PENGEMBANGAN EKOWSATA DENGAN TOCO TOURDALAM UPAYA MENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI BLORAT Kristiani2
Abstract
pwposes of this ,rlO, are to reveal the natural potential to be developed as a natural tourist attraction, tours loco condition, condition offacilities, accessibility oTnaurat tourist attractions, tourist activities undertaken visiting tourists, business activitiei in the fietd of nature tourism that can improve the communilty ,"ono*y , and Department policy strategies in developing Perhutani loco tour as an effo* to increase tourism and conservatiin of natural teakforests in Blora. This research was based on the development and nature ekploratifwith data collection techniques with questionnaires_, in-depth intirviews, participant observation, and analysis of fueuments/archives. The ualidity of ttata the used pZerdebriefing triangulation of dita and itformants review the analysis t-echniques with interactive models. Conclusions The study showed that the potential of existing natural potential imum but not enough developed, condition locoiour, physicatlyTeastruyor use as tourist rtation management but it is not managed properly, the condition and accessibility of facilities have comprehensive facilrtiis oia i""y offasitities are not well cared for destroyed, tourists visiting iust to see and enjoy i"tii" tourism, local arts and local s, as well as the lyk of cooperation betwein loco tour manager in this case KpH i Department Cepu with District Government, Departrn"nt o/Tourism, private, and -The
rcS
I
: Economics, Loco Tour, Ecotourism
Penelitian m Studi Pendidikan Ekonorn.i FKlp UNS
Ilmiah Ilmu Pengetahuan
Sosial
49
' '
*
sebagainya, hingga sarana wisata seperti hotel, restoran, atau lapangn golf. Dampakdampak tersebut dapat bersifat langsung, atau tidak dapat terdeteksi saat sekarang. Dampak lokal ekowisata akan terjadi $qfa jumlah pengunjung dan aktifitasnya telah'melebihi daya dukung lingkangan atau wilayah akibat menerima suatu perubahan
''' yang signifikan.
Perubahan-perubahan potensial misalnya erosi, longsor, hilangnya spesies, kekeringan, atau polusi. Dampak global ekowisata mempengaruhi secara signifikan kehidupan. Dampak tersebut diantaranya Itiodivedty, menipisnya lapisan ozon dan perubahan iklim global. Sebaliknya dampak brsebut juga akan mempengaruhi sektor pariwisata.
":lr tersebut berupa ancaman
s
r
Sasaran Ekowisata Ekowisata pada dasamya merupakan
bentuk kegiatan pariwisata yang
I
I
I
I
I L
a
l, u F rs
n la TS
Fh
rE
ts
F 1". p Ek-
mmanfaatkan kekayaan alam yang ;frensial untuk dikembangkan. Tujuan pgembangan pariwisata adalah hningkatkan, mengembangkan dan Festarikan obyek wisata yang berdaya dan berhasil guna (Dinas Priwisata 1 ee3). Dalam upaya meningkatkan income dan pemerintah setempat, perlu menggarap secara seperti h-sungguh potensi gua, terjun, yang disesuaikan tuntutan Pemberdayaan yang dimaksud usaha-usaha pengembangan yang menggarap alam tersebut dalam pariwisata, dengan tujuan mutu sarana, produk, dan mutu pelayanan. Karena, pariwisata merupakan semua yang berhubungan segala fasilitasi yang diperlukan seperti: akomodasi, i, pelayanan-pelayanan dan fasilitas-
air
alam
fasilitas lainnya yang diperlukan wisatawan.
Pengembangan wisata alam mutlak
diperlukan adanya perangkat keras (struktur), dan perangkat lunaknya (penampilan) dengan dukungan infrastuktur (hotel, restoran, transportasi dan mutu pelayanan seperti misalnya ketrampilan bekerja guide, staf hotel dan sebagainya). Scouten (1992), mengemukakan perlunya arah pengembangan pariwisata yang sasarannya mencakup tiga bagian, yaitu (1) kualitas pengalaman (2) kualitas kualitas kehidupan. sumber, dan Keterkaitan ini mencerminkan filosofi yang mengembangkan mendasar pariwisata. Pengembangan aspek kualitas tidak akan ada, jika tidak disertai pemeliharaan dan pengembangan kualitas sumber serta kualitas kehiduPan. Kualitas sumber dalam hal ini sangat tergantung pada cara bagimana suatu industri pariwisata difungsikan. Oleh karena itu, perlu merawat warisan sebagai bagian kepentingan aktivitas manusia pariwisata, baik yang berupa artefak maupan keindahan alam sebagai tempat wisata. Untuk memperoleh kebutuhan infrastruktur, dalam memelihara unsur ekowisata diperlukan pemaduan yang kuat dari berbagai aspek. Karena itu warisan tidak hanya cukup dilihat sebagai nilai itu sendiri, tetapi sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas kehidupan. Dengan demikian untuk mencapai kualitas kehidupan, sarana yang dikembangkan hendaknya melalui pengembangan pariwisata alam. Itulah sebabnya dalam pemberdayaan ekowisata penduduk lokal dapat memPeroleh keuntungan secara pengembangan misalnya sebagai pekerja atau pengusaha warung, pelaku atraksi kesenian, maupun memasarkan hasil kerajinan. Bagaimanapun aspek ekonomi ini adalah sangat penting dalam ekowisata. Secara skematis dapat dilihat pada bagan segitiga pokok sasaran, dalam ekowisata:
(3) dalam
bagi
ini,
F. Fpa ian. ilah i nan idan Ilmiah Ilmu Pengetahuan
Sosial
para
55
PENDAHULUAN
sebesar 200 milyar dollar setiap tahunnya
Selama beberapa tahun terakhir bangsa lndonesia menghadapi masalah nasional yang cukup besar antara lain
chief purpose for intemasional leisute travel in the ftst paft af the 21 st century: ( Ayala,
musibah stunami, tanah longsor dan banjir yang melanda di berbagai daerah. Salah satu penyebab musibah tersebut adalah kerusakan lingkungan hidup yang semakin parah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pentingnya
menjaga kelestarian fungsi
lingkungan pihak-pihak belum terkait hidup, disamping masalah secara optimal untuk mengatasi tersebut.
Kerusakan lingkunan hiduP Yang semakin parah tersebut perlu segera mendapat penanganan
yang
intensif dari
berbagai pihak secara terpadu.
(Linberg & Hawkins, 1998), bahkan disebutkan bahwa "ecotourism will be a 1996).
