JURNAL
PROFIL PENALARAN MATEMATIS SISWA SMA KELAS XII DALAM MASALAH PEMBUKTIAN TRIGONOMETRI
Mathematical Reasoning Profile of the XII Grade Students of High School in Problem Solving of Trigonometry
Oleh: INDRA SETYORINI NPM: 12.1.01.05.0072
Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd 2. Nurita Primasatya, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PROFIL PENALARAN MATEMATIS SISWA SMA KELAS XII DALAM MASALAH PEMBUKTIAN TRIGONOMETRI INDRA SETYORINI 12.1.01.05.0072 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan – Prodi Pendidikan Matematika Email:
[email protected] Dr. Suryo Widodo, M.Pd dan Nurita Primasatya, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi tidak banyak siswa yang menggunakan nalarnya untuk menyelesaikan masalah matematika. Siswa cenderung menunggu hasil jawaban teman-temannya yang dituliskan dipapan tulis. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses penalaran matematis siswa SMA kelas XII dalam masalah pembuktian trigonometri yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian kelas XII IPA SMAN 6 Kediri. Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan tes dan melakukan wawancara berdasarkan hasil tes yang dilakukan tiga subjek. Adapun tahap masalah pembuktian, yaitu (1) Memahami Masalah, (2) Menyusun Hipotesis, (3) Membuat Konklusi, (4) Memeriksa kembali. Proses bernalar meliputi, (1) Mengumpulkan premis, (2) Menganalisis hubungan antar premis, (3) Menyimpulkan. Berikut hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek dengan kemampuan matematika rendah melakukan proses penalaran matematis dalam masalah pembuktian dengan cara: (1) SL memahami soal dengan melihat soal dan menyebutkan yang diketahui ruas kiri dan ditanyakan ruas kanan, (2) SL tidak mempunyai rencana lain untuk menyelesaikan masalah pembuktian, (3) SL mengalami kesulitan membuktikan pengerjaan awal dan tidak memiliki alternatif jawabain lain, (4) SL tidak memeriksa kembali sampai tuntas. Subjek dengan kemampuan matematika sedang melakukan preses penalaran matematis dalam masalah pembuktian dengan cara: (1) SM memahami soal dengan melihat soal dan menyebutkan yang diketahui pernyataan matematika pada soal dan ditanyakan pembuktian pernyataan itu benar , (2) SM tidak memiliki rencana lain untuk menyelesaikan masalah pembuktian, (3) SM tidak mengalami kesulitan pada pengerjaan awal dan tidak memiliki alternatif jawaban lain, (4) SM memeriksa premis yang digunakan sudah bersesuaian dan menyebutkan kesimpulan. Subjek dengan kemampuan matematika tinggi melakukan preses penalaran matematis dalam masalah pembuktian dengan cara: (1) SH memahami soal dengan mengubah bentuk soal hingga dapat diubah bentuk soalnya dan menyebutkan yang diketahui kebenaran pernyataan matematika pada soal dan ditanyakan kebenaran pernyataan tersebut, (2) SH hanya memiliki satu rencana saja untuk menyelesaikan masalah pembuktian, (3) SH menggunakan alternatif cara lain untuk membuktikan kebenaran soal, (4) SH emeriksa kembali dengan mengecek kembali hasil tes dari awal hingga kesimpulan cara pertama dan kedua yang terbukti kebenarannya. KATA KUNCI: Penalaran Matematis, Masalah Pembuktian, Trigonometri
Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I. PENDAHULUAN Pendidikan secara umum adalah segala upaya
yang
untuk
disebut dengan penalaran matematis adalah
mempengaruhi orang lain baik individu,
suatu proses pencapaian kesimpulan logis
kelompok,
sehingga
berdasarkan pada beberapa pernyataan
mereka melakukan apa yang diharapkan
yang kebenarannya telah dibuktikan atau
oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo,
diasumsikan benar sebelumnya. Namun
2003:16). Dalam pendidikan matematika
pada kenyataannya tidak banyak siswa
di Indonesia dikenal istilah matematika
yang mau menggunakan nalarnya untuk
sekolah yaitu matematika yang diajarkan
memecahkan masalah matematis. Mereka
di
2003:55).
