JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 764 – 771 e-ISSN: 2527-7170
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Oleh Perawat Pada Pasien Rawat Inap di RSD Madani Palu Tahun 2013 Aminuddin1) Abstrak: Kasus panyakit jiwa setiap tahun semakin meningkat jumlahnya sehingga perlu penanganan yang lebih maksimal, salah satunya melalui strategi Terapi Aktifitas Kelompok. Selama ini Terapi Aktifitas Kelompok masih belum maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok oleh perawat pada pasien rawat inap di RSD Madani Palu. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Yang menjadi sampel adalah semua perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSD Jiwa Madani sebanyak 67 responden (sampel jenuh). Analisis yang digunakan adalah analisis Bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian tidak ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan (ρ 0.146), pendidikan (ρ 0.356), dan lama kerja (ρ 0.878) dengan pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Tidak ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan, pendidikan, dan lama kerja terhadap pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok. Peneliti berharap bagi pihak rumah sakit untuk memberikan pelatihan teknis keperawatan jiwa dan menambah fasilitas yang menunjang pelaksanaan keperawatan jiwa. Kata Kunci :Pengetahuan, Pendidikan, Lama Kerja, Terapi Aktifitas Kelompok Abstrak: Mental illness cases increase annually and need a more maximal handling such as strategy of Group Activity Therapy (GAT). Recently, this GAT consider less affective. This study was aimed to know the factors associating with the implementation of GAT by nurses among inpatient at Madani Hospital, Palu City. This study is a analytical survey with Cross Sectional design. Sample of this study are all the nurses (67 nurses) servicing in inpatient room at Madani hospital. Analysis used is bivariate with Chisquare test. Study result show that there is no significant association of knowledge (ρ 0.146), aducation (ρ 0.356), and working period (ρ 0.878) with implementation of GAT. In conclusion, there is no association of knowledge, education, and working period with implementation of GAT. It is suggested to Madani hospital for providing technical training of mental illness nursing and increase the facility supporting the implementation of mental illness nursing. Keywords : Knowledge, Education, Working period, Group activity therapy.
klien dengan gangguan orientasi realitas. Terapi
PENDAHULUAN Terapi Aktivitas Kelompok klien dengan
aktifitas kelompok sering digunakan dalam
gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam
praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi
hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya,
aktifitas kelompok merupakan hal yang penting
tentu saja klien yang mengikuti therapy ini
dari ketrampilan terapeutik dalam keperawatan.
adalah klien yang sudah mampu mengontrol
Terapi
dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK
kesehatan (Ikhwanul. K, 2012).
klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu
keuntungan
yang
telah
diterima
profesi
Terapi aktivitas kelompok merupakan
anggota kelompok yang lain (Somantri, 2012). Beberapa
kelompok
salah satu tindakan keperawatan untuk klien
dapat
gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang
diperoleh individu atau klien melalui terapi
pelaksanaannya merupakan tanggung jawab
aktifitas kelompok meliputi dukungan (support),
penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu
pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
seorang perawat khususnya perawaat jiwa
meningkatkan hubungan interpersonal dan juga
haruslah mampu melakukan terapi aktivitas
meningkatkan uji realitas (reality testing) pada 764
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 764 – 771 e-ISSN: 2527-7170
kelompok secara tepat dan benar (Fauzan,
sekunder yaitu data yang diperoleh dari bagian
2011).
kepegawaian
RSD
Jiwa
Madai
tentang
Berdasarkan studi pendahuluan kasus
ketenagaan perawat jiwa. Analisis Univariat
panyakit jiwa setiap tahun semakin meningkat
dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari
jumlahnya sehingga perlu penanganan yang
masing-masing
lebih maksimal melalui pendekatan medis
(Pendidikan, pengetahuan dan lama kerja) dan
maupaun asuhan keperawatan salah satunya
variabel
melakukan implementasi keperawatan melalui
Aktifitas
strategi Terapi Aktifitas Kelompok. Selama ini
Dilakukan untuk melihat hubungan dari variabel
Terapi
dependen
Aktifitas
Kelompok
masih
belum
variabel-variabel
independen
independen
(Pelaksanaan
Kelompok).Analisis
dengan
Terapi Bivariat
masing-masing
variabel
maksimal.
