FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014
*Dewiyusrianti Lina
ABSTRAK
Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien gastroenteritis, mereka tampak gelisah terlebih jika telah mendapatkan penanganan medis yang dapat menimbulkan rasa sakit. Pertahanan psikologis biasa terlihat dari reaksi depresi, kompromi, interpersonal, menerima kesalahan, isolasi, regresi, dan akhirnya menerima. Mekanisme pemecahan masalah yang dilakukan oleh penderita dapat berupa koping adaptif (efektif) dan koping yang maladaptif (inefektif). Hal tersebut tentu dibutuhkan pasien agar tidak memperparah kondisi penyakitnya. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan mekanisme koping penderita gastroenteritis kronik di RSUD. DR. Haulussy Ambon. Jenis penelitian yang digunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan diagnosa gastroenteritis kronik yang di rawat di RSUD. DR. Haulussy Ambon dengan sampel yang diambil secara consecutive sampling sebanyak 20 orang. Hasil penelitian diuji fisher’s exact test dengan tingkat kepercayaan α=95% atau 0,05 dan hasilnya H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara optimisme (0,017), dukungan sosial (0,005), tingkat pendidikan (0,005), dan tingkat penghasilan (0,008) < 0,05 dengan mekanisme koping penderita gastroenteritis kronik di RSUD. DR. Haulussy Ambon. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mekanisme kopin penderita gastroenteritis kronik yang di rawat di RSUD. DR. M. Halaussy Ambon dipengaruhi oleh faktor optimisme, dukungan sosial, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Sehingga saran peneliti yaitu diharapkan petugas kesehatan khususnya perawat dapat mempertahankan mekanisme koping, optimism, dukungan sosial penderita gastroenteritis kronik, dan memberikan perhatian khusus terhadap penderita yang memiliki tingkat penghasilan dan pendidikan yang rendah. Kata Kunci: mekanisme koping, gastroenteritis kronik.
1
Indonesia lebih banyak 2-3 kali
I. PENDAHULUAN
dibandingkan
A. Latar Belakang Gastroenteritis
merupakan
proses
Gastroenteritis
peradangan yang terjadi pada daerah
penyebab
lambung dan usus yang biasanya disertai
mencapai
dengan
2011).
gejala
menerus.
Angka
gastroenteritis adanya
diare
secara
kejadian
yang
disertai
terus-
gangguan dengan
negara
maju.
masih
merupakan
kematian
tertinggi
31,45%
(Depkes
Berdasarkan
data
RI,
rekam
medis RSUD. DR. M. Haulussy Ambon
didapatkan
sejumlah
gejala diare masih merupakan
penyakit kronik yang pernah dirawat
penyebab kesakitan dan kematian bila
inap pada tahun 2011 diantaranya
tidak ditangani secara cepat, tepat dan
adalah gastroenteritis sebanyak 82
sesuai dengan prosedur yang benar.
pasien
Dampak penyakit diare bila dibiarkan
sebanyak 92 pasien.
berlarut-larut maka akan menimbulkan
Seseorang dengan penyakit kronik
komplikasi seperti: dehidrasi (kehilangan
tidak memikirkan bahwa mereka
cairan),
hipokalemia
(kekurangan
sakit
kalium),
hipokalsemia
(kekurangan
kebiasaan
yang kemudian
psikologis
kalsium) dan lain-lain
dan
pada
dan
tahun
berperilaku sehari-hari. dan
2012
seperti Masalah
sosial
harus
berlanjut pada kematian (Suriadi, 2004).
diperhatikan karena
Di dunia, dehidrasi yang disebabkan
yang
gastroenteritis
penyebab
ketidakmampuan karena sakit akan
penderita
mengancam identitas, menyebabkan
kematian
merupakan
utama
pada
gejala-gejala
ditimbulkan
dan
gastroenteritis (Huang et al., 2009). Data
perubahan-perubahan
World Health Organization (WHO) pada
mengubah
tahun 2009, menunjukkan gastroenteritis
mengganggu gaya hidup yang ada
merupakan penyebab kedua kematian
(Smeltzer et. At., 2007).
pasien di dunia dengan 1,5 juta pasien
Pada
meninggal
didiagnosa
setiap
tahunnya
karena
citra
beberapa
dan
juga
tubuh
pasien
peran, dan
yang
mengalami
penyakit ini.
gastroenteritis,
Frekuensi kejadian gastroenteritis pada
gelisah dan stress terlebih jika telah
negara-negara
mendapatkan
berkembang
termasuk
2
mereka
penanganan
tampak
medis
yang dapat menimbulkan rasa sakit. Mekanisme
koping
pasien
RSUD. DR. M. Haulussy Ambon”.
tentu
berpengaruh untuk mengontrol stress B. Manfaat Penelitian yang mungkin timbul akibat penyakit
Berdasarkan latar belakang masalah
yang diderita serta dampak hospitalisasi.
