FAKTOR-FAKTOR FAKTOR KESUKSESAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJ MANAJEMEN (KASUS : MANDIRI E-Tax)
OLEH : Basyir Ahmad - P056131982.46E
Dosen: Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS PASCASARJANA INSTITUTE PERTANIAN BOGOR 2014
KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami peserta Program MB IPB Eksekutif 46, dapat menyelesaikan tugas individu untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM), dengan judul “Faktor-Faktor Kesuksesan Penerapan Sistem informasi Managemen (Kasus : Mandiri E-Tax)”. Secara umum paper ini akan menjelaskan tentang penerapan sistem informasi manajemen di Bank Mandiri yang secara khusus mengambil contoh penerapan aplikasi e-tax saat ini. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan serta pengajaran yang telah diberikan oleh Bapak Dr. Ir. Arief Imam Suroso , MSc, sehingga paper ini dapat diselesaikan. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami berharap masukan yang dapat menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh pihak yang membutuhkan. Jakarta, Januari 2014
Penulis
Basyir Ahmad-P056131982.46E
i
DAFTAR ISI
halaman Daftar Isi
.................................................................
i
Kata Pengantar
……………………………………………
ii
BAB I. PENDAHULUAN
……………………………………………
1
I.1 Latar Belakang
……………………………………………
1
I.2 Perumusan Masalah
……………………………………………
2
I.3 Tujuan Penulisan
2
I.4 Deskripsi Perusahaan
…………………………………………… ……………………………………………
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
……………………………………………
5
II.1 Sistem Informasi
……………………………………………
5
II.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan SIM
……………………………………………
6
BAB III. PEMBAHASAN
……………………………………………
8
III.I Core Competency
……………………………………………
8
III.2 Transaction Processing System
……………………………………………
8
III.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Mandiri E-Tax III.4 Future Development
……………………………………………
11
……………………………………………
12
BAB IV. PENUTUP
……………………………………………
14
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………
15
Gambar 1. Tipe-tipe Sistem Informasi
……………………………………………
6
Gambar 2. Teori Key Success Factors Sistem Informasi
……………………………………………
7
Gambar 3. Skema Proses Mandiri E-Tax
…………………………………………….
9
Gambar 4. Website Mandiri E-Tax
…………………………………………….
10
2
Daftar Gambar
0
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan operasional perusahaan, dimana system tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi. Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis Internet, memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali berubah. Hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung tim pengembangan produk, proses dukungan untuk pelanggan, transaksi e- commerce, atau dalam aktivitas bisnis lainnya.Teknologi dan sistem informasi berbasis Internet dalam waktu singkat menjadi bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di lingkungan global yang dinamis saat ini. Persaingan bisnis saat ini semakin ketat, oleh sebab itu sistim informasi telah menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam menghadapi competitor dalam persaingan dengan perusahaan lain dalam bisnis yang sama. Sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi bisnis, proses bisnis, serta mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang bergerak dalam mengelola jasa manajemen keuangan masyarakat. Kecepatan, kemudahan, kenyamanan dan keamanan merupakan salah satu bentuk layanan yang harus mampu diberikan oleh lembaga perbankan kepada para nasabahnya. Untuk itu, sangat diperlukan Manajemen sistem informasi dan penerapan teknologi yang canggih dan memadai agar mampu memberikan layanan yang sesuai dengan harapan dan keinginan para nasabahnya serta agar mampu tetap bersaing dengan lembaga keuangan atau bank yang lainnya. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini aplikasi internet pada perbankan berkembang dengan pesat bukan hanya sebatas pada aplikasi ATM, namun lebih jauh juga untuk perdagangan elektronik atau dikenal dengan e-Commerse. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dalam menggunakan layanan e-Commerce, yakni kemudahan bertransaksi di mana saja serta pilihan program lebih bervariasi. Sebagai Bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. 1
Untuk mewujudkan target ambisi tersebut, salah satu fungsi bisnis yang dijalankan oleh Bank Mandiri adalah memberikan solusi perbankan dalam memberikan layanan on – line atas transaksi nasabah khususnya nasabah segmen corporate dan commercial. Solusi tersebut adalah layanan Mandiri E-Tax. Mandiri E-Tax merupakan sarana internet banking real-time online yang ditujukan untuk segmen bisnis, memberikan akses dan control terhadap transaksi financial bagi nasabah dengan aman, cepat dan mudah. I.2.
