FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Sarjana (S-1) Pendidikan Agama Islam HALAMAN SAMPUL DEPAN
Oleh: AHMAD FAQIHUDDIN F 100 100 203 / G 000 100 207
TWINNING PROGRAM FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HALAMAN JUDUL NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Sarjana (S-1) Pendidikan Agama Islam
Diajukan Oleh : AHMAD FAQIHUDDIN F 100100203 / G000100207
TWINNING PROGRAM FAKULTAS PSIKOLOGI – FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HALAMAN PERSETUJUAN Yang diajukan oleh : AHMAD FAQIHUDDIN F 100100203 / G000100207
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Siti Nurina Hakim, M.Si. Pembimbing Pendamping
Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A.
Surakarta, 3 Agustus 2015
iii
FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Ahmad Faqihuddin Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Pembimbing : Dra. Siti Nurina Hakim, M.Si. Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A. ABSTRAK Ketertarikan menghafal Al Qur’an pada mahasiswa muncul dikarenakan adanya objek ketertarikan yang menarik perhatian mahasiswa untuk mengikuti pelatihan menghafal Al Qur’an yang diadakan oleh UKM (Unit Kegiatan Mahasiwa) MPQ (Mahasiswa Pecinta Al Qur’an). Ketertarikan merupakan sebab akibat dari perhatian, maka kemudian akan ada faktor ketertarikan yang diikuti oleh motivasi pada mahasiswa yang mengikuti pelatihan menghafal Al Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk menggali, memahami dan mendiskripsikan faktor-faktor ketertarikan menghafal Al Qur’an pada mahasiswa UMS. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif UMS antara semester 2-4 rentang usia 18-21 tahun yang memiliki latar belakang pendidikan bukan alumni Pondok Pesantren Tahfidzhul Qur’an, aktif dalam pelatihan menghafal Al Qur’an yang diadakan oleh MPQ, minimal pernah bergabung dalam MPQ selama 6 bulan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, sedangkan pengumpulan data dengan teknik purposive sampling. Kesimpulan dari hasil penelitian tentang faktor-faktor ketertarikan menghafal Al Qur’an pada mahasiswa UMS, yaitu: data yang diperoleh dari keempat subjek dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi ketertarikan subjek menghafal Al Qur’an dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor intrinstik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi keyakinan, bekal kehidupan, mengasah kemampuan menghafal. Adapun faktor ekstrinsik meliputi, keluarga, status sosial, konformitas, dan modeling. Sedangkan motivasi subjek dalam menghafal Al Qur’an dibedakan menjadi dua yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal meliputi ingin memperoleh kesuksesan didunia maupun diakherat, memiliki dasar agama, meraih derajat kemuliaan, mewujudkan citacita, bentuk bakti kepada orang tua, dan memberi contoh bagi orang lain untuk menghafal Al Qur’an. Adapun motivasi eksternal meliputi dorongan, saran, dan arahan dari orang tua, teman, dan ustadz saat menyampaikan ceramah seputar keutamaan menghafal Al Qur’an dan mendapatkan beasiswa. Kata kunci: ketertarikan menghafal Al Qur’an
1
hambanya. Sejarah telah mencatat
Pendahuluan
bahwa Al Qur’an telah dibaca jutaan
Manusia dalam hidup ini pasti ribuan
manusia. Para penghafal Al Qur’an
pilihan, baik itu aktifitas, rutinitas,
adalah orang-orang yang dipilih oleh
pekerjaan, makanan, pakaian, agama,
Allah untuk menjaga kemurnian
dll.
Al
akan
dihadapkan
Begitu
kepada
pula
memberikan
Allah,
pilihan
Allah kepada
Qur’an
dari
pemalsuannya.
usaha-usaha
Dikarenakan
para
hambanya apakah mereka mau tetap
penghafal Al Qur’an adalah orang-
ber-Islam atau masuk kedalam ke-
orang yang dipilih oleh Allah, maka
Kafiran. Sebagaiman firman Allah
jumlahnya sangat sedikit. Minat
dalam Al Qur’an Surat Al Kahfi: 29
untuk menghafal Al Qur’an juga
(depag, 2005).
jarang sekali muncul pada orang
Al Qur’an selain sebagai kitab suci
umat
mukjizat
islam
yang
juga
diberikan
islam. Menghafal
sebagai Allah
merupakan
Al
salah
satu
Qur’an bentuk
kepada Nabi Muhammad SAW.
aktifitas ibadah, sebagaimana sabda
Sejak
Rasulullah SAW
diturunkannya
Al
Qur’an
ُب هللاِ فَلَهُ بِ ِه َح َسنَةٌ َوال َح َسنَة ِ َم ْن قَ َرأَ َحرْ فًا ِم ْن ِكتَا َ ٌ ْف َحر ٌ ِف َولَ ِك ْن أل ٌ ْبِ َع ْش ِر أَ ْمثَال ِها َ ََل أَقُوْ ُل الم َحر ف ٌ ْف َو ِم ْي ٌم َحر ٌ َْو ََل ٌم َحر )ف (رواه الترمذي Artinya : Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka ia dapat 1 pahala dan pahala itu akan diganda 10 kali lipat. saya tidak mengatakan “ Alif Lam Mim “ itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf dan Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi . Kitab Sunan Tirmidzi jilid XI halaman 34).
hingga sekarang Al Qur’an tidak lepas dari tipu daya dan serangan dari musuh islam, yaitu berupa perubahan
isi
kandungan
yang
terdapat di dalamnya. Walaupun telah banyak tipu daya dan serangan musuh islam terhadap Al Qur’an, namun sampai saat ini kemurniannya masih dijaga oleh Allah SWT seperti
Dijelaskan oleh Rauf (2004), bahwa
firman-Nya dalam Al Qur’an Al Hijr
menghafalkan
: 9 dan Faathir : 32 (depag, 2005).
