FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA
Rizkilah
[email protected] Didin Mukodim
[email protected] Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRACT The purpose of the audit of financial statements so that the users feel more confident with the quality of corporate financial statements. Companies can hire auditors to assure reliable outside investors in the financial statements and disclosures to reduce the agency problem. Auditor switching is a change of KAP is made by a client company. This research aims to determine the factors that influence auditor switching is done by the company, using six variables: auditor size, client size, management change, financial distress, audit opinions and audit fee. In this research used the banking company's financial statements in Indonesia Stock Exchange period 2007 - 2011. The selection of the sample using purposive sampling method, by selecting a sample on the basis of the suitability of data held by the sample with the sample selection criteria that have been determined, so achieve of total samples obtained as many as 105 companies. Hypothesis testing in this research using logistic regression analysis. This research indicates that only client size as a significant determinant of auditor switching in companies related to banking in Indonesia Stock Exchange. But auditor size, management change, financial distress, audit opinion and audit fee do not affect the auditor switching. While the result obtained by the simultaneous significance of 4,9 %, which indicates that all the variables simultaneously effect the auditor switching. Keywords : Auditor Switching, Client Size, Purposive Sampling, Logistic Regression. ABSTRAK Tujuan dilakukannya audit atas laporan keuangan agar para pemakai merasa lebih yakin dengan kualitas laporan keuangan perusahaan. Perusahaan dapat mempekerjakan auditor terpercaya untuk meyakinkan para investor luar dalam pengungkapan laporan keuangan serta untuk mengurangi masalah agensi. Auditor switching merupakan pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap auditor switching yang di lakukan oleh perusahaan, dengan menggunakan enam variabel yaitu: ukuran auditor, ukuran klien, pergantian
manajemen, masalah keuangan perusahaan, opini audit, dan audit fee. Dalam penelitian ini digunakan laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2011. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan memilih sampel atas dasar kesesuaian data yang dimiliki oleh sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, sehingga diperoleh sebanyak 105 perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian secara parsial mengindikasikan bahwa hanya ukuran klien sebagai penentu signifikan terkait auditor switching pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Namun ukuran auditor, pergantian manajemen, masalah keuangan perusahaan, opini audit dan audit fee tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan hasil penelitian secara simultan di peroleh signifikansi sebesar 4,9% yang mengindikasikan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap auditor switching. Kata kunci: Auditor Switching, Ukuran Klien, Purposive Sampling, Regresi Logistik. PENDAHULUAN Perusahaan yang sudah go public wajib melakukan audit atas laporan keuangannya. Hal itu dapat bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan, serta dapat berguna juga dalam pengambilan keputusan jika memenuhi syarat seperti yang di tentukan oleh The financial Accounting Standard Boards (FASB), Statement of Financial Accounting Concepts No.2 yang menyatakan bahwa standar kualitas yang di tetapkan relevan dan reliabilitas. Oleh karena itu, harus di lakukan audit agar para pemakai laporan keuangan merasa lebih yakin dengan kualitas laporan keuangan perusahaan. Perusahaan dapat mempekerjakan auditor terpercaya untuk meyakinkan para investor luar kredibilitas pengungkapan laporan keuangan dan karenanya mengurangi masalah agensi (Bagherpour et.al, 2010 dalam Titik, 2012). Independensi harus ada pada diri auditor saat ia sedang melakukan tugas dalam hal mengaudit yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran laporan keuangan sebuah perusahaan yang menjadi kliennya. Terkadang pengguna laporan keuangan ada yang mempertanyakan apakah seorang auditor indenpenden dalam menjalankan tugasnya, dan hal tersebut wajar saja untuk di pertanyakan. Keraguan atas independensi muncul dengan kebebasan yang di miliki oleh Kantor Akuntan Publik untuk memberikan jasa non-audit kepada klien auditnya (Martina, 2010). Untuk menjaga kredibilitas dan integritas dalam fungsi audit di lakukan pembatasan masa perikatan audit yaitu sebagai upaya mencegah auditor berinteraksi atau menjalin hubungan yang terlalu dekat dengan kliennya. Auditor Switching (pergantian KAP) di latarbelakangi oleh kegagalan KAP Arthur Anderson dalam mempertahankan independensinya yang terlibat dalam kecurangan yang di lakukan oleh kliennya, Enron. Peristiwa tersebut melahirkan The Sarbana Oxley Act (SOX) pada tahun 2002, yang kemudian di gunakan oleh berbagai negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan pergantian KAP dan auditor secara wajib (Suparlan dan
