FAKTOR-FAKTOR KNOWLEDGE MANAGEMENT YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
KNOWLEDGE MANAGEMENT FACTORS INFLUENCING THE PERFORMANCE OF ADMINISTRATIVE STAFF IN HASANUDDIN UNIVERSITY
Setiorini1, Djabir Hamzah2, Yansor Djaya3 1
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
2,3
Alamat Korespondensi: Setiorini, ST Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Telpon: 0411-589896 HP. 081341599164 Email:
[email protected]
ABSTRAK
Knowledge Management merupakan pengelolaan aset pengetahuan yang terdiri dari elemen people, process, dan technology, dimana salah satu manfaatnya dapat meningkatkan kinerja individu. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh hubungan kausalitas antara variabel personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology terhadap kinerja tenaga kependidikan Universitas Hasanuddin. Jenis penelitian adalah korelasional dengan populasi seluruh tenaga kependidikan Unhas berjumlah 1364 orang berstatus PNS dan honorer. Besar sampel sebanyak 309 diperoleh berdasarkan rumus Slovin dengan kriteria staf yang menggunakan ICT dalam pelayanan administrasi. Penarikan sampel secara proportional random sampling. Data dianalisis dengan teknik regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Pengembangan KMS berbasis ICT berhasil menjadikan variabel technology sebagai mediator dalam berbagi pengetahuan, sehingga secara parsial technology dan learning organization berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Pengaruh Learning organization yang dominan terhadap kinerja individu menunjukkan bahwa Unhas berhasil memfasilitasi budaya belajar bagi tenaga kependidikan melalui unsur-unsur learning organization yang dimilikinya. Kata Kunci: personal knowledge, job procedure, learning organization, technology, kinerja tenaga kependidikan
ABSTRACT Knowledge Management is management of knowledge asset the involving element of people, process, and technology, where one of the benefits can improve individual performance. This research aims to find out the causal relationship between the variables of personal knowledge, job procedures, learning organization, and technology in the performance of administrative staff in Hasanuddin University. This study was conducted as a correlational research. The population included all administrative staff (1364 civil servants and contract-based staff members). From this population, 309 were selected as samples based on Slovin Formula, with the criterion of staff members using ICT in administration services. The sampling was conducted by using the proportional random sampling with multiple linear regression analysis technique using SPSS 16.0 for windows. The results reveal that, simultaneously, personal knowledge, job procedures, learning organization, and technology significantly influence individual performance. The improvement of ICT-based KMS has successfully caused the technology variable to become the mediator in sharing knowledge, so that, partially, technology and learning organization significantly influence individual performance. The dominant influence of learning organization on individual performance reveals that Hasanuddin University has successfully facilitated learning culture for administrative staff through its learning organization elements. Keywords: personal knowledge, job procedures, learning organization, technology, administrative staff performance
1
PENDAHULUAN Knowledge Management (KM) di era informasi ini sangat penting diterapkan bagi organisasi yang menghendaki keunggulan bersaing berkelanjutan (Munir, 2007), karena implementasinya memberi manfaat pada bidang operasi dan pelayanan, dapat meningkatkan kompetensi personal, memelihara ketersediaan knowledge dan inovasi serta pengembangan produk (Awad, 2004). Apabila pengelolaan pengetahuan dilakukan dengan benar maka sangat bermanfaat bagi organisasi (Prijono, 2008), diantarnya: explicit knowledge berupa dokumen dan prosedur akan semakin terdokumentasi dengan baik, pemecahan masalah akan lebih cepat karena sumber-sumber pengetahuan (expert) mudah diakses, dengan terdokumentasikannya best practice maka dari waktu ke waktu setiap proses bisnis akan berubah menjadi semakin efisien, kesalahan yang sama tidak akan terjadi berulang-ulang, akan terbentuk budaya kolaborasi sebagai efek dari budaya sharing sehingga muncul inovasi. Kebanyakan perusahaan besar di sektor swasta mengambil inisiatif secara aktif dalam mengadopsi tool management baru, teknik dan filsafat, dimana pemerintah selalu mengikutinya. Contoh prakteknya seperti perencanaan sumberdaya perusahaan (ERM), proses re-engineering bisnis (BPR), manajemen mutu terpadu (TQM), dan yang terkini KM. Selama dekade