Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
Vol. 2
N ew s l e t t e r i n fo r m
l
No. 16
l
1 April 2011
asi pemasaran pariwisata
Event
metode mendatangkan wisatawan
E
vent and Festivals bukan saja lagi sebagai produk entertainment dan atraksi, tetapi cenderung menja di metode dalam mendatangkan wisatawan. Ajang olahraga, dikemas men jadi kegiatan Sport and Tourism. Tiga tahun terakhir ini Ditjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar mengambil be berapa langkah inisiatif yang terbukti memang strategis. Telah tercipta event
ISI NOMOR INI
8 12 19 22 26
Sukses Indonesia di MATTA Fair 2011 Warna Warni Ikhtiar Recovery di Yogyakarta UBUD Desa berwawasan Museum Saatnya Memanfaatkan Paspor Filateli Nusantara Enam Koridor Ekonomi Indonesia
t ahunan Tour de Singakarak sejak 2009, dan tahun 2011 ini skalanya meningkat luar biasa. Di bidang seni musik, gejala meluasnya musik Jazz di Indonesia pun ditingkatkan lagi sebagai augmented pro duct oleh Ditjen Pemasaran Pariwisata menjadi ajang mendatangkan wisman. Telah meluas pelaksanaan event-nya, dari JaKJazz festival di Jakarta, ke Batam, Medan, Bandung, Makassar dan berbagai kota lain. Kini sedang marak publikasi tentang ASEAN JazzFest. Begitulah dengan konsep membingkai berbagai event, di mana masing-masing event mempunyai komunitas sendiri seba gai pelaku, penggemar, penikmat, dan pe nonton, membawa setidaknya dua dam pak langsung. Sejumlah wisman datang berkunjung untuk ajang tersebut; publisi tas berantai muncul di media-media da lam dan luar negeri. Di daerah-daerah di Indonesia pun bertumbuh berbagai ajang dan festival. Ketika event Tour de Singkarak dilak sanakan, tentu saja melibatkan kerjasama dengan badan-badan terkait baik peme rintahan maupun professional, setiap peserta pebalap yang datang niscaya tak berkunjung sendirian. Lazim setiap
peserta membawa teman, pendukung, penggembira sehingga jika ada 100 peserta terdaftar, dapat diharapkan yang berkun jung bisa 300 orang. Lalu, setiap event yang ‘berkualitas’ akan dengan sendirinya memperoleh publisitas, di dalamnya tem pat peristiwa berlangsung atau destinasi wisata itu akan terpromosi. Mari benchmarking selintas ke dunia luar. Ketika diselenggarakan pameran lukisan van Gogh di Amsterdam, selama tiga bulan setiap hari pengunjung harus antri berbaris panjang dengan sabar untuk masuk ke ruang pameran Mereka datang dari seantero negara-negara Eropa. Ajang Honolulu Marathon ketika dimu lai tahun 1972, jumlah peserta dari Jepang hanya 2 orang, jumlah seluruh peserta yang menjadi finisher 162 orang. Lima belas tahun kemudian, jumlah pesertanya selalu berkisar 30 ribu, di antaranya dua pertiga terdiri dari wisatawan dari Jepang. Sejak itu sampai kini, setiap awal Desember saat Honolulu Marathon di laksanakan, selama dua minggu seluruh pesawat terbang dari Jepang ke Hono lulu penuh dengan penumpang, bahkan puluhan extra flight dan charter harus ditambahkan.
2
utama
Thailand menggelar lomba Marathon terdiri dari seperempat, setengah dan marathon penuh, sedikitnya empat kali dalam setahun di empat destinasi yang berbeda. Dipasarkannya ke dunia menarik peserta internasional. Jadi, selain hasil langsung berupa jumlah wisatawan yang didatangkan pada suatu event, hebatnya, suatu event memberikan nilai tambah yang signifikan pada promosi destinasi. Suatu event internasional seperti Tour de Singkarak, Jazz Festival, Sail Indo nesia, dan seterusnya, dipastikan menda pat ruang pemberitaan di media massa. Boleh dipastikan media spesialis atau rubrik khusus di media umum akan me muat ‘news story-nya’: balap sepeda oleh majalah Cycling, marathon dan lomba lari oleh majalah Runner, festival jazz oleh ma jalah musik, lomba perahu layar oleh ma jalah dan rubrik Sailing, lomba memancing oleh majalah Fishing, lomba Surfing oleh majalah Surf, dan seterusnya. Event yang semakin membesar akan mendapat perhatian dari media, sehingga suatu event dengan sendirinya memper oleh peluang diberitakan secara beruntun. Kabar tentang suatu event,---termasuk gambaran tentang destinasi di mana event akan dilaksanakan---akan dimuat oleh me dia jika di-supply dengan informasi tiga ta hap. Yakni Pre, In and Post Event news. Pada bulan-bulan sebelum Hari-H pelaksanaan event, media-media tersebut akan bersedia memuat berita-berita kemajuan persiapan Penanggung jawab : Sapta Nirwandar Penerbit/Pemimpin Redaksi : Arifin Hutabarat Dewan Redaksi : Sadar Pakarti Budi Syamsul Lussa, T. Burhanuddin, Wisnu B. Sulaeman Reporter : Ekasanti Alamat : Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email :
[email protected] www.newsletter-pariwisataindonesia.com
Jika Anda mempunyai informasi dan pendapat untuk Newsletter ini, silakan kirim ke alamat tersebut di atas.
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
Kesenian Seren Taun, pada Festival Budaya Jawa Barat, di Taman Sari, Bogor ini bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan asing ke wilayah Bogor.
nya, kemajuan pendaftaran peserta mau pun ‘keistimewaan’ lainnya,--- plus cerita tentang pariwisata. Event Organizer yang piawai akan mendiseminasi berita untuk publikasi seperti itu.
Ia mengatakan antusiasme penikmat musik jazz di Batam amat bagus, terlihat dalam perhelatan Asean Jazz Festival (AJF) yang dihadiri sekitar 1.000 pengunjung dari da lam dan luar negeri. Oct 17, 2010
Contoh Pre Event publicity: Jazz Musician–be at the International ASEAN Jazz Festival 2009 event on 7 Aug!! It will be held at Costarina, Batam, a strategic coast developed as a new entertainment and tourist venue. It is only 1 hour by ferry from Singa pore, so near and convenient. This event has attracted many young talented artist and [...] Contoh lain lagi : 4 Last October 2010, Java Festival Production (JFP) has successfully held its last event for the year. Nonetheless, it is an annual ritual that the JFP team in Simprug immediately started working on AXIS Jakarta Interna tional Java Jazz Festival 2011. In truth, the preparation for the festival has been going on year-round, yet preparations begin to become more intense with the arrival of December. 4 AXIS Jakarta International Java Jazz Festi val 2011 is the seventh edition of Indonesia’s pride of a jazz festival. Music enthusiasts (especially from the jazz genre) make sure that they mark their schedule on 4, 5 and 6 March 2011 as the days when the world’s largest jazz festival is held. The venue: JIExpo Kemayoran. 4 Batam, or better still the Riau islands near Batam, is known for many things, but not really for cycling. Now that has changed after we rode the 6 bridges (some say 7) con necting these islands. These bridges make a spectacular contrast of modern engineering against a rural backdrop linking Batam to the southern islands of [...] 4 Musisi jazz kenamaan Dwiki Dharmawan mengatakan Batam, Provinsi Kepulauan Riau adalah pusat musik jazz di ASEAN.
JakJazz, BatamJazz, dan lainnya yang telah dilaksanakan tiap tahun, diberitakan dan ditulis oleh penulis-penulis musik. Musik Jazz mulai meluas di Indonesia sejak tahun 2000. Dirjen Pemasaran Pariwisata, Sapta Nirwandar, menerobos pasar pari wisata pula dengan mengambil langkahlangkah memadukan: Music and Tourism. Dirjen Nirwandar menegaskan: melalui ASEAN Jazz Festival kepeloporan Indone sia sebagai negara paling besar di kawasan ASEAN dapat dipertahankan. Kepelopor an Indonesia dalam musik jazz dapat di akui oleh dunia internasional. Selain itu melalui ASEAN Jazz Festival Indonesia dapat mempererat hubungan antar negara ASEAN, khususnya melalui jalur komu nikasi antar musisi muda jazz ASEAN. TDS 2011 misalnya, akan diikuti 15 tim dari 10 negara. Sebelum, selama, dan sete lah ajangnya berlangsung tanggal 6-12 Juni 2011, media massa di negara-negara tersebut tentulah memuat pemberitaan perkembangannya. Kegiatan Tour de Singkarak telah terdaf tar dalam calendar of events tahunan UCI (Union Cycliste Internationale), merupakan event yang memadukan kegiatan olah raga balap sepeda dengan wisata (sport tourism) hasil kerjasama Pemda Sumbar, Kembudpar, PB ISSI, dan pelaku bisnis untuk mempromosikan pariwisata Indo nesia khususnya daerah tujuan wisata Sumbar dengan Danau Singkarak sebagai ikonnya ke mancanegara. n Lihat juga halaman 27
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
KONSEPSI
3
Wonderful Indonesia Pancasila—Target Pariwisata—Wonderful Indonesia Tiga hal di atas merupakan bagian-bagian dari pidato yang disampaikan oleh Menbudpar Jero Wacik pada berbagai kesempatan. Salah satunya ialah ketika berpidato di Universitas Pancasila, Jakarta, awal Januari 2011. Kita kutip beberapa cuplikan pidato tersebut seperti ini:
S
aya minggu yang lalu datang ke Ende (Nusa Tenggara Timur). Di Ende ada tempat bekas pengasingan Bung Karno tahun 1934/1938. Di sana ada pohon sukun di ta man. Di bawah pohon itulah, di sore hari atau di malam hari Bung Karno suka duduk merenung. Saya membayangkan, betapa cakapnya Presiden Soekarno. Seorang laki-lagi cerdas berumur 35 tahun dibuang ke Ende. Biarpun di buang, Bung Karno terus berfikir dan merenung. Di sanalah, katanya, bibit Lima Sila (Pancasila) itu mulai muncul. Saya segera pugar Situs Bung Karno di sana, dan kita akan menjadikan objek wisata sejarah agar anak-anak kita melihat; begitu pemimpin kita ketika dibuang, tetap berfikir untuk bangsanya. ***** Saya mempunyai Program ZU (Zero Unemployment) di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Bali, Akpar Medan dan Makassar. Saya perintahkan kepada rektor saya yang empat itu, tidak ada lulusan pariwisata yang nganggur lebih dari satu tahun. Kalau hari ini diwisuda, maka di hari yang sama di tahun depan, semua lulusan nya harus sudah bekerja. Jangan hanya bisa mendidik dan membina, tetapi tidak memikirkan bagaimana seterusnya. Jadi program pro job adalah itu. Dan saya yakin pari wisata ini sangat dekat dengan pro job. Saya yakin (lulusan perguruan ting gi) akan habis diserap pasar karena saya sudah setiap bulan meresmikan hotel baru. Cruise akan diperbesar di Indonesia, karena kita punya laut, begini banyak dan punya negara be gini indah. Di saku saya selalu ada buku ke cil grafik-grafik kemajuan pariwisata. Siapa yang bilang negara ini gagal, saya 6 tahun menjadi menteri. Pari wisata dari ceot-ceot, sekarang nanjak jadi 7 juta. Orang kadang (bilang), kok cuma 7 juta. Lihat grafik, apa pernah pariwisata di atas 7 juta? Kalau dulu pernah 10 juta, boleh mengatakan kok cuma 7 juta. Kalau dari dulu cuma 1 juta, 2 juta, 5 juta, 4 juta, 5 juta, 4 juta. Cuma di situ saja berhenti. Kita punya target; target optimis 7,7 juta, target moderat adalah 7,5 juta, target pesi
mis 7,3 juta. Target 7,3 juta ini adalah sesuai dengan kontrak ki nerja saya dengan Presiden. Kalau 7,7 juta, kita akan menghasil kan devisa 8,5 miliar dolar. Hampir 80 triliun rupiah, walaupun hanya dimodali 1 triliun rupiah saja dari APBN. ***** Kita sudah meluncurkan Wonderful Indonesia sebagai branding pariwisata Indonesia. Mengapa wonderful? Ada lima kriteria destinasi pariwisata menjadi unggul. Satu adalah alam atau nature. Kita menyebut wonderful of nature. Alam kita paling indah di dunia. Kemarin saya tawarkan ke pasar Hollywood, mau bikin film apa saja di Indonesia ada lokasi nya. Mau di pantai, ke laut, nyelam di bawah laut. Di hutan harimau, ular, semua ada. Kemudian yang kedua, wonderful of culture. Saya kalau melihat tarian di daerah, luar biasa culture kita. Sedangkan yang ketiga adalah people. Senyum nya, 99% orang Indonesia itu senyum. Kemudian yang keempat adalah food (kuliner). Saya kalau ke daerah lebih suka makan makanan daerah. Pada waktu Festival Danau Sentani Papua, di Jayapura, makanannya kan talas dan sayur bunga pepaya. Tiga hari saya di sana, tiga hari saya makan talas dan bunga papaya, dan enak sekali. Ketika pulang, badan saya kok enak sekali. Kelima adalah Value for Money. Kalau turis membawa uang seribu dolar ke Bali, banyak sekali yang dia dapat. Mengapa lima ini saya angkat? Pada waktu saya menerima The Best Destination Island in the World di New York, dibuat oleh Travel and Leisure Magazine majalah pariwisata terbesar di dunia (dan yang memberikan vote adalah para wisatawan dunia; manakah tempat pariwisata terbaik di dunia, menurut wisatawan Bali the Best Island in the World). Saya tanya, apa kriteria nya? Mereka menyebutkan; nature, culture, people, food and money. Lima kriteria itulah yang membuat turis itu menjadi repeater. Jadi, destinasi unggul adalah kalau ter jadi repeater. Orang datang lagi, datang lagi. Saya ingin destinasi yang lain Belitung, Lombok, Raja Ampat, Manado, dan Ban dung menjadi destinasi seperti ini. Limanya harus unggul, karena kita mempunyai Won derful of Indonesia. Jadi itu branding kita. n
4
Vol. 2
WISATA BAHARI
Dirjen Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar memperlihatkan piagam penghargaan “Best Port Welcome 2010” dari majalah “Dream World Cruise Destination” yang diterima Pelindo III Cabang Benoa.