Andayani, 2010). Ada beberapa penelitian yang mengkaji masalah auditor switching yang telah di teliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, yaitu penelitian yang di lakukan oleh Nasser, et al. (2006) melakukan penelitian dengan judul Auditor-Client Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia, Kawijaya dan Juniarti (2002) melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) pada Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo, Nur dan I Ketut (2011) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching. Damayanti dan Sudarma (2008) melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada masalah mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan di indonesia. Dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ukuran auditor, ukuran klien, pergantian manajemen, masalah keuangan perusahaan, opini audit, dan audit fee berpengaruh terhadap auditor switching secara parsial maupun simultan?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji, dan menganalisa, serta memperoleh bukti empiris apakah ukuran auditor, ukuran klien, pergantian manajemen, masalah keuangan perusahaan, opini audit, dan audit fee berpengaruh terhadap auditor switching. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Arens et.al (2003:15), audit adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah di terapkan. Tujuan umum audit tidak lain adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. 1. Auditor switching merupakan pergantian KAP yang di lakukan oleh perusahaan klien. Banyak faktor yang dapat menyebabkan perusahaan klien memutuskan untuk melakukan auditor switching tersebut. Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi besar lebih memilih untuk mengganti auditor-nya dengan auditor yang punya nama big 4. Rasionalisasi dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih punya nama di sebabkan karena perusahaan yang bertumbuh menjadi semakin besar akan mendapat keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki reputasi yang baik dan hal itu umumnya dimiliki oleh KAP yang tergolong besar ( Joher et.al. 2000, dalam Kawijaya dan Juniarti 2002). 2. Ukuran auditor menunjukkan besar kecilnya KAP yang di gunakan oleh klien. Variabel ini di bedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang termasuk ke dalam Big 4 dan KAP yang tidak termasuk kedalam Big 4. Menurut Wisnu, 2011, KAP yang
termasuk ke dalam big 4 secara umum di anggap sebagai penyedia laporan audit yang berkualitas tinggi, dan memiliki reputasi yang tinggi dalam lingkungan bisnis, dan selalu mempertahankan independensinya untuk mempertahankan citra mereka. Hal tersebut merupakan faktor yang membuat klien memutuskan untuk lebih memilih menggunakan jasa KAP yang tergolong big 4. Adapun auditor yang termasuk dalam kelompok The Big 4 , yaitu (Wisnu, 2011): 1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Partners, Osman Bing Satrio & Partners. 2. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja. 3. Klyveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta & Widjaja. 4. Pricewaterhouse Coopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Partners; Tanudireja, Wibisana & Partners; Drs. Hadi Susanto& Partners. 3. Ukuran klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang dapat di nyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Sudarmaji dan Sularto (2007) menyatakan bahwa dari ketiga variabel di atas nilai aktiva relatif lebih stabil di bandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur sebuah perusahaan. 4. Pergantian manajemen terjadi jika perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Pergantian tersebut dapat menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan serta dalam hal pemilihan KAP. Nagy (2005) dalam Suparlan dan Andayani (2010) menjelaskan bahwa perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan keuangan perusahaan. 5. Masalah keuangan Perusahaan merupakan masalah atau kesulitan yang sedang di hadapi oleh perusahaan, dapat disebabkan oleh faktor dari dalam perusahaan sendiri (internal) maupun dari lingkungan luar perusahaan (eksternal). Kesulitan keuangan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan perubahan ROA (Return on Assets). Perubahan ROA dapat dihitung dengan rumus (Titik, 2012):
∆
=
−
−1
−1
100%
Dimana : ∆ : presentase perubahan ROA periode t dari periode t-1 : ROA pada periode t : ROA pada periode t-1 6. Opini audit merupakan pernyataan pendapat yang di berikan oleh auditor independen kepada
perusahaan klien yang di auditnya yaitu dalam hal menilai kewajaran informasi atas penyajian laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat berupa pernyataan yang di harapkan oleh klien yaitu wajar tanpa pengecualian (unqualified) ataupun selain wajar tanpa pengecualian. 7. Audit fee merupakan besarnya fee yang di bayarkan oleh klien kepada auditor atas jasa yang telah di berikan berkaitan dengan penugasan audit. Audit fee dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan proksi logaritma natural pada professional fees atau honorium tenaga ahli yang di bayarkan oleh klien (Kurniawan, 2011). METODE PENELITIAN Data penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang menyediakan informasi laporan keuangan perusahaan dengan mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Variabel Operasional Variabel operasional dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel dependen (Y) yaitu auditor switching dan 6 variabel independen (X) yaitu ukuran auditor, ukuran klien, pergantian manajemen, masalah keuangan perusahaan,opini audit, dan audit fee. Tabel 1 Tabel Operasional Variabel Auditor Switching (Y)
Definisi Pergantian KAP yang dilakukan oleh klien
Proxy Nama auditor
Skala Nominal
Ukuran Auditor (X1)
Menunjukkan ukuran auditor
Auditor Big 4: Deloitte and affiliate, KPMG and affiliate, EY and affiliate, PWC and affiliate; auditor non Big 4
Nominal
Ukuran Klien (X2)
Menunjukkan ukuran perusahaan klien
Total Aktiva (total asset)
Rasio
Pergantian Manajemen (X3)
Perubahan pada manajemen (direksi) perusahaan
Susunan nama direksi dan CEO
Nominal
Masalah Keuangan Perusahaan (X4)
Kondisi perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan
Return On Assets (ROA)
Opini Audit (X5)
Opini dari auditor kepada perusahaan klien
Wajar tanpa pengecualian, selain wajar tanpa pengecualian.
