'
\/
0
PENGARUHPOLAASUH TERI-IADAP I<EPERCA YAAN DIRI ANAK
Oleh
i
RfNI KURNIASIH NI· : 198070014527 I !
FAKtLTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLA11 NEGERI SY ARIF I-IIDA YATULLAI I
I JAKARTA
f425 HI 2004 !VI '
'
PENGARUll l'OLA .\.Sli!I TERl!.\D.\P J(i':l'ERC \ \/\.\:"i
SKRIPSI
Diajukan :
h~kultas
Psikologi Untuk Mcmenuhi Svarat- SyarnL
Mcncapai Uclar Sarjana l'sikologi
Olch
RINI KURNIASIH 1981914527
Di bawah Bimbingan Pembimbing II
F'ernbimbing I
Di,~
Ora. Afidah Mas'ud
Fakultas Psikologi Ur:i~ 1 ersitas
Islam f;iegerl Syarif Hidayatullali
Jakarta 1424 H/ 2004 M
Dll~l
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "PENGARllH POLA ASllH TERHADAP
KEPERCA Y AAN DIRI", tclah diujikan dalam Sidang Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pacia tanggal 11 Februari 2004. Skripsi ini telah diterima scbagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada Fakultas Psikologi. Jakarta, 11 Februari 2004
Sidang Skripsi Pembantu Dekan/
Dekan/
ngkap Anggota
Ketua Merangkap Anggota
/
Dra. H. Zahn NIP
Dra. Hj. Netty Hartati, M.Psi NIP. 150 021 5938
Anggota
Drs. Choliluddin. AS MA Penguji I
o~s; Pembimbing I
Dr·. Fadhilah Surala a M.Si Penguji II
Dra. Afidah Mas'ud, M.Pd Pernbimbing II
KAT A PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadi1<1n .\llah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran scrta kesehatan lahir dan ba1in
kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Penulis
1nenyadari
akan
ketcrbatasan
pengetahuan.
pengala111a11
dan
kemampuan yang dimiliki, tetapi berkat dorongan, bi111bingan, nasehat 'erta b.intu"" dari berbagai pihak, maka penulis dapal 111enyeleoaikan skripsi ini walaupun drngan basil yang jauh dari sempurna. Beribu terima kasih penulis, ticlak akan bisa 111e111halas semua pihak yang telah membantu memberikan clorongan kepacla pcnulis hallla du'a dan terima kasih yang menclalam penulis sampaikan kepada: Bapak clan [mak tcrsayang. Ayahanda M,IVlnchyi clan B111•da R11s111i11i yang selalu clan tiada pernah putus memberikan clorong(ln moral dan matcnl 'L'll,1 yang tiada bosen memberikan do'a dan 111erestui setiap langkah
1111
memendam duka disaat penulis berbuat salah, yang selalu sabar dis.iat
vanµ ,elalu n1t·n~.il.11111
kekurangan dan yang selalu mengingatkan cliri ini kepada Tuhan. l'capan terimakasih ticlak akan cukup untuk membalas se111ua ... hanya clo'a
va11~
b"" pc-11111"
panjatkan agar mereka sehat selalu .. Keluarga besar Ayahanda R. Tatang Kosasih (Alm) dan lhunda Karlini, yang msya Allah jika di Atas merestui menjadi ayah clan ibu mertuaku Trn111a b'ih atas setiap do'anya clan yang selalu .. selalu .. clan selalu
membuat din 1111 tega1
menjalankan tunangan ini , sampai saat ini
bcrusia 2 th lcbih. Do«1l-,u sl'lalu 111!-,
Bunda dan Almarhum di sana. Semua
kakakku
tersayang
keluarga
Besar
M.
Muchyi
'""'"
,clalu
membantu n1e1nberikan dorongan n1oral kepada penulis dengan sayang yang t1ada
putus . Yanto + Edi, Teruntuk Mar .. yang selalu bikin ketawa kalo lagi Ill. \ancc selalu nen1enin tidur gara-gara takut color ljo. l1l1ah
Uji.
.. yang udah nggak h;i\'.t.:I L1~i
yang selalu banyak ngedorong clalam hal materi. Dan semua k;1kak 1p<11k11
"always be happy". Kakak
tersayangku
R.Teten
Kurniadi
yang
diseti:q1
,a,11
"·i,ilu
memberikan yang terbaik buat penulis, yang selalu sabar n1enunggu
kuliah .. yang selalu sabar dijadikan pelampiasan amarah
jika penul" ,1, ,·"
d.1n
yang selama 2 tahun lebih mewarnai hari-hari indah penulis. sayangnya ... Happy Birthday and always miss U ( "siapapun
pcnd;111111111~11111
jadilah pemimpin +Imam yang baik buat masa depanmu .. _111").
I 0- ;.
2002 ... sweet memory kita ... are you remember "111 Kura-kura kecilku yang cantik-cantik. Dinda, Dita, Diva, QQ, Lala, lrha. Ram, Eko, Cahyo, Fajar, Bayu .. . yang selalu buat. hati ini terscn)·um 1i
menyelesaikan tugas beral ini karcna kclucuan kalian, clan kcponkanku yang lucu Vika, Iki ,Aldi ,Ines ,Ad it ... moga-moga jacli anak yang pinter clan snlch
Temen-temen SMU ku nun jauh disana, yang selalu nyempctin nclpon buat nanya kabar penulis dan selalu nanya kabar kuliahnya, terutama Lia ;111d Gank ARIL nya (Ai, Rini,llal ,Lia ), moga kita tetcp salu sekalipun jauh, clan Little Star
Ibu Ora. Alidah Mas'ud selaku Dasen Pembimbing II, yang tel ah ball\ ak
memberikan saran, petunjuk dan meluangkan waktu
dalam membimbing penul1s.
agar penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Bapak Ors. Choliluddin, AS,MA, Penguji I penulis, yang dengan murah hati
memberikan masukan terbaik kepada penulis, selama menguji
Syarif
!bu Hj. Ora. Netty llartati, M.si, selaku Dckan Fakultas Psiklllogi
Ull\
Hidayatullah
tclah
Jakarta,
sekaligus
memberikan bimbingan berkaitan dengan
Pembimbing Akademik,
Akaclemik
yang
sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini. Bapak dan lbu Guru serta Siswa-siswi Madrasah lbtidayah Pembangunan
Ciputat yang telah bersedia dan meluangkan waktu untuk membantu menjadi responden dalam penelitian ini.
Pcnulis
14 Februari 200..J
ABSTRAK
( A) FAKULT AS PSIKOLOGI ( B ) JURUSAN PSIKOLOGI
( C ) FEBRUARI 2004 ( D ) RINI KURNIASIH ( E) PENGARUH POLA ASUH TERHADAP KJ:IPERCAY AAN DIRI ANAK ( F ) VII + 84Halaman ( G ) Pola asuh orang tua adalah cara bagaimana orang tua mengasuh anaknya, dalam arti memenuhi kebutuhan fisik dan psikis, dimana cara tersebut akan mempengarnhi perkembangan kepribadian anak. Elder (1963) membagi pola asuh menjadi 3 yaitu pola
a~IJhdemokratis,permissifdan
otoriter. Pola asuh1, demokratis merangsang anak untuk lebih banyak berpartisipasi dengan cara mendiskusikan segala keputusan yang akan diterapkan walaupun keputusan akhir tetap berada ditangan orang tua. Dalam pola asuh permissifpengaruh anak melebihi besarnya pengaruh orang tua dalam mengambil keputusan. Sedangkan pola asul1 otoriler anak tidak diizinkan untuk mengemukakan pendapatnya, ataupun mengatur tingkah laku mereka sendiri. Menurut Roger (1961 ), kepercayaan diri adalah kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan penilaian-penilaian tanpa harus bergantung pada orang lain, kepercayaan dili juga merupakan keyakinan individu untuk melakukan tindakan yang dianggap benar.
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan, "apakah pola asuh berkorelasi positif dengan kepercayaan diri". Dan "apakah ada perbedaan kepercayaan diri anak dilihat dari tipe pola asuh yang berbeda". Selain itu, penelitian ini juga ingin menjawab "apakah ada perbedaan kepercayaan diri antara siswa lalci-laki dan siswa perempuan". Skala pola asuh yang digunakan peneliti adalah skala pola asuh dari Baumrind yang sudah diadaptasi oleh Natris lndriani (2002) Dan skala percaya diri yang terdiri dari 42 pernyataan, dengan koefisien Alpha Cronbaeh sebesar 0,8779. Subjek penelitian ini adalah siswa siswi Madrasah Ibtidayah Pembangunan Sampel ditarik dengan teknik Random Sampling. Penelitian ini dilakukan Pada tanggal 30 desember 2003 terhadap responden siswa siswa MIP Ciputat. Hasil penelitian menunjukkan (I) Pola asuh berkorelasi positif dengan kepercayan diri anak. (2) Tidak ada perbedaan kepercayaan diri
ditinjau dari perbedaan jenis
kelamin. (3) Terdapat perbedaan kepercayaan diri pada individu dengan tipe pola asuh demokratis ,pe1missif dan otoriter. ( H) DAFT AR BACAAN : 37
( 1971-2002)
J
DAFTAR ISi
HALAMANJUDUL HALAMAN PENGESAHAN .................................................•...........•.................... ii KATA PENGANTAR •......................•..•.....•.....•........•........•........•.....•..•..•............•...viii ABSTRAK.....................................•..............................................................•...........• x DAFTAR ISi •.....•...........•.....•......................................•.....•........•...............•...•....•..•.. xii DAFTAR TABEL ....•...............•................................•..............•.............................•.. xv .x
BAB I PENDAHULUAN .•..•..............•..•...........•..••..........•.....•.....•.........•..•.....•.....•. 1 \)<
'- A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... I ' B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .... ':'.............................................. 8 ~
1. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8 2. Perumusan Masalah ............................................................................. 9
V3. TU.Jyan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9 C. Sistematika Pemilisan .............................................................................. I 0 D. Teknik Penulisan ...................................................................................... 11 BAB II KAJIAN TEORI .•........•...........•..•.....•..............•...............•...........•........•.... 12 A. Pola Asuh ................................................................................................. 12
, I. Pengertian Pola A/h .......................................................................... 12
v-2. Aspek-Aspek ~am Pola Asuh .......................................................... 15
r 3. Jenis-Jenis Pola Asuh .......................................................................... 16 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh ................................... 21 I
• B. Kepercayaan Diri ..................................................................................... 23 1!. Pengertian Kepercayaan Diri ............................................................... 23
2. Karakteristik Kepercayaan Diri ........................................................... 29 1
3. Perkembangan Kepercayaan Diri ....................................................... .35
,. ""\. ( 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri ....................... 39
L
5. Masalah Tidak Percaya Diri Pada Anak-Anak .................................. .40
1
6. Pengaruh Kondisi Keluarga Terhadap Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri ........................................................................................ 4 3
'E 0
Masa Kanak-Kanak Akhir ...................................................................... .46
D. Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Kepercayaan Diri Anak ............... 49 E. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 53' A. Subjek Penelitian ................................................................................... .53
B.
~i Dan Definisi Operasional Variabel ..................................... 54
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 56
I. Skala Pola Asuh Orang Tua ............................................................... 56 2. Skala Kepercayaan Diri ...................................................................... 57 D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 59 E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 62 I. Tahap Persiapan ................................................................................. 62
2. Tahap Pengambilan Data ................................................................... 64 3. Tahap Pengolahan Data ...................................................................... 65 4. Tahap Pembahasan ............................................................................. 65 BAB IV HASIL PENELITIAN .•...•....•.....•..•........................•..•..•.........•..•...........•..66 A. Gambaran Umum Responden ................................................................. 66
B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 72 C. Analisis Dan Interpretasi Hasil Penelitian .............................................. 76 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN •....••.•.....•..•........••.....•..•..•.........•.....•.80 A. Kesimpulan ............................................................................................ 80 B. Diskusi .................................................................................................... 81 C. Saran ....................................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFT AR TABEL
Tabel 3.1
Skoring Skala Kepercayaan Diri
Tabel 3.2
Penyebaran Butir ltem Kepercayaan Diri
Tabel 3.3
Distribusi Item Skala Percaya Diri Setelah Uji Caba
Tabel 3 .4
Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri
Tabel 4. 1
Usia Responden
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Subjek
Tabel 4.3
Kelas Subjek
Tabel 4.4
Kegiatan Intra atau Ekstra Subjek
Tabel 4.5
Aktivitas Di luar Rumah
Tabel 4.6
Pendidikan Ayah Subjek
Tabel 4. 7
Pendidikan !bu Subjek
Tabel 4.8
Pekerjaan Ayah Subjek
Tabel 4. 9
Pekerjaan !bu Subjek
Tabel 4.10
Hasil Skar Pola Asuh
Tabel 4.1 I
Hasil Skar Kepercayaan Diri
Tabel 4.12
Tipe Pola Asuh dan Derajat Kepercayaan Diri
Tabel 4.13
Kepercayaan Diri Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan
Tabel 4.14
Hasil Korelasi Pola Asuh dan Kepercayaan Diri
Tabel 4. 15
Frekuensi Observasi Pola Asuh dan Kepercayaan Diri
Tabel 4. 16
Frekuetisi Ekspektasi Pola Asuh dan Kepercayaan Diri
Tabel 4.17
Frekuensi Observasi Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG MASALAH Dalam pengamatan terhadap orang-orang diseputar Anda, mungkin pemah Anda temui orang-orang yang pandai di sekolah, tetapi apa yang diraihnya saat ini tidak sepadan dengan prestasinya ketika sekolah. Sebaliknya, ada pula orang-orang yang sukses dalam masyarakat, tetapi
1
Majalah "Ayah Bunda", ll-24 Januari 1991, Nol
2
Kesuksesan didalam bidang apapun memang tidak akan mungkin dicapai oleh scorang anak, jika ia tidak mcmiliki rasa percaya diri yang cukup. Sayan1,'llya , tidak setiap orang dapat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan mudah . Menurul Thursan Hakim (2002) , sebagian besar anak justru mengalami gejala-gejala tidak percaya diri dengan berbagai macam intensitasnya. Terkadang, seorang anak hanya mengalami gejala tidak percaya diri yang terbatas pada waktu dan situasi tertentu. Gejala tidak percaya diri ini umumnya dianggap sebagai gangguan ringan karena tidak menimbulkan masalah besar. Disadari atau tidak, sebagian besar anak ternyata mengalami gejala tidak percaya diri seperti ini. Selain itu, adapula anak-anak yang mengalami gejala tidak percaya diri yang berat. Gejala tersebut selalu menjadi hambatan besar didalarn menjalankan hidupnya sehari-hari. Bahkan tidak sedikit anak yang didalam sikap hidup sehari-harinya menunjukkan gejala bahwa dia mengalami gejala tidak percaya diri yang berat. 2 Percaya diri rnenurut Elly Risman (2001), adalah merasa nyaman tentang dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain terhadap diri sendiri, konsekuensinya saat orang menyebut istilah tidak PeDe adalah apabila ia tidak nyaman tentang diri •.. 3
senam.
2
3
Thursan Hakim, Menga/asi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta : Puspa Swara ,2002), h. l Menumbuhkan Rasa PeDe Anak, l/epublika, (Jakarta), 23 September 2001, h. 10
3
Percaya diri merupakan modal dasar bagi pengembangan aktualisasi dirif Menurut Maslow , " orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atau kesusahan.
Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya.
Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini, memiliki kelemahan-kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau bersalah terhadap hal-hal tersebut. Mereka menerima kodrat mereka sebagaimana adanya. 5 Seorang anak yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor dan situasi frustasi, bahkan mungkin frustasi-frustasi ringan tidak akan terasa sama sekali.Tapi sebaliknya anak yang kurang percaya diri akan sangat peka terhadap bennacam-macam situasi yang mcnekan, setiap tckanan akan dirasakan sebagai ancaman terhadap dirinya, ia akan merasa marah dan tindakan-tindakannya akan dipengaruhi oleh tanggapannya terhadap situasi. 6 Seluruh perilaku anak yang salah dan menyimpang bersumber dari hilangnya rasa percaya diri, dan rasa takut untuk berbuat, karena tidak pernah mendapatkan dorongan keberanian berbuat, atau merasa tidak bisa berbuat cukup baik. 7 Menurut pakar pendidikan DR. Arif Rahtnan (1999) bahwa " Rasa percaya diri merupakan salah satu sifat atau watak dari sepuluh jenis watak yang perlu ditumbullican pada seorang anak untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup ". 4
E. Koswma, Teori-Teori Kepribadia11, (Bandung: PT Eresco ,1991), h. 126 'Duane Schultz, Psikologi Pertumbuhan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1991), h.10 1 ' Zakiah Daradjat, Keseha1a11 Me/Ila/, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1996) ,h.25 7 Maurice Balson, JJagaimana Me11jadi Orang Tua Yang Baik, (Jakarta: Bumi Aksara, 1987), h. 85
4
Kesembilan watak laim1ya adalah fleksibel, terbuka , tegas berencana, memiliki toleransi, disiplin, berani mengambil resiko, memiliki orientasi dan bertakwa.
8
Di dalam Islam sangat dianjurkan sekali kepada umatnya agar memiliki kepercayaan diri kepada dirinya sendiri. Rasa percaya diri dalam konsep Islam adalah rasa percaya diri yang dibangun atas dasar keimanan kepada Allah SWT , sebab keimanan kepada Allah SWT mengakibatkan seseorang tersebut tidak akan merasa takut dan ragu-ragu dalam menjalani hidup ini. Ia akan selalu optimis, tenang dan berani. Perkembangan pembentukan kepribadian anak tidaklah terjadi begitu saja, melainkan merupakan perpaduan atau interaksi antara faktor-faktor konstitusi biologi, psikoedukatit; psikososial, dan spiritual . Peran orang tua amat penting pada faktor .. 9 1111.
Keluarga adalah buaian tempat anak melihat eahaya kehidupan pertama. Pengalaman dalam keluarga meninggalkan bekas mendalam pada watak , fikiran , sikap, dan perilaku anak. Lingkungan keluarga memiliki peran yang sangat besar didalam mempengaruhi anak-anaknya. Begitu besar pengaruh 9rang tua terhadap anak-anaknya sehingga mampu membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:
•Arif Rahman," Tanamkan Watak Anak Sejak Dalarn Kandungan", Republika, (Jakarta), 29 agustus 1999, h. 25 9 Dadang Hawari, Al- Q11ra11 !/mu Keduktera11 .Jiwa dan Kesehata11 .Jiwa, (Yogyakarta : PT Dana Bhakti Piima Vasa, 1997), h.3
5
" Dari Abu Hurairah ra. Rosulullah SAW, bersabda : " Tidaklah anak yang baru lahir melainkan ia dilahirkan atas fitrah (Islam). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikanmereka Yahudi, Nasrani, dan Majusi ".
10
Iv1embantu anak agar memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri menjadi tugas dan kewajiban orang tua. Kegagalan anak memperoleh kemajuan yang memuaskan dirinya dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, sekolahnya, pergaulan dengan sesama teman dan dengan tetangganya mencerminkan rasa takut berbuat sesuatu. Keadaan demikian terjadi karena ia kurang atau tidak pemah mendapatkan dorongan semangat disamping tiadanya suasan saling membantu dalam kehidupan keluarganya. 11 Membangun rasa percaya diri adalah suatu proses yang berjalan lambat Kesabaran dan ketabahan adalah sifat penting yang harus dimiliki setiap orang tua, guru, pembimbing dan semua orang dewasa lain yang ingin membantu membangun rasa percaya diri anak-anak yang mereka asuh. Rupanva ada dorongan keinginan di dalam diri anak-anak untuk dicintai, dihargai, dihonnati, dan juga untuk mencintai, menghargai dan menghormati sebagai imbangannya. 12 Menurut Elly Risman (2001), langkah awal untuk membentuk percaya diri adalah respek. Ia mengingatkan sebuah hadis Rasulullah Muhammad SAW, " Hormatilah anakmu, hargailah anakmu. " Bahasa respek adalah bahasa baik dan
\0 !bid ' h. 5 "Patricia H. Berne dan Louis M. Savary, !vfemba11g1111 Harga Diri Anak, Yogyakarta: (Penerbit Kanisius 1988) h.15 12 Dadang Hawaii, op.cit. , h. 18
6
bicara secara baik-baik ini, harus dirasakan dan harus ditunjukkan dengan perbuatan. Dengan begitu anak akan merasa dihargai dan tumbuh percaya dirinya. Timbulnya kepercayaan diri anak didorong dari lingkuni,,'lm atau motivasi ekstemal yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian intensif, dan didorong dalam diri anak itu sendiri atau motivasi internal untuk menghasilkan sesuatu.
13
Diantara berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri, salah satu diantaranya adalah sikap orang tua. Sikap orang tua ini berkaitan erat dengan cara orang tua mengasuh atau mendidik anaknya. Menurut Hurlock terdapat tiga macam cara orang tua mengasuh yang terkenal dengan pola asuh, yaitu: (1) Pola asuh otoriter, (2) Pola asuh
permissil~
(3) Pola asuh demokratis.
Setiap pola asuh akan selalu berdampak pada mnnculnya perilaku, dan perilaku akan sangat menentukan keberhasilan dari
individu yang bersangkutan.
Dengan kata lain, pola asuh telah memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan seorang anak. Orang-orang yang selalu mampu tampil percaya diri biasanya adalah mereka yang mempunyai latar belakang kehidupan keluarga yang baik sejak masa kecil . Paling sedikit kehidupan keluarganya di masa lalu telah menempa pribadinya menjadi percaya diri. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami kelemahan pribadi dalam bentuk tidak percaya diri, lebih
Elly Risman, Joe.
