Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA MAHASISWA UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016 Made Adhyatma Prawira N. K1, Ni Putu Nita Yanti A1, Endri Kurniawan1, Luh Putu Wulandari Artha1 1
Universitas Udayana
[email protected] Abstrak Muskuloskeletal disorders (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal adalah serangkaian sakit pada otot, tendon, dan saraf. Gangguan ini dapat menurunkan produktivitas kerja. Di Indonesia menurut penelitian di 12 kabupaten/kota, gangguan yang umumnya dirasakan oleh pekerja berupa MSDs (16%). Penelitian ini ingin melihat faktor-faktor yang berhubungan terhadap keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Sebanyak 72 orang mahasiswa diikutkan dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan analisis univariat untuk melihat distribusi data, analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan 66,67% mahasiswa mengalami keluhan muskuloskeletal dimana 85,42% adalah perempuan dan 14,58% adalah laki-laki. Keluhan tertinggi berdasarkan metode Nordic Body Map yaitu, pada bagian punggung 59,73%, bagian tengkuk 50%, dan bagian leher 48,61%. Berdasarkan hasil uji bivariat, variabel jenis kelamin, intensitas olahraga, lama duduk, IMT dan antropometri 8 tidak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keluhan muskuloskeletal yang ditunjukan oleh nilai p>0,05. Berdasarkan hasil uji goodness of fit dengan nilai p=0,764 (p > 0,05), dimana kelompok umur (p<0,016), intensitas olahraga (p<0,026), risiko ergonomi (p<0,024), dan antropometri 12 (p<0,003) mempunyai pengaruh yang bermakna dengan keluhan muskuloskeletal dan model yang digunakan fit diuji dengan uji regresi logistik. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan terhadap keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana adalah kelompok umur, intensitas olahraga, risiko ergonomi, dan antropometri 12. Kata Kunci: Keluhan Muskuloskeletal; Kesehatan Masyarakat; Penyakit Akibat Kerja
FACTORS RELATED MUSCULOSKELETAL DISORDERS ON STUDENTS OF UDAYANA UNIVERSITY ON 2016 Abstract Musculosceletal Disorders (MSDs) or musculosceletal’s problems are series of pain on muscle, tendon, and nerve. Those problems can decrease the work productivity. In Indonesia based on previous research, that was conducted at 12 cities or regencies, 16% of workers complained about MSDs. The purpose of this researched was evaluated the factors related to musculosceletal disorder among students of Faculty of Public Health, Udayana University. This study was quantitative research with cross sectional design. 72 students as samples were taken by non probability sampling method, with purposive sampling technique. The data was analysed by univariate analysis to describe distribution, by bivariate analysis to analyse variable association, and then by multivariate analysis with logistic regression to evaluate variabel that most influential. It was found that 66,7% students had musculosceletal complaint, consist of 85,42% females and 14,58% males. Highest complaint according to Nordic Body Map method was on the part of back 59,73%, on the nape of neck 50%, and on the part of neck 48,61%. According to the result of bivariate test, variables such as sex, exercise intensity, duration of sitting, body mass index (BMI), and anthropometry 8 did not show any association with
101
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
musculosceletal complaint with by p value > 0,05. According to goodness of fit test the p value=0,764 (p>0,05), age (p<0,016), exercise intensity (p<0,026), ergonomic risks (p<0,024), and anthropometry 12 (p<0,003) had association with musculosceletal complaint and fit with logistic regression test. As conclusion of this research found that factors related with muscolusceletal disorder among Public Health students of Udayana University were age, exercise intensity, ergonomic risks, and anthropometry 12. Keyword: Musculosceletal Disorders; Public Health; Occupational Disease
menyebabkan turunnya produktivitas kerja,
Pendahuluan
hilangnya jam kerja, tingginya biaya
Muskuloskeletal disorders (MSDs)
pengobatan dan material, serta rendahnya
atau gangguan muskuloskeletal adalah
kualitas dari seorang individu (Nurmianto,
serangkaian sakit pada otot, tendon, dan
2008).
saraf (Tarwaka, 2004). Aktivitas dengan tingkat
pengulangan
menyebabkan
tinggi
kelelahan
pada
Hasil penelitian dari berbagai negara
dapat
menunjukkan bahwa MSDs adalah salah
otot,
satu kasus penyakit akibat kerja terbanyak.
merusak jaringan hingga kesakitan dan ketidaknyamanan.
Ini
bisa
Di Amerika, diperkirakan 6 juta kasus per
terjadi
tahun atau rata-rata 300-400 kasus per 100
walaupun tingkat gaya yang dikeluarkan
ribu orang pekerja (Cindyastira dkk, 2014).
ringan dan postur kerja memuaskan.
Masalah ini menyebabkan kehilangan hari
Kejadian gangguan musculoskeletal seperti
kerja (lost day) untuk istirahat sehingga
low back pain, cervic spindolisis, carpal
perusahaan merugi
tunnel syndrome, dan tennis elbow, sangat
Disorders
MSDs yang harus dikeluarkan adalah rata-
atau
rata 14.726 dolar per tahun atau lebih dari
MSDs digunakan untuk menggambarkan
130 juta rupiah. Dengan kasus MSDs
berbagai bentuk cedera, nyeri atau kelainan
sebesar 1250-1830 per 100.000 pekerja
pada sistem otot rangka yang terdiri dari
tahun
jaringan saraf, otot, tulang, ligamen,
Departemen
MSDs pada awalnya menyebabkan sakit,
menunjukkan
kekakuan, gemetar, gangguan tidur dan
merupakan
faktor
dan
yang
2005-2006.
(Tim
Kesehatan
dalam
profil
masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005
nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak,
Kelelahan
tahun
Sedangkan di Indonesia dari studi
masalah yang signifikan pada pekerja.
terbakar.
pada
Ergoinstitute, 2008 dalam Ariani, 2009).
tendon dan sendi. MSDs merupakan
rasa
kehilangan
produktivitas. Diperkirakan biaya akibat
sering dirasakan oleh manusia. Musculoskeletal
karena
penyakit
MSDs
berhubungan
dapat 102
bahwa yang
sekitar
diderita
dengan
40.5% pekerja
pekerjaannnya.