Sektor pariwisata meruPakan salah satu industri yang rnenjadi andalan untuk meningkatkan pemerolehan devisa non-
migas. Pariwisata lndonesia
telah
mengalami perkernbangan yang cukup berarti semenjak tiga dasa warsa terakhir. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari
tahun ke tahun. MeskiPun semPat
mengalami penurunan semenjak terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997, jumlah kunjungan mulai menunjukkan kenaikan pada tahun 1999. Bahkan pada tahun 2005 wisatawan yang berkunjung ke lndonesia ditargetkan mencapai 1 1.000.000 orang. (Kompas, 2002). APabila perkembangan jumlah wisatawan yang ke lndonesia semakin meningkat telah memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar kepada masyarakat pelaku wisata. lndonesia memiliki ribuan titik wilayah potensial yang dapat dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Salah satu titik potensialtersebut adalah kawasan hutan jati Kabupaten Blora. KabuPaten Blora
Secara internasional masyarakat sudah memberikan perhatian yang cukup besar pada upaya pelestarian lingkungan hidup melalui berbagai program green product and serylces recycling, iso, dan, energy savings Raka Dalem, 2002). Pembangunan pariwisata, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan /nass toism, selama ini dianggap telah mengakselerasi kerusakan lingkungan hidup oleh karena itu pola pengembangan dan pengelolaan pariwisata harus segera ditinjau kembdi agar dapat merupakan salah satu KabuPaten di menunjang upaya pelestarian lingkungan Propinsi Jawa Tengah yang terletak di dapat hidup, wisata alam diharapkan wilayah ujung timur propinsi tersebut, memadukan touism dan conese ruation. berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur' menanggulangi Meskipun kondisi tanahnya tandus dan kerusakan lingkungan yang lebih parah kurang produktif untuk usaha pertanian, diperlukam langkah nyata dan segera, salah pengembangan ini memiliki sumber daya alam yang wilayah satunya melalui sektor wisata alam yang lebih dikenal dengan melimpah berupa hutan dan minyak bumi. Sejak tahun 1998 sampai sekitar tahun 2000 ekowisata. Tahun 2002 telah dicanangkan aksi penjarahan hutan jati di Jawa T€ngah oleh Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai tahun ekowisata lnternasional (The meningkat tajam yang mengakibatkan kondisi hutan jati tesebut baik dari segi Ecotouism Year). lni menunjukkan adanya frekuensinya maupun tingkat kerugian kesadaran bahwa upaya menyelamatkan terbesar terjadi di kawasan hutan jati lingkungan hidup melalui ekowisata adalah Pada tahun 1998 Kabupaten penting karena dua unsur tersebut memiliki jati dijarah, yang pohon sebanyak 888.000 hubungan simbiotik. Di satu sisi lingkungan mengakibatkan kerugian sebesar Rp. hidup merupakan aset paling utama dalam 18,746 milya(Kompas, 2000). Pada tahun lain pambangunan ekowisata, jumlah pohon jati yang dijarah 1999 melestarikan dapat membantu ekowisata sebanyak 1,85 juta dengan nilai meningkat fungsi lingkungan hidup 276,5 RP sebesar kerugian Sektor wisata alam diperkirakan akan paeriode para Januari mityar,sementara meningkat sebesar 25o/o p$ tahun dan telah sampai Oktober, terdapat 1,215 juta pohon menghasilkan pemasukan secara global 50 Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial
(
Upaya untuk
Blora.
di sisi
p[ dijarah dengan nilai kerugian mencapai
I n
a
* l,
h
Ir-
rh
Ip ir. bn hri pat rya
97,
ral lda ,k€ poo
trila ke dah
kup ly"n
4d ,
titik
n
ldi
Blora
rdi
rdi tbut,
-rmur.
dan
rfan, yan$ bumi-
I
Z)OO
srEdl
Iffat i s€{i ru*n 'fr 1998
L yalg
rRe
r tdtrn
tl
oleh
hukum, sisi lingkungan, sisi agama, dan sisi
yang lainnya. Kondisi tingkat ekonomi penduduk Blora adalah tergolong miskin.
Hal ini terlihat pada tahun 2000, dari 207.270 keluarga di Blora, keluarga yang termasuk prasejahtera sebanyak
57,6o/oi
keluarga yang termasuk sejahtera
1
sebanyak 23,5o/o; keluarga yang termasuk sejahtena ll sebanyak 11,5o/o, dan keluarga yang termasuk sejahtera lll hanya 7,4o/o.( Blora dalam angka 20A4. Sedangkan dilihat dail sumber daya manusia masyarakat Blora tergolong masih rendah. Pada tahun 2000, darijumlah penduduk usia 5 tahun ke atas sebanyak 667.283 jiwa, penduduk yang tamat PT dan akademi hanya 1,2o/oi tamat SLTA dan sederajat sebanyakT,g o/o; tamat SLTP dan sederajat sebanyak 10.3o/o; tamat SD dan sederajad sebanyak 35,6%; serta penduduk yang tidak tamat SD, belum dan tidak sekolah sebanyak 45,0o/o. Sejak kawasan hutan yang terbentang luas dijadikan tempat wisata, Blora langsung merengkuh dua keuntungan, 1). berupa retribusi yang meningkatkan Pendapatan
i
Asli Daerah, dan 2). pengakuan dari
masyarakat luar daerah, bahwa ternyata tidak seburuk yang dikatakan orang. (Suara Karya, 2OA7).
Mulai tahun anggaran 2003-2A04 Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Randublatung, Blora membangun wisata hutan, di petak 109 RPH Jatikusumo BKPH Kedung jambu. lni dibangun agar
terbentuk kawasan hutan
i
sebagai
konservasi plasma nutfah yang mampu
ciri khas kabupaten Blora. Keutamaan lain model yang akan dikembangkan ialah akan memberikan menjadi
r
pembelajaran kepada masyarakat terhadap pelestarian sumber daya (hutan), dengan menggunakan loco tour sebagai upaya menanamkan kesadaran konservasi sumber daya alam terhadap generasi muda sejak dini (Kompas, 2003). Keprihatinan kerusakan lingkungan, menurunnya kesejahteraan penduduk lokal pada satu sisi, dan kemajuan pembangunan yang bertumpu pada aspek ekonomi semata,l,.. paradigma
6
Ikniah Ilmu Pengetahuan Sosial
jati
masyarakat, ditinjau dari segi ekonomi masyarakat penjarah, sebetulnya tidaklah signifikan dengan"risikonya baik dari sisi
2000). lfrrtan jati di,wilayah Kesatuan Pemangkuan tftrtan RandublatUng, Bloia, .Jawa Tengah, ttggal'60 persen dari total luas areal 32.1 rDu hektare. Kasus ittegal logging menjadi penyebab utama kerusakan hutan diwilayah Sementara 40 persen atau sekitar' 12 hktare sisanya berupa hutan lindunE ratalila usia 50.tahun, hutan produksi sekitar 10 *10 tahun. Daerah yang masih rawan terjadi ;:ncurian kayu jati yaitu daerah Karang finyrar, Puntuk, Randublatung, dan Balong, Trembes (Tempo,2006). Sedangkan kerugian akibat keamanan hutan meningkat Sebanyak 2,4 juta pohon jati dijarah, mengakibatkan sebesar Rp 37,360 (Kompas 2000). Luas hutan KPH ng 32.464,1 ha, terdiri dari hutan seluas 31.261,2 ha dan hutan seluas 1.202,9 ha. Dari luas produksi tersebut, yang ditanami 179 ha dan sisanya 9.0BZ,Z ha hutan nonproduktif termasuk di tanah kosong akibat penjarahan (Kompas. 2000). Aksi penjarahan diikuti oleh aksi-aksi yang tidak seperti pembakaran fasilitas Perum pengrusaan, serta penyanderaan Perum Perhutani oleh para penjarah lRasyarakat pengikutnya. I " Aksi penjarahan hutan jati yang tahun 1998-2000, diduga oleh beberapa variable yang terkait seperti persepsi masyarakat hutan bahwa hutan milik rakyat, masyarakdt terhadap pemerintahan baru, pengaruh kerusuhan Mei 1g98 media masa, sebab provokasi pihak lsisis moneter pertengahan 1g97, aparat pemerintah Perum TNI dan Polri ( Solopos, 2000). demikian setelah dilaksanakan Hutan Bersama Masyarakat penjarahan semakin lama semakin Di wilayah hutan, kecamatan Jati kehilangan pohon akibat pencurian 2001 mencapai 556 batang, tahun 2OOZ pencurian kayu sebanyak 279 batang dan April furun hanya batang.setelah PHBM ( Kompas,2003).