bernilai ibadah, bagi penghafalnya
Penjagaan yang dilakukan oleh Allah satunya
kepada
Al
adalah
Qur’an melalui
Al
Qur’an
selain
juga akan mendapatkan manfaatnya
salah
secara nyata langsung di dunia, yaitu
lisan
berupa: 2
1. Hafalan
Al
Qur’an
bisa
tersebut, dapat dilihat pada tahun
dijadikan mahar pernikahan
2011
2. Akan mendapatkan berkah dan
diistimewakan
oleh
yang
menjadi 19 orang, kemudian dari
Nabi
tahun 2013 hingga 2014, perlahan mulai
ciri
orang
mengalami
sebelumnya berjumlah 113 orang,
Muhammad SAW 4. Merupakan
2012
penurunan jumlah peserta dari yang
kenikmatan dalam hidup 3. Orang-orang
dan
yang
mengalami
menambahan
peserta pada tahun 2013 bertambah
diberi ilmu
menjadi 41 perserta, dan pada tahun
5. Mendapat keistimewaan sebagai
2014 bertambah lagi menjadi 114
keluarga Allah di bumi Manfaat
orang. Penyebab penurunan dan
menghafalkan
penambahan
jumlah
peserta
Al Qur’an yang didapat secara nyata
pelatihan dikarenakan faktor-faktor
langsung
yang
di
dunia
inilah
yang
mempengaruhi
ketertarikan,
menyebabkan orang islam tertarik
yaitu: faktor usia (Utami, 2006),
untuk menghafalkan Al Qur’an, tidak
faktor
terkecuali mahasiswa UMS yang
faktor motivasi (Utami, 2006), faktor
mengikuti
menghafal
modeling (Mowen, 2002), faktor
Al Qur’an yang dikelola oleh UKM
spiritual (Q.S. Adh Dhariyat: 56
MPQ UMS.
(dalam depag, 2005)).
pelatihan
Data yang didapat penulis
informasi
(Kotler,
Berdasarkan
uraian
2006),
diatas
dari dokumentasi arsip data UKM
peneliti tertarik melakukan penelitian
MPQ, menyebutkan bahwa peserta
tentang “Faktor-Faktor Ketertarikan
yang mengikuti pelatihan menghafal
Menghafal
Al Qur’an yang diadakan oleh MPQ
Mahasiswa
dari tahun 2011-2014 adalah sebagai
Muhammadiyah Surakarta”.
berikut : Tahun 2011 jumlah peserta 113 orang, tahun
Al
Qur’an
Pada
Universitas
Tujuan dalam penelitian ini
2012 jumlah
adalah untuk menggali, memahami
perserta 19 orang, tahun 2013 jumlah
dan mendiskripsikan faktor-faktor
peserta 41 orang, dan tahun 2014
ketertarikan menghafal Al Qur’an
jumlah peserta 114 orang. Dari data
pada mahasiswa UMS.
3
TINJAUAN PUSTAKA
selanjutnya ada faktor internal dan
1. Ketertarikan
eksternal. Faktor internal dari minat
Kata
“ketertarikan”
tanpa
ada
tiga
yaitu,
Faktor-faktor
tambahan “ke- ~ -an” dalam Kamus
dorongan dari dalam sendiri meliputi
Besar
(2014)
: (persepsi seseorang mengenai diri
mempunyai arti menaruh minat,
sendiri, harga diri, harapan pribadi,
sedangkan
kebutuhan,
Bahasa
Indonesia
apabila
menjadi
keinginan,
kepuasan,
“ketertarikan” maka artinya peristiwa
prestasi yang diharapkan), Faktor
tertarik, maka kesimpulan arti dari
motivasi
kata “ketertarikan” adalah kondisi
emosional. Faktor eksternal ada dua
dimana individu menaruh minat
yaitu,
kepada sesuatu benda atau aktifitas.
Faktor lingkungan (Crow and Crow,
Dijelaskan oleh (Slameto, 2010;
1982).
Suryabrata, 2002; Winkel (dalam
mempengaruhi
Purwaningsih, 2004); dan Holland
seseorang ada empat yaitu, Status
(dalam Djaali, 2013)) Minat adalah
ekonomi,
suatu
(Lingkungan),
rasa
lebih
suka,
rasa
keterikatan, dan kecenderungan hati
sosial,
Faktor
dan
Faktor
sosial-budaya
Sedangkan
kondisi
timbulnya
Pendidikan,
dan
yang minat
Situasional
Keadaan
psikis
(Purwanto, 2007).
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
Aspek-aspek minat dijelaskan
ada yang menyuruh, tidak tumbuh
oleh Lucas dan Britt (dalam Arti,
sendiri,
2005) bahwa aspek-aspek minat
melainkan
ada
unsur
kebutuhan. Dalam penelitian ini
secara eksplisit :
minat menghafalkan Al Qur’an dapat
a. Aspek attention atau perhatian
dikatakan sebagai suatu perbuatan
adalah
yang membuat seseorang tertarik
menentukan
untuk
menghafalkan
Al
Qur’an
elemen-elemen apakah
yang objek
tersebut menjadi perhatian.
dengan ciri-ciri : rasa tertarik, rasa
b. Aspek interest atau ketertarikan
senang, perhatian terus menerus, dan
adalah, bagaimana cara individu
melakukan dengan kesadaran.
tertarik dan timbul rasa ingin
Faktor utama dari timbulnya
pada suatu hal.
minat adalah perhatian kemudian
4
c. Aspek desire atau keinginan adalah,
bagaimana
menciptakan
keinginan
mempunyai
harga diri
yang
dapat
rendah, maka ia akan berusaha
atau
mencapai tujuan agar mendpat
kebutuhan individu dalam suatu
simbol status pribadi.
objek atau kegiatan.
Kesimpulan
d. Aspek conviction atau keyakinan
ketertarikan
dari atau
aspek-aspek minat
dalam
bahwa diinginkan sasuai dengan
penelitian ini adalah aspek perhatian,
yang diperlukan individu.
aspek ketertarikan, aspek keinginan,
e. Aspek action atau tindakan, bagaimana bertindak
agar
individu
dengan
melakukan
kegiatan
sesuai
aspek kayakinan, aspek tindakan, aspek motif, dan aspek inferiority complex. 2. Menghafal Al Qur’an
dengan
Kata
kemampuan.