Audit fee (X6)
Biaya yang dibayarkan oleh klien
Professional fee atau honorium tenaga ahli
Rasio Nominal
Rasio
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang di lakukan peneliti adalah dengan dokumentasi data yang telah di dapat dari sumber yang digunakan, yaitu berupa laporan keuangan perusahaan sampel yang telah di audit. Hipotesis H1: Ukuran auditor berpengaruh terhadap auditor switching. H2: Ukuran klien berpengaruh terhadap auditor switching. H3: Pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching. H4: Masalah keuangan perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching. H5: Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching. H6: Audit fee berpengaruh terhadap auditor switching. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Peneliti menggunakan alat analisis tersebut karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan auditor switching atau tidak melakukan auditor switching). Teknik analisis dengan regresi logistik tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2009). Analisis regresi logistik dilakukan dengan bantuan program SPSS. Persamaan regresi logistik yang digunakan (Ghozali, 2009) adalah sebagai berikut : p(SWITCH ) = β0 + β1KAP + β2LnTA + β3CEO + β4ROA + β5OPINI + β6LnFEE... Ln 1 − p(SWITCH )
Dimana : p(SWITCH ) Ln 1 − p(SWITCH )
β0 β1- β6 KAP LnTA CEO ROA OPINI LnFEE
: Nilai rasio kemungkinan perusahaan berganti akuntan publik ( melakukan auditor switching), Menggunakan variabel dummy, 1 bagi perusahaan yang melakukan auditor switching dan 0 jika sebaliknya : konstanta : koefisien regresi : ukuran auditor : ukuran klien : pergantian manajemen : masalah keuangan : opini audit : audit fee HASIL DAN PEMBAHASAN
Objek penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2011. Jumlah perusahaan yang terdaftar berturut-turut pada periode tersebut adalah 31 perusahaan. Berdasarkan proses seleksi yang telah di lakukan, perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 21 perusahaan,
sehingga ada 105 Data pengamatan selama periode 2007 - 2011. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang di tetapkan, seperti di sajikan dalam tabel 2 : Tabel 2 Proses Seleksi Sampel Sesuai Kriteria Jumlah perusahaan perbankan yang lisiting di BEI
31
Jumlah pengamatan selama periode 2007-2011 Data laporan keuangan tidak tersedia lengkap selama periode 2007-2011
155 (50)
Jumlah perusahaan observasi total selama 2007-2011 Tahun pengamatan (tahun) Jumlah perusahaan sampel Sumber : Data di olah
105 5 21
Hasil Uji Regresi Logistik Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Untuk menilai keseluruhan model (Overall Model Fit), di gunakan Log Likelihood Value (Nilai -2LL) yaitu dengan cara membandingkan antara nilai -2LL pada awal (block number = 0) dimana model hanya memasukkan konstanta, dengan nilai 2LL pada akhir (block number = 1) dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Hasil uji menunjukkan model regresi yang semakin baik jika nilai -2LL block number = 0 > nilai -2LL pada block number = 1, atau dapat di katakan baik jika terjadi penurunan dari nilai awal ke nilai akhir (Titik, 2012). Nilai -2LL awal sebesar 115.264, seperti terlihat pada tabel 3 ini: Tabel 3 Menilai Keseluruhan Model -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal a,b,c
Iteration History
Coefficients -2 Log likelihood
Constant
Step 0 1
115.523
-1.048
2
115.264
-1.160
3
115.264
-1.163
4
115.264
-1.163
Iteration
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Sedangkan untuk nilai -2 Log Likelihood akhir pada block number = 1 sebesar 102.621, seperti dapat di tunjukkan pada tabel 4 berikut:
Tabel 4 -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir a,b,c,d
Iteration History
Step 1
Coefficients
-2 Log likelihood
Constant
Kap
Lnta
ceo
roa
opini
lnfee
1
104.594