independen. Uji statistik yang digunakan adalah
METODE PENELITIAN (Methods)
uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan 0,05, dengan Kriteria
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dengan
Penerimaan Hipotesis :Bila nilai ρ≤ 0,05 berarti
pendekatan Cross Sectional Study,yaitu untuk
Ho ditolak (ada hubungan), Bila nilai ρ> 0,05
mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi
berarti H1 diterima (tidak ada hubungan). Untuk
pelaksanaan terapi aktifitas kelompok oleh
menyajikan hasil penelitian, data disajikan
perawat pada pasien rawat inap di RSD Madani
dalam bentuk tabel dan naskah.
Palu yang diteliti secara bersamaan antara
Hasil Penelitian (Result)
variabel independen dan variabel dependen
Analisisi Univariat dilakukan dalam penelitian
(Budiman, 2013).
ini untuk melihat distribusi frekwensi dari setiap
jenis
penelitian
survey
analitik
variabel Independen dan variabel dependen,
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inapRSD Madani Palu pada tanggal 25 juni s/d 9
yang
juli 2013.Populasi dalam penelitian ini adalah
pengetahuan,
semua perawat yang bertugas di ruang rawat
sedangkan variabel dependen adalah Terapi
inap
Aktifitas kelompok (TAK).
RSD
Jiwa
Madani
sebanyak
67
dijadikan
Jiwa sampel
Madani
yang
penelitian
hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dimana
tehnik
yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan
mengumpulkan
langsung
memperoleh
dilihat pada tabel berikut :
Data: Data primer yaitu data yang diperoleh dari
sendiri.
yaitu
lama
kerja
gambaran
tentang Terapi Aktifitas Kelompok dapat
67
responden (Sampel jenuh). Tehnik Pengumpulan
dilakukan
dan
bebas
distribusi responden menurut pengetahuan
semuanya
sebanyak
variabel
pendidikan
Untuk
seluruh perawat yang bertugas di ruang rawat RSD
dari
a. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan
responden.Sampel dalam penelitian ini adalah
inap
terdiri
informasi
tentang pengetahuan perawat jiwa tentang penatalaksanaan terapi aktifitas kelompok. Data 765
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 764 – 771 e-ISSN: 2527-7170 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Yang Mempengaruhi Pelaksanaan (TAK) Di RSD Madani Palu Pengetahuan Kurang baik Baik
f
%
18 49
26.9 73.1
Total 67 Sumber : Data primer tahun 2013
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Yang Mempengaruhi Pelaksanaan (TAK)Di RSD Madani Palu Lama Kerja f % ≤ 5 tahun
26
38.8
> 5 Tahun
41
61.2
Total
67
100
100
Sumber : Data primer
** Pengetahuan kurang baik jika skor
Pada tabel 4.3 bahwa responden yang
jawaban responden < 8 dan pengetahuan baik
memiliki lama kerja≤ 5 tahun sebanyak 26
Jika skor jawaban responden ≥ 8.
responden
(38.8%)
dan
responden
yang
Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa
memiliki lama kerja > 5 tahun sebanyak
responden yang berpengetahuan baik lebih
41responden (61.2%). Hasil penelitian menurut
banyak dengan proporsi 73.1%. dibandingkan
lama kerja yang terbanyak adalah responden
dengan responden yang berpengetahuan kurang
yang memiliki lama kerja > 5 tahun.
baik dengan proporsi 26.9%.
