam
usaha dan kepemilikan lahan. Jenis
penelitian
usaha dan kepemilikan lahan disini
Variabel
dependen
ini
adalah
tingkat
kesejahteraan keluarga petani garam.
adalah
Variabel kesejahteraan ini diukur sesuai
kategorik. Sesuai teori yang ditulis oleh
indikator menurut Badan Pusat Statistik
Widarjono (2010), jika terdapat variabel
(2005), indikator yang digunakan untuk
independen yang kualitaif (kategorik)
mengetahui tingkat kesejahteraan ada
maka harus dijadikan kuantitatif dengan
delapan, yaitu pendapatan, konsumsi
cara membentuk variabel pengganti
atau pengeluaran keluarga, keadaan
(dummy). Variabel dummy ini dibentuk
tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal,
dengan memberi nilai 1 atau 0. Angka 1
kesehatan anggota keluarga, kemudahan
menunjukkan adanya atribut sedangkan
mendapatkan
angka 0 menunjukkan tidak adanya
pelayanan
kesehatan,
variabel
independen
atribut.
kemudahan memasukkan anak kejenjang
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
73
yang
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
klasifikasi),
3.4 Tahapan-Tahapan Penelitian Pengumpulan data menggunakan
unruk
Odds
rasio
melihat
(digunakan
kecenderungan
kuisioner yang dibagikan kepada 100
karakteristik
respodenyang
petambak
independen dalam model untuk berada
garam didesa kalianget. Indikator dalam
di suatu kondisi varaibel dependen),
kuisioner merupakan indikator yang
Fungsi
dipakai oleh BPS. Setelah data diperoleh
Kesimpulan
merupakan
masing-masing
peluang,
variabel
Pembahasan
dan
secara lengkap, dilakukan screening data kembali untuk memastikan bahwa data
HASIL DAN PEMBAHASAN
kita bisa dianalisis.
Penelitian
Analisis deskriptif
penelitian
ini
kuantitatif
merupakan menggunakan
Analisis data yang pertama adalah
analisis statistika. Data utama yang
analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini
digunakan dalam analisis adalah data
bertujuan untuk memberi gambaran
hasil
tentang data yang akan di analisis lebih
memberikan data adalah para petani
lanjut.
dengan
garam yang ada di kawasan pesisir
sederhana.
kalianget sejumlah 100 orang. data yang
Gambaran
menyajikan
data
Penyederhanaan
data secara
data
dioperasikan
kuisioner.
diperoleh
dari
Responden
kuisioner
dianalisis
dengan SPSS.
dengan
Analisis korelasi
korelasi dan analisis regresi logistik.
Analisis data korelasi dimaksudkan
analisis
yang
deskriptif,
analisis
Analisis data dihitung menggunakan
untuk melihat hubungan antar variabel.
SPSS 20.
Analisis korelasi ini penting untuk
4.1 Deskripsi Data
dilakukan agar kita bisa melaksanakan
Analisis
deskriptif
dilakukan
analisis lanjutan yaitu analisis regresi.
sebelum dilakukan analisis lebih lanjut.
Analisis Regresi logistik
Hal ini bertujuan untuk memberikan
Setelah diberikan gambaran tentang
gambaran data yang akan dianalisis
data, maka dilakukan analisis regresi
lebih lanjut. Diawali dengan analisis
logistik. Tahapan dalam analisis logistik
deskriptif dengan menghitung frekuensi
adalah
masing-masing kategori untuk setiap
Analsis
simultan,
parsial,
Fungsi/model
Analisis Uji
variabel. Frekuensi data hasil kuisioner
kesesuaian model (dalam hal ini dipakai
sebagai data sampel tersebut tertuang
uji
dalam tabel 4.1 di bawah ini
kesesuaian
model
logit,
dengan
menggunakan uji omnibus dan tabel
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
74
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 4.1 Frekuensi Masing-Masing Kategori Untuk Setiap Variabel Variabel Frekuensi Persen Jenis usaha Usaha sampingan 15 15,0 Usaha patungan 19 19,0 usaha utama 66 66,0 Modal Kecil 16 16,0 Sedang 82 82,0 Tinggi 2 2,0 kepemilikan Lahan Milik orang lain 29 29,0 Sewa 62 62,0 Sendiri 9 9,0 Pendapatan Kecil 1 1,0 Sedang 78 78,0 Besar 21 21,0 Kesejahteraan Sejahtera 79 79,0 Sangat Sejahtera 21 21,0 Sumber : Tabel Frekuensi output SPSS (diolah) Tabulasi silang antara jenis usaha,
3 orang yang hidup dengan taraf sangat
modal,
sejahtera. sedangakan petani garam yang
kepemilikan
pendapatan
terhadap
lahan
dan
kesejahteraan
melakukan
usahanya
sebagai
usaha
petani diberikan pada tabel 4.2 berikut.