“menghafal”
tanpa
tambahan “meng- ~” dalam Kamus
Ditambahkan oleh Resimin (dalam Liza, 2004) bahwa aspek-
Besar
aspek minat yaitu:
mempunyai arti dapat mengucapkan
a. Aspek
Motif,
irasional
Indonesia
(2014)
meliputi
di luar kepala, sedangkan apabila
yang
menjadi “menghafal” maka artinya
dorongan-dorongan bersifat
Bahasa
maupun
berusaha
meresapkan
ke
dalam
rasional, ikut-ikutan dan uji
pikiran agar selalu ingat, maka
coba.
kesimpulan
arti
dari
kata
b. Aspek Mode, mencakup macam-
“menghafal” adalah usaha untuk
macam aspek yang mendasari
meresapkan sesuatu kedalam pikiran
perilaku
agar
seseorang
dalam
selalu
ingat
serta
dapat
pengenalan masalah, penilaian
mengucapkan di luar kepala. Rusyan,
alternatif,
(2005), menambahkan bahwa makna
keputusan
dan
perilaku. c. Aspek
Tahfizh lebih luas dari menghafal, inferiority
complex,
karena mempunyai tiga tingkatan:
berkaitan dengan kurang percaya
Menghafal,
diri, gengsi, individu yang tidak
dan mengajarkan.
yakin
pada
dirinya
dan
5
Menjaga,
Memahami
Suryabrata (2002), mengingat
Tahap
remaja
menurut
berarti aktivitas mencamkan dengan
perspektif pendidikan Islam dalam
sengaja dan dikehendaki dengan
Surat Al Hajj Ayat 5 (depag, 2005)
sadar dan sungguh-sungguh. Wang
dijelaskan,
(2009)
menghafal
kedalam
kategori
merupakan sebuah proses kognitif
Terdapat
tiga
pada otak di lapisan meta-kognitif
Al Qur’an yaitu tahap anak-anak,
yang
informasi
tahap dewasa, dan tahap usia lanjut.
dan
Tahap remaja tidak dijumpai dalam
mempertahankan) dan membangun
Islam karena tahap ini termasuk
kembali
menambahkan
menyimpan
(mengirim
informasi
tahap
remaja
masuk
tahap
dewasa.
tahap
menurut
(mengambil
dan
kedalam tahap dewasa, anak yang
informasi)
dalam
sudah masuk akil baligh atau mimpi
menguraikan
memori jangka panjang.
basah
Faktor yang dapat menunjang
berapapun
usianya
akan
disebut sebagai orang dewasa.
menghafal Al Qur’an yaitu, usia yang
Remaja akhir memiliki 4 ciri-
ideal, manajemen waktu, dan tempat
ciri
seperti
menghafal Al Qur’an.
Mappiare
yang
(1982)
diterangkan
yang
pertama,
Keyakinan prinsip mulai timbul dan
3. Remaja Akhir Manusia
dalam
kehidupan
meningkat,
yaitu bahwa mereka
pastinya akan mengalami tahapan
relatif tetap atau mantap dan tidak
perkembangan.
Menurut
mudah berubah pendirian akibat
Mappiare,
adanya rayuan ataupun propaganda;
1982) para ahli psikologi berbangsa
kedua, Citra diri dan sikap pandang
Belanda
mengemukakan
yang lebih realistis, yaitu mereka
bahwa masa remaja akhir antara umur
sudah mulai percaya diri dengan
18-21 tahun, kemudian disimpulkan
keadaan sebagaimana adanya; ketiga,
oleh Mappiare (1982) bahwasanya
Menghadapi masalahnya secara lebih
usia
matang, yaitu mampu berpikir lebih
Simandjuntak
(dalam
pernah
17/18
tahun
sampai
dengan 21/22 tahun adalah masa
sempurna
dan
remaja akhir.
pandangan
yang
memiliki lebih
sikap realistis;
keempat, Perasaan menjadi lebih
6
tenang, yaitu sudah mulai bisa
ketertarikan
untuk
mengendalikan emosi ditunjang oleh
Al
ketertarikan
adanya kemampuan pikir dan dapat
karena ada pengaruh dari faktor
menguasai perasaan-perasaanya.
ketertarikan,
Dari semua paparan teori diatas
disimpulkan
digolongkan
pada
Qur’an,
menghafal
faktor
timbul
ketertarikan
dibagi dalam dua bentuk yaitu,
bahwa
yang
faktor
remaja
akhir
faktor
ketertarikan
internal
ketertarikan
dan
eksternal.
adalah usia 17/18 tahun sampai
Munculnya ketertarikan menghafal
dengan 21/22 tahun, namun dalam
Al
islam tahap remaja masuk kedalam
mahasiswa mengambil
kategori tahap dewasa, pembatas
untuk menghafal Al Qur’an, yang
antara tahap tahap anak-anak dan
sangat berperan dalam mengambil
tahap dewasa adalah akil baligh.
keputusan
Qur’an,
belum
untuk
menjamin keputusan
menghafal
Al Qur’an adalah motivasi, motivasi
4. Ketertarikan, Menghafal Al Qur’an dan Remaja Akhir
dibagi dalam dua bentuk yaitu,
Mahasiswa UMS termasuk
motivasi
dalam kategori remaja akhir yang
internal
dan
motivasi
eksternal.
sedang memasuki fase persiapan
Aktivitas
menghafal
peralihan dari fase remaja menuju
Al Qur’an selalu berkaitan dengan
fase dewasa dini yang terjadi pada
aktivitas memori. Setiap ayat yang
rentang usia 17 sampai 21 tahun.
dihafal oleh mahasiswa akan melalui
Mahasiswa
yang
tahapan pengkodean, penyimpanan,
berkeinginan menghafal Al Qur’an
dan pemanggilan di dalam otak.