d. Distribusi Pelaksanaan Terapi Aktifitas
b. Distribusi
Responden
Menurut
Tingkat
Kelompok
Pendidikan Untuk distribusi
memperoleh
responden
Tabel 4.4 Distribusi Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Di RSD Madani Palu Terapi Aktifitas f % Kelompok Tidak dilaksanakan 33 49.3 Dilaksanakan 34 50.7
gambaran
menurut
tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Yang Mempengaruhi Pelaksanaan (TAK) Di RSD Madani Palu Tingkat Pendidikan f %
Total
67 100 Sumber : Data primer
Pada tabel 4.4 bahwa responden yang
D-III Keperawatan
63
94
tidak melaksanakan terapi aktifitas kelompok
S 1 Keperawatan
4
6
sebanyak 33 responden (49.3%) dan responden
67
100
yang melaksanakan terapi aktifitas kelompok
Total
Sumber : Data primer tahun 2013
sebanyak
Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa
(50.7%).
Hasil
adalah responden yang melaksanakan terapi
Keperawatanlebih banyak dengan proporsi 94%
aktifitas kelompok.
dibandingkan dengan yang memiliki pendidikan
Analisis BivariatTujuan dari analisis
S1 Keperawatandengan proporsi 6%.
bivariat untuk melihat hubungan antara variabel
c. Distribusi Responden Menurut Lama Kerja memperoleh
responden
penelitian menurut lama kerja yang terbanyak
responden yang memiliki pendidikan D-III
Untuk
34
independen yaitu pengetahuan, pendidikan dan
gambaran
lama kerja dengan variabel dependen yaitu
distribusi responden menurut Lama Kerja
terapi aktifitas kelompok sebagai berikut :
dapat dilihat pada tabel berikut :
766
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 764 – 771 e-ISSN: 2527-7170
a. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok. Tabel 4.5 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Di RSD Madani Palu Terapi Aktifitas Kelompok Total Tidak Ρ Dilaksanakan Pengetahuan Dilaksanakan Value f % F % f % Kurang baik 12 66.7 6 33.3 18 100 Baik 21 42.9 28 57.1 49 100 0, 146 Total 33 Sumber : Data Primer tahun 2013
49.3
34
50.7
67
100
Hasil analisis menunjukan bahwa dari
Kelompoklebih banyak dengan proporsi 57.1%
18 responden yang berpengetahuan kurang baik
dibandingkan dengan yang tidak melaksanakan
yang tidak melaksanakan Terapi Aktifitas
Terapi Aktifitas Kelompok dengan proporsi
Kelompoklebih
proporsi
42.9%. Hasil Uji statistik diperoleh nilai ρ 0.146
66.7%dibandingkan dengan yang melaksanakan
maka dapat disimpulkan pada α 0.05 tidak ada
dengan proporsi 33.3%. Sedangkan dari 49
pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
responden yang memiliki pengetahuan baik
terhadap
yang
Kelompok.
banyak
melaksanakan
dengan
Terapi
Aktifitas
pelaksanaanTerapi
Aktifitas
b. Pengaruh PendidikanTerhadap Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Tabel 4.6 Pengaruh Tingkat PendidikanTerhadap PelaksanaanTerapi Aktifitas Kelompok Di RSD Madani Palu Terapi Aktifitas Kelompok Total ρ Tidak Dilaksanakan Dilaksanakan Pendidikan value f % F % f % D-III 63 100 30 47.6 33 52.4 S-1 4 100 3 75 1 25 0.356 Total 33 49.3 Sumber : Data Primer tahun 2013
34
50.7
67
100
Hasil analisis menunjukan bahwa dari 63 tidak melaksanakan Terapi Aktifitas responden yang memiliki pendidikan D-III Kelompokdengan proporsi 75%dibandingkan Keperawatanlebih banyak yang melaksanakan dengan yang melaksanakan dengan proporsi Terapi Aktifitas Kelompok dengan proporsi 25%. Hasil Uji statistik dengan Fisher’s Exact 52.4%dibandingkan yang tidak melaksanakan diperoleh nilai ρ 0.356 maka dapat disimpulkan Terapi Aktifitas Kelompokdengan proporsi pada α 0.05 tidak ada pengaruhn yang signifikan 47.6%. Sedangkan responden yang memiliki antara pendidikan dengan Terapi Aktifitas pendidikan S-1 Keperawatan lebih banyak yang Kelompok. c. PengaruhLama KerjaTerhadap Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Tabel 4.7 Pengaruh Lama KerjaTerhadapPelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Di RSD Madani Palu Terapi Aktifitas Kelompok Total Ρ Lama Kerja Tidak Dilaksanakan Dilaksanakan Value f % f % f % ≤ 5 tahun 12 46.2 14 53.8 26 100 > 5 Tahun 21 51.2 20 48.8 41 100 0.878 Total 33 49.3 34 50.7 67 100 Sumber : Data Primer tahun 2013
Hasil analisis menunjukan bahwa dari 26
dibandingkan yang tidak melaksanakan Terapi
responden yang memiliki lama kerja ≤ 5
Aktifitas Kelompokdengan proporsi 46.2%.