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
Gangguan yang dialami pekerja menurut
sebesar
dua
setengah
kali
bila
penelitian yang dilakukan terhadap 9.482
dibandingkan dengan responden yang tidak
pekerja di 12 kabupaten/ kota di Indonesia
pernah berolahraga.
umumnya berupa penyakit MSDs (16%),
Salah satu jenis aktivitas ataupun
kardiovaskular (8%), gangguan saraf (5%),
pekerjaan yang memiliki risiko untuk
gangguan pernapasan (3%) dan gangguan
mengalami
THT (1.5%). (Sumiati, 2007)
(MSDs) atau gangguan muskuloskeletal
MSDs terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor
pekerjaan,
muskuloskeletal
disorders
adalah mahasiswa, mahasiwa memiliki
pekerja,
aktivitas serta kondisi yang berisiko untuk
psikososial, dan lingkungan (Cohen et al,
mengalami
1997). Faktor pekerjaan adalah faktor yang
Kondisi ergonomi yang kurang tepat
berasal dari pekerjaan itu sendiri termasuk
seperti sikap belajar, bentuk meja dan alat-
gerakan repetitif, beban, postur statis, dan
alat perkuliahan yang kurang sesuai dapat
penggunaan tenaga. Dalam penelitian Abu
memicu
Zar (2012) terdapat 72,9% responden
muskuloskeletal,.
mengalami
keluhan
muskuloskeletal
,
gangguan
muskuloskeletal.
terjadinya
Program
keluhan-keluhan
studi
Kesehatan
dimana keluhan terbanyak pada punggung
masyarakat Universitas Udayana memiliki
(56,07%), pinggang (51,40%) dan keluhan
259 mahasiwa aktif, durasi perkuliahan
pada leher (50,48%). Hasil penelitiannya
rata-rata yang diemban mahasiwa PSKM
juga
adalah sekitar 5-6
menyatakan
terdapat
hubungan
jam perhari dan
bermakna antara tingkat risiko ergonomi
mengharuskan mahasiswa duduk di kursi,
(p=0,045), antropometri no 14 (tinggi
belum lagi ditambah dengan beban tugas
duduk) (p=0,034), dan kesegaran jasmani
perkuliahan yang harus dikerjakan diluar
(p=0,045) dengan keluhan muskuloskeletal
jam aktif kuliah. Kondisi sarana prasarana
pada mahasiswa FKIP.
perkuliahan mahasiwa PSKM yang kurang
Penelitian Harumiti
Ramli
juga
dilakukan
(2005)
oleh
sesuai dan kondusif semakin meningkatkan
ditemukan
risiko
hubungan yang bermakna antar kebiasaan
terjadinya
gangguan
muskuloskeletal pada mahasiswa.
olahraga dengan sindrom nyeri bahu
Tujuan dari penelitian ini untuk
dengan P value = 0,044 dan OR= 0,487,
mengetahuj
artinya responden yang berolahraga dapat
berhubungan
terhadap
mencegah terjadinya sindrom nyeri bahu
muskuloskeletal
saat
103
faktor-faktor
proses
yang keluhan belajar
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
mengajar
pada
Masyarakat,
mahasiswa Fakultas
Kesehatan
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
Terdapat beberapa faktor penyebab
Kedokteran,
keluhan
Universitas Udayana Bali.
pada
sistem
muskuloskeletal
diantaranya kesalahan dan lamanya waktu duduk dan pengaruh kursi kerja (Dasri, 2011). Sedangkan menurut Peter Vi (2000)
Tinjauan Teoritis
beberapa
Definisi Musculoskeletal Disorder Keluhan
pada
muskuloskeletal
adalah
keluhan
sistem
keluhan
papan tulis yang tidak sesuai dengan tinggi
Musculoskeletal
mata siswa, meja belajar yang tidak sesuai dengan antropometri siswa SD dan tata
dirasakan apabila otot menerima beban
cara penulisan yang tidak mengacu pada
statis secara berulang dalam waktu yang menyebabkan
diantaranya,
Sangsit ditemukan bahwa penempatan
Disorder (MSDs) merupakan keluhan yang
sehingga
muskuloskeletal
alamiah. Dalam studi pendahuluan di SD 1
sampai yang bersifat sangat sakit. Keluhan
lama
menyebabkan
yang berulang serta sikap kerja yang tidak
rangka dari keluhan yang bersifat ringan
atau
yang
peregangan otot yang berlebihan, aktivitas
yang
dirasakan seseorang pada bagian otot-otot
muskuloskeletal
faktor
jarak baca dapat menyebabkan keluhan
keluhan
pada sistem muskuloskeletal (Wijana,
berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan
2009).
tendon (Grandjean, 1993; Tarwaka, 2010 dalam Dasri 2011). Humantech (2003)
Faktor-Faktor
mendefinisikan Musculoskeletal Disorders
Muskuloskeletal
Penyebab
Keluhan
(MSDs) merupakan kelainan akibat adanya penumpukan
cidera
kerusakan
kecil
atau
Durasi Kerja
kerusakan-
pada
Menurut
sistem
sempurna
yang
tidak
sehingga
sembuh pada
(1997),
durasi
merupakan lama waktu pekerja terpapar
muskuloskeletal dikarenakan trauma yang berulang
NIOSH
faktor risiko. Bird (2005) menyatakan
secara
bahwa apabila gerakan berulang-ulang dari
akhirnya
otot
membentuk sebuah kerusakan yang cukup
menjadi
membiarkan
besar. Menurut OSHA (2002) MSDs
mencapai
adalah sekumpulan gejala atau gangguan
terlalu oksigen
jaringan
cepat
untuk
terlalu
cepat
maka
timbullah
kelelahan otot. Humantech (2003) juga
yang berkaitan dengan jaringan otot,
menyatakan hal serupa dimana pekerjaan
tendon, ligament, kartilago, sistem saraf,
yang menggunakan otot yang sama untuk
struktur tulang, dan pembuluh darah. 104
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
durasi yang lama dapat meningkatkan potensi terjadinya fatigue
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
Jenis kelamin
dan MSDs
Syafitri (2010) menyatakan bahwa
apabila waktu istirahat atau pemulihan
wanita mengalami peningkatan ketegangan
tidak cukup. Pada posisi bekerja statis
otot secara tiba-tiba sebelum haid dan
yang membutuhkan 50% dari kekuatan
penurunan
maksimum tidak dapat bertahan lebih dari
kebiasaan wanita yang menggunakan high
satu
jika kekuatan digunakan
heels saat bekerja dapat mengakibatkan
kurang dari 20% kekuatan maksimum
timbulnya risiko low back pain. Wanita
maka kontraksi akan berlangsung dalam
memiliki kekuatan otot hanya dua per tiga
beberapa waktu. Sedangkan untuk durasi
dari kekuatan otot pria dimana Tarwaka et
aktivitas dinamis selama empat menit atau
al (2004) menyatakan bahwa keluhan otot
kurang dapat bekerja dengan intensitas
antara pria dan wanita adalah 1:3.
yang sama dengan kapasitas aerobik
Masa Kerja
menit,
sebelum istirahat (Grandjean, 1993).
setelah
haid.