utama sebanyak 66 orang dari 100
Tabulasi silang ini bertujuan untuk
sampel yang ada. Dari 66 sampel
melihat
frekuensi
tersebut, 48 orang hidup dengan taraf
kategori
setiap
masing-masing
variabel
terhadap
sejahtera dan sisanya yaitu 18 orang
masing-masing kategori kesejahteraan.
yang
Dari tabel 4.2 ini kita dapat melihat
sejahtera. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa petani garam yang menjadikan
petani
usaha garam sebagai usaha sampingan
sejahtera mayoritas berasal dari mereka
sebanyak 15 orang dan semuanya
yang menjadikan usaha garam sebagai
sejahtera. Petani garam yang melakukan
usaha utama. Hanya sedikit petani
usahanya
patungan
garam yang hidup dengan kondisi sangat
sebanyak 19 orang, 16 orang hidup
sejahtera yang berasal dari kelompok
dengan taraf sejahtera dan sisanya yaitu
petani
sebagai
usaha
hidup
garam
dengan
yang
garam
taraf
hidup
sangat
patungan.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
75
sangat
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 4.2 Tabulasi Silang Antara Jenis Usaha, Modal, Kepemilikan lahan dan Pendapatan terhadap Kesejahteraan Petani Kesejahteraan Variabel Total Sejahtera Sangat Sejahtera Jenis usaha
Modal Kepemilikan Lahan Pendapatan
Usaha sampingan Usaha patungan Usaha utama Kecil Sedang Tinggi Milik orang lain Sewa Sendiri Kecil Sedang Besar
15 16 48 15 64 0 27 46 6 1 72 6
0 3 18 1 18 2 2 16 3 0 6 15
100
100
100
100
Sumber : Tabel Cross Tab output SPSS diolah Tabel 4.3 Tabulasi Silang antara Jenis Usaha,Modal,dan Kepemilikan Lahan terhadap Pendapatan Pendapatan Variabel Total Kecil Sedang Besar Jenis Usaha
Modal Kepemilikan Lahan
Usaha Sampingan Usaha Patungan Usaha Utama Kecil Sedang Tinggi Milik orang lain Sewa Sendiri
1 0 0 1 0 0 1 0 0
14 18 46 15 63 0 28 49 1
0 1 20 0 19 2 0 13 8
100
100
100
Sumber : Tabel Cross Tab output SPSS diolah
Variabel
Tabel 4.4 Analisis Korelasi Rho Spearman Kepemilikan Modal Pendapatan Modal **
**
Correlation ,630 ,704 Coefficient Jenis usaha Sig. 0 0 (2-tailed) Correlation ,461** Coefficient Modal Sig. 0 (2-tailed) Correlation Coefficient Kepemilikan Lahan Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient Pendapatan Sig. (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber : Tabel korelasi output SPSS (diolah)
,344
Kesejahteraan
**
0
0,02
,328**
,232*
0,001
0,02
,503**
,223*
0
0,025
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
76
,233*
,630** 0
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Pendapatan kecil identik dengan
merupakan variabel kategorik.Analisis
kondisi tidak sejahtera. namun 1 orang
logiatik di awali dengan analisis secara
petani garam yang menjadi sampel
parsial yaitu dilakukan regresi untuk
disini, walaupun pendapatannya kecil
masing-masing
yaitu kurang dari 5 juta rupiah per
terhadap variabel dependen. Hal ini
musin, merasa hidup sejahtera. 72 orang
bertujuan
dari 78 petani yang berpenghasilan 5
pengaruh
sampai 10 juta rupiah dengan kategori
independen terhadap variabel dependen
sejahtera dan 6 dari 21 petani yang
tanpa dipengaruhi varinbel dependen
berpenghasilan lebih dari 10 juta rupiah
lainnya. Pertama, dilakukan analisis
hidup sejahtera. Sisanya hidup dengan
regresi logistik antara variabel jenis
sejahtera.
