FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN KADER POSYANDU DALAM WILAYAH KERJA PUKESMAS PEUSANGAN SIBLAH KRUENG BIREUEN
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh :
DESY AGUSTINA NIM : 121010210003
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN KADER POSYANDU DALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEUSANGAN SIBLAH KRUENG TAHUN 2013 Desy Agustina1, Susanti2
ABSTRAK
x + 39+ 9 Tabel + 11 Lampiran Keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu akan meningkatkan keterampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader akan mendapat tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dengan belajar dari teman sekerjanya. Namun pada kenyataannya masih ada posyandu yang mengalami keterbatasan kader karena tidak semua kader aktif dalam setiap kegiatan posyandu sehingga posyandu tidk dapat berjalan lancar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu di pukesmas peusangan siblah krung kabupaten bireuen. .Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan mengetahui faktor yang mempengaruhi keaktifan kader dan hubungannya dengan keaktifan kader posyandu. Populasi dalam penelitian ini seluruh kader posyandu yang ada di 21 unit posyandu berjumlah 106 orang dan yang di ambil dengan mengunukan rumus slovin jadi keseluruhan kader yang tinggal 52 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 52 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 24-28 agustus di pukesmas peusangan siblah krueng. Analisa yang digunakan mengunakan chi square. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 52 orang kader yang aktif sebanyak 37 orang (71,2%). Pendidikan tinggi 37 orang (71,2%), yang pernah mendapatkan insentif 39 orang (75%), dan yang mendukung sebanyak 43 orang (82,7%). Dari hasil uju statistik diperoleh bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan (p-Value=0,019), pemberian insentif kader (p-Value = 0,005), dan dukungan keluarga (P-Value = 0,005) terhadap keaktifan kader posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Bireuen Tahun 2013. Sesuai hasil penelitian disarankan kepada petugas kesehatan agar terus mengegerakkan kader posyandu dalam melaksanakan kegiatan posyandu, dan kepada pemerintah agar dapat memperhatikan kesejahteraan keder posyandu agar kader termotivasi untuk dapat aktif dan semangat dalam menjalankan posyandu.
Kata Kunci : Faktor Pendidikan, Insentif Kader, Dukungan Kelurga Daftar Bacaan : 9 Buku (2002-2011) + 10 Kutipan Internet
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Skripsi dengan judul “ Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Pukesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013 “ dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sains Terpadu (SST) kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kebidanan U’budiyah. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena keterbarbatasan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun bantuan material dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada ibu Susanti, SKM, M.Kes yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal skrisi ini. Selanjutnya peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan STIKES U’Budiyah Indonesia.
2.
Ibu Marniati, SE, M.Kes selaku Ketua STIKES U’Budiyah Banda Aceh.
3.
Ibu Cut Rosmawar, SST selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan di STIKES U’Budiyah Banda Aceh.
4.
Ibu Ramayani, SKM, M.Kes dan Pak Zahrul Fuadi, SKM. M.Kes selaku penguji I dan Penguji II yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen pengajar D-IV Kebidanan Stikes U’Budiyah Banda Aceh, yang telah membekali penulis dari awal bangku kuliah sampai selesai pendidikan ini.
6.
Penghargaan teristimewa penulis sampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan serta memberikan segala bantuan baik dari segi moril maupun dari segi materi sehingga dengan restunya penulis dapat menyelesaikannya proposal skipsi ini.
7.
Semua rekan-rekan di Stikes D-IV Kebidanan U’Budiyah yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penulisan skipsi ini. Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan kepada panilis
mendapatkan imbalan dari Allah SWT amin ya rabbal a’lamin.
Banda Aceh, oktober 2013
Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………. LEMBARAN JUDUL. .................................................................................. LEMBARAN PERSETUJUAN. .................................................................. KATA PENGANTAR................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................. DAFTAR TABEL............................................................................. . DAFTAR GAMBAR...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... ...........
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... B. Rumusan Masalah ..................................................................... C. Tujuan Penelitian ...................................................................... D. Manfaat Penelitian ....................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka.................................................................... 1. Keaktifan .................................................................................. 2. Posyandu................................................................................ 3. Kader ..................................................................................... 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu B. Kerangka konsep penelitian .................................................. C. Hipotesa ................................................................................... BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................... B. Populasi Dan Sampel ................................................................ C. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................. D. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... E. Definisi Operasional.................................................................. F. Instrumen Penelitian.................................................................. G. Pengolahan Dan Analisa Data .................................................. a. Analisa Univariat ................................................................. b. Analisa Bivariat .................................................................... H. Penyajian Data. .........................................................................
i ii iii iv v vi vii viii
1 6 6 7
8 8 8 13 15 19 20
21 21 25 25 25 26 27 27 28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... A. Gambaran Umum Lokasi Penelitain ................................... B. Hasil Penelitian .................................................................... C. Pembahasan .........................................................................
30 30 21 38
BAB V
PENUTUP ............................................................................ A. Kesimpulan ......................................................................... B. Saran ...................................................................................
41 41 42
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL Tabel 3. 1
Definisi Operasional
.........................................................................
25
Tabel 4. 1
Distribusi Frekuensi Data Umur Responden Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen .........................................................
32
Distribusi Responden Menurut Pendidikan Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013 .......................................
33
Distribusi Responden Menurut Insentif Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013 .......................................
33
Distribusi Responden Menurut dukungan kelurga Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013 .....................
34
Distribusi Responden Menurut Keaktifan Kader Posyandu Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013...
34
Hubungan Antara Pendidikan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013...
35
Hubungan Antara Insentif Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013 ...........................................................................................
36
Hubungan Antara Dukungan Kelurga Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013..................................................................................
37
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Konsep ...................................................................................
