Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
(Djunaedy, A.)
EVEKTIFITAS TEKNIK APLIKASI AGENS HAYATI Heterorhabditis, (All Strain) ISOLAT LOKAL MADURA TERHADAP PENGENDALIAN RAYAP TANAH Macrotermes sp. DI LAPANG Djunaedy, A. Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan karena semakin banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh rayap tanah Macrotermes sp. khususnya juga sudah menimbulkan banyak kerusakan pada tanaman perkebunan. Dan juga karena semakin banyaknya dampak negatif yang diakibatkan oleh bahan kimia (termitisida) yang sampai saat ini masih digunakan untuk mengendalikan rayap tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evektifitas dan teknik aplikasi yang tepat dari nematoda entomopatogen Heterorhabditis, spp dalam mengendalikan rayap tanah di lapang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan pada sarang-sarang rayap yang ditemukan di sekitar kampus Universitas Trunojoyo pada bulan Januari sampai Agustus 2006. Metode Penelitian di susun dalam pola rancangan acak kelompok faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nematoda entomopatogen Heterorhabditis mempunyai patogenesitas yang tinggi terhadap rayap tanah Macrotermes sp. hal ini dibuktikan pada teknik aplikasi dengan cara pengumpanan (baiting) dapat menyebabkan mortalitas rayap tanah Macrotermes sp. sampai 89,77 persen pada konsentrasi 1,5 juta IJ/koloni dan 70,61 persen pada konsentrasi 1 juta IJ/koloni. Sedangkan pada teknik aplikasi dengan cara penyemprotan (spraying) dapat menyebabkan mortalitas rayap tanah Macrotermes sp. sebesar 62,91 persen pada konsentrasi 1 juta IJ/koloni dan 46,85 persen pada konsentrasi 1,5 juta IJ/koloni. Pada teknik aplikasi dengan cara pengumpanan (baiting) penggunaan konsentrasi nematoda entomopatogen Heterorhabditis yang digunakan cukup menggunakan konsentrasi 1 juta IJ/koloni, karena dengan menggunakan konsentrasi 1 juta IJ/koloni sudah dapat menyebabkan mortalitas rayap tanah Macrotermes sp. sapai 70,61 persen. Kata Konci : Rayap, Evektifitas, Heterorhabditis.
113
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
PENDAHULUAN
diaplikasikan baik melalui perlakuan tanah (soil
Latar Belakang
merupakan serangga sosial dan hidup subur diberbagai belahan dunia terutama di daerah tropika dan subtropika. Rayap tanah penting dalam kehidupan manusia sebagai perombak bahan-bahan sisa seperti potongan kayu dan sisa kertas tetapi juga sering kali menimbulkan serangan pada tanaman pertanian, perkebunan, kehutanan
(Taruminkeng,
Serangannya
pada
menyebabkan
terjadinya
tanaman
1992). pertanian
penurunan
sehingga
menimbulkan
kerugian
ekonomis yang sangat besar. Rayap
sebagai
Kerugian
termitisida
dengan
ke
cara
dalam
target.
chlordane dan dieldrin dikenal sangat efektif dan
mampu
memberikan
perlindungan
terhadap bangunan gedung dan tanaman pertanian,
tetapi
menimbulkan
termitisida
masalah
dapat
lingkungan
dan
berpotensi meracuni manusia (Nandika et al., 1999). Untuk itulah perlu adanya alternatif pengendalian
lain
yang
lebih
satu
alternatif
ramah
lingkungan. Salah rayap
selain
termitisida
pengendalian
adalah
dengan
pemanfaatan agens hayati seperti nematoda, bakteri, virus, maupun jamur entomopatogen.
hama
telah
menimbulkan kerugian ekonomis yang sangat besar.
maupun
Termitisida dari kelompok organoklorin seperti
hasil
bahkan menyebabkan kematian pada tanaman inang
treatment)
impregnasi
Rayap tanah (Isoptera :Termitidae)
dan
(Djunaedy, A.)