Dunia Melihat Kesungguhan Kita
P
ara operator di dunia Cruiseship menyaksikan keseriusan Indo nesia hendak mengembangkan pariwisata kapal pesiar berkelas dunia. Indonesia tampil kembali di Miami. Mengusung branding baru pariwisata “Wonderful Indonesia”, serta sebagai upaya meningkatkan wisata kapal pesiar dunia khususnya yang berasal dari Ameri ka Serikat, Indonesia berpartisipasi pada Cruise Shipping Miami (CSM) 2011. Event ini merupakan Pa meran Internasional Industri Kapal Pesiar dan Destinasi Wisata Bahari terbesar di dunia yang berlangsung di Miami Beach Convention Center, Miami, Florida, USA. Berlangsung pada tanggal 14–17 Maret 2011 menampil kan 900 exhibitor dari 123 negara, pada areal pameran seluas 38.000 m2. Pavilion Indonesia sendiri berbentuk island seluas 54 m2 untuk 6 booth. Partisipasi Kemenbudpar
dipimpin oleh Direktur Jenderal Pemasa ran Pariwisata Sapta Nirwandar, didu kung Konsulat Jenderal RI di Houston. Bergabung bersama dalam promosi ini adalah PT. Pertamina, PT.Pelni, PT. Pelin do III, Kabupaten Karang Asem, Badan Promosi Pariwisata Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat, Badan Pengusahaan Ka wasan Perdagangan Bebas dan Pelabu han Bebas Sabang (BPKS), Bali Prestige
l
No. 16
l
April 2011
Tours & Travel Specialist, Vaya Tour, Vista Ekspress Tours & Travel, dan Limbunan Tours & Travel Services Makassar. Berbagai program digelar guna meng optimalkan hasil kehadiran di event ini. Selain pameran dengan memberi pelayan an informasi dan pendistribusian bahan promosi, digelar Travel Exchange selama tiga hari dalam bentuk trade show. Awareness Campaign pun dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan memasang iklan pada CSM Daily News, dan pelaksanaan Indonesia Gathering pada 16 Maret 2011 di paviliun Indonesia. Di situlah hadir para wakil-wakil cruise lines, dan travel agent. Kemeriahan paviliun disempurnakan dengan Indonesia Cultural Performance dari DKI Jakarta, Sulsel, DI Yogyakarta dan Tari dari Jawa Barat setiap hari selama pameran berlangsung. Selama pameran, Sales Mission pada Cruise Operator juga dilakukan pada tang gal 10, 11 dan 13 Maret 2011, melalui per temuan dengan manajemen Cruiselines RCI (Royal Carribbean International) and Ce lebrity, yang mengoperasikan kapal-kapal Royal Cruise, dan Azamara Cruise Line; Sea bourne Cruise, Oceania and Regent Seven Seas Cruises (Prestige Holding); serta Silver sea Cruise. Pertemuan bilateral dengan Si ngapore Tourism Board (STB)–Cruise Division juga diadakan pada 15 Maret 2011, guna menyepakati rencana kerjasama bilateral dan dalam rangka ASEAN. Yang membanggakan, di samping da pat dihasilkan transaksi yang cukup fan tastis yakni bernilai sekitar Rp 244 miliar, ternyata PT Pelabuhan Indonesia III Ca bang Benoa, Bali, mendapat penghargaan “Best Port Welcome Tahun 2010” dari ma jalah Dream World Cruise Destination yang berpusat di London. Ini menjadi bukti bahwa Pelabuhan Benoa sudah mendapatkan kepercayaan dan memenuhi standar internasional untuk dising gahi oleh kapal-kapal pesiar. Cukup beralasan bila Indonesia kini semakin di lirik untuk menjadi destinasi kapal pesiar. Diharapkan sekitar lebih dari 140 kapal pesiar pada 2011 akan mengunjungi Indonesia. n
Pavilion Indonesia pada Cruise Shipping Miami 2011.
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
WISATA BAHARI
5
10 Bulan 27 Hari Rob Rama Rambini, Seorang Sendiri, Mengarungi Lautan dari pantai Amerika ke Bali
B
isakah membayangkkan betapa sepi? Selama lebih 300 hari da lam kesendirian, di atas perahu layar, mengarungi samudera mulai dari tepi California di pantai Barat Amerika Serikat, pagi siang malam. Tujuannya: pulau Bali. Lewat tengah malam dia mendarat di pulau yang dirindukannya. Di pelabuhan Marina Bali, Benoa. Sambutan dari yang menanti tentu saja bercampur baur : kagum, haru, bangga. Adalah Dirjen Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar, sabar menanti untuk menyambut. Mestinya sang pelayar tiba pukul empat sore, tetapi maklumlah, cepat atau lambat perjalanan nya tergantung angin dan ombak, dia akhirnya memantai lewat midnight. Dirjen tetap menanti bersama para petinggi daerah Bali, wartawan, cameramen, wah... tak mungkin me nyebutkan satu demi satu.
6
Vol. 2
WISATA BAHARI
Dialah Mahindra Wondowisastro atau dikenal dengan nama Rob Rama Rambini, berharap menjadi orang Indonesia pertama yang berlayar seorang diri (solo) dari California, AS menuju Bali, Indonesia. Kapal layarnya diberi nama Kona. Dia mulai berlayar 8 Mei 2010, dari Oakland, California. Dia mengarungi Samudera Pasifik, melewati Kepulauan Polinesia, melintasi selatan Papua New Guinea. Pada 22 Maret 2011, Rama sampai di perairan Flores, dan tiba di Dermaga Bali Marina Benoa pada 2 April 2011. Apa gerangan misi pelayarannya? Dirjen Sapta Nirwandar mengatakan: Rama telah memberi nilai positif bagi promosi wisata Indonesia, memperlihatkan kepada dunia posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat poten sial untuk bisa berkembang menjadi destinasi wisata berlayar (maritim) kelas dunia. Atas keberhasilan itu Kementerian Kebudayaan dan Pari wisata memfasilitasi pemberian rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kepada Rama sebagai: Orang Indonesia Per tama yang Berlayar Seorang Diri dari California ke Bali. Kemenbudpar sangat bangga dengan usaha yang dilakukan
l
No. 16
l
April 2011
Rama. Pelayaran spektakuler ini merupakan momen penting tidak hanya bagi komunitas sailing, namun juga menumbuhkan semangat nasionalisme bagi putra-putri Indonesia. Selain itu, prestasi Rama juga akan menumbuhkan minat bagi para pelayar dunia u ntuk melakukan perjalanan wisata sailing ke Indonesia.
Pelayaran Menakjubkan
Dari starting point hingga pantai Bali, ditempuhnya lebih 10.000 mil, pastilah dengan menahan sepi namun mengatasi tantangan alam laut yang sukar dibayangkan oleh orang biasa, selama 10 bulan 27 hari perjalanan. Dia lahir di Italia, warganegara Indonesia, seperti bebe rapa ucapannya saat tiba di Benoa itu melukiskan, betapa ia merindukan ibunya. Dia memeluk sang ibu yang juga menyam but pendaratannya. Dia sendiri terakhir kali ke Indonesia 30 tahun silam ketika usianya 23 tahun. Selama masa mudanya sang Rama ini merantau ke berbagai bagian dunia, “in search of new experiences”.
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
Dalam bahasa tekhnisnya, dia menggunakan perahu layar Jensen Marine Cal 30 yang berukuran panjang 10 meter. Dia biayai sendiri ongkos petualangan itu sekitar Rp 250 juta. “Ini sebenarnya perahu terlalu kecil untuk pelayaran panjang ini,” begitu dia mengaku. Dia berlayar dari California menuju Hawaii, kemudian ke kepulauan Solomon dan Vanuatu, lalu ke Port Moresby sebelum akhirnya mencapai Bali. Hampir saja dia membatalkan pelayaran ketika baru saja pada hari ketiga sejaak meninggalkan San Fransisco, ombak setinggi 12 meter menghantamnya. Pilihannya memang hitam putih: pulang kembali, atau, lanjut. Dia putuskan untuk lanjut, mengalahkan rasa putus asa. Dia ceritakan itu pada wartawan detiknews.com Dirjen Sapta Nirwandar yang menyambutnya pun bersemangat mengakui : “Kita bangga dengan Rob Rambini, yang berhasil baik mengarungi Lautan Pasifik, sendirian. Ini pendorong motivasi dan semangat bagi kaum muda. Ini bukti nyata bahwa kita memang masih pengarung samudera yang hebat sekarang ini, sebagaimana para nenek moyang kita”. n
WISATA BAHARI
7
8
events
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
Sukses Indonesia di MATTA Fair 2011
M
ATTA Fair tahun 2011 ini boleh dikatakan mengge rakkan para pelaku pari wisata dari Indonesia mau pun seller dari negara lain yang khusus mempromosikan Indonesia. Digelar se lama tiga hari pada 11–13 Maret 2011, para peserta itu mendukung pencapaian jumlah kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia yang tahun ini ditargetkan 1,6 juta orang. Event tahun ini merupakan yang ke 31 kali dilaksanakan, berkapasitas 950 booth. Sebanyak 193 exhibitors ikut serta terdiri dari 17 National Tourism Organisa tion: Indonesia, Kamboja, Cina, Hong kong, India, Jepang, Korea, Macau Tou rism Board, Nepal, Philippina, Taiwan, Australia, Thailand, Selandia Baru, Turki, Yaman dan Malaysia; 9 State Tourism, 123 Tour & travel agents, 29 hoteliers, 5 Airlines, 2 Cruise Companies dan 25 macam-macam bidang bisnis. Indonesia menempati area seluas 180m2 untuk 20 booth, dengan desain bernuansa Bali bertema Eco-Culture & MICE. Semaraknya booth Indonesia menarik para pengunjung mencari informasi detail mengenai Jakarta, Bandung, Bali, Suma tera Barat, Sumatera Utara, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Minat terhadap Makas sar dan Lombok terasa meningkat sehu bungan adanya penerbangan langsung ke destinasi ini selain paket destinasi lain yang mulai dikenal dan diminati seperti Komodo dan Raja Ampat. Demikian pula terhadap produk tema tik termasuk wisata belanja, golf, spa, wedding (honeymoon), student package, eco-tourism cukup banyak ditanyakan pe ngunjung. Delegasi Indonesia berhasil. Diwakili oleh 98 sellers, diperkirakan telah diperoleh transaksi dengan konsumen sekitar Rp 19,9 miliar. Inipun terjadi karena keseriusan tim Indonesia menggelar berbagai aktivitas yang mendukung keberhasilan. Termasuk menggelar pertemuan bisnis antara delega si Indonesia dengan para buyers, Table Top, justru sebelum pameran dibuka. Acara khusus Indonesia itu dilaku kan pada tanggal 9 Maret 2011 di Tun Sri Lanang Meeting Room Royale Chulan Ho tel, Bukit Bintang Kuala Lumpur. Jadi, di luar arena MATTA Fair. Itu diikuti 93 sellers
dari Indonesia dan 94 b uyers Malaysia. Ketika acara pembukaan event, Indonesia menyajikan Tari Gebyar Nusantara dan Tari Batik dari Dinas Pariwisata Jawa Tengah.
Sebagai kelanjutan promosi seusai pa meran, awareness tentang Indonesia tetap dibangun dengan memasang informasi promosi di kereta kota monorail selain pe masangan billboard di lokasi tengah kota. n
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
events
Fantastis di ITB Berlin
T
ahun 2011 ini 32 kali sudah Indonesia ikut aktif pada ITB (International Tourismus Borse) di Berlin, Jerman. Pa meran pariwisata terbesar dan men jadi salah satu penggerak industri pariwisata dunia ini, memberi hasil fantastis bagi Indonesia dengan tak siran pencapaian transaksi sekitar Rp 1,72 triliun. Nilai ini naik 22% dibandingkan perolehan transaksi tahun 2010 sebe sar Rp 1,4 triliun. Selain itu penghar gaan Go Asia Award 2011 juga diraih yaitu ‘Cerftificate of Achievement’ se bagai Ranking ke-3 Most Popular Destination in Asia, dipilih berdasar kan voting para pengguna dan pe ngunjung The Asia–Travel–Community GoAsia.de. Tahun 2011 ini bergabung dalam paviliun Indonesia sebanyak 74 un sur industri pariwisata, meningkat 7% dibandingkan tahun 2010 seba nyak 69 perusahaan. Luas area pavi liun 409m2, maka diperkirakan akan diperlukan luas lahan minimal 800m2 tahun 2012, agar memungkinkan se tiap industri mendapatkan 1 meja transaksi. Selain para pelaku bisnis, ada lima Dinas Pariwisata Daerah ikut serta, yakni Disparda Bali, DKI Jakarta, Papua, Jayapura dan Kabu paten Pegunungan Bintang. Berlangsung pada 9–13 Maret 2011, ITB dibuka oleh Governing Mayor kota Berlin, Klaus Wowereit, serta Menteri Ekonomi dan Teknologi Federal Jer man, Rainer Bruderle pada tanggal 8 Maret 2011. Khusus pembukaan paviliun Indonesia, diresmikan oleh Dirjen Pe masaran Pariwisata Sapta Nirwandar selaku Ketua Delegasi Indonesia ber sama Dubes RI di Berlin pada tanggal 9 Maret 2011.