tahunlebih banyak yang melaksanakan Terapi
Sedangkan responden yang memiliki lama kerja
Aktifitas Kelompok dengan proporsi 53.8%)
> 5 tahun lebih banyak yang tidak melaksanakan 768
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 764 – 771 e-ISSN: 2527-7170
Terapi
Aktifitas
Kelompokdengan
proporsi
mengevaluasi hasil yang dicapai dalam
51.2% dibandingkan yang melaksanakan dengan
kelompok.Untuk memperoleh kemampuan
proporsi 48.8%. Hasil Uji statistik diperoleh
sebagai leader/co leader, observer dan
nilai ρ 0.878 maka dapat disimpulkan pada α
fasilitator dalam kegiatan terapi aktivitas
0.05 tidak ada pengaruh yang signifikan antara
kelompok, perawat juga perlu mendapat
lama kerja dengan Terapi Aktifitas Kelompok.
latihan dan keahlian yang professional Budi
Pembahasan
Anna Keliat (2004).
1. Pengaruh
Pengetahuan
Terhadap
Berdasarkan hasil penelitian. petugas
Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok. Hasil
penelitian
kesehatan
di
RS
Madani
kurangnya
univariat
melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok
Hasil
penelitian
karena fasilitas yang masih kurang seperti
yang
terbanyak
radio yang sering rusak, ruangan tempat
memiliki
Terapi Aktivitas Kelompok yang tidak
pengetahuan baik tentang Terapi Aktifitas
sesuai standar pelaksanaan Terapi Aktivitas
Kelompok,
analisis
Kelompok, kursi yang kurang, dan pasien
Bivariat dengan hasil uji statistik diperoleh
yang kurang koperatif serta jumlah pasien
nilai ρ 0.146 maka dapat disimpulkan
yang sedikit.
menunjukan
bahwa
menurut
pengetahuan
adalah
responden
yang
sedangkan
hasil
secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan
antara
pengetahuan
Menurut
dengan
asumsi
peneliti
bahwa
pengetahuan perawat tentang terapi aktifitas
Terapi Aktifitas Kelompok.
kelompok sudah baik karena perawat yang
Menurut Khair (2012), bahwa terapi
bertugas di RS Madani selain mendapatkan
aktivitas kelompok terapi modalitas yang
ilmu keperawatan jiwa ketika menjalani
dilakukan perawat
pendidikan di D-III Keperawatan sebagian
klien
yang
kepada
sekelompok
mempunyai
masalah
besar
perawat
yang
bertugas
sudah
keperawatan yang sama. Aktivitas yang
mendapatkan
digunakan sebagai terapi, dan kelompok
pendidikan jiwa), sehingga pengetahuan
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
tentang terapi aktifitas kelompok sudah
kelompok terjadi dinamika interaksi yang
cukup baik. Sedangkan hasil uji statistik
saling bergantung, saling membutuhkan dan
tidak ada hubungan dengan pelaksanaan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih
terapi aktifitas kelompok oleh karena faktor
perilaku
baru
memperbaiki
yang perilaku
pendidikan
khusus
(D1
adaptif
untuk
Rumah Sakit yang belum didukung oleh
lama
yang
fasilitas yang dapat menunjang terapi
maladaptif.
aktifitas kelompok.
