BISNIS MEDIA DAN PENGARUHNYA TERIIADAP POLTTIK I{ASIONAL Leo Batubara
r. GAMBARAN KEADAAN PERI(EMBANGAN INDUSTRI MEDIA 1. Media Explosion 2. Media SehatBisnisBertumbuh: 3. Belanjalklan Bertumbuh (Dalam Rp. Mitiar): 4. Leading earners of advertising 2005 TV
Rp. Bilion
1 . RCTI
Newspapers KOMPAS
Rp. Bilion
2. SCTV 3. TRANS
2,639,241 l . 2,205,152 2. JAWA POS 2,026,147 3. MEDIA INDONESIA
4.
1,799,241 4 .
PIKIRAN RAKYAT
200,323
5 . TV7
1,797,400 5 .
BALI POST
198,292
6.
1,604,727 6 . BISNIS INDONESIA
INDOSIAR
TPI
| ,313,490 463,754
386,933
198,059
5. Rasiosuratkabar berbandingPendudukMancanegara: COUNTRIES
199s
INDONESIA
I : 4i,80
READINGI-TABITINDONESIATtrRENDAH
II. GAMBARAN KEADAAN PERAN MEDIA DALAM PEMILIHAN 1. Dalam pemilihanPresiden,KepalaDaerah,DPR/DPRD.di era Orde Lama, era Orde Baru- peran media sama sekaii tidak ada, kecualimemberitakansuara penguasa. 2. Dalam pemilihan legislatif 5 April, Pilpres 5 Juli dan 20 September 2004 peran media sangat efektif membantu terselenggaranya well-informe d citizens 3. Menyikapi pemilihan legislatif dan Pilpres 2004 media asing menulis: "The media hus been broadly fair and effective in promoting weII informed citizens." 4. Pada Pemilu legislatif 5 April 2004, Pilpres 5 Juli dan 20 September 2004kontribusi media pers untuk membantu rakyat pemilih melakukanjudgement semakin besar. Pers berhasilmembantumemberipencerahan. Tampaknyfl, dalam melakukan pemilihan, rakyat pemilih lebih dipengaruhi pemberitaan pers tentang kampanye parpol, ketimbang ajakan iklan parpol. Kualitas rakyat seperti itu adalah berkat kontribusi pers yang membantu terwuj ud ny a weII- informe d citizens. 5. UU Pers (No. 4011999)dan UU Penyiaran(No. 32l2OO2) serta Kode Btik Jurnalistik (KEO mengamanatkan independensimedia. 1) Menurut ketentuandan UU: a. Media penyiaran dalam pemberitaannyatidak boleh bersikap partisan, tetapi harus independen. Media penyiaranyang partisanmelanggarUU. Media cetakboleh memilih partisanatauindependen. b. Media cetak profesional, kebijakan editorialnya independen. Bila media seperti ini memihak dalam pemberitaan, yang- dilanggar adalah public trust, kredibilitasdan obyektivitas.citra pers profesionalyang berdiri di atas segala golongan dicederai keindependenannya.
III. KECENDERUNGAN YANG MEMPENGARUHI BISNIS MEfIIA t' A. KECENDERUNGAN GLOBAL 1. Kecenderunganberorientasikepentinganpengguna media: A.YANG MENJADI PILIHAN /NT'O SEEKERS: o Yang paling memenuhi kepentingan,kebutuhan dan konsumenmedia. kenyamanan ke Massifikasi dari 2. Kecenderungan Global I)emassifikasi 3. Kecederunganglobal yang kini menjadi tantangan bagi industri media cetak ialah newsis becomingfree. 4. Sejalan dengan perkembangan high technology, sekarangini bisnis media bisnis padat modal: 5. Global Formula Advertisementmeonsnews,News meansreaders,Readers meanadvertisement. 6. Demi survival bisnis suratkabar, media ini harus join ' the multimedia. 7. Bisnis pers bisnis the survival of the professional Only the knowledgejournalists can provide the knowledge mediafor the knowledgesociety. Dengan professional competence memenangkanpasar. Pebisnis pers menyadari benar bahwa berbagai media pemasok informasi yakni media cetak, radio, televisi, bioskop, media luar ruang dan internet bersaing ketat merebut pengguna informasi yakni pembaca,pendengar dan pemirsa serta pengiklan. Pemenangnyaialah media yang paling memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan kepentingansi penggunainformasi. Karena media yang bersaing jumlahnya banyak dan yang menang adalah mediayang metrcapdiperingkat thefirfi di segmennya,dan sebagian besar media pecundang, maka yang survived selaluyang profesional(the survival of theprofessional).