terakhir praktek KM di perusahaan swasta membuktikan bahwa KM tidak hanya menjadi tren manajemen sebagaimana diklaim beberapa kritikus bahwa KM dinyatakan layak untuk tetap diimplementasikan. Oleh karena itu waktu yang tepat bagi KM berpindah ke sektor publik (Cong dan Pandya, 2003). Pemerintah saat ini menyadari pentingnya KM dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya Peraturan Menpan-RB Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management). Penerapan KM dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola aset intelektualnya berupa pengetahuan dan pengalaman yang ada. Tujuannya adalah memanfaatkan aset tersebut untuk mencapai kinerja organisasi yang lebih baik untuk mempercepat pencapaian tujuan pelaksanaan reformasi birokrasi. CIO Council menyebutkan people, process, dan technology merupakan elemen kunci dari KM. Menurut Cong dan Pandya (2003), fokus KM pada people adalah untuk merangsang dan memelihara berbagi pengetahuan dan penggunaan pengetahuan, fokus KM pada process untuk mencari, membuat, menangkap dan berbagi pengetahuan, sedangkan fokus KM pada technology 2
untuk menyimpan dan membuat pengetahuan mudah diakses dan untuk memungkinkan orang bekerja sama. Sejak berstatus badan layanan umum (BLU), Unhas mulai mengembangkan KM lebih intensif tahun 2008. Dengan pengembangan KM, Unhas secara sadar mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki dan memanfaatkan untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi. Indikasi inovasi yang dihasilkan dibuktikan dengan tidak kurang dari 20 universitas di Indonesia melakukan benchmarking pengelolaan BLU di Unhas. Namun sejauhmana Unhas mengembangkan KM, salah satunya dapat diketahui dari kinerja tenaga kependidikan. Fungsi ini terkait unsur people processes, dam technology. Unsur people terkait dengan tacit knowledge sebagai pengetahuan individu yang diperoleh dari pengalaman keseharian dan sulit diduplikasikan atau diajarkan kepada orang lain, dalam hal ini dikategorikan dalam bentuk personal knowledge (Kosasih dan Budiani, 2007). Unsur proses terkait proses menangkap, menciptakan, menyimpan dan menemukan kembali, serta memindahkan dan membagi pengetahuan dikategorikan dalam bentuk job procedure dan learning organization. Sedangkan unsur technology merupakan sarana yang menghubungkan unsur people dan prosess melalui media intranet/internet. Berdasarkan latar belakang, permasalahan penelitian dirumuskan: apakah faktor personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology memiliki hubungan kausalitas terhadap kinerja tenaga kependidikan. Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui hubungan kausalitas faktor personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology terhadap kinerja tenaga kependidikan. Hasil studi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai suatu upaya terhadap pengembangan KM di Universitas Hasanuddin.
METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Hasanuddin Jl.Perintis Kemerdekaan KM.10 Makassar, Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan sebagai penyelenggara BLU yang berhasil dan dijadikan tujuan benchmarking bagi universitas lain. Desain dan Variabel Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang menyelidiki nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menguji atau menentukan hubungan-hubungan (relations) atau antarhubungan 3
yang ada di antara mereka di dalam satu lingkungan tertentu, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat eksplanasi yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul. Variabel dalam penelitian ini meliputi personal knowledge (X1), job procedure (X2), learning organization (X3), technology (X4) sebagai variabel bebas dan kinerja pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Personal knowledge didefinisikan pengetahuan yang diperoleh pegawai berupa pengalaman, baik dari kejadian sehari-hari ataupun dari sumber lainnya. Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas yang harus dijalankan oleh pegawai berdasarkan SOP yang ada dan sifatnya formal. Learning organization adalah proses seseorang memeroleh pengetahuan dan pemahaman baru yang dihasilkan melalui perubahan dalam perilaku dan tindakan, dimana pengetahuan yang tercipta selanjutnya dapat dibagi dan ditransfer baik antarpegawai, kelompok mau pun ke seluruh organisasi. Technology adalah media penyebaran informasi melalui sarana intranet/internet yang digunakan untuk mendukung tiap kegiatan kerja. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai administrasi Unhas, yang terdiri dari PNS dan Honorer
berjumlah 1364 orang. Besar sampel adalah 309 orang ditentukan