7 Mengingat begitu kuatnya pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan mental seseorang, masalah tidak percaya diri sudah bisa terjadi sejak masa kanak-kanak. Jika tidak ditangani sedini mungkin, maka akan menjadi semakin parah dan menghambat tahap perkembangan berikutnya, baik pada masa remaja, dewasa maupun orang tua. Gejala tidak percaya diri pada anak bisa dilihat didalam berbagai situasi, misalnya saat ini masih banyak anak yang tidak berani tampil di depan kelas. Ketidakberanian anak untuk ampil di depan kelas merupakan salah satu bentuk gejala adanya rasa tidak percaya diri. Misalnya anak menolak setiap kali guru memerintah untuk bernyanyi, mengerjakan soal atau membaca.Gejala rasa tidak percaya diri di atas merupakan akibat dari anak kurang dididik untuk berani mengekspresikan isi hatinya. Selain itu, anak juga kurang dibiasakan untuk beradaptasi dengan berbagai situasi yang muncul dari lingkungan baru, seperti interaksi dengan banyak orang atau dengan tamu orang tuanya yang mengajak bicara. Gejala tidak percaya diri lainnya yang dialami anak usia sekolah yaitu seperti takut menghadapi guru, anak tidak berani bertanya-tanya atau menyatakan pendapatnya, anak tidak berani bersekolah sendiri, dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan di atas dan dikaitkan dengan kenyataan yang ada bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang berdampak kepada lrnpercayaan diri anak, maka penulis merasa tertarik untu,\ melakukan suatu penelitian dan menuliskannya dalam skripsi yang berjudul : " J>ENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK ".
8
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH 1. Pembatasan Masalah
Karena begitu luas dan kompleksnya permasalahan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi pennasalahan sebagai berikut : a. Pola asuh orang tua yang dimaksud disini adalah bentuk atau cara mengasuh, mendidik atau membimbing anak yang dilakukan oleh kedua orang tua. Pola asuh yang dimaksud adalah pola asuh otoriter, demokratis dan permissif. Dalam ha! : disiplin sekolah, interaksi sosial, hukuman dan ganjaran, serta komunikasi antara orang tua dan anak. b. Subjek yang akan diteliti adalah Siswa-siswi Madrasah Ibtidayah Pembangunan
Ciputat e. Pengaruh po la asuh orang tua terhadap kepercayaan diri anak, dilihat dari ada atau tidaknya perbedaan kepercayaan diri anak berdasarkan pada pola asuh orang tuanya. d. Kepercayaan diri adalah keyakinan individu akan kemampuan sendiri untuk
melakukan berbagai aktivitas
hidup, berani
menghadapi tantangan, dan
mengarahkan diri pada kesuksesan. Dalam ha! ini berkaitan dengan cinta diri, pemahaman diri, pemikiran yang positif, komunikasi yang baik, ketegasan, penampilan diri, dan pengandalian perasaan.
9
2. Perumusan Masalah a. Apakah ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan kepcrcayaan diri anak. b. Apakah ada perbedaan kepercayaan diri antara siswa dan siswi MI Pembangunan Ciputat. c. Apakah ada perbedaan kepercayaan diri siswa dilihat dari tipe pola asuh yang berbeda ( demokrasi, otoriter, permissit).
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I. Tujuan Peneliti:rn Tqjuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan
tentang percaya diri dan pola asuh serta untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepercayaan diri siswa dan siswi Madrasah Ibtidayah Pembangunan Ciputat diti11jau dari pola asuh otoriter, permissif, dan demokrasi..
2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan literatur mengenai kepercayaan diri dan pola asuh pada anak bagi hasanah ilmu pengetahuan secara umum dan bagi psikologi khususnya . penulis juga berharap dapat berperan serta menyumbangkan pikiran dan tenaga kepada masyarakat, para orang tua dan pendidik. Terutama untuk para orang tua sehingga dapat memillh dan mempertimbangkan pola pengasuhan yang tepat bagi anak-anaknya sesuai dengan perkembangan fisik serta psikisnya, serta
10
dapat memberikan dan menambah wawasan bagi masyarakat umum khususnya orang
tua
sebagai
informasi
yang
berguna
dalam
memperhatikan
perkembangan anak-anaknya, agar anaknya tumbuh menjadi sosok yang memiliki kepribadian yang baik.
D. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun penulisan skripsi ini berpedoman kepada UJN dengan mengikuti sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan , meliputi Latar Belakang Permasalahan , Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian , termasuk dalamnya Sisematika Penulisan.
Bab II
Landasan Teori, membahas mengenai beberapa konsep yang menjadi dasar teoritis dari penelitian ini . Pada bab ini akan diuraikan tentang Pola Asuh; Definisi Pola Asuh, Aspek-Aspek dalam Pola Asuh, Jenis-Jenis Pola Asuh, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Asuh. Kepercayaan Diri; Pengertian
Kepercayaan
Diri,
Karakteristik
Kepercayaan
Diri,
Perkembangan Kepercayaan Diri, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kcpercayaan Diri, Masalah-Masalah Tidak Percaya Diri pada Anak, dan Pengaruh Kondisi Keluarga Terhadap Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri. Pengaruh Pola Asuh terhadap Kepercayaan Diri. Anak, dan selanjutnya Hipotesis Penelitian.
11
Bab III Metodologi Penelitian, menguraikan tentang Metode dan Prosedur Penelitian yang meliputi, Subjek Penelitian, Definisi dan Identifikasi Variabel Penelitian, Instrumen Pengurnpulan Data, Metode Analisa Data, dan Prosedur Penelitian. Bab IV Hasil Penelitian, akan mendeskripsikan hasil penelitian mengenai, Subjek Penelitian, serta Interpretasi dan Hasil Penelitian. Bab V
Kesimpulan, Diskusi dan Saran , akan mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang perlu diperhatikan untuk penelitian lanjutan.
E. TEKNIK PENULISAN
Teknik penulisan skripsi ini mengacu kepada Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta. Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode statistik deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur yang representatif dengan bahan yang akan dikaji, dan mengumpulkan data-data lapangan, dan diolah dengan menggunakan metode statistik, untuk kemudian dianalisis dan dijabarkan sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB II KAJIAN TEORI
A POLA ASUU ORANG TUA 1. Pengertian Pola Asuh
Pola asuh di dalam keluarga adalah kegiatan orang tua untuk mengasuh, mendidik atau membimbing anak baik fisik maupun mentalnya, sejak anak berusia 0 tahun sampai ia mampu berdiri sendiri. 1 Pola asuh di dalam keluarga dapat pula diartikan sebagai perilaku atau sikap orang tua ketika bergaul atau berkornunikasi dengan anaknya, karena secara sadar atau tidak, ketika orang tua berkomunikasi dengan anaknya dalam kehidupan seharihari mereka berbuat sesuai sikap atau perilakunya sendiri, keras, !embut atau bij aksana. 2 .Jadi, pola asuh dalam keluarga adalah bentuk atau cara mengasuh, mendidik atau membimbing anak yang dilakukan oleh pasangan suami isteri (orang tua) dalam suatu kelompok dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri pada kepentingan dan tujuan kelompok tersebut pada kepentingan dan tujuan kelompok tersebut. Ketika seorang anak pertama kali lahir ke dunia dan melihat apa yang ada di dalam rumah dan sekelilingnya, tergambar dalam benaknya sosok awal dari sebuah
'Elizabeth B. Hurlock, Personality Development, (New Delhi : Tata Mc Graw Hill., 1974) H.428 2 Muhammad Nur Abdul Hafizh, Medidik Anak Bersama Rosuilllloh SAW. ( Bandung : Penerbit Al-Bayan, Kelompok Penerbit Mizan, 1988), H. 35
13
gambaran kehidupan. Bagaimana awalnya ia harus bisa melangkah dalam hidupnya di dunia ini. Jiwanya yang masih suci dan bersih yang menerima segala bentuk apa saja yang datang mempengaruhinya. Maka seorang anak dibentuk oleh setiap pengaruh yang datang dalam dirinya. Imam Al- Ghazali berkata : " Anak adalah amanat bagi orang tuanya, hatinya yang bersih, suci dan polos. Kosong dengan segala ukiran dan gambaran. Anak yang selalu menerima segala yang diukirnya, dan yang cenderung terhadap apa saja yang mempengaruhinya." 3 Maka apabila dia dibiasakan dan diajarkan untuk melakukan kebaikan ruscaya akan seperti itulah anak terbentuk. Sehingga kedua orang tuanya akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Seorang anak akan menjadi orang yang terdidik. Namun apabila si anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan ditelantarkan bagaikan binatang liar, sengsara dan celakalah dia. Dosanya akan ditanggung langsung oleh kedua orang tuanya sebagai penanggungjawab amanat dari Allah SWT. Abdul 'Ala berkata dalam syairnya : "Akan tumbuh berkembang seorang anak sebagaimana perlakuan dan pembiasaan orang tuanya terhadapnya, anak tidak akan mungkin menjadi hina dan tercela dengan tiba-tiba, tetapi orang yang terdekatlah yang akan menjadikannya hina dan tercela." Apabila kita memahami betapa besar pengaruh lingkungan rumah bagi kehidupan anak, maka kedua orang tuanya yang melakukan kewajiban penuh dalam
3
lbid.
14
mempersiapkan anak dan melindunginya dari kehinaan serta mengarahkannya agar tumbuh di dalam jiwanya ruh, agama, dan kemuliaan. Perkembangan dan pembentukkan kepribadian anak tidaklah terjadi dengan begitu saja, melainkan merupakan perpaduan ( interaksi ) antara faktor-faktor konstitusi biologi, psikoedukatif, dan spiritual. Peran orang tua amat penting pada faktor ini. Anak akan tumbuh berkembang dengan baik dan memiliki kepribadian yang matang apabila ia diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan bahagia. Kepribadian menurut paham kesehatan jiwa adalah: "Segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun di dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri lerhadap scgala rangsangan, baik yang timbul dari lingkungannya (dunia luar), maupun yang datang dari dalam dirinya (dunia dalam) sebagai eorak dan kebiasaan itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas untuk individu itu .4 Keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan hubungan pernikahan dan hubungan darah. Keluarga adalah tempat pertama bagi anak, lingkungan pertama yang memberi penampungan baginya, tempat anak akan memperoleh rasa aman. Definisi lain tentang pola asuh adalah cara orang tua mengasuh, menjaga, membimbing anak yang dilakukan oleh kedua orang tua supaya anak tersebut dapat berdiri sendiri.
4
Dadang Hawari, A I Q11r 'an J/11111 Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, ( Yogyakarta : PT . Dana Bakti Primayasa, 1997 ), h. 7
15
Pola asuh yang dimaksud dalam penelitian ini diartikan sebagai perlakuan orang tua baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama kepada anakanaknya.Dalam memperlakukan anaknya yang tampak dalam kata-kata misalnya, dalam berkomunikasi dengan anaknya menggunakan bahasa yang halus, tidak dengan nada keras dan kalimat yang bijaksana, ataupun memperlakukan anak dalam tindakan kehidupan sehari-hari misalnya dalam mengajari anak, memberikan hukuman yang bersifat mendidik dan tidak bersikap kasar. Sikap dan perilaku ini diwujudkan melalui hubungan orang tua dan anak berkenaan dengan tugasnya sebagai orang tua. Dengan demikian yang dimaksud dengan pola pengasuhan orang tua adalah cara bagaimana orang tua mcngasuh anaknya, dalam arti memenuhi kebutuhan fisik, dan psikis, dimana earn tersebut akan mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
2. Aspek-Aspek dalam Pola Asuh Di dalam pengasuhan anak, tercakup berbagai aspek yang terdapat pada hubungan orang tua dan anak. Menurut Mussen ( 1984 ) ada 4 aspek dalam pengasuhan anak yaitu : a. Aspek Kontrol Segala
usaha
orang
tua
untuk
mempengaruhi
aktivitas,
bertujuan
memodifikasi ekspresi dari rasa ketergantungan anak, agresivitas atau tingkah laku bermain, selain itu termasuk pula mengembangkan internlisasi standart yang dimiliki orang tua pada anak
16
b. Aspek Tuntutan Ditampilkannya tingkah Jaku yang matang (maturity demands) meliputi tuntutan atau penekanan pada anak agar dapat baiknya kemampuan dalam
menampilkan dengan sebaik-
bidang sosial, intelektual, serta emosional. Orang tua
juga menuntut kemandirian anak, termasuk dalam embuat keputusan. c. Aspek Kejelasan Komunikasi antara orang tua dan anak (clarify of parent child communication) orang tua memberikan penjelasan dan menanyakan pendapat anak '
dalam membuat aturan-aturan bagi si anak. Orang tua juga
"berusaha
untuk
memahami pendapat atau perasaan anak mengenai penjelasan yang dilakukan. d. Aspek Pemeliharaan Aspek pemeliharaan terhadap anak ( parental nurturance )
termasuk
keterlibatan orang tua dalam pengasuhan, pengungkapan rasa kasih sayang, rasa bangga dan senang, kehangatan serta pengertian terhadap anak. Selain itu termasuk pula mengembangkan fisik serta emosi anak. Hal tersebut dilakukan melalui perbuatan dan sikap. 5
3. Jenis-Jenis Pola Asuh
Pola asuh lebih menekankan keterlibatan orang tua dan anak dalam mengambil keputusan untuk segala ha! yang berhubungan dengan tingkah Iaku anak.
5
h. 428
Elizabeth 13. Hurlock, l'crsonalily J)epefopment, (New Delhi : Tata Mc. Graw Hill, I 974 ),
17
Dalam penelitian tentang " parental power legitimation and its effect on the adolescent", Elder ( 1963 ) membagi tiga bentuk pola asuh, yaitu: a. Otoriter (authocratic) Orang tua yang menerapkan pola
pengasuhan dengan cara otoriter tidak
mengijinkan mereka untuk mengemukakan pendapatnya, ataupun mengatur tingkah laku mereka sendiri. b. Demokratis (demokratic) Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan dengan cara
demokratis
merangsang anak mereka untuk lebih banyak berpartisipasi dengan cara mendiskusikan segala keputusan yang akan diterapkan walaupun keputusan akhir tetap berada ditangan orang lua. c. Pennissif (permissive) Pada jenis pola pengasuhan ini, pengaruh anak melebihi besarnya pengaruh orang tua dalam mengambil keputusan.
18
Ketiga bentuk pola pengasuhan yang telah dikemukakan oleh Elder tersebut, di dalam menyatakan kehidupan sehari-hari muncul dalam derajat yang berbeda-beda. Jika kita membuat sualu kontinum, maka akan tampak adanya gradasi mulai dari Jominasi yang sepenuhnya dari orang tua hingga dominasi yang sepenuhnya dari anak. 6 Pola asuh otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua. Kebebasan anak dibatasi, orang tua memaksa anak untuk berperilaku seperti yang diinginkannya. Bila aturan-aturan ini dilanggar anak, orang tua akan menghukumnya, biasanya dengan hukuman fisik. Tapi bila anak patuh, orang tua tidak memberikan hadiah karena dianggap sudah sewajarnya. Pola asuh demokralis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginannya. Orang tua bersikap sebagai pemberi pendapat dan pertimbangan terhadap aktivitas anak. Pola asuh permissif ditandai dengan adanya sikap orang tua yang memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat. Orang tua tidak membori aturan dan arahan pada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan orang tua.
6
Agustina Yuanita Prananto, "Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Lokus Kontrol ", Skripsi, ( Jakarta : Perpustakaan UI Dcpok, 1993 ) h. 19
19
Menurut Yulia Singgih (2000) teknik-teknik pola asuh meliputi penalaran (reasoning), penjelasan (expalanation), larangan dengan kasih sayang (affection withdraw!).
0
Berikut beberapa cara menanamkan pola asuh : a. Pendidikan yang konsisten b. Cara otoriter : orang tua menentukan aturan dan batasan mutlak yang harus ditaati. c. Cara permissif: anak mencari sendiri batasan perilaku baik dan yang tidak baik d. Cara demokratis : l ). Kebebasan anak tidak mutlak 2). Menghargai dengan penuh pengertian 3 ). Keterangan yang rasional terhadap yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan7 Pola as uh menurut Baum rind ( 1971) ada 3 : yaitu po la asuh otoriter yang bercirikan tegas, suka menghukum, dan tidak simpatik. Anak-anak dipaksa untuk patuh terhadap nilai-nilai yang dianut orang tua dan cenderung mengekang keinginan anak, akibatnya anak suka menentang, ragu, mudah gugup, dan tidak simpatik. Pola asuh permissif, memberi kebebasan sebanyak mungkin, anak tidak dituntut tanggung jawab, dan tidak diperdulikan akibatnya anak kurang percaya diri, emosi tidak Jabil,
7
h.46
Yulia Singgih D. Gunarsa, Asas Asas Psikologi, (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2000 ),
20 dan kurang bersahabat. Pola asuh demokratis bercirikan anak dilatih untuk bertanggung jawab , menentukan perilaku sendiri agar kelak mandiri dan mencapai kedewasaannya, akibatnya anak mempunyai percaya diri yang kuat, emosi anak Jabil, penuh persahabatan, dan bijaksana dalam bertindak. 8 Sofyan Wilis (1993), membagi sikap orang tua dalam cara mengasuh anak menjadi 3 yaitu : a. Keras artinya orang tua merasa berkuasa di rumah tangga sehingga segala tindakannya terlihat keras, kata-katanya kepada anak-anaknya tajam dan menyakitkan hati, banyak memerintah, kurang mendengar keluhan atas usulan anak-anaknya, mengontrol anaknya dengan keras dan kaku. b. Orang tua yang bersikap terlalu lunak dan tidak berdaya, maksudnya orang tua yang terlalu memberi kebebasan terhadap anak tanpa norma-norma tertentu yang harus diikuti oleh mereka. Dalam ha! ini mungkin orang tua terlalu sayang terhadap anak- anak mereka. c. Sikap orang tua yang demokratis artinya orang tua yang memberikan kesempatan kepada setiap anaknya menyatakan
pendapat, keluhan kegelisahannya dan
orang tua ditanggapi secara wajar dan dibimbing sepenuhnya. 9
8
Neni Zikri, "Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Sikap Remaja Terhadap Premarita.Sex", Skrip.vi, (Jakarta : Perpustakaan UTN, 2003 ) 9 Sofyan Wilis, Problem Remaja dan Pemecahannya, ( Bandung : Penerbit Angkasa , J993 ), h. 44
21
Dari pola asuh yng otoriter dapat membentuk anak yang apabila berada disekitar orang tuanya, ia nampak sangat penurut, namun menjadi agressif bila tidak ada mereka, anak menjadi Iebih egois dihadapan teman-temannya, pada pola asuh lainnya yaitu permissit: anak tampak seperti suka mementingkan diri sendiri, suka mengabaikan orang lain, agressif sehingga tidak mengindahkan peraturan-peraturan yang berlaku, sedangkan pola asuh demokrasi akan tumbuh kemampuan anak dalam mengendalikan dirinya, dan si anak umumnya memiliki konsep diri yang positif. Dalam kenyataannya pola asuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya seperti yang dijelaskan di atas. Orang tua memiliki kecenderungan dalam mendidik anak-anaknya dengan pola asuh otoriter, acuh tak acuh dan demokratis. Jadi ada saatnya orang tua bersikap keras dan lunak tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Jarang orang tua yang secara mutlak menerapkan satu pola asuh tertentu saja. Meskipun demikian, dari berbagai pola asuh tersebut ada salah satu kecenderungan pola asuh tertentu yang lebih banyak diterapkan misalnya: otoriter, demokratis, acuh talc acuh ataupun terlalu memanjakan.
4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Asuh
Setiap orang tua baik sadar atau pun tidak sadar , menginginkan ha! yang terbaik bagi anaknya. Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemilihan tipe po Ia as uh, yai tu a. Pola asuh yang diterima dari orang tua sewaktu masih kanak-kanak.