Di tengah event besar tersebut, TV Berlin mewawancarai Dirjen Pemasaran Pariwisata.
Di Paviliun Indonesia para seller dari Indonesia berunding dan bertransaksi dengan para buyer.
Indonesia memberikan Award kepada para Tour Operator Terbaik di Jerman.
9
10
events
Upaya PR dioptimalkan dengan berbagai cara. Melalui fasilitasi KBRI Berlin, digelar wawancara dengan be berapa media Indonesia yaitu Trans TV dan TV One dan media asing di Jerman di antaranya TVBerlin, Eurosport, AVUS TV-Berlin, ORF TV, Frau Uschi Lang (me dia Austria), Francoise Hauser Editor, FVW, Jazz Radio, Meiers Weltreisen, Verlag &Eggers, dan Aquanut. Bahkan TV Berlin dan Eurosport melakukan liputan mengenai kegiatan di Paviliun Indonesia. Iklan media cetak juga dimuat pada TTG Asia ITB Berlin Daily News 1 dan FVW Daily selama event ITB Berlin 2011 berlangsung. Selain media interview, selama kegiatan ITB Berlin berlangsung, Dirjen Pemasaran Pariwisata melakukan be berapa business meeting yakni dengan Deputy Marketing dari Singapore Airlines, otoritas Pariwisata Kementerian Ekono mi dan Teknologi Jerman, Interface, op erator wisata TUI Belgia, Meiers Weltre isen, IAGTO, SSI dan pertemuan dengan FOX Vakanties Belanda. Semua itu mem buahkan beberapa komitmen kerjasama dengan Kemenbudpar. Pertemuan dengan tour operator, travel agent, perusahaan penerbangan, media iklan cetak dan elektronik pun dilak sanakan oleh Direktur Promosi Luar Negeri. Berbagai kegiatan untuk menyemarak kan paviliun Indonesia terdiri atas cultural performance dari KBRI, Pemda Provinsi Bali, dan Papua. Coffee corner dan demo lukis digelar setiap hari selama pameran. Putri Pariwisata Indonesia, Abang dan None Jakarta, serta 4 orang mahasiswa Indonesia aktif memberikan informasi dengan mendistribusikan berbagai me dia promosi, seperti VCD, booklet, leaflet, brosur, tourist map, pin, stiker, souvenir, di antaranya ada yang dari para peserta, ada dari Kemenbudpar. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari peran para seller yang aktif men dukung. Untuk itu secara khusus pada Indonesian Industrial/Cocktail Gathering, 10 Maret 2011 di Paviliun Indonesia, diberikanlah piagam penghargaan ke pada 34 Tour Operator terkemuka Jerman yang menjual paket-paket wisata Indo nesia, antara lain TUI Deutschland Gmbh, FTI Frosch Touristik, Dertour, Meiers Weltreisen, Flex Travel, Dertour D eluxe. Pengunjung beruntung yang menyak sikan pun mendapat lucky draw. n
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
Food Festival di Sydney untuk Pariwisata
Pada hari Minggu kegiatan cooking class digelar dibawah bimbing an Executive Chef Alila Hotel&Resorts Indonesia.
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
events
11
P
ada Indonesian Food Festival 2011 dengan tema Flavors of Indonesia di Sydney, promosi pariwisata digelar dalam ben tuk yang ‘tampil beda’. Diawali dengan Cocktail Party pada tanggal 10 Maret 2011, hadir 20 travel agent yang menjual paket wisata Indo nesia. Pembukaan diresmikan oleh Konsul Jenderal RI Sydney. Ada penayangan DVD tentang pariwisata Indonesia, ada display aneka ornament atmosfir Indo nesia. Rata-rata 100–150 orang datang ke festival ini baik saat makan siang mau pun makan malam. Mereka membayar AU$ 38 untuk makan siang dan AU$ 48 untuk makan malam. Pengunjung hotel dapat menikmati hidangan khas Indo nesia masakan Chef Alila Hotel & Re sorts Indonesia dengan menu bergantiganti setiap hari. Makanan dan minuman khas Indone sia disajikan secara buffet dengan diiringi penampilan tari oleh komunitas penari tradisional Indonesia dari kota Sydney, dimeriahkan juga oleh alunan lagu-lagu daerah, lagu berbahasa Indonesia dan Inggris. Khusus pada hari Minggu kegiat an cooking class digelar dibawah bimbi ngan Executive Chef Alila Hotel&Resorts Indonesia. Selain menikmati hidangan khas Indonesia, Grand Prize berupa paket liburan dengan Garuda Indone sia route Sydney–Jakarta–Sydney dan paket menginap di Hotel Alila Jakarta senilai AU$ 5000 diberikan kepada pe ngunjung yang beruntung saat festival ini berakhir. Festival ini berlangsung selama ham pir tiga minggu tanggal 10–27 Maret 2011, di The Grace Brasserie Hotel Syd ney Australia, merupakan kerja sama Garuda Indonesia South Australia dan KJRI Sydney didukung oleh Kemen budpar yang diwakili oleh Direktorat Promosi Luar Negeri. Ya memang, kuliner Cina, Jepang, Itali sudah familiar di sebagian belahan dunia hingga mampu mempromosikan Negara-negara tersebut. Kuliner Indo nesia pun ditantang untuk menjadi ujung tombak mengenalkan budaya Indonesia. Khususnya melalui festival di Sydney ini, lebih jauh diharapkan menggugah masyarakat kotanya untuk datang sendiri ke Indonesia menikmati kulinernya, pariwisatanya. n
Komite Kerja Pariwisata ASEAN
S
etelah para Menteri Pariwisata negara-negara ASEAN mengesah kan Rencana Strategis Pariwisata ASEAN (ATSP) pada tanggal 17 Januari 2011 dalam ASEAN Tourism Fo rum (ATF) 2011 di Phnom Penh, Kamboja, sidang pertama komite kerja pariwisata ASEAN dilaksanakan di Hotel Grand Plaza, Vietnam, 5–9 April 2011. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan sepuluh negara anggota ASEAN, Asosiasi Pari wisata ASEAN, dan Sekretariat ASEAN. Komite kerja membahas programprogram yang diusulkan untuk lima tahun ke depan, dan sepakat untuk menunjuk ne gara penyelenggara untuk masing-masing program. Indonesia ditunjuk sebagai negara penyelenggara (1) Kelompok Peneliti Pasar (Market Research Group), (2) pengembangan Pedoman Keamanan dan Keselamatan ASEAN, (3) Program ATRM untuk Warisan Pariwisata, dan (4) pengembangan Produk Wisata Budaya dan Warisan. Tindak lanjut dari hasil sidang terakhir tersebut juga dibahas dan sidang menye tujui pelaksanaan program dari ASEAN untuk ASEAN untuk mendorong negaranegara ASEAN agar saling mengunjungi, serta melaksanakan peningkatan kemam puan bagi para pakar pariwisata ASEAN melalui pelatihan bahasa dan pelayanan professional.
Pusat Informasi dan Humas Kemen budpar mengabarkan, pada sidang itu Indonesia dipimpin oleh I Gusti Putu Laksaguna, Staf Ahli Menbudpar Bidang Hubungan Antar Lembaga. Dia berbagi pengalaman mengenai Program Pengem bangan Pariwisata Berbasis Masyarakat melalui Desa Wisata di Indonesia. Selain itu, Indonesia sebagai negara penyelenggara pengembangan Pedoman Keamanan dan Keselamatan ASEAN juga menyajikan makalah mengenai program tersebut. Itu akan didanai dengan 30.000 pound sterling oleh UK Foreign & Common wealth Office-Departemen Anti Terorism. Untuk kelancaran dan efektifitas pelak sanaan ATSP 2011-2015, sidang sepakat agar berkoordinasi dan bekerja sama de ngan badan-badan ASEAN terkait, ter masuk ASEAN Senior Transport Officials Meeting (STOM) dan Direktur Jenderal Badan Imigrasi dan Ketua Konsulat Kementerian Luar Negeri (DGICM), UNESCO, ADB, dan sebagainya. Pertemuan juga menyambut baik ran cangan MoU ASEAN Plus Three Tourism Cooperation yang disiapkan oleh Indonesia. MoU ini diharapkan bisa ditandatangani pada ATF 2012 di Manado, Indonesia. Semua program yang diusulkan dalam sidang akan ditangguhkan sampai sidang NTO ASEAN di Lao PDR, bulan Juni 2011 untuk pembahasan dan dukungan lebih lanjut. n
12
DESTINASI
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
Warna Warni Ikhtiar Recovery di Yogyakarta Dalam Pengelolaan Pariwisata: Disbudpar Sleman Inginkan Kolaborasi Sinergis
E
rupsi Gunung Merapi berdam pak luar biasa terhadap kehidup an masyarakat di Jawa Tengah dan DIY dalam berbagai sektor, khususnya di Kabupaten Sleman. Di antara sektor yang mengalami dampak paling signifikan adalah sektor pariwisata. Jumlah wisatawan di berbagai obyek wisata bukan hanya yang berada di lereng Merapi mengalami penurunan yang drastis, bahkan tamu-tamu hotel pun turut mengalami penurunan. Memang, erupsi telah terjadi, kerugian telah banyak dialami. Kendati demikian bukan saatnya untuk meratapi namun merupakan momen yang tepat untuk menata dan memacu diri. Sehingga pas ca erupsi Gunung Merapi, pemerintah daerah dan stakeholder pariwisata secara khusus misalnya PHRI, HPI dan ASITA, dll berusaha keras untuk membangkitkan kembali sektor yang diyakini dapat me ningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memiliki dampak ganda atau multiplier effect yang cukup besar. Disbudpar Sleman bekerjasama dengan para pelaku pariwisata dan masyarakat lereng Merapi bergandeng tangan untuk kembali menata sektor kepariwisataan. Yogyakarta pada umumnya sejak Januari 2011 seakan bergerak tiada henti. Bergerak terus menciptakan dan menye lenggarakan events pariwisata. Mari per hatikan angkaian kegiatan selama tiga bulan pertama 2011 ini.
tuk memberikan hiburan segar pada masyarakat lereng Merapi serta para pengunjung dari dalam maupun luar daerah. Kamis malam 6 Januari di Balai Desa Wukirsari Cangkringan dipentaskan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon “Semar Bangun Kayangan” yang dibawakan oleh dua dalang yaitu Ki Wisnu Hadi Sugito dan Ki Gandung Jatmika. Upacara Adat Ki Ageng Wonolelo Masyarakat Dusun Pondok Wonolelo Widomartani Ngemplak Sleman meng gelar upacara adat saparan dan Kirab Pu saka Ki Ageng Wonolelo.
Kamis 6 Januari, Semar Bangun Kayangan di Cangkringan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ka bupaten Sleman mulai mengagendakan jadwal hiburan untuk memberikan tam bahan atraksi wisata di kawasan obyek wisata Kaliurang. Hal ini dimaksudkan
Pasca erupsi Gunung Merapi, berbagai agenda seni dan budaya dikemas un
Berbeda dengan tahun-tahun sebelum nya, puncak acara Upacara Adat Saparan dan Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo digelar pada siang hari Jum’at 14 Januari 2011. Puncak acara upacara adat ini pada tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan malam hari, namun mulai tahun 2011 ini dilaksanakan siang hari.