cenderung
menunggu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dikerjakan
oleh
(KTSP) mengisyaratkan bahwa salah satu
tersebut sesuai dengan pendapat Syalhub
aspek
pembelajaran
(2008:110) yang menyatakan bahwa, siswa
matematika sekolah adalah pengembangan
yang berada dalam suatu kelas yang sama,
kemampuan
akan berbeda-beda dari segi tingkat respon
atau
sekolah
direncanakan
Penalaran matematika atau yang biasa
masyarakat
(Suherman,
penting
dalam
penalaran
siswa.
Sesuai
jawaban
yang
teman-temannya.
dengan tujuan pembelajaran matematika di
mereka
atas, NCTM (National Council of Teacher
yang dilontarkan. Begitu juga mereka
of mathematics)
berbeda dalam tingkat penalarannya.
standart matematika
terhadap
Hal
petanyaan-pertanyaan
sekolah meliputi standart isi atau materi
Salah satu materi pelajaran matematika
(mathematical content) dan standart proses
yang disajikan dikelas XI IPA semester 1
(mathematical process) (Shadiq, 2009:2).
adalah trigonometri. Materi trigonometri
Standar proses meliputi
pemecahan
banyak menggunakan konsep yang akan
masalah (problem solving), penalaran dan
terus berkembang sehingga apabila siswa
pembuktian
(reasoning
and
proof),
belum
komunikasi
(communication),
koneksi
(connection),
dan
representasi
menguasai
konsep
materi
sebelumnya maka akan kesulitan dalam memahami
materi
selanjutnya..Untuk
(representation). Melalui hal tersebut jelas
mengatasi hal tersebut, maka seorang guru
bahwa kemampuan bernalar (reasoning
perlu mengetahui bagaimana sebenarnya
ability) merupakan salah satu kompetensi
siswa menalar, bagaimana pengetahuan
matematika yang ingin dicapai dalam
yang dimiliki sebelumnya dan strategi apa
pembelajaran matematika.
yang digunakan dalam menyelesaikan soal .Salah satu cara yang dapat digunakan
Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
untuk mengetahui penalaran siswa tersebut
sering
adalah
dan
(premis) sedangkan pernyataan baru yang
penalaran
ditemukan disebut kesimpulan. Premis
matematis siswa, misalnya dengan cara
tersebut didapatkan melalui pengamatan
meminta siswa menjelaskan langkah yang
indera atau observasi empirik. Sehingga
ada di pikiran siswa dalam mengerjakan
menghasilkan sejumlah pengertian dan
masalah pembuktian.
proposisi. Proposisi tersebut digunakan
dengan
menelusuri
mengungkapkan
Untuk
proses
menyelesaikan
disebut
dengan
pangkal
pikir
pembuktian
untuk menyimpulkan sebuah proposisi
langkah-langkah
baru. Dengan kata lain proses penalaran
pembuktian menurut beberapa ahli namun
meliputi tiga fase sebagai berikut: (1)
peneliti
Mengumpulkan premis (proposisi yang
tersebut
terdapat
memilih
pembuktian
langkah-langkah
menurut
G.Polya
karena
dijadikan
dasar
aktifitas dalam setia tahapnya jealas.