B. KECENDERUNGANNASIONAL 1. Misi bisnispers N
o l.
2.
3.
BUSINESS GOAL
CONTOH MBDIA
PBRSOALAN POTENSIAL
Mengutamakan misi idiil
Media cetakdari Media sepertiitu 1907sld 1967 sekarangsulit diterimapasar Mengutamakan TV komersial Mengorbankan misi bisnis Jakarta misi idiil Mengembangkan Kompas,Jowa Mensinergimisi keberhasilan misi Pos, Pikiran bisnisdanmisi Drsnrs agarmlst Ralqtat, Suara idiil menjadi idiil sustainable Merdeka, Bali pilihan yang Post, Tempo, paling ideal. Femina d[1.
2. Kiat-kiat memenangkankompetisi iklan: a. Terungguldalampenetrasi(tirasx jumlah pembaca) b. Terunggul dalam social Economic stttus (sES) pasar. Mereka adalahpembelanjautamabarangdanjasa, ymg budgetiklannyaterbesar. c. Media itu meraihpublic trust peringkatteratas. d. Efektifitas beriklandi mediaitu terunggul. 3. Produk pers berkategori komoditi mahal: 4. Marketers industri rokok lebih pedorm dari marketers industri media cetak:
IV. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PERS 1. Sejumlahmediamelupakanmisi idiil: 2. Lepasdari kekangannegarantunduk ke tekanan pemodal: Kecenderunganmaju tak gentar membelayang bayar. 3. Pekerjapers dan pemerintahlebih berpihak kepada pemilik mediabesar? a. Dr. Effendi Gazali, pakar komunikasi uI mengatakan, "Ada tiga kelompok insan dalam industri televisi. Pertama,kelompok saudagaryang mendewakanrating danprofit. Soal apakahisi siaranmemberi informasi dan unsur pendidikan yang dibutuhkan publik, bukanlah kepedulian saudagar.Kedua, kelompok pekerja, yang melakukan apa saja keinginan saudagar. Ketiga, kelompokpenggelisahyang selalubertanya,mau kemana bangsakita denganwajah televisi sepertiitu". 4. Industri sangat kekurangan wartawan dan staf bisnis yang memenuhistandar kompetensi,dan negara belum carei 5. Apakah Pasal28 uuD l94s memproteksikemerdekaan pers? Jawabannyatidak. Amandemenke-2 UUD 1945banci: 6. Politik hukum krimininalisasi pers menghambat fungsi kontrol pers dan'- penyelenggaraan jurnalisme investivigasioleh pers profesional:
V. MAKNA KONGLOMERASI DALAM BISNIS MEDIA l. Berpotensimenjadi lokomotif pertumbuhanindustri media. 2. Bisnis suratkabar join multi media busines,smasa depannyalebih aman. 3. Konglomerasidalam bisnismediaberpotensi: a. Merugikan masyarakat bila kecenderungan sebagaimana dikemukakan di atas oleh Dr. Effendi Gazali dan Prof. Hotman Siahaan terjadi. MAKNA DAN DAMPAK KONGLOMERASI MBDIA BAGI DUNIA JURNALISTI K. 1. DampakPositif Konglomerasidalam dunia bisnis menawarkanpeluang besar bagi wartawan profesional untuk contribute, reward and challengesecaraoptimal. Dampak Negatif Konglomerasi dalam dunia bisnis juga menawarkan peluangbagi unprofessionalJournalrsls(denganimbalan menarik) untuk tunduk pada tekananpemodal,misalnya demiprofit makingmenghalalkanliputankekerasanyang. 2. Ketiadaan wartawan profesional di pasar kerja menyia-nyiakandana fiemodal non pers:
VI. KESIMPULAN 1.Industrimediamassanasionalmasihtertinggal. Investasidibutuhkanlebih banyak. 2. Keberhasilanindustri media mempersyaratkan4 M: method, men, means, money. Money dan means tanpa dukungartmethod dan men yang profesional adalahkegagalan. Tersedianya method dan men yang profesional berpotensi mendapat kucuran dana bank. Key success factor bisnis pers adalah ketersediaan method dan men yang profesional. Jumlahnya terbatas.