Perumusan Masalah
Dilatarbelakangi hal tersebut di atas, maka dalam kajian kali ini, kami akan mencoba untuk menjawab beberapa permasalahan, sebagai berikut: 1. 2.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan implementasi E-Tax di Bank Mandiri Bagaimana pengembangan Mandiri E-Tax ke depan.
I.3.
Tujuan
1. 2.
I.4.
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana E-Tax dijalankan berdasarkan teori terkait sistem informasi. Bagaimana langkah pengembangan ke depan sehingga system informasi terus dapat dikembangkan untuk mengantarkan perusahaanan dapat lebih kompetitif Deskripsi Perusahaan
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Salah satu prestasi Bank Mandiri yang paling signifikan adalah dengan mengganti platform teknologinya secara menyeluruh. Bank Mandiri mewarisi total 9 core banking system yang berbeda dari 4 bank pendahulunya. Bank Mandiri segera berinvestasi untuk mengkonsolidasikan sistem-sistem dari platform yang terkuat. Dibutuhkan tiga tahun dan dana sebesar US$ 200 Juta demi mengembangkan program untuk menggantikan core banking platform sebelumnya agar sesuai dengan standar perbankan ritel. Kini infrastruktur IT Bank Mandiri telah menyediakan system pengolahan data straigth-through dan interface yang seragam bagi pelanggannya. Sesuai dengan visinya, Bank Mandiri memasuki segmen bisnis yang menguntungkan dan memiliki prospek tumbuh, sekaligus berperan sebagai institusi 2
perbankan yang komprehensif. Untuk itu, Bank Mandiri berfokus pada segmen korporasi, komersial, mikro & ritel, serta pembiayaan konsumen dengan strategi yang berbeda di setiap bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada. Kehadiran Bank Mandiri sebagai Bank Domestik Multispesialis di Indonesia dapat diterjemahkan ke dalam langkah-langkah khusus dengan menumbuhkan pangsa pasar dominan di segmen yang difokuskan. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki visi untuk menjadi bank terdepan di Indonesia. Sebagai bank publik, visi Bank Mandiri untuk menjadi bank blue chip publik di Asia Tenggara ini akan diukur berdasarkan kapitalisasi pasar. Ambisi Bank Mandiri yang ditetapkan untuk 4 tahun ke depannya hanya dapat dicapai dengan mengubah organisasi untuk dapat beradaptasi dengan dinamika dan pergerakan pasar. Di tahun 2005, Bank Mandiri berkomitmen untuk menjalankan program transformasi selama 5 tahun untuk bertransformasi menjadi Bank Multispesialis yang dominan, dengan empat tema transformasi sebagai syarat utama: budaya, penjualan, aliansi dan kontrol NPL. Bank Mandiri melakukan Program Transformasi dalam tiga tahap, yaitu: 1. Tahap 1 (2006-2007) Back on Track: dengan fokus utama merekonstruksi ulang fondasi Bank Mandiri untuk pertumbuhan di masa depan. 2. Tahap 2 (2008-2009) Outperform the Market: dengan fokus utama ekspansi bisnis untuk menjamin pertumbuhan yang signifikan di berbagai segmen dan mencapai level profit yang mampu melampaui target rata-rata pasar. 3. Tahap 3 (2010) Shaping the End Game : Di tahap ini, Bank Mandiri menargetkan diri untuk menjadi bank regional terdepan melalui konsolidasi dari bisnis jasa keuangan dan lebih mengutamakan peluang strategi pertumbuhan non-organik, termasuk memperkuat kinerja anak perusahaan dan akuisisi bank atau perusahaan keuangan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi Bank Mandiri. Saat ini Bank Mandiri tengah melaksanakan tahap transformasi lanjutan tahun 2010 - 2014, dimanaBank Mandiri telah melakukan revitalisasi visi, yaitu "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikagumi dan Selalu Progresif". Sejalan dengan visi tersebut, Bank Mandiri juga ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yaitu di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di bawah 4%. Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun akhir 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. Bank Mandiri juga didukung oleh beberapa perusahaan anak untuk meningkatkan performa unit-unit bisnis strategisnya, diantaranya Corporate Banking, Commercial Business Banking, Micro & Retail Banking, Treasury & International Banking serta Consumer Finance. Bank Mandiri senantiasa mencari peluang bisnis yang saling menguntungkan guna menciptakan sinergi, membangun aliansi sekaligus memperkuat bisnis pendukungnya melalui perusahaan anak Bank Mandiri, diantaranya Mandiri Sekuritas yang bergerak di bidang investment banking, Mandiri AXA Financial Service yang bergerak di bidang asuransi, Bank Syariah Mandiri yang bergerak di bidang perbankan syariah, Bank Sinar Harapan Bali yang bergerak di bidang perbankan mikro 3
dan Mandiri Tunas Finance yang bergerak di bidang multi-finance. Di tahun 2011, Bank Mandiri berhasil mengakuisisi Mandiri AXA General Insurance (MAGI), yaitu perusahaan hasil kerjasama antara Bank Mandiri dan AXA Societe Anonyme, untuk memperkuat penetrasi Bank Mandiri di bisnis asuransi umum. Dengan memiliki berbagai perusahaan anak yang mendukung bisnis, Bank Mandiri kini memegang peranan sebagai institusi financial holding terkuat di Indonesia.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II. 1.
Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan sumber daya yang ada (manusia, manusia, hardware, software, data dan jaringan) yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga bisa dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal al penyebarannya (O’Brien, 2002). 200 Sistem Informasi menyediakan informasi untuk medukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan pada organisasi. Setidaknya terdapat enam fungsi dari sistem informasi, yaitu : a. Mendukung dukung kesuksesan berbagai fungsi utama bisnis seperti akuntansi, finance, manajemen sumber daya manusia, menajemen operasi dan pemasaran. pemasaran b. Kontributor utama dalam mendukung efisiensi kegiatan operasional, produktivitas dan moral SDM, pemberian layanan prima pada kustomer dan dan kepuasan kustomer. c. Sumber informasi utama bagi manajer dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif. d. Bagian yang penting dari upaya pengembangan produk dan jasa yang kompetitif, sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi organisasi dalam persaingan global e. Bagian utama dari sumberdaya organisasi dan biayanya dalam menjalankan bisnis, sehingga memerlukan pengelolaan sumberdaya yang prima f. Kesempatan pengembangan karier yang dinamis dan menantang bagi masyarakat masyarakat. Lebih jauh, sistem informasi manajemen mempunyai berbagai tipe yang secara umum terdiri dari Operation Support System dan Management Support System System. Masingmasing subb sistem tersebut terbagi atas empat (4) sub sistem lainnya sebagaimana tercantum dalam bagam am berikut ini.
Gambar 1. Tipe-tipe Sistem Informasi
5
II. 2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi Managemen
Ide tentang faktor-faktor keberhasilan pertama kali diperkenalkan oleh Daniel (1961) dan kemudian dikembangkan oleh Rockart (1979; Bullen & Rockart, 1981). Menurut Bullen dan Rockart, faktor-faktor keberhasilan tersebut adalah “sejumlah wilayah tertentu yang harus berjalan dengan baik untuk menjamin keberhasilan kinerja individu, departemen atau organisasi”. Konsep Rockart tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan terinsiprasi oleh isu tentang optimalisasi antara kondisi lingkungan dengan karakteristik bisnis. (Klaus G, Grunert, 1992). Untuk industry perbankan, Rockart menilai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan SIM adalah realibility layanan SIM, komunikasi kualitas layanan, kualitas tinggi dari sumberdaya manusia, memastikan SIM berkembang sesuai dengan kebutuhan dan terdapat seorang eksekutif IT pada top managemen (managemen utama). Kemudian teori yang membahas faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan SIM berkembang melalui penelitian Delone & McLean (1992 dan 2003) dan penelitian Technology Acceptance Management (TAM) oleh Wixon & Todd (2006). Pada saat ini, salah satu teori terkini terkait faktor-faktor dimaksud dibuat oleh Bikram Pal Kaur & Himanshu Aggrawal (2013) dimana berdasarkan tulisan berjudul “ exploration of sucee factor of information system”, mereka menjelaskan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan SIM adalah sebagai berikut:
Planning Factors
Human Resources Factors
Stabilization
Information System Success Factors
Implementation Factors
Continous Updation
Evaluation Factors
Gambar 2. Teori Key Succes Factors Sistem Informasi Bikram Pal Kaur & Himanshu Aggrawal berpendapat bahwa faktor paling utama yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIM adalah adanya sumberdaya manusia yang memadai, faktor penting selanjutnya adalah adanya perencanaan yang baik,
6
bagaimana melakukan implementasi, stabilisasi sistem, pengkinian sistem dan terakhir adalah evaluasi atas SIM tersebut.