11.302
.649
-.579
-.145
-.065
1.100
.225
2
102.671
16.334
.872
-.828
-.243
-.076
1.278
.325
3
102.621
17.314
.909
-.876
-.266
-.078
1.309
.344
4
102.621
17.346
.910
-.878
-.267
-.078
1.310
.345
5
102.621
17.346
.910
-.878
-.267
-.078
1.310
.345
Iteration
Setelah di masukkan keenam variabel independen, terlihat hasil yang menunjukkan adanya penurunan nilai antara -2LL awal dengan -2LL akhir, yaitu sebesar 12.643 (115.264 – 102.621 = 12.643). Penurunan hasil likelihood (-2LL) ini memperlihatkan model regresi yang lebih baik atau dapat di katakan model yang di hipotesiskan fit dengan data. sehingga dapat memperbaiki model penelitian. Kofisien Determinasi (Negelkerke R Square) Cox dan Snell’s R Square dan Nagelkerke R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada regresi berganda yang di dasarkan pada teknik estimasi Likelihood. Nagelkerke R Square lebih mudah di interpretasikan daripada Cox dan Snell’s R Square sehingga untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel independen dapat di lihat dari nilai Nagelkerke R Square (Ghozali, 2006 dalam Wisnu, 2011). Tabel 5 Koefisien Determinasi Model Summary Step 1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
102.621a
.113
.170
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Berdasarkan hasil dari tabel 5 di atas, nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.170 yang berarti variabilitas variabel dependen yang di jelaskan oleh variabel independen sebesar 17%, sedangkan sisanya (83%) di jelaskan oleh variabelvariabel lain di luar model penelitian ini. Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi di nilai dengan mengamati nilai signifikan pada Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Data di katakan memiliki model fit baik apabila p-value Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Tit Test lebih besar dari 0,05, yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat di katakan model dapat di terima karena cocok dengan data observasinya (Meliyanti,
2011). Nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test dapat di lihat pada tabel 6 berikut: Tabel 6 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square
Df
Sig.
4.149
8
.843
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Dari tabel 6 di atas hasil menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.843 yaitu lebih besar dari 0.05 sehingga model regresi layak di gunakan dalam analisis selanjutnya karena model tersebut mampu memprediksi hasil observasinya. Tabel 7 Tabel Contingency Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test not switch
Step 1
switch
Observed
Expected
Observed
Expected
Total
1
11
10.289
2
10
9.954
0
.711
11
1
1.046
11
3
9
4
8
9.621
2
1.379
11
9.414
3
1.586
11
5
10
8.941
1
2.059
11
6
9
8.475
2
2.525
11
7
8
7.854
3
3.146
11
8
6
6.949
5
4.051
11
9
7
6.091
4
4.909
11
10
2
2.412
4
3.588
6
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Pada tabel 7 untuk uji Hosmer and Lemeshow di atas, hasil menunjukkan terdapat sebanyak 10 langkah pengamatan keputusan melakukan auditor switching atau tidak melakukan auditor switching. Terlihat pula antara nilai yang di amati (observed) dengan nilai yang di prediksi (expected) tidak memperlihatkan perbedaan yang terlalu ekstrim, hal tersebut yang menunjukkan bahwa model regresi yang di gunakan dalam penelitian ini telah mampu memprediksi hasil observasinya. Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam melakukan auditor switching. Hasil tabel matriks klasifikasi seperti terlihat pada hasil di bawah ini :
Tabel 8 Matriks Klasifikasi Classification Table
a
Predicted Switching Observed
not switch
Switch
Percentage Correct
76
4
95.0
21
4
16.0
Step 1 switching not switch Switch Overall Percentage
76.2