22 Menurut Hurlock (1974), orang tua memiliki kecenderungan yang besar untuk
menerapkan pola asuh yang mereka terima dari orang tua mereka pada
anaknya. b. Pendidikan orang tua Pendidikan orang tua mempengaruhi pemilihan pola asuh yang diterapkan anak. Orang tua yang mendapat pendidikan yang baik, cenderung menerapkan pola asuh yang lebih demokratis ataupun permissif dibandingkan dengan orang tua yang pendidikanya terbatas . Pendidikan membantu orang tua untuk lebih memahami kebutuhan anak. c. Kelas sosial. Perbedaan dari kelas sosial orang tua mempengaruhi pemilihan pola asuh. Elder (1963) mengatakan bahwa orang tua dari kelas sosial menengah cenderung lebih permissif dibandingkan dengan orang tua dari kelas sosial bawah. d. Konsep tentang peran orang tua Tiap orang tua memiliki konsep tentang bagaimana seharusnya ia berperan. Orang tua dengan konsep tradisional cenderung untuk memilih pola asuh yang ketat dibandingkan orang tua dengan konsep non tradisional. e. Kepribadian orang tua Pemilihan pola asuh dipengaruhi oleh kepribadian dari orang tua Selain itu kepribadian
dari
orang
tua
JUga
mempengaruhi
bagaimana
mereka
menginterpretasikan po la asuh yang mereka terapkan. Orang tua yang berkepribadian
23 tertutup dan konservatif cenderung untuk memperlakukan anaknya dengan ketat dan otoriter. f
Kepribadian anak. Tidak hanya kepribadian orang tua saja yang mempengaruhi pemilihan
pola asuh, tetapi juga kepribadian anak. Anak yang ekstrovert akan bersikap lebih terbuka terhadap rangsang-rangsang yang datang padanya dibandingkan dengan anak yang introvert. Hal ini akan mempengaruhi
pemilihan pola asuh yang diberikan
orang tua pada analrnya g. Faktor nilai yang dianut orang tua Di Baral tampaknya orang tua menganut paham 'equalitarian' dimana kedudukan anak sejajar dengan orang tua. Namun di negara timur, nampaknya orang tua masih Jebih cenderung menghargai kepatuhan. h. Usiaanak Tingkah laku dan sikap orang tua dipengaruhi usia anak. Orang tua Iebih memberikan dukungan dan dapat menerima
sikap ketergantungan anak usia
prasekolah dari pada remaja. Banyak ha! yang mempengaruhi pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya, pola pengasuhan yang dipilih oleh orang tua kepada anak, tentulah merupakan cara yang dianggap paling tepat untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh orang tua terhadap anaknya, pola pengasuhan yan berbeda-
24 beda tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan masmg- masing, yang akan
membentuk anak secara khas. 10
B. KEPERCAYAAN DIR!
1. Pengertian Kepercayaan Diri Istilah kepercayaan diri erat kaitannya dengan konsep diri, jadi sebelum membahas tentang kepercayaan diri akan dibahas konsep diri terlebih dahulu. Membahas tentang konsep diri, mengingatkan kita pada cerita fabel tentang Burung Elang yang dibesarkan dalam lingkungan Ayam. Selama dirinya masih merasa sebagai Ayam, ia bertindak dan berperilaku seperti ayam. Suatu saat, ia melihat ada burung yang terbang. Ketika itu sadarlah ia bahwa ia berbeda dengan ayam di lingkungannya dan ia berusaha terbang kepakkan sayapnya. Ternya1a ia dapat terbang mengarungi awan melesat jauh keangkasa. 11 Cerita itu mengajarkan kepada kita tentang bagaimana konsep diri orang berpengaruh terhadap tindakan yang ditampilkannya. Bagaimana kita menilai diri kita dengan diperbandingkan dengan diri orang lain, biasa disebut dengan harga diri atau rasa percaya diri . Karena itu apa yang kita persepsikan tentang diri kita, seberapa besar kita mempercayai kemampuan-kemampuan kita, serta seberapa besar kita memperbandingkan perilaku kita dengan orang lain akan menentukan seberapa besar pula harga diri kita.
10
11
Hurlock, Elizabeth B, op.cit. , h. 428 Asep Khaerul Gani, Maka/ah Psikologi, ( Jakarta : 1998 )
25
Menurut Bambang Sunaryo (2002) konsep diri adalah cam pandang seseorang terhadap dirinya ; baik dari sisi apa yang dipahami oleh dirinya sendiri, dari sisi apa yang dipahami oleh orang lain terhadap dirinya dan dari sisi nilai-nilai idealitas yang dituntut oleh masyarakat secara umum terhadap dirinya. 12 Fitts( 1971) mendefinisikan konsep diri sebagai : "The selfas seen perceived
and experience by him. This is the perceived self or individuals self concept ". Sedangkan Rosenberg (1992) menyatakan "self concept is all the thought and
feelings that have reference to self as an object". Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan persepsi, ide dan sikap individu tentang keseluruhan aspek yang ada dalam dirinya baik fisik, psikis, maupun sosial. 13 Konsep diri terbentuk melalui pengalaman dan melalui tahapan yang berupa siklus : Tahap pertama, Kita menggambarkan bahwa kita adalah X Tahap kedua, Kita membayangkan bagaimana X itu Tahap ketiga, Kita memilih tingkah laku yang mencerminkan Tahap keempat, Tingkah laku anda dilihat, diamati dan dipersepsikan orang lain Tahap kelima, Orang lain berespon terhadap tingkah laku kita
12
Bambang Sunaryo, " Lebih Percaya Diri dalam Berdakwah ", Majalah Ummt, XIV, 4 ( Agustus- September, 2002 ), h.11 13 Fitts, W.H. . Adam, J.L. . Radford, G.. Rich, WC., Thomas, B.K M. murphy, Thompson, W , The self Concept and Se!f Act11a/izatio11. Monograph III, (Los Angeles, California : Western Psychological Service. 197 I )
26
Tahap keenam, Kita menerima orang lain yang menerima atau menolak ke X-an kita. 14 Sering kali terjadi, kita menjadi diri kita sekarang ini sangat tergantung kepada kata-kata yang sering kita terapkan kepada diri kita sendiri. Bila tanpa kita sadari banyak kualitas diri yang negatif yang kita nyatakan pada diri kita ( Lemah, Bodoh, Malas, tak berdaya, dll ) tanpa kita sadari bila ha! ini tidak kita perangi, maka secara sadar dan tidak sadar, kita membentuk tingkah laku yang sesuai dengan yang kita nyatakan. Karena itu periksa kembali apa yang sering kita nyatakan kepada diri kita, bagaimana pemikiran kita tentang diri kita. Bila kita mampu mengendalikan pemikiran kita, kita pun dapat pula mengendalikan perasaan kita." Pikiran baik adalah sebuah jalan yang lurus , namun bila tidak pernah di lewati, ia akan tertutup oleh tumbuhnya rumput liar dan semak belukar " Karena itu kuasailah pikiran kita dan jangan lupa selalulah berfikir positiftentang sesuatu hal". 15 Setiap orang memiliki konsep diri yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tidak bisa kita meniru orang lain dalam segala hal. Kepribadian manusia itu unik, karena dibentuk oleh akumulasi pengalaman hidupnya sendiri. Yang penting adalah bagaimana seseorang memiliki konsep diri yang jelas, seseorang akan mempercayai dirinya sendiri, mampu menilai posisi dan kualitas dirinya, serta dapat menempatkan diri dengan baik. 16
14
Asep Khaerul Gani, Loe. cil. "Asep Khaerul Gani, Loe.cit 16 Bambang Sunaryo~op.ci(, h. 11
27 Kepercayaan diri dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, didefinisikan sebagai suatu kcyakinan atau kcpastian akan kemampuan dan kelebihan seseorang bahwa ia dapat memenuhi harapannya tersebut. 17 Sedangkan kcpercayaan diri dalam kamus istilah psikologi adalah kesadaran dan kepercayaan seseorang pada kemampuan sendiri, dan dapat memanfaatkannya secara tepat. 18 Menurut Roger ( 1961 ), kepercayaan diri adalah kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan pcnilaian-penilaian tanpa harus bergantung pada orang lain. Kepercayaan diri juga merupakan keyakinan individu untuk melakukan tindakan . benar. 19 yang drnnggap Kepercayaan diri adalah penilaian seseorang akan kesanggupan dan keterampilan yang dimilikinya yang menimbulkan ketegasan atau keyakinan untuk bertindak dalam area fungsi yang lebih luas .. Sebuah definisi yang sangat luas yang disetujui kebanyakan orang adalah:" Orang yang percaya diri ialah orang yang merasa puas dengan dirinya." 20 Sesungguhnya ada dua jenis percaya diri yang cukup berbeda : batin dan lahir. Jenis percaya diri batin adalah percaya diri yang memberi kepada kita perasaan dan anggapan bahwa kita. dalam keadaan baik ; jenis percaya diri lahir
17
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahesa, Kamus besar Bahasa h1do11esia, ( Jakarta : Depdikbud Balai Pustaka , 1998 ) 18 Hasan dkk, Kamus Jsti/ah Psikologi, ( Jakarta : Pusat Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1990 ), h. 46 19 E. Koswara. Motimsi 1'eori dan Pe11elitia1111ya, (Bandung; Angkasa, 1989), cet. Ke-I, h. 221 20
Gael Lindenfield, Me11didik A11ak Agar Percaya Diri, (Jakarta; Penerbit Arcan 1997 ), h. 4
28 memungkinkan kita untuk tampil dan berperilaku dengan cara yang menunjukkan kcpada dunia Juar bahwa kita yakin akan diri kita. Dan karcnajenis percaya diri batin dan percaya diri labir saling mendukung, keduanya membentuk sesuatu yang jauh lebih kuat dan efektif dari pada jumlah bagian-bagiannya. Orang yang percaya diri batin mampu mempertabaukan kecenderungan alamiah mereka untuk menghargai baik kebutuhan jasmani maupun rohaninya, dan menempatkannya pada pijakan yang setara kepada kebutuhan orang lain. l\/Iereka sangat
menyadari
kekuatan
mereka
dan
karena
itu jauh
lebih
mampu
mengembangkan kemampuan mereka sepenuhnya. Mereka terbiasa menentukan sendiri tujuan yang bisa dicapai ; mereka tidak selalu hams bergantung pada orang lain untuk melakukan kcgialannya. Orang yang percaya diri batin akan tumbuh dengan harapan bahwa hidup itu pada umumnya mcnycnangkan. Sedangkan orang yang percaya diri lahir mampu berbincang-bincang dengan orang dari segala usia dan segala jenis latar belakang. Mereka juga mampu menyatakan kebutuhan mereka secara langsung dan terns terang. Mereka mampu memilih gaya pakaian dan wama yang paling cocok dengan kepribadian dan kondisi fisik mereka masing-masing. Mereka juga lebih percaya diri karena tidak khawatir akan le pas kendal i. Secara awam, istilah kepercayaan diri seringkali dikaitkan dengan keberanian seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu, bukan hanya yang membawa resiko fisik, tetapi juga resiko sosial. Orang bisa dikatakan tidak punya kepercayaan diri jika tidak berani mengungkapkan ide dalam suatu rapat, tidak berani
29
bicara didepan umum, tidak berani berkenalan dengan lawan jenis , tidak berani menyeberang jalan sendiri. Disamping itu, kepercayaan diri juga sering dikaitkan dengan anggapananggapan bahwa yang bersangkutan kurang hebat, atau memiliki cacat-cacat tertentu. Misal orang mengatakan tidi\k percaya diri karena wajah penuhjerawat, bau badan., bau mulut, rambut penuh ketombe dan lain sebagainya. Dilihat dari uraian di atas, goyahnya kepercayaan diri umurnnya bersumber pada anggapan-anggapan tertentu tentang diri yang menyebabkan kurangnya keberanian untuk bertindak maupun kurangnya penghargaan pada kehebatankehebatan diri. ~
Shrauger ( 1995), mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah anggapan
orang tentang kompetensi dan keterampilan yang dimilikinya serta kesanggupannya untuk menangani berbagai macam situasi. 21 Walaupun Shrauger dalam definisinya hanya mencanturnkan kesanggupan dan keterampilan namun dalam alat ukur yang dibuatnya,
ia j uga
mempersoalkan
adanya anggapan-anggapan yang
lebih
berhubungan dengan kondisi yang bukan kesanggupan atau keterampilan, misalnya penampilan. 1
Dengan demikian kepercayan diri adalah suatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek -kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
21
Evie Mahrita," Perkembangan lnventori kepercayaan did '',Skripsi, ( Jakarta: UI Depok 1997 )
30
2. Karakteristik Kepercayaan Diri Ciri- ciri orang yang pcrcaya diri menurut Thursan Hakim ( 2002 ): a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi d. Mampu menyesuai kan diri dan berkomunikasi diberbagai situasi e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya f.
Memiliki kecerdasan yang cukup
g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup h. Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya keterampilan berbahasa asing 1.
Memiliki kemampuan bersosialisasi
J.
Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik
k
Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup
L Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah , misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah, dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Dengan sikap ini, adanya masalah hidup yang berat justru semakin memperkuat rasa percaya diri seseorang. 22
22
Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya D;ri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002 ), h.5
31
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan eenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya. Dalam diskusi, ia akan-lebih banyak diam. Dal am pidato ia berbicara terpatah-patah. 23 Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal dengan communication apprehension. Orang yang apprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dalam pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi, dan hanya akan berbicara bila terdesak saja. Bila kemudian ia terpaksa berbicara, sering pembicaraannya tidak relevan, sebab berbicara yang rclevan tentu akan mengundang reaksi orang lain, dan ia akan ditw1tut berbicara lagi. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa I020% mahasiswa Amerika menderita apprehensi komunikasi (Hunt, Scott, Mc croskey, 1978:148). Kita tidak mengetahui berapa persen mahasiswa seperti itu di Indonesia. Penelitian lain menerangkan bahwa orang-orang yang apprehensif dalam komunikasi, cenderung dianggap tidak menarik oleh orang lain, kurang kredibel, dan sangat jarang menduduki jabatan pemimpin. Pada pekerjaan mereka cenderung malas ; karena itu, cenderung gaga! secara akademis. Menurut Jalaluddin Rakhmat (1998), orang yang percaya diri, tidak akan mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada orang-orang
23
h.105
Jalaluddin Rahmat. Psikologi Ko1111111ikasi, ( Bandung : PT . Remaja Rosda Karya , 1998 ),
32 yang dihormatinya, mampu berbicara di depan umum, atau tidak ragu-ragu menuliskan pcmikirannya dalam media massa. 24 Cosini (1993) mcnerangkan berbagai karakter orang yang percaya diri menjadi ciri utama sebagai berikut : a. Toleran b. Tidak memerlukan dukungan orang lain c. Optimis d. Tidak ragu-ragu e. Krcatif f.
Yakin tehadap kemampuan sendiri
g. Berani menghadapi tantangan h. Mempunyai inisiatif sendiri 25 Lindenfield ( 1997) membagi percaya diri menjadi 2 bagian, percaya diri Lahir dan batin. Dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Cinta diri Orang yang percaya diri mencintai diri mereka, dan cinta diri ini bukanlah sesuatu yang dirahasiakan. Jelaslah bagi orang luar bahwa mereka perduli tentang diri mereka karena perilaku dan gaya hidup mereka adalah untuk memelihara diri. b. Pemahaman Diri
24
Ibid. "Evie Mahrita, Loe. Ci1.
33 Orang dengan percaya diri batin sangat sadar diri. Mereka tidak terus menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan, fikiran, dan perilaku mereka, dan mereka selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang diri mereka. c. Tujuan Yang Jelas Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. lni disebabkan karena mereka punya pikiran yang jelas mengapa mereka melakukan tindakan tertentu dan mereka tahu hasil apa yang bisa diharapkan. d. Berfikir Positif Orang yang percaya diri biasanya teman yang menyenangkan, salah satu sebabnya ialaJ1 karena rnereka bisa, melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka mengharapkan serla mencari pengalaman dan hasil yang bagus. e. Komunikasi Dengan
memiliki
dasar
yang
baik
dalam
bidang
keterampi!an
berkomunikasi, anak-anak akan dapat mendengarkan orang lain dengan tepat, tenang dan penuh perhatian. f.
Ketegasan Kalau kita bisa mengajarkan sikap tegas kepada anak-anak kita, jarang
sekali mereka akan berlaku agressif dan pasif demi mendapatkan keberhasilan dalam hidup dan hubungan sosialnya.
34
g. Penampilan Diri Karena ini akan mengajarkan pada anak betapa pentingnya tampil dengan orang yang percaya diri. h. Pengendalian Perasaan Kalau perasaan tidak dikelola dengan baik, maka bisa membentuk suatu kekuatan besar yang tidak terduga, kadang-kadang menyenangkan dan menarik untuk membiarkan hati memerintah pikiran, tetapi pada umumnya dalam hidup sehari-hari kita perlu mengendalikan perasaan kita. 26 Karakteristik orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi menurut Asep khaerul Gani ( 1998) : a. Menggunakan cara yang orisinil dalam mengemukakan pendapat b. Mampu menemukan kata yang tepat serta menentukan sebutan, nama, julukan orang lain. c. Kecenderungan untuk membicarakan dirinya sangat jarang d. Mudah berbicara dengan orang lain dan berpandangan luas e. Mampu menerima penghargaan keluhan atau makian dengan baik f
Mampu mengambil resiko dalam sebuah tugas atau proyek
g. Tidak membuang waktu hanya untuk mencari cara yang terbaik demi menghindari teguran ataupun cemoohan h. Nada penuh percaya diri mampu menyatakan " saya tidak tahu " atau " sayalah yzmg bersalah " 26
Gael Lindenfield. Mendidik Anak Agar Percaya Diri, ( Jakarta : penerbit, 1997 ), h.5
35
I.
Kemampuan untuk berempati kepada orang lain
J.
Kemampuan unluk bersikap optimis dalam kompetisi
k. Keinginan untuk mencoba cara atau permainan barn I.
Kemampuan masuk kedalam sebuah diskusi dengan modal hanya sebuah pertanyaan
m. Menghindari dogmatisme rendah n. Kecenderungan untuk bias dan rancu melihat orang sebagai stereotype.
3. Perkembangan Kepercayaan Diri Untuk menjadi manusia yang jcnius, seorang anak mungkin membutuhkan bakat IQ yang tinggi. Tapi untuk mcmiliki percaya diri yang baik, seorang anak perlu mengawalinya deJ\gan memiliki konsep diri dengan benar. Menurut Bambang Soenaryo (2002), percaya diri erat kaitannya dengan konsep diri. Yang dimaksud dengan konsep diri adalah cara pandang seseorang terhadap dirinya; baik dari sisi apa yang dipahami oleh dirinya sendiri, dari sisi apa yang dipahami oleh orang lain terhadap dirinya dan dari sisi nilai-nilai idealitas yang dituntut oleh masyarakat secara umum terhadap dirinya. Setiap orang memiliki konsep diri yang berbeda satu dengan yang lainnya tidak bisa kita meniru orang lain dalam segala ha!. Kepribadian manusia itu unik, karena dibentuk oleh akumulasi pengalaman hidupnya sendiri. Yang penting adalah bagaimana seseorang memiliki konsep diri yang jelas. Dcngan konscp diri yang jclas, seseorang akan mempercayai
36
dirinya sendiri, mampu menilai posisi dan kualitas dirinya, serta dapat menempatkan diri dengan baik. 27 Pada dasamya, konsep diri manusia berkembang dan berubah seiring dengan pertambahan usia, pengalaman hidupnya dan pemahaman nilai idealitasnya. Orang yang ketinggalan dan tidak berkembang adalah orang yang tidak mau berubah. Prosesnya dapat dilakukan melalui perubahan sisi kognitif (pengetahuan) dengan mempelajari "al haq" yang dilanjutkan dengan upaya penghayatan. Pada fase penghayatan ini, ses<:orang dapat m<:lakukan introspcksi (muhassabah) untuk menilai posisi diri. Selanjutnya adalah perubahan sikap. Sikapnya positif maka ia berubah. Orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal : a. Ia yakin akan kcmampuannya mengatasi masalah b. la merasa sctara dengan orang lain c. la mencrima pujian tanpa rasa malu d. la menyadari
bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang scluruhnya tidak disetujui masyarakat. e. Ia mampu mempcrbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspekaspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mcrubahnya.
28
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada akhir masa kanak-kanak : a. Kondisi Fisik
27 28
Ba1nbang Socnaryo, OJJ.cil .• h.1 l Jalaluddin Rakhmat, op.cit., h. 105
37
Kesehatan yang buruk dan cacat-cacat fisik menghalangi anak untuk bennain dengan teman-teman dan menyebabkan anak merasa rendah diri dan terbelakang. b. Bentuk Tubuh u
Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kurus menurut usianya tidak
mampu mengikuti teman-temannya sehingga mengakibatkan perasaan rendah diri. c. Narna dan J ulukan Nama yang mengakibatkan cemoohan atau julukan yang diambil dari kelucuan fisik dan sifat kepribadian dapat menimbulkan rendah diri. d. Lingkungan Sekolah Penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan yang penuh pengcrtian. Sedangkan guru yang menerupkan disiplin yang dianggap tidak adil oleh anak alau yang menentang anak akan mcmberi pengaruh yang berbeda. e. Dukungan Sosial Dukungan atau kurangnya dukungan dari teman-teman mempengaruhi kepribadian anak melalui konsep diri yang terbentuk. Yang paling terpengaruh adalah anak yang sangat populer dan anak yang terkucil f
Keberhasilan dan Kegagalan Berhasil menyelesaikan tugas-tugas memberikan rasa percaya diri dan
menerima diri sendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan timbulnya perasaan kurang mampu. Kegagalan yang berulang-ulang menimbulkan akibat yang merusak pada kepribadian anak.
38 g. Seks Anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang harus dijalankan lebih rendah daripada peran laki-laki, dan kesadaran ini menyebabkan menurunnya penilaian diri. h. Inteligensi Tnteligensi yang sangat berbeda dari yang normal akan memberikan pengaruh yang buruk kepada kepribadian . 1.
Status Sosial Ekonomi Kalau anak merasa bahwa status sosial ekonominya lebih rendah dari teman-
teman sebaya, ia cenderung merasa rendah diri. 29 Berikut adalah konsep diri pada masa kanak-kanak akhir : Pada masa kanak-kanak akhir (6-13 th pada wanita, 6-14 th pada pria), hubungan lingkungan mulai meluas. Namun, hubungan keluarga masih tetap sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Anak mulai mengembangkan konsep diri ideal. Mulanya konsep diri ideal mengikuti pola yang digariskan orang tua, guru dan orang lain di lingkungannya. Kenrndian dengan meluasnya cakrawala, ia mulai mengikuti pola-pola atau tokoh-tokoh yang dibaca dan didengar. Pada masa ini anak mulai bergaul dengan teman-teman sebayanya apabila ia tidak diterima oleh teman-temannya sebagaimana diharapkan, maka anak sering menjadi tidak puas terhadap diri sendiri dan iri terhadap anak yang populer. Hal ini dapat mengakibatkan kebiasaan menarik diri, dan sifat sensitif berlebihan. 29
E!izabeth B. Hurlock. Psikologi Perke111ba11ga11, ( Jkt: Penerbit Erlangga 1991 )
39 Dukungan sosial dengan teman-teman sebaya dalam Iingkungan keluarga sangat berpengarnh terhadap kepribadian anak. Apabila dukungan kurang, anak akan mengembangkan sikap negatif. Sebaliknya apabila dukungan cukup, maka ha! ini akan mengembangkan kepribadian positif seperti percaya diri, dan mudah bergaul.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
Middlebrook ( 1993) mengatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu : a. Pola Asuh Didikan dan asuhan yang diberikan oleh orang tua kepada anak di dalam keluarga merupakan faktor utama yang besar pengaruhnya bagi perkembangan anak dimasa mendatang. b. Jenis Kelamin Berkaitan dengan peran jenis kelamin, yang disandangkan oleh budaya terhadap kaum pria atau perempuan memi!iki efek tersendiri .pada pola pengembangan kepercayaan diri. c. Pendidikan Pendidikan seringkali dijadikan tolak ukur dalam menilai keberhasilan seseorang, ini berarti semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula anggapan orang lain terhadap dirinya.
