faKtor-faKtor yang memPengaruHI KePuasan Pengguna bPjs terHaDaP Pelayanan bPjs (studi Kasus : peserta pengguna BpJs yang Berkunjung ke Dokter keluarga/apotek di kabupaten sleman) 1
Devi Herliani,1Dwi Retno PS, 1Dewik Prasekti, 1Fortina Mena M, 1Baiq Anis R, 1 Muh. Asadul M, 2Kariyam* 1
Mahasiswa Prodi Statistika Universitas Islam Indonesia 2 Dosen Prodi Statistika Universitas Islam Indonesia *
[email protected] abstraK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui kepuasan pengguna BPJS terhadap pelayanan BPJS yang dilakukan di tiga apotek/dokter keluarga di Kabupaten Sleman, DIY. Dari 74 responden, dilihat dari pendidikan terakhirnya paling banyak adalah lulusan SMA sederajat dan paling rendah adalah yang tidak tamat sekolah dasar. Dilihat dari segi pekerjaan, mayoritas responden bekerja sebagai pegawai swasta. Dengan menggunakan metode analisis faktor, terdapat sebanyak 6 faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor obat, tenaga kesehatan, fasilitas, sosialisasi, pelayanan, dan rekomendasi obat dari dokter yang diberikan kepada pasien. Kata kunci : analisis faktor, kepuasan, BPJS.
abstract The research is doing to determine the factors that influence user satisfaction with services BPJS conducted in three pharmacies / family physicians in Sleman, Yogyakarta. From 74 respondents, seen from of education last at most a high school graduate or equivalent and the lowest is not completed primary school. Seen from of jobs, the majority of respondents working as private employees. By using factor analysis method, there are get a six factors that formed among the factors drugs, health personnel, facilities, socialization, services and recomendation drugs given to the patient. Keywords : Factor analysis, satisfaction, BPJS.
PenDaHuluan kondisi kesehatan di indonesia terbilang buruk, hal tersebut bisa
dilihat dari Life
Expectationat birth( le) atau umur harapan hidup waktu lahir masyarakat indonesia yang masih rendah. Umur harapan hidup waktu lahir adalah suatu perkiraan rata-rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh penduduk sejak lahir.
734
1
penyebab buruknya aspek kesehatan di indonesia adalah tidak meratanya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh rakyat indonesia. pemerataan dalam aspek kesehatan sangat sulit dicapai di indonesia mengingat kondisi geografis indonesia yang berpulau-pulau yang membuat pembangunan fasilitas kesehatan pada daerah-daerah tertentu masih sangat kurang. hal tersebut diperparah dengan kesenjangan ekonomi rakyat indonesia membuat hanya masyarakat berpenghasilan tinggi yang mampu menjangkau biaya kesehatan yang cenderung mahal. sedangkan, masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau biaya layanan kesehatan sehingga muncul diskriminasi pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah pada tahun 2004 mengeluarkan Undang-Undang no.40 tentang sistem Jaminan sosial nasional (sJsn). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh rakyat indonesia. salah satu program dari sJsn adalah Jaminan kesehatan nasional (Jkn) melalui suatu Badan penyelenggara Jaminan sosial (BpJs). Badan penyelenggara Jaminan sosial atau BpJs kesehatan adalah badan hukum publik yang berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bgi seluruh masyarakat indonesia termasuk warga asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di indonesia. peserta BpJs terdiri dari peserta bantuan iur pBi) yang terdiri dari fakir miskin serta orang tidak mampu, dan golongan non pBi atau peserta dari peralihan askes (UU BpJs, 2011). BpJs merupakan transformasi dari empat badan usaha milik negara (BUMn) yaitu pt. askes, Jamsostek, taspen dan asabri. salah satu pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan BpJs kesehatan adalah apotek. apotek memiliki peran penting dalam program Jkn, karena apotek memberikan layanan obat kepada pasien. setiap apotek dituntut untuk memberikan pelayanan khususnya obat kepada peserta Jkn dengan kualitas yang baik. rumusan masalaH Faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna kartu BpJs terhadap pelayanan BpJs kesehatan yang meliputi sosialisasi, fasilitas, tenaga kesehatan, obat yang disediakan, dan pelayanan di apotek/dokter keluarga yang bekerjasama dengan BpJs kesehatan di kabupaten sleman.