Menganalisis
Berikut
(proses
langkah-langkah
pembuktian
penyimpulan)
hubungan
pemikiran
antar
untuk
,
(2)
premis
memperoleh
menurut G.Polya (1981) yaitu : (1)
kesimpulan yang logis berdasarkan fakta
Memahami
yang
problem)
masalah
(steatment
of
,
(2)
Menyusun
hipotesis
(hypothesis),
(3)
Membuat
konklusi
(conclusion),
(4)
Memeriksa
kembali
(examined). Menurut
Nickerson
menyatakan
penalaran
(1986:95)
adalah
proses
berpikir yang bertolak dari pengalaman indera
(pengamatan
menghasilkan
empirik,
sejumlah
konsep
yang
Adapun hubungan
sejenis,
dengan
penalaran
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak dikatahui. Proses inilah yang disebut menalar .Pernyataan yang diketahui itu Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
proses
pembuktian matematis
ditunjukkan sebagai berikut, Tabel 1.1 Hubungan Indikator Langkah-langkah Masalah Pembuktian dengan Proses Penalaran
Tahap
berdasarkan
dianggap benar, orang menyimpulkan
antara indikator
masalah
dari
sejumlah proposisi yang diketahui atau
Menyimpulkan
langkah-langkah
sejenis juga akan terbentuk proposisiyang
(3)
(konklusi).
pengertian). Berdasarkan pengamatan yang
proposisi
relevan),
Tahap 1
Langkah-langkah Proses menyelesaikan Penalaran masalah pembuktian Memahami masalah (statement of problem) 1. Mengubah bentuk 1. Mengum soal pembuktian pulkan menjadi pernyataan premis implikasi atau biimpikasi 2. Menyebutkan 2. Menganal hipotesis isis hubungan antar premis 3. Menyebutkan 3. Menyimp simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
konklusi ulkan Menyusun hipotesis (hypothesis) Bukti langsung 2. Menganal isis Menyusun hubungan hipotesis dari antar pernyataan yang premis diketahui 3. Menyimp kebenarannya ulkan Menyebutkan konklusi Membuat konklusi (conclusion) 1. Menganalisis 2. Menganal hubungan antar isis premis hubungan antar premis 3. Menyebutkan 3. Menyimp konklusi ulkan Memeriksa kembali (examined) 1. Mengecek konklusi 2. Menganal dengan pernyataan isis implikasi hubungan antar premis 2. Menyebutkan 3. Menyimp konklusi ulkan
dan penyusunan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMAN 6 Kediri. Sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah perwakilan 3 siswa dari pengelompokkan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Adapun standar nilai
untuk
mengelompokkan
siswa
berdasarkan kategori kemampuan, yaitu: kemampuan rendah jika 0 ≤ nilai yang diperoleh < 75, kemampuan sedang jika 75 ≤
nilai
yang
diperoleh
≤
85,
dan
kemampuan tinggi jika 85 < nilai yang di peroleh
≤
penelitian
100.
Pengambilan
dengan
melihat
subyek
hasil
tes
matematika umum dan atas pertimbangan guru. Adapun prosedur pengumpulan data adalah
sebagai
berikut,
wawancara,(2)Teknik
(1)Teknik pengamatan/
observasi,(3)Teknik
II. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Terdapat tiga tahap
dokumentasi,(4)Tringulasi. Teknik
analisis
digunakan
dalam penelitian ini, yaitu: (1) Tahap
meliputi
perisiapan
penyusunan
berikut: (1) Reduksi data (data reduction),
proposal, meminta persetujuan sekolah
(2) Penyajian data (data display), (3)
untuk melakukan penelitian, menyusun
Penarikan
intrumen, (2) Tahap pelaksanaan yang
(conclusion drawing/ verification)
yang
meliputi
beberapa
yang kegiatan
kesimpulan/
verifikasi
kemapuan
Peneliti
matematika rumus dan memberikan tes
keabsahan
penalaran matematis, (3) Tahap analisis
(2012:368-378)
meliputi menganalisis hasil data jawaban
keabsahan data dalam penelitian kualitatif
ter tertulis siswa beserta hasil wawancara
meliputi uji kredibility, transferability,
meliputi
pemberian
tes
mengadakan
sebagai
data.
Menurut
pemeriksaan Sugiyono
menyatakan
uji
dependability, dan konfirmability. Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
melakukan proses bernalar pada tahap
III. PEMBAHASAN Subjek dengan Kemampuan Rendah
menganalisis hubungan antar premis, SL
(SL)
tidak
a. Tahap Memahami Masalah
memiliki
rencana
lain
untuk
menyelesaikan masalah pembuktian. Pada
SL memahami masalah dengan dapat
kegiatan ini menunjukkan bahwa SL tidak
menentukan pengerjaan pembuktian yaitu
melakukan
dari ruas kiri yang dirasa lebih mudah
menganalisis hubungan antar premis, SL
untuk
tidak
dikerjakan.