ii.
ft
r
Hasil penjarahan kayu
Rp 256,2 milyar lebih (Solopos,
51
;.,;,:.,1
pglalli[an
pembangunan yang eecara komprehensif
memahami prinsip-prineip
ekswisata.
Karena apabila kondisi tersebut dibiarkan akan terjadi degradasi lingkungan hutan jati yang semakin parah. Untuk itu diperlukan solusiyang tepat agar kerusakan lingkungan yang lebih buruk tidak tejadi. pEnelitian ini
dimaksudkan
untuk
membantu
menyelamatkan lingkungan hutan jati di Kabupaten Blora melalui ekowisata dengan
loco tour yang
diharapkan mampu
meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Berdasarkan pada uraian diatas sudah saatnya wisata alam di kawasan hutan jati Blora dikembangkqn supaya dapat menarik wisatawan sebanyakhnnyaknya sekaligus memimgkatkan ekonomi masyatakat. Pengembangan pariwisata alam itu dapal dilakukan di anteranya dengan pengembangan model pnlestarian lingkungan hutan melalui ekowisata dengan loco tour
Pariwisata dl Kawasan Hutgn Dengan Loeo Tqur Juandi, dkk, 2005. Hutan mofupakan salah satu Eumber alam yang menjadi
modal daear
pembangunan
yang
peruntukannya bagi keqejahteraan rakyat. Sedangkan Cosmas, dkk. Hutan mErupakan salah satu dari beberapa sumber devisa negara dari hasilnya berupq kayu maupun non kayu. Hutan Jati terdiri atas hutan-hutan yang dikelola sleh negara, dan hutnn-hutan yang dikelola oleh rakyat. Hutan jstl rakyat
adalqh $qlsh satu bentuk hutan yang umumnyq dlbangun di atas tanah filllk dan
dikelola dalem hentuk wanatani. Sedangkan hutan kawasan hutan negara, pengelolaan dllakukan Perum Perhutani. Akan tetapi dengan dibangunnya berbagai tamEn nasional, gebagign hutan jati yeng menjadi satu kesatuan dongan wilayah taman nasional, pengelolaannya diserahkan kepada pihak tamEn nasional dan dijadikan sobagai hutan $uska alem. Douglas ( dslam Roro $ggiartl, e001) . Hutan adalah " .........a collagtion of trees and associatad vogetatian that crpffes ,/s
jati
own climata or
oleh
environment.
SPace,
Hal ini menunjukkan bahwa hutan multi fungsi sesuai dengan kebutuhan manusia. fungsi hutan beragam tersebut dapat eksploitasi hutan. Lebih lanjut akhir-akhir ini kebutuhan manusia rekreasi di luar rumah semakin dan bahwa hutan dapat berfungsi alam bebas lokasi rekreasi menawarkan berbagai kegiatan kepada wisatawan. Bahkan sebagai "Outdoor recreation has majorfactor in modem living" Pariwisata di kawasan merupakan rekreasi yang unik karena tarik utamanya rnerupakan lingkungan yang rentan terhadap perubahan kerusakan, faktor-faktor fisik termasuk climate, tapography, soil, sefta genenl environment kualitas wisata yang dikawasan hutan. Agar lingkungan dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan, pengelola hutan tersebut harus disesuaikan karaktristik hutan dan prinsiP dan pembangunan yang lingkungan. Mengeksplorasi potensi alam budaya di kawasan hutan jati di Pulau untuk dikembangkan sebagai daYa wisata minat khusus. Potensi alam hutan jati dengan berbagai flora dan serta potensi seni budaya yang dalamnya merupakan daya tarik yang (Marcelinus Molo, dalam Rara 2001). Salah satu sarana bagi untuk dapat melihat wisata alam Blora antara Iain dengan kereta unik dan antic yaitu Loco tour merupakan paket perjalanan wisata di jati KPH Cepu dengan rangkaian yang ditarik lokomotif tua Maschinenbaun, Jerman, tahun Obyek utama perjalanan ini adalah hutan grandis yang dikelola memperhatikan azas mengunakan loco tour Yang khusus untuk para wisatawan. melintasi hutan jati di wilayah BKPH melewati Pasar Sore, Blungun, Cabak, dan Ngebur.
solitude, inspiration, habitat for wildh, and above all an appoftunity for a ppfison fo practlce a slighf degree of self'reliancs can be found in th6 htpsfs for thoaa who saek it. 52 Majalph Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sorial
di
k la Pq
pr
n, ap
iat
F
ng asi
an
)a tan eya
bm dan
Untuk menuju loco tour, para wisataan dapat dengan kendaraan roda empat atau bus melalui jalur Surakarta-Cepu (122 km), Surakarta-Purwodadi-Blora-Cepu (162 kmi, Semarang-Punrvodadi-Blora-Cepu (162 km), Semarang-Cepu (182 km), dan SurabayaBojonegoro-Cepu (149km). Khuius perjalanan yang ditempuh dari Surakarta, jauh namun lebih menguntungkan bagi wisatawan. Sebab wisatawan dapat singgah
terlebih dulu
di Museum di
Kabupaten
Sragen, atau menyaksikan keajaiban alam Grobogan, Bledug Kuwu yang merupakan daerah penghasil garam dimana bahan baku air asinnya bersumber dari kawah yang ada didalam tanah.