tersebut maka kiranya dilakukan
Mekanisme koping yang digunakan oleh
penelitian untuk mengatahui faktor-
pasien gastroenteritis adalah koping yang
faktor yang berhubungan dengan
berpusat pada masalah yaitu konfrontasi
mekanisme
dan perencanaan pemecahan masalah,
penyakit gastroenteritis kronik di
koping yang berpusat pada emosi seperti
RSUD. DR. M. Haulussy Ambon.
koping
penderita
mencari dukungan sosial, penerimaan, menjaga jarak, kontrol diri, penghindaran C. Tujuan Penelitian dan
penilaian
positif
dan
yang
1. Tujuan Umum
menggunakan keduanya (Widiyanto,W.,
Diketahuinya faktor-faktor yang
2009).
berhubungan
Adapun
perbedaan
bereaksi
terhadap
individu stress
dalam
mekanisme koping penderita
tergantung
gastroenteritis kronikdi RSUD.
berbagai faktor seperti keterampilan memecahkan
masalah,
psikologis,dukungan
dengan
ketahanan
sosial,
dan
DR. M. Haulussy Ambon. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya
gambaran
optimisme individu dalam menghadapi
karakteristik
stress yang ada (Maulandari, N., 2010).
penyakit
Stress merupakan hal yang dapat terjadi
kronik
pada pasien gastroenteritis,tetapi faktor-
jenis kelamin, agama, tingkat
faktor apa saja yang berhubungan dengan
pendidikan
mekanisme koping belum sepenuhnya
penghasilan responden
diteliti.
penderita gastroenteritis
berdasarkan
b. Diketahuinya
dan
usia,
tingkat
gambaran
Maka penulis tertarik akan melakukan
mekanisme kopingpenderita
penelitian dengan judul “faktor-faktor
penyakit
yang berhubungan dengan mekanisme
kronik
koping penderita gastroenteritis kronik di
3
c. Diketahuinya
gastroenteritis
gambaran
optimisme
penderita
penyakit
gastroenteritis kronik d. Diketahuinya sosial
interna di RSUD. Dr. M.
gambaran
dukungan
penderita
penyakit
gastroenteritis kronik
dengan mekanisme koping penderita penyakit gastroenteris kronik f. Diketahuinyahubungan
dukungan
penyakit
gastroenteritis
kronik tingkat
pendidikan dengan mekanisme koping penderita
penyakit
h. Diketahuinya
koping
tahun
2012
sebanyak 92 orang. 2. Sampel penelitian
ini
jumlah
sampel yang diambil adalah 20 pasien
gastroenteritis
kronik
yang di rawat di RSUD. DR. M. Ambon,
dengan
menggunakan
tekhnik
consecutive sampling.
gastroenteritis
kronik
penghasilan
pada
Haulussy
g. Diketahuinyahubungan
Ambon.Dimana
jumlah pasien gastroenteritis
Pada
dengan mekanisme koping
penderita
Haulussy
kronik
e. Diketahuinya hubungan optimisme
sosial
kronik yang dirawat di ruang
C. Teknik Pengumpulan Data hubungan
tingkat
dengan
mekanisme
penderita
penyakit
gastroenteritis kronik
Data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan
data
diperoleh
dengan cara responden mengisi lembar kuesioner yang berisi pertanyaan tentang mekanisme
II. METODOLOGI PENELITIAN
koping,
A. Waktu dan Tempat Penelitian
optimisme,
dukungan
Penelitian ini dilakukan di RSUD.
sosial, tingkat pendidikan, dan
DR. Halaussy Ambon, pada tanggal
tingkat
09 Juni sampai dengan 09 Juli 2014.
penderita gagal ginjal kronik di
penghasilan
pada
ruang interna RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah semua pasien gastroenteritis
4
D. Instrumen Data Alat yang digunakan untuk
penelitian ini berupa kuesioner.
E. Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabel 2x2 dan untuk analisanya dengan menggunakan uji chi square. III. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan mekanisme koping penderita gastroenteritis kronik terhadap 20 orang responden didapatkan hasil sebagai sebagai berikut: A. Hubungan antara Optimisme dengan Mekanisme Koping Penderita Gastroenteritis Kronik di RSUD Dr. Haulussy Ambon Tabel 1. Distribusi Hubungan antara Optimisme dengan Mekanisme Koping Penderita Gastroenteritis Kronik di RSUD.Dr. Haulussy Ambon Tahun 2014 Mekanisme Koping Total Optimisme Maladaptif Adaptif P n % n % n % Pesimis 6 30,0 1 5,0 7 35,0 Optimis 3 15,0 10 50,0 13 65,0 0,017 Total 9 40,0 11 60,0 20 100,0 B. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Mekanisme Koping Penderita Gastroenteritis Kronik di RSUD Dr. Haulussy Ambon Tabel 2. Distribusi Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Mekanisme Koping Penderita Gastroenteritis Kronik di RSUD Dr. Haulussy AmbonTahun 2014 Mekanisme Koping Total Dukungan Sosial Maladaptif Adaptif P n % n % n % Kurang 7 35,0 1 5,0 17 40,0 Banyak 2 10,0 10 50,0 23 60,0 0,005 Total 9 45,0 11 55,0 20 100,0
5
C. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Mekanisme Koping Penderita Gastroenteritis Kronik di RSUD Dr. Haulussy Ambon Tabel 3. Distribusi Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Mekanisme Koping Penderita Gastroenteritis Kronik di RSUD Dr. Haulussy AmbonTahun 2014 Tingkat Pendidikan Rendah Tinggi Total
Mekanisme Koping Maladaptif Adaptif n % n % 7 35,0 1 5,0 2 10,0 10 50,0 9 45,0 30 55,0
Total N 17 23 20
% 40,0 60,0 100,0
P
0,005
D. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Mekanisme Koping Penderita Gastroenteritis Kronik di RSUD Dr. Haulussy Ambon Tabel 4. Distribusi Hubungan antara Tingkat Penghasilan dengan Mekanisme Koping Penderita Gastroenteritis Kronik di RSUD Dr. Haulussy AmbonTahun 2014 Tingkat Penghasilan Rendah Tinggi Total
Mekanisme Koping Maladaptif Adaptif n % n % 5 25,0 0 0,0 4 20,0 11 55,0 9 45,0 30 55,0
Total N 17 23 20
% 40,0 60,0 100,0
P
0,008
IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa, dapat
RSUD. DR. M. Haulussy Ambon 2014
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
dengan nilai p =0,005.