3. Keberhasilan bisnis pers sekarang ini adalah keberhasilanmenghasilkanproduk pers yang (1) atraktif, (2) mencerdaskan,(3) building public trust/credible/taatkode etik pers termasukbercitra "foi, and independent. Media yang memiliki kualitas seperti itu berpotensi lebih assertivedalam memengaruhi politik nasionaldibanding media yang (l) tidak independen,(2) melanggar kode etik pers, (3) tidak kredibel.
4.a. Bisnis media besar oleh pemodal besar dapat memberi pengaruh positif bagi khalayak dan bangsa: Pertama, bila pebisnis tersebut berorientasi mensinergimisi bisnisdanmisi idiil pers. Tujuan misi idiil adalah turut memajukan dan mencerdaskan bangsa.Supayatujuanitu terwujud, tujuan bisnis media juga harus terwujud yakni perusahaanpers menjadi eksis, berunfung dan berkembang. Kedua,bila kepentinganpemodaldan kepentingan wartawan terintegrasi dengan baik, yakni ke-I , kepentingan pemodalterwujud,( l) exist,(2)profit, dan (3) develop,ke-Z, kepentinganwartawandan staf bisnis terwujud ( 1) contribute terhadap pemajuan usaha, (2) well-rewarded, dan (3) tertantangdalampekerjaannya(challenge). Ketiga, masing-masingI)ewan Pers, KpI dan penegak hukum perform menegakkan aturan penyelenggaraanmedia berdasar Kode Etik Jurnalistik, UU Pers (No.40ll9g9) dan UU Penyiaran(No.3212002).
4.b. Bisnis media besar oleh pemodal besar dapat memberi pengaruh negatif bagi khalayak dan bangsa: Pertama, bila pebisnis tersebut berwatak mengedepankan uangsebagaiyangmahakuasa. Kedua, bila pekerja persnyatidak mentaati prinsipprinsip keprofesionalan,rela melacurkan diri dan melakukanapasajakeinginanpemodal. Ketiga, bila kelompok saudagar (pemodal) mendewakan rating dan profit making dan tidak mengacuhkan misi idiil, kemudiankelompokpekerja persnyamelakukanapasajakeinginanpemodaldalam rangka meningkatkanrating danprofit making, dan representasi negara berpihak pula ke pemodal tersebut,sepertiyangterjadidi industritelevisiswasta Jakartasekarangini. 4.c. Bila pekerja pers Indonesia, profesionalosolider, kompak dan bersatu melawan kolusi pemodal dan negara, dan bila l)ewan Pers, KpI dan penegak hukum menegakkanaturan main penyelenggaraan media, masuknya investor pemodal besar ke industri media tidak perlu menjadi ancaman atas kemungkinan memberi pengaruh negatif terhadap politik nasional. Jakarta,6Agustus2008 Leo Batubara Wakil KetuaDewanPers