Selain
itu,
Keluhan muskoloskeletal disorders (MSDs) merupakan penyakit kronis yang memerlukan
Usia Menurut Bridger (2003) semakin meningkat
usia
untuk
berkembang. Jadi semakin lama waktu bekerja atau semakin lama seseorang
degenerasi tulang dimana hal ini mulai
seseorang terpapar faktor risiko maka
terjadi pada usia 30 tahun. Degenerasi
semakin tinggi risiko untuk terserang
tulang
menyebabkan
MSDs (Nursatya, 2008). Menurut Amalia
menurunnya stabilitas pada otot dan tulang
(2010) menunjukkan bahwa keluhan MSds
sehingga semakin tua usia semakin tinggi
terjadi paling banyak pada masa kerja lebih
risiko
penurunan
dari 5 tahun dimana hal ini disebabkan
elastisitas tulang yang mengakibatkan
karena terjadi akumulasi cidera-cidera
keluhan MSDs (Kurniasih, 2009). Menurut
ringan yang dianggap tidak penting.
teori dari Oborne, (1995) bahwa keluhan
Indeks Massa Tubuh (IMT)
untuk
akan
lama
terjadi
ini
maka
waktu
kemudian
mengalami
Muskuloskeletal biasanya dialami oleh
Tinggi
badan
dan
berat
seseorang pada usia kerja yaitu 24-65
merupakan
faktor
tahun dan keluhan pertama biasa dialami
menyebabkan
terjadinya
pada pada usia 35 tahun serta keluhan akan
skeletal. Karuniasih (2009) menyatakan
meningkat seiring bertambahnya usia.
bahwa seseorang dengan ukuran tubuh 105
yang
badan
keluhan
dapat otot
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
pendek berasosiasi dengan keluhan pada
kedokteran, universitas udayana yang aktif
leher dan bahu. Keluhan otot skeletal yang
terdaftar pada tahun 2016. Pengambilan
terkait
sampel
dengan
ukuram
tubuh
lebih
dilakukan
disebabkan oleh kondisi keseimbangan
Probability
struktur rangka di dalam menerima beban,
dengan
cara
Non
Sampling
dengan
teknik
Purposive
Sampling.
Kriteria
inklusi
baik beban berat tubuh maupun berat
penelitian
ini
mahasiswa
badan lainnya (Tarwaka, 2004).
kesehatan masyarakat, fakultas kesehatan
Riwayat MSDs
universitas.
Seseorang dengan riwayat Low Back
yaitu
Sedangkan
diekslusikan
apabila
aktif
responden
tidak
bersedia
Pain (LBP) cenderung untuk mengalami
menjadi responden dalam penelitian ini.
kejadian lanjutan (Nursatya, 2004).
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 72
orang
yang
didapat
berdasarkan
Metode Penelitian
perhitungan sampel cross sectional dari
Desain Penelitian
259 populasi
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
cross
Instrumen yang digunakan sebagai
mengetahui
pengukuran data dalam penelitian ini
faktor-faktor yang berhubungan terhadap
adalah lembar instrumen pengumpulan
keluhan
muskuloskeletal
proses
data berupa kuesioner meliputi Nordic
belajar
mengajar
pada
mahasiswa
Body Map, Pedoman Antropometri, dan
Masyarakat,
Fakultas
sectional,
dengan yang
Kesehatan
rancangan
Teknik Pengukuran Data
bertujuan
saat
Penilaian risiko dengan metode RULA
Kedokteran Universitas Udayana Bali
Analisis Data
Tahun 2016.
Setelah
mendapatkan
ijin
untuk
melakukan penelitian dari pihak-pihak
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan sejak tanggal 27
terkait, peneliti melakukan serangkaian
September 2016 sampai 12 Oktober 2016
persiapan
kemudian
mencari
sampel
di program studi Kesehatan Masyarakat,
penelitian.
Setelah
jumlah
sampel
Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
terpenuhi, peneliti memberikan penjelasan
Bali
kepada
Populasi dan Sampel
menyatakan setuju mengikuti penelitian,
sampel
tersebut.
Setelah
Populasi yang diteliti adalah seluruh
sampel diminta menandatangani lembar
mahasiswa kesehatan masyarakat, fakultas
persetujuan menjadi responden penelitian. 106
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Pada seluruh sampel dilakukan pengisian
responden,
Berdasarkan intensitas olahraga yang dilakukan
responden
pengisian responden tidak ada bantuan dari
melakukan
olahraga
pihak
merupakan
seminggu yakni sebesar 65,28%. Sebagian
kemampuan dan jawaban dari responden
besar responden mempunyai indeks massa
tersebut. Setelah semua sampel mengisi
tubuh (IMT) normal dengan persentase
lembar kuesioner data yang diperoleh
50,00%. Berdasarkan risiko ergonomi yang
kemudian diolah menggunakan program
dihitung
STATA 12.
responden, paling banyak terdapat pada
manapun,
Semua
dimana
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
murni
data
yang
dalam
paling 1-2
berdasarkan
banyak
kali
dalam
posisi
duduk
terkumpul,
responden dengan posisi duduk yang
dilanjutkan dengan analisis. Analisis yang
memerlukan investigasi sementara yakni
dilakukan yaitu analisis univariat untuk
sebanyak 52,78%.
melihat frekuensi dan distribusi data,
Dilihat berdasarkan antropometri no
analisis bivariat untuk melihat hubungan
8, 12 dan 14, sebagian besar tubuh
dan dilanjutkan analisis multivariat dengan
responden tidak tercover dalam kursi yang
uji regresi logistic
ditempatinya. Dari 72 responden yang mengikuti
penelitian
diketahui
bahwa
Hasil
sebanyak 66,67% responden mengalami
Karakteristik Responden
keluhan
Berdasarkan univariat
hasil
diperoleh
penelitian
uji
15,28%.
perbandingan
Distribusi
Tabel
umur
atau sama dengan 20 tahun sebanyak itu
Gambaran
Karakteristik Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Umur ≤ 19 tahun ≥ 20 tahun Lama duduk 0-3 jam 4-8 jam Intensitas olahraga Tidak pernah 1-2 seminggu 3-5 seminggu Setiap hari
dari 20 tahun sebanyak 50,00% dan lebih
Sementara
1.
karakteristik
responden
responden dikelompokkan menjadi kurang
50,00%.