21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Lembaran permohonan dan persetujuan menjadi Responden
Lampiran 2
: Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
: Tabel Skor
Lampiran 4
: Master Tabel
Lampiran 5
: Daftar Jawaban Responden
Lampiran 6
: Surat Permohonan Izin Pengambilan data
Lampiran 7
: Surat keterangan Pengambilan data awal
Lampiran 8
: Surat Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 9
: Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian di Peusangan Siblah Krueng
Lampiran 10
: Lembar Konsul
Lampiran 11
: Daftar Riwayat Hidup
Puskesmas
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Menurut pasal 28 H ayat 1 UUD 1945dan UU No. 36 Tahun 2009 dalam
Kemenkes RI (2011), bahwa kesehatan merupakan hak setiap individu dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta (KemenKes RI, 2011). Pusat
Kesehatan
Masyarakat
(Puskesmas)
sebagai
ujung
tombak
pembangunan kesehatan mengemban misi untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam hal hidup sehat melalui pemberdayaan masyarakat. Wujud nyata dari dari upaya pemberdayaan masyarakat adalah hadirnya berbagai bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) disetiap wilayah kerja Puskesmas. UKBM yang memiliki peranan nyata dan telah mampu berkembang di tengah masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) (KemenKes RI, 2011,). Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan serta umur
harapan hidup ratarata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 2003 AKI tercatat 307/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 37/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003), maka pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan yaitu masing-masing adalah 228/100.000 kelahiran hidup serta 34/1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 70,5 tahun pada tahun 2007 menjadi 72 tahun pada tahun 2014 (RPJMN 2010-2014). Secara kuantitas, perkembangan jumlah Posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 Posyandu. Pada saat Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat sebanyak 25.000 Posyandu, dan pada tahun 2009, meningkat menjadi 266.827 Posyandu dengan rasio 3,55 Posyandu per desa/kelurahan. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas, masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan ketrampilan kader yang belum memadai. Menurut Isaura (2011), posyandu merupakan wujud nyata dari kepedulian masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan.Indikator posyandu merupakan wahana kesehatan bersumber daya masyarakat yang melakukan 5 (lima) kegiatan utama, yaitu: Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi, imunisasi dan diare.Kegiatan ini mempunyai pengaruh besar terhadap penurunan angka kematian bayi dan ibu. Perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakat terutama kader. Kader mempunyai peranan penting mulai dari perintisan posyandu, penghubung dengan lembaga yang menunjang penyelenggaraan
posyandu, perencana, pelaksana, pembina, dan penyuluh untuk memotivasi masyarakat ikut serta dalam kegiatan posyandu diwilayahnya (DepKes RI, 2006). Menurut Subagyo (2010), agar dalam pelaksanaan kegiatan posyandu terarah dan berhasil maka posyandu disetiap kegiatannya dibantu oleh kader-kader yang dibimbing dan diarahkan oleh puskesmas. Kader-kader tersebut memiliki pendidikan formal yangg bervariasi dan sebagian diantaranya juga sudah mengikuti pelatihan khusus.Selain itu, dibutuhkan pula partisipasi aktif masyarakat sehingga kegiatan posyandu dapat berjalan lancar dan mampu mencapai efektivitas yang tinggi. Menurut Martinah (2008) dalam Isaura (2011), peranan kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program posyandu. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita (Bawah Lima Tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita. Pada tahun 2007, lebih kurang 250.000 Posyandu di Indonesia hanya 40% yang aktif dan diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status kesehatannya. Keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan suka rela mengelola posyandu diwilayahnya masing-masing. Cakupan keaktifan kader posyandu secara Nasional hingga tahun 2010 baru mencapai 78 % dari target 80 % dan pada tahun 2011 mencapai cakupan program atau partisipasi masyarakat sangat bervariasi, mulai dari terendah 10 % sampai tertinggi 80 %. (Depkes RI, 2012)
Menurut Abdullah (2010) bahwa kader dalam pelaksanaan Posyandu merupakan titik sentral kegiatan Posyandu, keikutsertaan dan keaktifannya diharapkan mampu mengerakkan partisipasi masyarakat. Namun keberadaan kader relatif labil karena partisipasinya bersifat sukarela sehingga tidak ada jaminan bahwa para kader akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik seperti yang diharapkan. Jika ada kepentingan keluarga atau kepentingan lainnya maka Posyandu akan ditinggalkan. Namun kenyataaan di lapangan menunjukkan masih ada posyandu yang mengalami keterbatasan kader, yaitu tidak semua kader aktif dalam setiap kegiatan posyandu sehinggga pelayanan tidak berjalan lancar. Keterbatasan kader disebabkan adanya kader drop out karena lebih tertarik bekerja di tempat lain yang memberikan keuntungan ekonomis, kader pindah karena ikut suami, dan juga setelah bersuami tidak mau lagi menjadi kader, kader sebagai relawan merasa jenuh dan tidak adanya penghargaan kepada kader yang dapat memotivasi mereka untuk bekerja dan faktorfaktor lainnya seperti kurangnya pelatihan serta adanya keterbatasan pengetahuan dan pendidikan yang seharusnya dimiliki oleh seorang kader, karena berdasarkan penelitian sebelumnya kader yang direkrut oleh staf puskesmas kebanyakan hanya berpendidikan sampai tingkat SLTA dengan pengetahuan yang sangat minim dan umumnya tidak bekerja. Berdasarkan data profil dinas kesehatan Propinsi Aceh pada tahun 2012, jumlah posyandu tahun 2010 sebanyak 6.652 unit yang terdiri dari 28,05% posyandu
purnama, dan 5,59% posyandu mandiri. Pada tahun 2011sebanyak 6.894 unit yang terdiri dari 33,17% posyandu purnama dan 6,44% posyandu mandiri,sedangkan pada tahun 2012 jumlah posyandu 6.995 unit dengan posyandu purnama sebanyak 37,78% dan posyandu mandiri sebanyak 7,82%.Sementra itu, berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen pada tahun 2012 jumlah posyandu sebanyak 633 Posyandu dengan stratifikasi sebagai berikut: posyandu pratama sebanyak 9 posyandu (1,42%), posyandu madya sebanyak 189 posyandu (29,86%, posyandu purnama sebanyak 408 (64,45%), posyandu mandiri sebanyak 27 posyandu (4,27%)(Dinkes Kab.Bireuen, 2012). DiKecamatan Peusangan Siblah Krueng terdapat 21 desa dengan 21 posyandu dengan
jumlah
kader
yangmenyelenggarakan
posyandu
berbagai
seluruhnya
kegiatan
untuk
sebanyak mendukung
106
orang
kesehatan
masyarakat,terutama kesehatan ibu dan anak. Agar dalam pelaksanaan kegiatan posyandu terarah dan berhasil maka posyandu disetiap kegiatannya dibantu oleh kader-kader yang dibimbing dan diarahkan oleh puskesmas. Kader-keder tersebut memiliki tingkat pengetahuan, pendidikan formal yang bervariasi, dan sebagian diantaranya juga sudah mengikuti pelatihan khusus bagi Posyandu (Puskesmas peusangan siblah krueng, 2013). Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti dengan masyarakat di beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen didapatkan bahwa keaktifan kader kurang maksimal sehubungan dengan
rata-rata pendidikan kader masih rendah dan pengalaman kerja sebagai kader yang masih kurang. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013”.