7
BAB III PEMBAHASAN
III.1. Core Competency Sebagai Bank terbesar di Indonesia saat ini, Bank Mandiri mempunyai total asset diatas Rp 600 trilyun. Bank ini memiliki 21 ribu karyawan yang tersebar pada 1000 kantor dalam negeri dan 6 kantor dan perwakilan luar negeri Bank Mandiri serta 56 group. Jaringan distribusi Bank Mandiri terdiri atas 3,186 ATM, 7,051 ATM in the LINK Network dan 12,663 ATM Bersama Networks, Electronic Data Capture (EDC) kurang lebih 25,254 di seluruh Indonesia. Bank Mandiri mempunyai 8.3 juta pemegang kartu ATM dan 3.2 juta pengguna SMS Banking, 783,356 pengguna internet banking dan 822,937 pengguna Call Mandiri dan lebih dari 1 juta pemegang kartu kredit Visa. Bank Mandiri berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada akhir tahun 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional.
•
Bank Mandiri mempunyai berbagai core competencies di bidang perbankan yaitu: Wholesale transaction Bank Mandiri memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan didukung oleh system IT yang memadai untuk menjalankan kegiatan wholesale transaction. Bank ini dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan membangun hubungan yang holistik melayani institusi khususnya corporate & commercial di Indonesia.
•
Retail deposit & payment Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk menjadi bank pilihan nasabah di bidang retail deposit dengan menyediakan pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para nasabahnya.
•
Retail Financing Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk meraih posisi nomor 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel, terutama untuk memenangkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal loan, dan kartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro banking.
III.2. Transaction Processing System Pada kesempatan ini, kami ingin membahas salah satu sub sistem dalam information system, khususnya yang termasuk dalam Operations Support System yaitu Transaction Processing System. Salah satu contoh dari Transaction Processing System yaitu Mandiri E-Tax.
8
Mandiri E-Tax adalah layanan pembayaran pajak secara elektronik yang memberikan kemudahan akses, pemantauan dan pelaporan pembayaran pajak oleh nasabah perusahaan atau Wajib Pajak. P • • • • • •
Fitur-fitur fitur yang ada pada Mandiri E-Tax antara lain adalah Data pajak disajikan secara elektronik (on-line) ( Instruksi dan persetujuan pembayaran dilakukan secara elektronik Mata uang Rupiah Inquiry NPWP Transaksi massal Audit Trail Report
Dalam skema Mandiri E-Tax E maka nasabah tidak perlu datang ke cabang untuk membayar pajak tetapi cukup mengakses sistem dan melakukan pembayaran via internet banking.. Selanjutnya, nasabah akan mendapatkan bukti pembayaran pajak yang pada akhirnya akan an dilaporkan kepada KPP (Kantor Pelayanan Pajak) setempat.
Gambar 3. 3 Skema Proses Mandiri E-Tax
9
Untuk mendapatkan tkan layanan E-Tax E Tax tersebut, nasabah harus mendaftarkan diri kepada cabang setempat.. Nasabah harus menandatangi menandatangi perjanjian layanan dengan Bank Mandiri. Selanjutnya, nasabah akan diberikan ID tertentu sebanyak 2 (dua) buah yaitu Corporate ID dan User ID sedangkan password yang di-negerated negerated by system system. Apabila nasabah mengalami kesulitan maka dapat menghubungi contact contact center tertentu.