A. Ada hubungan antara optimisme dengan
mekanisme
C. Ada hubungan antara tingkat pendidikan
koping
dengan mekanisme koping penderita
penderita gastroenteritis kronik di
gastroenteritis kronik di RSUD. Dr.
RSUD. Dr. Haulussy Ambon
Haulussy Ambon 2014 dengan nilai p
2014 dengannilai p=0,017.
=0,005.
B. Ada hubungan antara dukungan
D. Ada hubungan antara tingkat penghasilan
sosial dengan mekanisme koping
dengan mekanisme koping penderita
penderita gastroenteritis kronik di
gastroenteritis
6
kronik di RSUD. Dr. Haulussy Ambon 2014 dengan nilai p
Selemba Medika: Jakarta. Huang et.al.2009. Sex Diffrences in Use of
=0,008.
coping
strategies:
predictors
of
Anxiety and Depressive Symptoms. Research Article, 25: 839-846,2008.
V. DAFTAR PUSTAKA Arvin, B. K. (2010). Ilmu Kesehatan Anak
(e-book). Diakses
tanggal 20 Juli 2013. Diyanti,
Lubis, N. (2007) Melawan Rasa Takut.
G.W.
Gihara ilmu: Yokyakarta. Kuntjoro. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit
(2007).
Studi
Dalam.
PenggunaanAantibiotik Pada
Jakarta.
Pasien
Gastroenteritis
Mansjoer
Balai
Arif.
Penerbit
FKUI:
Kapita
Selekta
2000.
Dewasa Pada Pasien Rawat
Kedokteran. EdisiKetiga, Jilid 1.
Inap
Media Aesculapius: Jakarta.
di
Tropik
Ruang lnfeksi
Penyakit dan
Maulandari, N. (2010). Strategi Koping
Wanita RSU Dr. Soetomo
Menghadapi Stres Pada Penderita
Surabaya. Diakses tanggal
Gastroenteritis.
11
http://etd.eprints.ums.ac.id/7821/.
September
Pria
2013
dari
http://www.adln.lib.unair.ac.i d
Diakses tanggal 11 september 2013. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit.
Donna L. Wong. 2009. Pedoman Klinis Perawatan Pediatric.
EGC: Jakarta. Niven,
EGC: Jakarta.
Penulisan Skripsi, Edisi 10, Studi
Kesehatan
Volume 1. Edisi 15. EGC: Jakarta. Smeltzer C. Suzanne, Bare F. Brenda. 2007.
(STIK)
Buku Kedokteran Medikal Bedah. EGC: Jakarta.
Hidayat, A. A., A (2008). Riset dan
Perawatdan
Potter & Perry. 2005. Ilmu Kesehatan Anak.
Makassar: Makassar.
Keperawatan
untuk
Kesehatan
Professional. EGC: Jakarta.
Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Psikologi
Pengantar
Esse Puji P, dkk., 2015, Pedoman
Program
2008.
Stuart,G. W., &Sundeen, S. J. 2007. Buku
Tehnik
Saku
Penulisan Ilmiah. Edisi. 2.
Keperawatan
Jakarta.
7
Jiwa.
EGC:
Sulistiawati.,Payapo, A., dkk. 2005.
Taylor,
Shelley
E.
2004.
Kondep Dasar Keperawatan
Psycholigy.
Kesehatan
Companies: New York.
Jiwa.
EGC:
Jakarta.
Health
McGraw-Hll
Widiyanto, W. 2009. Strategi Koping
Suriadi. 2004. Asuhan Keperawatan
Penderita Gastroenteritis.
Pada Anak. Edisi 1. PT Fajar
http://etd.eprints.ums.ac.id/4800/
Inter pratama: Jakarta.
.
Diaksestanggal
2013.
8
11september