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013.
2.
Tujuan khusus a.
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen tahun 2013.
b.
Untuk mengetahui pengaruh Insentif terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen tahun 2013.
c.
Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen tahun 2013.
3.
Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu. 2. Bagi institusi Sebagai bahan masukan khususnya untuk mahasiswi D-IV Kebidanan dalam penambahan
wawasan
dan
pengetahuan
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keaktifan kader posyandu. 3. Bagi peneliti lain yang tertarik dengan penelitian serupa, hasilnya dapat dijadikan informasi dan sebagai perbandingan dalam melaksanakan penelitian. 4. Bagi kader posyandu dapat dijadikan sebagai tolak ukur kontribusi kader posyandu dalam upaya peningkatan keaktifan kader posyandu.. 5. Bagi posyandu dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan mutu posyandu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. KEAKTIFAN Keaktifan menurut kamus umum bahasa Indonesia, aktif adalah giat, rajin dalam berusaha atau bekerja. Keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan seseorang. Tingkat keaktifan yang dimaksud disini adalah tingkat kegiatan kader atau kesibukan (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1996), dengan demikian kader posyandu yang aktif adalah kader yang giat, rajin dalam berusaha atau bekerja adapun keaktifan kader posyandu merupakan kegiatan atau kesibukan kader di kelompok posyandu (Depkes RI, 2002). Keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu akan meningkatkan keterampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader akan mendapat tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dengan belajar dari teman sekerjanya. 2. POSYANDU a. Konsep Dasar Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan disenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian bayi.(kemenkes RI, 2011) Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan peleyanan social dasar keluarga dalam
aspek
pemantauan tumbuh kembang
anak. Dalam
pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan intregatif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.(Kemenkes RI, 2011) b. Mamfaat Posyandu Posyandu memiliki banyak mamfaat untuk masyarakat, diantaranya (Kemenkes RI, 2011) : a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga. b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat. c. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi. d. Mendukung pelayanan keluarga berencana (KB). e. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganeka ragaman pangan melalui pemamfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif.
c. Tujuan Posyandu Posyandu diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut (Nita, 2011): 1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (Ibu Hamil, melahirkan dan nifas). 2. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), sebagai salah satu upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. 3. Meningkatkan
peran
serta
dan
kemampuan
masyarakat
untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan keluarga berencana (KB) beserta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. d. Sasaran Posyandu Posyandu merupakan program pemerintah dibidang kesehatan, sehingga semua anggota masyarakat dapat memanfaatkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) terutama (Nita,2011) : a. Bayi (dibawah satu tahun) b. Balita (dibawah lima tahun) c. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, dan ibu menyusui d. Pasangan Usia Subur (PUS)
Program Posyandu ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan dan kesehatan ibu dan anak.
e. Perkembangan Posyandu Perkembangan masing – masing Posyandu tidak sama, dengan demikian pembinaan yang dilakukan untuk masing – masing Posyandu juga berbeda. Posyandu dibedakan menjadi 4 tingkatan (Depkes RI, 2006) yaitu: 1. Posyandu Tingkat Pratama Merupakan Posyandu yang kegiatannya masih belum optimal dan belum bisa melaksanakan kegiatan rutinnya setiap bulan serta jumlah kader sangat terbatas yaitu kurang dari lima orang. Intervensi yang dapat dilakukan dengan memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader. 2. Posyandu Tingkat Madya Merupakan Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata – rata jumlah kader 5 orang atau lebih, tetapi cakupan program utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. 3. Posyandu Tingkat Purnama Merupakan Posyandu yang frekuensi pelaksanaannya lebih dari 8 kali pertahun, rata – rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih,
cakupan program utamanya lebih dari 50% sudah dilaksanakan, serta sudah ada program tambahan dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas. 4. Posyandu Tingkat Mandiri Merupakan Posyandu yang sudah bisa melaksanakan programnya secara mandiri, cakupan program utamanya sudah bagus serta sudah ada program tambahan. Dana sehat dan telah menjangkau lebih dari 50% Kepala Keluarga (KK). f. Kegiatan Posyandu Kegiatan pelayanan posyandu dilaksanakan setiap satu bulan sekali dengan menggunakan system lima meja, yaitu : 1. Meja I (Pendaftaran) a. Mendaftar bayi/balita yaitu ; menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS. b. Mendaftar ibu hamil yaitu : menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil. 2. Meja II (Penimbangan dan Pengukuran) a.
Menimbang bayi dan balita.
b.
Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertass yang akan dipindahkan pada Kartu Menuju Sehat (KMS).
3. Meja III (Pengisian KMS)
Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik ketas kedalam KMS anak tersebut.