pada awalnya dikarenakan ada objek
Proses
yang menarik perhatian subjek untuk
menghafal Al Qur’an adalah ayat
menghafal Al Qur’an, kemudian
yang dihafal akan masuk melewati
apabila subjek merasakan hal positif
register sensori, masuk kedalam
dari objek tersebut maka subjek akan
penyimpanan jangka pendek, dan
merasa senang dan tertarik terhadap
terakhir
hal tersebut, hal ini lah yang
penyimpanan
menyebabkan
Perbedaan menghafal Al Qur’an
awal
munculnya
7
yang
berlangsung
ketika
tersimpan
dalam
jangka
panjang.
dengan menghafal buku, kamus, atau
4 yang memiliki rentang usia antara
hal lain terletak pada skill khusus
18 dan 21 tahun. (3) Latar belakang
yang dibutuhkan utnuk menghafal
pendidikan bukan lulusan Pondok
Al
tajwid,
Pesantren Tahfidzhul Qur’an. (4)
sehingga bagi siapa pun yang ingin
Aktif dalam pelatihan menghafal Al
menghafal
Al
haruslah
Qur’an yang diadakan oleh MPQ. (5)
menguasai
ilmu
karena
Minimal penah bergabung dalam
Qur’an
yaitu
ilmu
Qur’an Tajwid,
dalam menghafal Al Qur’an dituntut
MPQ selama 6 bulan.
untuk mampu membaca Al Qur’an dengan
baik
dan
benar
Data
sesuai
diperoleh
tajwidnya.
dalam penelitian ini dengan
wawancara dan
Pertanyaan penelitian dalam
metode
observasi.
Data
yang diperoleh dari hasil wawancara
penelitian ini yaitu: “Faktor-faktor
dan observasi dikelompokkan
apa yang mempengaruhi ketertarikan
diberi kode untuk mendeskripsikan
menghafal
tema-tema yang muncul kemudian
Al
Qur’an
pada
mahasiswa UMS?”
digunakan
ini menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
metode penelitian kualitatif. Gejala penelitian
yang menjadi
Dari
fokus
menghafal
Data yang didapat dari subjek penelitian mereka mengungkapkan
Pemilihan responden dalam ini
dipilih
purposive sampling. responden
bahwa, mereka mengikuti proses
secara
menghafal
Karakteristik
penelitian
dan
1. Ketertarikan menghafal Al Qur’an
Al Qur’an pada mahasiswa UMS.
penelitian
penelitian
yaitu:
dalam penelitian ini adalah faktorketertarikan
hasil
kategorisasi diperoleh beberapa tema
pembahasan dan hendak diungkap
faktor
menjawab
pertanyaan penelitian.
METODE PENELITIAN Penelitian
untuk
dan
dalam
pada
awalnya
dikarenakan
subjek
mengetahui
informasi
tentang
kegiatan
penelitian ini adalah: (1) Mahasiswa
menghafal Al Qur’an melalui brosur
UMS. (2) Mahasiswa aktif antara
dan Ekspo UKM. Hal ini sesuai
semester 2 sampai dengan semester
dengan Witherington (1982) bahwa
8
faktor timbulnya minat apabila ada
Kebutuhan yang diyakini subjek
perhatian dari individu, dengan kata
tersebut
sebagaimana
yang
lain minat merupakan sebab dan
disebutkan
dalam
Nabi
akibat dari perhatian, ketertarikan
Muhammad SAW berikut ini:
menghafal tersebut muncul setelah
ال َم ْن َ َصلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم ق َ ُِول هللا َ أَن َرس س َوالِدَاهُ تَاجًا َ ِقَ َرأَ ْالقُرْ آنَ َو َع ِم َل بِ َما فِي ِه أُ ْلب ضوْ ِء َ ضوْ ُءهُ أَحْ َس ُن ِم ْن َ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ْ ت ال ُّد ْنيَا لَوْ َكان َت فِي ُك ْم فَ َما ِ س فِي بُيُو ِ الش ْم َظَنُّ ُك ْم بِال ِذي َع ِم َل بِهَذا
subjek
memperhatikan
tentang
pelatihan
informasi menghafal,
kemudian muncul dorongan dari dalam diri subjek untuk mengikuti
Artinya: Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca AlQur'an dan melaksanakan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya pada hari kiamat nanti akan dipakaikan mahkota yang sinarnya lebih terang dari pada sinar matahari di dalam rumah-rumah didunia, jika matahari tersebut ada diantara kalian, maka bagaimana perkiraan kalian dengan orang yang melaksanakan isi Al Qur'an?" (HR. Abu Daud. Kitab Sunan Abu Daud (no.1241))
pelatihan. Hal ini sesuai dengan Slameto, (2010); Suryabrata, (2002); Winkel (dalam Purwaningsih, 2004); dan Holland (dalam Djaali, 2013) yang
menyatakan
bahwa
minat
adalah suatu rasa lebih suka, rasa keterikatan, dan kecenderungan hati pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh, tidak tumbuh sendiri,
melainkan
ada
hadist
unsur
kebutuhan. Unsur kebutuhan subjek
Dari hadist tersebut diketahi bahwa
yang hendak didapat subjek dengan
orang
menghafalkan
mempelajari
diketahui
Al
dari
Qur’an
hasil
bisa
Al
wawancara
tua
Qur’an,
dari
anak
yang
dan
menghafal
akan
mendapatkan
bahwa subjek ingin mendapatkan
mahkota yang sinarnya lebih terang
pahala dari Allah SWT dan surga,
dari pada sinar matahari. Selain itu
membahagiakan kedua orang tua
seseorang yang pandai membaca dan
subjek,
menghafal
menghafal Al Qur’an akan bersama
Al Qur’an daya ingat subjek akan
malikat, sedangkan seseorang yang
terasah yang kemudian membantu
sedang mempelajari Al Qur’an dan
subjek
tebata-bata dalam mempelajarinya
dan
dengan
untuk
memahami
lebih
materi
mudah
akan
perkuliahan.