40
d. Penampilan Fisik Hampir menjadi anggapan umum, orang yang memiliki penampilan fisik baik dianggap memiliki watak dan sifat-sifat baik. Mereka dianggap cakap, berbudi dan berkepribadian. Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara penampilan fisik dengan watak dan sifat-sifatnya. 30
5. Masalah Tidak Percaya Diri Pada Anak-Anak
a. Anak terlalu mudah menangis Banyak masalah
kecil yang menyebabkan anak menangis.
Hal
ini
mencerminkan kualitas orang tua pada umumnya di dalam mendidik anak. Dan hal ini mencerminkan adanya gejala rasa kurang percaya diri anak dalam bentuk kurang merasa aman. b. Anak mudah takut Gejala mudah takut pada anak bisa dilihat ketika ia dihadapkan pada berbagai situasi. Ketakutan terhadap berbagai objek mungkin disebabkan anak sering ditakuttakuti. c. Anak tidak berani kesekolah sendiri Gejala ini bisanya dialami oleh anak usia taman kanak-kanak, terkadang sampai usia sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena oarng tua sering bersikap terlalu melindungi. d. Anak cenderung enggan menghadapi kesulitan 30
Evie Mahrita ~Loe.cit .
41
Gejala ini akan terlihat ketika anak menghadapi suatu hal dengan tingkat kesulitan yang tinggi, khususnya di dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan sekolahnya. e. Anak tidak bisa membuat pekerjaan rumah tanpa dibantu Anak merasakan pekerjaan rumah sebagai satu beban yang menyusahkan dan membuatnya tidak percaya diri untuk bisa mengerjakannya sendiri dengan mudah.
f. Anak selalu minta dilayani Gejala tidak percaya diri juga banyak terjadi adalah anak selalu minta dilayani di dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang seharusnya dilakukan sendiri. g. Anak merasakan
peke~jaan
sekolahnya sebagai beban
Anak yang tidak percaya diri akan merasakannya sebagai beban yang menyusahkan dan membuatnya kurng yakin untuk bisa menghadapi .. h. Anak takut menghadapi temannya yang nakal Karena hal-hal te1ientu yang tidak jelas, anak memperlihatkan gejala tidak percaya diri dalam bentuk kurang memiliki rasa aman. 1.
Anak takut menghadapi guru Adakalanya guru yang mempunyai disiplin yang tinggi dan emosi tinggi
kurang menyadari bahwa sikap mereka bisa membuat anak-anak takut. Pada anakanak tertentu, ketakutan ini bisa terjadi secara berlebihan dan menimbulkan rasa tidak percaya diri.
42
J.
Anak tidak berani tampil di depan kelas Ketidakberanian anak untuk tampil di depan kelas merupakan salah satu
bentuk gejala adanya rasa tidak percaya diri. Hal ini karena anak kurang dididik untuk berani mengekspresikan isi hatinya.
k. Anak tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat Gejala ini merupakan gejala umum, dalam arti, sebagian besar murid mengalaminya. Hal ini bisa terjadi pada keluarga dengan pola pendidikan otoriter. I.
Anak mudah takut menghadapi orang yang lebih tua Salah satu gejala yang juga bisa mencerminkan kurangnya rasa 0
tidak percaya diri bisa dilihat dari ketidakberanian anak untuk menghadapi anak yang lebih tua. m. Anak tidak berani tidur sendiri Masalah yang cukup serius akan terjadi jika pada usia tertentu saat seharusnya anak sudah harus berani tidur sendirian, tetapi ia selalu menangis untuk ditemani setiap kali hendak tidur. n. Anak tidak berani berada di tempat gelap Gejala terscbut merupakan salah satu bentuk gejala tidak percaya diri yang JUga merupakan gangguan mental yang bisa berkembang menjadi fobia sampai dewasa. o. Anak mudah panik dalam menghadapi masalah.
43 Sikap tersebut biasanya bukan disebabkan masalah yang dihadapinya sulit, tetapi lebih sering karena adanya rasa tidak percaya diri bahwa ia akan mampu mengatasinya. p. Anak menjadi gagap ketika berbicara Hal ini terlihat pada anak yang tidak memiliki kelainan pada alat-alat bicaranya tapi memperlihatkan gejala gagap ketika berbicara. q. Anak sering mengisolasi diri Gejala mengisolasi diri atau sebaliknya diisolasi oleh teman-temannya sering dialami oleh anak-anak tertentu di dalam lingkungan sekolah.
r. Anak cenderung tidak punya inisiatif Kurangnya inisiatif anak di dalam melakukan sesuatu yang baik sering terlihat, terutama di lingkungan sekolah pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah s. Anak cenderung mundur dalam menghadapi tantangan Hanya orang-orang dengan rasa percaya diri yang baik sajalah yang akan bisa menghadapi tantangan.
6. Pengaruh Kondisi Keluarga Terhadap Proses Pembentukan
Rasa Percaya \
Diri Keadaan keluarga, sebagai lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan setiap orang, sangat mempengaruhi pembentukan rasa percaya diri. Rasa
44
percaya diri bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil jika seseorang berada di dalam keluarga yang baik. a. Keadaan Keluarga 1) Kedua orang tua kandung masih lengkap 2) Ayah dan ibu mempunyai Jatar belakang perkawinan yang baik ketika mereka membentuk rumah tangga. 3) Anak dilahirkan dalam keadaan normal, jasmani dan rohani. 4) keberadaan anggota keluarga yang Jain tidak membawa pengaruh negatifpada anak. b. Kondisi Ekonomi Keluarga 1) Kebutuhan sandang, pangan dan papan terpenuhi 2) Tersedia dana yang cukup untuk pendidikan formal 3) Tersedia berbagi fasilitas yang menunjang proses perkembangan anak 4) Biaya untuk pemenuhan kesehatan terpenuhi 5) Secara garis besar keadaan kondisi ekonomi keluarga harus bisa memenuhi kebutuhan perkembangan mental dan fisik anak. c. Kondisi Tempat Tinggal l) Tinggal di rumah milik sendiri 2) Kondisi rumah cukup luas agar anggota keluarga tidak tinggal berdesakkan 3) Adanya tempat yang cukup memadai bagi anak untuk belajar 4) Tersedia halaman yang luas untuk anak bermain
45
5) Kondisi rumah hams memenuhi standart minimal bagi seluruh anggota keluarga untuk bisa memenuhi segala kebutuhan dan menjalani kehidupan dengan tenang. d. Kondisi Lingkungan di Sekitar Rumah I) Tempat tinggal hendaknya tidak terletak pada lingkungan yang sering terjadi keributan. 2) Tempat tinggal juga tidak berada pada lokasi yang dihuni oleh masyarakat yang berperilaku asusila. 3) Tinggal didaerah kumuh Juga perlu dihindari karena kecenderungan masyarakatnya yang berpendidikan rendah dengan kualitas tingkah laku yang sulit diharapkan untuk mcmbcri pcngaruh positif bagi perkembangan rasa percaya diri anak. 4) Perlu diusahakan agar anak diberi kesempatan untnk bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Dan perlu pula diberi kesempatan untuk bergaul dengan orang yang lebih rendah atau lebih tua usianya. e. Latar Belakang Ayah dan lbu Kandung 1) Suatu perkawinan yang baik dengan rasa saling mencintai bukan karena keterpaksaan 2) Ayah dan Thu berasal dari keluarga baik-baik. 3) Latar belakang pendidikan formal ayah clan ibu yang cukup memadai sebagai bekal menjadi orang tua dengan wawasan yang cukup luas.
46
4) Figur, penampilan dan tingkah laku ayah dan ibu harus mencerminkan contoh kepribadian yang baik , terutama dari segi wibawa dan rasa percaya diri. 5) Hubungan yang harmonis antara suami isteri dan juga antara orang tua dan anak. f.
Pola Pendidikan Keluarga I) Anak hendaknya jangan dididik terlalu keras. 2) Rasa sayang terhadap anak perlu diusahakan agar tidak membuat orang tua bersikap terlalu memanjakan dan terlalu melindungi. 3) Jika orang tua hendak menanamkan rasa percaya diri yang kuat pada diri anak maka di dalam setiap kegiatan positifyang dilakukan anak perlu ditumbuhkan semangat untuk bersikap mandiri clan ditumbuhkan pula rasa malu atau gengsi jika anak bersikap terlalu tergantung kepada bantuan orang lain.
C. MASA KAN AK-KAN AK AKHIR
Akhir masa kanak-kanak akhir (Later Childhood) atau masa anak sekolah berlangsung antara usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. 31 Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak keke!as satu, ha! yang wajib untuk anak berusia 6 tahun di Amerika saat ini. Sementara penyesuaian diri dengan tuntutan dan harapan barn dari kelas satu, kebanyakan anak 31
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991 ),
h.146 l1 I•
¥ ....•••.,.,
47 berada dalam keadaan tidak seimbang, anak mengalami gangguan emosional sehingga sulit untuk hidup bersama. Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap , nilai dan perilaku. Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku dengan menjelang berakhimya periode ini dan anak mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja. Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual yaitu !criteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja timbulnya tidak sclalu pada usia yang sama. Akhir masa kanak-kanak ini, disebut orang tua dengan masa tidak rapih karena mereka cendenmg tidak memperdulikan atau ceroboh terhadap penampilan dan kamarnya juga sangat berantakkan. Masa ini disebut
usia bertengkar karena pada masa ini senng terjadi
pertengkaran antara anak-anak dan antara anak dengan anggota keluarga lainnya, sehingga suasana rumah adakalanya tidak menyenangkan. Dan masa ini oleh orang tua disebut dengan masa menyulitkan karena anakanak tidak menurut lagi perintah, mereka lebih banyak dipengaruhi atau menuruti teman-temannya dari pada orang tua dan anggota keluarga lainnya. Karena dalam usia sekolah, anak-anak sudah jauh lebih mandiri, anak mulai membandingkan segala
48 sesuatu di rurnahnya dengan yang ditemui di luar, baik di sekolah ataupun di rurnah teman-temannya. Norma-nonna moral yang tadinya absolut di rumah kini menjadi relati£ Oleh karena itu, anak-anak dalarn rnasa ini suka mernbantah dan rnernbandingbandingkan. 32 Para pendidik menyebut masa kanak-kanak dengan sebutan ; Usia sekolah dasar dan usia kritis ; Sedangkan para ahli psikologi rnenyebutnya dengan usia berkelompok : Usia penycsuaian. 33 Anak di sekolah bertemu dengan anak-anak lain dan guru, anak bergaul, berinteraksi dengan anak-anak sebaya. Semua ha! yang dibenarkan oleh guru adalah benar karena guru yang mengatakannya. Anak senang bergaul dengan teman sebaya dan senang berkumpul dengan berbagai kelompok tcman sebaya. Anak mengubah tingkah lakunya dan ingin sekali belajar berbagai ketangkasan dan keterampilan yang perlu untuk dapat diterima dalam berbagai aktivitas kelompok, dan identifikasi teman sebaya. 34 Tugas- tugas perkembangan anak pada kelompok umur 6-13 tahun : a. Belajar kemampuan-kemampuan fisik yang diperlukan agar bisa melaksanakan pennainan atau olah raga yang biasa. b. Mernbentuk sikap-sikap tertentu terhadap dirinya sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang c. Belajar bergaul dengan teman-temannya yang seumur
M. Alisuf Sabri~Pe11ga11tar Psikologi Umum dan Perkemba11ga11 , ( Jakarta : Penerbit Pedoman Ilmu Jaya ), cet. ke-1, h. 155 33 Irwnto, Psikologi Umum , ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama , 1997) , h. 44 34 Yulia Singgih D. Gunarsa, op.cit., h. 51 32
49
d. Memperkembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, .menulis dan menghitung e. Memperkembangkan nurani, moralitas dalam skala ini
£ Memperoleh kebebasan pribadi g. Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan institusi3
5
Tidak setiap anak akan lancar mencapai tugas-tugas perkembangan yang tersusun seperti di atas, karena dalam kenyataannya gangguan dalam tiap perkembangan akan selalu bisa timbul.
D. HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KEPERCAVAAN DIRI ,--ANAK.
Masa kanak-kanak adalah masa yang indah, sekaligus masa yang riskan, betapa tidak, karena saat inilah dasar pcmbentukan kepribadian dibangun. Usia 6-9 th adalah usia disaat anak mulai mcngasah diri untuk menyerap serta memahami kenyataan-kenyataan sosial yang ada. Keinginannya untuk mengikuti aturan permainan yang ada, bertanggung jawab serta mandiri, seyogianya dihargai. Orang tua harus peka danjeli menangkap setiap langkah perkembangan dari anak-anaknya. Anak-anak adalah jiwa yang suci, bersih dan mencinta kegembiraan, bahkan ia adalah inspirasi bagi kegembiraan orang dewasa. Anak-anak sangat menyukai senyuman yang menghiasi wajah orang dewasa. 35
Yulia Singgih D. Gunarsa,_Loc.cil.
50
Penanaman jiwa periang dalam diri anak akan mewariskan jiwa optimis dan daya juang yang tinggi dalam menghadapi hidup dan berbagai rintangannya. Rosululloh SAW pun selalu menanamkan jiwa periang dalam diri anak-anak dengan cara : Menyambut mereka dengan hangat ketika bertemu, mencium dan mencandai mereka, mengelus-elus kepala mereka , memberi mereka makanan yang baik, dan makan bersama-sama dengan mereka . Hal tersebut di atas beliau lakukan untuk menanamkan rasa percaya diri pada diri anak. 36 Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika anak diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan dirinya, anak akan cenderung bersikap menghormati
dan
menerima
dirinya.
Sebaliknya,
bila
orang
Iain
selalu
meremehkannya , menyalahkan , dan menolaknya , anak akan cenderung tidak akan menyenangi dirinya. Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri anak. George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant other'- orang laiH yang sangat penting. Ketika anak masih kecil, mereka adalah orang tua , saudara , dan orang yang tinggal satu rumah dengan anak. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamainya effective others orang lain yang dengan mereka anak mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan anak membentuk konsep dirinya Senyuman, pujian,
36
Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rosulu//ah , ( Bandung : J>enerbit
Al Bayan 1998) h. 310
51
penghargaan, pelukan mereka, menyebabkan anak menilai dirinya secara positif. Ejekan, cemoohan, dan hardikan, membuat anak memandang diri anak secara negatif. Jalaluddin Rakhmat terkesan pada sebuah sajak dari Dorothy Law Nolte. ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA Jika anak dibesarkan dengan celaan, Ia be/ajar memaki .Jika anak dibesarkan dengan permu.mhan, Ia be/ajar berke/ahi .Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, fa be/ajar rendah diri .Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, la be/ajar menyesali .Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Ia bela;ar menahan diri .Jika anak dibesarkan dengan pujian, Ia be/ajar menghargai .Jika anak dihesarkan dengan dorongan. Ia he/afar percaya diri .lika mwk clihesarkan clengan rasa aman, Ia be/afar menaruh kepercayaan Jika anak dibesarkan dengan dukungan, fa be/ajar 111enyena11gi diri .Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, Ia be/ajar menemukan i::inta dalam kehidupan Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, la be/afar keadilan 37
Pengalaman-pengalaman yang dilalui sewaktu kecil, baik pengalaman pahit maupun yang menyenangkan, semuanya mempunyai pengaruh dalam kehidupan nantinya ; karena kepribadian (kebiasaan-kebiasaan , sikap dan pandangan hidup) terbentuk dari pengalaman sejak kecil , terutama pada tahun-tahun pertama dari si
37
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, ( Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya 1998)h 102.
52
anak. Pengalaman-pengalaman itu termasuk pendidikan, perlakuan orang tua, sikap orang tua terhadap si anak, atau sikap orang tua satu sama lain. Pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun pertama itulah yang menentukan kesehatan mental seseorang, bahagia atau tidaknya ia di kemudian hari . Kesehatan mental mempunyai pengaruh atas keseluruhan hidup seseorang, yaitu perasaan, fikiran, kelakuan dan kesehatan. 38 Berdasarkan uraian tersebut semakin jelaslah betapa besar pengaruh sikap dan perilaku orang tua terhadap anaknya, terhadap kep~r~ayaa~ diri dan kepribadian anak yang dapat mewujudkan kebahagiaan atau ketidakbahagiaan pada diri anak kelak.
E. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis Nihil (Ho) :
I
1. pola asuh tida,kbcrkorclasi·positif dcngan k~percayaan diri I?,iJ.d!l;anak: 2. individu dengan pola asuh demokratis tidak lebih percaya diri dari individu dengan pola suh permissif dan otoriter. u
3. siswa tidak lebih percaya diri daripada siswi. Hipotesis alternatif ( Ha ) :
1. pola asuh berkorelasi positif dengan kepercayaan diri pada anak. 2. individu dengan pola asuh demokratis tidak percaya diri dari individu dengan pola suh permissif dan otoriter. 3. siswa lebih percaya diri daripada siswi
"Zakiah Daradjat, Kese/Jatan Mental, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung 1996) h.65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Seperti yang telah diungkapkan dalam pendahuluan, bahwa yang hendak diteliti dalam penelitian ini, apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak. Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan peneliti tersebut, ada beberapa hal yang ditentukan oleh peneliti, yaitu :
J
A. SUBJEK PENELITIAN
!.
Karakteristik subjek. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pada penelitian
ini yang menjadi subjek penclitian adalah siswa-siswi Madrasah Pembangunan lbtidayah Ciputat. 2.
Teknik Sampling. Pcnclitian ini dilakukan di Madrasah
Pembangunan
lbtidayah Ciputat, dengan siswa dan siswi kelas VI D dan VIG. Teknik yang digunakan adalah simple random sampling yaitu
pengambilan sampel secara
acak, sehingga semua responden mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sample. 3.. Jmnlah Sampel . Dari populaoi sebanyak kurang lebih 240 orang , jwnlah sampel sebanyak 60 orang yang terdiri dari 2 kelas.
54
B. IDENTIFIKASI DAN DEFINISI OPERASIONALVARIABEL 1. Identifilmsi Variabcl
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel . Variabel pertama adalah variabel bebas ( independent variabel ) dan yang kedua adalah variabel terikat ( dependent variabel ). a.
Variabel I dalam penelitian ini adalah pola asuh sebagai Independent variabel ( variabel bebas )
b.
Variabel II adalah kepercayaan diri sebagai dependent variabel ( variabel terikat )
2.
Definisi Operasional
a.
Pola Asuh Pola asuh ndalah cara orang tua 111cngasuh , tnenjaga , 1nc1nbi111bing anak
yang dilakukan oleh kcdua orang lua supaya anak terscbut dnpal bcrdiri scndiri. Gambaran pola asuh dipernleh dari alat bcrupa skala dengan teknik force choice. dalam skala ini scliap itcmnya berisi 3 pcmyataan yang masing-masing pemyataan menggambarkan tipc pola asuh orang tua yang mengacu pada teori Baumrind ( 1971 ) yaitu : demokratis, otoriter , dan pennissif. Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan imtuk mengemukakan pendapat , perasaan dan keinginannya . Orang tua bersikap sebagai pemberi pendapat dan pertimhangan terhadap aktivitas anak. Pola asuh otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang hia. Kebebasan anak sangat dibatasi, orang tua memaksa anak untuk berperilaku
55
seperti yang diinginkannya . Bila aturan-aturan ini dilanggar anak , orang tua akan tnenghukumnya, biasanya dengan hukuman fisik. Tapi bila anak patuh, orang tua tidak memberi hadiah karena sudah sewajamya. Pola asuh permissif ditandai dengan adanya sikap orang tua yang memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat . Orang tua tidak memberi aturan dan arahan pada anak . Semua keputusan diserahkna kepada anak tanpa pertimbangan orang tua. Adapun aspek yang diungkap dalam skala pola asuh ini merupakan modifikasi dari teori-teori yang berkaitan dengan pola asuh, dengan susunan item yang meliputi : disiplin sekolah , interaksi sosial, hukuman dan ganjaran di rumah, serta komunikasi antara orang tua dan anak . b.
Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah kcmampuan membuat keputusan-keputusan dan
penilaian-penilaian lanpa harus hergantung pada orang lain . Kcpcrcayaan diri
juga merupakan keyakimm individu untuk mclakukan tindakan yang dianggap benar. Gambaran mengenai kepercayaan diri diperoleh dari alat berupa skala dengan teknik skala sikap ( metode rating yang dijumahkan ) merupakan metode penskalaan pemyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar peraturan nilai skalanya. Adapun indikator yang diangkat dalam skala kepercayanan diri yang mengacu pada teori Gael Lindenfield ( 1997 ) yaitu : cinta diri, pemahaman diri, pemikiran yang positif, komunikasi, pengendalian perasaan.
ketegasan,
penampilan diri,
dan
56
~c.