berdasarkan Rumus Slovin. Kriteria sampel adalah pegawai yang memanfaatkan ICT dalam melaksanakan tugasnya. Dari teknik proporsional random sampling diperoleh proporsi sampel kelompok unit kerja Pusat 130, Fakuktas Eksakta 132, Fakultas Non Eksakta 47. Pengumpulan Data Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang disusun dalam bentuk pertanyaanpertanyaan dengan mengikuti Skala Likert 1-5. Pengujian instrumen dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilita, hasilnya
diperoleh 7 pertanyaan valid untuk variabel personal
knowledge, 6 valid untuk job procedure, 22 valid untuk learning organization, 6 valid untuk technology, dan 12 valid untuk variabel kinerja. Kuesioner yang dinyatakan valid dan reliable inilah yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, kemudian didistibusikan ke seluruh kelompok unit kerja. Kuesioner yang telah diisi oleh responden langsung divalidasi oleh peneliti untuk menghindari missing saat analisis. Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis dengan program SPSS versi 16.00 for Windows. Hasil analisis berupa statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresi dan uji hipotesis. Statistik 4
deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik responden (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
lama bekerja). Uji asumsi klasik (uji normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi) digunakan sebagai syarat BLUE untuk analisis regresi linier berganda. Uji regresi digunakan untuk menentukan persamaan regresi dari masing-masing variabel. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab masalah penelitian, yaitu uji F, uji t, dan uji koefisien beta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: Variabel personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. H2: Variabel personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. H3: Variabel learning organization memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai. HASIL PENELITIAN Deskripsi Responden Responden berasal dari kelompok unit kerja pusat, eksakta, dan non eksakta. Jumlah responden kelompok unit kerja fakultas eksakta (42,7%), pusat (42,1%), dan fakultas non eksakta 15,2%. Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas pegawai yang memanfaatkan ICT/IT dalam melaksanakan tugasnya dan diukur kinerjanya adalah berjenis kelamin perempuan (53,4%), didominasi oleh pegawai negeri sipil (74,8%) yang berusia diantara 36-45 tahun (45%) dengan latar belakang pendidikan sarjana (64,7%) dan telah bekerja di Unhas selama 11 hingga 15 tahun (29,4%). Deskripsi Variabel Penelitian Deskripsi variabel penelitian dapat dilihat dari nilai skor instrument dari masing-masing variabel. Gambar 1 menunjukkan bahwa personal knowledge dan technology merupakan variabel dengan kriteria sangat baik (skor>4,20), sedangkan job procedure,learning organization dan kinerja termasuk dalam kriteria baik (3,40<skor < 4,20). Hasil Uji Asumsi Klasik Agar analisis regresi dapat dianalisis dan memberikan hasil yang representatif (BLUE-Best Linier Unbiased Estimation), maka harus memenuhi asumsi kenormalan residual dan tidak terjadi gejala
multikolinieritas, heteroskedasitas, dan autokorelasi. Tabel 2 memerlihatkan seluruh hasil uji
5
asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedasitas, dan autokorelasi. Dari hasil uji tersebut dinyatakan bahwa persyaratan model regresi telah terpenuhi. Hasil Uji Hipotesis Pengujian statistik dengan alat analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk mendapatkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil penelitian regresi antara variabel bebas dan variabel terikat dapat ditunjukkan pada Tabel 3. Model analisis dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Y= 0,474 - 0,026X1 + 0,076X2 + 0,682X3 + 0,132X4 +0,248 Uji F menghasilkan Fhitung>Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari α=0,05. Kenyataan ini menunjukkan bahwa faktor-faktor KM yang meliputi variabel personal knowledge (X1), job procedure (X2), learning organization (X3), dan technology (X4) bersama-sama secara signifikan memengaruhi kinerja pegawai. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel learning organization dan technology berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai, terbukti dari thitung>ttabel dan nilai signifikansinya kurang dari α=0,05. Sedangkan variabel personal knowledge dan job procedure tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai, terbukti dari thitung