9
mendapatkan
dua
pahala,
sebagaimana
hadits
Nabi
Sedangkan faktor eksternal yaitu :
Muhammad SAW berikut ini:
a. Sarana mendapatkan ilmu agama
آن َم َع السفَ َر ِة ْال ِك َر ِام ْالبَ َر َر ِة ِ ْْال َما ِه ُر بِ ْالقُر َوال ِذي يَ ْق َرأُ ْالقُرْ آنَ َويَتَتَعْ تَ ُع فِي ِه َوه َُو َعلَ ْي ِه َشاق ان ِ لَهُ أَجْ َر
dan ilmu umum b. Pengaruh
menjelaskan
and
Crow
timbulnya
lingkungan
subjek, dimana subjek berteman
Artinya: “Orang yang mahir membaca al Qur’an bersama malaikat yang mulia lagi taat. Adapun orang yang membaca al Qur’an dengan terbata-bata dan berat atasnya maka baginya dua pahala” (HR. Muslim. Kitab Sahih Muslim (no. 1329)) Crow
dari
dengan teman-teman yang lebih dahulu menghafalkan Al Qur’an c. Masing-masing memiliki
subjek
figur
jadikan
yang
panutan
juga subjek dalam
menghafal Al Qur’an.
(1982)
Faktor
minat
ketertarikan
menghafal
dipengaruhi oleh faktor internal dan
Al Qur’an yang berkaitan dengan
eksternal. Pengaruh faktor internal
ilmu
dan eksternal ketertarikan dalam
firman
menghafal Al Qur’an juga dirasakan
Al Ankabut: 49,
oleh subjek. Faktor internal tersebut
pengetahuan, Allah
sebagaimana dalam
Q.S.
diantaranya :
a. Dorongan yang muncul dari dalam hati subjek untuk menjadi
seorang yang hafal Al Qur’an
Artinya: “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”. (Al Ankabut : 49)
b. Memperbaiki diri c. Bekal diri dalam kehidupan d. Menepati janji pada diri sendiri untuk menghafal Al Qur’an e. Mengasah kecerdasan dan skill
2. Motivasi menghafal Al Qur’an
menghafal f. Memperkuat
Motivasi juga memiliki peran iman,
dan
dalam mempengaruhi ketertarikan
keyakinan mendapatkan manfaat
subjek
dan pahala.
menghafal
Al
Qur’an,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Resimin (dalam Liza, 2004) bahwa 10
motivasi
meliputi
dorongan-
memasukkan
memori
(enconding),
kedalam
dorongan yang bersifat irasional
ingatan
menyimpan
maupun rasional. Motivasi dibagi
informasi yang telah dimasukkan
menjadi dua, motivasi internal dan
(storage), mengingat kembali ingatan
motivasi eksternal. Motivasi internal
tersebut (retrival). Namun ada satu
meliputi :
perbedaan
mendasar
antara
a. Mencari beasiswa
menghafal Al Qur’an dan menghafal
b. Memperlancar bacaan Al Qur’an
buku atau kamus yaitu, dibutuhkan
c. Ibadah dan bentuk aplikasi dari
skill
salah
satu
dalam
menghafal
Al Qur’an, skill tersebut adalah
Iman kepada kitab Allah d. Menjadi
khusus
penjaga
haruslah menguasai ilmu tajwid,
Al Qur’an
sebagimana pendapat Yahya (dalam
e. Berbakti kepada orang tua
Ariffin, 2013) bahwa menghafal
f. Menyemangati
Al Qur’an membutuhkan beberapa
dan
memberi
contoh bagi teman-teman subjek
skill
untuk menghafal Al Qur’an
Al Qur’an dengan baik dan benar
Sedangkan motivasi eksternal yaitu,
yaitu
mempu
membaca
sesuai tajwidnya.
a. Termotivasi menghafal karena
Subjek
dalam
menghafal
ceramah ustadz dan buku bacaan
Al Qur’an juga melakukan proses
seputar keutamaan menghafal
memasukkan informasi (enconding)
Al Qur’an
dengan cara membaca Al Qur’an
b. Dorongan dan dukungan orang
atau
pun
mendengarkan
mp3
Murotal Al Qur’an, kemudian proses
tua dan teman. 3. Proses menghafal Al Qur’an
selanjutnya
yaitu
penyimpanan
Proses menghafal Al Qur’an
(storage) dari ingatan jangka pendek
dilihat secara umum hampir sama
(short term memory) menuju gudang
dengan proses menghafal buku atau
memori yang disebut sebagai ingatan
kamus, sebagiamana yang diutarakan
jangka
oleh Atkinson (dalam Sa’dullah,
memory)penyimpanan
2008),
penyimpanan
melalui
bahwa tiga
proses
menghafal
tahapan,
yaitu
panjang
yang
(long ini
term disebut
diupayakan
(Effort Processing) yang dilakukan
11
dengan
cara
informasi
Menghafal
mengulang-ulang
tersebut,
pengulangan
Al
Qur’an
memiliki pantangan yang semestinya
dalam menghafal Al Qur’an disebut
harus dikerjakan bagi
dengan
yang
Al Qur’an yaitu menjauhi perbuatan
diusahakan (Elaborative Rehearsal),
maksiat, sebagaimana pesan dari
proses yang terakhir yaitu mengingat
Imam Syafi’i saat mengeluh karena
kembali (retrieval) dalam mengingat
kesulitan menghafal kepada gurunya
kembali proses yang dilakukan sama
Waqi’.
halnya saat proses penyimpanan
ُ َْش َكو | ـي ْ ـع ُسـوْ َء ِح ْف ِظ ِ ت إلَى َو ِك ْي ـي ْ اص ِ فَأ َرْ َش َدنِ ْي إلَـى تَـرْ ِك ال َم َع
yaitu
pengulangan
dengan
pengulangan
yang
penghafal
Aku mengadu kepada Waqi’ masalah ingatanku. Maka beliau menasehatiku untuk meninggalkan maksiat.
diusahakan (Elaborative Rehearsal) (Atkinson (dalam Sa’dullah, 2008)).