Agendakan Hiburan di Kaliurang
agar lebih banyak menarik wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut khususnya di lereng Merapi. Seminggu kemudiannya upacara adat saparan Bekakak kembali digelar pada Jumat 21 Januari 2011 di Desa Ambarke tawang Gamping Sleman. Pelaksanaan upacara adat Saparan Bekakak kali itu sebagaimana tahun-tahun sebelumnya di meriahkan dengan pasukan “Ogoh-Ogoh” dan “Gendruwo”. Masyarakat dusun Kwagon Sidorejo Godean Sleman menggelar Upacara Adat Saparan Kwagon, Minggu 23 Januari 2011. Acara tersebut dimeriahkan dengan kirab budaya berupa kirab pusaka, gunungan lanang-gunungan wadon, gunungan wulu wetu, serta pentas seni tradisional jathilan. Masyarakat desa Wonokerto Turi Sle man menyelenggarakan upacara adat Merti Bumi Wonokerto, Minggu 23 Januari 2011 di balai desa setempat. Acara merti bumi tersebut dimeriahkan dengan parade seni budaya, lomba hadrah dan shalawat tradisional, pengajian dan mujahadah, pa meran dan bazar potensi masyarakat dan kirab budaya. Masih di kawasan kabupaten Sleman, Dispardanya mencatat pada saat ini ter
Vol. 2
l
No. 16
l
DESTINASI
April 2011
dapat 35 (tiga puluh lima) monumen dan tetenger yang tersebar di berbagai keca matan di wilayah Sleman. Monumen dan tetenger tersebut memiliki nilai, arti dan fungsi yang strategis bagi upaya memba ngun karakter masyarakat. Hal itu diung kapkan Kepala Bidang Peninggalan Buda ya dan Nilai Tradisi Aji Wulantoro. Upacara adat saparan Bekakak yang digelar Jumat 21 Januari 2011 ternyata mengesankan bahwa event tersebut masih menjadi primadona bagi wisatawan di DIY. Sehingga ke depan dengan jalur prosesi kirab yang cukup panjang akan dikedepankan variasi tampilan daripada sekedar jumlah peserta kirab. Juga, mu lai dipertimbangkan tentang kemungkin an keikutsertaan peserta kirab dari luar daerah. Demikian dinyatakan oleh Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disbudpar Sleman Shavitri Nurmala Dewi. Di padukuhan Gandok Kadilobo Pur wobinangun Pakem Sleman, masyarakat nya menyelenggarakan kegiatan Saparan Merti Bumi dalam rangka memperingati bulan Sapar tahun 1944 kalender Jawa, Sabtu malam 29 Januari 2011. Acara terse but dimaksudkan sebagai perwujudan rasa syukur terhadap Allah SWT atas
limpahan berkah dan karunia kepada warga masyarakat setempat. Warga Desa Girikerto Turi Sleman kem bali menggelar tradisi budaya Ngrowhod yang puncak acaranya berupa “kenduri agung”, Sabtu 29 Januari 2011, di balai desa setempat. Usai kenduri agung dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Pada Minggu 30 Januari 2011 sedikit nya 1.000 orang tumpah ruah memadati halaman parkir Museum Gunungapi Me rapi (MGM) yang merupakan kebanggaan warga DIY. Mereka adalah insan-insan pariwisata di seluruh DIY dari 82 lem baga/organisasi, di antaranya organisasi PHRI, ASITA, HPI, perguruan tinggi dan akademi kepariwisataan, lembaga diklat kepariwisataan, karyawan hotel, karyawan restoran dan rumah makan, karyawan travel, karyawan toko souvenir, dan sebagainya, beserta keluarga.
Februari 2011
Masyarakat Dusun Kalirase Trimulyo Sleman melaksanakaan merti dusun de ngan tajuk “Tri Rasa Guna”, Minggu 6 Februari 2011. Merti dusun dimaksudkan sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang
13
14
Vol. 2
DESTINASI
Maha Kuasa sekaligus sebagai wujud harapan agar masyarakat setempat ter hindar dari bencana dan ha-hal yang tidak diharapkan. Berkaitan upaya pemasaran, obyek daya tarik wisata DIY ‘dijual’ ke Kabupa ten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat melalui acara travel dialog, 9–10 Feb ruari 2011. Dialog tersebut diikuti oleh 18 orang dari berbagai lembaga yaitu PT Taman Wisata, Monumen Jogja Kembali, Museum Dirgantara Mandala, Rumah Ma kan Ambarketawang, Rumah Makan Can disari, Sahabat Tour & Travel, Disbudpar Sleman, Disbudpar Gunungkidul, dan Disbudpar Bantul. Tim dari Yogya di pimpin oleh Wakil Kepala Permasaran PT Taman Wisata, Saryono. Lembaga Java Promo yang terbentuk merupakan kerjasama promosi pariwisata 15 Kabupaten Kota di DIY dan Jawa Te ngah, pun kembali melakukan upaya pro mosi yang dikemas dalam bentuk famtour, Sabtu dan Minggu 26–27 Februari 2011. Fam tour itu mengunjungi berbagai obyek wisata andalan di kabupaten/kota anggota Java Promo tersebut.
kedua kalinya pada Hari Minggu 22 Maret 2011 di halaman Pendopo Donolayan Donoharjo Ngaglik Sleman.
April 2011
Satu lagi ajang yang dinyatakan ‘ber gengsi’ dan bertaraf nasional telah di organisir di DIY, yaitu Pameran Filateli Nasional dengan tajuk “Jogja Stamp & Numismatic Show 2011” pada tanggal 30 Maret hingga 3 April 2011 di Plaza Ambar rukmo, Yogyakarta.
No. 16
l
April 2011
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Aji Wulantara. Aji menambahkan bahwa rencana pe nyelenggaraan event JSC dimaksudkan un tuk meningkatkan intensitas interaksi dan komunikasi budaya antar daerah maupun budaya asing di antara para peserta.
Gelar Seni Kethoprak di Huntara
Dalam rangka upaya-upaya menuju recovery kehidupan masyarakat pasca erupsi Merapi sekaligus untuk memberi
kan hiburan segar bagi warga masyarakat yang tinggal di tempat hunian sementara (huntara) dan sekitarnya, Disbudpar Ka bupaten Sleman pun menyelenggarakan Gelar Seni Kethoprak di huntara Gondang I Wukirsari Cangkringan Sleman selama empat hari tanggal 26–30 April 2011.
Maret 2011
Dalam rangka mendukung keberadaan Volcano Tour pasca erupsi di lereng Merapi khususnya di wilayah Cangkringan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman mempersiapkan pemandu wisata dari warga masyarakat sekitar. Langkah awal penyiapan pemandu wisata tersebut dikemas dalam bentuk Pelatihan Peman du Wisata bagi 30 pemuda pemudi warga Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo, Rabu dan Kamis 2-3 Maret 2011 di Desa Wisata Pentingsari Cangkringan. Insan pariwisata se Kabupaten Sle man dan DIY mengumumkan lagi komit men untuk kembali menggalakkan sektor pariwisata yang sempat mengalami kemun duran akibat erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Salah satu bentuk kegiatan untuk mewu judkan kekompakan tersebut bahkan dike mas melalui senam pagi bersama. Ketua HPI Sleman Heri S u s m a r d i y a n t o , menerangkan hal itu usai senam pagi bersama yang di selenggarakan
l
Menurut Ketua Harian Pengurus Dae rah Perkumpulan Filateli Indonesia (PD PFI) Nashrul Jihadan, pameran filateli tersebut dilaksanakan atas kerjasama dengan PT Pos Indonesia. Pameran meru pakan awal dari kampanye World Stamp Championship & Exhibition yang akan di laksanakan di Jakarta pada tahun 2012 mendatang.
Java Summer Camp Angkat Tema “Love Our Culture”
Kabupaten Sleman telah merencanakan penyelengaraan event favorit bertajuk Java Summer Camp (JSC) yang akan dilaksana kan pada tanggal 1–3 Juli 2011 mendatang di Bumi Perkemahan Kawasan Candi Ratu Boko Prambanan Sle man. JSC tahun 2011 ini merupakan yang ke tiga kalinya, setelah di laksanakan tahun 2009 dan 2010. Tema yang akan diangkat pada JSC tahun 2011 ini adalah “Love Our Culture”. Demikian disampai kan Plh. Kepala Dinas
Mahasiswa STIE Pariwisata “API” Eksplorasi Obwis Sleman
Sejumlah 20 orang mahasiswa jurusan Bina Wisata Sekolah Tinggi Ilmu Pari wisata “API” Yogyakarta melakukan eks plorasi atau penjelajahan obyek wisata di Kabupaten Sleman. Penjelajahan obyek wisata tersebut dilakukan dengan touring sepeda motor bersama ke beberapa obyek wisata sekaligus yaitu Candi Sambisari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Desa Wisata Bokesan, Desa Wisata Pentingsari, dan trekking Kali Kuning. Demikian diterangkan oleh Maria Tri Widayati, selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Wilayah pada jurusan Bina Wisata Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata “API” Yogyakarta. Menurut dia eksplorasi obyek wisata yang dilakukan pada tanggal 20 April 2011 tersebut merupakan rang kaian kuliah lapangan pada mata kuliah Studi Wilayah. Begitulah, pemda, kalangan bisnis pari wisata dan masyarakat di DIY Yogyakar ta, sadar betul betapa ikhtiar normalisasi kehidupan bahkan peningkatan kegiatan pariwisata pasca erupsi gunung Merapi, hanya bisa berhasil dengan cara ‘bergerak tiada henti dari satu tempat ke tempat lain’. Keep going, kata orang. n
Vol. 2
l
No. 16
l
BISNIS
April 2011
15
Kabar dari Belitung
T
ur ke pulau Belitung umumnya laris dijual oleh para agen berupa paket wisata untuk grup jumlah kecil, mulai dari empat orang per grup, ada juga sampai 20 orang. Umumnya paket tur untuk perjalanan 3 hari 2 malam. Salah satu agen mengaku bahwa setiap bulan selalu saja beberapa grup yang di berangkatkannya dari Jakarta. Asalnya wisnus tersebut ada yang dari Bandung atau Surabaya, dan lain-lain. Fasilitas hotel memang masih terbatas. Ada berkapasitas 20, dan 25 kamar saja, di Tanjung Pandan, ibukota kabupaten Belitung Barat. Satu hotel terbesar di kota itu bernama Grand Pelangi, beroperasi dengan 41 kamar. Ketika sang agen mem bawa satu grup 78 wisatawan, maka haruslah memblok seluruh kamar hotel itu termasuk kamar Presidental Suite. Agen-agen perjalanan di Jakarta bela kangan ini tak jarang harus menolak wisatawan bertujuan ke Belitung lantaran beberapa sebab. Kalau datang permintaan dari satu grup berjumlah 100 orang, dan mereka harus dipecah menginap di dua hotel, sang tamu tidak menerima dan ten tu saja batal. Itulah satu kendala. Tapi jus tru itu mengindikasikan bahwa perkem bangan minat terhadap destinasi Belitung sungguh cepat mengalami kemajuan.
Kendala lain ialah alat angkutan bus untuk turis. Dewasa ini tersedia hanya tiga bus di pulau Belitung, masing-masing berkapasitas 25 tempat duduk. Di antara tiga itu, satu dimiliki oleh pengusaha swasta, warnanya merah, AC-nya sejuk, walaupun tempat duduknya tampak lebih sederhana dibandingkan yang dimiliki bus-bus turis di Jakarta. Satu bus lagi milik pemda Belitung timur, kabupaten Manggar, mobil plat
merah, sisi bagian luar mobil ditulisi belitungisland.com. Kendalanya, manakala mobil yang sedang disewa oleh operator tur untuk wisatawan, itu sewaktu-waktu diperlukan oleh instansinya, maka, mobil ditarik, tentu saja uang sewa dikembali kan. Satu bus lainnya adalah milik Lapas (Lembaga Pemasyarakatan), berwarna hitam. Operator tur enggan mengguna kannya untuk wisatawan. Tapi mobil itu digandrungi oleh para fotografer, tentulah sewanya relatif lebih murah. Jadi, kalau Anda harus melayani grup dengan 78 pax? Sang agen mengaku, dia harus menyewa dua bus tadi, ditambah tiga minibus Elf. Di Belitung tersedia sem bilan mobil Elf, di antaranya enam bisa dipakai untuk melayani wisatawan. Tiga lainnya hanya untuk pemakaian pribadi sang pemilik. Semuanya itu di kota Tan jung Pandan. Kemajuan minat wisatawan ke Beli tung, menurut para agen wisata, juga harus segera disambut dengan penyedia an tenaga pramuwisata yang qualified. Rupanya belum muncul tenaga yang bisa dinyatakan berkualifikasi tour guide. Jadi, beberapa orang yang tahu sedikit-sedikit tentang beberapa lokasi di Belitung, merekalah yang bercerita seadanya pada wisatawan.
16
Vol. 2
bisnis
l
No. 16
l
April 2011
Karenanya bagi agen yang biasa mem bawa tamu ke luar negeri, saat ini belum bisa berharap akan mendapatkan guide yang bisa ‘welcoming’ grup tamu saat ketibaan. ” Di Belitung belum ada kemam puan itu. Ini perlu diperhatikan segera,” kata agen lainnya. Pulau Bangka dinyatakan lebih baik dari Belitung, di sana dewasa ini terdapat dela pan bus turis, di antaranya tiga ber-AC ba gus, lima bus lainnya ber-AC ‘pas-pasan’, meminjam istilah agen tur yang berbasis di Jakarta. Berhubung keterbatasan itu, berlakulah dalil first come first serve, siapa cepat siapa dapat. Malahan Bangka pun kini terasa memerlukan tambahan jumlah kamar hotel untuk wisatawan. Agen tur di Jakarta adakalanya menda pat grup yang sekaligus berangkat pada hari yang sama, tapi satu grup bertujuan ke Bangka dan satu grup lain ke Belitung.
Solusi Tiket untuk Paket Wisnus Sekarang pihak agen penjual wisata nusantara atau wisnus sudah bisa menjual paket yang harganya termasuk tiket pen erbangan. Mereka menerapkan solusi sen diri. Mereka mengambil satu alokasi harga tertentu untuk tiket penerbangan. Misal nya alokasi harga tiket dicantumkan pada paket wisata Jakarta–Tanjung Pandan Rp 900 ribu pp. Wisnus membeli paket 3 hari 2 malam. Bilamana di saat realisasi mem beli tiket pesawat ketika hendak berang kat, ternyata terjadi kenaikan harga tiket dari pihak airlines, katakanlah menjadi Rp 1.080.000, maka konsumen dikenakan tambahan biaya tiket Rp 180.000. Keadaan itu cenderung diterima baik oleh wisnus. Memang, dalam harga paket wisata yang memasukkan alokasi harga tiket, dicantumkan penjelasan bahwa harga tiket pesawat sewaktu-waktu bisa berubah. Bagaimana kalau dialami sebaliknya, harga tiket sedang turun misalnya menjadi Rp 850.000? “Yah, kami kembalikan selisih yang Rp 50 ribu kepada client. Tiket kan gak bisa bohong, karena angkanya tercan tum di kupon tiket?” menjelaskan salah satu agen yang sudah menerapkan solusi penjualan paket wisata inclusive tiket pe nerbangan. Jadi, sementara ini mereka merasa lega, bisa menjual with or without included air ticket. Namun agaknya kebanyakan masih menjual land arrangement only dan wisnus haruslah membeli sendiri tiket penerbangan.