Gambar 4. Website Mandiri E-Tax Keuntungan yang didapatkan dari penerapan Mandiri E-Tax antara lain adalah Kecepatan Transaksi Perubahan mekanisme transaksi dari tunggal menjadi masal berdampak pada percepatan proses pembayaran pajak sehingga dapat meningkatkan frekuensi transaksi pembayaran pajak. •
•
Corporate image Dengan adanya kemudahan layanan dan cara pembayaran pajak secara elektronik akan meningkatkan corporate image
10
III.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Mandiri E-Tax Penerapan Mandiri E-Tax dapat dianggap berhasil apabila dianalisa berdasarkan teori dari Bikram Pal Kaur & Himanshu Aggrawal yaitu analisa atas 6 (enam) faktorfaktor sebagai berikut: a. Sumberdaya Manusia Dalam menerapkan layanan Mandiri E-Tax, Bank Mandiri mempunyai sumberdaya manusia yang sangat memadai dimana sumberdaya manusia dibagi ke dalam 3 bagian yaitu : pre sales, on boarding dan after sales (servicing, operation, supporting). Pegawai yang ada dibagian pre sales adalah oleh tim sales yang berfungsi memasarkan layanan Mandiri E-Tax kepada calon nasabah. Pegawai yang ada di bagian on boarding adalah tim implementation (IT unit) yang berfungsi mengimplementasikan sistem Mandiri E-Tax kepada nasabah. Selanjutnya, pegawai di after sales adalah gabungan antara IT unit dan Relation Customer unit yang berfungsi mengatasi keluhan nasabah dan memastikan layanan Mandiri E-Tax berjalan dengan baik. b. Perencanaan Sebelum meluncurkan layanan Mandiri E-tax, Bank Mandiri telah membuat analisa cost & benefit analisyst atas layanan tersebut. Bank Mandiri telah menghitung berapa besar biaya yang harus dikeluarkan dan berapa pendapatan yang akan didapatkan. Selain aspek financial, untuk setiap proyek IT maka Bank Mandiri mempunyai prosedur baku yang berisi perencanaan program IT, user acceptance test, development serta business recovery plan. Hal ini juga diterapkan pada layanan Mandiri E-Tax sehingga proyek tersebut dijamin akan berjalan dengan baik setelah diimplementasikan. c. Implementasi Dalam melakukan implementasi Mandiri E-Tax, Bank Mandiri telah membuat langkah-langkah antara lain: implementasi dilakukan oleh unit IT kepada nasabah, nasabah akan diberikan pelatihan singkat bagaimana mengoperasikan sistem tersebut serta diberikan buku panduan singkat. d. Stabilisasi Tim implementasi akan memonitor penerapan sistem yang ada di nasabah selama 3 (tiga) bulan dan akan segera mengatasi permasalahan yang ada dalam periode tersebut. Hal ini untuk melihat apakah sistem yang diterapkan telah berjalan dengan baik pada nasabah. Setelah periode implemetasi selama 3 (tiga) bulan maka sistem dianggap stabil maka selanjutnya layanan akan dimonitor oleh gabungan IT unit dan Relation Customer unit guna memastikan after sales layanan berjalan dengan baik.
11
e. Pengkinian system Terdapat prosedur baru di Bank Mandiri apabila vendor IT melakukan upgrading system maka secara otomatis maka sistem yang telah diimplementasi akan di upgrading juga. Hal ini juga berlaku untuk Mandiri E-Tax, namun demikian sebelum dilakukan upgrading system maka IT unit akan melakukan user acceptance test terlebih dahulu sebelum implementasi. Setelah lolos user acceptance test maka dilakukan upgrading dan selanjutnya dilakukan stabiliasi sebagaimana telah disebutkan sebelumnya di atas. f. Evaluasi Setiap layanan atau produk yang diluncurkan Bank Mandiri maka harus dilakukan review minimal 6 (enam) bulan setelah implementasi. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kewajiban kepada Bank Indonesia dimana setiap implementasi IT harus dilaporkan kepada Bank Indonesia tentang bagaimana implementasinya dilapangan. Selain itu, Bank Mandiri telah mempunyai ketentuan internal dimana setiap proyek harus dievaluasi setelah satu tahun implementasi guna melihat sejauhmana keberhasilan proyek tersebut. III. 4. Future Development