Karakteristik
responden disajikan dalam Tabel 1.
perempuan sebanyak 84,72% dan laki-laki sebanyak
muskuloskeletal.
berdasarkan
karakteristik lama duduk selama mengikuti perkuliahan sebagian besar responden mempunyai durasi duduk selama 4-8 jam sebesar 75,00%.
IMT
107
Frekuensi
Persentase (%)
61 11
84,72 15,28
36 36
50,00 50,00
18 54
25,00 75,00
10 47 11 4
13,89 65,28 15,28 5,56
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Normal Kurang Lebih Risiko ergonomi Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Antropometri 8 (tinggi bahu) Tercover Tidak tercover Antropometri 12 (panjang pantat sampai ujung paha) Tercover Tidak tercover Antropometri 14 (tinggi tubuh dari lantai saat duduk) Tercover Tidak tercover Keluhan MSDs Ya Tidak
Indikator
untuk
50 11 11
69,94 15,28 15,28
15 38 17 2
20,83 52,78 23,61 2,78
10 62
13,89 86,11
29 43
40,28 59,72
37 35
51,39 48,61
48 24
66,67 33,33
mengalami
keluhan
muskuloskeletal ditentukan berdasarkan nilai Nordic Body Map (NBM) yang diukur berdasarkan tingkat keluhan di seluruh tubuh. Hasil Nordic Body Map (NBM) disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan skor Nordic Body Map (NBM) Karakteristik Leher Sakit Tidak Sakit Tengkuk Sakit Tidak Sakit Bahu kiri Sakit Tidak Sakit Bahu kanan Sakit Tidak Sakit
Frekuensi
Persentase (%)
35 37
48,61 51,39
36 36
50,00 50,00
28 44
38,89 61,11
32 40
44,44 55,56
Lengan atas kiri Sakit Tidak Sakit Punggung Sakit Tidak Sakit Lengan atas kanan Sakit Tidak Sakit Pinggang Sakit Tidak Sakit Pinggul Sakit Tidak Sakit Pantat Sakit Tidak Sakit Siku kiri Sakit Tidak Sakit Siku kanan Sakit Tidak Sakit Lengan bawah kiri Sakit Tidak Sakit Lengan bawah kanan Sakit Tidak Sakit Pergelangan tangan kiri Sakit Tidak Sakit Pergelangan tangan kanan Sakit Tidak Sakit Tangan kiri Sakit Tidak Sakit Tangan kanan Sakit Tidak Sakit Paha kiri Sakit Tidak Sakit Paha kanan Sakit Tidak Sakit Lutut kiri Sakit Tidak Sakit Lutut kanan Sakit Tidak Sakit
108
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
12 60
16,67 83,33
43 29
59,72 40,28
17 55
23,61 76,39
32 40
44,44 55,56
32 40
44,44 55,56
31 41
43,06 56,94
9 63
12,50 87,50
13 59
18,06 81,94
7 65
9,72 90,28
11 61
15,28 84,72
4 68
5,56 94,44
20 52
27,78 72,22
7 65
9,72 90,28
26 46
36,11 63,89
14 58
19,44 80,56
13 59
18,06 81,94
16 56
22,22 77,78
16 56
22,22 77,78
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
antropometri 8, antropometri 12, dan
Betis kiri Sakit Tidak Sakit Betis kanan Sakit Tidak Sakit Pergelangan kaki kiri Sakit Tidak Sakit Pergelangan kaki kanan Sakit Tidak Sakit Kaki kiri Sakit Tidak Sakit Kaki kanan Sakit Tidak Sakit
13 59
18,06 81,94
14 58
19,44 80,56
7 65
9,72 90,28
7 65
9,72 90,28
16 56
22,22 77,78
16 56
22,22 77,78
antropometri 14. Variabel jenis kelamin, intensitas olahraga,
lama
duduk,
IMT,
dan
antropometri 8 tidak mempunyai pengaruh yang
bermakna
terhadap
keluhan
muskuloskeletal yang ditunjukan oleh nilai p > 0,05. Kelompok umur lebih besar atau sama dengan 20 tahun mempunyai risiko 6,9
kali
untuk
mengalami
keluhan
muskulosketelal (OR=6,93 ; 95% CI = 2,20 – 21,86). Demikian pula nilai risiko
Berdasarkan bahwa
Tabel
responden
2.
Diketahui
sebagian
ergonomi mempunyai pengaruh bermakna
besar
dengan keluhan muskuloskeletal (p=0,004)
mengalami keluhan tertinggi pada bagian
yakni dengan kelompok dapat diterima
punggung sebesar 59,72%. Selanjutnya
dijadikan
pada bagian leher sebesar 48,61%, tengkuk
antropometri
sebesar 50,00%, bahu kanan sebesar
sebagai
44,44%, pinggang sebesar 44,44%, pinggul sebesar
44,44%
dan
pantat
sebagai
faktor
mengalami
sebesar
12,
baseline.
Variabel
kelompok
tercover
menurunkan
keluhan
risiko
muskuloskeletal
sebesar 86%. (OR= 0,14; 95% CI = 0,04 –
43,06%.