Tak heran para agen wisata masih saja menyuarakan gagasan mereka. Katakan lah maskapai penerbangan terbang 2 sam pai 4 kali sehari ke satu destinasi. Niscaya sejumlah seat pada setiap pesawat dijual ‘murah’ atau ‘setengah murah’. Nah, dari keseluruhan jumlah seat itu, seyogianya bisa ditarik harga jual rata-rata. Kemudian, harga rata-rata dengan sejumlah tertentu seat, sebutlah 20 atau 25 seat, seyogianya pula dialokasikan pada agen untuk dijual sebagai IT-ticket. Di dunia airlines dikenal kategori IT yang maksudnya Inclusive Tour Ticket, harganya fixed. Ada juga yang disebut GV yang maksudnya Group Fare Ticket. IT atau GV itu harus dijual terkait dengan pen jualan land arrangement. Atau terkait de ngan jumlah minimum tertentu tiket yang dibeli dalam satu transaksi. Kalau alokasi tiket tersebut dijual oleh agen sebagai ticket only, berarti melanggar aturan, maka silahkan cabut izinnya. Itulah gagasan dari para operator tur. Lagi pula, kata mereka, kalau 15 sam pai 20 tiket saja dari pesawat berkapasitas 150–200 tempat duduk, yang dialokasi kan ke IT ticket price, berarti memerlukan sekitar 10 persen saja kapasitas tersedia, bukan?
Bangka Belitung Sudah Naik Daun
Belitung terbagi antara barat dan timur. Belitung Timur ibukotanya Manggar, pernah sebagai markas lokasi shooting film Laskar Pelangi. Belitung barat beribukota Tanjung Pandan dan disitu terletak bandar udara.
Inilah contoh sebagian paket wisnus yang sudah memasuk Para agen wisnus kini merasa bersyu kur setelah mengetahui akan dibukanya satu hotel baru di kota Tanjung Pandan dengan jumlah kamar 75. Diharapkan mulai beroperasi bulan Agustus 2011 ini. Itu akan menambah kemampuan para agen menerima wisatawan bertujuan pu lau Belitung dalam grup berjumlah besar. Hingga sekarang jumlah wisatawan setiap grup haruslah dibatasi dalam jumlah relatif kecil, lantaran kurangnya jumlah kamar hotel. Belitung diakui punya kelebihan dari Bangka. Di pulau Laskar Pelangi itu, wisatawan tampak enjoy menikmati pe ngalaman naik boat tradisional ke laut sebelah utara pulau, cruise tour, ke pulaupulau yang bertebaran di sisi laut kabu
Vol. 2
l
No. 16
l
bisnis
April 2011
17
Agen Perjalanan Beralih Sumber Penghasilan
M
askapai penerbangan terus menerapkan pe ngurangan biaya distri busi dengan mengurangi komisi ke agen penjualan tiket. Dari tadinya standar komisi untuk agen per jalanan diberikan 9%, lalu turun menja di 7%, kemudian 3%. Bahkan beberapa maskapai telah menerapkan zero komi si. Bagaimana travel agent dapat hidup dengan atau tanpa komisi sebesar itu? Begitulah para penghusaha agen per jalanan menghadapi situasi kini. Sebe narnya gejala seperti itu sudah menjadi wacana di dunia sejak dua dasawarsa yang lalu ketika teknnologi informasi komputer dan on-line mulai menggeser mekanisme bisnis. Pasalnya, industri penerbangan me manfaatkan benar teknologi on-line untuk memperpendek, bahkan memu tuskan mata rantai dalam distribusi penjualan tiket. Pembelian tiket on-line semakin meningkat di mana di Asia Pasifik dikabarkan sudah mencapai por si 40 persen dari total penjualan. Agen Perjalanan yang dalam sejarahnya mem peroleh penghasilan utama dari komisi penjualan tiket, mau tidak mau, harus kreatif mengalihkan sumber penghasil an. Tidak bisa lagi bergantung pada komisi penjualan tiket.
kkan harga tiket penerbangan pulang-pergi. paten Belitung timur. Tanjung Pandan dan Manggar berjarak 90 km. Terdapat beberapa lokasi di barat yang digunakan untuk shooting pembuatan film Laskar Pelangi. Tapi sebenarnya keba nyakan shooting location mengambil tempat di pantai Tanjung Tinggi, sekitar 14 kilome ter ke arah selatan dari kota Manggar. Nah, Manggar sendiri kini memerlukan investor untuk membangun hotel. Yang tersedia di sana hingga kini tetaplah be berapa ‘losmen’, masing-masing punya belasan kamar, satu yang terbesar dengan 25 kamar. Seluruh losmen itulah yang di borong oleh Mira Lesmana and her crews manakala sibuk berkonsentrasi melaku kan shooting adegan-adegan film Laskar Pelangi. n
Pauline Suharno, General Manager Elok Tour, satu agen perjalanan yang sudah 24 beroperasi mengatakan, “Akibat perubah an trend pemesanan tiket online ini, bisnis travel agent berkurang sekitar 10%.“ Namun cukup banyak agen perjalan an yang bukan hanya kehilangan peng hasilan lebih dari jumlah itu, bahkan se bagian telah harus mengalihkan usaha sepenuhnya. Boleh jadi, situasi di Indonesia masih jauh lebih kondusif bagi Agen Perjalan an lantaran kebanyakan anggota ma syarakat cenderung pada kebiasaan membeli tiket cara lama: hubungi dan datangi travel agent, pesan, beli, bayar, lalu membawa pulang tiket di tangan. Sehubungan itu, gejala yang sudah mendunia ialah Agen Perjalanan meng alihkan bobot bisnis dari perantara penjualan tiket pada kegiatan yang membantu Client, seperti layaknya Tra vel Consultant. Dengan memberikan semacam jasa konsultansi atau advis, mereka mengenakan biaya. Penerapan add on value to costumer ini tentunya berakibat pada cost, maka pembelian tiket sendiri melalui web akan berbeda dengan di travel agent karena diadakan nya jasa tambahan tadi. Elok Tour misalnya, mengenakan Rp 30.000 sampai dengan US$ 5. Terutama
18
Vol. 2
bisnis
pelanggan corporate akan dikenakan tam bahan biaya karena mereka diberikan fasilitas kredit travel agent. Hal ini pun telah diterapkan di berbagai negara mi salnya di Singapura, mereka menerapkan tambahan biaya terutama untuk tiket per jalanan ke Eropa atau Amerika. Di Eropa sudah beberapa tahun ini menggejala munculnya jasa baru, last minute booking. Selain perusahaan yang baru didirikan, juga pemain lama, me nyediakan layanan khusus penjualan tiket bagi calon penumpang penerbangan yang terdesak waktu untuk melakukan perja lanan. Tipe traveler semacam ini tentulah kebanyakan dari kalangan pebisnis. Mencari seat kosong sampai dengan memperorleh confirmed ticket, atau menda pat kode booking penerbangan, merupakan jasa yang masih diperlukan oleh sebagian masyarakat yang masih alergi terhadap trend pemesanan sendiri melalui online. Mereka menjadi target pasar travel agent kini, kata Pauline. Jasa apa yang ditawarkan agen perja lanan sehingga bisa memperoleh penda patan dari penjualan tiket yang komisinya rendah, bahkan 0 persen seperti menjual kan tiket penerbangan LCC? Jasanya ialah, tidak hanya mencarikan tiket, tapi juga memberikan informasi dan saran terbaik mengenai kebutuhan lain di
lokasi tujuan perjalanan, seperti hotel, pa ket tur, dan dokumen atau bahkan infor masi sepele seperti di terminal berapa check in akan dibantu. Jadi ticketing department yang melayani pelanggan saat ini difungsikan sebagai ‘travel consultant’. Dulu kegiatan tersebut dilakukan oleh beberapa desk yang ber beda; penjualan tiket bagian tersendiri, pemesanan hotel bagian tersendiri, dan paket tur bagian lainnya. Namun dengan konsep ini, maka satu orang dapat menangani satu client dengan berbagai kebutuhan. Adapun keuntungan pelayanan seperti ini, bagi costumer yang tadinya hanya ingin memesan tiket bisa sekaligus memesan hotel atau membeli paket tur. Menyinggung masih banyak travel agent yang tidak menerapkan tambah an biaya untuk pembelian tiket, Pauline mengakui hal ini dikembalikan ke meka nisme perusahaan masing-masing. Bila konsep usahanya murah, overhead cost-nya juga murah, maka bisa saja biaya tambah an tidak dikenakan.
Deposit Bermasalah
Dewasa ini sedang diperhatikan satu masalah khusus sehubungan dengan bis nis perjalanan domestik. Berkaitan dengan pengalaman dan kemungkinan timbul
l
No. 16
l
April 2011
permasalahan ticketing serta keuangan manakala maskapai penerbangan berhen ti beroperasi secara mendadak. Contohnya Linus Airlines, Adam Air dan Mandala Airlines. Pada kondisi itu travel agent biasanya sulit menarik dana yang sudah terlanjur dideposit di maskapai tersebut. Salah satu airlines yang mengalami collapse, meng akibatkan jumlah deposit seluruh ang gota ASITA DKI mencapai Rp 16 miliar yang belum kembali, kemudian ditambah masalah dana yang mengendap di airlines lain yang juga berhenti beroperasi. Dalam kondisi itu maka travel agent akan merugi dua kali, pertama dananya tertahan di maskapai tersebut, yang kedua harus refund ke costumer, padahal travel agent belum menerima refund dari maska pai, akibatnya ini akan sangat menggang gu cash flow di pihak travel agent. Para pelaku bisnis pariwisata di bidang perjalanan ini harus mencari solusi bebe rapa permasalahan tersebut. Mereka tentu saja selalu harus alert. Kalau media mem beritakan ada armada yang harus ditarik dari pengoperasian, para agen ‘waswas’ kalau-kalau timbul masalah keuangan tersebut. Satu lagi wacana mereka yang me narik. Bagaimana kalau regulasi perihal kewajiban deposit diubah? Katakanlah, cara dan mekanisme travel agent menaruh deposit pada airlines diatur seperti top up pulsa? Atau, penempatan deposit diubah dalam bentuk escrow account di satu bank? Itu usulan yang sedang hidup di kalangan bisnis agen perjalanan. n
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
bali
UBUD
19
Desa berwawasan Museum J antung budaya Bali, the heart of Balinese culture, itulah gelar yang diterapkan kepada Ubud, salah satu tujuan wisata utama di pulau Bali. Siapapun yang ingin men cicipi budaya Bali, atau produk budayanya, biasanya menjadikan Ubud sebagai sasaran kunjungan. Baik para fotografer yang mencari obyek foto tradisional, para perupa, para desainer yang mencari perajin trampil hingga pedagang barang kerajinan yang mencari itemitem eksotis. “Semua orang Bali adalah seniman,” itulah kesan yang sempat diungkapkan pengelana budaya asal Jerman, Walter Spies, saat berkunjung ke Ubud di tahun 1920-an. Bayangkan saja, warga Ubud ini kalau tidak bisa melukis, ternyata bisa mematung, kalau tak bisa melukis atau me matung, mereka bisa menari, atau main musik, mengukir kayu atau tulang, main gamelan, membuat anyaman, per hiasan emas atau perak, menenun, dan daftar keahlian ini bisa terus bertambah.
Museum Blanco di Ubud.
20
bali
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
Museum Puri Lukisan adalah museum swasta pertama dan tertua di Indonesia, dan merupakan salah satu dari sekian banyak museum yang berada di Ubud. Maka tak heran jika Spies jatuh cinta pada Ubud dan Bali, dan sampai akhir hayatnya tak henti berkarya untuk pulau yang dia cintai. Gaung kata-katanya pun menggema menjadi reputasi tradisi kese nian bagi Ubud dan Bali. Di sudut-sudut Ubud, kenyataan itu masih berlangsung. Hingga saat ini, di jaman modern ini, penduduk Ubud tak henti menyerap berbagai ketrampilan seni baru, atau ketrampilan kerajinan baru. Namun reputasi tradisi Ubud bukan hanya bersandar pada ketrampilan para seniman dan kemampuan teknis pendu duknya. Karena, bukankah berbagai pusat kerajinan lain juga memiliki ketrampilan teknis yang tidak kalah dengan Ubud? Ada hal lain di sini, ada yang lain di Ubud. Salah satunya adalah jumlah mu seum seni di Ubud yang lebih banyak dibanding daerah mana pun di Indonesia. “Ubud memiliki visi,” kata Agung Rai, pemilik ARMA (Agung Rai Museum of Arts), ketika ditanya tentang faktor yang membuat Ubud begitu berbeda. Bukti yang diungkapkannya adalah museummuseum di Ubud. “Di tempat lain, museum biasanya didirikan oleh pemerintah, tapi semua museum di Ubud adalah museum yang didirikan oleh pribadi-pribadi.” ARMA, sebuah museum yang terletak di wilayah Pengosekan, hampir sebesar satu blok perumahan di salah satu ‘prime
location’ alias lokasi bernilai ekonomi sa ngat tinggi di Ubud. Museum ini menyim pan koleksi karya lukisan dari perupa Bali dan luar Bali, serta karya perupa asing. Masterpiece koleksi museum ini adalah karya Raden Saleh dari awal abad lalu, nilainya diperkirakan lebih dari dua miliar rupiah. “Saya memburu koleksi ini hingga ke kota kecil di Jawa,” kata Agung Rai. Museum pertama dan tertua adalah Museum Puri Lukisan, yang bahkan me rupakan museum pertama yang didirikan oleh swasta di Indonesia. Saat diresmikan tahun 1956 oleh presiden saat itu, Sukarno, hanya ada satu bangunan di museum ini. Tahun 1972, dua bangunan baru didirikan untuk menampung koleksi yang bertam bah. Baru-baru ini, berdiri satu bangunan lagi yang disebut “Ubud Cultural Heritage Center.” Megah dalam hal bangunan maupun lokasinya, museum Puri Lukisan didirikan oleh Keluarga Raja Ubud. Para pemimpin tradisional serta anggota keluarga ningrat tradisional di Ubud tampaknya memang memiliki visi yang jauh lebih maju diban dingkan para pemimpin tradisi di daerah lain. Hal ini sudah dimulai sejak awal abad lalu, sekitar tahun 1920-an ketika Bali mu lai memasuki dunia pariwisata. Kalau dihitung sejak awal, telah ada tiga generasi dari keluarga utama ningrat Ubud yang memberikan inspirasi budaya,
selain tak kurang menginspirasi secara politik maupun bisnis. Hasilnya, komuni tas wiraswastawan, entrepreneur, yang kuat dalam wawasan budaya dan komunitas.
