JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
FACTORS RELATED OF SMOKING BEHAVIOR MALE STUDENTS GRADE TWELVE IN SENIOR HIGH SCHOOL “Y” SEMARANG Raumanen Afriana Lomboan1 Dr.dr. Bagoes Widjanarko, MPH2 dr.Sri Winarni, Mkes3 *)Department of Public Health Faculty Diponegoro University Abstract Based on Global Adult Tobacco Survey, Indonesia is country with the highest smoker’s active, 67% man, 2,7% woman. The data showed that 5,4% of the ages 10-14 years children in Semarang City initiated to smoke daily. The main purpose of this research is to analyzee factors related to boy’s smoking at senior high school grade XII students in SMAN “Y” Semarang City. The mothod used in this research is quantitative method with case control study approach. Total of the populations are 166 and total of the samples are 76 by random sampling with 38 case sample, 38 control sample. There were 86,8% respondents ages is 17th. The analysis data uses univariate and bivariate with Chi-square statistical test (0.05 significance level). Most of respondents bad attitude (78,9%), simple achievable to cigarrette (59,2%), low exposure of cigarrette advertisements (50,0%), parenting of parents majority are democration (75%). The result of Chisquare test showed that there are no relationships between age respondents (p = 0,556 OR= 2,05), knowledge (p=0,169 OR=0,529), education of parents (p=0,287 OR= 0,457), smokers in families (p=0,063 OR=2,40), parenting of parents (p=0,185 OR=2,04), and income every months (p=0,818 OR=1,11). While attitude (p=0,000 OR=31,87), money for respondents everyday (p=0,022 OR=2,93), exposure of advertisements (p=0,000 OR=8,5), accesbility of cigarette (p=0,002 OR=4,43), had p-value ≤ α (0,05), so it is concluded that there are relationships beetween those variables to smoking adolescence boy’s. Keywords
: Adolescence Smokers boy, Risk factors
Pendahuluan Menurut laporan
WHO
terakhir
yang berhubungan dengan tembakau,
mengenai konsumsi tembakau dunia,
dan
angka prevalensi merokok di Indonesia
bertambah dua kali lipat pada tahun
merupakan salah satu di antara yang
2020.(2)
tertinggi di dunia, dengan 46,8 persen
angka
ini
diperkirakan
akan
Hasil survei GATS (Global Adult
laki-laki dan 3,1 persen perempuan usia
Tobacco
10 tahun ke atas yang diklasifikasikan
diluncurkan oleh Kementrian Kesehatan
sebagai perokok.
(1)
Hampir 5 juta orang
meninggal setiap tahunnya dari kesakitan
bahkan menduduki
639
Survey)
tahun
2009
menunjukkan, posisi
pertama
yang
Indonesia dengan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
prevalensi perokok aktif tertinggi, yaitu
komunikasi,
67,0 % pada laki-laki dan 2,7 % pada
informasi, perintah, dan tinggal bersama
wanita (bandingkan dengan India, 2009):
keluarga
laki-laki 47.9% dan wanita 20.3 %;
pengaruh yang sangat besar, didukung
Philippines (2009): laki-laki 47,7 % dan
juga dengan contoh perilaku tidak sehat
wanita 9,0%; Thailand (2009): laki-laki
yang dilakukan oleh orang tua. Remaja
45,6% dan wanita 3,1%; Vietnam (2010):
dengan jenis kelamin laki-laki ditemukan
47,4% laki-laki dan 1,4% wanita; Polandia
hasil OR nya berkisar antara 1,06-4,08
(2009):
sedangkan pada remaja dengan jenis
33,5%
laki-laki
dan
21.0%
wanita).(1)
pengawasan,
yang
lengkap
pemberian
memberikan
kelamin perempuan hasil OR di 4 etnik
Data fenomena anak merokok yang makin meningkat
adalah 1.(4) Pada penelitian tahun 2011
ini dibuktikan oleh
yang dilakukan oleh Reza Majdzadeh dkk
Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi
juga menyatakan bahwa pada remaja
Universitas
merokok,
Indonesia
(FEUI)
dengan
pola
asuh
orang
tua
jumlah perokok anak usia 10-14 tahun
memberikan pengaruh yang sangat besar
meningkat enam kali lipat. Bila pada
(OR = 1,18) di daerah Utara dan (OR =
tahun 1995, jumlahnya mencapai 71.100
15, 54) di daerah Selatan, pendapatan
orang, maka angka itu meningkat menjadi
tiap bulan (OR = 1,45 dan 1,10) di daerah
426.200 pada 2010. Bahkan sekarang
Utara dan Selatan.