0,41). Demikian pula dengan variabel antropometri
Analisis Bivariat
14,
kelompok
tercover
dianggap
mempunyai pengaruh untuk menurunkan
mempengaruhi keluhan muskuloskeletal
risiko mengalami keluhan musuloskeletal
dianalisis menggunakan analisis bivariat.
sebesar 84% (OR = 0,16; 95% CI 0,05 –
Adapun
dianalisis
0,49). Analisis bivariat faktor-faktor yang
diantaranya jenis kelamin, kelompok umur,
mempengaruhi keluhan muskuloskeletal
lama duduk, intensitas olahraga, indeks
disajikan
Faktor-faktor
faktor-faktor
yang
yang
dalam
Tabel
massa tubuh (IMT), risiko ergonomi, Tabel 3. Analisis bivariat faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan muskuloskeletal Variabel
Keluhan MSDs
109
OR
95% CI
Nilai p
3.
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Umur ≤ 19 tahun ≥ 20 tahun Lama duduk 0-3 jam 4-8 jam Intensitas olahraga Tidak pernah 1-2 seminggu 3-5 seminggu Setiap hari IMT Normal Kurang Lebih Risiko ergonomi Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Antropometri 8 Tercover Tidak tercover Antropometri 12 Tercover Tidak tercover Antropometri 14 Tercover Tidak tercover
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
Ya f (%)
Tidak f (%)
41 (85,42) 7 (14,58)
20 (83,33) 4 (16,67)
0,85
0,22 – 3,26
17 (35,42) 31 (64,58)
19 (79,17) 5 (20,83)
6,93
2,20 – 21,86
11 (22,92) 37 (77,08)
7 (29,17) 17 (70,83)
1,38
0,46 – 4,19
9 (18,75) 31 (64,58) 6 (12,50) 2 (4,17)
1 (4,17) 16 (66,67) 5 (12,50) 2 (8,33)
0,22 0,13 0,11
0,02 – 1,85 0,01 – 1,44 0,01 – 1,92
34 (70,83) 6 (12,50) 11 (15,28)
16 (66,67) 5 (20,83) 3 (12,50)
0,56 1,25
0,15 – 2,12 0,29 – 5,37
4 (8,33) 28 (58,33) 15 (31,25) 1 (2,08)
11 (45,83) 10 (41,67) 2 (8,33) 1 (4,17)
7,70 20,62 2,75
1,98 – 29,79 3,19 – 133,44 0,13 – 55,16
6 (12,50) 42 (87,50)
4 (16,67) 20 (83,33)
0,71
0,18 – 2,82
12 (25,00) 36 (75,00)
17 (70,83) 7 (29,17)
0,14
0,04 – 0,41
<0,001*
18 (37,50) 30 (62,50)
19 (79,17) 5 (20,83)
0,16
0,05 – 0,49
0,002*
0,817
0,001*
0,565
0,086
1,000
0,004*
0,631
Bermakna pada nilai p ≤ 0,05 dan antropometri 14. Model pertama dalam
Analisis Multivariat Variabel
yang
bermakna
dalam
analisis
multivariat
dibentuk
analisis bivariat kemudian dianalisis lebih
memasukan
lanjut
bermakna kedalam model.
dengan
multivariat.
menggunakan
Analisis
analisis
multivariat
yang
Model
semua
kemudian
dengan
variabel
diuji
yang
sampai
dilakukan adalah dengan menggunakan
menemukan hasil dimana semua variabel
Regresi Logistik.
yang dianggap sebagai faktor pengaruh
Adapun variabel yang dimasukan
keluhan muskuloskeletal bermakna secara
dalam analisis multivariat adalah variabel
signifikan (p ≤ 0,05). Pemodelan akhir
yang mempunyai nilai p < 0,2 yakni
yang didapatkan yaitu terdapat 4 variabel
variabel
yang
kelompok
umur,
intensitas
olahraga, risiko ergonomi, antropometri 12 110
bermakna
mempunyai
pengaruh
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
terhadap keluhan muskuloskeletal yang
12
disajikan dalam Tabel 3.
mengalami
Berdasarkan
Tabel
4.
diketahui
mempunyai
untuk Artinya
antropometri 12 dapat menurunkan risiko mengalami
mempunyai
risiko
sebanyak 88%.
mengalami
keluhan
kali
0,12
muskuloskeletal.
bahwa setiap kenaikan kelompok umur 5,66
risiko
untuk
muskuloskeletal.
keluhan
muskuloskeletal
Berdasarkan hasil uji goodness of fit
Sedangkan intensitas olahraga mempunyai
dengan nilai p =
0,764 (p > 0,05)
risiko 0,31 kali atau setiap kenaikan
diketahui
kelompok
intensitas
intensitas olahraga, risiko ergonomi dan
risiko
olahraga untuk
dapat
menurunkan
mengalami
keluhan
bahwa
umur,
antropometri 12 mempunyai pengaruh
muskuloskelatal sebanyak 69 %. Setiap
yang
kenaikan nilai risiko ergonomi mempunyai
muskuloskeletal
risiko 2,73 kali untuk mengalami keluhan
digunakan fit diuji dengan uji regresi
musukuloskeletal sedangkan antropometri
logistik.
Tabel 4. Analisis muskuloskeletal
multivariat
Variabel
bermakna
faktor-faktor
yang
dengan dan
keluhan
model
mempengaruhi
yang
keluhan
OR
95%CI
Nilai p
Kelompok umur
5,66
1,39 – 23,11
0,016
Intensitas olahraga
0,31
0,11 – 0,87
0,026
Risiko Ergonomi
2,73
1,14 – 6,51
0,024
Antropometri 12
0,12
0,03 – 0,49
0,003
pegal, kaku, dan kesemutan. Berdasarkan
Pembahasan Keluhan Muskuloskeletal Disorders
kuesioner Nordic body map, keluhan yang
(MSDs) adalah keluhan yang terjadi pada
paling banyak dirasakan adalah pada
bagian-bagian
bagian
dirasakanoleh
otot
skeletal
seseorang
yang
mulai
dari
punggung
sebesar
59,73%,
kemudian bagian tengkuk 50,00%, dan
keluhan ringan hingga berat. Berdasarkan
bagian leher 48,61%.