Layanan Mandiri E-Tax dibuat bukan hanya untuk kepentingan bisnis Bank semata tetapi juga untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Namun demikian terdapat tantangan-tantangan tertentu antara lain: a. Cyclical transaction Pembayaran pajak dilakukan tidak setiap hari dan biasanya akan meningkat pada akhir periode pembayaran antara pada akhir Maret setiap tahun. Hal ini akan menyebabkan sistem overload pada periode tertentu sedangkan pada waktu lain sistem tersebut unutilized. Sehingga layanan E-Tax pada satu sisi memerlukan biaya yang cukup besar sedangkan pada sisi lain utilisasinya terbatas. b. Disaster Recovery Plan (DRP) Selama ini Bank Mandiri telah mempunyai business recovery plan apabila sistem tersebut mengalami gangguan di Bank Mandiri namun demikia mengingat sistem tersebut terhubung dengan sistem yang ada di Ditjen Pajak maka apabila terjadi gangguan di Ditjen Pajak akan menyebabkan kesulitan baru dimana nasabah akan mengeluh atau menuntut kepada Bank jika pembayaran pajaknya dianggap terlambat padahal hal tersebut disebabkan adanya kendala sistem di Ditjen Pajak. Ketidakberhasilan transaksi dapat terjadi misalnya musim hujan ini menyebabkan terganggunya sistem komunikasi atau sistem internal di Ditjen Pajak, sehingga nasabah dianggap tidak membayar pajak dan akan dikenakan sanksi. Untuk mengatasi kedua kendala tersebut, maka perlu dilakukan langkah-langkah antara lain: a. Selected Customer Pemasaran dan penerapan Mandiri E-Tax diprioritaskan kepada perusahaan yang telah menjadi nasabah Bank Mandiri baik nasabah kredit maupun nasabah dana. Hal 12
tersebut dilakukan mengingat biaya investasi IT yang cukup besar apalagi jika harus memperbesar bandwith jaringan, untuk itu nasabah yang dapat menikmati layanan ini diperuntukkan bagi nasabah yang loyal mengingat mereka telah banyak menggunakan berbagai fasilitas Bank dan memberikan banyak fee based bagi bank. Sehingga secara global Bank tetap mendapatkan keuntungan dimana biaya investasi dapat ditutupi melalui pendapatan dari nasabah atas transaksi lainnya. Namun demikian, mengingat pajak merupakan sumber penerimaan negara maka Bank tidak dapat menolak permintaan perusahaan yang akan menggunakan layanan tersebut dimana perusahaan tersebut belum menjadi nasabah Bank Mandiri. Untuk menutupi biaya investasi IT dan operational cost maka maka Bank dapat melakukan approach kepada Ditjen Pajak agar dana pembayaran pajak dapat diendapkan cukup lama di Bank sebelum disetorkan kepada kas negara. Dalam hal ini, Bank dapat mengelola dana tersebut untuk mendapatkan bunga yang pada akhirnya dapat menutupi biaya investasi dan operational cost tersebut. b. Pembuatan Disaster Recovery Plan Mengingat kendala operasonal dapat terjadi di Ditjen Pajak maka Ditjen Pajak didorong untuk mempunyai DRP tersendiri sehingga apabila terjadi force majeure baik Bank maupun nasabah tidak dirugikan dan dikenakan sanksi. DRP tersebut sangat perlu dibuat mengingat kondisi alam saat ini makin tidak bersahabat sehingga terjadi operational risk yang tinggi.
13
BAB IV PENUTUP Berdasarkan kajian diatas maka dapat disimpulkan hal-hal antara lain sebagai berikut: 1. Bank Mandiri telah berhasil menerapkan salah satu transaction processing system yaitu Mandiri E-Tax. 2. Berdasarkan teori Bikram Pal Kaur & Himanshu Aggrawal maka faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan Mandiri E-Tax yaitu: a. Sumberdaya Manusia b. Perencanaan c. Implementasi d. Stabilisasi e. Pengkinian sistem f. Evaluasi 3. Dalam mengkaji future development dari Mandiri E-Tax maka terdapat 2 (dua) tantangan yaitu Cyclical Transaction dan Disaster Recovery Plan serta terdapat 2 (dua) solusi yaitu Selected Customer dan pembuatan Disaster Recovery Plan.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Bikram Pal Kaur & Himanshu Aggrawal, “Exploration of Success Factors of Information System”. International Journal of Computer Science Issues,” Vol. 10, Issue 1, No.2 January 2013. 2. John F. Rockart, “The Changing Role of the Information Systems Executive: A Critical Success Factors Perpective”. Sloan Management Review (1986). 3. Klaus G Grunet, “The Concept of Key Success Factors: Theory & Nethod”. MAPP Working Paper no.4 October 1992. ISSN 0907 2101.
4. O’Brien, James A. “Management Information Systems: Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise.” 1999. International Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. 5. Materi internal Mandiri E-Tax, 2013.
15