tersebut
diantaranya
disebabkan oleh serangan rayap pada tanaman pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang sampai menyebabkan kematian pada tanaman inang. Selain itu rayap juga menyerang kayu dan bangunan gedung (Nandika et al., 1996). Pada tahun 1995 kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada bangunan perumahan di Indonesia mencapai 1,67 trilyun rupiah, belum
Diantara beberapa agens hayati tersebut, nematoda entomopatogen masih tergolong baru dipergunakan di lapang (untuk negara Indonesia). Meskipun demikian, nematoda entomopatogen sudah banyak dipergunakan di beberapa negara untuk dapat mengendalikan populasi rayap tanah. Sejauh ini beberapa contoh spesies nematoda yang telah digunakan untuk
mengendalikan
Heterorhabditis,
S.
rayap
adalah
carpocapsae,
dan
Steinernema riobravis (Pearce, 1997).
termasuk kerugian pada bangunan gedung perkantoran, fasilitas industri, dan fasilitas
METODOLOGI PENELITIAN
sosial lainnya (Rakhmawati, 1996). Teknologi pengendalian rayap sampai saat ini masih bertumpu pada penggunaan pestisida
anti
rayap
(termitisida)
yang
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun Percoban dan Laboratorium Fakultas Pertanian
114
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
Universitas Trunojoyo
113 - 127
muali bulan Januari
(Djunaedy, A.)
P1 = Perlakuan Heterorhabditis konsentrasi 0,5 juta IJ/m2
sampai bulan Agustus 2007.
P2 = Perlakuan Heterorhabditis konsentrasi Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan
dalam
penelitian ini adalah rayap tanah Macrotermes sp. , yang ditemukan disekitar tanaman
1,0 juta IJ/m2 P3 = Perlakuan Heterorhabditis konsentrasi 1,5 juta IJ/m2
penaung (pohon sono, pohon sawo kecik, pohon mahoni, dan pohon jati) di Universitas
Trunojoyo,
entomopatogen
kampus nematoda
Heterorhabditis,
Aplikasi Nematoda Entomopatogen Pada Rayap Tanah di Lapang
media
mellonella, kertas filter, kayu randu, alkohol
Uji Efektivitas Teknik Aplikasi Nematoda Entomopatogen Steinernema carpocapsae Terhadap Rayap Tanah Macrotermes sp.
70%, air steril, dan tissue.
Pengumpanan (Baiting)
bedding, media BSA, media NA, Galleria
Alat-alat
yang
digunakan
Teknik
dalam
aplikasi
pengumpanan
flow,
mikroskop
menggunakan alat berupa paralon plastik yang
binokuler, gelas arloji, pinset, jarum ose,
berdiameter 12 cm yang didalam tanah
saringan ukuran 15 µm dan 30 µm, pipet
disekitar sarang rayap. Dalam paralon plastik
ependrof 1000 µm, cawan hitung, erlenmeyer,
diletakkan umpan berupa kayu randu yang
orbital shaker, dan tangki semprot.
telah dilapisi kertas tissue yang direndam
timbangan,
dilakukan
cara
penelitian ini paralon plastik, autoklaf, laminar inkubator,
(baiting)
dengan
dengan
dalam suspensi NEP pada konsentrasi 1 juta Metode Penelitian
IJ/koloni dan 1,5 juta IJ/koloni, kemudian dimasukkan kedalam paralon yang telah
Lahan Penelitian
ditanam. Perlakuan kontral umpan (kayu
Lahan penelitian berupa sarang-sarang rayap
randu) + kertas tissue di rendam dalam air.
tanah (gundukan tanah) sejumlah 12 buah
Setiap
sarang untuk 4 perlakuan dan 3 ulangan.
kematian rayap diamati dua kali sehari setelah
Pengamatan terhadap persistensi rayap tanah
aplikasi aplikasi.