Sejumlah obyek wisata yang bisa
ntu
disaksikan dalam perjalanan dengan /oco
)ter, ruhi ,kan utan
Batokan, Bergojo, kegiatan pengelolaan Hutan Jati berprinsip pelestarian hutan
Fgan
hgan ngan plaan
hsan
;
dan
;Jaura
i tark
prupa jf;auna
Hdi
I unik pgiart, I
ila\ilan i hutan
bur, juga ada tempat wisata
tebang, angkutan), serta Gubug payung. Bergojo semacam tempat penampungan air terletak di tengah hutan. Di sini, rotif sejenak mengisi air, sedangkan wistawan dapat menyaksikari keelokan Blora yang terkenal dengan pencuri itu. Sekitar dua kilomter dari Traksi, peserta ditunjukkan Tempat Kayu (TPK) Batokeirr, seluas 12 hektar, berdaya tampung 40.000 m3 bersebelahn dengan pengolahan
Jati Cepu. Setelah itu
F
Fia
wisatawan
ke Gubug Payung yang merupakan peristirahatan, yang terletak pada 1.092a BKPH Pasar Sore, wisatawan melihat pohon-pohon jati tua yang
yang dipotong, berjumlah
08 lingkaran, selanjutnya wisatawan melanjutkan perjalanan dengan saradan, dan kayu jati secara langsung. lGrya. 2007). 1
hutan
n Ekowisata Berdasarkan Konservasi, Partisipasi
suatu yang saling Sosial
Ilmu Pengetahuan
pengembangkan akan mampu meningkatkan ekonomi daerah melatui partisipasi masyarakat yang memungkinkan masyarakat terlibat secara langsung dalam pengelolaan tempat pariwisata yang pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Ekowisata juga diyakini beberapa pihak memiliki kemampuan untuk membangun periwisata yang ramah lingkungan berkelanjutan, jika dikembangkan dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip yang dikandungnya yaitu, (1).ekowisata sangat tergantung pada kualitas sumber daya alam, peninggatan sejarah dan budaya; (Z). Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya; (3). Ekowisata memprioritaskan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prinsip dalam mencapai keberlanjutan. Oleh karena itu dalam konteks ekowisata maka sumber daya alam jangan dipandang hanya sebagai sumber daya, akan tetapi sumber daya alam harus dipandang sebagai sehingga bagaimana mengelola sumber daya alam ini menjadi aset yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pendekatan yang harus digunakan para pengembangan ekowisata harus bersifat simbiotik, dimana para pelaku wisata berinteraksi aktif dan positif dengan kawasan yang dikelolanya dan bukan bersifat parasitis. Untuk itu perlu upaya, melibatkan kepedulian banyak pihak, untuk menekan laju kerusakan alam. Dalam upaya mencapai tujuan maka penerapan ekowisata sebaiknya mencerminkan 3 (tiga) prinsip utama yaitu, Prinsip Konservasi; (Z)_ prinsip prinsip Partisipasi Masyarakat; Ekonomi; selain tiga prinsip diatas, dua prinsip penunjang juga perlu diperhatikan
akif
(tl
Edukasi, dan Wisata pembangan ekowisata apabila dengan pertumbuhan ekonomi, iah
Sehingga dengan
pariwisata diharapkan
aset,
lebih 100 tahun dengan lingkaran tahun pada
yang
adalah sebuah investasi yang memiliki multiplier effect pada sektor yang lain.
dan
(penanamam, pemeliharaan,
Hkat
r
Bentolo.
mempengaruhi, pengembangan pariwisata secara tidak langsung ikut mengatrol ekonomi bagi suatu daerah. Tetapi lietika memaksimalkan pailwisata hanya untuk mengejar Pendapatan Asli Daerah (pAD) merupakan suatu kesalahan. pariwisata
53
(3).
Prinsip
EtlilH: nffin"'ffiffi;
mita' ol {,ii:.1,,'l,l#:H'S"-:t:[Ti,gf1l uirangliala fenyligngnya'sehingga konsep datam sesuai penting Hat ini [eseianteraan' penduduk konservasi, partisipasiyaitu ry"=v3'"["i ie-fitar wilay-ah seperti '"n"irr"'t -femilik menjaga yang m3ndiami dr Edukasi i,n\nlG"t"
I
Ekonomi,
!-"Igll"p*' antara p"rn"n,lnln perriangu.'mata, peniual makanan p".i,1;1 sumber;;; "ldera kebutuhan untuk merindungi jasa lainnya' ,--kepedulian' rvlJtnirki -romitrun buoaya dan alam satu bentuk pengelolaan I i"r|,"ili jawab i"n i;dn tanggung vaitu terencana' intensif v-lig::tp;du J;li'd4d' qqt pelestarian tingru;;;
keseimbangan
Iilg TIIr:' program Hutan. _Kt metalui *:*;-"[*if'fr?;E:[*1 ,i,onii ffi;;sd;s ."nJil n'n'Jun'l -Ifl,.,"0H'#,ffiX 0"'ofil"s,H;,i perbaikan kondisi berkeranjut"n, lllgl, i;r;i;if. rl'nJo,p li:ffi'ill '"'t' Hff55:,L dan tradisi sosiar budaya .1""wJilffii [*E*fl1g,"', masvarakat' ikesejah*-raan) ?fLr*if,"il"'^"*3, ::i:*ri:o?:0,fi?:n''itio,oiffi'"-'riuirn pemerintah daerah terrrPqr rrersrr makna t"ff;l memahami maKna asar memahaml *i:: f:*,?,',51":iil1H'[il wisatawan agar
sesr' kaidah-kaidah usaha meraksanakan melaksanaran Kalsarr-nal..rarr
iawab dan
tilig* ffii ekc
suatu kep dan masyarakat sekitar serta mengetahui bii etika berkunjuns dan kebutuhan d:1*Ai"l*?Tiliifl?:,t[ii;t? oeia's:rama ianqka waktu tertentu
?ili[
i.Xi"lr:"'H!,;A il5flr:,"J$:i.:f embaryT pens r peraKsa dampak i:T:[ sete m pat as T" mensenai ["# :itll"lff Jrn ,niri'is il "fi-E: ::F#ril",ifl31,*li'?"'##i[ffi i,m"LTilffi"offi,lnEl3',I Kesejahteraan "''f,Liorri, [}h: *""':';;;;fii meningkatkan upaya "":r^:Iffi v?ng bertujuan mensemo p:xJ:tf$"T"" meningl' [["fitr. .'ft'i"n se(aligus kesejahl partisipasi *r=Vrffi-"i konservasi, 9'n Ekonomi, roriils- dan wiliG' pemueraayaan masyarakatsetempat' "'--'o.n,niau
:lyi*i'f:
a
.'J;t; tJiiJ
dimaksudkan untrli"ilLngr'inaari trade_offssenagaimanr'Giin u"nvrx di berbasai daerah tujuqn wlsata'lhg
dari aspek sosial bukan
mens ::::'j..::tlf,5it;tfffifl"f*:"5!ft mensorsanisasikan sehinssa ;Hil fl:J:'*?;:.ffit?1.'oariwisata ;;; tn"ni""t dan insentif ekonomi yang "[ol'Irio*i namun
pembangunan
.