4. Meja IV (Penyuluhan Pelayanan Kesehatan dan Rujukan) a. Menjelaskan data KMS pada ibu. b. Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu. c. Memberikan rujukan ke puskesmas apabila diperlukan untuk balita, bumil/buteki, BGM, tidak naik 2 kali penimbangan, sakit, bumil/buteki sakit. 5. Meja V (Pelayanan Kesehatan) a. Pelayanan Imunisasi. b. Pelayanan Keluarga Berencana. c. Pengobatan. d. Pemberian pil tambah darah, vitamin A, dan obat-obatan. 3.
KADER a. Pengertian Kader Kader adalah tenaga suka rela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader juga disebut sebagai penggerak atau promoter kesehatan.(Rita,2009) b. Tugas Kader Menurut Rita dan Johan (2009), tugas kader meliputi : 1) Pada persiapan hari buka Posyandu
a) Menyiapkan alat penimbangan bayi, Kartu Menuju Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur lingkar lengan atas untuk ibu hamil dan bayi/ anak, obat-obatan yang dibutuhkan (misalnya, tablet tambah darah/ zat besi, vitamin A, oralit), bahan atau materi penyuluhan. b) Mengundang dan menggerakan masyarakat, yaitu dengan memberitahu ibu-ibu untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat yang dapat memotivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu. c) Menghubungi kelompok kerja (pokja) Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta untuk memastikan apakah petugas sektor dapat hadir pada hari buka Posyandu. d) Melaksanakan pembagian tugas diantara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan. 2) Pada hari buka Posyandu atau tugas pelayanan pada lima meja a) Meja 1 (Pendaftaran) b) Meja 2 (Penimbangan dan Pengukuran). c) Meja 3 (Pengisian KMS) d) Meja 4 (Pelayanan). e) Meja 5 (Pemberian makanan tambahan) 3) Tugas kader setelah membuka Posyandu a) Memindahkan catatan-catatan pada KMS kedalam buku register atau buku bantu kader.
b) Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu bulan berikutnya. c) Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu. d) Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus memberikan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya. 4) Tugas kader diluar hari buka Posyandu a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu : bayi, anak balita, b) Membuat grafik SKDN, yaitu : jumlah semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu (S), jumlah balita yang mempunyai KMS atau buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (K), jumlah balita yang datang pada hari buka Posyandu (D) dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik (N). c) Melakukan tindak lanjut terhadap : sasaran yang tidak datang dan sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan. d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka. e) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan. 4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN KADER POSYANDU
Keaktifan
merupakan suatu perilaku yang bias dilihat dari keteraturan dan
keterlibatan seorang untuk aktif dalam kegiatan. Keaktifan kader posyandu merupakan suatu perilaku atau tindakan nyata yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seorang kader dalam berbagai kegiatan posyandu baik kegiatan dalam posyandu maupun kegiatan diluar posyandu. Tidak semua kader aktif dalam setiap kegiatan posyandu sehinggga pelayanan tidak berjalan lancar.
Banyak faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keaktifan keaktifan seorang kader, diantaranya: pendidikan, insentif, dan dukungan keluarga. a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh dan dimiliki oleh seseorang kader posyandu dengan mendapatkan sertifikasi kelulusan/ijazah, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi. Pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurnya terdiri dari masukan (input), yaitu sasran pendidikan, keluaran (output) yaitu suatu bentuk perilaku baru atau kemampuan dari sasaran pendidikan. Proses tersebut dipengaruhi oleh perangkat lunak (soft ware) yang terdiri dari kurikulum, pendidik, metode, dan sesebagainya serta perangkat keras (hard ware) yang terdiri dari ruang, perpustakaan (buku-buku), dan alat-alat bantu pendidikan lain (Notoatmodjo, 2005). Jalur pendidikan formal akan membekali sesorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta
pengembangan kepribadian. H.L. Blum menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan utama menghasilakan perubahan prilaku manusia yang secara oprasional tujuannya dibedakan menjadi 3 aspek yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan aspek keterampilan (psikomotor). Pendidikan yang tinggi seseorang akan lebih mudah memahami tentang suatu informasi (Nilawati, 2008). b. Insentif Menurut Notoatmodjo (2005), memaparkan bahwa insentif merupakan salah satu stimulus yang dapat menarik seseorang untuk melakukan sesuatu karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka ia akan mendapat imbalan. Kebanyakan orang juga berpendapat bahwa gaji atau insentif adalah alat yang paling ampuh untuk meningkatkan motivasi kerja dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerja karyawan disuatu organisasi kerja. Dengan kata lain seseorang akan melakukan sesuatu jika ada penghargaan berupa insentif terhadap apa yang ia lakukan. Dalam hal ini insentif merupakan tujuan yang ingin dicapai dari suatu perilaku yang dilakukan. Misalnya kader Posyandu mendapat insentif atas pekerjaannya selain dalam rangka berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu dan menjalankan tugas kader.