dilakukan
Penyemprotan (Spraying)
pengamatan
selama
dua
terakhir
bulan
sarang
dan
pada
rayap
tanah
perlakuan
Teknik
diulang
aplikasi
tiga
kali
dengan
dan
cara
dibongkar untuk mengetahui populasi rayap
penyemprotan (spraying) dilakukan dengan
tanah di dalam sarang. Perincian perlakuan
langsng menyemprotkan suspensi nematoda
pengamatan adalah sebagai berikut.
dengan konsentrasi 1 juta IJ/koloni dan 1,5 juta
P0 = Kontrol (tanpa nematoda entomopatogen)
115
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
IJ/koloni
ke
menggunakan
sarang tangki
113 - 127
rayap semprot.
dengan Perlakuan
kontrol di lakukan dengan menyemprotkan air ke sarang rayap. Setiap perlakuan diulang tiga kali dengan metode destruktif sampling. Kematian rayap diamati 2 hari sekali setelah aplikasi sampai hari ke-10 dan ke-20. Paralon yang ditanam dekat sarang didalamnya berisi umpan tanpa kertas tissue Analisis Data Untuk mengetahui besarnya persentase mortalitas
rayap
dengan
menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Mortalitas (%) = A x 100% B Dimana :
A = Jumlah rayap mati tiap
pengamatan B = Jumlah keseluruhan rayap tiap pengamatan
116
(Djunaedy, A.)
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik Aplikasi Heterorhabditis terhadap Mortalitas Macrotermes sp. Teknik Pengumpanan (Baiting) Hasil
pengamatan
menunjukkan
Heterorhabditis
mempunyai
yang
terhadap
tinggi
bahwa
patogenesitas Rayap
Tanah
Macrotermes sp. Hal ini dibuktikan dengan tingkat mortalitas rayap yang tinggi. Rata-rata persentase mortalitas rayap Macrotermes sp. yang diakibatkan oleh Heterorhabditis berkisar antara
60,03%
pengumpanan
untuk
(baiting)
teknik dengan
aplikasi 14
hari
pengamatan (Tabel 1). Sedangkan interaksi antara teknik aplikasi pengumpanan (baiting) dengan
berbagai
konsentrasi
Heterorhabditis
nematoda
menunjukkan
rata-rata
persentase mortalitas rayap Macrotermes sp. tertinggi didapatkan pada teknik pengendalian pengumpanan (baiting) dengan konsentrasi nematoda1,5 juta IJ/koloni pada pengamatan 14 hari adalah sekitar 89,77%, dan rata-rata persentase mortalitas rayap Macrotermes sp. pada konsentrasi 1 juta IJ/koloni adalah 70,61% (Tabel 2). mortalitas
yang
pengendalian
Rata-rata persentase tinggi
pada
pengumpanan
teknik (baiting),
mendukung pernyataan French (1994) bahwa pengendalian dengan menggunakan metode pengumpanan
akan
menjadi
andalan
pengendalian rayap di masa yang akan datang.
117
(Djunaedy, A.)
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
(Djunaedy, A.)
Tabel 1. Rata-rata persentase rayap tanah Macrotermes sp. pada berbagai teknik pengendalian dan pengamatan Rata-rata persentase mortalitas rayap Perlakuan Macrotermes sp. Heterorhabditis Pengumpanan (14 hari pengamatan) 60,03 a Penyemprotan (10 hari pengamatan) 36,94 b Penyemprotan (20 hari pengamatan) 40,49 b Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai yang berbeda tidak nyata pada taraf 0,05
118
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
Analisis
keragaman
pengaruh
menunjukkan
bahwa
teknik
aplikasi
perbedaan
pengendalian
113 - 127
memberikan pengaruh yang
sangat nyata terhadap mortalitas rayap tanah Macrotermes
sp.