.p?t]y':11^ lingkungan [""frrrt"n ri^^r]1,,.^on
lrrarr
baoi b-?g!
masing-masing
i"i",
sektor ekow p;ffi:":lx'"?h""*?"."J'11?l-,'ily,*H:: 3HLr",a"ii-" lokal' Pemeri meliputi , penduduk t"rnlo"p 'masyararat terciptanya or*pJ[""=nu!rtir" nirlaba (LSM
*"il#i ii"1"i.995 aset utama pensembangan g-d'iq ::,i:m::)' Masins-masrns stanel' wilatawen' Tf,l.:HX'"1?rt':r5:l,i ois"* 3t"".!J'H;'*';;';i'"fr.'J,'n",r,
lingkungan alam dan budaya v"ng
bawahi adarah meniasa reseimoailJai
::yHI"l,.1T*'i;,J:ifl"rS"#X iranfaat kepada satu ;#l'ri-;riran ::u?:'*#;L1l'"#Hll3ffi.#"-:,:14il',"i'''l aram dan budava,.vans tfr1'* dan ci "i;i'# ilil' i'i::'itrX'f -ffi':f*df-"i id'"h demikian komprek l[3ffX-XXl,i:T S"["?,?'"i,ffi"?, ranska menserora ringkungSl-::-T: **:xiil"l;f3#*':'*ekowisata mod e m d a n te ri ntes rasi' o, iil,i;"rt ; m n-u nga ;T,ni"i-n rff ?:fi lii,--Sedangkan ,;;;;; ^' -":'L;ponenkualitas pada ^ar.ra upaya menekankan serta sangat penti merupakat daerah Jll?Ii,",,iJ*xi'i|ilnenen;;"s"tp""131, [erekonomian mengembangkan """'[i"irnt"i"rn aktifitas oariwisata dan e untuk ,,.'"ningrJ[Il melibatkan diha;p# H.'.Pllgil tersebut masyarakat. s"rtoi"Lro*isata menghasilkan aktifilai vang dapat
ungkunsan
n
,:*:"
dapat menyumba.;
;;;:"k;t9i',f;;
o*,':'l*f5' manraat mikro dan makro, seperti, rn"ngn;iil; fosititnv,, rahirnva #:flilh [5lX--i?:oJl"$1,;'il Pelaku dan harsa. Manfaat "rono'i"ili"n bedansran dampak nesatirnva ^9fl"][tTI:?i'J
;H:*r''ri:;iffi f:i'::" [:h:lgn
::l?5i"[ffi,"X?jni,0]iTliil:';:iJ;';l;; negara sebagai,;;j;i:
selama
1 pe4bang airport
devisa penerimaan "ititit"i-"ftitit"t i'r"n'.jembatan' atau tenaga kerja, tenaga rerla serl#ili *rr"n ttiriut tlmu fengetahuan Sosial 54
.,ffi;;;;xt'i
1. Quality of life lntegration in society Economic viabili$ Social impact
3. Quality of the resources
2. Quality of the experience Uniquences
lntegratY
Curiousity lmagination
Preservation
Capacity
Bagan Sasaran Kegiatan Ekowiata
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat research and developmenf yang dilakukan secara bertahap dalam waktu tiga tahun. Tahun pertama dilakukan pada tahun ke l, tahap kedua dilakukan pada tahun ke Il, dan tahap terakhir pada tahun ke lll. Penelitian tahap pertama mendasari pada tahap berikutnya atau tahuk kedua, demikian pula temuan tahap kedua merupakan landasan bagi pengembangan tahap selanjutnya atau tahap ke tiga. Dengan demikian rangkaian metode daritahun ke tahun merupakan satu kesatuan yang integral dalam memecahkan
Para informan yang akan diwawancarai meliputi komponen: 1) penjaga wana, 2)
pengelola pariwisata (swasta
dan
pemerintah), 3) wisatawan, serta 4) dinas kehutanan, dan 5) pengamat atau pemerhati pariwisata hutan. lnforman swasta meliputi pimpinan hotel atau public relafion (PR), asosiasi biro perjalanan wisata. lnforman
dari pemerintah dalam hal ini
Dinas
Pariwisata Seni dan Budaya. Sedangkan pemerhati mencakup akademisi lingkungan-
pariwiwsata, wartawan lingkunganpariwiwsata, LSM lingkungan. lnforman pedagang dan jasa, meliputi warung,
ekonomi masyarakat
di
sekitar
wisata.
Penelitian ini dengan
kualitatif, yang menekankan proses pada sekedar hasil. Metode penelitian
pertama
lebih bersifat
Penjelt
(eksploratif) terhadap berbagai
i
yang mampu
mengungkap mengenai keberadaan seni
wayang kulit purwo selama
ini.
mewujudkan tujuan tersebut akan penelusuran ke berbagai sumber data ada dengan langkah terencana. Teknik sampling purposive dan snow ball samPling. purposive digunakan untuk memilih penelilian baik informan, menentukan amatan dan seleksi informasi dilakukan dengan secara purposive. snow batl digunakan untuk informan, tempat dan dokumen tunjukan atau rekomendasl dari informan sebelumnya. Untuk menggali data dari informan dilakukan dengan teknik wawan@na mendalam. direncanakan secara terbuka dan tidak terstruktur tetapi terfokus masalah yang diteliti kepada informan dipilih. Sumber tempat dan peristiwa digunakan sebagai focus observasi beberapa tempat seperti temPat hutan, dan hotel serta kegiatan sekitar tempat pariwisata budaya. lain yang akan dikaji adalah doku ataupun arsip-arsip yang terkait. Langkah pengumpulan data ketiga sumber di atag ialah dengan
penjual souvenir, parkir, tiket masuk dll. lnforman bagian jasa bisa seperti tukang becak, sopir angkut dan guide. Data hasil informasi melalui wawancara digunakan untuk mengetahui persepsi pelaku wisata dan masyarakat dalam kaitannya dengan lingkungan dan konteks pariwisata, serta untuk mengetahui capaian dan keadaan kelestarian lingkunngan dan peningkatan 56 Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial
(Focus Group Dr.scussion) yang melibatkan
sfakeho/ders.
Untuk
mendapatkan keabsahan data, atau agar data yang diperoleh mencerminkan kenyataan sebenarnya, dilakukan uji validitas dengan teknik peerdebriefing, triangulasi sumber
dan review
informan. Peerdebiefing
dilakukan dengan cara diskusi dengan
beberapa ahli (seni pertunjukan, pariwisata, kebudayaan, ahli ekonomi) yang setara pengetahuannya dengan peneliti (penulis), hal dimaksudkan untuk mempertajam dan untuk koreksi maupun untuk memperoleh masukan-masukan. Teknik triangulasi sumber juga dilakukan
tim
ini
I I I
sebagai cara mempertinggi kebenaran data, yakni dengan mengecek data dari beberapa sumber yang berbeda mengenai masalah yang sama. Sedangkan langkah untuk mendapatkan kebenaran informasi setiap informan dilakukan review informan, hingga terakhir wawancara mencerminkan reliabilitas data. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan teknik analisis model interaktif alau model of interacfrVe (Miles dan Huberman, 1984) yang meliputi komponen 1) pengumpulan dala,2) reduksi data, 3) sajian data dan 4) penarikan kesimpulan (verifikasi).
data
hasil
I
I'o* h"n
lOari
Pengumpulan data
hrn hhan lrnasi lrnan
hr"n
pntuk
bkan lv"ng t
faran
feXnif bnple
DAN
lofasi parsip Ieknik lemititr hrt
PEMBAHASAN
Geografis
dan
!
Kependudukan
Blora
Kabupaten Blora secara Geografis salah satu Kabupaten di Jawa lbukotanya adalah Blora, sekitar lsn sebelah timur Semarang. Berada di
r
timur Jawa Tengah, Kabupataen berbatasan langsung dengan provinsi Timur. Kabupaten ini berbatasan Kabupaten Kabupaten Rembang l(Supaten Pati di utara, Kabupatan
Fl
dan Bojonegoro (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Ngawi (Jawa di selatan, serta Kabupaten
rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian selatan juga berupa perbukitan kapur yang pegunungan merupakan bagian Kendeng, yang membentang dari timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur), lbukota Kabupaten Blora sendiri terletak di cekungan Pegunungan Kapur Utara. Separuh dari wilayah Kabupatn Blora
dari
merupakan kawasan hutan, terutama di bagian utara, timur, dan selatan. Dataran
rendah
di
terutama
Blora.