kasus
remaja
perokok
pada
anak
sudah
dengan
(5)
Begitu pula relasi
orang
tua,
saudara
merambah usia balita paling kecil usia 11
kandung, maupun keluarga dekat remaja
bulan sudah mulai merokok. (3)
yang tinggal bersama dengan remaja
Masa remaja merupakan fase rentan
akan mempengaruhi perilakunya bahkan
dalam perkembangan individu, karena
perilaku tidak
sehat remaja tersebut
pada fase ini anak belum menemukan
karena respon remaja yang muncul dari
identitas diri sehingga sangat mudah
kondisi lingkungan sekitarnya.(6)
untuk terlibat dalam berbagai hal serta menerima
setiap
memikirkannya
informasi secara
tanpa matang.
Metode Penelitian
ini
merupakan
penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
observasional
oleh Sohaila Shakib, Ph.D dkk pada
studi case control. Populasi penelitian
tahun 2003 terhadap remaja merokok dan
adalah siswa laki-laki kelas XII SMAN “Y”
hubungannya dengan variasi etnik, pola
Semarang sebanyak 166 orang. Sampel
asuh orang tua, diketahui bahwa pola
penelitian berjumlah 76 orang terdiri dari
asuh orang tua yang di dalamnya ada
38 sampel kasus, dan 38 ssampel kontrol,
640
analitik
dengan
desain
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
yang
diperoleh
sampling.
dari
Variabel
sistem bebas
random
uang saku, paparan iklan rokok. Variabel
penelitian
terikat adalah perilaku merokok siswa
adalah umur siswa, pendidikan orang tua,
laki-laki.
pengahsilan keluarga, pengetahuan siswa
dengan menggunakan uji chi square.
tentang
Hasil
rokok,
sikap
siswa
tentang
perilaku merokok, pola asuh orang tua kepada
anak,
keluarga
Analisis
A. Analisis
perokok,
pada
Univariat tabel
ketersediaan rokok di lingkungan sekitar,
Tabel 1. Karakteristik Responden Variabel Umur 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun Kelas IPA IPS Pendidikan ayah Tidak Tamat SD Tamat SD dan sederajat Tamat SMP dan sederajat Tamat SMA dan sederajat Tamat PT Pendidikan Ibu Tidak Tamat SD Tamat SD dan sederajat Tamat SMP dan sederajat Tamat SMA dan sederajat Tamat PT Pekerjaan ayah Buruh PNS Swasta Guru/Dosen Tidak Bekerja Lain-lain Pekerjaan ibu Buruh PNS Swasta Guru/Dosen Ibu Rumah Tangga Lain-lain Pendapatan keluarga Diatas UMR Dibawah UMR 641
bivariat
f
%
3 66 5 2
3,9 86,8 6,6 2,6
36 40
47,4 52,6
1 2 3 26 44
1,3 2,6 3,9 34,2 57,9
2 4 3 24 43
2,6 5,2 3,9 31,6 56,6
3 18 3 6 0 16
3,9 23,7 43,4 7,9 0 21,1
1 10 18 10 28 9
1,3 13,2 23,7 13,2 36,8 11,8
71 5
93,4 6,6
dilakukan
digambarkan berikut
:
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Pola Asuh Orang Tua Permisif Otoriter Demokratis Pengetahuan Siswa Baik Kurang Baik Sikap Siswa Mendukung Tidak Mendukung Ketersediaan Rokok Tersedia Tidak tersedia Keluarga Perokok Ada Tidak ada Uang saku ≥12.500 <12.500 Paparan Iklan Rokok Ada Tidak ada Jenis Rokok yang dihisap Kretek Cerutu Rokok Putih Tempat Biasa Merokok Ruangan khusus perokok Tempat umum Kamar tidur Toilet Jumlah Batang Rokok/hari 1-10 ≥10 batang Usia mulai merokok 10 tahun 11 tahun 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun
3 15 57
5,3 18,7 75
38 38
50 50
42 34
55,3 44,7
45 31
59,2 40,8
44 32 38 38
57,9 42,1 50 50
23
30,3 69,7
4 0 34
10,5 0 89,5
5 21 8 4
13,2 55,3 21,1 10,5
35 3
92,1 7,9
2 2 3 3 8 13 6 1
5,3 5,3 7,9 7,9 21,1 34,2 15,8 2,6
Responden penelitian paling banyak
dan ibu responden paling banyak adalah
berusia 17 tahun (86,8%) dan paling
Akademi/Perguruan Tinggi , pekerjaan
sedikit
ayah mayoritas adalah pegawai swasta
berusia
19
tahun
(2,5%),
responden paling banyak adalah kelas
sementara
IPS (52,6%), pendidikan terakhir ayah
adalah ibu rumah tangga. Pendapatan
642
pekerjaan
ibu
mayoritas
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
keluarga paling banyak berada diatas
B. Analisis Bivariat
UMR.
Hasil analisis bivariat disajikan pada tabel
2
di
bawah
ini
:
Tabel 2. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square No
Variabel
pvalue 0,000 0,000 0,002 0,022 0,063
OR
CI 95%
Keterangan
31,875 8,500 4,431 2,939 2,407
8,715-116,58 2,520-28,665 1,651-11,887 1,157-7,464 0,946-6,129
2,056
0,178-23,676
Berhubungan Berhubungan Berhubungan Berhubungan Tidak Berhubungan Tidak Berhubungan Tidak Berhubungan Tidak Berhubungan Tidak Berhubungan Tidak Berhubungan
1 2 3 4 5
Sikap Responden Paparan Iklan Ketersediaan Rokok Uang Saku per Hari Keluarga Perokok
6
Umur Responden
7
Pola Asuh Orang Tua
0,185
2,044
0,703-5,947
8
Penghasilan Keluarga
0,644
1,543
0,243-9,800
9
Pengetahuan Responden
0,169
0,529
0,213-1,315
10
Pendidikan Ibu
0,287
0,457
0,105-1,981
11
Pendidikan Ayah
0,395
0,452
0,081-2,747
Pembahasan Menurut
0,556
Tidak Berhubungan
hanya berisi tembakau, satu-satunya TCSC
sumber nikotin dalam rokok adalah
(Tobacco Control Support Center )
tembakau. Nikotin memegang peranan
dalam
penting
buku
disampaikan
laporan
fakta bahwa
dari
tembakau, rokok
kretek
dalam
ketagihan
merokok.
Berat rata-rata rokok retek adalah 1,14
adalah rokok yang diproduksi oleh
gr/batang
Indonesia, rokok putih diproduksi oleh
tembakau dan 40% cengkeh. Berat
negara luar Indonesia tetapi tidak jelas
rata-rata rokok putih adalah 1gr/batang.
secara
Filter yang ada dalam rokok, berfungsi
pasti
negara
mana
yang
pertama kali menggunakannya namun direvolusi oleh Eropa.
(37) (38)
untuk
Seperti
dengan
menahan
komposisi
beberapa
tar
60%
dan
partikel rokok yang berasal dari rokok
yang diketahui bahwa rokok kretek
yang dihisap.(39)
adalah rokok dengan bahan campuran
Hasil penelitian menunjukkan
cengkeh dan sauce di dalamnya untuk
bahwa baik usia < 17 tahun maupun ≥
memberikan aroma dan rasa yang
17 tahun, responden memiliki potensi
khas. Berbeda dengan rokok putih yang
untuk
643
merokok.