TEKHNIK PENGUMPULAN DATA Di dalam penelitian ini , instmmen pengumpulan data yang digunakan
yaitu dengan menggunakan 2 buah skala , yaitu skala pola asuh untuk mengetahui kecenderungan pola asuh responden dan skala kepercayaan diri untuk mengukur tingkat kepercayaan diri anak. 1. Skala Pola Asuh Orang Tua
Gambaran mengenai pola asuh diperoleh dari alat berupa skala dengan teknik force choice. Dalam skala ini setiap item berisi 3 pernyataan yang rnasingrnasing pernyataan menggambarkan ripe pola asuh orang tua yaitu, otoriter, demokratis dan pennissif .Dari skala ini rcsponden diminta untuk membcrikan respon dari pen1yataan yang 1ncngga1nharkan dirinya.
Adapun aspek yang diangkat dalam skala pola asuh ini diambil dari jenisjenis pola asuh yang tclah dijclaska11 dala1n landasan tc<>ri. rncrupakan pcn1yataan hasil modifikasi dnri ala! ukur yang digunakan olch Natris Idriyani mcngacu pada teori Barnnrind ( 1971 ). Hasil analisis korelasi item total dari uji coba terhadap 36 item skala pola asuh menunjukkan 32 item yang valid dan 4 yang gugur, item-item yang gugur adalah item-item nomor 1, 4, t 9, 36. Ke-32 item tcrsebut melihat aspek masalah keseharian remaJa yakni : disiplin sekolah sebanyak 9 item, interaksi sosial sebanyak 8 item, hukuman dan ganjaran di rumah sebanyak 9 item, serta komunikasi orang tna dan anak sebanyak 7 item.
57
Adapun analisa data reliabilitas skala ini, menghasilkan koefisien alpa sebesar 0,7611, sehingga dapat dikatakan reliabilitas skala ini culrnp tinggi, berarti skala ini layak digunakan sebagai alat untnk mengurnpulkan data dalam penelitian llll.
Untnk pemberian skor terhadap jawaban subjek , yaitn ba!Iwa pernyataan yang menggambarkan pola asuh demokrasi diberi skor (3), pola asuli permissif diberi skor (2), pol a asuh otoriter diberi skor (I). Berdasarkan pembobotan skor tersebut, maka rentang skor yang mungkin diperoleh adalah antara 32-96 .Dengan demikian dapat ditentnkan rentang skor untnk pola asuh yaitu : - Tipe otoriter, memiliki rentang skor antara 32-53 - Tipe pennissi f, mcmiliki rcntang skor antnra 54-75 - Tipe demokrasi , mcmiliki rentang skor antara 76-96 2. Skala Kepercayaan Oiri Gambaran mengenai kepercayaan diri diperoleh dari alat berupa skala dengan teknik skala sikap ( metode rating yang dijumla!Ikan ). Metode rating yang dijumlalikan ini, popnler dengan nama penskalaan dengan metode Likert ( Gable , 1986 ), merupakan mctode penskalaan pemyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Skala sikap ini diberikan kepada subjek penelitian sehagai sebuah stimulus yang diharapkan dapat menrnnculkan respons atas perilaku yang ada sehingga dapat terlihat seberapa besar pengaruli pola asuh orang tua terhadap kepercayaan diri anak.
58
Untuk penskalaan dengan metode ini, sejumlah pemyataan sikap telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pemyataan dan didasarkan pada rancangan skala yang telah ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan sering ,kadang-kadang, atau tidak pemah
merasakan apa yang ada di dalam isi
pemyataan dalam 3 macam kategori jawaban , yaitu " Sering " ( S ) ," KadangKadang " ( KK ), " Tidak Pemah " ( TP ). Tabet 3.1
Skoring Untuk Butir Skala Ke1>ercayan Diri ·-·
•avorable
2
Unfavorable 1 2
J
3
3 ...
""---~----·
Berdasarkan pembobolan skor tersebut, maka rentang skor yang mungkin diperoleh adalah antara 42-126. Dengan demikian secara teori dapat dilentukan rentang skor unluk tingkat kepcrcayaan diri, yailu : - Kepercayaan diri rendah, memiliki rentang skor antara 42-70 - Kepercayaan diri sedang, memiliki rcntang skor antara 71-99 - Kepercayaan diri tinggi, memiliki rentang skor antara 100-128 Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh 2 asums1: a. Setiap pemyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pemyataan yang fuvorabel atau pemyataan yang tak favorabel.
59
b.Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif hams diberi bobot atau nilai yang Jebih tinggi dari pada jawaban yang diberikan o!eh responden yang mempunyai sikap negatif. Skala percaya diri, digunakan untuk mengukur kepercayaan diri subjek. Alat tes atau skala ini dibuat berdasarkan teori kepercayan diri dari Gael Lindenfield ( 1997 ). Terdiri dari 7 aspek yaitu :
Tabet II Penyebaran Butir Item Kepercayaan diri
INDIKATOR Cinta Diri
FAV 1,2, 14,24,27,61,63,64
Pemahaman Diri ·-···-··-·. Pemikiran Y nng Positif Komunilmsi Yang Baik ------·· Ketegasan
4_,16,~~---·····--··· .1J.1.!~l 7' 18,62
~---~--"----·"·-·-·-·
5,7,13,22
6,19,20,21,23
28,30,31,36,43,45,56, 65 47,48,57,66
29,55,44,60,68,69
-----
Pengendalian Perasaan
~
.. ..
---~---~-··
·---··
Penampilan Diri
UNFAV 8,9,10,15,25
46,34,33,32
35,37,38,58,67
49,50,59
39,42,51,53,70
40,41,52,54
D. TEKHNIKANALISIS DATA Untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang hendak diukur, dan seberapa jauh alat ukur tersebut dapat memberikau basil yang teliti dan dapat menunjukkan dengan sebenarnya status atau gejala yang akan kita ukur, maka sebelum alat ukur tersebut kita gunakan untuk penelitian sesungguhnya, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
60
dengan tujuan agar alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian memiliki keakuratan dalam mengungkap suatu gejala atau bagian gejala, sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis dari data yang diperoleh dengan alat ukur tersebut menjadi lebih dapat dipercaya.
1. Validitas Alat Ukur
Uji validitas alat ukur yang digunakan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total. Rurnus yang dignnakan adalah korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitn :
Keterangan Rumus : N
.Jum ;ah Rcspondcn
x
Skor Item
=
y r xy
Skor Total Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total
2. Reliabilitas Alat Ukur
Untuk men1,>uji reliabilitas meng1,runakan rumus Alpha Cronbach , yaitn :
L(
11
(sD,' )- ~') ·--
17 - J
SD,'
= - - --·---
Dimana:
u
-·
Koefisien Reliabilitas
61
=
SD,'
Standar Deviasi Skor Total Standar Deviasi dari Setiap Item Jumlah Item
n
3. Chi Square
Di gunakan untuk melihat perbedaan kepercayan diri rendah ) pada subjek yang memiliki pola asuh
( tinggi, sedang,
( demokratis, permisif, dan
otoriter ) , dengan nunus :
.!.,,
.\_I
_I
l
z
2
Dimana: indcks pcrbedaan aJltara rrckuc11si ubscrvasi dcngan
rrckucnsi yang diharapkan.
f,
.!,,
J
frckucnsi yang diperoleh berdasarkan data = frekuensi yang diharapkan =
jum !ah frekucnsi pada kategori i
=
jumlah frekuensi pada kategori j
4. Korelasi Product Moment
Sedangkan pengujian hipotesis tmtuk melihat Pengaruh antara Pola Asuh dengan kepercayaan diri , penulis menggunakan Rumus Korelasi Pearson Product Moment yaitu :
62
R xy N
=
Angka Indeks Korelasi Product moment
= Jumlah Subjek
XY = Jumlah Hasil Kali Antara X dengan Y X
Jumlah Seluruh Skor Item
Y
Jumlah Skor Total Kepercayaan Diri
-E. PROSEDlJR PENELITIAN I. Tahap persiapan a.
Dimulai Dengan Perumusan Masalah
b. Menentukan Variabcl Penclitian c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian d. Mencatat, menyusun dan mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala sikap terhadap kepercayaan diri. e. Menentukan lokasi penelitian dan menyelesaikan administrasi perizinan penelitian. f.
Melakukan uji coba alat ukur (try out )Uji coba dilakukan pada tanggal 15 Desember 2003, pada siswa dan siswi Madrasah Ibtidayah Pembangunan Ciputat Jakarta.
Uji coba dilakukan dengau menyebarkan angket skala
63
kepercayaan diri kepada 75 orang responden. Dari 75 angket yang disebarkan,
64
angket
memenuhi
kriteria
untuk
diolah
karena
pemyataannya telah dilengkapi semua, sedangkan 11 angket Jain dianggap tidak memenuhi kriteria karena ada beberapa pernyataan yang tidak diisi. Setelah uji coba dilakukan, penulis melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas Skala Kepercayaan Diri dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total , dengan menggunakan rmnus korelasi product moment dari Pearson. Dari 70 item, setelah uji validitas terdapat 42 item yang valid, dan ada 28 yang gugur. Berikut ini adalah distribusi item valid dan tidak valid setelah uji coba.
Tabel Ill Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba ---··---------,--·-·-·---..- -.. lfav lndilmtor No ----
~---
Unfav Jml 1,2,14~*,24**, 8**,9,10, I. Cinta Diri 12 15,25 63** ,64,27** 3**,11,12, 2. Pemahaman Diri 4,16** ,26** 9 18,62,17 6*,19**,23, 3. Pemikiran yang 5** ,7, 13** ,22** 9 20** 21** ____________ Positif - -- - --- --.-------------- ---- ··- ______ !_ ·---···---·------~----·--- ----------·------------ --- .. - - - 28**,30**,31**, 29*55**,44, 4. Komunilctsi 14 60**68*, yang Baik 56**,65*,36*,45 69** 43** 47,48,57**,66 46**,34,33,32 5. Ketegasan 8 49*,50**, 6. Penam1>ilan Diri 35** ,37,38,58*, 8 67** 59** 40*,41,52** 7. Pengendalian 39** ,42*,5 I**, 9 53**70 54** Perasaan Ju ml ah 37 33 70 --·---* S1gmfikan pada level 0,05 ------~
'"'----------~-----~--------
** Signifikan pada level 0,01
,.
64
Item-item yang akan digunakan dalam penelitian sesunggulmya sebanyak 42 item, kemudian penulis menyusun kembali item-item tersebut untuk
disebarkan pada penelitian sesungguhnya. Berikut label Blue Print Skala Kepercayaan Diri yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya: Tabet IV Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri .. ,. ..... ...... .,
Indikator Fnv Cinta Diri 14,24,27,63 Perna ha man 16,26 Diri 3. Pemikiran yang 5,13,22 Positif 4. Komunilmsi 28,30,31,36,43,56,65 -~g Baik 5. J(ctcg:is:m 57
No 1. 2.
,.
..
_
Unfav 8 3
Jml 5 3
6,19,20,21
7
29,55,60,68,69
12
~
6.
~--
7.
46 26 pc O:lll~Jl.i!"!l__~i1:i -- - 3~.~_11,<•? --------- _42,,,<;_f!,59 ------ -----Pcngendalian 39,42,51,53 40,52,54 7 1>eras:1an Jumlah 24 42 ------ --... ------- --·-----·-··------· -··--- 18 ------
,__I__________ ------------ -------------------'---
Untuk uji reliabilitas skala kepercayaan diri, penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil reliabilitas untuk 42 item pada skala kepercayaan diri terletak pada Alpha 0,8779.
2. Tahap Pcngambilan Data a. Mencntukan sumber penelitian dan melakukan konfirmasi dengan pihak sekolah. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Desember 2003. b. Menjelaskan tujuan penelitian dan meminta kesadaran subjek untuk mengisi kuesioner penelitian. 0
65
c. Melakukan pengambilan data dengan memberi kuesioner yang telah disiapkan kepada subjck penelitian. Penulis menyebarkan 72 angket, kepada siswa dan siswi Madrasah lbtidayah Pembangunan Ciputat , yang memiliki kriteria yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Tahap Pengolahan Data a. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Dari 72 angket yang tersebar, diperoleh 64 angket yang memadai untuk diolah. b. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis pcnelitian.
4. Tahap Pcmbahasan
a. Menginterprctasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori. b. Mernmuskan kesimpulan hasil penelitian dengan mmperhitungkan data penunjang yang diperoleh.
BAB IV HASIL PENELITIAN
"A. Gambaran Umnm Responden
Berikut ini akan diuraikan gambaran umum responden berdasarkan usia, jenis kelamin, kelas ,aktivitas subjek, pekerjaan orang tua, pendidikkan orang tua, penyebaran skor pola asuh dan penyebaran skor kepercayaan diri.
1. Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagaimana terlihat dalam tabel berikut : Tabet 4.1 Usia Responden -----
No
Usia
Jumlah
---··--I---·------
o/4,
l
l l tahun
57
89,0
2
12 tahun
6
9,37
~
13 tahun
1
1,56
J
64
Jumlah
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek berusia 11 denganjumlah 57 siswa( 89,0 % )
66
67
2. Jenis Ketamin. Berdasarkan
Jents
kelamin, subjek
penelitian
ini
digambarkan
sebagaimru1a terlihat pada tabel berikut :
Tabet 4.2 Jenis Ketamin Responden Jenis Ketamin
No
Jumtah
%
1
Laki-Laki
37
57,8
2
Perempuan
27
42,2
Jumtah
64
100
Berdasarkan jenis kelamin, subjek yang terbanyak jumlahnya adalah laki-laki sebanyak 37 subjek ( 57,8 % ).
3. Subjek Berdasarkan Kelas Berdasarkan kelas, subjek penelitian ini digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabet 4.3 Subjek Berdasarkan Kelas No Ketas · 1 Kelas VI D 2
-·
'Yt.
Jumlah 33
51,5
Kelas VIG
31
48,5
Jumtah
64
100
68
Berdasarkan kelas subjek, subjek yang terbanyak berasal dari kelas VI D sebanyak 33 subjek ( 51,5 % ) .
4. Subjek Berdasarkan Kegiatan Intra atau Ekstra Kurikuler Berdasarkan kegiatan intra atau ekstra kurikuler, subjek penelitian im di garnbarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabet 4.4 Kegiatan Intra atau Ekstra Kurikuler Responden
1
Intra dan Ekstra Mengikuti
Jumlah 32
2
Tidak Mengikuti
32
so
.Jumlah
64
too
No
%
50
Untuk kegiatan intra atau ckstra kurikuler di sekolah, tcrdapat jumlah yang seimbang antara subjek yang mcngikuti kegiatan. Untuk subjek yang mengikuti kegiatan intra atau ekstra kurikuler, didapat dari penelitian bahwa kegiatan intra atau ekstra terdiri dari : PMR, paduan suara, pramuka, dan olah raga.
5. Subjek Berdasarkan Aktivitas Di luar Rumah Berdasarkan aktivitas di luar rumah, subjek penelitian ini digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
69
Tabel 4.5 Subjek Berdasarkan Aktivitas Di luar Rumah No 1
Aktivitas Memiliki Aktivitas
2
Tidak Memiliki
Jumlah
O/o
SS
85,9
9
14,?
64
100
Jumlah
Subjek ditinjau dari aktivitas di luar rumah maka . dapat dikatakan hampir semua subjek memiliki aktivitas di luar rumah .Adapun aktivitas di luar rumah yang mereka lakukan adalah : kursus bahasa inggris, matemtika, komputer , dan bermain musik.
6. Pendidikan Akhir Orang Tna Subjek
Berdasarkan pcndidikan akhir orang tua, subjek digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut Tabel 4.6 Pendidikan Akhir Ayah Subjek No 1
Ayah S3
2
S2
8
12,5
3
Sl
41
64,0
4
03
1
1,6
5
SMA
10
39,0
6
SMP
1
Jnmlah
Jumlah 3
64
%4,87
0 100
70
Pada tabel di atas pendidikan orang tua subjek sangat bervariasi, ternyata ayah subjek ada yang memiliki pendidikan tertinggi S3 (Strata Tiga), dan terendah SMP (Sekolah Menengah Pertama). Tabel 4.7 Pendidikan Akhir Ibn Subjek No 1
Ibu S3
Jumlah 0
2
S2
1
1,6
3
SI
25
39,0
4
03
0
0
5
SMA
37
57,8
6
SMP
I
1,6
- · · · ----------·-
.J umlah
~-·---
-------~--·
0
/o 0
64 100 -··----·- -·--
Sedangkan pendidikan ibu subjek, memiliki pendidikan tertinggi yaitu S2 (Strata Dua), dan terendah SMP (Sekolah Menengah Pertama).
7. Pekerjaan Orang Tua Subjek Berdasarkan pekerjaan orang tua, subjek digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
71
Tabet 4.8 Pekerjaan Ayah Subjek No 1
Avah PNS
Jumtah 20
31,2
2
Dokter
3
4,7
3
Arsitek
2
3, 1
4
Pilot
2
3, 1
5
Kary aw
17
26,6
6
Wiras
8
12,5
7
Do sen
6
9,4'
8
Guru
5
7,8
9
Jaksa
I
1,6
Jumtah
64
100
%
Berdasarkan pekerjaan orang tua, subjek terlihat bahwa orang yaitu ayah sebagian besar beke1ja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS) . Tabet 4.9 Pekerjaan Ibu Subjek
No I
Ibu lRT
2
Karyaw
5
7,8
3
Wirasw
3
4,7
4
PNS
ll
17, 1
5
Guru
6
9,4
6
Sekret
2
3,1
Jumlah
64
100
Jumtah 37
/o 57,8 0
tua subjek
72
Sedangkan ibu subjek sebagian besar menjadi !RT (lbu Rumah Tangga) dan sisanya sebagai wanita karir.
B. Deskripsi Basil Penelitian
1. Skor Pola Asuh Berdasarkan
hasil
penyebaran
skor
pola
asuh,
subjek penelitian
ini
digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Hasil Sko1· Pola Asuh Kategori Skor 32-53 Otoriter Permissif 54-75 76-96 Dcmokrasi ... ------------·-----Jumlah ---------------.-
-----·-·-~--
----."
Frekuensi
-
'Vo·
-
9,3 6 58 -------- ··------------ - _?0-'~ 64 100 --·------------
--
-
~-----
---
Dari hasil penelitian menunjukkan 58 orang atau sebanyak 90,6 % subjek yang bertipe demokrasi, sedangkan sisanya, yaitu terdapat 6 orang sebanyak 9,3 % adalah yang bertipe pola asuh pennissif. Dari hasil penelitian ini tidak
terdapat
subjek yang memiliki pola asuh otoriter.
2. Skor Kepercayaan Diri Berdasarkan hasir penyebaran skor kepercayaan diri, subjek digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
73
Tabel 4.11 Skor Kepercayaan Diri Skor 42-71 71-99 100-128 Jumlah
Katee:ori Frekuensi Rendah 2 Sedang 39 Tinggi 23 64
% 3, I 60,9 35,9 100
Dari basil tersebut, menunjukkan bahwa skor rata-rata kepercayan diri subjek adalah 96, 70. Ada 29 subjek yang mempunyai skor diatas rata-rata, dan 35 subjek dibawah rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 2 orang atau
sebanyak (
3, 1 % ) dari subjek yang memiliki kepercayaan diri yang rendah . 23 orang atau sebnyak ( 3 5, 9 % ) dari subjek, yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sedangkan sebagian subjek yang memiliki kepercayaan diri sedang.
3. Tipc Pola Asuh dan Dcrnjat Kc11ercaynan Diri Tipe pola asuh dan derajat kepercayaan diri subjek, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabcl 4.12 Tipc Pola Asuh dau Kcpercayaan Diri Pola Asuh (X) 170 2 152 3 162 r----- - - · - · - - · 4 170 168 5 168 6 155 7 --·8 J 171 No l
Kepercayaan Diri (Y) 107 94 201 105 ll8 85 117 102
74
9 10 11
12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
~-·-
35
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
135 77 85 157 94 161 70 180 177 93 158 103 166 97 160 68 88 150 85 148 183 89 155 88 98 144 91 173 158 103 146 96 153 102 173 83 104 141 104 183 161 106 169 86 . --·-·-··--------··· --------·--· --·-------·-------------95 154 164 91 156 86 98 185 152 121 165 80 148 106 102 148 156 109 167 88 169 102 165 96 165 91 174 83 152 74 158 96 152 109 157 88 145 109
·:--
75
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Jml
·----
'.
89 95 105 92 82 97 97 89 101 87 106 98 91 95 102 6189
169 166 138 167 135 165 162 158 177 167 174 161 132 152 166 10268
---~--"------
Dari data diatas menunjukkan bahwa dengan pola asuh yang tinggi maka akan menghasilkan kepercayaan diri yang tinggi.
4. Kepercayaan Diri pacla Anak Laki-Laki clan Perempuan
Gambaran
kepercayaan diri pada anak laki-laki dan rempuan terlihat pada
tabel berikut : Tabel 4.13 Kepercayaan cliri Anak Laki-Laki clan Perempuan
Perempuan Laki-Laki Total
Renclah 1 1
Seclane 20 19
Titrn!!i 7 16
2
39
23
Total 28 36
64
Hasil penelitian menwtjukkan bahwa pada subjek perempuan terdapat 1 orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, 20 orang dengan kepercayaan diri sedang, dan 7 orang memiliki kepercayaan diri tinggi. Sedangkan pada subjek
76
lak:i-laki terdapat J orang dengan kepercayaan diri rendah, 19 orang dengan kepercayan diri sedang dan 16 orang memilik:i kepercayaan diri tinggi.