Pendekatan insentif mempelajari motif yang berasal dari luar individu yang bersangkutan atau disebut juga sebagai motif ekstrinsik. Para ahli dalam bidang ilmu perilaku melihat bahwa manusia adalah makhluk pasif, oleh
karena itu harus dirangsang dan salah satu bentuk rangsangan tersebut adalah insentif (Notoatmodjo, 2005). Insentif kader adalah upah atau gaji yang diberikan kepada kader. Insentif berupa uang memberikan motivasi tersendiri bagi kader. Menurut Abdullah (2010 ) insentif merupakan daya tarik orang datang dan tinggal dalam suatu organisasi yang artinya sistem pengkajian dan pelaksanaan perlu dikembangkan sedemikian rupa agar sistem perangsang adil dan berbuat lebih baik / lebih banyak bukan sekedar upah atas pekerjaan yang dilakukan. Untuk memberikan insentif dan imbalan dikenal dengan beberapa alat manajemen kerja atau kinerja sebagai berikut : a. Penghargaan kerja adalah suatu yang bersifat non finansial yang memberikan kepada karyawan sebagai penghargaan atas prestasi yang telah dicapai b. Penghargaan psikologis adalah untuk memberikan insentif finansial semu, misalnya memberikan liburan tambahan yang berprestasi. c. Bonus adalah pemberian insentif berupa uang di luar gaji atas tunjangan. Kader adalah tenaga sukarela yang berasal dari masyarakat yang mendapat kepercayaan dari masyarakat setempat dan telah mendapat latihan serta
merasa
terpanggil
untuk
melaksanakan,
memelihara,
dan
mengembangkan kegiatan Posyandu, untuk itu perlu pembinaan, serta penghargaan. Sejalan dengan fungsi dan tugas berat kader, sudah selayaknya
pemerintah lebih menghargai peran kader Posyandu dengan memberikan insentif finansial yang memadai. c. Dukungan Keluarga Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengindentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga. Keluarga juga didefinisikan sebagai individu yang tinggal bersama dengan atau tidak adanya hubungan darah, pernikahan, adopsi, dan tidak hanya terbatas pada keanggotaan pada suatu rumah tangga. (Friedmen,2010). Menurut sarwono dalam (chintia, 2013), dikatakan dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut melaksanakan kegiatan. Dukungan dapat timbul dari berbagai macam pihak seperti dukungan dari keluarga, teman sejawat maupun dukungan dari pemberi kebijakan. Tetapi dukungan keluarga merupakan dukungan yang paling terdekat dan diharapkan paling memberikan motivasi yang kuat bagi kerja seorang kader. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998).
B. KERANGKA KONSEP PENELITIAN Menurut notoatmodjo (2005), kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah hubungan antara konsep- konsep yang diamati atau diukur melalui penelitianpenelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep penelitian ini adalah faktor pendidikan, insentif, dan dukungan keluarga mempengaruhi keaktifan kader posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pendidikan Kader
Keaktifan Kader
Insentive Kader
Posyandu
Dukungan Keluarga
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
C. HIPOTESA Untuk memperkuat kerangka konsep penulis mengunakan 3 (tiga) buah hipotesa yang memerlukan pengujian statistic, dimana : 1. Ha
: Ada Pengaruh Pendidikan Terhadap Keaktifan Kader Posyandu.
2. Ha
: Ada Pengaruh Insentif Terhadap Keaktifan Kader Posyandu.
3. Ha
: Ada Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keaktifan Kader
Posyandu.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancangan Cross Sectional dimana pengumpulan data variabel dependen dan independen dilakukan secara bersamaan. B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu yang ada di 21 unit posyandu di wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen yang berjumlah 106 orang. 2. Sampel Menurut Notoatmojo (2010) sampel penelitian adalah sebagian atau keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah kader di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen. Untuk menentukan ukuran dan besarnya sampel dalam penelitian ini ditetapka berdasarkan rumus Slovin yaitu:
n
N 1 N (d 2 )
Keterangan : N : besar populasi yang diketahui n : besar sampel d2 : tingkat kepercayaan yang diinginkan (5%) Perhitungan besarnya sampel adalah ;
106 1 106(10 2 ) 106 n 1 106(0,10 2 ) 106 n 1 106(0,01) 106 n 2,06 n 51,4 n 52sampel n
Berdasarkan perhitungan maka diperoleh jumlah sampel yaitu 52 orang responden. Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang diteliti di 21 desa, maka Tekhik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah secara proposional kemudian dilanjutkan dengan simple random sampling ( acak sederhana) dengan cara diundi. Untuk menentukan sampel masing-masing desa dilakukan Fraksi sampel untuk setiap desa yaitu dengan rumus :
Fraksi sampel Dusun
X jumlah kader posyandu didesa
Pante baro kumbang
:
x 4 = 1,96 dibulatkan menjadi 2 orang
Pante baro gle siblah
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Pante baro buket panyang
:
x 4 = 1,96 dibulatkan menjadi 2 orang
Kubu
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Kubu raya
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Teupin raya
:
x 3 = 1,47 dibulatkan menjadi 1 orang
Cot aneuk bate
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Alue krueb
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Rambong payong
:
x 4 = 1,96 dibulatkan menjadi 2 orang
Lueng daneun
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Dayah baro
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Alue kupula
:
x 4 = 1,96 dibulatkan menjadi 2 orang
Blang cirih
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Awe geutah
: 106 x 4 = 1,96 dibulatkan menjadi 2 orang
Awe geutah paya Cot saleut
52 52
: 106 x 4 = 1,96 dibulatkan menjadi 2 orang 52
: 106 x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
52
Alue iet
: 106 x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
Paloh mampre
:
Alue glumpang
x 4 = 1,96 dibulatkan menjadi 2 orang
52
: 106 x 5 = 2.45 dibulatkan menjadi 2 orang 52
Buket sudan
: 106 x 4 = 1,96 dibulatkan menjadi 2 orang
Pante karya
:
x 6 = 2,94 dibulatkan menjadi 3 orang
No
Desa
∑ kader
∑ sampel
1.
Pante Baroe Kumbang
4
2
2.
Pante Baroe Gle Siblah
6
3
3.
Pante Baroe Buket Panyang
4
2
4.
Kubu
6
3
5.
Kubu Raya
6
3
6.
Teupin Raya
3
1
7.
Cot Aneuk Bate
6
3
8.
Alue Krueb
6
3
9.