Lusi
ItU1ayah Kabupaten Blora terdiri atas
tengah
umumnya
maupun untuk irigasi) pada musim kemarau, di daerah pegunungan kapur. Sementara pada musim penghujan, rawan banjir longgsor di sejumlah kawasan. Kali
di
sebelah barat. Blok Cepu, penghasil minyak paling utama di Jawa, terdapat di bagian timur
bagian
merupakan areal persawahan. Sebagian besar Wilayah Kabupaten Blora merupakan daerah kritis air (baik untuk air minum
merupakan sungai terbesar di Kabupaten Blora, bermata air di Pegunungan Kapur Utara (Rembang), mengalir ke arah timur yang akhirnya
rendah dan perbukitan dengan t 20 - 280 meter dpl. Bagian utara kawasan perbukitan, bagian dari bergabung dengan Kali Serang. Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial 57
Secara astronomi terletak pada BT
1o.33o dengan ketinggian maksimum t250 m Dpl, dan terendah 30 ml Dpl. Luas wilayah secara keseluruhan *182.058-777 Ha, sebagian besar luas daerah berupa Hutan Jati dengan luas 14o-1 5o-15o-1
1
t79.559.749 Ha. Kondisi iklim menyebabkan pebedaan curah yang nyata antara musim
kemarau dengan curah hujan tahunan
antara 1496 mm sampai 2596
mm.
Kabupaten Blora termasuk zona C3 dan D3 yang dicirikan bulan kering 4 6 bulan, basah 3 - 5 bulan. Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 28,5oC sampai ratarata tahunan sebesar 27.5"C. Kabupaten Jumlah penduduk Blora adalah 8.33.566 jiwa dan pada tingkat kecamatan antara 23.749 jiwa (kecamatan Bogorejo) sampai 87.207 jiwa (kecamatan Blora), kepadatan penduduknya adalah 458
-
(4). Lahan kering untuk tanaman
(kacang tanah),
holtikultura
mangga, dan perkebunan (kelapa) lerng 8 - 't5 persen seluas (15,90o/o); Pertanian lahan kering tanaman (pisang, mangga, dan durianl kdlaOa lereng 15 - 30 persen seluhs'(13. Secara Administrasi Pemerintah Blora dibagi dalam 16 wilayah terdiri Kecamatan dan 295 dideskripsikan pada tabeldi bawah iniTabel Kalurahan, RW,RT, Desa Di Kecamatan Kabupaten Blora Tahun
di
jiwa per km2 dengan variasi dari kecamatan Cepu sampai 221
1.5 iiwalkm2 di
kecamatan Jiken. Kepadatan tertinggi
terdapat di kecamatan dekat pusat kegiatan tinggi, misal Blora yang meliputi kabupatan dan Cepu sebagai pusat perdagangan. Makin jauh dari pusat kepadatannya semakin kecil. Penggunaan lahan daerah penelitian didominasi oleh sawah seluas 89.859 ha, hutan jati seluas 78.082 ha (40,77o/o), sedangkan penggunan lainnya tardiri dari 18.011 ha (9.30%), padang rumpuUtanah kosong seluas 125 ha (0,06%), semak (1,82o/o), dan pemukiman dan"pekarangan seluas 16.724 ha (8,63%). Bahan induk tanah di daerah Blora terdiri dari jenis, yaitu aluvium (endapan), kolovium (bahan halus), batugamping, napal, batuliat, dan batupasir berkapur. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan, perwilayahan komoditas pertanian unggulan tanaman pangan di kelompokan menjadi 5 sistem pertanian, yaitu: (1) sistem pertanian lahan basah dengan komoditas padi sawah, jagung, cabai, kedelai dan tembakau mempunyai luas sebesar (29,50%); (2) Sistem pertanian lahan kering untuk tanaman pangan, holtikultura dengan jenis komoditas jagung, kacang tanah atau cabai, pisang, mangga, dan kelapa,
di
6
mempunyai luas sebesar (18,20%); (3). Sistem pertanian lahan lerng I - 1 5 persen jenis komoditas padi sawah selaus (0,54o/o); Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial
Kalur ahan
1. Jati
2. Randublatung 3. Kradenan 4. Kedungtuban 5. Cepu 6. Sambong 7. Jiken 8. Bogorejo 9. Jepon 10. Blora 11. Banjarejo 12. Tunjungan 13. Japah 14. Ngawen
0 2
94
311
91
0 0
50
398 214 415
64
6 0
84 39
0 0
60 45
1
86
411 169 257 191
430 550 400
12
157
0 0
0
75 63 45
2
91
379
l5.Kunduran
1
94
+42
16. Todanan
0
76
336
307
219
.
5.429 5.429 5.499
Sumber: Blora Dalam
Angka BAPPEDA dan PBS Kabupaen Blora
PotensiAlam Yang Bisa Kabupaten Blora kaya akan
Kepariwisataan
Alam,
Geologi, Sejarah, serta beraneka
Kesenian
RakyaUTradisional atau daya tersendiri di kalangam wisatawan maupun Mancanegara. Potensi Wisata budaya adalah bentuk jenis potensiwisata dengan atraksi kesenian rakyaUtradisiond budaya yang berkembang di Kapupaten Blora yang mampu pndukung daya Kepariwisataan Daerah di Tingkat maupun Mancanegara. Adapufr
mempunyai kunikan
sebagai
58.