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Berdasarkan tabel 8 di atas, Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang di gunakan kekuatan prediksi dari perusahaan yang tidak melakukan auditor switching sebesar 95%, yang berarti dengan model regresi yang di gunakan terdapat 4 perusahaan (5%) di prediksi akan melakukan pergantian auditor dari total 76 perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor. Sedangkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar 16%. Hasil menunjukkan 4 perusahaan (19%) yang di prediksi akan melakukan pergantian auditor dari 21 perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor. Menguji Koefisien Regresi Logistik Tahapan akhir dari pengujian regresi logistik yang telah di lakukan adalah uji koefisien regresi, dengan tingkat signifikansi 5%. Di perlukan hipotesis dalam pengujian yang di lakukan yaitu sebagai berikut: H0 : variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependen HA : variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependen Kaidah pengambilan keputusan : 1. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5%, maka hipotesis alternatif di dukung. 2. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5%, maka hipotesis alternatf tidak di dukung. Hasil pengujian hipotesis di lakukan menggunakan uji secara parsial untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependennya (auditor switching). Hasil dari regresi logistik mengenai pengaruh tersebut dapat terlihat pada tabel variabel in the equation. Dalam tabel tersebut terdapat nilai signifikansi yang di bandingkan dengan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05. Jika tingkat signifikansi kurang dari 0.05, maka H alternative di terima. Tabel variabel in the equation di tunjukkan pada tabel 9 di bawah ini:
Tabel 9 Menguji Koefisien Regresi Logistik Variables in the Equation
Step a 1
B
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
Kap
.910
.748
1.480
1
.224
2.484
Lnta
-.878
.318
7.597
1
.006
.416
Ceo
-.267
.527
.257
1
.612
.766
Roa
-.078
.068
1.310
1
.252
.925
Opini
1.310
1.569
.679
1
.404
3.706
Lnfee
.345
.239
2.075
1
.150
1.412
17.346
6.667
6.770
1
.009
3.415E7
Constant
Dari tabel 9 di atas, dapat di peroleh model regresi sebagai berikut: Ln
p(SWITCH 1 − p(SWITCH )
= 17.346 + 0.910 KAP - 0.878 LnTA - 0.267 CEO - 0.078 ROA + 1.310 OPINI + 0.345 LnFEE
Dari model regresi yang terbentuk, nilai konstanta menunjukkan nilai sebesar 17.346 yang berarti dengan tidak memperhitungkan ukuran auditor, ukuran klien, pergantian manajemen, masalah keuangan perusahaan klien, opini audit dan audit fee maka keputusan melakukan auditor switching adalah sebesar 17.346. Variabel ukuran auditor (KAP), opini audit (OPINI), dan audit fee (LnFEE) memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu untuk variabel ukuran auditor sebesar 0.910, untuk variabel opini audit (OPINI) 1.310, dan untuk variabel audit fee sebesar 0.345. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan kenaikan 1% untuk setiap variabel, akan mempengaruhi kemungkinan terjadinya auditor switching sebesar koefisien masing-masing variabel tersebut. Koefisien regresi positif menunjukkan adanya hubungan berbanding lurus. Sedangkan untuk variabel ukuran klien (LnTA), pergantian manajemen (CEO) dan masalah keuangan perusahaan (ROA) menunjukkan nilai negatif masing-masing yaitu untuk variabel ukuran klien (LnTA) sebesar -0.878, untuk variable pergantian manajemen (CEO) sebesar -0.267, dan untuk variabel masalah keuangan perusahaan (ROA) sebesar 0.078. Nilai negatif dalam model regresi menandakan adanya hubungan berbanding terbalik, jika CEO, LnTA, dan ROA turun sebesar 1%, maka keputusan melakukan auditor switching akan naik sebesar nilai koefisien masingmasing variabel tersebut.
Tabel 10 Menguji Secara Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
Df
Sig.