/~.
! \
C.) Analisa dan
Interpretasi Basil Penelitian
,
1. Hubungan antara Pola Asuh dengan Kepercayaan Diri Dari perhitungan statistik yang dilakukan, diperoleh hasil korelasi product moment dari Person sebesar 0,404 ( p < 0,05 ).berdasarkan hasil ini, maka hipotesa nol yang menyatakan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara pola asuh dengan kepercayaan ditolak. Maka hipotesa alternatif yang menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pola asuh dengan kepercayaan diri diterima. Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh dengan kepercayaan diri. Nilai koefisien yang positif menunjukkan hubungan antar variabel, yaitu semakin demokrasi pola asuh maka semakin tinggi kepercayaan diri . Berikut hasil penghitungan korelasi pola asuh dan kepercayaan diri yang menggunakan program statistical packages for social science (SPSS): Tabel 4.14 Hasil Korelasi 0
Correlations Correlations Pola Asuh Pola Asuh
Kepercayaan Diri
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 64 .404*' .001 64
•• · Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kepercayaan Diri
.404" .001 64
1 64
77
Korelasi product moment Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel pola asuh dengan variabel kepercayaan diri. Dari tabel di atas tampak bahwa koefisien korelasi product moment Pearson sebesar 0,404 yang menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh dengan kepercayaan diri.
2. Tipe Pola Asuh dan Perbedaan Derajat Kepercayaan Dirinya
Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada subjek yang tergolong otoriter. Oleh karena itu analisis ini hanya memperbandingkan antara individu yang memiliki pola asuh demokrasi dengan individu yang memiliki pola asuh permissif. Tabel 4.15 Tabel Fo ----~-~
----"·-------·
Permissif Demokrasi Total -----··-·--
·--~···--
Rendall 1 I
Sedm12 4 35
2
39
~------
Ti111rni I 22 23 -
Total 6 58 64
Tabel 4.16 Tabel Fh
Pennissif Demokrasi
Rendall 0, 1875 1,8125 2
Sedane 3,65625 35,34375 39
Timmi 2, 15625 20,84375 23
Total 6 58 64
78
x' = L: (fo-fu)
2
fn 2
=(1-0,1875) + 0,1875
(4-3,656~2_) 3,65625
2
2
2
+ (1-2,15625) + (1-1,8125) 2,15625 1,8125 2
2
+ (35-35,34375) + (22-20,84375) 35,34375 20,84375 =
2,58 Dengan menggunakan rumus chi square diperoleh harga X 2 sebesar 7,94 lebih
kecil dari harga kritik yaitu 5,99, maka hipotesa nihil yang
berbunyi " individu
dengan tipe pola asuh demokrasi tidak lebih percaya diri dari pada individu dengan · tipe pola asuh permissif dan otoriter", ditolak. Sedangkan hipotesa alternatif yang menyatakan bahwa "individu dengan pola asuh demokrasi lebih
percaya diri dari
pada individu dengan tipe pol a asuh pemissif dan otoriter ", diterima ..
3. Perbedaan Dernjat Percaya Diri pada Anak Laki-Laki. dau Perempuan
Tabel Fo Tabel 4.17
Perempuan Laki-Laki Total
Rend ah 1 1 2
Sedang
20 19 39
Tinggi 7 16 23
Total
28 36 64
79
Tabet Fh Tabet 4.18
Perempuan Laki-Laki Total
Rend ah 0,875 1, 125 2
2
=(1-0,875] 0,875
+ ( 20 - 17,0625 17,0625
J'
Sedam! 17,0625 21,9375 39
Tinm1'i 10,0625 12,9375 23
+ ( 7 -10,0625 10,0625
J'
Total 28 36 64
2
+(1-1,125] 1,125
2
+ (19-21,9375]' + (16-12,9375] 2 l,9375 12,9375 =
7,94
Dengan menggunakan n11nus chi .wjliare , didapatkan nilai X 2 sebesar 2,58 Oleh karena harga X 2 hitung lebih kecil dari pada harga kritik yaitu sebesar 5,99 untuk taraf signifikansi 0,05. maka hipotesa nihil yang menyatakan bahwa" laki-laki tidak lebih percaya diri daripada anak perempuan",diterima. Sedangkan hipotesa alternatif yang menyatakan bahwa " anak laki-laki lebih percaya diri dari anak perempuan ", ditolak.
BABV
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bagian akhir ini akan dibahas mengenai kesimpulan basil penelitian, diskusi serta saran-saran yang berkaitan dengan temuan- temuan penelitian.
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukn, maka penulis menyimpulkan bahwa : I. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara pola asuh dengan kepercayaan diri anak . Dengan kata lain semakin demokrasi pola asuh yang diberikan orang tua pada seorang anak, maka akan semakin tinggi kepercayaan dirinya, sebaliknya semakin kurang pola asuh yang diberikan orang tua pada anak maka akan semakin rendah kepercayaan dirinya. 2. Tidak ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Dalam arti siswa laki-laki tidak lebih percaya diri dari siswa perempuan, dan sebaliknya siswa perempuan tidak kurang percaya diri dari anak laki-laki. 3. Terdapat perbedaan kepercayaan diri pada individu dengan tipe pola as uh demokrastis, permissif dan otoriter
B. DISKUSl Masa kanak-kanak adalah masa yang indah, sekaligus masa yang riskan, betapa tidak, karena saat inilah dasar pembentukkan kepribadian dibangun. Usia 6-9 tahun adalah usia disaat anak mulai mengasah diri untuk menyerap serta memahami kenyataan-kenyataan sosial yang ada. Keinginannya untuk mengikuti aturan
pennainan yang ada, be1ianggung jawab, serta mandiri, seyogianya
dihargai. Orang tua hams peka dan jeli menangkap setiap langkah perkembangan dari anak-anaknya. Hal ini menuntut peran serta orang tua membimbing anak dalam bersikap dan berperilaku dalam kaitannya dengan perkembangan kepercayaan dirinya. 3 macam pola asnh menurut Elder ( 1963), adalah pola asuh pennissif, demokratis dan otoriter, yang dikaitkan dengan kepercayaan diri. Secara lllllum, sorang anak yang kurang mcmiliki kepcrcayaan diri mcmiliki pola pengasuhan dari orang tuanya yang ccndcrung pcrmissif. Pola asuh yang permissif yang ditandai dengan adanya sikap orang tua yang memberi kebebasan penuh pada anak untuk berbuat. Orang tua tidak memberi aturan dan arahan pada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan orang tua. Orang tua yang demikian mcnyebabkan perilaku anak ccnderung negatit: perkembangannya tidak matang, penuh ketergantungan dan kurang percaya diri. Pola asuh demokratis yang diterapkan orang tua kepada anak akan membentuk anak yang cenderung memiliki pribadi yang percaya diri. Di dalam pola asuh demokratis adanya hak anak dan kewajiban orang tua dan anak, m<;,rupakan ciri pola asuh demokratitis, tua dan anak yang saling melengkapi.
Anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilaku sendiri kelak dapat mandiri dan mencapai kcdcwasaannya . Orang tua selalu mendorong w1tuk saling membantu dan bertindak secara obyektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian. Jika tindakan
orang tua bertindak sesuatu misalnya mengingtkan maka
tersebnt disertai alasan yang rasional. Suasana pola asuh
yang
demikian membuat emosi anak stabil, mempWlyai percaya diri yang kuat dan mudah menyesuaikan diri. Dapat dijelaskan lebih Ianjut bahwa menurut Sofyan Willis (1993) ,sikap orang tua yang demokratis akan menumbuhkan kemampuan anak dalam mengendalikan dirinya, dan si anak wnumnya memiliki konsep diri yang positif yang merupakan dasar dari pembentukan kepercayaan diri .. Hal ini juga scsuai dcngan pcnelitian Ncni Zikri (2003) yang menelili tentang hubungan anlara pola asuh orang tua dan sikap rcmaja terhadap premarital sex. Pola asuh dcmokratis yang ditwerapkan orang tua merupakan kecenderungan tidak terjadinya premarital sex atau hubungan kelamin sebeIW11 nikah. Adapun pola asuh demokratis adalah pola hubungan orang tua dan anak yang hangat, terjalinnya komunikasi yang efektif, saling percaya ,artinya orangtua dan anak dalam kaitannya dengan premarital sex cenderung mendiskusikannya, saling
menghargai, saling menerima sehingga anak dapat bereksplorasi dan
percaya diri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Natris ( 2002 ) , bahwa penm serta orang tua yang demokrasi dalam mendidik dan membina anak yang nantinya akan memjadi remaja yang memiliki kaitan yang cukup erat terhadap keman1puan-kemampuan remaja memecahkan masalah. Hal ini sesuai
dengan ungkapan Maccoby bahwa orang tua yang memberi kesempatan pada anak
w1tuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapinya dan hanya
memberikan pengarahan saja pada anak, akan mengakibatkan anak dapat menumbuhkan kepercayaan kepada dirinya Wltuk memecahkan masalah. Dengan demikian secara garis besar dari penelitian yang diperoleh penulis yang
dilakukan
di
sekolah
Madrasah
Ibtidayah
Pembangllilan Cipntat
mennnjukkan bahwa pola asuh demokrasi merupakan pola asuh yang paling efektif Wltuk membentuk anak agar memiliki percaya diri yang tinggi. Kemudian, jika dilihat dari adanya pengaruh antara pola asuh dengan kepercayaan diri, ini membuktikan bahwa betapa besar peranan orang tua dalam menentukan perkernbangan kepribadian anak.
C.SARAN I. Didikan dan asuhan yang dibcrikan olch orang tua kepada anak didalmn
keluarga merupakan
faktor
utmna yang besar pengaruhnya bagi
perkembangan anak dimasa mcndatang. Oleh karena itu saran pcnulis kepada para orang tua untuk sclalu memberikm1 pola asuh yang terbaik untuk anak-anaknya. 2. Kepercayan diri yang dipengaruhi oleh tiga macam pola asuh orang tua, yakni pennissif, demokratis,otoriter ( Baumrind , 1967 ) , pada penelitian ini memberi saran yang berdasarkan dari diskusi di alas, maka saran yang diharapkll11 dari hasil penelitian ini adalah bahwa berkaitan dengll11 pengamh pola asuh lerhadap kepercayam1 diri anak, disarankan kepada
para orang tua untuk menerapkan pola asuh demokratis pada anak, karena menunjukkan kecenderungan anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. 3. Karena ada keterbatasan penulis , pada instrumen penelitian, sehingga tidak dapat mcnjaring pola asuh otoriter, maka disarankanuntuk penelitian lebih lanjut untuk mempersiapkan instrumen yang lebih baik.
DAFT AR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelirian Suaru Pendekaran Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1998, Cet. ke-5 Asnawi, Kore/asi Percaya !Jiri dengan Hubungan 1111e1perso11al, Jakarta: Skripsi Sarjana Psikologi Institut Agama [slam Negeri , 2002 Azra, Azumardi, Pedoman Penulisan Skripsi, Tes is, dan Disertasi, Jakarta: Penerbit Universitas Islam Negeri Jakarta Press, 2002 Azwar, Saifuddin, Sikap Manusia, Yogyakarla: Penerbil Pustaka Pelajar, 1995, Cel. ke-2 Balsom, Maurice, !iagaimana Menjadi Orang '!ita yang v/iaik, Jakarta: Bumi Aksara, 1987 Berne, Patricia H., and Louis M. Savary, Memhangun Harga l!m ilnak, V Yot,>yakarta: Penerbit Kanisius, 1988 Chaeriyah, Siti, Huhungan Orientasi Religius Dengan Perilaku Agres1l Hema;a Akhir, Jakarta: Skripsi Sarjana Psikologi Univcrsilas Islam Negcri. 2003 Dzikri, Neni, Huhungan Antara Pola Asuh Orang liw dan S1kap l?e111u1a v Terhadap Premarital Sex, Jakarta: Tesis Psikologi Universitas Indonesia. 2003 Daradjat, Zakhiah, Kesehatan Mental, Jakarta: PT Tako Gunung Agung. 1996 ,Cel. ke-23
Huhungan Orienrasi Religius Dengan folera11s1 Fauziah, Pipih, TerhadapFrustrasi, Jakarta: Skripsi Sarjana Psikologi Universitas Islam Negeri, 2003 Fitts, W.H., Adam, J.L, Radford, G, Rich, W.C, Thomas, B.K.M. Murphy, Thompson, 'l'lie Sell Consept and Se(l Acrua/ization, Los Angeles. California: Western Psychological Service, 1971, Monot,>raph Ill Gani, Asep Haerul, Makalah Psikologi, 1998 Gunarsa, Singgih D, Dasar dan Teori l'erkemhangan Anak, Jakarta: PT BPK Gunung M ulia, I 997 Gunarsa, Yulia Singgih D, Asas-Asas l'sikologi, Jakarta: PT BPK Gununt! Muha. 2000
\}
Hall, Calvin S , and Lindzey, Gardner, Teori-Teori Holistik Organismik Fenomenologis, YQb>yakarta: Penerbit Kanisius, 1993, Cet. ke-7 Hasan, Kumus /s1iluh Psik/ogi, Jakarta: Pusat Pengembangan Bahasa Departcmcn Pendidikan dan Kebudayaan, 1990 Hawari, Dadang, Al-Qur 'un !/mu Kedok1eru11 Jiwa dan Keseha1u11 J1wa. Yob>yakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1997 Hurlock, Elizabeth B, !'siko/ogi Perkemhangan, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991. Cet ke-5 Hurlock, Elizabeth B, Persona/ily J)e1oelop111e111, New Delhi: Tata Mc Graw llill, 1974 Hafizh, Muhammad Nur Abdul, Mrndidik Anak Her.rnma Rosulul/oh. Bandung: Penerbit Al-Bayan, 1988 Hakim, Thursan, Mengalasi Rasa lldak Percaya /Jiri, Jakarta: Puspa Swara. 2002, Cet. Ke-I
v
lrwanto, Psikologi (/11111111, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997, Cct. kc-5 lndriani, Natris, Huhungan Pola Asuh dengan Kemampuan He11w1a Ma.rnlah, Jakarta: Sripsi Sarjana Psikologi Universitas ]slam Negeri. 2002 Koswara E, Teori-Teori Keprihadian, Bandung: PT Eresco, !991 Lindcnficld, Gael, Mem/id1k A nak Agar Perctc\YI /)iri, Jakarta: Penerbit Arcan. 1997
V
Mussen, P.H, J.J. Conger, and J. Kagan, Child DeFe/opme/1/ and l'erso11a/J1;-. New York: Harper and Row, Publishers, 1984 Mahrita, Evie, Perkembangan Invenlory Kepercayaan Diri, Jakarta: Sknpsi Sarjana Psikologi Universitas Indonesia, 1997 Majalah, Ma/a/ah Ayah Hunda, Jakarta: l l-24 Januari 1991, Nol Prananto, Agustina Yuanita, Hubungan Antara Pola Asuh dengan Lokus Kontrol, Jakarta: Skripsi Smjana Psikologi, 1993 Republika, Menumbuhkan Rasa l'ercaya Diri Anak, Minggu 23 September. 2001 Rahman, Arif, Tanamkan Wa1ak Anak Sejak dalam Kandungan, Jakana: Republika, I 999 Raklunat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Penerbit PT Rcmaja Rosdakarya
v
Schult, Duane, Pl'ikologi l'erlumhuha11, Yot,>yakarta: Penerbit Kanisius, ! 991. Cct. ke-7 Soenaryo, Bambang, /,ehih i'ercaya f)fri da/am Berdakwah, Jakaita: Majalah Wanita Ummi, 2002 Sabri, M. Alisuf, i's1kologi I/mum da11 l'erke111ha11ga11, Jakarta: Penerbit Pedoman Ilmu Jaya, 1993 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kumus /ie.1ur Bahasa !11do11esia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, 1998 Wilis, Sofyan, Prohlem Re11wja dan Pe111ecaha1111ya. Bandung: Angkasa. 1993
~.·
-.J
~ .......
,
"'""',.
...._,,,.;....._,,'
i
L'-'l\ll"J!.I~
UNIVERSJTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI
.JI. l(crta i\'lukti No. 5 Circunck•u, Ciput:it - ,lakarta St•lal:1n 15419 Tclp. 7433060 F:1x. 7433060
:>mar-
.mp
1!
~ E.Psi/OT.01.7~X/2003
Jakarta, 15 Oktobcr 2003
: Izi11 Pe11elitia11 Kepacla Yth. Kepala Sekolah Madrasah Pembangm1an Ciputat
Assalamualaikum Wr. Wb. Dcngan horn1at kan1i san1r1aikan bal1wa:
Nama Tempat Tanggal l.ahi:r Alamat
: Rini Kurniasih : Bekasi, 5 Maret 1980 : )1. Prof. Muh. Yamin Rt. 04/02 No. 22 Durm Jaya Bekasi
Adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UINSyarifHidayatullah Jakarta Semester Nomor Pokok Talmn Akademik Progran1
: XI (Sebelas) : 1981914527 : 2003/2004 : Stral<1 I(S-1)
Sehubung,1 n dcngt1n tu gas l)cnyeJcsahn1 sk.:rii)si yang bcrjudul: "Pengarn_h Pola Asuh ~fl'rhadap I<epPrcayaan l)iri Anal<''~ n1ahasiswa lersehut n1e11H.'rlukan tz111 })Cnelilian cli lc111baga yang Bapak/ lbu/Saudara pirnpin. Oh:h karena ilu kami mohon kesediaan Ba11a.k/Ibt1/ saudara u_ntul< 111encrluu1 1nal1asiswa lersebut dan n1enlberiknn ba.ntunn.nya.
Demikinn alns per.halian dan banluan Bapak/Ibu/Saudara kan1i ucapk.an lerlnu1 kasih. Wassala11111i\laiktun Wr. Wb.
A.n. Dekan Pembanlu Dekan
!n1b11sr1n: ekan Fakult
•
SKALA PER CAY A DIR!
Dihadapan adik terdapat sejumlah pernyataan dengan 3 ( tiga ) pilihan jawaban. Adik diminta untuk memberi tanda (X) pada salali satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri adik. Bacalah setiap pcrnyataan dengan teliti dan seksama, jangan sarnpai acla yang tcrlcwati. Jawaban adik tidak ada hubungannya dcngan nilai sckolah clan tedarnin kerahasiaannya. Atas perhatian dan kc1:j:1sanianya. l'cnulis mcngucapkan terima kasih lticntitas Rcspondcn Usi:i
.Jcnis Kcla111i11 I< e!as :
S
-
Seri11g 111er11.rnk.111, 111elakulw11 atau 111e11gal11111i
KK
K11d1111g-k11d1111g 111er11.mk1111, melakuk1111 atau mengalami
Tl'
Titlak l'er1111/i 111eras11k1111, melakukmz atau mengalami
CONTOH .Jilrn adik mcrasa bahwa pcrnyataan pertarna
s~ring
adik
lakukan, rasalrnn , tlan alami. Sedangkan pernyataan kedua Tidak l'crnah adik lakukan, rasakan dan alarni rnaka adik harus mengisinya schagai bcrikut :
--- ---------------NO PERNYATAAN ··--·--·· ·-----·-·
I
Saya mcrasa scbd dcngan diri saya
- - ----------2
Sctiap kali mcmiliki masalah, saya ya kin
s KK TP s KK TP s KK TP
bisa mcnyclcsaikannya 3
mencaµai
s
KK TP
Saya tidak puas dengan keadaan tubuh saya
s
KK TP
s
KK TP
s s s s
KK TP
Say a
tidak
ya kin
alum
keberlrnsilan di sckolah
4
sckarang5
Saya merasa yakin dapat mencapai cita-cita
say a 6
Saya scnang menjaga keschatan tubuh
7
Saya mcrasa senang menjadi diri sendiri
8
Saya tidak tahu apa cita-cita saya
9
Saya tidak y11ki11 dengan kemampuan saya
KK TP KK TP KK TP
scndiri -------- --·--·--------···---·---·--
JO
Bila gagal saya malas mcncobanya kembali
11
Bagi say a
kcgagalan
adalah kesuksesan
s KK TP s KK Tl'
yang tcrtunda "
12
Say a
meras~
senang dengan keadaan diri
s
KK TP
s
KK TP
saya sekarang -·
13
Say a
mencrima
kekurangan
yang saya
miliki
14
Saya senang merawat diri
15
Saya pandai bergaul
16
Saya lcbih suka menyendiri
-·
17
Saya orang yang paling disukai dikalangan
s kK TP s KK TP s KK Ti> s KK TP
ten1an-teman
18
S:iya dapat bekerjasama, jika ada tu gas
s
KK
TP
kelompok
19
Sa ya akan mcmilih pakaian, yang scsuai
s iKK TP
-·--· deugau bentuk fisik saya
----------------------------~
20
Saya senang bcrtcmu dengan orang dan
S
KK TP
suasana baru l---l----------·------·---------1---+---l---l
21
Sa ya tidak ccpat panik
S
KK TP
22
Saya talmt, jika berbicara di depan umum
S
KK TP
23
Saya tidak takut
S
KK TP
24
Saya scnang bcrkenalan dengan banyak
S
KK TP
S
KK TP
mengh~:dapi
tantangan
orang Saya gampang bingung, jika memutuskan
25
segala scsuatu --···-·-·--·····--- - - · - - - - - - - - · · - - - - - - - - - - f - - - 1 - - - + - - +
S
Saya mcrasa lisik saya tidak mcnarik
26
- - - -·
Saya mcrasa tidak ta111pan/cantik scpcrti
27
KK TP
-----------------1----f--+---J
S
KK TP
orang lain ·-------
------
-·---- --- ..-- - - · · · - - · - - - - - - - - - · l - - + - - - + - - - 1
[_28
Saya orang yang tc11ang dan santai
129
Saya ccl!las, jilrn dipcrintahkan guru untuk
~
mcugcrjakan soal di dcp:m kclas
KK TP KK TP
---------··--·f---f---t---1
I 30
dapat
s
KK TP
Say:> mcrasa grogi sa:it tampil di dcpan
s
KK TP
Saya ccllla;, jika bc1:1;ic;11::;-z1c;;g-;;n lawa;- S
KK TP
Saya
J__ ....... 1...