hasil penelitian terhadap 72 mahasiswa
Keluhan
muskuloskeletal
muncul
Kesehatan Masyarakat, Udayana tahun
pada bagian punggung dan pinggang
2016 menunjukkan bahwa 48 (66,67%)
dikarenakan
mahasiswa
keluhan
Masyarakat harus duduk lama di atas kursi
muskuloskeletal. Keluhan tersebut meliputi
yang kurang ergonomis, dimana setengah
merasakan
111
mahasiswa
Kesehatan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
bagian punggung mahasiswa tidak tercover
Posisi statis dalam waktu lama dapat
kursi. Begitu juga keluhan pada bagian
menyebabkan kontraksi otot bagian tubuh
pantat yang dirasakan mahasiswa, karena
tertentu sesuai dengan sikap tubuh yang
tidak seluruh bagian pantat tercover oleh
dilakukan (Zulfiqor, 2010). Data dari
bagian kursi, sedangkan pada bagian leher
European Communities (Zulfiqor, 2010)
dan tengkuk dirasakan karena untuk
menyebutkan bahwa sekitar 40% dari
menulis dan melihat layar mereka harus
keluhan muskuloskeletal extremitas atas
menunduk dan tengadah.
merupakan akibat dari paparan pekerjaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang
dapat
menyebabkan
penelitian yang dilakukan oleh Abu Zar
waktu kerja sekitar 21%.
(2012) bahwa punggung merupakan bagian
Tingkat Risiko Ergonomi
yang paling banyak dirasakan keluhan
Tingkat
Risiko
kehilangan
Ergonomi
pada
(56,07%) pada mahasiswa FKIK UIN
penelitian ini diukur dengan menggunakan
Jakarta. Penelitian juga dilakukan oleh
metode Rapid Upper-Limb Extremities
Wulandari (2011) pada penjahit, dimana
Assesment (RULA) pada bagian tubuh atas
memaparkan
seperti leher, punggung, lengan, dan bahu.
(100%)
bahwa
mengalami
seluruh keluhan
penjahit pada
Berdasarkan
hasil
pengukuran
diperoleh
hasil,
pada
punggung, leher, dan pantat. Bagian
responden
punggung dan pinggang memiliki fungsi
mahasiswa Kesehatan Masyarakat lebih
yang penting bagi tubuh manusia, dimana
banyak pada level 2 (52,78%), level 1
pinggang
sebagai
(20,83%), kemudian dilevel 3 (23,61%),
penyangga sebagian berat tubuh dan
hal ini dapat dikatakan bahwa lebih banyak
pelindung saraf-saraf sepanjang tulang
responden mengeluh pada tingkat risiko
belakang (Hazami, 2010 dalam Abu,
ergonomi level 2 dibandingkan level 1.
dan
punggung
2012). Upaya
dimana
Berdasarkan hasil uji regresi logistik, pencegahan
yang
dapat
tingkat
risiko
ergonomi
dilakukan untuk meminimalisir keluhan
hubungan
adalah dengan pengendalian secara teknis,
muskuloskeletal dengan nilai p=0,024.
yaitu mengubah bentuk kursi sesuai posisi
Menurut Nurmianto (2008), sandaran dan
belajar mahasiswa, seperti ketinggian kursi
alas
dan ketinggian meja diatur agar mahasiswa
sebaiknya dilapisi material yang lunak
nyaman dalam proses belajar mengajar.
seperti 112
bermakna
tempat
busa.
duduk
dengan
memiliki
yang
Begitupula
keluhan
ergonomis
dikatakan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
sandaran kursi yang baik adalah dapat
perasaan terjungkal atau terjatuh dari kursi
menyangga seluruh bagian punggung,
dan memicu berkurangnya penopangan
sehingga beban yang ditompang semakin
pada bagian pada. Hal ini erat kaitannya
sedikit. Kursi yang ada di Kesehatan
dengan dimensi antropometri no 12.
Masyarakat, Udayana tidak menopang
Sandaran kursi yang baik adalah yang
seluruh punggung, namun hanya sebagian
dapat
punggung. Kursi mahasiswa telah dilapisi
punggung. Hal ini erat kaitannya dengan
spons namun itu sangat tipis, sehingga
dimensi antropometri no 8 (Priyono, 2007
walaupun diduduki, tetap terasa padat.
dalam Abu, 2012).
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
menyangga
seluruh
bagian
Berdasarkan hasil penelitian pada
dilakukan oleh Zulfiqor (2010) pada
mahasiswa
welder
hubungan
Udayana diperoleh hasil pada dimensi 8
bermakna antara tingkat risiko ergonomi
mahasiswa yang tercover 10 (13,89)
dengan keluhan muskuloskeletal, begitu
mahasiswa, pada dimensi 12 mahasiswa
juga penelitian Kantana (2010) dengan
yang tercover 29 (40,28%) mahasiswa,
hasil yang serupa.
pada
Antropometri
(51,39%) mahasiswa. Hasil uji regresi
bahwa
terdapat
Antropometri adalah suatu kumpulan
Kesehatan
dimensi
logistik
14
Masyarakat,
yang
tercover
37
menunjukkan
bahwa
terdapat
bermakna
antara
dimensi
data numerik yang berhubungan dengan
hubungan
karakteristik fisik tubuh manusia mulai
antropometri nomor 12 dengan keluhan
dari bentuk, ukuran, dan kekuatan serta
muskoloskeletal dengan nilai p=0,003.
penerapan
Hasil
dari
data
tersebut
untuk
ini
sejalan
dengan
penelitian
penanganan masalah desain (Nurmianto,
Sadeghi, dkk (2012) pada supir bus di Iran
2008). Pada penelitian ini dipilih dimensi
yang menyebutkan dimensi no 8, 12, dan
nomor 8, 12, dan 14. Ukuran kursi yang
14
terlalu
muskuloskeletal.
rendah
menyebabkan
atau
tinggi
terganggunya
dapat
peredaran
berhubungan
dengan
keluhan
Intensitas Olahraga
darah yang mengalir di bagian kaki,
Olahraga yang teratur merupakan
sehingga dapat menyebabkan kesemutan.
salah satu upaya dalam meningkatkan
Hal ini erat kaitannya dengan dimensi
kesehatan pada manusia. Olahraga dapat
antropometri tubuh no 14. Jika kedalaman
membuat tubuh lebih bugar dan fit.