usaha (X1) terhadap kesejahteraan(Y),
4.2 Analisis Korelasi
Modal (X2) terhadap kesejahteraan(Y),
variabel
untuk melihat
independen
bagaimana
masing-masing
Analisis
korelasi
bertujuan
untuk
Kepemilikan
melihat
keeratan
hubungan
antar
kesejahteraan(Y), dan pendapatan (M)
variabel. digunankan
Dalam
spearman
karena
penelitian
ini
kategorik.
Hasil
(X3)
terhadap
penelitian
ini
korelasi
Rho
analisis antara X1 ke Y, X2 ke Y, X3 ke
dalam
Y, dan M ke Y di sajikan dalam tabel
analisis
variabel
merupakan analisis
terhadap
lahan
variabel
variabel
kesejahteraan(Y),.
Hasil
4.5 berikut.
korelasi
Dari tabel 4.5 dibawah ini,
disajikan dalam tabel 4.4 dibawah ini4.3
variabel X1, X2 dan M secara parsial
Analisis Regresi Logistik
tidak berpengaruh secara signifikan
Untuk melihat adanya pengaruh
terhadap Y. Hal ini ditunjukkan dengna
variabel independen terhadap variabel
nilai signifikansi yang cukup besar
dependen
dari
melebihi 0,15 atau 15%. Berdasarkan
penelitian ini, dilakukan analisis regresi
Hasil analisis secara parsial diatas,
logistik. Hal ini disebabkan karena
hanya variabel X3 yang signifikan
variabel dalam penelitian ini semuanya
dengan
sebagaimana
tujuan
tingkat
kepercayaan
Tabel 4.5 Analisis Regresi Logistik Secara Parsial Variabel B Wald Sig. 1,017 0,601 X1 19,529 0 0,998 X1(1) 20,222 0 0,998 X1(2) -21,203 0 0,998 Constant 1,821 0,402 X2 1,44 1,821 0,177 X2(1) Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
77
90%
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
23,911 0 0,999 X2(2) -2,708 6,875 0,009 Constant 4,423 0,11 X3 1,547 3,85 0,05 X3(1) 1,91 3,516 0,061 X3(2) -2,603 12,614 0 Constant 27,95 0 M1 18,718 0 1 M1(1) 22,119 0 1 M1(2) -21,203 0 1 Constant Sumber : Tabel Variables in the Equation output SPSS Tabel 4.6 Analisis Regresi Logistik Secara Simultan Variabel B Wald Sig. X1 ,028 ,986 X1(1) 20,065 ,000 ,998 X1(2) 20,253 ,000 ,998 X2 ,863 ,650 X2(1) -1,241 ,863 ,353 X2(2) 17,635 ,000 1,000 X3 5,023 ,081 X3(1) -,487 ,185 ,667 X3(2) -3,327 3,610 ,057 M1 16,487 ,000 M1(1) ,225 ,000 1,000 M1(2) 5,005 ,000 1,000 Constant -21,203 ,000 1,000 Sumber : Tabel Variables in the Equation secara simultan output SPSS (diolah) Analisis regresi logistik Secara Simultan
bertujuan
untuk
dilihat
dari
nilai
signifikan
yang
melihat
melebihi angka 0,15. Dalam analisis
pengaruh masing-masing variabel jenis
regresi logistik secara simultan ini hanya
usaha (X1), modal (X2), kepemilikan
kepemilikan
lahan
lahan (X3) dan pendapatan (M) secara
pengaruh
signifikan
bersama-sama terhadap kesejahteraan.