Budaa yang dimiliki masyarakat Kbupeten terealisasi, fungsi sebagai sarana Blora diantaranya adalah: (1). Kesenian memperkenalkan Blora kepada dunia luar Tayup; (2). Barongan ; (3). Wayang Krucil; akan bisa efektif kembali. (4).Wayang Tengul; (5). Kentrung; (6). Kotekan Lesung, dan masih banyak lagi Kondisi Fasilitas pendukung yang lain dengan smakin brkembangnya BengkelTraksi kepariwisataan di Kabupataen Blora, potensi Bengkel Traksi merupakan stasiun Wisata Budaya Blora samakin banyak awal perjalanan wisata Loco Tour terletak diminati Wisatawan Nusantara maupun dilokasi kantor KPH Jalan Sorogo Cepu, mancanaegara baik lewat Event khusus sekitar 35 Km ke arah Tenggara kota Blora. maupun Paaket Wisata daerah. Tempat Penimbunan Kayu Batokan Lokasi penimbunan kayu Batokan. Tabel. PotensiWisata Alam/Buatan Bersebelahan dengan TPK, wisatawan Kabupaten Blora dapat menyaksikan kegiatan yang dilakukan KPH Cepu, juga proses pembuatan funiture. dimulai Oari- pingembangbiakan pohon jati, jaringan dan kebln benih klonat Ai eusailati atau leak Centre yang dikerjakan dengan alat-alat yang sangbt moOern-dan canggih, lk Wisata Agrowisata I berpadu dengan pola tradisional anjang I penanaman yang dikenal dengan "Saradan", mengangkut kayu jati yang telah ditebang ke kendaraan truk atau Tenaga Sapi Sarad, cara tradisional untuk mengangkut kayu jati di tarik lori, melalui jaringan rel yang dibuat tghun 1916, Ladang Minyak, Lesungan, dan Wisma Perum perhutani melengkapi nuansa
L
i B
6
I
ts
s
TT
9ll gtl
'
I hutanjati' Terhadap Daya Tarik Wisata : Dinas Pariwisata d.an bu{aya '! fl;sesiUitttas kabupataen Blora ' Untuk menuju lokasiwisata initidak sulit, lokasi mudah dicari dan bisa dilempuh Loco Tour dengan uelrgall kendaraan rooa Kenqaraan roda empal' empat, aEUpUn ataupun oko tua tra itu ilrr merangkak merennkak di ataS atoc ral lOkO rel kereta api lintas Jakarta-semarang Tirtonadi
ianya tidak kalah tua, yakni buatan Durauaya' uraKseu diakses uall dari jalan utama Jalan raya urama _"=ri. sudah erkrn mesti Cukup ira tua, cema Sama surabaya. "iii"r, Cepu Blora' yang seperti diungkapkan !E tamprf-l""rn barang itu akan oleh salah.":,T1ls orans yans l?g:y:11 _I"p,th: " di Sini (Gubug Payung) belum ada foirya Tentu] saja dari sisi teknis transportasi yans bisa masuk frernitunsran
nni lgl5-
uagi
lH-' \ql \\ daya ran Nut lalah
gfrc hbrd
116
" *;;[*;;;[ :1r1n?. p rssnssesr r\sr .5s.q.*o"= =\\:-.-..)'\\=). - =S\ \*. \sqs;,'\1o5"'\*.>-\s>"NN kereta *i""F" rrirt Humas purfirtrii kil sendiriatau menyewa belum adanya. kerllamq "setetah peruana
tama fid;;, --,-d]:'Tq!g,'t' wisata roro"iolrr'irlfJ antara pengelola dalam hal ini
3:Sigrag**t<''-'-'-.' E ts\ana. Ferumr pertiiLii. \1as
.
.
perhutani
ai"E=U:'-rl\]:*otrR.L
XPH Cepu dan PT Patawi" exonoml masyarakat setempat. C(ataan,"diharapan, denoan 'satu-satuirya Wisata Yang Dilakukan t Lrilro Iour itu [:..911H__ \Nrsq\a'urrr Wisatawan dapat menikmati nuansa lrktrn kcmhati tiva eaia ticlup kembati. Jika saja
-
N.NqQ<< r
Ilmu Pengetahuan
Sosial
,r"* n,'t'jiiffi;.8fl"iffi5,Tfilffi:;
59
dilokasi hutan jati Kesatuan Pemangku Hutan Perhutani Cepu.setelah perjalanan menempuh jarak 2 krn, wisataan akan dibawa ke hamparan Tempat Penimbunan Kayu Batokan, bersebelahan dengan Tempat Penimbunan Kayu Batokan, wisatawan dapat menyaksikan proses pembuatan funiture, diolah menggunakan mesin modern. Disamping itu wisatawan dapat melihat mulai dari pengembangbiakan pohon jati, jaringan dan kebun benih klonal di pusat jati atau Teak Centre yang sangat canggih, berpadu dengan pola tradisional penanaman, pemelihaaan, penebangan oleh Blandong yaitu pekerja tebang yang profesional yang tinggal di desa sekitar hutan, ienaga sapi sarad, cara tradisional mengangkut kayu jati. Kemudian wisatawan melanjutkan perjalanan tempat peristirahatan terletak di Monumen Hutan Jati Alam BKPH Pasar Sore KPH Cepu. Disinilah wisatawan beristirahat sambil menikmati pohon tertua yang diperkirakan berumur 132 tahun, dengan disuguhi penyanyi bersuara merdu, penari tayub juga makanan khas Kabupaten Blora Lontong Tahu, Sate dan Ayam Bakar. Bisa juga disajikan sesuai permintaan wisatawan.
di
jati
Kegiatan Pariwisata Dapat Meningkatkan
Ekonomi.
.,
Kontribusi untuk daerah merupakan salah satu unsur penting bagi pembangunan
perekonomian Kabupaten Blora tetapi
Kantor Pariwisata dan
Kebudayaan
Kabupaten Blora sangat hati-hati dan selektif ,, dalam menarik kontribusi sektor
pariwisata, teutama sejumlah obyek pariwisata yang dalam taraf pengembangan.
Tidak semua obyek wisata di daerah ini otomatis ditarik retribusi agar obyek tersebut bisa berkembang terlebih dahulu. Pengelola selalu menambah fasilitas agar makin banyak orang berkunjung ke waduk ini di antaranya restoran di tepi waduk seluas 3,5 hektar ini dengan menu utama ikan bakar dan goreng, sejumlah becak air,
dan rencananya juga akan dibangun
sejumlah home stay. Tampaknya hotel-hotel di kabupaten Blora, terlebih yang ada di Cepu mulai bersolek dan berbenah setelah beberapa tahun terakhir agak sepi. Dengan adanya ekowisata hutan jati dengan melihat atraksi Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan 60
Sosial
mulai persemaian bibit jati, penebangan, pengangkutan sampai Museum Hutan Jati dengan alat transportasi yang unik yang dengan Wisata Loco Tour. Tentunya banyak berdampak terhadap peni hunian hotel di Blora dan Cepu. Dalarn catatan Kantor Pariwi Kebudayaan Kabupatn Blora, hotel berbintang dan Melati di Blora belasan restoran. Dari data tersebr.lt peningkatan jumlah penjualan hotel.bulan Desember 2005 sebanyak kamar hotel terjual dengan jumlah mencapi 2.876 orang, bulan Januari sebanyak 2.876 kamar hotel terjual jumlah tamu mencapai 3.239 orang, Bulan Pebruari 2006 sebanyak 3.124 hotel terjual dengan jumlah tamu 3.384 orang.
Kesimpulan. 1. Kabupaten Blora kaya akan Kepaflwisataan Alam, Geologi, Sejarah, serta ragam Kesenian RakyaUT yang mempunyai kunikan atau
tarik tersendiri di wisatawan
Nusantara Mancanegara. 2. Kondisi Loco Tour Loko kererta api dengan ten buatan tahun 1928, dalam tourdi Perhutani KPH Cepu. ini, paket wisata Loco Tour layak digunakan saebagai transportasi wisata hutan. 3. Kondisi fasilitas pendukung a. Bengkel Traksi Bengkel Traksi merupakan awal perjalanan wisata Looo dilokasi kantor Jalan Sorogo Cepu, sekitar ke arah Tenggara kota Blora. b. Penimbunan Batokan Lokasi penimbunan kayu Bersebelahan dengan wisatawan dapat kegiatan yang dilakukan Cepu, juga proses dimulai pengembangbiakan pohon jaringan dan kebun benih
terletak Tempat
funiture,
Pusat jati atau Teak Centre yang dikerjakan dengan alat-alat yang
proses pembuatan funiture, diolah
menggunakan
sangat modern dan
Moseum Hutan jati..