Rambong Payoeng
4
2
10. Lueng Daneun
6
3
11. Dayah Baroe
6
3
12. Alue Kupula
4
2
13. Blang Cirih
6
3
14. Aweugeutah
4
2
15. Awegeutah Paya
4
2
16. Cot Saleut
6
3
17. Alue Iet
6
3
18. Paloh Mampre
4
2
19. Alue Glumpang
5
2
20. Buket Sudan
4
2
21. Pante Karya
6
3
C. Tempat Dan Waktu penelitian 1. Tempat Adapun tempat penelitian dilakukan dalam wilayah kerja Puskemas Peusangan Siblah Krueng. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 24 s/d 28 Agutus 2013. D. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dengan menggunakan kuisioner yang telah disusun dengan menjaring informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian, Variabel yang diukur dan kerangka konsep, Serta berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari data Puskesmas Peusangan Siblah Krueng, E. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional N Variabel Definisi Cara Ukur o Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Kuesioner
Aktif
Ordinal
Variabel Dependen 1 Keaktifan Kader Posyandu
Keaktifan kader : frekuensi kader mengikuti kegiatan posyandu yang
Membagikan kuesioner dengan kriteria : Aktif : jika resposden ≥ 5 kali
Kurang Aktif
diukur berdasarkan jumlah kehadirannya dalam melakukan kegiatan pada hari buka posyandu dalam 6 bulan terakhir
hadir dalam 6 bulan terakhir kurang Aktif : jika responden < 5 kali hadir dalam 6 bulan terakhir
Variabel Indenden 1.
Pendidikan Kader
2.
Insentif Kader
3.
Dukungan keluarga
Jenjang pendidikan terakhir yang pernah diselesaikan kader dibuktikan dengan ijazah terakhir
Membagikan Kuisioner kuisioner dengan kriteria Tinggi : jika responden tamat SMA atau lebih tinggi
Rendah : Jika responden tamat SD atau SMP Imbalan Membagikan Kuisioner berupa uang kuisioner yang dengan diberikan kriteria : kepada Pernah kader Tidak pernah Segala Membagikan Kuisioner perhatian kuisioner dan dengan dorongan kriteria : keluarga Memdukung dalam bila jawaban mendukung benar x ≥ ̅
Tinggi
Ordinal
Rendah
Pernah Tidak Pernah
Ordinal
Mendu kung
Ordinal
Tidak Mendu kung
kader untuk melaksanak Tidak an mendukung posyandu bila jawaban benar x ≤ ̅
F. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang terdiri dari daftar hadir kader untuk variabel kecemasan, chek list untuk variabel pendidikan dan insentif kader, dan untuk variabel dukungan keluarga terdiri dari 5 pertanyaan. G. Pengolahan dan Analisa Data 1.
Pengolahan data Pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah sebagai berikut antara lain yaitu: a. Coding Pemberian kode pada data yang diperoleh untuk memudahkan pengolahan data. b. Editing Mengoreksi segala kesalahan dalam pengambilan data dan pengisian data. c. Entry Memasukkan data untuk di olah menggunakan computer. d. Tabulating
Membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan, untuk melakukan tabulasi ini diperlukan ketelitian agar tidak terjadi keselahan khususnya dalam tabulasi silang. 2. Analisa Data a.
Analisa Univariat Menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan distribusi frekuensi dan presentase masing-masing variabel. Selanjutnya data ditampilkan dalam bentuk table dan narasi, dalam menentukan kategori setiap variabel dan sub variabel maka penelitian dapat berpedoman pada skor rata-rata setiap variabel tersebut. Kemudian setelah diketahui kategori untuk setiap variebel/sub variabel, peneliti akan menghitung distribusi frekuensi dan mencari presentasipada setiap variabel dengan menggunakan rumus : P =ƒ/nx100% Keterangan P
:Presentasi
ƒ
:Frekuensi yang teramati
n
:jumlah sampel (budiarto,2002)
b. Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisis dari dua variabel yaitu untuk mengetahui hubunganya. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square
pada tingkat kemaknaannya 95% (P<0,05) sehingga dapat
diketahui ada atau tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program computer SPSS for windows versi 16. Melalui perhitungan uji chi-square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila nilai P < α (P≤0,05) maka Ha di terima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas. Aturan yang berlaku untuk uji Khi Kuadrat (Chi-square), untuk program komputerisasi seperti SPSS adalah sebagai berikut : 1) Bila pada tabel contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test. 2) Bia pada tabel Contingency 2x2 tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Continuity Correction. 3) Bila tabel Contingency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan lainlain, maka hasil yang digunakan adalah Pearson Chi-Square. 4) Bila pada tabel Contingency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi harapan (e) kurang dari 5, maka akan dilakukan meger sehingga menjadi table Contingency 2 x2 (Budiarto, 2002)
H. Penyajian Data Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan dinarasikan.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Geografis Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen yang berjarak 237 km dari Ibu Kota Provinsi Aceh, dan 18 km dari ibu kota kabupaten Bireuen dengan luas wilayah kerja 7.662 Ha, yang berbatasan dengan : a. Sebelah Utara Kecamatan Kutablang b. Sebelah Selatan Kabupaten Bener Meriah c. Sebelah Timur Kecamatan Makmur d. Sebelah Barat Kecamatan Peusangan Puskesmas Peusangan Siblah Krueng terdiri dari 21 desa yang terbagi dalam 3 kemukiman yaitu, Simpang Baro, Siblah Krueng, dan Tgk Chik Krueng Meuh,dengan jumlah penduduk 11.086 jiwa. Puskesmas Peusangan Siblah Krueng memiliki staf seluruhnya sebanyak 122 oarang. Bidan 32 orang. Posyandu 21 unit dan kader sebanyak 106 orang.
2.
Visi Dan Misi a. Visi. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal dan profesional menuju masyarakat mandiri untuk hidup sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng. b. Misi. 1.
Mengembangkan sarana dan mutu pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat.
2.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
3.
Meningkatkan
pemerataan
pelayanan
kesehatan
dengan
peningkatan jangkauan pelayanan secara proaktif sampai ke pelosok gampong. 4.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promotif dan preventif sehingga sehat menjadi investasi bagi masyarakat.
5.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui pengembangan potensi masyarakat.