kesejahteraan
Hasil analisis regresi logistik secara
Kepercayaan 85%. Hasil analisis ini
simultan disajikan dalam tabel 4.6
semakin
diatas.
keempat faktor yaitu jenis usaha, modal,
Sama hal seperti hasil analisis
yang
terhadap
dengan
menguatkan
kepemilikan
memiliki
lahan
Tingkat
bahwa
dan
dari
pendapatan,
secara parsial, Variabel Jenis Usaha,
hanya kepemilikan lahan yang menjadi
Modal dan Pendapatan secara simultan
faktor
tidak signifikan berpengaruh terhadap
kesejahteraan petani garam.
yang
mempengaruhi
variabel Kesejahteraan hal ini dapat
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
78
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Selanjutnya dilakukan analisis lebih
Dengan
kata
lain,
variabel
lengkap mengenai pengaruh variabel
independen kepemilikan lahan sewa
kepemilikan
signifikan
lahan(X3)
terhadap
berpengaruh
kesejahteraan petani garam(Y). Hasil
variabel
dependen
analisis tersebut disajikan dalam tabel
dalam model.
terhadap
kesejahteraan
2. Nilai Signifikan Uji Wald β1 untuk
4.7 sampai 4.9 berikut ini Tabel 4.7 diatas menunjukkan nilai
variabel kepemilikan lahan
milik
koefisien regresi (B), uji wald dan Odds
sendiri X3(2) adalah 0,061 < 0,15.
Rasio (exp(B)) untuk masing-masing
Angka ini memiliki arti tolak H0.
kategori. Nilai koefisien regresi dipakai
Dengan
untuk mengestimasi model logit yang
independen kepemilikan lahan milik
dapat ditulis dengan fungsi logit berikut.
sendiri
Fungsi regresi logistik (fungsi logit)
terhadap
kata
lain,
signifikan
variabel
berpengaruh
variabel
dependen
g (X3) = -2,603 + 1,547 X3(2) + 1,91
kesejahteraan petani dalam model.
X3 (3)
3. Nilai signifikan Uji Wald β untuk
Nilai
tabel
4.7
variabel X3 (rata-rata dari semua
probabilitas
dari
kategori ) adalah 0,11 < 0,15. Angka
signifikansi uji wald. Uji wald ini
ini memiliki arti tolak H0. Dengan
digunakan untuk menguji secara parsial
kata lain, variabel terbukti bahwa
variabel independen terhadap variabel
kepemilikan
dependen. Hipotesis yang dipakai untuk
berpengaruh terhadap kesejahteraan
uji parsial ini adalah:
petani
merupakan
H0
:
sig.
dalam
nilai
βi = 0 yang artinya variabel mempengaruhi
:
variabel
logit
βi ≠ 0 yang artinya variabel
kepemilikan
lahan i
mempengaruhi
tabel
kepemilikan
kesejahteraan
dalam
menggunakan
dua
lahan
terhadap
penelitian cara
tersebut memiliki hasil diatas
tingkat
yaitu
ini Uji
omnibus dan tabel klasifikasi. Kedua uji
variabel kesejateraan Berdasarkan
dengan
Uji Kesesuaian Model untuk model
kesejateraan. H1
garam
signifikan
kepercayaan 85%.
kepemilikan lahan kategori i tidak signifikan
modal
dapat
sebagai mana
berikut.
diketahui bahwa :
1. Uji Omnibus
1. Nilai Signifikan Uji Wald β1 untuk
Uji omnibus pada koefisien model
variabel kepemilikan lahan sewa
merupakan
pengujian
(X3(1)) adalah 0,05 < 0,15. Angka
keseluruhan / uji simultan untuk semua
ini memiliki arti bahwa tolak H0.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
79
secara
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
kategorik.