Inisiatif pribadi
Ya, demikianlah. Kalangan swasta Ubud merelakan miliaran rupiah untuk mendirikan museum yang megah. Bila mengamati bangunannya, kita bisa me ngatakan bahwa ratusan miliar dalam bentuk bangunan dan koleksi karya seni sudah mereka sumbangkan kepada masyarakatnya. Bila memperhitungkan nilai tanah, biaya pemeliharaan museum, apalagi nilai koleksinya serta sumbangan kebudayaan yang mereka berikan, maka kontribusi berbagai museum tersebut tak ternilai harganya. Mereka, para pemilik museum itu, adalah para pemimpin lokal, pebisnis
Vol. 2
l
No. 16
l
bali
April 2011
21
Ada yang lain di Ubud. Selain daya tarik resort dan alam yang memikat, jumlah museum seni di Ubud lebih banyak dibanding daerah mana pun di Indonesia.
lokal atau pengusaha seni, dan bukanlah entrepreneur kelas kakap besar beromset triliunan rupiah. Mereka bekerja dengan visi masa depan dan bekerja keras agar masing-masing museum memiliki koleksi yang berwibawa. Koleksi mereka meliputi berbagai barang seni, baik lukisan mau pun patung atau karya tekstil. Museum Neka, terletak di Campuhan, Ubud, yang didirikan oleh seorang man tan guru Pande Suteja Neka, pada awal nya didirikan untuk mendokumentasikan lukisan yang dikoleksi oleh Pande Suteja Neka. Museum yang didirikan tahun 1992 ini terinspirasi oleh museum sejenis di Eropa, yang dilihat oleh Neka saat berkun jung ke sana. Begitulah sebuah studi banding kebu dayaan yang reflektif, ternyata bisa meng hasilkan museum. “Bukan karena kaya, maka saya lalu
punya museum,” kata Suteja Neka suatu ketika. “Tapi karena saya sudah mendiri kan museum, maka saya harus berusaha cari cara untuk membiayainya.” Kerja keras semacam ini juga bisa dice ritakan oleh pendiri Museum Rudana, Putu Rudana, pemilik museum yang luas, dan megah pula di Teges, Ubud. Baru-baru ini Museum Rudana me nerbitkan buku mewah berjudul “Bali Inspires”, mengungkapkan karya-karya seniman Bali, seniman nasional, mau pun seniman asing yang terinspirasi Bali. Buku semacam ini merupakan pernyataan kebudayaan. Buku ini ditulis oleh Jean Couteau, salah satu budayawan asing yang jatuh cinta pada Bali sehingga kini telah empat puluh tahun memilih tinggal di Bali. Selain empat besar Museum Puri Lukisan, ARMA, Museum Neka, Museum
Rudana, ada pula sejumlah museum lain, di wilayah Ubud Raya. Tersebutlah Mu seum Blanco, yang mendokumentasi kan karya-karya almarhum Don Antonio Blanco, perupa asal Spanyol yang memi lih hidup di Bali serta Museum Patung di daerah Nyuh Kuning. Selain itu, ada pula Rumah wayang dan topeng di dusun Kubu Bingin, yang walaupun tak menyebut diri museum na mun memiliki koleksi topeng dan wayang dari seluruh Indonesia, dan karenanya pantas pula disejajarkan dengan berbagai museum yang ada. Tujuh museum di satu desa. Begitu lah, bila suatu saat anda berkunjung ke Ubud, nikmatilah museum dan ajarkan pula anak-anak anda untuk menikmati kekayaan karya seni, agar anak anda lebih kreatif dalam memahami dunia. Seperti orang Ubud telah melakukannya. n
22
Vol. 2
FILATELI
l
No. 16
l
April 2011
L Saatnya Memanfaatkan Paspor Filateli Nusantara
ayaknya sebuah paspor perjalanan, maka setelah singgah di suatu negara akan ada tanda stamp kantor imigrasi setempat di mana pernah singgah, demikianlah dengan Paspor Filateli Nusantara. Para Filatelis-lah yang telah lama memanfaatkan paspor ini sebagai bagian dari hobi mengumpulkan perangko. Paspor ini terdiri dari 33 halaman, setiap ha laman khusus untuk satu propinsi, dapat diperoleh secara cuma-cuma di tempat umum seperti bandara, terminal atau Kantor Pos. Jadi saat seseorang telah me ngunjungi satu des t i n a s i , d i a akan me
minta Kantor Pos memberi stamp pada prangko berupa seri lam bang provinsi, flora fauna, cerita rakyat, makanan tradisional, pakaian adat atau prangko PRISMA. Stamp di Kantor Pos tersebut akan memuat nama kantor/tempat, jam dan tanggal. Bagi seorang filatelis kumpulan perangko seperti itu amat bernilai, karena merupakan bukti otentik pernah berkunjung ke lokasi tujuan dan akan terus disimpan selain sebagai catatan perjalanan wisata. Bila bagi sebagian orang mungkin hal tersebut tidak terlalu penting, dan merepotkan mencari Kantor Pos setempat untuk satu stamp saja. Namun bagi filatelis, adalah suatu kebanggaan
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
tersendiri bisa mengumpulkan benda bu daya dalam bentuk dokumen negara yang dimuat dalam bentuk kertas dan diakui seluruh negara di dunia, agar dapat ditun jukan kelak pada rekan sesama filatelis di negara lain. Bagi mereka hobi ini melatih sifat telaten, sabar, dan semangat ‘hunting’ karena ingin tahu. Sejatinya, telah lama pariwisata terpro mosikan oleh berbagai macam perangko yang telah diterbitkan. Perangko tersebut khas, menunjukkan identitas dan pesona daerah tertentu yang terbawa ke seluruh dunia karena komunitas filateli ini, seiring dengan fungsinya sebagai pengantar surat atau sekedar saling bertukar benda ber nilai karena hobi tadi. “Dengan perangko ini juga orang Jepang tahu Indonesia, tahu Borobudur, atau orang Australia tahu Tengger, karena kami sering bertukar prangko antar fila telis di berbagai negara,” kata Riyanto, Pengurus Pusat Perkumpulan Filateli Indonesia. Sayang, minimnya promosi membuat banyak orang belum tahu mengenai paspor filateli ini. Maka Perkumpulan Filateli Indonesia yang jumlah anggotanya sekitar satu juta orang di seluruh tanah air, menjadi segmen awal target promosi wisa ta dalam negeri melalui paspor filateli, menurut Riyanto lagi. Dengan paspor ini, pemiliknya akan terangsang untuk beper gian ke seluruh propinsi, karena dorongan untuk mendapatkan perangko khas ber bagai daerah dengan stamp sebagai bagian yang bernilai. Jadi paspor ini mendorong wisata melalui perangko hingga mampu meningkatkan kunjungan objek wisata dalam negeri, sekaligus memperkenalkan fungsi lain dari prangko yakni sebagai identitas otentik suatu lokasi. Dengan de mikian otomatis Kantor Pos dapat dijadi kan sebagai Pusat Informasi Pari wisata. Nada setuju di lontarkan Direktur Promosi Dalam Ne geri Kemenbudpar, Faried Moertolo bah wa prangko ini dapat dijadikan sebagai alat promosi pariwisata. Salah satu dokumen negara yang tidak per nah diduplikasikan untuk kepentingan melanggar hukum adalah perangko. Maka dokumen otentik ini dapat di jadikan sebagai media promosi. Apa lagi destinasi wisata sebenarnya sudah
FILATELI
23
Paspor ini dapat diperoleh secara cuma-cuma di tempat umum, salah satunya seperti di Kantor Pos.
engan sendirinya dicetak d pada prangko tersebut sejak lama. Ambilah contoh Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII yang akan digelar pada 2012 mendatang. PT Pos Indonesia Pekanbaru bekerja sama dengan pengurus be sar PON akan menyiapkan Paspor Filateli untuk mensukseskan pelaksanaannya. Ribuan paspor filateli yang berfungsi memudahkan atlet, official, pendukung, peninjau atau pengunjung untuk menuju suatu tempat tertentu di Provinsi Riau akan diberikan secara gratis. Pada paspor tersebut akan ada informasi lengkap, se perti tempat pelaksanaan pertandingan, juga objek wisata. Paspor ini bertujuan memudahkan orang yang datang ke Riau. “Langkah tersebut diharapkan juga diikuti oleh kantor-kantor pa riwisata dengan ber bagai bentuk yang mungkin, misalnya dengan mengikutser takan perkumpulan filateli dalam setiap promosi yang dige lar, khususnya pro mosi dalam negeri,” tambah Riyanto. Hal ini dimaksudkan untuk menjangkau masyarakat umum yang be lum aware dengan konsep paspor filateli ini. “Tentu selanjutnya promosi wisata
seperti ini dapat meluas tidak hanya melibat kan prangko saja, tapi melalui benda pos lain seperti kartu pos, sam pul/amplop bergambar, juga pembubuhan CAP Slogan,“ tegas Riyanto.
Penerapan di destinasi
Jadi, di tengah zaman di mana surat menyurat melalui pos terasa semakin berkurang volumenya lantaran teknologi email, sms, media sosial facebook, websiste dan lain-lain, namun filateli masih mem buka ruang untuk memperdalam dampak promosi pariwisata. Selanjutnya ide memanfaatkan ‘perasa an senang’ bagi utamanya kawula muda, adalah antara lain juga berupa stempel atau cap yang disediakan di spot wisata. Contonnya, di Tokyo Tower dan banyak tourist spot serupa di berbagai Negara, di lantai teratas yang bisa dikunjungi wisatawan, tersedia beberapa meja yang di atasnya disediakan leaflet, dan pada leaflet itu terdapat ruangan untuk dicap dengan stempel tadi. Itu menandakan dengan hakkul yakin, si wisatawan telah sungguh mengunjungi tempat tersebut. Dia bawa pulang, selain rasa kesenangan mengoleksi, tentu saja menjadi materi cerita perjalanan pada rekan-rekan di kota tempat tinggal. Ini menyumbang promosi word of mouth, mungkin juga jadi materi up date status pada facebook-nya. n
24
Vol. 2
EVENTS
l
No. 16
l
April 2011
Direct Selling Promotion Medan
A
jang direct promotion digelar di kota Medan tanggal 15–17 April 2011. Event yang diselenggarakan oleh Direk torat Promosi Dalam Negeri Kemenbud par ini merupakan kegiatan di mana di harapkan para industri pariwisata yang ikut serta dapat melakukan bukan hanya promosi, tapi juga sekaligus penjualan paket-paket wisata dalam negeri. Kali ini sebagai peserta terdiri atas
Jakarta
K
egiatan Direct Promotion ini merupa kan salah satu event yang diseleng garakan oleh Kemenbudpar dalam rang ka memfasilitasi Biro Perjalanan Wisata, PHRI, ASITA, Airlines dengan tujuan untuk lebih memperkenalkan daya tarik wisata di tanah air dengan cara menjual paket-paket wisata di dalam negeri. Direct Promotion di DKI Jakarta di se lenggarakan guna menyambut musim liburan sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 24 April 2011 bertempat di Mall Cilandak Town Square (Citos) dengan tema “Ayo Liburan
B
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang; Dinas Kebudayaan dan Pariwi sata Propinsi Sumatera Utara; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Aceh; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sawahlunto; Dinas Kebudayaan dan Pari wisata Bukittinggi; Niagara Hotel; BWB TOUR & Travel Medan; Hotel Royal Pe rintis; Pantai Cermin Theme Park; Rapid Plus; Garuda Indonesia Cabang Medan.