2 735
tujuan PenelItIan Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna BpJs dalam hal sosialisasi, fasilitas, tenaga kesehatan, obat yang disediakan, dan pelayanan terhadap peserta BpJs di apotek/dokter keluarga yang berkerjasama dengan BpJs kesehatan di kabupaten sleman. metoDe PenelItIan Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data hasil wawancara dengan pengguna BpJs yang berkunjung ke dokter keluarga/apotek di kabupaten sleman. terdapat tiga apotek/dokter keluarga yaitu apotek tina Farma, apotek Colombo, dan apotek sari Dewi. analisis dalam penelitian ini didasarkan pada lima dimensi yaitu sosialisasi, obat, fasilitas, tenaga kesehatan, dan pelayanan, dengan melakukan wawancara dan observasi (kuisioner). teknik sampling yang adalah teknik non-probability sampling dengan purposive sampling dimana pasien yang diwawancarai adalah pasien yang menggunakan BpJs di apotek/dokter keluarga di kabupaten sleman. adapun variabel penelitian sebagaimana tertera pada tabel 1. langkah pertama adalah melakukan uji reliabilitas dan validitas data dengan menggunakan uji spearman. selanjutnya, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelayanan pengguna kartu BpJs kesehatan dengan menggunakan pendekatan analisis faktor.
736
3
tabel 1.variabel Penelitian variabel
V1
V2
sosialisasi
obat
p1
Indikator informasi awal perihal BpJs
p2
sosialisasi BpJs kesehatan
p3
Media sosialisasi BpJs
p4
akses informasi terkait BpJs
p5
pemahaman pengguna fasilitas layanan BpJs kesehatan
p6
kesesuaian obat dengan kondisi penyakit
p7
kesamaan obat tanpa dan dengan menggunakan BpJs
p8
rekomendasi dokter untuk mendapatkan obat
p9
kesesuaian obat dengan resep dokter
p10 obat gratis yang dijamin oleh BpJs p11 obat yang dijamin BpJs dapat membantu kesehatan p12 V3
Fasilitas
Fasilitas dapat membantu pengobatan pasien tanpa dan dengan menggunakan BpJs
p13 Fasilitas apotek/dokter keluarga dapat mengcover kebutuhan pasien p14 kelengkapan fasilitas di apotek/dokter keluarga p15 Fasilitas di apotek/dokter keluraga dalam kondisi baik p16 kecukupan jumlah dokter
V4
pelayanan
p17 kelengkapan tenaga kesehatan p18 tenaga kesehatan dapat membantu pasien BpJs p19 kartu BpJs bisa digunakan di semua apotek/dokter keluarga
V5
tenaga Medis
p20 Fasilitas yang didapatkan sama tanpa dan dengan menggunakan BpJs p21 pelayanan yang didapatkan sama tanpa dan dengan menggunakan BpJs p22 Dipersulit ketika menggunakan kartu BpJs p23 kepuasan responden BpJs terhadap pelayanan dokter
4 737
HasIl Dan PembaHasan a. Deskriptif
gambar 1. barchart Pendidikan responden pada output grafik tingkat pendidikan di atas, diperoleh jumlah responden pada masing-masing tingkat pendidikan. Berdasarkan diagram tersebut, maka sebanyak 1 responden yang tidak sekolah atau tamat sD, 5 responden tamat sD atau sederajat, 7 responden tamat sMp atau sederajat, 32 responden tamat sMa atau sederajat dan 29 responden tamat akademi atau pt.
gambar 2.jumlah Pekerjaan Pengguna Kartu bPjs Kesehatan Berdasarkan output pada gambar 2, maka dapat dilihat jumlah responden BpJs yang telah diteliti berdasarkan pekerjaannya. Bidang pekerjaan yang paling sedikit adalah wiraswasta, petani dan pegawai pemerintah non pns dengan jumlah masing-masing 1 responden. sedangkan untuk bidang pekerjaan yang banyak menggunakan BpJs yakni pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan jumlah sebanyak 22 responden. secara keseluruhan diperoleh hasil penelitian sebanyak 74 responden yang dari ketiga apotek lokasi penelitian di kabupaten sleman.