Hal
ini
dapat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
disebabkan maupun
karena
teman-teman
orang-orang
sekitar
membagikan atau mengedukasi orang-
pengaruh
orang di sekitarnya. OR pendidikan
untuk responden merokok. Karena dari
ayah dan ibu sebesar 0,472 dan 0,475,
usia mulai merokok yagn ditemukan,
menunjukkan bahwa pendidikan ayah
diketahui sebagian besar responden
dan
sudah mulai merokok sejak usia 15
0,472/0,475 kali untuk tidak merokok.
responden
di
yang bukan bidangnya, menjadi sulit
memberikan
tahun, bahkan ada yang sudah mulai
maupun
dini sudah cukup besar, baik dari sebaya,
univariat
menunjukkan
kota Semarang tahun 2014). Dalam
merokok siswa laki-laki. Hal ini sesuai
berlaku
Lindawati (2012), pada penelitiannya
pengaruh
yaitu Faktor-faktor yang mempengaruhi
termasuk
ini bisa disebabkan karena kurangnya
kategori
baik,
namun
sudah terbentuk, pengetahuan yang baik tentang rokok hanya menjadi sebuah
Pengetahuan
ilmu
saja
mengaplikasikannya.
yang terbatas tentang kesehatan juga menyebabkan
terbentuknya
namun ketika perilaku merokok ini
mayoritas pekerja di bidang swasta,
bisa
terhadap
memberikan
mencegah terjadinya perilaku merokok,
anak-anak mereka. Hal ini didukung
PNS, dan guru/dosen.
tidak
seorang perokok. Pengetahuan bisa
orang tua yang kurang mengedukasi
yang
atau
perilakunya justru termasuk kategori
komunikasi antara orang tua, maupun
responden
dapat
pengetahuan responden tentang rokok
daerah Jakarta Selatan tahun 2011. Hal
jenis
ini
perilaku merokok siswa laki-laki, ketika
perilaku merokok siswa-siswi SMP Di
frekuensi
penelitian
dibuktikan bahwa pengetahuan tidak
dengan penelitian yang dilakukan oleh
ayah
penghasilan
merokok tergolong tinggi (diatas UMR
pendidikan orang tua dengan perilaku
pekerjaan
dilihat
keluarga responden merokok dan tidak
bahwa tidak ada hubungan antara
distribusi
memberi
dapat
kecenderungannya,
dengan perilaku merokok.
dengan
tidak
siswa laki-laki. Namun dalam tabel
yang bermakna antara umur siswa
peneltian
rendah
pengaruh terhadap perilaku merokok
maupun
media. Sehingga tidak ada hubungan
Hasil
kesempatan
bahwa penghasilan keluarga baik tinggi
rokok yagn diterima responden sejak
teman
memberikan
Hasil penelitian ini menunjukkan
merokok sejak usia 10 tahun. Paparan
keluarga,
ibu
tanpa Hal
mampu ini
diakibatkan adanya zat adiktif dalam
seseorang
nikotin yang membuat kecanduan para
walaupun memiliki pendidikan tinggi
644
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
perokok sehingga ketika pengetahuan
mempengaruhi perilaku merokok pada
yang baik itu ada, namun besarnya
siswa laki-laki di SMAN 1 Banda Aceh
rasa kecanduan pada perokok lebih
tahun 2013. Dimana nilai p = 0,000 <
besar sehingga membuat pengetahuan
0,05. Komponen dari sikap ada tiga hal,
yang baik tidak berlaku lagi dalam diri
yaitu pengetahuan, pikiran/keyakinan,
seseorang.
dan
Responden banyak
merokok
mendapatkan
demokratis
dari
pada
asuh
pola
asuh
Artiya
pengetahuan
merupakan bagian dari sikap. (44)
lebih
pola
emosi.