Stuart and Sundeen (1995) dalam
Pengetahuan perawat kurang baik
Budi Anna Keliat (2004) mengemukakan
oleh karena perawat yang bertugas di
bahwa peran perawat psikiatri dalam terapi
rumah sakit adalah perawat yang masih
aktivits kelompok adalah sebagai leader/co
bekerja < dari 5 tahun atau perawat yang
leader, sebagai observer dan fasilitator serta
baru bertugas di Rumah Sakit atau perawat 768
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 764 – 771 e-ISSN: 2527-7170
yang baru menyelesaikan pendidikan D-III
yang signifikan antara pendidikan dengan
Keperawatan sehingga belum memiliki
Terapi Aktifitas Kelompok.
pengalaman
tentang
Terapi
Aktifitas
Menurut asumsi peneliti bahwa tenaga
kelompok.
perawat yang bertugas di Rumah Sakit lebih
Menurut
Notoatmodjo
(2005),
banyak
yang
berpendidikan
D-III
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
Keperawatan oleh karena jumlah lulusan
seseorang semakin baik pula tingkat
perawat yang berpendidikan D-III lebih
pengetahuannya. Makin tinggi pendidikan
banyak dibandingkan yang berpendidikan S-
seseorang makin mudah untuk menerima
1 keperawatan sehingga tenaga sarjana
informasi sehingga makin banyak pula
Keperawatan masih sangat kurang terutama
pengetahuan
D-IV keperawatan jiwa, sedangkan hasil uji
perawat
yang
jiwa
yang
mendapatkan selain
dimiliki. bertugas
pendidikan
pendidikan
Dimana
D-III
statistik
sudah
khusus
tidak
pelaksanaan
jiwa
adalah
secara umum.
perawat
kelompok
perawat
yang
bekerja
sebagai
pelaksanaan terapi aktifitas kelompok lebih
hubungan
tentang
aktifitas
dengan
pengelola seperti Kepala Ruangan sehingga
Penelitian yang di lakukan oleh
pengetahuan
terapi
hubungan
dimana perawata yang berpendidikan S1
Keperawatan
Dedi (2007) dengan judul
ada
banyak
TAKS
dilakukan
oleh
perawat
yang
dengan motivasi pelaksanaan TAKS di
berpendidikan D-III Keperawatan. Selain itu
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa
terapi aktifitas kelompok bukan hanya
Propinsi
menghasilkan
ditunjang oleh tingkat pengetahuan dan
kesimpulan bahwa peningkatan motivasi
pendidikan, fasilitas yang mendukung juga
pelaksanaan
sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
Lampung,
TAKS
dipengaruhi
oleh
terapi aktifitas kelompok.
pengetahuan perawat tentang TAKS, jika pengetahuan tinggi tentang TAKS maka
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
motivasi pelaksanaan TAKS juga tinggi ini
pernahditeliti dan memberi dampak pada
sesuai dengan.
kemampuan
klien
dalam bersosialisasi.
2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap
Terapi aktivitas yang lain telah digunakan
pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok.
dibeberapa Rumah Sakit Jiwa. Dengan
Hasil
penelitian
evaluasi dan penelitian tentang manfaat
univariat
memperlihatkan bahwa hasil penelitian
terapi
menurut tingkat pendidikan yang terbanyak
memberi
adalah responden yang memiliki penidikan
kemampuan perawat dalam melaksanakan
D-III Keperawatan, sedangkan hasil analisis
terapi aktivitas kelompok dapat diperoleh
Bivariat
denganFisher’s
Exact
Test
melalui
diperoleh
nilai
maka
dapat
ρ
0.356
aktivitas
berkelanjutan
kelompok
kontribusi
pendidikan
yang
akan
peningkatan
keperawatan
diharapkan perawat
yang
melaksanakan terapi aktivitas kelompok
disimpulkan pada α 0.05 tidak ada pengaruh
769
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 764 – 771 e-ISSN: 2527-7170
telah
mengikuti
pendidikan
KESIMPULAN
khusus
Hasil penelitian dengan menggunakan
(Sefrianti, 2011).