Hasil
uji
omnibus
0,050 < α (dalam hal ini dipakai α =
ini
disajikan dalam tabel 4.8 dibawah ini
15% atau 0,15), maka tolak Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa model logit
Tabel 4.8 tersebut digunakan untuk
diatas cukup baik.
melihat kebaikan model dengan
2. Tabel Klasifikasi
menggunakan statistik uji Chi-square.
3. Uji kebaikan model yang kedua
Pengujian dengan hipotesis sebagai
adalah
berikut.
dengan
melihat
tabel
klasifkasi sebagaimana tabel 4.9
Ho : tidak ada variabel independent
berikut. Tabel klasifikasi merupakan
yang signifikan mempengaruhi
tabulasi silang antara data sampel dan
variabel dependent
hasil estimasi /dugaan dari model
H1 : paling tidak ada satu variabel
berdasarkan
independent yang mempengaruhi
tabulasi
variabel dependent.
data
silang
persentase
sampel.
tersebut estimasi
Dari
dihitung benar.
Dari tabel omnibus tests of coefficients, nilai signifikan untuk model sebesar Tabel 4.7 Koefisisen variabel, Uji Wald dan Odds Rasio Variabel B Wald Sig. Exp(B) 4,423 0,11 X3 1,547 3,85 0,05 4,696 X3(1) 1,91 3,516 0,061 6,75 X3(2) -2,603 12,614 0 0,074 Constant Sumber : Tabel Variables in the Equation secara parsial output SPSS (diolah)Tabel 4.8 Hasil Uji Omnibus Variabel Chi-square Sig. Step 5,972 ,050 Block 5,972 ,050 Model 5,972 ,050 Sumber : Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients output SPSS (diolah) Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Data Sampel Dan Hasil Estimasi Predicted Observed Kesejahteraan Percentage Correct Sejahtera Sangat Sejahtera Sejahtera 79 0 100,0 Kesejahteraan Sangat Sejahtera 21 0 ,0 Overall Percentage 79,0 Sumber : Tabel Classification Tablea output SPSS (diolah)
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
80
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil prediksi
model
datanya.
cukup baik dan layak untuk digunakan.
dalam
Sehingga dari model tersebut dapat
memprediksi data sebesar 79%. Hal ini
diturunkan sebuah model peluang untuk
menunjukkan bahwa model logit diatas
kasus
cukup baik memprediksi data.
rakyart di Kalianget dengan faktor
Persentase
terhadap
membuktikan bahwa model logit diatas
kebenaran
model
Hasil uji kebaikan model dengan uji omnibus
dan
didukung
kesejahteraan
petani
garam
kepemilikan lahan. Hasil model peluang
persentase
logit sebagaimana ditulis dalam fungsi
kebenaran yang tinggi dari estimasi
berikut.
model menggunakan tabel klasifikasi
𝒑(𝒙) = Nilai
𝑬𝑿𝑷(−𝟐, 𝟔𝟎𝟑 + 𝟏, 𝟓𝟒𝟕 𝑿𝟑(𝟐) + 𝟏, 𝟗𝟏 𝑿𝟑 (𝟑)) 𝟏 + 𝑬𝑿𝑷(−𝟐, 𝟔𝟎𝟑 + 𝟏, 𝟓𝟒𝟕 𝑿𝟑(𝟐) + 𝟏, 𝟗𝟏 𝑿𝟑 (𝟑))
Odds
rasio/EXP(B)
mayoritas
petani
garam
di
pesisir
dalam tabel 4.7 bermakna rasio kejadian
kalianget tidak memiliki lahan sendiri
kategori i dibandingkan kategori 1.