di Negeri Sendiri”. Tampilannya dimeriah kan dengan berbagai atraksi hiburan, seni budaya tarian daerah, musik dan lagu se lama tiga hari sebagai salah satu cara un
tuk menarik minat pengunjung. Diperkirakan transaksi yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung seba nyak 750 pax X Rp 5.000.000,00/pax = Rp 3.750.000.000,00. Selain transaksi tersebut juga dilaku kan penyebaran flyer, brosur kepada pe ngunjung yang datang dengan harapan untuk memudahkan mereka mendapat kan informasi paket wisata. Pada waktu itu juga dilakukan penjualan heritage package tour Lawang Sewu serta penyebar an flyer Kriya Nusantara dalam gerbong Lawang Sewu. n
Wanita yang Aktif di Bisnis MICE
aru-baru ini dilakukan survei dengan 140 responden wanita yang sedang bekerja di bidang MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition). Mereka bekerja di lintas sektoral sebagai ‘buyer’ atau ‘suppliers’ di bidang industri MICE, dari level yang berbeda senioritasnya, mulai dari event planners sampai CEO, me wakili pasar di Asia, Amerika Utara, Eropa dan Timur Tengah. Hasilnya? Antara lain menyebutkan, ba nyak wanita masih concern bagaimana menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan, sambil juga memperhatikan masalah-masalah kerja lainnya yang muncul secara khusus oleh tantangan abad 21. Mereka ditanya: “Apa yang menjadi tantangan utama saat ini yang anda hadapi dalam peran anda pada kepemimpinan dan manajemen?” Jawaban yang banyak: mengelola waktu, khususnya di era ‘always-on’ di tengah maraknya media sosial. Lainnya menyatakan ingin memahami
bagaimana agar asertif di tempat kerja tanpa kelihatan dominan atau agresif. Masalah lain dikemukakan ialah bagaima na mengarahkan client agar perilaku bisnis berjalan lebih ethis dan adil; bagaimana me motivasi dan mengelola karyawan Generasi Y, menyikapi sikap-sikap penolakan dari staf, bagaimana mendapatkan dukungan dan pengertian dari level direksi mengenai hasil riel dari event-event yang dilaksanakan. Para wanita yang disurvei menyatakan kebutuhan terbesar bagi mereka ialah me ngelola waktu secara lebih baik, memiliki keterampilan lebih baik untuk kegiatan pemasaran dan penjualan, dan mengelola keuangan, dan, keterampilan dalam pre sentasi dan komunikasi. Banyak di antara wanita ini ingin meningkatkan keterampilan negosiasi dan mengelola konflik. Mereka juga ingin sekali membicarakan masalah seputar ‘understanding the differences in male and female leadership type’, serta topik “selling yourself and
your ideas”. Hasil survei itu akan menjadi materi da lam pertemuan Women's Leadership Forum yang akan dilaksanakan di Frankfurt, Jerman akhir Mei 2011 ini. Survei itu juga menghim pun umpan balik dari sejumlah kaum pria. Susan Sarfati, CEO of High Performance Strategies, salah satu dari dua pemimpin sur vei itu, dan akan menjadi pembica utama juga, mengatakan bahwa dengan menunjuk kan bagaimana wanita dapat mengatasi hambatan dan berhasil dalam bisnis–juga di kehidupannya–merasa hidup enak dan mencapai hal-hal diluar harapannya,– maka forum tersebut akan menunjukkan betapa wanita kerap memiliki lebih banyak kekuatan dan potensi daripada apa yang mereka sadari. Mereka juga menunjukkan bahwa wanita ingin dan siap meningkatkan keahlian seraya tetap fokus pada pengembangan karier, itu merupakan bagian esensi yang sehat di dunia industri MICE”. n
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
PERSAINGAN
Operator Tur perlu
eng-grab pasar China selama empat m tahun dari 2011 ini. Antara lain mengada kan Australia–China Tourism Summit bulan Juni 2011. Tahun 2010 total kunjungan dari China mencapai 453.800 dengan hitungan hasil devisa $ 3,1 miliar, kini ditargetkan menja di dobel dalam sepuluh tahun mendatang. Melaksanakan apa yang disebut ‘Austra lia’s China 2020 Strategic Plan. Penerbangan tambahan (extra flights) Asia Dari negara utama Asia ke Australia dan penerbangan charter dari China ke Australia merupakan pendukung mening sebagai berikut: katnya turis China ke Australia, seba Negara asal Jumlah Perubahan terhadap gaimana diakui oleh pemerintahnya. wisatawan Jan-Maret 2011 Jan-Maret 2010 (%) Antara lain China Southern Airlines China 179.500 23,2 meningkatkan penerbangan menja di dua kali seminggu dan membuka Singapura 69.600 4,7 rute baru ke kota Brisbane. Malaysia 56.900 7,0 Maskapai ini tahun 2012 akan India 37.700 13,6 mengoperasikan ke Australia total 50 kali penerbangan seminggu! Indonesia 29.300 11,8 Di lapangan bisnis, dibuka Thailand 20.400 3,3 luas kemudahan bagi operator tur Jepang 92.800 - 14,9 inbound untuk masuk dalam skema China Approved Destination Status Korea 56.600 - 2,7 (ADS), yang berarti mendapat Hong Kong 43.100 - 1,1 izin memasukkan dan menangani Taiwan 19.100 - 23,9 turis dari China, bersamaan itu menerapkan dengan keras “the new usiness Standards and Ethics”. Penurunan dari Asia terjadi, justru dari ADS of B Kentara sekali peran para pelaku bisnis China meningkat signifikan 23,2 persen dalam tiga bulan pertama 2011. Dari Indo demikian menentukan keberhasilan me nesia, kalaupun meningkat cukup tinggi narik dan menangani wisatawan dari (11,8%) tentu berkat kedekatan jarak, dan, China dengan memperhatikan kualitas bertambahnya beberapa penerbangan LCC tertentu yang diinginkan oleh konsumen (Low Cost Carrier) yang sejak akhir tahun dari negeri tirai bambu itu. Pendaftaran agen ini terbuka selama 2010 membuka rute baru dan menambah operasi dengan penerbangan langsung empat tahun ini. Masuk dalam skema ADS tersebut diyakinkan sebagai jaminan berjadwal antara kedua negara ini. kepercayaan tentang kualitas operator tur dan kualitas pengalaman berwisata bagi Habis-habisan ke China ‘Gigih’ berfokus ke pasar China, konsumen dari China. Ya, operator tur di 140 destinasi di dunia melakukan pendekatan pemerintahan dan antarindustri, mereka malah me yang ada dalam daftar ADS China, bersaing rancang lagi program A$ 30 juta untuk memperebutkan pasar tersebut. n
‘Mengintip’ Australia
B
aik juga mencermati apa yang terjadi pada inbound tourism di Australia, negeri tetangga dekat tetapi sebenarnya juga sekaligus pesaing sebagai destinasi. Gejala yang ber laku selama tiga bulan pertama 2011 ini, bagi destinasi tersebut menunjukkan long haul trips masih tetap menurun, sementara medium and short haul travel bertambah. Australia juga berupaya keras menarik wisatawan dari China, Jepang, namun dari Jepang ternyata menurun juga hingga dua dijit, kendati dari China berhasil de ngan meningkat lebih 23 persen. Lebih jauh, mari teliti rincian ini untuk perbandingan, dan, bisa mendorong ins pirasi bagi para pelaku bisnis pariwisata Indonesia. Sebanyak 5,9 juta pengunjung datang ke Australia selama satu tahun yang berakhir di bulan Maret 2011, meningkat 3,6 persen dari satu tahun sebelumnya. Tercatat total kedatangan pengunjung dari luar negeri 1,5 juta ke Australia sela ma tiga bulan pertama sampai Maret 2011, itu turun sebesar 0,3 persen dibandingkan jumlah pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kunci Tren Pasar
Data dari badan statistik Australia yang diolah di bawah ini menunjukkan long haul trips dari Eropa dan Amerika masih menunjukkan pertumbuhan yang negatif. Hanya dari tetangga terdekatnya Selandia Baru (sebagai negara berkultur Barat) yang meningkat. Bahkan dari Inggris menurun hingga dua dijit. Kunjungan inbound tourists ke Australia sebagai berikut:
Negara asal wisatawan
Jumlah Jan-Maret 2011
Perubahan terhadap Jan-Maret 2010 (%)
Selandia Baru
239.100
4,8
Inggris
188.600
- 11,7
Jerman
46.500
- 3,1
Perancis
24.900
- 6,7
Amerika Serikat
125.300
- 1,8
37.800
- 5,0
Kanada
25
26
AKSESIBILITAS
Enam Koridor
Ekonomi Indonesia
P
emerintah telah meng umumkannya. Kita kini berada di tengah percepat an dan perluasan ekonomi melalui enam koridor ekonomi Indonesia (KEI). Ke arah itu bangsa Indonesia sekarang bergerak, baik dari pe merintahan, swasta pelaku kegiatan ekonomi, maupun masyarakat luas. Dari perspektif pariwisata, ketika infrastruktur di setiap KEI tersebut semakin baik dan lalu lintas lan car, maka akan semakin cepat dan luas pula pergerakan wisata antar provinsi.
Bali berpotensi menjadi point of distribution untuk perluasan dan peningkatan jumlah wisman ke ber bagai destinasi di dalam negeri. Se tiap destinasi pun berpeluang me luaskan dan meningkatkan foreign visitor direct arrival, manakala infra struktur darat, laut dan udara di masing-masing KEI semakin cepat perkembangannya. Ya, kita kini sedang memperce pat proses-proses itu. n
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
utama
27
Sebagai metode :
Better to Show, Rather than to Say
D
i daerah-daerah destinasi pari wisata Indonesia telah tampil semangat yang berkobar men ciptakan dan menyelenggara kan Event and Festival. Sampai sekarang tampak on the right track, dilihat dari sudut cara pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia. Sumber utama yang tersedia di daerah umumnya alam dan budaya, maka diadakanlah Festival Danau Sentani, Fes tival Danau Poso, selain Festival Danau Toba dan lain-lain yang sebelumnya per nah diadakan. Kemenbudpar selalu memberikan du kungan terhadap kegiatan tersebut. Menu rut Dirjen Pemasaran Pariwisata Sapta Nirwandar, Festival Budaya Danau Sentani pertama pada Juni 2008 yang dibuka Men budpar Jero Wacik berjalan sukses. Kem budpar memfasilitasi dengan mempromo sikan melalui event pariwisata internasional seperti di Pata Mart dan ITB Berlin, Jerman. Kemudian mempromosikan dalam event Gebyar Wisata Nusantara (GWN) sekaligus untuk mendorong program Kenali Negeri mu Cintai Negerimu (KNCN). Kabupaten Jayapura merupakan satu di antara sembilan kabupaten tertua di Papua. Memiliki beraneka ragam potensi wisata alam, budaya, dan peninggalan sejarah. Ka wasan wisata Danau Sentani menjadi salah satu prioritas pengembangan kawasan wisata unggulan Kabupaten Jayapura, de ngan menonjolkan tirta (air) dan lingkung an hidup sebagai obyek utamanya. Penyelenggaraan Festival Danau Poso juga sebagai manisfestasi mengangkat kembali citra budaya dan pariwisata yang sempat terpuruk akibat krisis dan konflik yang berkepanjangan di Poso beberapa waktu lalu, kata Menbudpar Jero Wacik. Menurut panitia penyelenggaranya, Festi val Danau Poso telah menjadi major event dalam kalender pariwisata daerah ini, dan
dijadikan sebagai ajang untuk mempro mosikan potensi pariwisata dan budaya kepada masyarakat luas baik dalam dan luar negeri sehingga memberikan keper cayaan bagi wisatawan mancanegara un tuk berwisata ke Sulawesi Tengah. Nah, di situ terletak satu kata kunci: membangun kepercayaan wisatawan un tuk berkunjung. Berbagai destinasi di Jawa, Sumatera, Kalimantan juga tampak berke inginan menerapkan pengadaan event un
tuk mempromosikan destinasi dan produk wisata, untuk mendatangkan wisatawan. Jika wisatawan terutama wisman ber kunjung ke suatu event, maka itu bermakna terlaksananya satu strategi Public Relations: Better to show rather than to say. Jika mereka melihat sendiri fakta keamanan, keselamat an, kebersihan, higienis, dan seterusnya, itu akan langsung efektif membangun persepsi positif dan kepercayaan. Mereka kemudian menyebarluaskannya. n
The Dos and the Donts Menyelenggarakan Event!
S
uatu event tentu mengharapkan pengunjung yang setidaknya terdiri dari tiga macam pengunjung. Yaitu, sebagai pengurus, sebagai peserta penuh, sebagai pendamping, sebagai pendukung, sebagai penggembira. Untuk mendatangkan wisatawan ke suatu event di suatu destinasi pariwisata, bagi travel agents dan operator tur, untuk bisa berhasil menjual produk paket perjalanan bagi wisatawan untuk mengikuti suatu event, memerlukan beberapa proses yang dipersyaratkan dipenuhi oleh penyelenggara event. Beberapa tips bisa diringkaskan berupa The Dos (apa sebaiknya dilakukan) dan The Donts (apa yang sebaiknya dihindarkan).
The Dos: Umumkan jadwal sedapat mungkin 10 bulan di muka. Umumkan detail program dan peta lokasi atau aksesibilitas setidaknya 8 bulan di muka. Umumkan nama-nama terkenal (newsmaker) yang diharapkan akan terlibat dalam event setidaknya enam bulan di muka. Umumkan kemajuan persiapan event 4 bulan di muka. Jumpa pers dua bulan di muka. Siaran pers satu bulan di muka. Siaran pers dua minggu di muka. One-on-one interviews di hari H-event dengan OC, peserta, dignitaries, etc. Siaran pers setelah event usai.
The Donts: Jangan meleset dari jadwal-jadwal dan tempat yang sudah ditentukan. Jangan ada perubahan pada last minutes, tanpa pengumuman yang luas. Janganlah setelah seremoni pembukaan resmi selesai, kelanjutan acara kegiatan tidak diperhatikan dengan penuh hingga selesai. Jangan biarkan tempat aktivitas berlangsung dipenuhi banyak sampah atau suasana tidak bersih.