Pada
kegiatan
ini
proses
bernalar
menggunakan
premis
tahap
yang
menunjukkan bahwa SL melakukan proses
bersesuaian sehingga tidak mendapatkan
bernalar tahap mengumpulkan premis, SL
hasil akhir. Pada kegiatan ini menunjukkan
memisalkan bagian yang akan dibuktikan
bahwa SL tidak melakukan proses bernalar
dengan
tahap menyimpulkan,
melihat
soal
tersebut.
Pada
SL menyatakan
kegiatan ini menunjukkan bahwa SL
bahwa mungkin ada rumus lain yang
melakukan proses bernalar pada tahap
mungkin
mengumpulkan premis, SL menentukan
menyelesaikan
bagian yang diketahui dan ditanyakan
tersebut
dengan melihat soal karena pada soal
mengerjakan.
sudah jelas yang diketahui dan ditanyakan.
menunjukkan bahwa SL tidak melakukan
Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa SL
proses bernalar pada tahap menyimpulkan
melakukan proses bernalar pada tahap
bisa
digunakan masalah
namun
dia
Pada
untuk
pembuktian tidak kegiatan
dapat ini
c. Tahap Menbuat Konklusi
menganalisis hubungan antar premis, SL
SL menjelaskan proses pengerjaannya
menyebutkan yang diketahui ruas kiri dan
dari tahap awal hingga akhir menemukan
ditanyakan ruas kanan. Pada kegiatan ini,
hasil pembuktiannya. Pada kegiatan ini
SL tidak melakukan proses bernanlar tahap
menunjukkan bahwa SL melakukan proses
menyimpulkan
bernalar
b. Tahap Menyusun Hipotesis
pada
tahap
menganalisis
hubungan antar premis, SL mengalami
SL merencanakan rencana awal dengan
kesulitan pada proses pengerjaan tertentu
menerapkan rumus terlebih dahulu dengan
karena ketidakpahaman dalam melanjutkan
menyesuaikan soal sehingga dia dapat
pada
mengubah bentuk yang akan dibuktikan.
kegiatan ini menunjukkan bahwa SL tidak
Namun pada tahap pengerjaan selanjutnya
melakukan proses bernalar pada tahap
tidak sesuai dan tidak terbukti. Pada
menganalisis hubungan antar premis, SL
kegiatan ini menunjukkan bahwa SL tidak
menyatakan bahwa mungkin ada alternatif
Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
tahap-tahap
selanjutnya.
Pada
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
jawaban
lain
namun
ketika
peneliti
melakukan proses bernalar pada tahap
memberikan waktu kembali kepadanya
mengumpulkan premis, SM memisalkan
untuk mencoba kembali, dia tidak dapat
bagian yang akan dibuktikan dengan
mengerjakan.
ini
melihat soal dan menyesuaikan soalnya.
menunjukkan bahwa SL tidak melakukan
Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa SM
proses bernalar pada tahap menganalisis
melakukan proses bernalar pada tahap
hubungan antar premis, SL menyatakan
menganalisis hubungan antar premis, SM
bahwa rumus yang dipakai hanya satu
menentukan yang diketahui dan ditanyakan
untuk menyelesaikan pembuktian namun
denga membaca soalnya dan sudah jelas
tidak
ini
pada soal yang ditanyakan dan diketahui
menunjukkan bahwa SL melakukan proses
yaitu pernyataan yang ada pada soal adalah
bernalar pada tahap menyimpulkan
bagian yang diketahui dan yang ditanyakan
Pada
terbukti.