ـي بِـأ َن ال ِع ْـلـ َم نُــوْ ٌر | َونُـوْ ُر هللاَ ََل ْ َِوأَ ْخبَ َرن ـي ْ ـاص ِ يُـ ْهـ َدى لِ َع
Hal inilah yang juga dilakukan oleh subjek subjek dalam menghafal yaitu,
baru kemudian subjek menghafalkan
Dan beliau kabarkan kepadaku bahwa ilmu itu cahaya. Dan cahaya Allah itu bukanlah untuk pelaku dosa.
ayat-ayat Al Qur’an dimulai dengan
Dalam menghafal Al Qur’an
mambaca
berulang-ulang
sampai
tidak ada kesalahan dalam pelafalan,
menghafal
kata
per
kata
mahasiswa menemukan hambatan
dan
menghafal Al Qur’an, yaitu :
kemudian disambungkan dalam satu ayat,
subjek
juga
a. Subjek
melakukan
merasa
menghafal
berhasil dihafalkan dengan tujuan
menemui ayat-ayat yang panjang b. Perlu
oleh
(Hude,
keras
mengingat kembali hafalan Al Qur’an
d. Banyaknya tugas kuliah
dalam hal ini masuk dalam kategori
e. Lingkungan
kembali
yang
membutuhkan
pancingan
yaitu
untuk
c. Malas
1996)
mengingat
jika
memanaj waktu
lupa, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
usaha
Qur’an
dalam
pengulangan dari hafalan yang telah menjaga hafalan Al Qur’an agar tidak
Al
sulit
mendukung.
dengan pengulangan hafalan.
12
yang
tidak
4. Manfaat menghafal Al Qur’an
KESIMPULAN
Manfaat yang subjek rasakan dengan
mengikuti
Ketertarikan
mahasiswa
menghafal Al Qur’an pada awalnya
program
dipengaruhi oleh objek ketertarikan, menghafal yang diadakan oleh MPQ
kemudian apabila objek ketertarikan
subjek dapat menyalurkan minat
tersebut mendapat respon positif dari subjek, maka subjek akan merasa
pribadi, minat pendidikan dan minat
senang dan tertarik terhadap hal agama, ketiga minat tersebut yaitu:
tersebut, objek ketertarikan yang kebanyakan
Minat Pribadi Menjalankan janji pada diri sendiri untuk menghafal Al Qur’an Membuat orang tua bangga Menjadi pribadi yang lebih baik Memanfaatkan waktu dan berlatih manajemen waktu Minat Pendidikan Mengasah kemampuan menghafal sehingga dapat diaplikasikan dalam perkuliahan Mengasah kecerdasan subjek dengan menghafal Al Qur’an Mempelajari ilmu Al Qur’an Minat Agama Mencari pahala dari Allah SWT dan bercita-cita masuk surga Lebih rajin dalm Ibadah fardhu maupun Ibadah sunah Memperkuat keimanan
mempengaruhi
awal
muncul ketertarikan subjek untuk menghafal Al Qur’an adalah : 1. Brosur 2. Ekspo UKM hal ini dikarenakan brosur kegiatan MPQ dapat disebar disetiap papan pengumuman
sehingga
memungkinkan bagi siapapun untuk membacanya,
sedangkan
Ekspo
UKM kegiatan ini diadakan saat PPA (Program
Pengenalan
Akademik)
dimana semua mahasiswa baru wajib untuk mengikuti acara tersebut, pada saat ekspo UKM semua subjek langsung dapat mendaftar untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
Ketiga minat tersebut terangkum
diadakan dalam satu motivasi yaitu subjek
MPQ,
salah
satunya
pelatihan menghafal Al Qur’an. Mahasiswa yang mendaftar
ingin mendapatkan kesuksesan di
untuk mengikuti pelatihan menghafal
dunia maupun kesuksesan di akherat.
Al Qur’an karena ada pengaruh dari
13
faktor-faktor ketertarikan. Faktor-
dalam menghafal Al Qur’an, hal ini
faktor ketertarikan mahasiswa dalam
dikarenakan subjek meyakini tentang
menghafal Al Qur’an dibedakan
semua
menjadi dua faktor, yaitu faktor
balasan dan keutamaan yang akan
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
Allah
intrinsik
hamba-Nya
yang
kebanyakan
janji-janji
berikan
Allah
kepada yang
tentang
siapapun menghafal
mempengaruhi ketertarikan subjek
Al Qur’an. Subjek tertarik menghafal
untuk menghafal Al Qur’an adalah :
Al Qur’an dikarenakan sebagai bekal
1. Dorongan dari dalam diri berupa
dalam
kehidupan,
keseluruhan
harapan pribadi, kebutuhan, dan
subjek beranggapan bahwa dengan
keinginan
menghafal Al Qur’an tentunya telah
2. Keyakinan
memahami makna kadungan dalam
3. Bekal kehidupan
setiap ayat yang dihafal, sehingga
4. Mengasah
kemampuan
subjek memliki bekal ilmu dalam
menghafal
kehidupan. Mengasah kemampuan
Dorongan dalam diri, merupakan
menghafal,
alasan mendasar ketertarikan subjek
melatih kemampuan lain, semakin
dalam menghafal Al Qur’an, hal ini
sering berlatih maka akan semakin
menunjukkan
subjek
menguasai suatu hal tersebut, hal ini
menghafal Al Qur’an dengan penuh
lah yang menyebabkan ketertarikan
kesadaran tanpa ada paksaan dari
mahasiswa
siapa
Al Qur’an, sehingga nantinya dapat
pun,
bahwa
hal
ini
dikarenakan
hal
ini
sebagaimana
dalam
menghafal
masing-masing subjek mempunyai
diaplikasikan
harapan, kebutuhan, dan keinginan
proses
yang
perkuliahan, karena ada beberapa
berbeda-beda,
berupa,
ingin
kesuksesan,
diantaranya mendapatkan
menjadi
orang
yang
hanya
dalam
bisa
dipahami melaui metode menghafal.