meskipun garam merupakan pekerjaan
Dalam hal ini, Nilai Odds rasio/EXP(B)
utama yang menjadi tumpuan dalam
dari variabel X3(1) = 4,696, artinya
kehidupan
kecenderungan petani garam berada
mereka
pada kondisi sangat sejahtera untuk
Terkadang mereka sewa lahan didaerah
petani yang menyewa lahan 4,696 kali
lain, misalnya di sampang. Hal ini
lipat
yang
mereka lakukan setiap musin kemarau di
menggarap lahan orang lain. Sedangkan
setiap tahunnya. Sistem sewa ini seperti
nilai Odds rasio/EXP(B) dari variabel
langganan. Mereka akan tetap menyewa
X3(2) = 6,75, artinya kecenderungan
lahan yang sama jika memungkinkan.
dibandingan
petani
mereka. masih
mayoritas menyewa
dari lahan.
petani garam berada pada kondisi sangat
Pekerjaan sebagai petani garam
sejahtera untuk petani yang memiliki
dianggap menjanjikan. Hal ini terbukti
lahan sendiri 6,75 kali lipat dibandingan
dengan kondisi hidup mereka yang
petani yang menggarap lahan orang lain.
berada meskipun
tidak
kondisi
sejahtera
berlebihan
(sangat
sejahtera). Dengan modal 25-50 juta,
PEMBAHASAN Uraian
dalam
diatas
merupakan
mereka mengaku mampu memperoleh
gambaran data mengenai petani garam
hasil 5-10 juta permusim. Hal ini
rakyat di pesisir Kalianget. Sesuai
dianggap cukup oleh mereka karena,
dengan fenomena dari objek penelitian,
disaat musim kemarau para petani garam
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
81
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
menjadi
pekerja
serabutan
untuk
Pada dasarnya terdapat dua
menambah penghasilan tadi. Sehingga
pihak yang dapat menggerakkan roda
mereka
seluruh
perekonomian, yaitu pihak swasta dan
hidupnya dengan mandiri. Fenomena ini
pemerintah. Perusahaan mendapatkan
mengangumkan sekali karena kita bisa
faktor-faktor produksi dari rumah tangga
melihat
konsumen atau masyarakat. Pada sisi
mampu
membiayai
kegigihan
para
masyarakat
pesisir kalianget dalam menyambung
perusahaan
akan
hidup yang berdampak pada kehidupan
pendapatan
kepada
mereka yang lebih layak.
konsumen dalam bentuk sewa, upah,
Pembangunan ekonomi dapat dikatakan
sangat
identik
bunga
ataupun
memberikan rumah
laba.
tangga
Faktor-faktor
dengan
produksi diolah oleh perusahaan, maka
perencanaan pembangunan. ruang gerak
hasil produksi akan disalurkan kepada
ekonomi
konsumen dalam bentuk barang dan jasa
pembangunan
berupaya
mencari strategi pembangunan yang
denga pendapatan yang dimilikinya.
lebih efektif. Perencanaan pembangunan
Dampak
dari
perkembangan
merupakan alat yang ampuh untuk
usaha petani garam dari penelitian ini
menerjemahkan strategi pembangunan
yang dilakukan pada dua lokasi yakni di
tersebut
dalam
berbagai
program
desa
kegiatan
yang
terkoordinir
dengan
sistematis.
Dengan
Karanganyar
Pinggirpapas
dan
Kecamatan
Desa Kalianget
melakukan
Kabupaten Sumenep dapat dilihat dari
koordinasi ini sehingga sasaran-sasaran,
hasil analisis statistik pada beberapa
baik ekonomi maupun sosial, yang telah
indikator Variabel Jenis Usaha, Modal
ditetapkan dapat dicapai secara efisien.
dan Pendapatan secara simultan tidak
Dengan
pemborosan-
signifikan berpengaruh terhadap variabel
pelaksanaan
Kesejahteraan hal ini dapat dilihat dari
begitu,
pemborosan
dalam
pembangunan
dapat
dihindari.