Pada
kegiatan
kegiatan
d. Tahap Memeriksa Kembali
adalah pembuktian nilai kebenaran dari
SL menyatakan premis yang digunakan
pernyataan tersebut. Pada kegiatan ini
ada yang tidak bersesuaian sehingga dia
menunjukkan
tidak menemukan pembuktiannya. Pada
proses bernalar pada tahap menganalisis
kegiatan ini menunjukkan bahwa SL tidak
hubungan
melakukan proses bernalar pada tahap
menyebutkan yang diketahui pada soal.
menganalisis hubungan antar premis, SL
Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa SM
menyatakan bahwa kesimpulannya belum
melakukan proses bernalar pada tahap
benar atau dengan kata lain belum
menyimpulkan
mendapatkan
jawaban
kebenarannya.
Pada
yang
terbukti
kegiatan
bahwa
antar
SM
premis,
melakukan
SM
dapat
b. Tahap Menyusun Hipotesis
ini
SM merencanakan rencana awal dengan
menunjukkan bahwa SL tidak melakukan
menentukan rumus yang sesuai dengan
proses bernalar pada tahap menyimpulkan
soal sehingga dapat dilanjutkan hingga
Subjek dengan Kemampuan
menemukan pembuktiannya. Pada kegiatan
Sedang (SM)
ini menunjukkan bahwa SM melakukan
a. Tahap Memahami Masalah SM memahami masalah dengan dapar
proses bernalar pada tahap menganalisis hubungan antar premis, SM menyatakan
menentukan bagian yang akan dikerjakan
tidak
karena melalui kebiasaannya mengerjakan
menyelesaikan soal tersebut. Pada kegiatan
bentuk soal pembuktian disekolah. Pada
ini
kegiatan ini menunjukkan bahwa SM
melakukan proses bernalar pada tahap
Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
ada
rencana
menunjukkan
bahwa
lain
SM
untuk
tidak
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menganalisis hubungan antar premis, SM
menganalisis hubungan antar premis, SM
meyatakan bahwa premis yang digunakan
menyatakan bahwa rumus yang dipakai
sudah sesuai dengan rumus yang dia
sudah sesuai dengan cara yang digunakan.
gunakan hingga proses-proses pengerjaaan
Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa SM
dan jawabannya terbukti. Pada kegiatan ini
melakukan proses bernalar pada tahap
menunjukkan
menyimpulkan
bahwa
SM
melakukan
proses bernalar pada tahap menyimpulkan, SM menyatakan mungkin ada rumus lain
d. Tahap Memeriksa Kembali SM
menyatakan
bahwa
langkah
untuk menyelesaikan soal tersebut namun
pengerjaannya sudah lengkap dan sesuai
dia
sehingga
tidak
tahu
Pada
kegiatan
ini
dia
menunjukkan bahwa SM tidak melakukan
kebenarannya.
proses bernalar pada tahap menyimpulkan
menunjukkan
c. Tahap Membuat Konklusi
dapat
membuktikan
Pada bahwa
kegiatan SM
ini
melakukan
proses bernalar pada tahap menganalisis
SM menjelaskan proses pengerjaannya
hubungan antar premis, SM menyatakan
dari awal hingga khir dan menjelaskan
kesimpulannya sudah benar dan apa yang
keraguan
yang
pengerjaannya mengetahui
dialami
pada
proses
disampaikannya
namun
dia
segera
kegiatan ini menunjukkan bahwa SM
dapat
melakukan proses bernalar pada tahap
kesalahannya
dan
melajutkan kembali sehingga jawaban
sudah
benar.
menyimpulkan
yang diperolehnya terbukti. Pada kegiatan
Subjek dengan Kemampuan
ini menunjukkan bahwa SM melakukan
Tinggi (SH)
proses bernalar pada tahap menganalisis hubungan
antar
premis,
a. Tahap Memahami Masalah
tidak
SH memahami masalah dengan melihat
mengalami kesulitan pada bagian tertentu
bentuk soalnya terlebih dahulu kemudian
pada saat mengerjakan. Pada kegiatan ini
menentukan rumus yang sesuai dengan
menunjukkan
bentuk
bahwa
SM
SM
Pada
melakukan
soal.