28
persaingan
Vol. 2
l
No. 16
Menggarap Filipina dan Sekitarnya
I
ni rasanya lebih merupakan pesaing ketimbang peluang. Maskapai pe nerbangan AirAsia dari Malaysia mendirikan perusahaan di Filipina, AirAsia Philippines, dan segera memulai beroperasi bulan Agustus–September 2011 ini. Dari Manila, jarak terbang hanya tiga jam ke Bangkok, atau ke Singapura, atau ke Beijing, ke Osaka atau Seoul. Mudah memperkirakan bahwa pasar wisman dari Filipina akan digarapnya un tuk dibawa ke destinasi-destinasi tersebut. Demikian pula sebaliknya. Akan halnya pasar Filipina ini, pengg arapannya juga sedang ditingkatkan oleh LCC lainnya yang cukup kuat, Tiger Air
ways dari Singapura, pun sudah meng adakan joint venture di Filipina. Menggunakan pesawat Airbus A-319, selain sudah diterbanginya rute Manila– Singapura, segera pula akan dioperasi kannya rute ke Hong Kong, ke Thailand, ke Vietnam, Korea Selatan, Jepang dan Taiwan. Bagi Indonesia, kebangsaan Filipina menempati peringkat kedua dalam ting ginya pertumbuhan wisman. Periode Januari–Februari 2011 BPS mencatat pe ningkatan 31,50 persen yaitu dari 13.925 wisatawan tahun 2009 menjadi 18.311. Persaingan dan peluang ini baik dicer mati terus. n
l
April 2011
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
BISNIS
29
Kapal Cruise Sungai
di Kalimantan
Sungai Kahayan yang akan disusur oleh kapal river cruise.
P
ulau Kalimantan menyimpan potensi menjadi sebuah desti nasi besar untuk wisatawan yang gemar menyelusuri sungai ke daerah pedalaman. Sumber daya alamnya yang kaya dengan sungai dan hutan rimba, menawarkan peluang untuk pengalaman yang eksotik. Kalau kota Amsterdam di kunjungi wisatawan dunia, dipastikan tak akan melewatkan canal city tour. Kota itu seakan dipenuhi kanal atau sungai buatan, namun menjadi sumber daya tarik wisata setelah pemerintahnya memanfaatkan sumber daya itu untuk pari wisata. Maka adalah satu potensi bahwa wisman ke Indonesia kelak merasa tak lengkap tanpa mengunjungi Kalimantan dan menempuh pengalaman menyusuri su ngai ke pedalaman di te ngah hutan tropis. Kantor berita Antara pernah memberi takan (25-7-2010), George Soros, tokoh terkenal di dunia keuangan dari Amerika Serikat, berwisata alam ke Kalimantan Tengah, menyusuri sungai Kahayan dua hari satu malam di atas perahu Cruise yang bernama Rahai’i Pangun. Dia mengatakan perjalanannya itu untuk meninjau hutan di Kalimantan Tengah selaku seorang utusan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang lingkungan (environtment). Kapal kecil river cruise tersebut telah beroperasi di sana sejak 2010. Aslinya pe rahu itu merupakan perahu tradisional
Kalimantan yang disebut ‘rangkan’. De ngan arsitek dari Perancis dan Inggris perahu itu dikonversi menjadi river cruiser berukuran panjang 20 meter lebar 6 me ter, berkapasitas lima kabin sehingga bisa membawa sebelas orang wisatawan. Dua tahun diperlukan untuk mereno vasinya, karena dikerjakan sambil berupa ya menghimpun dana. Kemudian jadilah sebuah perahu cruise modern yang tam pak tetap berpenampilan dan bergaya tradisional. Dan demikianlah perahu susur sungai
ini telah berpengalaman melayani grup wisatawan dari berbagai negara. Satu lagi perahu wisata sungai ada di situ dinamai The Spirit of Borneo, lebih kecil ukurannya dengan dua kabin untuk masing-masing dua penumpang wisatawan. Sebuah pe rusahaan swasta memasarkan dan meng operasikan Wisata Susur Sungai dan EkoWisata dengan perahu cruise tersebut. Tujuannya ialah untuk membawa EkoWisata ke Kalimantan Tengah sebagai suatu cara untuk melindungi lingkungan dan memberikan pendapatan alternatif bagi masyarakat. Usaha itu juga bertu
juan untuk mendemonstrasikan bahwa bisnis bisa menjadi alat pendukung pem bangunan dengan menyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat tersebut. Kapal pesiar untuk susur sungai ini membawa tamu berpetualang ke lingkungan yang alami, memberikan pendidikan lingkungan, tradisi lokal dan budaya, dengan langsung berinteraksi dengan masyarakat sebagai pemandu atau host. Perahu atau kapal pesiar Rahai’i itu memiliki dua dek terbuka untuk melihatlihat pemandangan saat berlayar, ada tempat ber santai dan bersantap bersa ma bagi para penumpang. Perjalanan menyusuri sun gai dimulai dari paket 2 hari 1 malam hingga 5 hari 4 malam. Kalimantan Tour Destina tions (KTD), yang mengusahakan kegiatan ini, telah menjadi host untuk tamu dari dalam dan luar negeri termasuk sebagai host untuk beberapa konferensi lingkung an, dan pernah menerima tamu spesial seperti Prince Henrik of Denmark, beberapa duta besar dan George Soros. Belum lama ini KTD memenangkan sebuah penghargaan sebagai salah satu dari dua puluh destinasi terbaik di dunia dan sebagai Responsible Cruise Operator versi Virgin Holidays Responsible Tourism Awards 2010 yang diselenggarakan di London, Inggris. n
30
Vol. 2
indikator
l
No. 16
l
April 2011
Realisasi Wisman Berdasarkan Fokus Pasar JANUARI – MARET, 2011 VS 2010
SELISIH JANuari – MARet FOKUS PASAR 2011 2010
(+/-) %
SINGAPURA
271.523
251.595
19.928
7,92%
MALAYSIA
239.663
256.468
(16.805)
-6,55%
AUSTRALIA
177.438
142.654
34.784
24,38%
CHINA
123.987
112.042
11.945
10,66%
JEPANG
103.632
99.724
3.908
3,92%
KOREA SELATAN
74.800
70.874
3.926
5,54%
INGGRIS
39.547
40.149
(602)
-1,50%
INDIA
36.599
31.706
4.893
15,43%
BELANDA
32.103
31.140
963
3,09%
RUSSIA
30.575
24.440
6.135
25,10%
PERANCIS
29.921
27.022
2.899
10,73%
FILIPINA
28.400
22.149
6.251
28,22%
JERMAN
27.219
28.494
(1.275)
-4,47%
TIMUR TENGAH
17.425
13.260
4.165
31,41%
LAINNYA *
482.114
459.459
22.655
4,93%
GRAND TOTAL
1.714.946
1.611.176
103.770
6,44%
)
*) Kebangsaan lain dan pintu lain.
Realisasi Wisman Bulanan dalam Grafik, 2009 - 2011 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 – JAN
FEB
2011
MAR
APR
MEI
2010
JUN
JUL
2009
AGT
SEP
OKT
NOV
DES
Vol. 2
l
No. 16
l
April 2011
indikator
31
Realisasi Wisman Bulanan JANUARI – MARET, 2011 VS 2010
BULAN
2011
JANUARI
548.821
493.799
11,14
FEBRUARI
568.057
523.135
8,59
MARET
598.068
594.242
0,64
1.714.946
1.611.176
6,44
TOTAL JAN-MAR ‘11
2010
APRIL
555.915
M E I
600.031
J U N I
613.422
J U L I
658.476
AGUSTUS
586.530
SEPTEMBER
560.367
OKTOBER
594.654
NOVEMBER
578.152
DESEMBER
644.221
GRAND TOTAL
(+/-) %
Wisatawan asal Jepang mendokumentasikan keindahan panorama di Gunung Bromo.
7.002.944
Sumber : BPS
Performance Pintu Masuk Januari – Maret 2011–2010 Para wisatawan Malaysia kini mendominasi kunjungan ke Bandung.
NO
PINTU MASUK
1 Bali 2 Jakarta 3 Batam 4 Tj. Uban 5 Surabaya 6 Medan 7 Bandung 8 Tj. Balai Karimun 9 Tj. Pinang 10 Tj. Priok 11 Yogyakarta 12 Padang 13 Entikong 14 Surakarta 15 Pekanbaru 16 Balikpapan 17 Manado 18 Mataram 19 Makassar 20 Lainnya
Total Wisman
2011
2010
GROWTH %
SELISIH
612.333 443.936 252.019 76.848 41.983 42.042 27.187 26.029 23.230 16.585 11.521 8.044 5.988 5.497 4.732 4.455 4.092 3.314 2.928 102.183
560.845 422.598 242.258 72.422 40.585 37.990 20.408 25.458 22.452 16.066 12.145 6.069 5.567 4.313 3.643 2.563 5.751 2.994 5.038 102.011
9,18 5,05 4,03 6,11 3,44 10,67 33,22 2,24 3,47 3,23 -5,14 32,54 7,56 27,45 29,89 73,82 -28,85 10,69 -41,88 0,17
51.488 21.338 9.761 4.426 1.398 4.052 6.779 571 778 519 -624 1.975 421 1.184 1.089 1.892 - 1659 320 - 2110 172
1.714.946
1.611.176
6,44
103.770
32
Vol. 2
UTAMA
l
No. 16
l
April 2011
Menjaring SDM Lewat Bursa Kerja
“I
ndustri pariwisata di Indone sia berkembang semakin pe sat dan memerlukan tenaga kerja dalam berbagai level,” kata Kepala Badan Pengembangan Sum berdaya Kebudayaan dan Pariwisata Ke menbudpar I Gde Pitana. Kemenbudpar yang membawahi empat perguruan tinggi pariwisata yakni STP Bandung, STP Bali, Akpar Medan, dan Ak par Makasar berharap dapat menciptakan SDM pariwisata yang siap terjun dalam industri pariwisata. Di samping itu juga kerap memfasili tasi pelaksanaan job fair yaitu bursa kerja untuk menjaring SDM pariwisata yang berkualitas bagi industri pariwisata. “Kami baru saja memfasilitasi pelaksa naan ‘job fair’ yang ke empat di STP Bali belum lama ini,” kata dia. Ajang bursa kerja itu juga sekaligus menjadi sarana kegiatan praktek maha siswa Jurusan Usaha Perjalanan Program Studi Manajemen Konvensi dan Perhelat an (Mice and Event Management). “Ini juga menjadi ajang bagi maha siswa sebagai aplikasi kuliah manajemen pameran,” katanya. Event tersebut melibatkan 30 industri pariwisata di Bali dan dikunjungi sekitar 1.175 orang dalam dua hari pelaksanaan pameran yakni pada 13–14 April 2011 di Gedung Olah Raga STP, Nusa Dua, Bali. Bursa kerja tersebut menjadi ajang un tuk mempertemukan industri pariwisata dengan SDM yang berkualitas dan kom peten di bidang pariwisata. Melalui ajang yang sama diharapkan akan terjadi ‘zero unemployment’ khususnya bagi lulusan STP Nusa Dua Bali, lulusan sekolah pariwisata lain, dan masyarakat umum, katanya.
Kebutuhan akan Travel Consultant Pada perkembangan lain di lapangan, untuk memenuhi kebutuhan SDM, dewa sa ini Lembaga Pendidikan Pariwisata setingkat SMK, D1, D3, sudah bekerja sama dengan industri dalam penyusun an kurikulum. Dengan begitu kualifikasi lulusannya akan sesuai dengan kebutuhan industri.
Asosiasi Travel Agent ASITA dan sosiasi Agen Penjual Tiket ASTINDO A juga aktif mengadakan pelatihan dan seminar dengan mengundang pembicara khusus yang materinya antara lain mem beri pelatihan bagaimana ticketing agent act as a travel consultant, bahkan menjadi EO bila harus menangani kebutuhan untuk program corporate incentive misalnya. Mengenai sertifikasi kompetensi, sudah setahun yang lalu telah dikeluarkan oleh ASITA DKI. Organisasi ini menargetkan 70% anggota ASITA DKI yang aktif dari total keseluruhan 1.200 anggota akan memiliki sertifikasi kompetensi minimal satu orang di setiap kantor. Menurut salah satu anggota ASITA DKI, untuk melaksanakan up grade kuali tas SDM tidak mudah dan belum men jadi prioritas. Sebab, permasalahan lain banyak yang harus dibenahi ASITA ter lebih dulu antara lain hal penertiban travel
agent tanpa izin resmi yang masih marak. Organisasinya belum dapat maksimal melakukan pembenahan kualitas SDM, padahal tantangan AFTA lebih besar lagi karena travel agent dari negara lain nanti akan boleh beroperasi di Indonesia. Bagi travel agent yang sudah mapan bisa jadi hal itu tidak terlalu masalah, tapi travel agent yang sedang tumbuh saat ini sebagian besar justru ada di kelas menengah dan bawah. Himbauan agar meng-up grade SDM ini sudah dianjurkan oleh ASITA sejak tiga ta hun terakhir, meski tidak mudah namun umumnya agen-agen perjalanan pariwisa ta mengikhtiarkan pembinaan lanjut agar para petugas ticketing semakin mampu menguasai seluruh seluk beluk urusan perjalanan untuk kepentingan costumer. Memang, bagi karyawan yang gemar be lajar, keharusan adaptasi seperti itu tentu lah tidak sulit. n