738
5
gambar 3. Kapasitas menggunakan Kartu bPjs dalam sebulan Dari gambar 3 diatas dapat disimpulkan bahwa pengguna BpJs menggunkan kartu BpJs paling sedikit yaitu 4-5 kali dalam sebulan sebanyak 2 responden, dan yang paling banyak yaitu lainnya sebesar 36 responden. Dimana yang lainnya ini bisa mencakup satu kali dalam dua bulan atau sebulan bisa berobat lebih dari 5 kali. Untuk pengguna kartu BpJs dengan intensitas penggunaannya 2-3 kali dalam sebulan sebesar 10 responden dan pengguna kartu BpJs dengan intensitas penggunaannya 1 kali dalam sebulan sebesar 26 responden. b. uji validitas dan reliabilitas Uji validitas diarahkan untuk menguji ketepatan instrumen dalam mengukur variabel
laten
yang
ingin diketahui perilakunya. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan salah satu software statistika. hasil uji validitas diketahui bahwa terdapat 20 pernyataan yang dapat dikatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian. pernyataan yang valid didasarkan nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel = 0.1654. r-tabel diambil berdasarkan nilai-nilai product moment pada sampel responden n = 74 dengan taraf signifikan 5% Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. adapun uji statistik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah uji statistik cronbach alpha. reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha> 0.60. Berikut merupakan
hasil perhitungan uji
reliabilitas dengan menggunakan software statistika. Dari hasil perhitungan uji reliabilitas, didapat nilai 0.806 yang berarti Cronbach’s Alpha > 0.60. Dengan demikian dapat dikatakan 20 item pertanyaan dapat dikatakan 6 739
reliabel. setelah data diuji validitas dan reliabilitasnya maka langkah selanjutnya data yang telah valid
dan
reliabel pada penelitian
ini
diolah
dengan
menggunakan
perhitungan analisis faktor. c. analisis faktor sebelum melakukan analisis faktor, dilakukan uji KMO Measure of Sampling Adequacydan Bartlett’s guna mengetahui cukup tidaknya data serta kebebasan antar variabel untuk difaktorkan. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% diketahui hasil KMO Measure of Sampling Adequacy sebesar 0,680 dan Bartlett’s sebesar 0.000. hal ini berarti bahwa data sudah layak digunakan karena data cukup untuk difaktorkan dan mengahasilkan variabel-variabel yang saling bebas.
gambar 4. output total Variance Explained Berdasarkan hasil gambar 4., dapat diketahui nilai eigen pada masing-masing faktor. Untuk mengetahui berapa jumlah faktor yang sebaiknya diambil dapat dilihat berdasarkan oleh nilai eigen, yaitu nilai eigen yang lebih dari satu. pada hasil ini, dapat dilihat bahwa variabel yang memiliki nilai eigen lebih dari 1 ada enam. Dengan demikian jumlah faktor yang dapat diambil adalah enam faktor pertama. keenam faktor tersebut sudah mampu menjelaskan variabilitas data sebesar 70,589%. Dengan kata lain variabilitas dari 20 variabel pada data penelitian dapat diterangkan oleh faktor pertama sebesar 15,883% , faktor kedua sebesar 14,963%, faktor ketiga sebesar 14,164%, faktor keempat sebesar 10,357%, faktor kelima sebesar 8,570%, dan variabilitas dari 20 variabel dapat diterangkan oleh faktor kedua sebesar 6,633%.