menunjukkan
Hasil
bahwa
uji
Duncan
teknik
aplikasi
pengumpanan (baiting) dengan pengamatan 14 hari berbeda
nyata dengan teknik aplikasi
penyemprotan (spraying) pada pengamatan 10 hari maupun 20 hari. Sedangkan analisis keragaman untuk pengaruh interaksi antara berbagai teknik pengendalian dengan konsentrasi nematoda entomopatogen Heterorhabditis memberikan pengaruh yang berbeda nyata, sedangkan hasil uji Duncan (baiting)
pada teknik pengumpanan pengamatan
14
hari
dengan
konsentrasi nematoda sebesar 1,5 juta IJ/koloni berbeda
tidak
nyata
dengan
teknik
pengumpanan (baiting) pengamatan 14 hari pada konsentrasi nematoda 1 juta IJ/koloni.
119
(Djunaedy, A.)
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
(Djunaedy, A.)
Tabel 2. Rata-Rata Persentase Mortalitas Rayap Tanah Macrotermes sp Dilapang Pada Berbagai Teknik Pengendalian Dan Konsentarsi Nematoda Entomopatogen Heterorhabditis Rata-rata persentase mortalitas rayap Perlakuan tanah Macrotermes sp Heterorhabditis 46,85 b Spraying (10 hari)+ 1,5 juta IJ/koloni 89,77 a Baiting (14 hari) + 1,5 juta IJ/koloni 43,18 bc Spraying(20 hari) + 1,5 juta IJ/koloni 49,83 b Spraying(10 hari) + 1 juta IJ/koloni 70,61 ab Baiting(14 hari) + 1 juta IJ/koloni 62,91 b Spraying(20 hari) + 1 juta IJ/koloni 5,18 cd Spraying (10 hari) + kontrol 2,72 d Baiting (14 hari) + kontrol 6,39 cd Spraying (20 hari) + kontrol Angka yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 0,05
120
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
Mortalitas yang disebabkan oleh nematoda
(Djunaedy, A.)
Rata-rata persentase mortalitas rayap
entomopatogen disebabkan bakteri simbion
tanah
yang berada dalam tubuh nematoda. Penelitian
penyemprotan (spraying) lebih rendah jika
ini
dibandingkan dengan teknik pengumpanan
menggunakan
Heterorhabditis
nematoda
dengan
bakteri
jenis simbion
Macrotermes
(baiting).
Pada
sp.
pada
teknik
teknik
penyemprotan
photorhabdus. Dimana bakteri simbion ini
(spraying) rata-rata persentase mortalitas rayap
memproduksi ekstraselluler protease yang
Macrotermes sp. yang diperoleh berkisar
berperan
menimbulkan
antara 40,49% untuk pengamatan 20 hari dan
kematian serangga (Kaya dan Koppenhofer,
36,94% pada pengamatan 10 hari (tabel 1).
1996)
Sedangkan
interaksi
antara
teknik
ekstraselluler protease, bakteri juga mampu
pengendalian
dengan
konsentrasi
yang
mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin
digunakan menunjukkan rata-rata persentase
yang dapat membunuh inang (Sulistyanto,
mortalitas rayap adalah 43,18% sampai 46,
1998).
85% untuk konsentrasi 1,5 juta IJ/koloni dan
penting
dan
dalam
disamping
memproduksi
Rata-rata persentase mortalitas rayap
49,83% sampai 62,91% pada konsentrasi 1 juta
tanah pada teknik pengumpanan lebih tinggi
IJ/koloni(tabel 2).
jika
Analisis
dibandingkan
penyemprotan.
dengan
Teknik
teknik
pengumpanan
keragaman
menunjukkan
bahwa
teknik pengendalian penyemprotan (spraying)
dilakukan dengan cara memberi umpan di
berbeda
dekat sarang rayap yang sebelumnya telah
pengendalian pengumpanan (baiting). Hasil uji
diinokulasi dengan nematoda Heterorhabditis
Duncan
Teknik pengumpanan ini cenderung akan
penyemprotan
mengakibatkan kontak yang tinggi antara
pengumpanan
rayap dengan nematoda. Rayap memiliki
sedangkan teknik penyemprotan (spraying)
kemampuan untuk menerima dan menafsirkan
pengamatan 10 hari menunjukkan
setiap rangsangan bau yang esensial bagi
tidak nyata dengan teknik penyemprotan
kehidupan,
(spraying) pengamatan 20 hari.