kursi terlalu dangkal akan menimbulkan
Berdasarkan 113
hasil
penelitian
pada
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
mahasiswa
Kesehatan
sebagian
besar
intensitas
olahraga
Masyarakat,
mahasiswa 1-2
dijelaskan bahwa ada hubungan bermakna
memiliki
kali
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
antara
dalam
umur
dengan
keluhan
muskuloskeletal dengan nilai p=0,001.
seminggu dengan jumlah 47 (65,28%)
Jenis Kelamin
orang. Intensitas olahraga berdasarkan uji
Berdasarkan hasil penelitian yang
regresi logistik yang dilakukan terdapat
dilakukan
hubungan
intesitas
mengalami keluhan, laki-laki 14,58% dan
olahraga dengan keluhan muskuloskeletal
perempuan 85,42%. Pada responden yang
dengan nilai p=0,026. Hasil ini sejalan
tidak mengalami keluhan, laki-laki 83,33%
dengan penelitian Abu Zar (2012) pada
dan perempuan 16,67%. Berdasarkan hasil
mahasiswa,
hubungan
analisis bivariat diketahui bahwa tidak ada
olahraga
hubungan bermakna antara jenis kelamin
dengan keluhan muskuloskeletal dengan
dengan keluhan muskuloskeletal dengan
nilai p=0,045. Begitu pula penelitian
nilai p=0,817. Penelitian yang dilakukan
Nurhazizah (2015), menyatakan adanya
oleh Hazami (2010) menyebutkan tidak
hubungan
olahraga
ada hubungan bermakna antara jenis
dengan keluhan muskuloskeletal dengan
kelamin dengan keluhan muskuloskeletal.
nilai p=0,011.
Hasil serupa juga diperoleh berdasarkan
Kelompok Umur
hasil penelitian Abu (2012).
bermakna
bahwa
bermakna
antara
antara
Berdasarkan
hasil
antara
ada intensitas
intensitas
penelitian
yang
bahwa
responden
yang
IMT
dilakukan diperoleh hasil terdapat masing-
Kaitan
IMT
dengan
keluhan
masing 36 mahasiswa dengan usia ≤19
muskuloskeletal yaitu semakin gemuk
tahun dan ≥20 tahun dengan persentase
seseorang,
50,00%. Hasil uji bivariat yang dilakukan
muskuloskeletal semakin besar. Hal ini
menyatakan bahwa
terdapat hubungan
disebabkan seseorang dengan berat badan
bermakna antara kelompok umur dengan
lebih akan berusaha menyangga berat
keluhan
badan
p=0,016.
muskuloskeletal Menurut
dengan
penelitian
nilai Enrico
risiko
timbulnya
dari
keluhan
depan
dengan
mengkontraksikan otot punggung bawah
(2016), diperoleh hasil ada hubungan
(Zulfiqor,
bermakna antara umur dengan keluhan
Berdasarkan
muskuloskeletal dengan nilai p=0,003.
dilakukan pada mahasiswa Kesehatan
Penelitian serupa oleh Widyastuti (2010)
Masyarakat 114
2010
dalam
hasil
sebagian
Abu,
2012).
penelitian
yang
besar
responden
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
memiliki IMT tubuh
normal dengan
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
Kesimpulan
persentase 69,94%, sedangkan sisanya
Berdasarkan hasil penelitian yang
IMT kurang dan lebih masing-masing
telah
15,28%. Uji bivariat menunjukkan bahwa
bahwa terdapat hubungan bermakna antara
tidak ada hubungan bermakna antara status
kelompok
gizi
olahraga
dengan
keluhan
muskuloskeletal
dilakukan,
kesimpulannya
umur
(p=0,016),
(p=0,026),
yaitu
intensitas
risiko
ergonomi
dengan nilai p=1,000. Hasil penelitian ini
(p=0,024), dimensi No. 12 Antropometri
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(0,003) dengan keluhan muskuloskeletal
oleh Syafitri (2010) yang menyatakan
pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
tidak ada hubungan bermakna antara status
Udayana.
gizi
(p=0,817),
dengan
keluhan
muskuloskeletal.
Sedangkan lama
jenis
duduk
kelamin (p=0,565),
Meskipun tidak ada hubungan antara status
intensitas olahraga (p=0,086), dimensi No.
gizi
8 antropometri (p=0,631), dimensi No. 14
dengan
keluhan
muskuloskeletal,
namun lebih baik jika mahasiswa menjaga
antropometri
status gizinya sebagai upaya preventif.
bermakna ketika diuji multivariat) tidak
Lama Duduk
memiliki
Berdasarkan hasil penelitian yang
(p=0,002
namun
hubungan bermakna
tidak
dengan
keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa
dilakukan pada mahasiswa Kesehatan
Kesehatan Masyarakat, Udayana.
Masyarakat diperoleh hasil mahasiswa dengan lama duduk 0-3 jam sebesar
SARAN
25,00% dan mahasiswa dengan lama
Saran
yang
dapat
penulis
duduk 4-8 jam sebesar 75,00%. Hasil uji
rekomendasikan adalah perlunya upaya
bivariat yang dilakukan menyatakan bahwa
pembenahan
tidak terdapat hubungan bermakna antara
khususnya kursi perkuliahan dengan tujuan
lama
untuk
duduk
dengan
keluhan
sarana
mengurangi
keluhan
muskuloskeletal dengan nilai p=0,565.
muskuloskeletal
Hasil
penelitian
Disamping itu perlunya juga pergerakan-
Maijunidah (2010), diperoleh hasil tidak
pergerakan kecil dari mahasiswa selama
ada hubungan bermakna antara lama
proses belajar mengajar untuk mengurangi
duduk dengan keluhan muskuloskeletal
kondisi duduk statis yang biasa dilakukan
dengan nilai p=0,160.
oleh mahasiswa.
ini
sejalan
dengan
115
pada
perkuliahan,
mahasiswa.
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Paving Block CV. Sumber Galian
Daftar Pustaka Abu,
Zar.
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
2012.
Berhubungan
Faktor-faktor dengan
yang
Makassar. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Keluhan
Muskuloskeletal Pada Upper
Masyarakat. Universitas Hassanudin.