Untuk paparan rokok, hal ini sejalan
dengan
penelitian
yang
permisif atau otoriter, namun pada
dilakukan oleh Arina Uswatun (2011)
kenyataannya
yang
responden
masih
meneliti
hubungan
antara
memiliki perilaku merokok. Hal ini bisa
dukungan orang tua, teman sebaya dan
dipengaruhi oleh dorongan dari teman
iklan rokok dengan perilaku merokok
sebaya,
mencoba
pada siswa laki-laki Madrasah Aliyah
sesuatu yang baru, maupun adanya
Negeri 2 Boyolali menyatakan nilai p-
perilaku
value untuk ikaln dan perilaku merokok
keinginan
merokok
sembunyi.
untuk
yang
Namun
disebabkan
karena
sembunyi-
dapat
pula
adalah p= 0,000. Hal ini membuktikan
pola
asuh
bahwa adanya faktor penguat dari
demokratis orang tua, dimana ada
media
keterbukaan dan diskusi antara orang
merokok.(12)
tua dan anak (responden), sehingga
mudah menghafal bahkan meniru apa
orang tua memberikan izin kepada
yang
siswa untuk merokok karena orang tua
menerus.Untuk ketersediaan rokok dan
pun (ayah) seorang perokok. Sehingga
uang saku per hari, Hasil penelitian ini
tidak ada hubungan bermakna antara
sejalan
pola asuh orang tua dengan perilaku
dilakukan oleh Larasati (2014) tentang
merokok siswa laki-laki.
Analysis of Smoking Behaviour In
rokok.
pendukung
faktor-faktor
akan
secara
penelitian
bahwa
(55)
semakin
terus
yang
Hal ini
ketersediaan
terbentuknya
berdasarkan teori L. Green.
yang dilakukan oleh Novi Frihartine tentang
dengan
berperilaku
rokok sebagai faktor pemungkin atau
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian
(2013)
dilihatnya
membuktikan
ketersediaan rokok, uang saku per hari, iklan
Remaja
dengan OR = 11,56.
ada hubungan antara sikap siswa,
paparan
siswa
Children. Dimana nilai p = 0,001 < 0,05
Hasil penelitian menunjukkan
dan
untuk
Simpulan
yang
645
perilaku
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Biostatistics, School of Public Health tehran University. Iran, 2011. 6. Prillycia Mantiri, Gabriella, Fitri Andriani. Pengaruh Konformitas dan Persepsi Mengenai Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja.Surabaya : Fakultas Psikologi UNAIR, 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Ro kok_filter diakses pada tanggal 26 November 2014
Faktor-faktor risiko perilaku merokok siswa laki-laki kelas XII di SMAN “Y” Semarang adalah sikap siswa tentang perilaku merokok, ketersediaan rokok di lingkungan sekitar, uang saku, dan paparan iklan rokok.
Daftar Pustaka
7. TCSC. Buku Fakta Tembakau. 2012. (online), (http://tcscindonesia.org/wpcontent/uploads/2012/12/BukuFakta-Tembakau.pdf di unduh pada tanggal 26 November 2014) 8. Zubaiddah, SH. Hubungan antara Merokok dengan terjadinya Katarak. Sumatera Utara : E-Jurnal USU, 2011 9. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010 10. Larasati, TA. Analysis of Smoking Behaviour In Children Vol 4 No. 7 . Lampung : Department Of Community And Family Medicine Faculty Of Medicine, 2014 11. Uswatun, Arina. Hubungan antara dukungan orang tua, teman sebaya dan iklan rokok dengan perilaku merokok apda siswa laki-laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Jogja : Stikes Aliyah, 2011.
1. Kementerian kesehatan. Kemenkes Luncurkan Hasil Survei Tembakau. Jakarta : Departemen Kesehatan, 2012, (Online), (http://www.depkes.go.id/index.php ?vw=2&id=2048. diunduh tanggal 09 Januari 2014) 2. WHO.Tobacco,2013, (Online), (http://www.who.int/mediacentre/fa ctsheets/fs339/en/. diunduh tanggal 01 Oktober 2013) 3. FE Universitas Indonesia. Fenomena Anak Merokok.Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010 4. Shakib, Sohaila. Ethnic Variation in Parenting Characteristics and Adolescent Smoking. Journal of Adolescent Health, 2003. 5. Majdzadeh, Reza dkk. Reasons For Smoking Among Male Teenagers in Tehran, Iran: Teenagers case-control Studies Using Snowball Sampling. Deparment of Epidemiology and
646