nilai signifikan yang melebihi angka
Perencanaan
pembangunan
ekonomi
0,15. Dalam analisis regresi logistik
untuk
secara simultan ini hanya kepemilikan
daerah
bisa
memperbaiki
digunakan penggunaan
sumber-
lahan
yang
memiliki
terhadap
pengaruh
sumber daya publik yang tersedia pada
signifikan
kawasan penghasil garam diharapkan
dengan
dapat meningkatkan volume dengan
Berdasarkan data yang dihasilkan dalam
tujuan menciptakan nilai sumber-sumber
penelitian ini menunjukkan bahwa status
daya swasta secara bertanggung jawab.
kepemilikan lahan yang digarap oleh
Tingkat
kesejahteraan
Kepercayaan
85%.
petani garam sangat menentukan tingkat
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
82
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
kesejahteraan petani dari kedua desa tersebut.
Sewa
lahan
Salah
dipandang
satu
tujuan
dalam
penelitian ini adalah hasil dari hipotesa
memberatkan biaya operasional petani
yang
dibandingkan dengan lahan pegaraman
pendapatan
merupakan
dengan status milik sendiri. Peningkatan
intervening
yang
kesejateraaan petani garam disebabkan
pengaruh variabel Jenis Usaha, Modal
oleh status kepemilikan lahan garapan
dan
sendiri yang dimiliki petani garam untuk
Kesejahteraan petani garam. Namun dari
mendorong
hasil analisis secara parsial dan simulan
berkembangnya
usaha,
mengatakan
Kepemilikan
bahwa
variabel variabel
mengantarkan
Lahan
terhadap
sehingga hasil produksi garam dapat
menjawab
memenuhi standarisasi garam layak
dari pendapat terhadap kesejahteraan.
konsumsi.
Hal ini mematahkan hipotesa bahwa
Faktor
yang
mempengaruhi
bahwa tidak ada pengaruh
variabel pendapatan merupakan variabel
terhadap tingkat dan pendapatan petani
intervening
garam berdasarkan hasil penghitungan
pengaruh variabel jenis usaha, modal
statistik semakin menguatkan bahwa
dan
dari keempat faktor yaitu Jenis Usaha,
kesejahteraan petani garam. Selanjutnya
Modal,
dan
dilakukan
Pendapatan, hanya Kepemilikan Modal
mengenai
pengaruh
variabel
yang
kepemilikan
lahan(X3)
terhadap
Kepemilikan
menjadi
mempengaruhi garam.
Lahan
faktor
yang
kesejahteraan
petani
Berdasarkan
data
dalam
penelitian
dihasilkan
yang
kepemilikan
analisis
mengantarkan
lahan
lebih
terhadap
lengkap
kesejahteraan petani garam(Y).
yang
5.1 Kesimpulan
ini
Penelitian ini menggunakan data
menunjukkan bahwa meningkatkanya
dari 100 kuisioner yang dianalisis
kesejahteraan petani garam dapat diukur
menggunakan analisis regresi berganda.
dari besar
Kesimpulan dari hasil penelitian ini
kecilnya
modal. Modal
merupakan hal yang sangat penting
adalah:
dalam melakukan dan memulai usaha,
1. Terdapat hubungan antara variabel-
peranan pemerintah sangat dibutuhkan
variabel yang ada di dalam penelitian
untuk memfasilitasi petani garam untuk
ini.
kemudahan
korelasi, kesejahteraan berhubungan
modal
baik
bantuan
berdasarkan
jenis
hasil
usaha
analisis
langsung dari pemerintah maupun dari
dengan
(usaha
sektor perbankan pada kedua desa dalam
sampingan, patungan atau utama),
penelitian ini.
modal (modal kecil, sedang atau besar), kepemilikan lahan (lahan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
83
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
milik orang lain, sewa atau milik
cenderung akan lebih sejahtera. Hal
sendiri) serta pendapatan (pendapatan
ini ditunjukkan dengan besaran odds
kecil sedang atau besar).