740
7
pada gambar 5, merupakan hasil untuk nilai komponen matriks sebelum dan setelah dirotasi. rotasi dilakukan karena terdapat nilai yang hampir sama untuk variabel dalam keenam faktor. Berikut adalah hasil antar komponen matrik sebelum dan setelah dilakukan rotasi.
gambar 5. output Component Matrix dan RotatedComponent Matrix Dari hasil matrik komponen analisis faktor, diperoleh sebanyak enam faktor yang terbentuk. adapun masing-masing faktor tersebut dapat dilihat pada gambar 5. pengelompokan masing-masing faktor dibentuk berdasarkan nilai mutlak setiap variabel yang lebih besar antar keenam faktor. Variabel p1 (pertanyaan 1) masuk kedalam faktor 2, karena nilai komponen matrik pada faktor 2 lebih besar dibandingkan dengan lainnya. secara ringkas faktor 1 didominasi oleh kesesuaian obat dengan resep dokter, obat gratis yang dijamin oleh BpJs, obat yang dijamin BpJs dapat membantu kesehatan, fasilitas dapat membantu pengobatan pasien tanpa dan dengan menggunakan BpJs sehingga disebut dengan nama faktor obat. Faktor 2 didominasi oleh kecukupan jumlah dokter, kelengkapan tenaga kesehatan, tenaga kesehatan dapat membantu pasien BpJs sehingga faktor tersebut diberi nama faktor tenaga medis. Faktor 3 didominasi fasilitas apotek/dokter keluarga dapat mengcover kebutuhan pasien, fasilitas di apotek/dokter keluarga dalam kondisi baik, fasilitas yang didapatkan sama tanpa dan dengan menggunakan BpJs, sehingga faktor tersebut diberi nama faktor fasilitas. Faktor 4 didominasi sosialisasi BpJs kesehatan, akses informasi terkait BpJs, sehingga faktor ini 8 741
diberi nama faktor sosialisasi. Faktor 5 terdiri dari kesamaan obat tanpa dan dengan menggunakan BpJs, kelengkapan fasilitas di apotek/dokter keluarga sehingga diberi nama faktor pelayanan. serta untuk faktor 6 terdiri dari pertanyaan 8 rekomendasi dokter untuk mendapatkan obat sehingga diberi nama faktor rekomendasi obat. apabila di lihat pada pertanyaan 8 terdapat 60% pasien BpJs yang mengatakan “setuju” tentang kepuasan BpJs. KesImPulan Berdasarkan analisis uji validitas dan reliabilitas terdapat 20 item pertanyaan yang layak digunakan sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian. selanjutnya, dari analisis faktor-faktor yang yang mempengaruhi kepuasan pengguna BpJs terhadap pelayanan BpJs yakni kepuasan terhadap obat, faktor ketersediaan tenaga medis di apotek/dokter keluarga, faktor fasilitas, faktor sosialisasi, faktor pelayanan dan faktor rekomendasi obat yang diberikan dokter kepada pasien (pengguna BpJs). ucaPan terImaKasIH Ucapan terima kasih disampaikan yang sebesar-besarnya kepada dokter keluarga di apotek tina Farma, apotek sari Dewi, dan apotek Colombo atas kerjasamanya dalam penelitian ini. kepada responden yang telah bersedia meluangkan waktunya sehingga penelitian ini berjalan lancar. serta, tidak lupa berterima kasih kepada DppM Uii yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menyampaikan hasil penelitian ini pada acara seminar nasional DppM Uii. Daftar PustaKa anggraini, Merry tiyas., dan rohmani, afiana. 2012. “hubungan kepuasan pasien Dengan Minat pasienDalam pemanfaatan Ulang pelayanan kesehatapada praktek Dokter keluarga”. seminar hasil-hasil penelitian – lppM UniMUs 2012 isBn : 978-602-18809-0-6 iriani ,Yani.,dan Barokah, Maria. 2012. “analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku konsumen Dalam pembelian lpg 3kg (studi kasus Di pt Graffi Ferdiani Gerrits energi)”. proceeding for Call paper pekan ilMiah Dosen FeB – Uksw, 14 DeseMBer 2012
742
9
prastiwi, ellya niken., dan ayubi, Dian. “hubungan kepuasan pasien Bayar Dengan Minat kunjungan Ulang puskesmas wisma Jaya kota Bekasi tahun 2007”. Makara, kesehatan, Vol. 12, no. 1, JUni 2008: 42-46 s1-2014-281755-chapter1.pdf supardi.2008.hubungan antara persepsi Mutu pelayanan pengobatan Dengan kepuasan pasien Di Balai kesehatan karyawan rokok kudus.tesis http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14574
10 743