I 31
s s
1
lllerasa
senang,
jika
saya
"H'llg~IJ'ul,aJ,au pcndapat_l_(~'ll~~la guru
1
II
kel:is
\ii 1
l.. ___ [_.i~nis ______ ...... ······- __ _ j
33
---·-------+---1---1-----1
Saya scunng, jilrn bernda di lingkungan
S
KK TP
orang hanyak
I
1------~-------~--------------------------------4--+f---+---I
I 34 I I
Sa:va
dalalll
mcmutuslrnn
segala
s
KK TP
scsu a tu
1--J---
35
tegas
Saya
-----------------------1--+---t----l
senang
t:l'npil
bcda
di
setiap
S
KK TP
kcscmpatan ------------------------·----1----1--f---I
36
Saya
mcrasa
jclek,
jika
dibandingkan
S
KK TP
q1 -
~r~ay:1 ~ida~_;;;cmi liki banyak tcman
1--38-
-----·-·
S:1ya hisa rncla lwkan ban yak lrnl scpcrti
s s
KK TP
s s
KK TP
s
KK TP
s
KK TP
KK TI>
ya:1g orang Iain lalrnkan f_ _ _
40
oleh teman-teman -~~~·~m eras a~~utuhkan --·
Saya mcrasa be•run tung sctampan/secantik
KK TP
j ll j
41
Saya rnalas bcr bicara dengan orang yang ba ru say a ken al
42
Saya sulit mcny esuaikan diri clengan orang lain ------
PERIKSA KEMBALI .IA\VABAN ADIK-ADIK, .JANGAN SAMPAI ADA YANG
TERLE\VATKAI~
!!!
TERIMA KASIII
\
SKALA POLA ASUH
Skala Force Choice
Di
bawah ini terdapat 3 pemyataan-pernyataan setiap
nomornya , adik-adik diminta untuk memilih salah satu pemyataan yang paling sesuai Jengan yang adik ketahui, alan1i, dan ras
CONTOH l. D:llam hcrg:rnl dcngan tcman: a. Saya ditcntulrnn.olch orang tua b. Say:i bcbas dcngan siapa saja c. Saya dipcrhatikan dan diarahlrnn olch orang tua
2. Saya pcrgi : a.
l(cniana s:tja say" suf<:l
li: Tidak holch pcrgi c. Bolch pcrgi dcnga11 seizin orang tua
1. Dalam bcrgaul dcugan tcman : a. Saya ditentukan olch orang tua h. Say:>. hchas dcnga11 siapa saja c. Saya dipcrhatikan dan diarahkan olch orang tua 2. Orang tua saya sdalu : a. Mcmhcbaskan kcmana saja saya pcrgi b. Mcngharuskan saya langsung pulang kc rumah, sepulang sckolah dan tidak mcmbolehkan saya pergi kemana-mana c. Mcminta saya unt11k pulang ke rumah terlebih dahulu, baru bolch pcrgi lagi 3. Bila pulang sckolah tcrlambat: a. Saya ditanya tcrlcbih dahulu oleh orang tua mengapa (crlarnbat pulang b. Orang (ua saya iidak pcrnah mcncgur c. Saya langsung dimarahi olcli orang tm1 .\. Dalam hcqrnkaian saya : a.
I·larus
sesu~li
dcngan orang (ua
h. Bchas mcmilih mode scmau saya c. Bolch bcrpalrnian mcngikuti mode, asal tidak melanggar nor1na S. Pcra(uran di ru111ah :
a. Biasanya dlicnfulrnn hcrsama antara saya
9. Orang tua s;iya : a. Mclarang saya kcluar malam dcngan alasan apapun b. Mcmbolchlrnn saya kcluar matam dengan atasan apapun d. Mcmholchkan saya kchrnr mal:un asallrnn ada kepertuan yang pcnting dan seizin orang tua 10. Mcngcnai masa dep.an saya: a. Biasanya ditcntutrnn bcrsama antara saya dan orang tua say a b. Ditcntukan olch orang tua dan tidak boteh diubah-ubah c. Ditentukan semau ~aya 11. Bila nilai rapor saya jclck:
a. Saya tidak pcrnah dimarahi b. Saya ditanya orang tua mengapa hat itu bisa terjadi c. Saya hmgsung dimarahi orang tua 12. Orang tua saya : a. Tidak pcrnat1 mcmhcrilrnn kcpcrcayaan kcpada sdya untuk Mcmhuat jadwal bclajar scndiri b. Sclalu mcmbcrilrnn kcpcrcayaan untuk dapat mcmbuat jadwal bclajar scndiri c. Tidak pcrduli dcngan jadwal bctajar saya di rumah 13. Saya
111crasa
dit·i saya:
a. Tidak mampu mcnyclcsailrnn masatah t:mpa bantuan orang tna b. Ma111p11 111cnycksailrnn nrnsalah lrnrcna sering bcrdiskusi dcnga orang tua
c. Tidak pcrlu bantuan siapapun datum mcnyctcsaikan masalah 14. Orang tna saya mcmhcrilrnn atur:m bahwa : a. Saya tidak bolch kcm:ma- mana scndiri h. Saya bolch kcmana-mana scndiri tanpa didampingi orang tua c. Saya botch pcrgi kap:m s:ija dan dcngan siapa saja saya pcrgi 15. Saya mcrasa : a. Tidalr •lapat hcrhuat apa-apa tanpa orang tua b. Tm·biasa mcngctahui apa saja di rumah karcna orang tua sering mcngajak saya diskusi c. Tidak ada pcrubahan apa-apa tanpa orang tua
16. Saya mcrasa : a. Mudah d:1lam hcrgaul b. Kaku dalam bcrgaul c. Bchas-bchas saja clalam bcrgaul 17. Ayah dan lbu : a. Sclalu mcngarahkan aktivitas saya b. Ticlak pcrnah pcrduli tcrhaclap aktivitas saya c. Sclalu mcngajak bcrcliskusi tcntang aktivitas saya 18. Orang tua saya : a. Sclalu mcmint:1 saya untuk mcnjacli nomor satu di kelas h. Tidak pcrnah pcrduli tcrlrndap pcringlrnt saya di kclas c. Mcnyarnnlrnn saya untuk bcrusaha scoptimal mungkin mcnjacli yang tcrhaik di kclas scsuai kcmmpuan saya 19. Orang tua sayn : a. Tidak pcrnah mcmbcrikan kcscmpatan saya untuk 111c111ccahkan masalah di rumi1h b. Sclalu mcminta pendapat untuk clapat mcmecahkan masalah di ru mah c. Mcmbolchlrnn sara bcrbicara apa saja di rumah 20. {)rang tua saya:
a. b.
Sclalu 111cnj:1di gclisah bila saya pcrgi bcrsama tcmantc111:111 Mcrasa a111an bila saya pcrgi dcngan teman-tcman sckolah saya yang
c.
21. a. h. c.
dik.crul~
Ticlak pcrduli hil:i saya pcrgi bcrsama tcman-tcman di sckolah >
()rangtuasaya:
Sering mcrnukul scti:ip saya mclakukan kcsalahan apapun Tidak pcrnah 111c111ulrnl bila saya mclalmkan kcsalalrnn Akan 111c1111.111l hila kcsalahan saya tidak dapat di tolcrir
22. ()rt1 ng tua say a :
a. Ticlak pcrcluli bila saya sakit h. Sangat kcras 111cnjaga saya bila saya sakit c. Pcrhatiannya sang:at lmik bila saya sakit 23. a. b. c.
Bila acla masalah : Saya akan mcminta pcnclapat orang tua Saya tidak pcrnah hcrtukar pendapat dengan orang tua Saya sclalu min ta flCmccalrnn masalah dad orang tua
2,1. ()1·ang tua saya : a. Sclalu ingn tahu !en tang kcadaan hclajar saya di sckoh1h h. Tidak pcrnah hc·;tanya ten tang kcadaan bclajar saya di sckolah bila ada kc!,ulitan c. J\ kan hcrtanya ten tang kcadaan bclajar saya di sckolah hila saya :tda kcsulitan 25. Bila ada tcman yang scdang mengalami kesulitan : a. Saya scnang mcmbantunya b. Saya tidak pcrchili tcrhadapnya c. Saya alum mcmbantunya asal ia man mcngikuti kehendak say:1
26. Bila saya punya masalah : a. Saya tidak pcrlu bcrbicara kepada orang tua saya tentang masalah yang saya hadapi h. Saya hams hcrhtt'ara kcpada orang tua saya tcntang n1asalah yang saya hadapi
c. Saya alrnn bcrbirnra kcpada ornng tua bila tidak mampu n1cngatasi n1asalah
27. Bila saya mclakukan kcsalahan : a. Saya sering dihukum dcngan pukulan olch orangtua h. Saya tidak pcnrnh dihukum olch orang tua c. Saya akan dihukum olch orangtua scsuai kesalahan yang saya lakukan 28. Orang tm1 saya : a. Mcngharuskan saya mclaporkan scmua aktivitas harian kcpada orang tua b. Mcnyanrnkan saya untuk mcmbcritahu aktivitas harian kcpada orang tua c. Tidak pcrduli dcngan aktivitas harian saya 29. Dalam mcncari tcman : a. Saya bcbas mcmilih scmau saya b. Saya sclalu ditcntukan olch orang tua saya c. Saya dapat mcnentukan sesuai keinginan saya dan bcrdiskusi dcngan orang tua 30. Orang tun saya : a. Sclalu tncnyanmkan untuk bclajar scsuai kemampuan saya b. Tidak pcrduli dcngan cara belajlir saya c. Sclalu mcmaksa saya nntuk bclajar setiap hari 0
0
Correlations Correlations Pola Asuh PolaAsuh
Kepercayaan Diri
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 64 .404*' .001
64
Kepercayaan Diri .404" .001 64
1 64
••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Ho : Tidak ada hubungan antara pola asuh dengan kepercayaan diri Ha : Ada hubungan antara pola asuh dengan kepercayaan diri P-value: 0,001 : 0,05 atau 5%
a
P-value < a , maka keputusan tolak Ho atau terima Ha yang artinya bahwa ada hubungan antara variabel pola asuh dengan kepercayaan diri. Nilai koefisien yang positif menunjukkan arah hubungan antar variabel, yaitu semakin balk pola asuh maka kepercayaan diri juga akan baik. Korelasi product moment Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabal pola asuh dengan variabel kepercayaan diri. Dari label di atas tampak bahwa koeflsien korelasi product moment Pearson sebesar 0,404 yang menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh dengan kepercayaan diri.
Correlations Corrd .. Uons
TOTAL
VARMOCH VA.ROOO(IL
l'e:tr$(\!fC,,rrel'11l•'ll
I 000 :
.M~
' I'
251
Si)'; {2-mi!cd)
N
T
"
..
·J>.;a;;;::;,~·(;·,;,,,:·;.; ~;;
1.1~-r--·
Sig.{2-lailed)
25·1
I
VAROOOO'.! vAR00002
,,,
'" I
N
PenrsC\n Corrcl:u1,>a
TOTAL
l.000
019
.'\ii\ {2-lailctl)
8 l ~(
N TOTAL
'·'
l\lUP
(;-!
(•• 1
l'earson Cl'rrclati<:>11
.02~
!.OOO
Sig. (2-lailcd)
"" "'
M
N Corrd~t!ons
V1\l
VA!lUUIHl'.I
l'••U"WU ~:,,1rc1;~i''"
Hff.'\L
! 000
.,
Sig (2-Jailcd) N
oo::
"'
I 00(';
TOTAL
VAROOOO-!
l'c'ltS''ll l"••n'd;oll''"
I !lOLl
S1j:.(2·lllik1)
N TOTAi. ---p.~ITTMf~:;,:;.-;;J;;ji(.ii' !ii~
"'
{2·1mlc1I)
N
CurrdaU011s
Currd~Uo11s
VAllOOOO~ ,,~{OOuU.
l'euri;,,n C<.'lnc1a11011
TOTAL _)_n~
UHlll
Sig. (2-tnikd)
TOTAL
V/\lto!llJ!IH
v /\IWOw~
M
Penrsci11 Con:c!:.lfon
'.1)7•
Sit- (2-lniled)
()07
N :.1
.00)
UlOO
M
••. C,,rreluti<'ll lS siµrnficn.ul
,,
N
M
TOTAL
J.OOCI
lliy,. (2-hU!cd)
.U07
N
•'••U~O!l t.un•l•~l<'U
M
lhc II.OJ ltvtl (2-!uikd)
Corrd~Unu'
VAR00006 • , ~-- OOo
l>ears"n c"rreuwcn Sig. {2-hliled}
1.000
.260·
vA1WO..
N
M
64
Sij!. (Z-llliled) N
TCJ'f~-- ·-rru-.~c!U!T"n·
0;\H
I.Oil()
TO'fAl. .222
.078 6-1
fA
---··---:221· ·---_i:OOo"
Sig. {l·lllilcd)
'4 ut
110111!(111 C(IITC111tiDU
Sig. (2-tailed) N
.OJH
~T"o"T'AL"--.,c,==,=,,0c0,=rr3 <1=~=,=,,+----,=.,=a· -!Jiu-o·
•. C"rrehll1"n u S1f,lllfi~w11
VA]{!l00U9
TOTAl,
.078
N
G4
the 0.0~ levd (2-uu!td).
Corrd~tlant Corrd~Uon$
VAR.00010
VAROOOOl vAR00007
l'Clll'llOll <...OITCJOl!WU
l,000
SiJ<. (2-ulikd/ TOTAL
N Pear.;on C1'1td!llion
.!~'}
Sig. (2-Lailed)
.2liN
N
'"
"
TOTAi.
.,. (00010
.-elUliOl\<.lllTCHlllOn
.140
l>iJ!,. (2-tailed)
.'lW
N
"
!.000
ro1~moncom=1ilt.iOO
Sig. {2-llliled)
N
"'
LOOO
TOTAL .116
,)GO
64
6-1
.UO G4
64
---:m ----i:oM
CorrclaUons
CorrclaUons
VAROOOll
TOTAL
l'e:irnonC.;irrelal1on Sig,(:Mailcd)
VAROOOll 1.000
N PearsC>n C(lrrdailon
.020
Sig. (2-lailcd)
.sn
TOTAL
·"" .11n
VAR00023 l.000
fOTAL
1.000
.
.Ml
Pearson CC>rrelation
.186
Sii;. (Z·b.ilcd)
.141
N
"'
TOTAL .186
"
N
"
.,
N
Pearson Corrdal1on Sig. (2·!ailed)
VAROOOl..'
1.000
••
"
CorrclaUons
VAIW01)1~
l'c<1fS<'11(',,nd:~1ou
VA]l000l2 UJOu
TOTAJ.
Sig. (2-mikd) TOTAL
·
.21~
vAIWOO~·l
-
"
.2l~
sii;. (Z-1ai!odl
.oss
VAR00024 J.000
TOTAL ~·;)-
.000
N
"
TOTAL
1.000
..
N
Conen~um
Sig. {2·laile
.o~s
N l'eaHCIU Co1nMiC1J1
l'o;US•'H
..
Pt:lfSQIL
64 .49J•
N
.000 64
Corrtla!ion Sig, (2-tailcd)
.,
\ 000
--. CNT!h
"'
Corrch1Uo1u VAROOOD VAROOOl) • Pearson Corrclaucin
.)79•
('.?·ll~;~d)
.,
.002
Pearson Corrolation
.n9'"
l.000
Sig. (2·1ai!cd)
002
Sig. N TbTAL
TOTAL
1.000
Correlations
VAR0002S
64
.,
N
\
VAR0002$ 1.000
TOTAL .0)0
Sig. (2·lailcd)
.SI)
N TOTA!.
''
••_ C<'nehufo11 ls sir_.nifka11\ tU lh• O.Ol lovcl (2·lailotl)
1'ear;C111 Correlaloon
64 1.000
6.\
Poarscin Ccirrel<11ion
.o~o
:ilj:. (2-lailed)
.!ID
N
(,l
(.I
Currd~Hou~
Vt\lW!lllH
TOTA!
V Alt!I002(,
.oo;,
Si)';. (2·!ailcd)
·roTf\L
N
64 1.000
6'I
.)60•
:;1i;.O·lmk
:;1~
-- CciuclolL<>n 11 u~uflmnl !ll lho O.Ul lovol ('.!·tlulc11)
Currclntlmu
CorrolaUont VAROOO\~
VAROOOL
Penr.:011 Conernllon
1.000
TOTA!. ,20)
TOTAL
v Alt00027 VA1woo2,
"
l'curscin Correllllicin
.20)
Sig. (2-tailcd)
.l01
.,
N
"
1.000
Pow1C111 Correlul1011
P•W11C111 Conelu1ion Sig. (2·tailtd}
.000
"
.4G~·
LOOll
.ooo
N
M
.46~·
.
N TOTAL
TOTAi.
1.000
Sig. {2-tailcd)
.107
Sig. {2·tailtd)
N
('.!·111110<1)
N
M
... CcirrchUio;>111s si)'.nilic:m! ;~\ho O.Ol levc\\2-1:iib!]
M l.OOU
.
N
.00)
Sig. {2-lWlcd)
-=-·--------..,.---- ----- ---N J>c:us<'ll Cw10lall('11
TOT Al.
"
••. Co1uh1tio11!a1it)Lific1111t lll U10 0.0l l~vtl {2-lail~d).
.
Corr.faU01a
. VAR.00016
t'•l'll'lio11
l;1m·c.1&1m11
VAR00016 1.000
,000
Sig. {2-tai!ed) TOTAL
N Pearson 1-'C>ndaliC>u
64 .524 ..
Si/',- (2-tnilcd)
.000
••
N
.•. CC>rre!allon 1s s1gmficau1
!II ll1c
CorrchtUona
TOTAi. ,524*
0.0\ levd (2·U11led).
.,
· vAR00028
VAR000211 1.000
TOTAL
Sig. (2·tailed)
1.000
N TOTAL
M
umon 1-orrcu11iou
64
Pcunmn C<'nehJion
.440•
Sig. (2·\ailcd)
.000
N
.
.., Cwrellllfon i5 ~guitk1111t Ill Ute 0 OJ !evil (2-tniled)
A•O•
·""" '·""""
.
Correlations
00017
AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-talled)
VAR00017 1.000
TOTAL .197 .119
64
64
.197
1.000
.119
N
64
64
VAR00018 1.000
TOTAL .157
Correlations
:ooorn
Pearson Correlation
64
64
Al
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.157
1.000
Sig. (2-tailed) N
.215 64
64
.215
Correlations
:00019
Pearson Correlation
TOTAL .486.
VAR00019 1.000
Sig. (2-tailed)
.000
N 'Al
64 .486 ••
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
64 1.000
.000
N
64
64
', Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).·
Correlations
VAR00020 ~R00020
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
JTAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TOT/\l
.385-
1.000
.001 64 64 ---·----- - - - .395 .. 1.0GO .001 64
64
•• · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
~00021
Pearson Correlation
VAR00021 1.000
TOTAL
Ass·
Sig. (2-tailed) N rAL
.000
Pearson CorrelaUon
64 .459 ..
Sig. (2-tailed)
.000
N
64 1.000
64
64
•. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). Correlation~
I
VAR00022 I 'l00022
TAL
Pearson Corre!at:on Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation Si~. (2-tailed} N
1.000 64
I
.401 .. .QQ1 64'
I
TOTAL .401' .001 6-1 1.00:J 64
0
Corrd~UOM
Corrd~lfous
VAR00029 VAR000'.!9
Pearseo11 Ceonc Si;:.. (2.t;u!edl
~hon
!.000
N -n11·;\1.·---·F.-;;;::,:;;-z.:;n-.-1;;;-;,~
···--
~;'!!-P·lmldJ
TOTAL .2s1•
""
f,.1 M z.si-=t--~
v AA00035
Pearseon Ceorrelalwn !'ig 12.1 •.i)cd)
VAROOOJ5 I I 000 \
,N -TOTAL~i:,ll(\;"iie1.u11"'
I
oo'
Mj
M
--111 • (--J .,.m
:>1g. \2•!:Ulctll N
C!.16
N
TOT A:. ,71-
fl(!'
l
M
j
<·<
•. CeorrchUieon i..; ~ip1ilic;u11:u1!w U.ll'• leve! (2-l:iik
Corrr.l~tlons
Corn·bttlon. VAR00030 VAROOO~O
!'em><'llCeorrebl!CH Sig. {2-lailed)
l.000
.399"
VAROOOJ6
.,
'4
·-.399• \.000
Pearson CotTel:il.iou Sig. {2-lailc
.,
N
TOTAL
.,
.00!
l'carseon CNrclal.Jon
TOTAL
A.So•
VAR00037
.000
~i'1rrAL--·~~~iTeh1li.ffi
l
MW
:-;jg,(2·!:iik<1)
oou
··f(JTAL
()(10
H. Co11'Cl:~wn is s1y.mlirn11t ;~!ho
"'
l.Ol'.iO
.278" .026
"
'"
Pcarseon CorreJruwu Sig. ('.?-!ailed)
VAROOOJ7 1.000
TOTAL ·.OJS
'·' O.Ol lcvcl (2·taik
.767
,.,
,,,
N
(..j
'
'4
Corr~hUons
VARO!JOJJ 1.000
Pears<'!! ConcJ;JUc'n !>if.. {2-l:lilod) N
.278"
.0:!6
N Pearson C<-rrdillieou Sig. P·tail~d) N
Correl~Uuu•
VAROOOJI
TOT At
1.000
Sig. (2-!ailed)
.OOJ
N
TOTAL
v All00036
TOTAi.
l'ea1.~•'ll
('"rrd.ui"n Sip.. (2-1:uled)
-.OJ~
.~---·-··
l.OIJO
7r.7
N
...