organization mewakili aspek proses, dan pemanfaatan ICT melalui intranet/internet mewakili aspek technology merupakan elemen KM yang tidak dapat terpisahkan satu dengan lainnya. Hasil ini pada dasarnya mendukung penelitian Natalia dan Razak (2011), yang mengandung pengertian bahwa pengalaman staf dalam melaksanakan tugas sesuai SOP melalui learning organization dan pemanfaatan technology (ICT) memberikan sinergitas yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan. Besarnya sinergitas dapat diketahui dari hasil uji determinasi (Adjusted R2) yang menunjukkan 44,9%. Hal ini berarti kinerja individu dapat dijelaskan oleh keempat variabel KM tersebut sebesar 44,9% sedangkan sisanya 55,1 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Walau pun demikian hasil uji R atau tingkat keeratan diantara variabel menunjukkan hubungan yang erat sebesar 67,5%. Pengujian terhadap hipotesis kedua (H2) dilakukan dengan uji t, dimana hasilnya menunjukkan bahwa variabel personal knowledge dan job procedure tidak signifikan memengaruhi kinerja individu, sedangkan variabel learning organization dan technology berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Kenyataan bahwa personal knowledge tidak signifikan terhadap kinerja individu bahkan berpengaruh negatif, mengindikasikan bahwa akumulasi tacit knowledge yang dilakukan melalui pengalaman belum mampu meningkatkan kinerja individu. Untuk alasan ini, Sangkala (2007) menyebutkan jika pengalaman individu dibatasi oleh rutinitas tugas, maka
jumlah tacit
knowledge yang diperoleh dari pengulangan dan rutinitas cenderung akan berkurang. Dengan kata lain tugas rutin pada dasarnya mengurangi kemampuan berpikir kreatif seorang individu dalam membentuk pengetahuan baru. Lebih lanjut
Sangkala (2007) membandingkan dua
pendekatan dalam melahirkan produk atau pun pasar baru yaitu melalui interaksi sosial (antara individu, kelompok, dan organisasi) dan menggunakan pengalaman dan tindakan. Pendekatan pertama merupakan gaya manajemen Jepang, dan terbukti berhasil. Namun ketika pendekatan dilakukan menggunakan pengalaman dan tindakan, yang terjadi justru terkadang gagal di dalam mengategorikan pengalaman, mengapa? Karena hanya bersandar pada refleksi dan perpikir logis semata. Kenyataan lain menunjukkan bahwa indikator pengalaman belum cukup untuk mewakili variabel personal knowledge. Menurut Tiwana (2000), sumber tacit knowledge dalam porsi KMS yang dapat diekpresikan menjadi explicit knowledge selain pengalaman diantaranya adalah 7
pengetahuan, skill, kompetensi, beliefs, norma, dan customer relationships. Sustermeister dalam Sitanggang (2009), menambahkan faktor personal lain yang memengaruhi kinerja diantaranya adalah motivasi, pendidikan, minat, dan sikap kepribadian. Rendahnya variabel job procedure dalam memengaruhi kinerja individu dapat dilihat dari rendahnya skor pada indikator pemahaman terhadap SOP dan lemahnya pemahaman terhadap indikator SOP yang dapat menjamin terciptanya layanan yang baku. Kenyataan lain menunjukkan bahwa SOP yang ada belum tersosialiasi dengan baik hingga ke tingkat end-user, walau pun di beberapa unit kerja sudah terstandar ISO 9001:2000 atau ISO 9001:2008. Jika mengacu pada hasil penelitian Kosasih dan Budiani (2007) serta Novealdy (2012), dimana variabel personal knowledge berpengaruh terhadap variabel job procedure, artinya semakin baik personal knowledge maka pemahaman terhadap job procedure juga semaikin baik, begitu pula sebaliknya semakin rendah personal knowledge maka pemahaman terhadap job procedure juga semaikin rendah. Jika merujuk pada hasil penelitian keduanya terbukti bahwa rendahnya atau tidak signifikannya variabel personal knowledge berdampak pada variabel job procedure dalam memengaruhi kinerja individu.. Kenyataan bahwa variabel learning organization berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu menunjukkan pada tingkatan individu, learning organization mampu meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh seseorang melalui pelatihan, belajar sendiri, pemahaman observasi, dan refleksi diri (Sangkala, 2007). Organisasi tidak lagi fokus pada persoalan eksternal organisasi, tetapi menekankan bagaimana internal organisasi mampu bertahan dan belajar di tengah persaingan yang ada (Parmono, 2001). Peran learning organization dalam KM menurut Riana (2008) ada pada upaya memfasilitasi seluruh komponen perusahaan untuk gemar menciptakan knowledge melalui aktivitas belajar. Knowledge yang tercipta dapat dibagikan dan ditransfer ke berbagai tingkatan dalam perusahaan. Dengan
berpengaruhnya
Technologi
terhadap
kinerja
tenaga
kependidikan
mengindikasikan bahwa ICT telah dimanfaatkan dengan baik sebagai media atau sarana yang mempermudah penyebaran explicit knowledge dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat berpengeruh terhadap kinerja individu. Hal ini sesuai dengan pendapat Guedhue dkk (1995) bahwa agar suatu teknologi informasi dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja individual, maka teknologi tersebut harus dimanfaatkan dengan tepat dan harus mempunyai kecocokan dengan tugas yang didukung. Technology ICT berperan sebagai media yang 8