Limb
Enrico, Marthin, dkk. 2016. Hubungan
Extremities Mahasiswa Ketika Proses
Antara Umur, Lama Kerja, dan Getaran
Belajar Mengajar di Kelas di Fakultas
dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada
Kedokteran
dan
Supir Bus Bus Trayek Bitung-Manado
Universitas
Islam
Hidayatullah
Ilmu
Kesehatan,
Negeri
Jakarta
Tahun
Syarif
di Terminal Tangkoko Bitung Tahun
2012.
2016.
Jurnal
Ilmiah
Farmasi.
Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Univerisitas Sam Ratulangi, Manado.
Kesehatan, Universitas Islam Negeri
Grandjean, E. 1993. Fitting The Task To
Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan.
The Man, 4th Ed. London: Taylor &
Amalia, Ommi. 2010. Analisis Faktor Risiko
Musculoskeletal
Francis Inc
Disorders
Hazami, Eka Wahyuni. 2010. Faktor-
(Msds) Pada Buruh Informal (Kuli
faktor
Panggul)
Keluhan
Pasar
Grogi
Blok
F
yang
Berhubungan
Muskuloskeletal
dengan Disorders
Tanahabang Jakarta Pusat Tahun 2010.
(MSDs) pada Perawat di Unit ICU
Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
RSUP Fatmawati Jakarta Tahun 2010.
Kesehatan.
Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Uin
Syarif
Hidyatullah
Jakarta.
Kesehatan, Universitas Islam Negeri
Bird, E Jr Frank And L. Germain. 2005. Kepemimpinan Kerugian
Pengadilan
Praktisi,
Edisi
Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan.
Dan
Humantech. 2003. Applied Ergonomics
Ketiga.
Training Manual. Humantech Inc :
Terjemahan Oleh W. Abdullah. Jakarta:
Berkeley Australia
Pt Devnegraha Bridger,
R.S.
Ergonomics.
Kantana, Trimunggara. 2010. Faktor-faktor
1995.
Introduction
International
To
yang Mempengaruhi Keluhan Low
Editions.
Back Pain pada Kegiatan Mengemudi
Singapore: Mcgraw-Hill Book Co
Tim Ekspedisi PT. Enseval Putera
Cindyastira, D, dkk. 2014. Hubungan
Megatrading
Jakarta
Tahun
2010.
Intensitas Getaran dengan Keluhan
Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Muskuloskeletal
(MSDs)
Kesehatan, Universitas Islam Negeri
pada Tenaga Kerja Unit Produksi
Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan.
Disorders
116
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Kurniasih. 2009. Tinjauan Faktor Risiko Dan
Keluhan
Subjektif
Fakultas
Terhadap
Pengemudi
Travel
Masyarakat.
Oborne, David J. 1995. Ergonomics At
Trans
Work : Human Factors In Design And
Tujuan Jakarta-Bandung Tahun 2009.
Development. England: John Wiley And
Skripsi.
Sons Ltd
Fakultas
X
Kesehatan
Universitas Indonesia.
Timbulnya Muskuloskeletal Disorders Pada
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686
Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia.
Priyono, Ari. 2007. Perancangan Ulang
Maijunidah, Emi. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Musculoskeletal
Disorders
Meja dan Kursi Belajar Ditinjau dari
Keluhan
Aspek Ergonomi. Skripsi. Universitas
(MSDs)
Sebelas Maret, Surakarta.
pada Pekerja Assembling PT X Bogor Tahun
2010.
Skripsi,
Kedokteran
dan
Universitas
Islam
Ilmu
Sadeghi,
2012.
The
Relationships Between Musculoskeletal
Kesehatan,
Disorders and Anthropometric Indices
Negeri
Syarif
in Public Vehicle Drivers. International Journal of Collaboration Research on
Niosh. 2007. Comment From Niosh On
Internal Medicine and Public Health,
The Occupational Safety And Health Proposed
dkk.
Fakultas
Hidayatullah, Tangerang Selatan.
Administration
Nasrin,
Rule
Vol. 4 No. 6, p. 1173-1184.
On
Syafitri, Juniar Tri. 2010. Faktor-Faktor
Ergonomic Safety And Management Us
yang Berhubungan dengan Terjadinya
Department Of Control And Service.
Keluhan Low Back Pain (LBP) Pada
Nurazizah, Sherly, dkk. 2015. Hubungan
Karyawan Bagian Corporate Customer
Kebiasaan Olahraga dengan Low Back
Care Center (C4) PT Telekomunikasi
Pain Disability. Prosiding Pendidikan
Indonesia, Tbk Tahun 2010. Skripsi.
Dokter. Universitas Islam Bandung,
Fakultas
Jawa Barat.
Kesehatan. Uin Syarif Hidayatullah
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep
Nursatya, Mugi. 2008. Risiko Msds Pada Di
Pt
Ilmu
Tarwaka, Dkk. 2004. Ergonomi Untuk
Widya. Cetakan Kedua.
Catering
Dan
Jakarta.
Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna
Pekerja
Kedokteran
Pusaka
Kesehatan,
Keselamatan,
Produktivitas.
Edisi
I,
Dan
Cetakan
I.
Surakarta: Uniba Press
Nusantara Jakarta Tahun 2008. Skripsi.
Widyastuti. Berhubungan 117
2010.
Faktor
dengan
yang Keluhan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748
Muskuloskeletal pada Buruh Angkut Sayur di Jalan Pedamaran Pasar Johar 2009.
Skripsi.
Universitas
Negeri
Semarang, Semanrang. Wijana,
Nyoman
(2009)
Intervensi
Ergonomi Dalam Pembelajaran Sains Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal Siswa SD 1 Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Medicina, Tahun 2009, No. 40, Halaman 11-20 Wulandari,
Dasri.
2011.
Pengaruh
Kerja
Terhadap
Perbaikan
Kursi
Keluhan
Muskuloskeletal
pada
Pekerjaan Menjahit di Desa Sawahan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten. Skripsi,
Fakultas
Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Zulfiqor,
Muhammad
Faktor-faktor dengan
yang
Keluhan
Disorders
Taufik.
pada
2010.
Berhubungan Musculoskeletal
Welder
di
bagian
Fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia Tahun
2010.
Skripsi,
Kedokteran
dan
Universitas
Islam
Ilmu
Fakultas Kesehatan,
Negeri
Syarif
Hidayatullah, Tangerang Selatan.
118
Vol. 1, No. 2, April 2017 No.ISSN online : 2541-5727 No. ISSN cetak : 2527-4686