analisis univariat dan analisis bivariat dapat
3. Hubungan Lama Kerja Dengan Terapi
disimpulkan sebagai berikut :
Aktifitas Kelompok. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
Hasil
univariat
a. Tidak ada pengaruh yang bermakna antara
penelitian
pengetahuan terhadappelaksanaan Terapi
menurut lama kerja yang terbanyak adalah
Aktifitas Kelompok dengan nilai ρ 0.146
responden yang memiliki lama kerja > 5
b. Tidak ada pengaruh yang bermakna antara
tahun, sedangkan hasil analisis Bivariat
pendidikan
dengan hasil uji statistik diperoleh nilai ρ
Aktifitas Kelompok dengan nilai ρ 0.356
0.878 maka dapat disimpulkan pada α 0.05
c. Tidak ada pengaruh yang bermakna antara
tidak ada pengaruh yang signifikan antara
lama kerja terhadappelaksanaan Terapi
lama
Aktifitas Kelompok dengan nilai ρ 0.878
kerja
dengan
Terapi
Aktifitas
Kelompok.
terhadappelaksanaan
Terapi
SARAN-SARAN
Menurut asumsi peneliti bahwa sama
Diharapkan
halnya dengan pengetahuan dan pendidikan,
menambah
semakin lama perawat tersebut bekerja maka
rumah
sakit
fasilitas
yang
menunjang
pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa. Bagi
perawat tersebut memagang / mengelola
perawat diharapkan untuk melaksanakan TAK
ruangan sehingga teknis atau pelaksanaan
di setiap ruangan.Bagi peneliti selanjutnya perlu
keperawatan lebih banyak dilaksanakan oleh
mengadakan
perawat yang bertugas < 5 tahun. individu
pihak
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan
lama kerja tidak ada hubungan dimana
Karakteristik
bagi
penelitian
yang
lebih
lanjut
mengenai variabel-variabel yang lebih luas dapat
tentang pelaksanaan tarapi aktifitas kelompok
mempengaruhi kinerja perawat. Tingkat
pada pasien rawat inap RSD Madani Palu.
pendidikan, motivasi, usia dan pengalaman DAFTAR PUSTAKA
kerja karyawan baik baru maupun lama
Budiman, 2013, Penelitian Kesehatan, Cetakan kesatu, Refika Aditama, Bandung. Dedy A, 2007, Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Motivasi Pelaksanaan TAKS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung. Fauzan, 2011, Program Terapi Aktifitas Kelompok, http//ilmukeperawatan.co.id, diakses tanggal 7 April 2013. Ikhwanul. K, 2012, Terapi Aktifitas kelompok (TAK).http://id.wikipedia.org. diakses tanggal 9 April 2013. Keliat, Budi, Anna, 2004, Keperawatan Jiwa Terapi Aktifitas Kelompok., EGC, Jakarta, Jakarta. Priyanto, 2010, Analisis Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pada Bagian Keperawatan
merupakan sebagian faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja
dalam
mengembangkan
dan
profesionalitas
karyawan
rangka
meningkatkan dalam
pekerjaannya dan menyesuaikan diri dengan perubahan
dan
pengembangan
yang
berlangsung sekarang ini. Dengan demikian tingkat pendidikan, motivasi, usia dan pengalaman kerja mempunyai peranan yang penting
bagi
perusahaan
karena
akan
mempengaruhi kinerja karyawan.
770
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 764 – 771 e-ISSN: 2527-7170
pada RS Nirmala Suri Sukoharjo, Skripsi S1 keperawatan, http//google.co.id, diakses tanggal 17 Juli 2013. Sefrianti, 2011, Terapi Aktifitas Kelompok, http//.keperawatanjiwa.co.id, diakses tanggal 18 Juli 2013. Somantri, 2012, Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita halusinasi, httpp//skripsijiwa.co.id, diakses tanggal 7 April 2013.
771