(,.1
Corr~luUOll' Corrd~t!ous
VAllOOOJ2 i VA!l00032
TOTAL
l'e:ir:sou Conela11on Sir.. (2·hlik
l.000
TOTAL .121
I vAROOO)H
1canon1..o.rrc1auon Sig. (2.iniled)
VAR0003B 1.000
TOT Al. .1~9
.210
.)1~
"' ,.,
.11(-
!>ii;. {2·!a.ilo,I)
04 ~·-Ii:lo·o·
Sig. (2·hlikd)
N
.2l0
N
.)·!)
M
M
Currrlutlmu
CorrdaHmu
VAll00039
VAROOO).l
t YAROOOJJ
Pearson c..,nc!allon
1.000
Sig. (2-!uiled)
N
TOTAL
PcnrsN1 Corrdillion Sig. (2-cailed)
.
M
·····.-,25
.n~
rcarson Correlalio11 Sig.\2:-tailed) N Pearson Correlilliou Sig. {2:·\ailed) N
"'
TOTAL
1.000
"'
1.000
'·'
..
N 1'a1111nu ComlWllln Slt. (2·hillcd) N
'"'
1.000
.321
"
.00\1 M
---,nG•
<.<
-·--1.000-
,0011
..
v /\R00040
TOTAL .126
TOTAi.
1.000
••. Currch11lnn I• ug.uincanl l>I Llio 0.01 lcvtl (2-utltcd)
V/'U\00040
.n1
"
.12:6
l'cWlil\ll (.;Q1nh1huu Sig. (2·htilcd)
.n6
VAROOO).l
TOTAL
vruwuun
.326
N
VN\000,"I
TOTAL
l'cilfion CorrcJlll!.on
1.000
Sig. (2-tailcd) TOTAL
N Pearson Correlation Sig. (2-tailcd) N
TOTAL .JIJ" .012
"
.)J)"
.012
64
".Correlation is fl&i!ific.nt at U10 0,05 level (2·Uilled).
"
1.000
.
c"rn·l.
I
CnrrdaUoni
\'AROOO-ll UJOU
, , , .,."" I PcarSN1 c.,rrclal!Cll
VAWlOil-1!
I
N
l 1 ~;u-,;,,,; (\1i1~1;-J:,,a
T
~'-"- ;:-1.ukd~
TOTAL .I:\.\
,~L
'"
i
I
2;-1
(d
I I
VAR00047
VAR.00047
,;1
Corrd~tion
TOTAL
,.,
TOTAi.
1.000
.l3l
.. ..
N
!_ll!I()
I
Pearson
Si,o,. (:"!·L'liled)
JN
Pearson Correlillion
.Dl
Sii;.P·t:likd)
.~04
N
,)04
••
l 000
'"'
Corrcl:ttlmu VAIWOO~~
l'C
\";\JW00-12
Si.~-
''f(j'f.-,"\I."--
L0{)0
I 1·
TOTA!. '.!71•
p.1;1'101\J
VAR0004B VAR00(l..1S
Q\1
~c;lf<:;;,·z-:~;;-cl;;;;:;;~ -- -~i~\-~-1-0~;: :ii]! {~·1a:!od)
N
O~l
I
.
r..-1
I
6-l
Pcarso;-n Corrclauou
l.000
..
Sig. ('..!·tailed) N TOTAL
.. ..
.996
·.C~l
Pearson C"rrelation ~lg.
TOTAL •,001
(2-l:li!td)
l.000
.,
.9%
'1
Corrcl~Uons Corrdal!ou~
VAR00049
VAllflOlJ-D ,,\R~.:nH
uw ..
l'o:::.''"' c •• Tel;u•·'11
..
"
l'c'U"•'llC,,nch1lic•11
.C.00*
~ii: ('.:'-lail"l)
N
,,,
'"
.
.Jo9• .OJ;t
Pearson Corre!alion Sig. {2·lailcd)
J.000
!){Ill
N
TOTAL
.:to9· ,:;13
.
N
000
TOTAL
1.000·
J>e:u-son Correlation Sig. (2-tailcd)
~oo·
Sig. (2·!,ub1)
N TOTA!.
VAgOO(l..19
TOTAi.
LOOO
&I
•. Crnroh~iou i.• ~i&11ifirnnt lll U1u 0,05 l~vd (2·hUlcd).
"
Corrd11Uu111 0 {
orrd.illu11'
VAll00050
\IA!W\l!l-H
VAltOOO~O
TOTAL
l'•ar~<'IL
c,,rrdall<'ll
1.000
.. ..
Sig. (2·1Nlod) Sig (:!·1•~!<•1>
N ~fiff,\1:--
TOTA!.
M
--1>.:;m;;;;t',;1ur.;1;~~i•
!ilOll
.)80•
!-lir.. (2-mikd)
.002
! 000
'·'
N
VAR000·1~
I VAR00045
P«ltS•'U Corrc!nlfoll
N
.~II\ (~·l•ule
.. ..
002
.
N
621
TOTAi. ;\HO•
I 0(10
PcarS<'I! Corn:hl!JOU
TOTAL .'..!·12
<;jg_ {2-hulod)
VA!WOUSI v 1utuOO~J
.05<1
...
N TOTAL
l'Ollll<'IL Lorrelllli(>ll
000
N
M
';'l·~r;,u:;oncorrelllllon
Sig. {2·lailed)
- - -.. -5~
Sig. (2·tallod)
N
TOTAi •
1.000
Sir,, (2·llli1Gd)
N
"'
6<
--,-.000
.000
64
6<
Corrcl~tlom
VAll000-16 AR00046
l'tllfWU Corrd:iliot1 Sig. (2-tailcd)
N
~----·-
TOTAL
Pearson Corrchuion
Sig. (2·1.:Ii!cd) N
Correl11Uon1
TOT/\l.
LOIJO
VA!l000~2
,001 .. 3911·
1
V1.Jl.OOu~~
64 1.000
64
*'*,Correlation iscii;nifi=ll Ill the O.Ol levd (2-c;Ukd).
TOTAi.
I.COO
Sig. (2-tailed)
-------·.{;01
Polll1INI Co1rellll.io11
TOTAL
N !'canon Co1Telal.io11 Sig. {2-llliled) N
.;t.t~·
.
.005
"
-'44 .. .01)5
"
.... Corrcllllit>n !g sigiUtku.nt Ill the 0.01 levd (2·11\il~d)
l.000
..
Corrd~Uo11~
Curn·J.oll<>ll'
VAROOOS9 I
TOTAi V AROOOS9
N ··;:"i"rr,\L~ --p~,;-,.sc;;-c;;-n.1a1
'
l'"·U'"" 1·,.,,,.j,,1"'" I·
1,i1,v.
!'l.~ i~-1a1l"tl
I (,.1
'
I
l'cauon Corrclahon Sii;. (2-uuled)
. 414000
---~~J-----·-~~ 474•: J.OOll 000 !
•.;;1
Sip,. (2-1>cled)
!
TOTAi.
1.000 . \
6-1:
N
M
••Ot<'i.UO<•U '"""''"''"·"" .U Ill' H•11 J.·1..J1: l,n\c•!f
CorrclaUons
Corrd.•1!<>11> \'AROOO.'·I VAlWilO~·I
l'carwnC1>1tcl:u1,1n Si_~.
TOTAi.
TOTA!. _.i(,/•
l 00(1
(2•t:lllc<1)
N Pc"rsi>aC,,nd:ui,,11
M
"'
·16?-
UlOO
"°"
'
"'
"'
Pearson t:oncJ31.lon
!'c:it$•'" c,,:1ela11"11
:-;,..,_
Ass•
'"
'"
Pearson Conc!ation
.455•
Sig. (2-!ailcd)
.000
N
1.000
"
M
,.._ Conclalion is significant ul the 0.01 levcl (2-tmled)
TOTAL
)57•
UIOO
VAR00061
·-
J
'"
ouo
Pearson CC\nclauon
VAROOOGI l.000
Sig. (2-iailed)
.00.1
:>1g. (2-lailc
TOTAi.
Corn:aUoni
VARHUO~.~
nlTAL
I
.000
N TOTAL
CnrrelaHol\\
VAROOll55
VAROOOGO 1.000
Sig. (2·lailcd)
""°
··-
!'1g (2-l:ubi)
VAROOOtO
TOTN.
.4~J
Pear.I''" c,';id3liC'n
.IOO
! 000
Sii: (2·11uktll
A.\l
"'
,,,
N
'"
.1110
.,
N
l~·l:ub\1
TOTAL
(,.!
Corrrl~Uoni
VAlW0062 \"t\IW0056
!'eanwn Concl:~1,1n Sii~-
\I Al(O\lO,~r, LOOO
TOTAL AO!•
1•can:on 1..e>neu~1on
f,.J
<.J
,, .. -
Sii;. ('.l:-l:iikd)
.rn1·
·=r61·~nrwt1Z~;;rnr.;i10il
Sh:
I 00!\
-~"~
'"
'"
--.ii-1T --l:OOii
(2-tai!otl)
N
M
on
Sig. (:l-t111lcd)
Otll
N
TOTAi.
1.000
N
{2-tailo•lJ
N TOTAL""""PC:u.;;,;i"IC~~ii~],;if,~;;·
VA!l00-06:l
M
.~6~
.
"
M
C1>rrrl~Uon1
VA1wvO(o~ VAROtm~7
v /\R0u0~7
1>enn;C\n Co1nlnhon
.~))•
.000
N
G4
·~~----------11---~ TOTAL Pear.;on C<;11TcJ:ititH1 .~)\ • Sig. [2·1:u!ed)
000
-----
••. Correlali~n Ls si~.nitkm1l !il !he 0 Ol levd {2-1aile1l)
TOTA!.
:t<J6• .OOl
N
M
TC:ffA1----r;-ai1011 CQOt.\flliou
M 1.000
.:i<J6•
!lig. (:l·lallod)
G-1 \.000
N
VAR0006) I ooo
:1111 (2-talltd)
TOTAL
J.000
Sig. {2·1ailcd)
l'co.nt1n Con•lDllon
.
.001
N
••. Corrolollon ii 1iplifit-.i1t ..i: tho 0.01
lovo! (2-hliltd}.
'"
'" C:orul~Uon1
.._,,,.
Corrd~tlnns
l'Danc>n Le>n•llllon Sig.(:l-tail~)
VAR.OOO~S
; VAROOOS!I
Pcars"n Conc13l.IC\n
TO~'AL
1,000
Sig. (2-tailcd)
N TOTAL
'"
Pearson Correhllion
.2GO"'
Sig. {2-tailcd)
.o~s
N
"
• C1m·eia1;<111 i< sir.nifica11I '~th~ 0.0~ le vol (2·la.i!od)
N
.260•
.0'.IB
64 1.00U
"
TOTAL
VAROOO
..
Pearson Corrdation
.105
Sig. (2-Wled)
.409
N
64
TOTA], ,10~
.
.409 1.000
'"
VAR0006S I VAR0006~
Pcar:mn Correlnl1on
•. 00~
Sig. (2·tailed)
N TOTAL
I
RELIABILITY ANALYSIS C A L E (A L P H A)
TOTAL
6-1
(•I
·--A)5• l.000
Pearson co,nl<111ou Sig. (2·1ail
°""
N
'"
Reliability Coefficients N of Cases= = 42
\l,\l(llilllf,(,
VARU\106(,
l'e:"""' l'Mrcl.~1<'ll Sig.('.Huilod)
L1lOO
j
I
u~~
Sii; !1-t<1tkd)
1!~
1·
"°' 1
N
(el
c:1"1d.1Ch•11•
\c 1\HOIJ067
f>ctITT<.'11
Correh~!<'li
T
LOOO
.)ll~·
S1y,. (2-l:ulcd) N
TOTAL
~
Sir,. (1-tai!cd] N
VAROOU~ll
""
"'
~
l'carwnC,;irrolal.i•'ll
1.000
,001
"
!'c;uo"u C<'lfelaliou Si)'; ('.2°\ailctl)
N
''
ToTAi--·~cm.1.uiM.
l Ol\O
Sig. (2-tru!ed)
N
VAROOO(o?
TOTA!.
""G.1
Sir- (2-uuk
N
M .~o~-;
Sig. {2-1ailcd)
"'"
lcTcO'-T~AL~--pe;;;on CotT~f:il"f~jj N
--1.noo
•• CorrehlliC
Corrtbtlons
•• ..,,00070
l'cacson Com::falw11
VAR00070 J.()()0
Sig. {2-Laikd)
N TOTAL
Pe11r:so11 Correlation Sig. (2-tailod)
N
TOTAi. .199
.IM 64
~m .114 64
64.0
Alpha = 0.8779
TllTAI
N &< lcTc,c,TcAcl-.-~,.c 0 ,c,.c,,c,.occ 0 ,c,.c1 ,c.,c0 c,.·l--~,c,c5 1---i0ili) 1
vAH000(.1
s
64 1.000
64
Reliability ****** Method 1 (space. saver) will be used for this analysis ****** ·
N of Items
2
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3 3 3 3
3
3
3
3
3 3
3 3
3
3
3
3 3 3
3 3 1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
0
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3 3
3 3
2
2 3
3 3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 3 3 1
3 3 3 3
3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
0
3
3
3
3
3
1
3
2 2 2 2
3 3 3 3
3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
1
3
3
3
2
3
3
2
1
3
3
1
1
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
1
3 3 1 3 3 3
3
3
3 3 3 3 3 2
3
2
1
3
3 2 3 3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3 3
3
2
3
3
3
3
2
3 2 2 3
1 3 3 1
3 3 3 3
3 2 3 3
3 1 3 3
3 3 3 1
3
1
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3 2 3 3
3
3
3 3 2 175 172 179 152 146 192 171 157 166 189 167 170
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
1
3
3
2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 3 2 1 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 1 3 3 1 1 3 3 3 3 2 3 L 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 ·1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 1 3 1 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 1 3 33111313331133131 1 1 3 2 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 3 1 3 3 2 1 1 1 2 1 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3133331133233,.2333 3 3 2 2 3 . 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3313333333333333 3 2 3 3 1 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 2 3 151 110 164 154 122 172 168 144 165 180 158 124 178 153 178 172 161 171
2
1
3
3 1
3 3
2
2
3
3
3
2
1
3
2
2
1 3
3
3
.2 2
2
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
i
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
2
3
.3
3
3
3
1
3
3
3
3 3
0
3
2
3
3
3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2
3
3
3
3
1
3
3
3
3
0
3 3
3 1
3
1
3 3
3
3
3 3
3 3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3 3 3 3
3
3
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3 2 3 3 3
3
2
1
2
3
3 3
1
0
3
3 3
3
3
3
3
2
3
3
2
1
2
2
3
3
3
3
3
3 2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 3
3
2
2
3
3 2 2
3
3
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 3
3
3
3
2 3
1 3
3
3
2 3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
1
1
3
3
3
3
::
1
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
1
3 3
1
3
3
3
3
3 3 3 3
1
3
2
3 3 3 3
3
1
3
2
2 3 2 3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
2
3
3
3
2
3
3 3
3
3 3 3
3 2 3
3 3 1
3
3
3
3
3
3
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
2
3
3 3
3 2
2
2
3
1
1
1
3 3 3 2 3 2 3
3
3
3
3
3
3
3
3
1 2
3 3 3 3 3
3 3
3 3
2
1
2
2
1
3
2
3
3
1
2
3
3
2
3
3
1
3
3
1
1
1
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
1
3 3 3 2 3
3
2
3 3
3 3
3
3
3
3
2 3
3
1
2
3
3
1
3
3
3
3
3
3
1 3 3 3 3
3 2 3 2 3 2
3 3
1 3
3 3
3 3 3 2 3
3 3 3 3 3
3
3
2
3
2 3 3 2
3 3 3 ·3
3 3 3 3 3 3 3
..1
2 2
3 3 3
3
3
3
3
1
1
3
1
3
3
3
3
3 3 3 3 3
3
3
3 3
3
3
3
3
3
3
1
3
1
1
3
3 3 3
2
3
3
1
3
3
1
3
2
3
3
3
1
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
.3
3
1
3 3
3
1
3
3
2 3
2
3
3
1
3
3
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
1
3 2 3
3 3
3
1
1
3 3
3
3
3
3
3
3 3 3 3 2
3 3
3
3 3
3
3
3
3
3 1
3
3 2
3
3
3
3 3
3
3
1
1
3
1
3
3 3 2
3
1
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3 3
3
2
2
1
3
3
3
3 3
2
3
3
3
1
3
3
3
2
3
2
3
3 3
1
3 3 3 3
3 3
2
3
3 2
3
3 3 3 3
3 3
3
2
3 3 3
1
3
3 3
3
3
1
3 3 3
3
3
3
1
2
2 2 2
3 3
3 3
1
3
3
2
3 3
3
3
3
1
2
3
3
1
3
3
3
3
1
3
3 3 1
1
2
3
'
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 3 3 1
2
3
3
3
2 2 2 3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3 1
3 3 3
2
3 3 2 3
1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3
3 3 3 2
1
1
3 3
2 2 3
3 3
3
1
3
3
3
1
3
3 3
2 3 3 2 2 3 3
3
2
3
3
.1
2
3
2
3
3 3 3 3 2
3 3 3 2
3 3 3 3
2
3
2 2 3
3 3 3
2
3
3
2
2
2
3
1 3 3
3 2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
1
·2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2 3 3 3
2
3
3 2
3 3
3
3
3
3
2
2
2 2
3 2
3 2
3
2
3
3
3
3
2
3 2
3
3
3
3
3
3
3 2
2 2
2
2
3
3
2
3 3 2 2 3
3 2 2 3
3 2 3 2
2 2 2 3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
2
2
2
2
3 2
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2 2
3 2
2
3
2
3
3
2
2
3
3
'2
2
2 2
2
2
2
2
3
2 2
2
2 2
2
2 2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3 2
2 3
3
3
3 2 2
2
2
2
2
"
2
2 2 3 2
2 2 2
2
2
3
3
2 3
3
2
2
2
3
2
3
3
.. "l
2
1
3
J
2
3
2
2
2 3
3
2
2
2
3
3
2 2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
0
2
2
3
2
2
2
2
3 2 '2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
3
2
31
2
3
3
3i
3
3
3\
2 2
2
2 2 2
2
2 2
2 3
2
2
2
2
2
2
3 3 2 2 3 3
2
3
2
2
3
2
2
3 2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2 3
2
2
3
3 3
2
1
3
3
2 3
2
2
2
L
2
2
2
3 2
3 3
2
2
2 2
2
2
2
3
3
3
2 3 2 2
3
2
1
I
2 2 2
2 2 2 2
2
3
0
2
3
3
3
3
3
2
3
3 2
2 2
3
2
3
2
2
3
3 2
3
3
3
2
2
2
2
2 2 2 2
3 3 1 3 3 2 1
2
2
3
2
2
2 2 2
2
3
3
2
3
L
2
3
2
3 3 2
2
1
2
2
2
1
2
2
2 2
0
2
2
3 2
2 2 2
1
2
2
3
2
3 3 3
3 2
2
2
3 3 3 2
3 2
2
1
2
1
2
2
3
3
3 3 3
2
2
2
2
1
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2 2 2
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2 3
2
2
2
3
3
3 2
1
2
2
2
3
2
3
3
3
2
1
3
3
1
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2 2
?
1
3
3
1
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3 3
3
2
2
2
2
2
2
2
2 2
2 3
3
3
3
2
2
3
3 3
2
2
'·
3
3 3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3 2 3
2
3
2
2
2 2 2
2
2
3
2
2 3 3
3
3
2
2
2 1
1
3
2
2
2 2
2
2 3
3
1
2
2 3
3
3 2 2 2
2 . ·3
2
3 2
2
2
3
2 1
2
2
2 2
2 3
3 3 3 2
2
3 2
3
3
3
L
2
2 3 2 2 3 3
2 2 2
2 2
3
2
3 3
:;
3
2
2
2
3
2
3
3
2 2 3 2
2
3 2 3
2 2 3 2 2
3
' 2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
2
1
2 3
3
2
3 3
3 2
3 3 3
3 2
2 3
2
3 2
2 2
3 2
3
2
3 2 2 3
3 2 2 2
1
2 2 1
2
2 2 2 2 2
3 3
2 3 2 2 2
2 2 2
3
2 3 2 3 2
2
2
2
2
2
1
2
2 3
2
2
2
3
2
2 2
2
2
1
3
1
2
1
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2 3 3 3 3 3
1
2
2 2 2 3 2
2 3 3 2
3 2 2 3 2 2
2
2
1
2
2 2
3 2 3
2
3 3 2
3 2
2
1
2
3
2
2
3 2
2 2
2
3 2
3 3 2
1
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2 2
3
2
2
3
2
2 2 2
3
2
2
2
3
2
3
3 1
3 2 3 3
2
1
3 1
3
3