B. Hasil Penelitian Hasil Penelitian yang disajikan terdiri dari 2 bagian yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisa Univariat adalah analisis yang menyajikan Data secara deskriptif berupa distribusi proporsi data karakteristik Responden, faktorfaktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu. Sedangkan analisa bivariat uji analisis hubungan anatara dua variabel yaitu pendidikan, insentif kader dan dukungan keluarga (Independen) dengan keaktifan kinerja pusyandu (Dependen) 1. Analisa Univariat Pengumpulan data penelitian dilakukan tanggal 24 sampai 28 Agustus 2013 di Pukesmas Peusangan jumlah satuan dengan alat ukur: a. Data Indentitas Responden Data Identitas Responden Meliputi : umur, responden untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Umur Responden Di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=52) No 1
Katagori
Frekuensi (f)
Persentase (%)
20-25 tahun
21
40,0
25-30 tahun
31
59,6
52
100%
Umur:
Berdasarkan hasil penelitian tentang indentitas responden ditinjau dari umur, dijumpai distribusi tertinggi responden penelitian berada pada katagori umur 30 tahun sebanyak 31orang (59,6%). b.
Variabel penelitian 1. Pendidikan Kader Tabel 5.2: Distribusi Responden Menurut Pendidikan Kader Di Wilayah Kerja Peukesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireun Tahun 2013 (n=52) No
Katagori
Frekuensi
%
1
Rendah
15
28,8
2
Tinggi
37
71,2
Total
52
100
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 52 responden pada subvariabel pendidikan kader berada pada katagori tinggi sebanyak 37 responden (71,2%).
2. Insentif kader Tabel 5.3: Distribusi Responden Menurut Insentif kader Di Wilayah Kerja Peukesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireun Tahun 2013 (n=52) No
Katagori
Frekuensi
%
1
Tidak pernah
13
25
2
Pernah
39
75
Total
52
100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 52 responden pada subvariabel insentif kader berada pada katagori pernah sebanyak 39 responden (75 %) . 3. Dukungan keluarga Tabel 5.4: Distribusi Responden Menurut Dukungan Kader Di Wilayah Kerja Peukesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireun Tahun 2013 (n=52) No
Katagori
Frekuensi
%
1
Tidak mendukung
9
17,3
2
Mendukung
43
82,7
Total
52
100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 52 responden pada subvariabel dukungan keluarga berada pada katagori mendukung sebanyak 43 responden (82,7%) . 4. Keaktifan Kader Posyandu. Tabel 5.5: Distribusi Responden Menurut Keaktifan Kader Pusyandu Di Wilayah Kerja Peukesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireun Tahun 2013 (n=52) No
Katagori
Frekuensi
%
1
Kurang aktif
15
28,8
2
Aktif
37
71,2
Total
52
100
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 52 responden pada subvariabel keaktifan kader posyandu berada pada katagori aktif sebanyak 37 responden (71,2 %) .
2. Analisa Bivariat a. Pengaruh faktor pendidikan kader dengan keaktifan kader posyandu Tabel 5.6 : Pengaruh Faktor Pendidikan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Peuksemas Peusangan Siblah Kreung Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=52)
No
Pendidikan Kader
Keaktifan Kader Posyandu Aktif Kurang Aktif f % f %
f
%
P
OR
Value
(95%)
1
Rendah
9
60,0
2
Tinggi
6
40,0 31 83,8 37 71,2 0,019 (1,123-
15
100
Jumlah
6
Total
37
16,2 15 28,8
100
52
100
4,521
2,199)
Berdasarkan hasil uji statistic antara variabel pendidikan kader dengan variabel keaktifan kader posyandu didapatkan bahwa dari 52 responden didapatkan kader dengan pendidikan tinggi yang aktif diposyandu sebanyak 31 orang (83,6%), dimana p-value = 0,019 jika p-value < α = 0.05 maka berarti tingkat pendidikan kader posyandu mempengaruhi kektifan kader posyandu balam wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng.
b. Pengaruh faktor insentif kader dengan keaktifan kader posyandu Tabel 5.7 : Pengaruh Faktor Insentif Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Peuksemas Peusangan Siblah Kreung Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=52)
No
Insentif Kader
Keaktifan Kader Posyandu Aktif Kurang Aktif f % f %
f
%
P
OR
Value
(95%)
1
Tidak Pernah
8
53,3
13,5 13
25
2
Pernah
7
46,7 32 86,5 39
75
0,005 (1,157-
15
100
100
2,902)
Jumlah
5
Total
37
100
52
6,675
Berdasarkan hasil uji statistic antara variabel insentif kader dengan variabel keaktifan kader posyandu didapatkan bahwa dari 52 responden didapatkan kader yang pernah mendpatkan insentif dan aktif dalam kegiatan posyandu sebanyak 32 orang (86,5%), dimana p-value = 0,005 jika p-value < α = 0.05 maka berarti faktor insentif yang pernah diterima kader posyandu mempengaruhi keaktifan kader posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng.
c. Pengaruh faktor dukungan kader dengan keaktifan kader posyandu Tabel 5.8 : Hubungan Faktor Dukungan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Peuksemas Peusangan Siblah Kreung Kabupaten Bireuen Tahun 2013 (n=52)
No
Keaktifan Kader Posyandu Aktif Kurang Aktif f % f %
f
%
Tidak Mendukung Mendukung
6
40
3
9
17,3
9
60
34 91,9 43 82,7 0,005 (1,120-
Jumlah
15
100
37
Dukungan Keluarga
1 2
8,1
100
Total
52
100
P
OR
Value
(95%) 6,659
3,612)
Berdasarkan hasil uji statistik antara variabel dukungan keluarga dengan variabel keaktifan kader posyandu didapatkan bahwa dari 52 responden didapatkan kader yang mendapatkan dukungan keluarga dan aktif dalam kegiatan posyandu sebanyak 34 orang (91,9%), dimana p-value = 0,005 jika p-value < α = 0.05 maka berarti faktor dukungan keluarga mempengaruhi keaktifan kader posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng.