Al Qur’an, memperbaiki diri, dan membanggakan
menunjang
pembelajaran
matakuliah
penjaga
utnuk
Faktor
tua.
ekstrinsik
kebanyakan
yang
mempengaruhi
Keyakinan, hal ini juga menjadi
ketertarikan subjek untuk menghafal
alasan mendasar ketertarikan subjek
Al Qur’an adalah :
14
1. Keluarga dan teman
seluruh Al Qur’an atau beberpa juz
2. Sarana mendapatkan ilmu agama
dari Al Qur’an
dan ilmu umum
Hal lain
3. Modeling. Keluarga
dalam
dan
teman
menjadi
yang ditemukan
penelitian
ketertarikan
ini
adalah
mahasiswa
dalam
Al
Qur’an
juga
pendorong bagi subjek untuk tertarik
menghafal
dan menghafal
dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi
dikarenakan
Al Qur’an, hal ini
subjek
mendapatkan
dibedakan
menjadi
dan
yaitu
dorongan berupa motivasi dalam
motivasi
menghafal Al Qur’an, selain itu
eksternal. Motivasi internal yang
karena ada beberapa teman subjek
kebanyakan
sudah terlebih dahulu menghafal
untuk menghafal Al Qur’an adalah :
Al Qur’an, sehingga membuat subjek
internal
dua,
motivasi
memotivasi
subjek
1. Ingin memperoleh kesuksesan
lebih semangat dalam menghafal
baik di dunia maupun di akherat
Al Qur’an. Menghafal Al Qur’an
2. Memiliki ikmu-ilmu agama
sebagai sarana mendapat ilmu agama
3. Meraih derajat kemuliaan
dan ilmu umum, hal ini dikarenakan
Motivasi eksternal yang kebanyakan
Al Qur’an menjadi sumber segala
memotivasi subjek untuk menghafal
macam ilmu, baik ilmu agama atau
Al Qur’an adalah :
ilmu umum, sehingga subjek tertarik
1. Dorongan, saran, dan arahan
Qur’an.
dari orang tua, teman, dan ustadz
untuk
menghafal
Al
Modeling, dalam hal ini semua
saat
subjek mempunyai figur yang subjek
seputar menghafal Al Qur’an
jadikan panutan dalam menghafal Al
Qur’an,
hal
ini
lah
menyampaikan
ceramah
Mahasiswa yang tertarik dan
yang
termotivasi
untuk
menghafal
menyebabkan subjek tertarik untuk
Al Qur’an kemudian mencoba untuk
menghafal Al Qur’an, figur panutan
menghafal
antara satu subjek dan subjek lainnya
menghafal Al Qur’an kebanyakan
berbeda-beda,
menjadi
subjek telah menguasai ilmu tajwid
persamaan figur panutan tersebut
sehingga subjek dapat menimimalisir
adalah orang-orang yang telah hafal
kesalahan dalam membaca maupun
yang
15
Al
Qur’an,
dalam
menghafal Al Qur’an, namun ada
1. Sulit
dalam
menghafal
Al
satu subjek yang masih belum benar-
Qur’an jika menemui ayat-ayat
benar menguasai ilmu tajwid, hal ini
yang panjang
bukan
menjadi
halangan
subjek
2. Malas
untuk menghafal Al Qur’an, karena
3. Perlu
subjek berusaha mempelajari ilmu tajwid
sekaligus
usaha
keras
untuk
memanaj waktu
menghafal
hambatan
dalam
menghafal
ini
Al Qur’an. Selanjutnya dalam proses
dikarenakan subjek telah memasuki
menghafal
masa remaja akhir, dimana masa ini
subjek
Al Qur’an, keseluruhan mengulang-ulang
ayat
bukan merupakan usia ideal untuk
Al Qur’an yang akan dihafal, selain
menghafal Al Qur’an, disamping itu
itu
subjek
subjek
mempunyai
metode
juga
memiliki
kesibukan
penunjang dalam menghafal yaitu
berupa kuliah dan kegiatan lain,
dengan :
namun
1. Memahami arti atau kandungan
ayat
mampu
yang
hambatan
yang
ditemui tersebut, rata-rata subjek
makna dari setiap ayat 2. Menuliskan
dengan
Al
akan
menghafal
Qur’an,
1
dengan
juz
dari
menghafal
dihafal, baru kemudian mulai
Al Qur’an semua subjek merasakan
menghafal
ketenangan
3. Gerak
peragaan
menggambarkan
yang
dalam
hati
dan
memunculkan perasaan optimis. Menghafal
kandungan
makna dari ayat
Al
Qur’an
memberikan banyak manfaat bagi
4. Mendengarkan
bacaan
orang
mahasiswa, diantaranya :
yang lebih ahli baik secara
1. Menjalankan janji
langsung maupun melalui mp3.
sendiri
Dalam menghafal Al Qur’an semua subjek
menemui
hambatan
yang
menghafal
Al Qur’an
hambatan,
paling
untuk
pada diri
2. Membuat orang tua bangga
banyak
3. Menjadi pribadi yang lebih baik
dirasakan oleh subjek adalah :
4. Memanfaatkan
waktu
berlatih manajemen waktu
16
dan
5. Mengasah
kemampuan
menghafal
sehingga
dapat
diaplikasikan dalam perkuliahan 6. Mengasah
baik itu fardhu maupun ibadah
kecerdasan
sunah. 2. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Al Qur’an
subjek
dengan menghafal Al Qur’an
(MPQ)
7. Mempelajari ilmu Al Qur’an
Dalam melakukan promosi
8. Mencari pahala dari Allah SWT
kegiatan hendaknya mengoptimalkan
dan bercita-cita masuk surga
cara promosi dengan brosur dan
9. Lebih rajin dalm Ibadah fardhu
ekspo
maupun Ibadah sunah
UKM,
keseluruhan
10. Memperkuat keimanan
adanya
karena
secara
subjek
mengetahui
pelatihan
menghafal
Al Qur’an dari kedua cara promosi
SARAN Berdarkan
hasil
penelitian
ini, bisa dengan membuat brosur full
yang telah dilakukan, maka peneliti
color,
dapat
disebarkan keseluruh fakultas yang
mengajukan
saran-saran
sebagai berikut:
berukuran
besar
dan
ada di UMS. Saat ekspo UKM
1. Mahasiswa
hendaknya mendesain stand dengan
Universitas
tampilan yang menarik, yaitu dengan
Muhammadiyah Surakarta Diharapkan bagi mahasiswa
menampilan prestasi yang selama ini
untuk
telah didapat MPQ.