Step
12.643
6
.049
Block
12.643
6
.049
Model
12.643
6
.049
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Berdasarkan hasil pada tabel 10 yaitu pengujian secara simultan menunjukkan bahwa hasil signifikansi 0,049 lebih kecil dari 0,05 menyatakan bahwa semua variabel independen berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semua variabel independen jika di uji secara bersamaan maka keenam variabel independen dalam penelitian ini terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Interpretasi Hasil Penelitian Pengaruh Ukuran Auditor terhadap Auditor Switching Hasil untuk variabel ukuran auditor menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0.910 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.224, lebih besar dari 0.05, maka hipotesis 1 tidak berhasil di dukung. Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh ukuran auditor terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Titik, 2012 namun tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nasser, et al. (2006), dan Damayanti & Sudarma (2007). KAP besar di anggap lebih mampu mempertahankan independensinya serta mempunyai kualitas audit yang tinggi. Dalam penelitian ini. sebagian besar perusahaan yang digunakan sebagai sampel telah menggunakan KAP besar (big 4) dan tidak banyak perusahaan yang mengganti auditornya. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena perusahaan telah merasa nyaman dan merasa puas dengan jasa yang di berikan auditornya yang sedang di gunakan sekarang, sehingga mereka lebih memilih untuk mempertahankan auditornya di samping juga untuk mendapatkan kepercayaan publik dengan menggunakan KAP big 4. Pengaruh Ukuran klien terhadap Auditor Switching Hasil untuk variabel ukuran klien (LnTA) menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0.878 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.006, lebih kecil dari 0.05, maka hipotesis 2 berhasil di dukung. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh antara ukuran klien terhadap auditor switching. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan adanya hubungan berbanding terbalik antara ukuran perusahaan yang di lihat dari sisi total aktiva dengan auditor switching. Jika aktiva mengalami penurunan sebesar 1%, maka keputusan perusahaan untuk mengganti auditornya justru akan naik sebesar nilai koefisien regresi yang di peroleh. Hasil penelitian mendukung penelitian yang di lakukan oleh Nasser, et al. (2006), dan Mardiyah (2002). Penelitian ini menunjukkan ketika aktiva perusahaan tinggi, perusahaan cenderung tidak akan melakukan auditor switching, namun jika perusahaan dalam
kondisi total aktiva yang rendah perusahaan akan melakukan auditor switching. Sehingga dapat di simpulkan bahwa ukuran klien berpengaruh terhadap kesangsian auditor terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan yang sedang mengalami penurunan aktivanya dapat memungkinkan auditor untuk memberikan penilaian atas ketidakmampuan klien dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga untuk mempertahankan reputasinya, perusahaan cenderung melakukan pergantian auditor untuk mendapatkan opini yang di harapkan. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching Hasil untuk variabel CEO menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0.267 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.612, lebih besar dari 0.05, maka hipotesis 3 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil mendukung adanya pengaruh pergantian manajemen (CEO) terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Kawija & Juniarti (2002), Martina (2010), Damayanti & Sudarma (2007), Nur & I ketut (2011). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak selalu di ikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam melakukan auditor switching. Kebijakan yang di maksud adalah kebijakan secara operasional kegiatan perusahaan, bukan pada kebijakan akuntansi perusahaan karena kebijakan akuntansi dan pelaporannya telah di atur dalam PSAK sehingga tidak memungkinkan manajemen untuk mengganti kebijakan akuntansi seperti yang di inginkannya. Oleh karena itu, perubahan kebijakan yang di lakukan tidak berakibat pada pilihan untuk mengganti auditor. Pengaruh Masalah Keuangan Perusahaan terhadap Auditor Switching Hasil untuk variabel masalah keuangan (ROA) menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0.078 dengan nilai signifikansi sebesar 0.252, lebih besar dari 0.05, maka hipotesis 4 tidak berhasil di dukung. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Chadegani et.al (2011), Martina (2010), Utomo (2010), Damayanti & Sudarma (2007) tetapi tidak berhasil mendukung penelitian Nasser, et al. (2006) Hasil penelitian ini menujukkan bahwa kesulitan keuangan tidak menyebabkan perusahaan untuk mengganti auditornya. Menurut Utomo (2011) dalam Titik (2012) perusahaan di indonesia akan mempertimbangkan secara serius tentang pergantian auditor karena auditor yang selama ini mereka gunakan telah mengetahui dan mengerti kondisi perusahaan. Jika perusahaan mengganti auditor, perusahaan khawatir jika auditor baru akan melakukan pemeriksaan terhadap sistem pembukuan dan menilai rendah standar mutu pembukuan mereka. Sebagian besar perusahaan yang di gunakan sebagai sampel menggunakan jasa KAP Big 4, dan tidak banyak perusahaan yang melakukan pergantian auditor meskipun sedang mengalami masalah keuangan. Menurut peneliti keputusan perusahaan untuk mempertahankan auditornya berkaitan dengan pandangan publik terutama investor dan kreditor, sehingga perusahaan lebih cenderung untuk mempetahankan auditornya atau dapat di katakan untuk tidak melakukan auditor switching untuk menjaga agar tidak ada penilaian negatif dari pihak eksternal.
Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching Hasil variabel opini audit dalam penelitian ini koefisien regresi menunjukkan nilai 1.310 dengan nilai signifikansi sebesar 0.404, yang nilainya lebih besar dari 0.05, maka hipotesis 6 juga di nyatakan tidak berhasil di dukung. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara opini audit terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching. Penelitian ini mendukung penelitian Nur & I ketut (2011) dan Titik (2012) tetapi tidak mendukung hasil penelitian Kadir (1994) serta Chow dan Rice (1982). Hasil yang menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching di duga di sebabkan karena umumnya perusahaan yang di gunakan sebagai sampel telah mendapatkan opini unqualified yaitu telah sesuai dengan yang di harapkan, dan perusahaan telah merasa puas dengan penerimaan opini tersebut, sehingga tidak merasa memerlukan untuk mengganti KAP yang sedang di gunakan saat ini dengan kata lain tidak melakukan auditor switching. Pengaruh Audit Fee terhadap Auditor Switching Hasil variabel audit fee pada penelitian ini menunjukkan koefisien regresi 0.345 dengan tingkat signifikansi 0.150, lebih besar dari 0.05. maka hipotesis 7 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa audit fee berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ismail et.al (2008), tetapi tidak mendukung penelitian yang di lakukan oleh Martina (2010), dan Mardiyah (2002). Ketika perusahaan mengganti auditornya dengan auditor baru biasanya justru akan muncul Audit fee yang relatif tinggi karena auditor yang baru pada saat awal penugasan bekerja dengan resiko lebih tinggi. Menurut Adityawati (2011), auditor yang baru dapat jadi tidak paham sama sekali tentang bisnis keliennya, serta mungkin juga belum mengetahui reputasi klien mereka di masa lalu. Faktor tersebut mendorong auditor untuk bersikap lebih skeptis terhadap klien baru, sehingga akan meningkatkan audit fee karena auditor membutuhkan biaya start up yang lebih besar. fee yang tinggi juga dapat muncul ketika perusahaan memutuskan untuk mengganti auditornya dari non big 4 ke auditor big 4, namun dalam penelitian ini sebagian besar sampel telah menggunakan jasa auditor yang termasuk ke dalam big 4, hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan sampel banyak yang tidak mempermasalahkan fee auditor big 4 yang tergolong tinggi sehingga tidak memutuskan melakukan auditor switching. Hasil Pengujian Secara Simultan Hasil untuk keenam variabel yang di uji secara simultan menunjukkan bahwa hasil signifikansi 0,049 atau 4,9% lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Sehingga HA di terima dan hasil mengindikasikan bahwa keenam variabel independen secara simultan atau bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian dapat di simpulkan dengan hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression) yang menunjukkan bahwa : 1. Tidak terbukti ukuran auditor berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini dapat di sebabkan KAP yang di gunakan oleh sebagian besar sampel adalah big 4 di mana KAP tersebut telah di anggap sebagai penyedia laporan audit yang berkualitas tinggi, dan selalu mempertahankan independensinya. Sehingga perusahaan mempertahankan auditornya. Hasil ini mendukung hasil penelitian Titik, 2012 yang mengindikasikan bahwa ukuran auditor tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 2. Terbukti ukuran klien berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika perusahaan mengalami penurunan aktiva maka perusahaan akan cenderung melakukan auditor switching yang bertujuan untuk untuk mempertahankan reputasinya serta untuk mendapatkan opini yang di harapkan. Hasil tersebut mendukung penelitian yang di lakukan oleh Nasser, et al, 2006 yang dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa ukuran klien berpengaruh terhadap auditor switching. 3. Tidak terbukti pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching. Dapat di sebabkan antara manajemen yang lama dengan yang baru tidak terjadi perbedaaan kebijakan yang signifikan sehingga merasa tidak perlu mengganti auditornya. Hasil tersebut mendukung penelitian Nur dan I Ketut, 2011 yang dalam penelitiannya megindikasikan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 4. Tidak terbukti masalah keuangan perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching. Di sebabkan karena perusahaan sedang dalam kondisi yang mempunyai resiko tinggi akibat dari kesulitan keuangan, sehingga perusahaan khawatir jika auditor baru akan melakukan pemeriksaan terhadap sistem pembukuan dan menilai rendah standar mutu pembukuan mereka. Hasil ini mendukung penelitian yang di lakukan oleh Martina, 2010. 