C. Pembahasaan Berdasarkan hasil analisa data penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi yang peneliti lakukan di Pukesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen, maka pembahasan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Pendidikan kader terhadap keaktifan kader posyandu. Berdasakan hasil uji statistik dari sub variabel pendidikan dengan variabel keaktifan kader posyandu dengan nilai p-value 0,019. Dari 52 responden di dapatkan yang berada pada katagori tinggi sebanyak 31 responden dengan persentase (83,8%). Menurut asumsi peneliti, bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagii seorang kader dalam menjalankan posyandu. Kader yang berpendidikan tinggi tentu akan lebih mudah dalam dalam menerima informasi-informasi terbaru mengenai posyandu dan
lebih mudah
menjalankan tugas dan peran sebagai kader posyandu. Dari hasil penelitian ini penliti menyimpulkan bahwa pendidikan sangat mempengaruhi dengan keaktifan kader posyandu. 2. Pengaruh Insentif kader terhadap keaktifan kader posyandu. Berdasakan hasil uji statistik dari sub variabel insentif kader dengan variabel keaktifan kader posyandu dengan nilai p-value 0,005. Dari 52
responden di dapatkan yang berada pada katagori aktif sebanyak 22 responden dengan persentase (86,5 %). Insentif adalah upah atau gaji yang diberikan kapada kader. Jadi menurut asumsi peneliti, bahwa insentif yang diberikan kepada kader baik itu berupa uang, barang ataupun penghargaan dapat menjadi salah satu motivasi dan dorongan bagi kader untuk lebih giat lagi dalam melaksanakan, memelihara, dan mengembangkan kegiatan posyandu. Jika kader tidak aktif otomatis posyandu juga tidak dapat berjalan dengan lancar. Dari hasil penelitian peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa insentif merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keaktifan kader posyandu. 3.
Pengaruh dukungan keluarga terhadap keaktifan kader posyandu. Berdasakan hasil uji statistik dari sub variabel dukungan keluarga
dengan variabel keaktifan kader posyandu dengan nilai p-value 0,005. Dari 52 responden di dapatkan yang berada pada katagori aktif sebanyak 34 responden dengan persentase (91,9 %). Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Menurut asumsi peneliti, bahwa dukungan keluarga
merupakan
dukungan yang paling diharapkan dalam memberikan motifasi yang kuat bagi seorang kader dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader posyandu.
Semakin baik dukungan yang diberikan keluarga terhadap kader posyandu maka dapat meningkatkan semangat dan keaktifan kader posyandu. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga sangat mempengaruhi keaktifan kader posyandu.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan Penelitian yang dilakukan pada Tanggal 24 sampai 28 Agustus 2013 yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keatifan kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Dengan Jumlah Responden 52 Orang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh tingkat pendidikan kader terhadap keaktifan kader poyandu dalam wilyah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng dimana dari 52 respoden yang berpendidikan tinggi dan aktif dalam kegiatan posyandu sebanyak 31 orang (83,8%) dengan nilai p-value= 0,019 2. Ada pengaruh insentif kader terhadap keaktifan kader poyandu dalam wilyah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng dimana dari 52 responden yang pernah mendpatka insentif dan aktif dalam kegiatan posyandu sebanyak 32 orang (86,5%) dengan nilai p-value= 0,005 3. Ada pengaruh tingkat dukungan keluarga terhadap keaktifan kader poyandu dalam wilyah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng dimana dari 52 responden yang mendapatkan dukungan keluarga dan aktif dalam kegiatan posyandu sebanyak 34 orang ( 91,9%) dengan nilai p-value= 0,005
B. Saran 1. Kepada kader posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng diharapkan untuk tetap akif dalam melaksanakan kegiatan posyandu sehingga pelayanan terhadap ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan ju bayi serta balita akan tetap berjalan dengan baik. 2. Kepada Prodi D-IV Kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan dan masukkan untuk pengembangan pendidikan D-IV Kebidanan . 3. Bagi peneliti lanjutan agar dapat melakukan penelusuran lebih mendalam
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Hidayat (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa data. Jakarta: Salemba medika. Arhmsyah (2012). Kader Posyandu. http://Arhamsyah.blogspot.com.(diakses tanggal 8 april 2013) Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektik. Edisi Revisi VI. Jakarta : PT Rineka Cipta Budiarto,
Eko
(2002).
Biostatistik
Untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC Dinkes NAD, (2009). Profil Kesehatan Nangroe Aceh Darusalam, Banda Aceh. Dinkes Bireuen, (2009). Profil Kesehatan Kabupaten Bireuen, Bireuen. Di Desa Mulang Maya kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Harisman dan Dina, 2012. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Utara Tahun 2012. Jurnal
Isaura, V. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto Xi
Tarusan
Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang Kemenkes RI, (2011). Buku Panduan Kader Posyandu, Jakarta. Kresno, (2009). Gizimu. http:// gizimu.word press.com (diakses tanggal 08 April 2013)
Niken, sumarah (2009). Kebidanan Komunitas, Jakarta: Fitra Maya Nita,
(2011).
Pengertian
Posyandu
Dan
Kegiatan
Posyandu.
Http://www.Sarjanaku..com. (diakses tanggal 08 April 2013). Nilawati, (2008). pengaruh karakteristik Kader Dan Strategi Revitasi Posyandu Terhadap Keaktifan Kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Tesis Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Notoadmodjo, Soekidjo (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT. Rineka Cipta Notoadmojo, Soekidjo (2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta Machfoedz, Ircham (2010). Metodelogi Penelitian, Yogyakarta: Fitra Maya Rita, Johan, (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta: salemba Medika Subagiyo, W, Mukhadiono, (2010). Kemampuan Kader Dan Partisipasi Masyarakat Pada Pelaksanaan Program Posyandu Di Karangpucung Porwokerto Selatan Kabupaten Banyumas, Jurnal keperawatan. Poltekkes, Semarang. Widiastuti ,(2008). Artikel Sehat. http://Adivancha.blogspod.com