rasio
2. Hasil analisis logistik yang telah dibahas
dalam
memberikan
bab
bukti
memberikan
makna
bahwa petani garam yang memiliki
sebelumnya bahwa
yang
lahan sendiri yang hidup dalam
dari
kondisi
sangat
sejahtera
sebesar
keempat faktor kesejahteraan yang
hampir 7 kali lipat dibandingkan
dianalisis yaitu jenis usaha (usaha
petani yang mengarap lahan orang
sampingan, patungan atau utama),
lain.
modal (modal kecil, sedang atau
5.2 Saran
besar), kepemilikan lahan (lahan
Berdasarkan
pembahasan
dan
milik orang lain, sewa atau milik
kesimpulan penelitian ini, maka peneliti
sendiri) dan pendapatan (pendapatan
memberikan beberapa saran sebagai
kecil sedang atau besar), hanya
berikut:
kepemilikan lahan yang menjadi faktor
yang
signifikan
berpengaruh
terhadap
1. Perlunya dilakukan penelitian dan
secara
pelatihan
untuk
kesejahteraan.
kawasan
pada
pengembangan daerah
pesisir
Hal ini dibenarkan dengan adanya
sebagai media untuk meningkatkan
fenomena dalam masyarakat yang
pendapatan
merasa diberatkan dengan biaya sewa
petani garam.
ataupun bagi hasil jika mereka harus
orang lain. 3. Model logit yang dihasilkan dari dalam
penelitian
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Jawa Timur 2005 “Jawa Timur dalam Angka 2005” Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep Tahun 2013, Banyaknya Penambang Garam dan Luas Areal Pertambangan Garam Rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Sumenep. Direktorat Industri Pangan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Departemen Perindustrian. Sosialisasi Klaster IKM Garam Rakyat/Konsumsi. Semarang.
ini
memberikan nilai odds rasio. Odds rasio
disini
menunjukkan
nilai
kecenderungan seorang petani garam yang menyewa lahan akan hidup dengan
kondisi
sebesar
hampir
dibandingkan menggarap
sangat 5
sejahtera
kali
petani tanah
orang
lipat garam lain
(patungan). Sedangkan petani garam yang
memiliki
lahan
kesejahteraan
2. Perlunya dilakukan sosialisasi akan potensi daerah khususnya potensi lahan garam yang belum maksimal di Kabupaten Sumenep.
menggarap lahan sewa atau lahan
analisis
dan
sendiri,
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
84
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Ghozali, I., 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang. Holton, R. J.. 1992. Economy and Society. London & New York: Routledge. http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2 015/03/31/379329/garamkomoditas- strategis-pendorongekonomi-nasional, Suci Sedya Utami - 31 Maret 2015 22:33 WIB; Kementerian Perindustrian RI. 2011. “Data Kebutuhan dan Produksi Garam Nasional”. Jakarta: tidak diterbitkan; Nugroho, Adi. 2012. eprints.undip.ac.id/38829/3/BAB _II.pdf Peraturan Menteri Perdagangan No. 20/M-DAG/PER/9/2005 tentang Ketentuan Impor Garam. Peraturan Menteri Perdagangan No. 44/M-DAG/PER/10/2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 20/M-DAG/PER/9/2005
tentang Ketentuan Impor Garam. Peraturan Menteri Perdagangan No. 58/M-DAG/PER/9/2012 tanggal 4 September 2012 tentang Ketentuan Impor Garam. Rochwulaningsih, Yety, 2012. Membongkar Persoalan Struktural Tata Niaga Garam Rakyat”, Workshop “Strategi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Berbasis Nilai Sosiokultural untuk Mewujudkan Swasembada Garam Nasional” Hotel Ibis Semarang, 15 Oktober 2012. Sayyida, Zakki, 2015, Potensi Sumber Daya Ekonomi Lokal Masyarakat Pesisir Kalianget, Universitas Wiraraja, Sumenep. Suliyanto, 2011, Ekometrika Terapan : Teori dan aplikasi dengan SPSS, ANDI, Yogyakarta. Widarjono, A., 2010, Analisis Statistika Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. ________________ etd.repository.ugm.ac.id/.../S22015-355615-chapter5
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
85