5. Tidak terbukti opini auditor berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini di duga karena sebagian besar perusahaan yang di gunakan sebagai sampel telah mendapatkan opini unqualified, dan perusahaan merasa puas dengan hal tersebut sehingga tidak merasa perlu mengganti auditornya, dan hasil tersebut mendukung penelitian Damayanti dan Sudarma, 2008. 6. Tidak terbukti audit fee berpengaruh terhadap auditor switching. Perusahaan sebagian besar telah menggunakan jasa KAP big 4 hal tersebut menggambarkan sebagian besar perusahaan tidak bermasalah terhadap fee yang di bayarkan kepada auditor. Hasil penelitian mendukung penelitian yang telah di lakukan oleh Ismail et.al, 2008. 7. Hasil pengujian secara simultan mengindikasikan bahwa keenam variabel independen secara simultan atau bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Saran Berdasarkan hasil yang di peroleh dalam penelitian ini, yang mengindikasikan bahwa hanya variabel ukuran klien yang berpengaruh sedangkan variabel lainnya tidak, di harapkan untuk di tahun – tahun yang akan datang perusahaan perbankan yang sudah go public yaitu yang terdaftar di BEI dapat bertambah jumlahnya, sehingga data sampel lebih bertambah dan bervariasi lagi sehingga memungkinkan variabel - variabel yang dalam penelitian ini tidak terbukti berpengaruh terhadap auditor switching menjadi dapat berpengaruh terhadap auditor switching nantinya. DAFTAR PUSTAKA Adityawati, P. 2011. “ Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia ”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Arens, Alvin, Randal J. Elder, and Mark, B. 2003. “ Auditing dan Pelayanan Verifikasi ”. 9th Edition. PT Indeks kelompok Gramedia. Bagherpour, M and Monroe, G. 2010. “ Auditor Switching in an Increasingly Competitive Audit Market ”. W. Papers. Bursa Efek Indonesia. N.d. Indonesian Capital Market Directory 2007-2011. Jakarta: Bursa Efek Indonesia. Chadegani, A. A, Z. M. Mohammed and A. Jari. 2011. “ The Determinants Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange ”. International Conference on Sociality and Economics Development, IPEDR Vol. 10, Singapore. Chow, C.W. dan S.J. Rice. 1982. “ Qualified Audit Opinions and Auditor Switching ”. The Accounting Review, Vol. LVII, No. 2, pp. 326-335. Damayanti, S. and M. Sudarma. 2007. “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik ”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak. Ghozali, I. 2009 “ Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS ”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kadir, M.N. 1994. “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP ”. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kawijaya, dan Juniarti. 2002. “ Faktor-Faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No. 2. Kurniawan, D. 2011. “ Karakteristik Auditee dan Perusahaan Audit Sebagai Penentu Opini Audit Qualified (Studi Empiris pada Perusahaan MAnufaktr yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) ”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Mardiyah, A.A. 2002. “ Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (Recursive Model Algorithm) ”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 3, No. 2, pp. 133-154. Martina, W. P. 2010. “ Analisis Hubungan Auditor Klien: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia ”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Meliyanti, Y. 2011. “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) ”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Nagi, A.L . 2005. “ Mandatory Audit Firm Turnover, Financial Reporting Quality and Client Bargaining power ”. Accounting Horizons.Vol. 19 No.20. June 2005. 5168. Nasser, A. T. A, et al., 2006. “ Auditor – Client Relationship : The Case of Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia ”. Manajerial Auditirng Journal. Vol.21, No.7, Pp 724-732. Emerald Group Publishing Committee. Nur, W dan I Ketut, S. 2011. “ Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching ”. Jurnal Akuntansi & Bisnis. Vol.1. Januari 2012. Sudarmadji, A. M., & L. Sularto (2007). “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan ”. Jurnal Proceeding PESAT. Vol. 2: page 53-61. Suparlan dan Wulan. A. 2010. “ Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Adanya Rotasi Audit ”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Titik, E. 2012. “ Influencing Factors on Auditor Switching : Case of Manufakturing Companies Listed on Indonesia Stock Exchange ”. Undergraduate Program Economi Faculty Universitas Gunadarma. Jakarta. Utomo, Bondan. D. 2010. “ Pengaruh Client Contracting Environtment, Reputasi Klien dan Ukuran KAP terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ”. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Solo. Wisnu. W 2011. “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2008 ”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.