6. Kegiatan Pariwisata
t
Maka
hutan
b rour
akan
kas
di
itu
btasiun
Dapat
Meningkatkan Ekonomi adanya beberapa obyek wisata yang sedang diberkembang dan digarap kerjasama dengan pihak swasta. menjadikan perekonomian daerah sekitar obyek wisata menjadi meningkat dan ujungnya akan berdampak secara tidak tidak langsung kepada daerah. kontribusi pada keterlibatan perusahaan minyak raksasa Ep
di
I t
mesin modern, dan melihat
pengembangbiakan,
canggih, berpadu dengan pola tradisional . c. Monomen Hutan JatiAlam Lahan seluas 31,8 hektar, dengan jumlah pohon jati Monumen Gubug 1.646 pohon, dengan Payung usia lebih kurang 180 tahun. d. Puslitbang Perum Perhutani Cepu Dalam rangka meningkatkan produktivitas serta memulihkan sumber daya hutan di kawasan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani Cepu mulai menerapkan silvikultur intensif dengan pengembangan Jati Plus Perhutani.. Aksesibilitas Terhadap Daya Tarik Wisata Alam Agak sulit untuk menuju lokasiwisata hutan dengan Loco tour, dan belum ada kendaraan umum yang tersedia untuk menuju tempat lokasi tersebut, belum adanyanya disamping kerjasama antara pengelola dengan pihak-pihak terkait. Kegiatan Wisata Yang Dilakukan Wisatawan Wisatawan dapat menikmEti nuansa alam hutan jati dengan' keunikan lingkungan dilokasi hutan jati Kesatuan Pemangku Hutan Perhutani Cepu.setelah perjalanan menempuh jarak 2 km, wisataan akan dibawa ke hamparan Tempat Penimbunan Batokan, bersebelahan dengan Tempat Penimbunan Batokan, wisatawan menyaksikan
Kayu Kayu
dapat
PT KPH
t35 Km :
F.
i
Kayu
L
b"tor"n.
I
rpK,
[raksikan KPH
Eecotourism:A
Bambang Winarno, ( 2006), Kepariwisataan di Kabupaten Blora, Blora: kantor Pariwisata dan Kebudayaan.
hradigmFor The 21 st Century. Cornell ]lotel & Restaurant Administration
Bappeda, BPS, (2006), Blora Dalam Angl
PUSTAKA
H.
(1996). Resor
Quarterly, 3 (7). Pemerintah lGbupaten Blora Rencana Kerja atuan
I
l@ja Perangkat daerah, Blora:
lnbuatan a"ri
bn
iati, iklonal di
Basuki Widodo, (2005), Kebijakan Pemeintah Daerah Kabupaten blora Dalam rangka Perlindungann Hutan, Blora (Kebijakan Pelestarian Hutan Lindung).
Winarto, 2008,
h
Kantor
Paiwisata dan kebudayaan.
Ilmiah Ilmu Pengetahuan
Sosial
6l
Darmin Nasution. (1995)' Faffior-Fahtor Kemiskinan dan Kesenlalgan Penyebab 'lndonsia. Datam Awan Sefrc di Kemiskinan . dan (ed). Dewanto. Yogyakarta: lndonesia' di ieasenlangan AditYa Media.
(1999)' Program'Program Dawam --'--nftiRaharjo. Kemiskinan dan Mengatasi UntiX ll' Dalam Awan pada PJP Keseniangan
S;fyr-
Ddwanto.
keieniangan
di
(ed)
K9mi,sldnan, dan lndonesia' Yogyakarta:
AditYa Media
Gamal Rindaryono' (2005)' Pengem.bangan Wisata Atam' Berbasis lntetrpretasi UituX Mendukung lJpaya Melestarikan Fungsi Lingkungan Hid.up, Surakarta: UNS (LaPoran Penelitian)
http/www.wisataparlemen'comffront, (2007)' '.--r. Hutan Jati Wisata Tu'r Mesin Uap di
http:/database.deptan.go'id/agrowisata' Loo Tour: galery
http:/tranclassic.blogspol'com,
2008, lNo
Classic Train http: //www. suaramerdeka. com/har:ian/2007'
Gfua
ltu BeroPerasi lagi
http;//www. wisata. parlemen. com/2007 Tur Mesin tJaP di Hutan Jati
lwan Nugroho, ( 2004), Ecotounl Universitis WidYagama (Buku Aiafl' (1999).Pardigma
Kompas,
Pe nge m b a ng a n Pariwisata.(7
1e99) (2OOO\.KerusaRan
Tengah.(15 Maret20O)
Linberg.K &
-Vesona http://anshori.wordpress,com/2007, i Blora
D'E'( Gu,!9 rolPlgr and Manager. Vermont The SocietY.
Miles
&
Huberman. (1992). Anafisis Kuatitatif. (Teriemahan: Tietiep R Rohidi). Jakarta: Universitas Press.
Pemerintah KabuPaten Blora, ( RencanaKeria Pemerintah Kabupaten Btora Tahun 2009, (Peraturan BuPati Blora).
Perum Perhutani, (2007) Sfanda Prosdur Pengelolaan Kebun dan Pembuatan Bibit Steak Pluq CePu: Puslitbang
(
Seiarah
http://reoionalinvesment. cqm/2005,
Blora'statistik
ienduduk Menurut Jenis Kelamindan Pendidikan-
,
Wsata
http;//architecturetourism.wordprss' co mlZOO7, Paiwisata lndusti sfrafgis abad 21'
http://www.ilusa.neU
2007,
l/lengeliatnya
Paiwisata KabuPaten Blora
-http:/lwww.
Cobservation'or'idlEkowisata'
KonseP dan Pengertian,
http;//www. wisata. parlemen. com/2007
EkoWisata memberikan
MasYarakat
Lestai di
Perhutani, Jakarta
Raka Dalem, (2}O2\.Ekowisata: lmPlementasi di Bali'
. Terbesar dan Termahal di dunia (1) Ducatat Mui, teriualRP 1 Miliar'
http://www.indonesia.oo.id/2007 KabuPaten Blora
2006) Panduan
Pengelolaan hutan
http://www.wawasandigital.com/2008,
ffipaten
Hawkins
[tsssl.ecoorism: A
http: //www2, kompas. com/konrpas-cetak/2006'
Jati Ratusan Tahun
Hutan Di
Keuntungan Sarana
Lokal dan
Konservasi Lingkungan
Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial
KebudaYaan, lV(3)'
Rara Sugiarti, (2000). Pelestarian dan Pengembangan Seni Kawasan Hutan Jati Blora Altenatif Pengentasan Melalui
Panwisafa.surakarta: UNS Penelitian)
Schouten, Frans. 1992. "Cultural T'
Sustainable Cultural Dalam lJniversal Torism Degrading Cufture?Gadjah Mada UniversitY.
Sekretaris Daerah Kabupaten Blora, Peningkatan kemitraan Kwasan Hutanan dan Blora ( Makalah)