Pada
kegiatan
ini
proses bernalar pada tahap menganalisis
menunjukkan bahwa SH melakukan proses
hubungan antar premis, SM menyatakan
bernalar
mungkin ada alternatif jawaban lain namun
premis, SH memisalkan bagian yang akan
ketika peneliti memberikan kesempatan
dibuktikan dengan menbaca soal dan
untuk mengerajan, SM kesulitan. Pada
menyesuaikan soalnya. Pada kegiatan ini
kegiatan ini menunjukkan bahwa SM tidak
menunjukkan bahwa SH melakukan proses
melakukan proses bernalar pada tahap
bernalar
Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
pada
pada
tahap
tahap
mengumpulkan
menganalisis
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
hubungan antar premis, SH menentukan
SH menjelaskan cara pengerjaannya
bagian yang diketahi dan ditanyakan
hingga mendapatkan hasil yang terbukti
melaui soal sudah jelas. Pada kegiatan ini
kebenerannya.
menunjukkan bahwa SH melakukan proses
menunjukkan bahwa SH melakukan proses
bernalar
bernalar
pada
tahap
menganalisis
Pada
pada
tahap
ini
menganalisis
hubungan antar premis, SH menyebutkan
hubungan
yang diketahui dan ditanyakan dengan
mengalami
tepat. Pada kegiatan ini menunjukkan
mengerjakan proses pengerjaan tersebut.
bahwa SH melakukan proses bernalar pada
Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa SH
tahap menyimpulkan
melakukan proses bernalar pada tahap
b. Tahap Menyusun Hipotesis SH menjelaskan rencana awal dengan
antar
kegiatan
premis,
kesulitan
SH
pada
saat
tidak dia
menganalisis hubungan antar premis, SH menyatakan
mungkin
ada
alternatif
menentukan rumus yang sesuai dengan
jawaban lain dan peneliti memberikan
soal supaya dapat duraikan dan dikerjakan.
waktu kembali untuk mencoba dan dia
Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa SH
dapat mengerjakan dengan jawaban yang
melakukan proses bernalar pada tahap
terbukti kebenarannya. Pada kegiatan ini
menganalisis hubungan antar premis, SH
menunjukkan bahwa SH melakukan proses
tidak mempunyai rencana lain untuk
bernalar
mengerjakan soal pembuktian tersebut.
hubungan antar premis, SH menyatakan
Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa SH
bahwa rumus yang dipakai sudah sesuai
tidak melakukan proses bernalar pada
dengan cara yang digunakan. Begitupula
tahap menganalisis hubungan antar premis,
dengan carea yang kedua juga terbukti
SH menyusun premis sesuai dengan antara
kebenarannya.
yang satu dengan yang lain dan sesuai
menunjukkan bahwa SH melakukan proses
dengan perencanaan awal atau rumus yang
bernalar pada tahap menyimpulkan
digunakan. Pada kegiatan ini menunjukkan
pada
tahap
Pada
menganalisis
kegiatan
ini
d. Tahap Memeriksa Kembali
bahwa SH melakukan proses bernalar pada
SH menyatakan bahwa premis yang
tahap menyimpulkan, SH menyatakan
digunakan sudah lengkap. Pada kegiatan
tidak ada rumus lain untuk menyelasaikan
ini menunjukkan bahwa SH melakukan
pembuktian tersebut. Pada kegiatan ini
proses bernalar pada tahap menganalisis
menunjukkan bahwa SH tidak melakukan
hubungan antar premis, SH menyatakan
proses bernalar pada tahap menyimpulkan
bahwa
c. Tahap Membuat Konklusi Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
kesimpulan
dari
hasil
pengerjaannya sudah benar karena hasil simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pembuktiannya
sudah
terbukti.