mempermudah penyebaran explicit knowledge, jika dimanfaatkan dengan tepat dan memiliki kecocokan dengan tugas yang didukung maka dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja indivudu (Goodhue dkk, 1995). Salah satu teknologi yang paling mutakhir saat ini digunakan adalah internet/intranet (Marwick, 2001). Hasil ini menunjukkan bahwa Unhas memiliki kemampuan dalam pengelolaan ICT memanfaatkan fasilitas internet/intranet sebagai sesuatu yang melekat dalam proses dan rutinitas organisasi sehingga dapat menciptakan nilai dari aset yang dimilikinya. Richardson dkk (2003) mendefinisikan kemampuan teknologi informasi sebagai kemampuan atau kompentensi dari suatu organisasi yang mampu menciptakan, mengatur dan menyebarkan sumber daya teknologi informasi. Pengujian terhadap hipotesis ketiga (H3) dilakukan dengan uji koefisien standardized beta, dimana hasilnya terbukti bahwa variabel Learning Organization memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai, Hasil ini mendukung penelitian Haryanti (2006) bahwa karyawan yang tumbuh dalam organisasi yang mendukung pembelajaran ternyata mampu mencapai peningkatan kinerja yang lebih baik. Karyawan akan termotivasi untuk memerbaiki kualitasnya. Karyawan yang termotivasi akan terus tumbuh dan berkembang serta aktif untuk mencari solusi-solusi baru dalam menghadapi permasalahan akan memiliki peluang lebih besar dalam meningkatkan kinerjanya. Keterbatasan Penelitian Variabel personal knowledge hanya terwakili oleh indikator pengalaman sehingga hasinya tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja individu , padahal masih terdapat indikator lainnya yang dapat mewakili unsur people seperti pengetahuan, keahlian, kompetensi, dan custumer relationship (Tiwana, 2000). Standar opersional prosedur mewakili variabel Job Procedure kurang tersosialisasi dengan baik hingga end-user dengan demikian pemahaman mereka terhadap instrument ini menjadi bias (apakah menggambarkan kondisi yang sebenarnya terjadi ataukah kondisi idealnya). KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan Unhas. Walau pun variabel personal knowledge dan job procedure secara
9
parsial tidak signifikan dalam memengaruhi kinerja individu, namun variabel learning organization dan technology berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Variabel learning organization memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja individu. Terbuktinya KM dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, diharapkan Unhas lebih intensif mengembangkan KM.
Agar implementasi KM dapat meningkatkan kinerja
individu, maka perlu dibentuk Tim KM sebagai fasilitator, sehingga kelak akan muncul knowledge worker yang menjadi tulang punggung dalam proses penciptaan pengetahuan yang bermanfaat bagi organisasi. Diharapkan agar SOP dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan aspek kepraktisannya, dan disosialisasikan sampai kepada tingkatan end-user. Untuk peneliti selanjutnya mempertimbangkan perlunya memperkaya indikator variabel personal knowledge, mengingat personal knowledge sangat erat kaitannya dengan job procedure. Disamping itu Instrumen penelitian yang digunakan sebaiknya tidak dipahami bias oleh responden akibat terjebak pada kondisi idealnya, hal ini akan berdampak subjektivitas. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih dihaturkan kepada Prof. Dr. H. Djabir Hamzah, MA dan Dr.Ir Yansor Djaya, SE, MA selaku dosen pembimbing,
dosen penguji, pimpinan Magister
Manajemen beserta staf, rekan-rekan pegawai Unhas yang membantu terlaksananya pengumpulan data, teristimewa kepada rekan-rekan yang bersedia mengisi kuesioner. Demikian pula rekan-rekan kerja di Bagian Keuangan Fakultas Pertanian Unhas atas dukungannya. Keluarga besar Bapak Kasnin Adipurwono (alm), Ibunda Soemarsini, saudara-saudaraku teristimewa Suami dan anak-anakku yang dengan sabar dan ikhlas mendukung sampai selesainya studi ini. DAFTAR PUSTAKA Agustyarini. Fajar A., Zakiah M., Setiaji W., Thahar F., Hidayat R. & Imraan. (2005). Knowledge management in Learning Organization. Journal of Knowledge management. 1, pp. 1-12. Awad E.M dan Ghaziri H.M. (2004). Knowledge Management. International Edition. Pearson Education International. Chinowsky P. dan Carillo P. (2007). Knowledge Management to Learning Organization Connection. Journal of Management in Engineering. ASCE/July 2007. 1.Cong X., dan Pandya K.V. (2003). Issues of Knowledge Management in the Public Sector. Electronic Journal of Knowledge Management Volume 1 Issue 2, 25-33. Academic Conferences Limited.
