JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH MINAT BERWIRAUSAHA PELAJAR Eddie Abrantes De Freitas Suprapto Magister Sains Manajemen Universitas Palangka Raya
Roby Sambung Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya
ABSTRACTS This study aims to examine and analyze the variables Need for Achievement, Self-Efficacy, the Need for Independence and Locus of Control on Entrepreneurship Intentions in class XI and XII students majoring in science and social studies of the state public high school in the District of Murung Regency Murung Raya. How to determine the sample used in the study are using Slovin formula with random sampling, found as many as 82 students of class XI and XII majoring in science and social studies of the total population of 444 students. The results of the research that has been conducted revealed that the independent variables consisting of the Need for Achievement, Self-Efficacy, the Need for Independence and Locus of Control significantly influence the dependent variable is the Entrepreneurship Intentions.
Keywords : need for achievement, self-efficacy, the need for independence, locus of control, entrepreneurship intentions PENDAHULUAN Pendidikan berdasar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah, usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Komisi Internasional menyampaikan tentang pendidikan abad XXI yang dilaporkan pada UNESCO dengan topik “Belajar, Harta Karun di Dalamnya”, menurut M. Atar Semi (2000), komisi ini menegaskan bahwa pendidikan di masa yang akan datang harus dapat memampukan setiap orang menemukan, menggali dan memperkaya potensi kreatif peserta didik untuk menyingkap harta karun yang ada dalam dirinya masing-masing (dalam Mahfuddin, 2013). Berkenaan dengan hal di atas memberikan isyarat kepada kita bahwa untuk mengembangkan atau menyesuaikan kurikulum di masa depan, kita perlu melakukan perubahan arah pendidikan, yakni dari pendidikan sebagai suatu proses yang dihayati seseorang untuk meraih tujuan khusus (seperti memperoleh keterampilan untuk meningkatkan potensi ekonomis), ke arah pendidikan yang memfokuskan pembangunan manusia seutuhnya (dalam Mahfuddin, 2013). Kourilsky dan Walstad (1998) mengungkapkan pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (dalam Achadiyah, 2013). Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah. Hasil penelitian Indarti dan Langerberg (2006) menyatakan bahwa tingkat pendidikan universitas justru mempunyai tingkat
Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 121 – 128
| 121
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
kesuksesan berwirausaha yang lebih rendah dibanding wirausaha dengan tingkat pendidikan sekolah menengah (dalam Sumarsono, 2013). Sejalan dengan hal tersebut, Suhairi (2005) mencoba meneliti intensi mahasiswa menjadi wirausaha, dan menyimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang diberikan di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas belum mampu mendorong mereka menjadi wirausaha. Walaupun tujuan atau sasaran sekolah menengah diarahkan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi, tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan untuk bisa mengarahkan siswa menjadi seorang wirausaha (dalam Yanuzal, 2008). Mendasarkan beberapa hal di atas, menarik bagi penulis untuk mengetahui seberapa besar minat pada siswa Sekolah Menengah dalam melakukan kegiatan wirausaha sebagai langkah awal guna mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai intensi (niat) kewirausahaan pada siswa Sekolah Menengah sebagai variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) yang digunakan untuk menguji variabel terikat (dependen) pada penelitian ini yaitu, kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian serta lokus kendali. Penentuan variabel bebas tersebut didasarkan pada penelitian terdahulu yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya mengenai intensi (niat) kewirausahaan dengan dilakukan kombinasi dan alat analisis berbeda serta teori dari variabel bebas tersebut mendukung untuk diujikan pada siswa Sekolah Menengah. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah, apakah kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali sebagai variabel bebas, berpengaruh terhadap intensi (niat) berwirausaha siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali terhadap intensi kewirausahaan pada siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari diadakannya penelitian ini ialah menambah dan memperluas ilmu pengetahuan serta mendorong penelitian lanjutan khususnya mengenai intensi dalam berwirausaha, sebagai referensi bagi Kepala Daerah dalam pengambilan strategi untuk mencetak lebih banyak wirausaha-wirausaha muda di Kabupaten Murung Raya. Agar penelitian ini terarah dan sistematis perlu di buat batasan masalah yaitu variabel yang digunakan di sini terdiri dari kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian, lokus kendali dan intensi kewirausahaan. Teori yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari : 1.intensi kewirausahaan (variabel terikat) : Menurut Katz dan Gartner (1988) intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (dalam Indarti dan Rostiani, 2008). Dikatakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), intensi merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu, lebih lanjut intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjektif individu dalam kaitan antara diri dan perilaku (dalam Cahyono, 2010). Bandura (1986) (dalam Wijaya, 2007) menyatakan bahwa intensi merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu keadaan tertentu di masa depan (dalam Kurniawan, 2011). 2.Kebutuhan akan pretasi (variabel bebas) : Dikatakan oleh Lee (1997), kebutuhan akan prestasi merupakan suatu bentuk kebutuhan yang berasal dari kesatuan watak sebagai motivator untuk menghadapi tantangan pencapaian tujuan (dalam Muhar, 2013). Lebih lanjut, McClelland (1976) menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki intensi kewirausahaan. Menurutnya ada tiga atribut yang melekat pada seseorang yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu : (a) menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan, (b) mau mengambil resiko sesuai dengan
Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 121 – 128
| 122
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
kemampuannya dan (c) memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil (dalam Achadiyah, 2013). 3.Efikasi diri (variabel bebas) : Bandura (1977) dalam Baron dan Byrne (1991) mendefinisikan efikasi diri sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan dan mengatasi hambatan (dalam Kurniawan, 2011). Merujuk Betz dan Hacket (1986), efikasi diri akan karir seseorang adalah domain yang menggambarkan pendapat pribadi seseorang dalam hubungannya dengan proses pemilihan dan penyesuaian karir. Dengan demikian, efikasi diri akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah intensi kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai karirnya. Lebih lanjut, Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat efikasi diri seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam berkarir, semakin kuat intensi kewirausahaan yang dimilikinya (dalam Achadiyah, 2013). 4.Kebutuhan akan kemandirian (variabel bebas) : Yusuf (2001), kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri, dan dapat dinyatakan dalam tindakan atau perilaku seseorang yang dapat dinilai. Arti ini memberikan penjelasan bahwa kemandirian menunjuk pada adanya kepercayaan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tanpa bantuan khusus dari orang lain, keengganan untuk dikontrol oleh orang lain, dapat melakukan sendiri kegiatan-kegiatan dan menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi (dalam Setiawan, 2013). Steinberg (1993) mengungkapkan remaja yang memperoleh kemandirian adalah remaja yang memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri secara bertanggung jawab, meskipun tidak ada pengawasan dari orang tua atau guru. Kondisi demikian menyebabkan remaja memiliki peran baru dan mengambil tanggung jawab baru, sehingga hal ini akan menempatkan remaja menjadi tidak tergantung pada orang tua untuk memperoleh kemandirian secara penuh sehingga masalah kemandirian secara spesifik menuntut suatu kesiapan individu baik secara fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak tergantung pada orang lain (dalam Setiawan, 2013). 