Pada
Pada tahap memahami masalah, SM
kegiatan ini menunjukkan bahwa SH
melakukan proses bernalar dimulai dari
melakukan proses bernalar pada tahap
mengumpulkan
menyimpulkan.
menganalisa
premis, hubungan
kemudian premis
yang
didapatkan, dan menyimpulkan bahwa SM IV.
benar-benar memahami masalah tersebut
PENUTUP
Pada tahap menyusun hipotesis, SM
1. Simpulan Berdasarkan
hasil
analisis
data
disimpulkan bahwa :
kurang maksimal dalam menggunakan kemampuan bernalarnya karena tidak ada
Subjek dengan Kemampuan
pemikiran
Matematika Rendah (SL)
menyelesaikan soal tersebut.
Pada tahap memahami masalah SL kurang
menggunakan
bernalarnya
SM
untuk
Pada tahap membuat konklusi, SM pada tahap ini menunjukkan bahwa SM tidak menggunakan
dan
sehingga pada saat menganalisis masalah
ditanyakan tidak menyebutkan dengan
tersebut hanya memikirkan satu cara saja
tepat.
yang dikerjakan dari awal hingga akhir
yang
pada
dari
saat
menyebutkan
sehingga
kemampuan
lain
diketahui
Pada tahap menyusun hipotesis, SL tidak melakukan proses bernalar karena
kemampuan
bernalarnya
mendapatkan hasil pembuktiannya Pada tahap memeriksa kembali, SM
hanya memiliki satu rencana pengerjaan
melalakukan proses bernalar
sehingga
saja atau dengan kata lain SL kurang
jawaban yang diperoleh terbukti.
mampu dalam menganalisis hubungan
Subjek dengan Kemampuan
antar premis.
Matematika Tinggi (SH)
Pada tahap membuat konklusi, SL tidak melakukan proses bernalar sehingga hanya terfokus pada pengerjaan dengan satu rencan dan satu cara saja. Pada tahap memeriksa kembali, SL
Pada tahap memahami masalah, SH melakukan proses bernalar. Pada tahap menyusun hipotesis, SH tidak
menggunakan
bernalarnya
sehingga
kemampuan pada
saat
tidak melakukan proses bernalar dalam
menganalisis hubungan antar premis hanya
menganalis hubungan antar premis dan
mendapatkan satu rencana pengerjaan saja.
menyimpulkannya. Subjek dengan Kemampuan
Pada tahap membuat konklusi, SH melakukan proses bernalar pada saat
Matematika Sedang (SM) Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
membuktikan dengan cara yang kedua dan
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003.
hasilnya pun sama.
Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Pada tahap memeriksa kembali, SH
Jakarta: Rineka Cipta
menunjukkan bahwa SH melakukan proses bernalar sehingga pengerjaan pertama dan
Shadiq,
Fadjar.
kedua sama terbukti.
Matematika.
2009.
Makalah
Kemahiran disampaikan
pada Diklat Instruktur Pengembang
2. Saran a. Bagi Guru
Matematika
SMA
Jenjang
Hasil penelitian dapat digunakan untuk
Yogyakarta:
guru
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
disekolah
strategi
dalam
menentukan
pembelajaran
khususnya
matematika.
Tenaga
Pengembangan
b. Bagi Siswa Siswa
dan
Depdiknas
Lanjut.
Direktorat
Kependidikan dan
Pusat
Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
terus
berlatih
dalam
Matematika Yogyakarta.
menyelesaikan bentuk soal pembuktian sehingga dapat menggali kemampuan
Suherman, Erman. dkk. 2003. Strategi
bernalar siswa yang nantinya tidak
Pembelajaran Matematika
hanya dipakai pada saat mengerjakan
Kontemporer. Bandung: Jurusan
soal matematika.
Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Asy-Syalhub, Fuad Bin Abdul Aziz.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
2008. Begini Seharusnya menjadi Guru
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Panduan
Bandung: Alfabeta
Lengkap
Metodologi
Pengajaran Cara Rosulullah SAW. Jakarta: Darul Haq
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,
Lexy J., Maleong. 2001. Metodologi
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Alfabeta
Remaja Rosdakarya Nickerson, R.S.1986. Reflection on Reasoning. Hillsdale, NJ: Eribaum
Indra Setyorini | 12.1.01.05.0072 FKIP – Pendidikan Matematika
simki.unpkediri.ac.id || 11||