UMS
mengikuti
program
pelatihan menghafal Al Qur’an yang diadakan
MPQ,
karena
3. Lembaga Pendidikan Islam
dengan
(MI - MTs – MA)
mengikuti pelatihan ini manfaat yang Hendaknya
didapatkan diantaranya yaitu, dapat melatih
daya
kerja
otak
Pendidikan Islam tidak melupakan
untuk
materi pembelajaran berupa hafalan
menghafal dan dampaknya akan
Al Qur’an, pemberian materi hafalan
sangat baik dalam hal penilaian akademik, spiritualitas
meningkatkan sehingga
Lembaga
ini
kualitas
diberikan
secara
berkesinambungan misalkan saat RA
mahasiswa
sudah dimulai membiasakan peserta
akan lebih rajin dalam hal ibadah
didik untuk menghafal Juz 30, kemudian saat MI peserta didik lebih 17
digiatkan
untuk
menghafal
kenyamanan
dalam
menghafal
Al Qur’an dalam tahap ini target
Al Qur’an, sebagaimana yang telah
hafalan
harus
dicanangkan oleh UIN Maliki. UMS
ditingkatkan minimal menjadi 3 Juz
juga dapat memberikan beasiswa
yaitu Juz 29, 28, dan 27 dengan
bagi mahasiswa yang telah hafal
pertimbangan umur peserta didik
beberapa juz atau semua Juz dari
sedang dalam tahap usia emas untuk
Al Qur’an, hal ini dilakukan utuk
menghafal Al Qur’an, maka saat
memotivasi mahasiswa agar lebih
menginjak MTs dapat menigkatkan
bersemangat
hafalan Al Qur’an menjadi 1 Juz
Al Qur’an, sehingga diharapakan
yaitu Juz 1, begitu juga saat MA
akan berdampak pada meningkatnya
bertambah 1 Juz yaitu Juz 2,
prestasi akademik mahaiswa UMS.
peserta
didik
sehingga minimal dalam masa wajib
Hasil penelitian ini dapat
6 Juz dari Al Qur’an.
dimanfaatkan informasi
Muhammadiyah
sebagai
bagi
sebagai
salah
satu
tambahan
para
selanjutnya
Surakarta UMS
menghafal
5. Peneliti selanjutnya
belajar 12 Tahun, peserta didik hafal
4. Universitas
dalam
peneliti dengan
Mempertimbangkan
faktor-faktor
Perguruan Tinggi Islam, jika berkaca
lain yang belum terungkap pada
pada UIN Maliki atau UNS, dalam
penelitian ini. Peneliti menyarankan
hal apresiasi kepada mahasiswa yang
kepada peneliti selanjutnya untuk
menghafal Al Qur’an, UMS sangat
dapat
jauh tertinggal. Penulis menyarankan
penghambat
UMS dapat memfasilitasi mahasiswa
Al
atau
selanjutnya.
MPQ
untuk
menyediakan
Hai’ah Tahfidz Al Qur’an yaitu lembaga
untuk
mewadahi
para
mahasiswa, dosen, dan karyawan yang memiliki kesibukan tambahan khusus yaitu menghafal Al Qur’an, dengan tujuan utnuk memberikan
18
meneliti Qur’an
dalam dalam
faktor-faktor menghafal penelitian
Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Muslim, Imam Abu Husain. (2005). Sahih Muslim. Beirut: Dar alKitab al-Ilmiyah. Purwaningsih,E. (2004). Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Minat Menyekolahkan Anak ke Jenjang Yang Lebih Tinggi di Desa Pulosari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang. Skripsi (tidak diterbitkan). Purwokerto: FKIP Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwanto, M. N. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sa'dullah. (2008). Cara Praktis Menghafal Al Qur'an. Jakarta: Gema Insani. Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Grafindo persada: Jakarta. Ra'uf, A. A. (2004). Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur'an Da'iyah. Bandung: Syaamil Cipta Media. Rusyan, T. (2005). Penuntun Belajar yang Sukses. Jakarta: Bina Karya. Sulaiman, Abu Daud. (2011). Sunan Abu Daud. Bairut: Darul Fikr Utami, C. W. (2006). Manajemen Riset Strategi dan Implementasi Riset Modern. Jakarta: Salemba Empat. Wang, Y. (2009). Formal Description of the Cognitive Process. Journal of Trans. on Comput. Sci. , 81-98. Witherington, H. C. (1982). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, S. (2013). Effective Techniques of Memorizing the Quran: A Study at Madrasah tahfiz Al-quran, Terengganu. Middle-East Journal of Scientific Research, 1, 45-48. Arti, S. (2005). “Memahami Minat Beli Konsumen”. Majalah Usahawan. No. 10 Tahun XXXI. Halaman. 8-12. At-Timidzi, Muhammad ibn 'Isa ibn Saurah ibn Musa As-Sulami. (2005). Sunan At-Tirmidzi. Beirut: Dar Al Kotob Al Ilmiyyah. Crow, L. D., & Crow, A. (1982). An Outline as General Psychology. New York: Littlefield Adam and Co. Depag. (2005). Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Pentafsir Al Qur’an. Djaali, H. (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hude, M. D. (1996). Mengenal Kerja Memori Dalam Menghafal Al Qur'an. Jakarta: PTIQ. Indonesia, D. P. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kotler, P. (2006). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks. Liza, L.M. (2004). Hubungan Antara Persepsi Kualitas Produk Dengan Minat Membeli Pada Konsumen Remaja. Naskah Publikasi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS. Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. 19