5.Lokus kendali (variabel bebas) : Robbins dan Judge (2007) menjelaskan bahwa locus of control mengandung arti seberapa jauh individu yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Menurut Hisrich dan Peters (2002), internal locus of control merupakan sebuah kepribadian yang menunjukkan sikap bahwa seseorang memiliki kendali penuh atas hidupnya (dalam Cahyono, 2010). Internal locus of control adalah mereka yang merasa bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tertentu, sedangkan eksternal locus of control adalah mereka yang sering menyalahkan (atau bersyukur) atas keberuntungan, petaka, nasib, keadaan dirinya atau kekuatan-kekuatan lain di luar kekuasaannya (dalam Brotosumarto, 2010). METODE PENELITIAN Ruang lingkup obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Umum Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas dua dan tiga jurusan IPA dan IPS Sekolah Menengah Umum Negeri satu yang ada di wilayah Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya berjumlah 444 orang. Sedangkan penentuan sampelnya menggunakan rumus Slovin sehingga ditemukan sebanyak 82 siswa kelas dua dan tiga jurusan IPA dan IPS Sekolah Menengah Umum Negeri satu yang ada di wilayah Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pernyataan secara tertulis atau berupa angket yang diajukan kepada responden dengan maksud untuk mendapatkan tanggapan langsung (Sumarni dan Wahyuni, 2006). Pengukuran variabel penelitian menggunakan Skala Likert dengan nilai 5 s/d 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.kebutuhan akan prestasi :
Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 121 – 128
| 123
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil, menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang, selalu memerlukan umpan balik segera untuk melihat keberhasilan atau kegagalan dan memiliki tanggung jawab personal yang tinggi; 2.efikasi diri : kepercayaan dapat mengerjakan tugas dengan baik, kemampuan mencapai tujuan yang ditetapkan, keyakinan diri untuk menghadapi tugas yang sulit dan keinginan untuk memperoleh hasil yang baik; 3.kebutuhan akan kemandirian : tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan, tanggung jawab, percaya diri, disiplin, berinisiatif sendiri dan kontrol diri; 4.lokus kendali : a.internal lokus : suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi, selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin dan selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil; b. Eksternal lokus : kurang suka berusaha, mereka percaya bahwa faktor luar yang mengontrol, kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah. 5.intensi kewirausahaan : kepercayaan diri, kreatifitas, keberanian atas resiko dan kepemimpinan. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu responden berdasarkan umur, jenis kelamin, kelas, jurusan dan pekerjaan orang tua. Responden berdasarkan umur terbagi dalam empat tingkatan umur, yaitu umur 16, 17, 18 dan 19 tahun. Lebih lanjut, responden berdasarkan umur yang terbanyak ditempati oleh tingkatan umur 17 tahun sebanyak 38 siswa (46,34 %), diikuti oleh tingkatan umur 16 sebanyak 35 siswa (42,68 %) dan umur 18 tahun sebanyak 8 siswa (9,76 %) serta umur 19 tahun sebanyak 1 siswa (1,22 %). Dilihat dari jenis kelaminnya, responden yang terbanyak adalah perempuan yaitu 58 siswi (70,73 %), sisanya 24 (29,27 %) siswa laki-laki. Kelas tiga menempati urutan pertama sebanyak 47 (57,32 %) siswa ditinjau berdasarkan kelasnya, sisanya kelas dua terdiri dari 35 (42,68 %) siswa. Responden berdasarkan jurusan yang terbanyak adalah jurusan IPS dengan 48 (58,54 %) siswa, sisanya jurusan IPA sebanyak 34 (41,46 %) siswa. Hasil nilai rerata intensi berwirausaha siswa jurusan IPS adalah 3,74, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rerata siswa jurusan IPA yaitu 3,43. Hal ini memiliki arti bahwa siswa jurusan IPS sebagai siswa yang mendalami ilmu sosial lebih tinggi intensi berwirausahanya daripada siswa dengan jurusan IPA yang identik dengan science atau ilmiah. Mean intensi berwirausaha siswa jurusan IPS lebih tinggi dibandingkan mean intensi berwirausaha siswa jurusan IPA karena mata pelajaran yang ditempuh siswa jurusan IPS berkaitan dalam pengembangan minat berwirausaha, dalam hal ini pendidikan kewirausahaan. Wiraswasta menempati urutan pertama sebanyak 34 (41,46 %) siswa ditinjau dari pekerjaan orang tua siswa, diikuti oleh lain-lain diantaranya ibu rumah tangga, petani, pensiunan, buruh sebanyak 20 (24,39 %) siswa, kemudian sisanya secara berurutan yaitu PNS, swasta dan TNI/POLRI sebanyak 15, 10 dan 3 siswa. Mean intensi berwirausaha siswa yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta adalah yang tertinggi yaitu sebesar 3,66 dibandingkan dengan siswa yang orang tuanya bekerja selain wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang orang tuanya berprofesi sebagai wiraswata lebih memiliki intensi dalam melakukan suatu kegiatan wirausaha karena mereka telah terbiasa dalam hidup sehari-hari melihat kegiatan orang tuanya. Pepatah yang dapat menggambarkan hal ini yaitu “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, artinya bahwa sifat atau perilaku anak tidak jauh dari orang tuanya. Penelitian ini menggunakan alat analisis statistik SEM PLS, langkah pertama yaitu pengujian Convergent Validity dengan tujuan untuk mengetahui item-item instrumen yang dapat digunakan sebagai indikator dari seluruh variabel laten. Pengujian faktor loading menggunakan batas 0,60 menunjukkan hasil bahwa nilai outer loading indikator konstruk semua memiliki nilai di atas 0,60. Sehingga item faktor loading pada tahap ini dianggap valid semua. Pengujian Composite Reliability bertujuan untuk menguji validitas instrumen
Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 121 – 128
| 124
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
dalam suatu model penelitian. Hasil pengujian ini menunjukkan nilai yang memuaskan, dikarenakan semua variabel laten telah reliabel dengan memiliki nilai ≥ 0,70. Artinya, kuesioner yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini telah handal atau konsisten. Sehingga disimpulkan seluruh indikator memang menjadi pengukur konstruknya masingmasing. Hasil pengujian tersebut disajikan pada Tabel di bawah ini: Tabel 1. Composite Reliability Variabel Kebutuhan akan Prestasi Efikasi Diri Kebutuhan akan Kemandirian Lokus Kendali Intensi Kewirausahaan
Composite Reliability 0,893247 0,872569 0,911201 0,948020 0,961552
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berikut ini disajikan hasil pengujian gambar model empiris dalam penelitian ini :
Pengujian Goodness of fit model structural menggunakan nilai R². Nilai R² tiap-tiap variabel endogen pada penelitian ini menunjukkan seberapa besar kontribusi sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 0,477 atau 47,7 %. Hal ini menjelaskan bahwa 47,7 % variasi pada variabel intensi berwirausaha dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan yaitu kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali. Sedangkan sisanya 52,3 % variabel intensi berwirausaha dipengaruhi variabel lainnya. Tabel 2. R-Square Variabel Endogen Intensi Kewirausahaan
R-square 0,497
Tabel 3. Pengujian hipotesis Hubungan
Koefisien
Sample
t
–
P_Value
Keterangan
Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 121 – 128
| 125
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
Kebutuhan akan Prestasi - > Intensi Kewirausahaan Efikasi Diri - > Intensi Kewirausahaan Kebutuhan akan kemandirian -> Intensi Kewirausahaan Lokus Kendali - > Intensi Kewirausahaan
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Jalur
Mean
Statistik
0,326578
0,327947
3,502659
0,0008
Diterima
0,198003
0,204037
2,636827
0,0100
Diterima
0,198989
0,206701
2,517225
0,0138
Diterima
0,242173
0,240199
2,339613
0,0218
Diterima
Hasil pengujian hipotesis dengan Partial Least Square menunjukkan bahwa empat hipotesis dinyatakan signifikan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) pada tiap-tiap jalur pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. Pengujian hipotesis yang diperlihatkan pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa koefisien jalur yang dominan adalah pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,327 atau sebesar 32,7 persen. Sedangkan pengaruh tertinggi kedua yaitu pengaruh lokus kendali terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,242 atau 24,2 persen, pengaruh kebutuhan akan kemandirian terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,199 atau sebesar 19,9 persen, dan koefisien paling kecil pengaruh efikasi diri terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,198 atau 19,8 persen, hal ini disimpulkan semua variabel signifikan. IMPLIKASI PENELITIAN Implikasi secara teoritis pada penelitian ini yaitu mampu memprediksikan bahwa kebutuhan akan prestasi siswa dalam memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil, selain itu memberikan hasil yang menunjukkan kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung terbukti berpengaruh dalam menumbuhkan intensi (niat) dalam berwirausaha. Implikasi praktis menunjukkan bahwa kebutuhan akan prestasi siswa lebih besar pengaruhnya dalam meningkatkan intensi (niat) berwirausaha, selanjutnya tingkatan pengaruh kedua lokus kendali, dan ketiga kebutuhan akan kemandirian sedangkan yang memiliki pengaruh paling kecil adalah variabel efikasi diri. Hal ini berarti bahwa kebutuhan akan prestasi faktor penting meningkatkan intensi berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini telah berupaya untuk menyajikan model yang terintegrasi dan komprehensif tentang kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian, lokus kendali dan intensi kewirausahaan. Namun disadari masih terdapat keterbatasan penelitian, sehingga membuat hasil penelitian ini kurang sempurna. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini dapat diuraikan dan menyangkut hal-hal sebagai berikut, variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebatas kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali; penelitian ini hanya digeneralisasikan pada siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung kelas dua dan tiga jurusan IPA dan IPS untuk mengungkap seberapa besar hubungan antara variabel kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali terhadap intensi (niat) berwirausaha.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas ialah
Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 121 – 128
| 126
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali berpengaruh signifikan terhadap intensi kewirausahaan siswa kelas dua dan tiga jurusan IPA dan IPS Sekolah Menengah Umum Negeri satu di Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas, maka penulis memberi saran sebagai berikut : bagi Kabupaten yaitu memberikan gambaran bagi pengambil keputusan untuk meningkatkan dan mengambil strategi untuk mencetak lebih banyak wirausaha muda guna peningkatan ekonomi di Kabupaten Murung Raya; membuka balai pelatihan untuk mengasah kemampuan anak muda untuk mengembangkan minat wirausaha dan memberikan dukungan berupa semangat maupun modal untuk mengembangkan usaha, dan mengangkat hasil lokal dengan cara membantu memperkenalkan ke daerah yang lebih luas. Bagi pihak Sekolah yaitu dapat memberikan gambaran untuk pihak sekolah dalam menerapkan kurikulum baru yang bisa meningkatkan kewirausahaan siswa dan memberikan dukungan maupun memfasilitasi siswa dalam mengembangkan minat wirausaha siswa dengan cara memasukan pelajaran kewirausahaan. Bagi Peneliti selanjutnya yaitu melakukan penelitian yang lebih mendalam dan spesifik lagi pada faktor-faktor dari variabel kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali baik dari segi internal maupun eksternal dan perlunya dilakukan penelitian dengan indikator dari masing-masing variabel yang lebih variatif lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 121 – 128
| 127
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Achadiyah, B. N. 2013. Perbandingan intensi kewirausahaan mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Negeri Malang : jurusan akuntansi, manajemen dan ekonomi pembangunan. Jurnal nominal Vol. 2 Brotosumarto, S. 2010. Locus of control dalam menyikapi sukses dan gagal. Cahyono, A. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa program manajemen bisnis fakultas ekonomi universitas Kristen Petra tahun 2006-2009. para. 5-7, hal. 10-12. Jurnal Indarti, N., dan R. Rostiani. 2008. Intensi kewirausahaan mahasiswa : Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 23, no. 4 Kurniawan, T. D. 2011. Intensi berwirausaha siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri 22 Jakarta : peran Self efficacy, LoC, Risk Taking Behavior, EQ dan AQ. para. 10, hal. 18-30. Jurnal Mahfuddin, H. A. 2013. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Atas (SMA). Allemania Vol.2, no. 2 Muhar, A. M. 2013. Faktor penentu minat berwirausaha di kalangan mahasiswa perguruan tinggi negeri (studi perbandingan mahasiswa USU, UNIMED dan IAIN). Jurnal Keuangan dan bisnis Vol. 5, no. 1 Robbins dan Judge, 2007. Perilaku organisasi, Jakarta : Salemba Empat Sawqy, S. 2010. Pengaruh kepribadian terhadap intensi berwirausaha mahasiswa jurusan desain grafis dan multimedia universitas Mercu Buana Jakarta. Skripsi Setiawan, H. 2013. Sosial Kemandirian. para. 2, hal. 3. Internet Silvia. 2013. Pengaruh entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills terhadap intensi kewirausahaan. Agora Vol. 1, no. 1. Jurnal Sumarni dan Wahyuni. 2006. Metodologi penelitian dan bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta Sumarsono, H. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wirausaha mahasiswa universitas Muhammadiyah Ponorogo. hal. 2-6. Jurnal Yanuzal, D. 2008. Pengaruh Sifat Kepribadian Wirausaha dan Perhatian Orang Tua terhadap Intensi Siswa SMA Negeri menjadi Wirausaha. Jurnal Yusuf. 2001. Psikologi perkembangan anak dan remaja, Bandung : PT. Remaja Rosda
Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 121 – 128
| 128