10
Hendaryatiningsih N. (2009). Penerapan Knowledge Management untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan. SELAMI IPS Edisi 26 Volume 2 Tahun XIV. Kosasih N. dan Budiani S., (2007). Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel. Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol.3, No.2, September:80-88. Munir N. (2008). Knowledge Managemen Audit: Pedoman Evaluasi Kesiapan Organisasi Mengelola Pengetahuan. PPM Jakarta. Natalia S.D. dan Razak, S. 2011. Analisa Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan di Hotel Nirwana Bojonegoro. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. Novealdy. 2012. Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan: Studi pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Thesis Undergraduate UPN Veteran Yogyakarta Pinem J. (2010). Pengaruh budaya organisasi dan penerapan standar operasional prosedur pelayanan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati Medan (Tesis). Medan: Universitas Sumatera Utara. Prijono K. (2008). Perancangan Knowledge Management (KM) Readiness Tool. e-Indonesia Initiatif 2008. Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008. Program Pascasarjana Unhas. (2012). Pedoman Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah. Cetakan Pertama: Maret 2012. Makassar. Senge, P M. (1990) The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization, New York: Doubleday. Tiwana A. (2000). The Knowledge Management Tollkit. Prentice Hall PTR Upper Saddle River, NJ 07458. Tobing S.Y.L, dan Fitriati R. (2009). Pengaruh Organisasi Pembelajar terhadap Kompetensi Pegawai Bank. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr, hlm. 25-35 Tsai C.H, Chang C.L, and Chen L. (2006). A Case Study of Knowledge Management Implementation for Information Consulting Company. International Journal of The Computer, the Internet and Management Vol. 14.No.3 (September-December).
11
Tabel 1. Profil Responden Jumlah (n) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Usia <25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun >46 tahun Jumlah Pendidikan SLTP SLTA D3 S1 S2 Jumlah Status PNS Honorer Jumlah Masa Kerja <5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun >21 tahun Jumlah
Persentase
144 165 309
46,6% 53,4% 100%
11 82 139 77 309
3,6% 26,5% 45% 24,9% 100%
2 68 11 200 28 309
0,6% 22% 3,6% 64,7% 9,1% 100%
231 78 309
74,8% 25,2% 100%
29 75 91 53 61 309
9,4% 24,3% 29,4% 17,2% 19,7% 100%
Tabel 2. Ikhtisar Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Metode Grafik normal plot
Multikolinieritas
Tollerance, dan VIF
Heteroskedastisitas
Grafik Scater Plot, dan
Autokorelasi
Glejser Durbin-Watson
Kriteria Penyebaran titik-titik mengikuti arah garis diagonal tollerance > 0,1 dan VIF<10 Titik-titik menyebar acak Signifikansi >0,05 du/dl<2.034 <4du/4dl
Keputusan Memenuhi Normalitas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi autokorelasi
12
Tabel 3. Ikhtisar Output Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas
Unstandardized Coefficients Std.Erro β r 0.474 0.248
Std. Coef
t-hitung
Sign.t
Keputusan
1.915
Tidak Signifikan
Beta
Constant Personal Knowledge (X1)
-0.026
0.050
-0.026
-0.531
0.056 0.596
Job Procedure (X2)
0.076
0.046
0.086
1.669
0.096
Tidak Signifikan
Learning Organization (X3)
0.682
0.060
0.570
0.000
Signifikan
Technology (X4)
0.132
0.040
0.155
11.280 3.308
0.001
Signifikan
2
R Square ( R ) Adjusted R Square F-hitung Sign-F
= 0,456 = 0,449 = 63.775 = 0,000
Variabel Terikat
= Kinerja Pegawai (Y)
Skor 4.4 4.3 4.2 4.1 4 3.9 3.8
4.3 4.21 4.07
4.03
Personal Job Learning Technology knowledge procedure organization
3.99
Kinerja
Gambar 1. Hasil skoring varibel bebas dan variabel terikat
13