sehingga
menyebabkan
rayap
sangat
nyata
dengan
menunjukkan
bahwa
teknik
dan
teknik
(spraying) (baiting)
teknik
berbeda
nyata,
berbeda
menemukan umpan yang ditanam dekat sarang
Mortalitas
(Nandika et al., 1999). Keadaan ini juga
penyemprotan lebih rendah jika dibandingkan
mendukung sifat Heterorhabditis, dimana
dengan
Heterorhabditis
disebabkan
mempunyai
sifat
(Gaugler, 1993).
hunters
yang
diakibatkan
teknik
oleh
pengumpanan.
pada
teknik
teknik
Hal
ini
penyemprotan
dilakukan penyemprotan secara langsung ke sarang rayap yang berupa gundukan tanah,
Teknik Penyemprotan (Spraying)
sedangkan
121
keberhasilan
nematoda
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
entomopatogen
sebagai
113 - 127
agensia
hayati
serangga hama yang hidup didalam tanah sangat bergantung pada kemampuan nematoda untuk menyebar, mempertahankan diri, dan menemukan
inangnya
didalam
tanah.
Kemampuan tersebut sangat tergantung sekali pada tipe tanah, kelembaban, suhu dan akar tanaman (Kaya dan Gaugler, 1993). Hal ini mengakibatkan nematoda entomopatogen yang disemprotkan harus melalui pori-pori tanah yang menjadi sarang rayap, dimana sarang rayap
tersebut
bertekstur
lempung
dan
keadaannya keras sekali. Keadaan yang seperti ini menyebabkan kontak yang akan terjadi antara nematoda dengan rayap relatif sedikit. Hal
ini
juga
didukung
dengan
sifat
Heterorhabditis yang hunters (Gaugler, 1993).
Pengaruh Konsentrasi terhadap Mortalitas Macrotermes sp. Hasil pengamatan menunjukkan ratarata persentase mortalitas rayap Macrotermes sp yang diakibatkan Heterorhabditis berkisar antara 62,60 % untuk konsentrasi 1,5 juta IJ / koloni, 61,12% untuk konsentrasi 1 juta IJ / koloni dan 4,76 % untuk kontrol (tabel 2).
122
(Djunaedy, A.)
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
123
(Djunaedy, A.)
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
(Djunaedy, A.)
Tabel 3.Rata-rata persentase mortalitas rayap Macrotermes sp. pada berbagai konsentrasi nematoda Heterorhabditis Rata-rata persentase mortalitas rayap Perlakuan (IJ/Koloni) Macrotermes sp. Heterorhabditis 1 Juta 61,12 a 1,5 Juta 62,60 a Kontrol 4,76 b Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai yang berbeda tidak nyata pada taraf 0,05
124
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
(Djunaedy, A.)
Uji Duncan menunjukkan konsentrasi 1,5 juta IJ/ koloni dan 1 juta/ koloni berbeda tidak
Symptom
nyata. Mortalitas rayap meningkat seiring
Macrotermes sp.
dengan
penambahan
terhadap
nematoda
Gejala (symptom) pada serangga yang
entomopatogen. Pada konsentrasi 1,5 juta IJ/
terinfeksi oleh nematoda diawali dengan
koloni sudah dapat menyebabkan kematian
masuknya nematoda entomopatogen tersebut
rayap sampai dengan 62,60 %. Dalam suatu
kedalam
teknik
entomopatogen masuk kedalam inang atau
pengendalian
konsentrasi
1
juta
kosentrasi
Heterorhabditis
cukup
koloni,
inang.
Nematoda
karena
kedalam tubuh serangga hama melalui lubang
konsentrasi 1 juta IJ/ koloni sudah dapat
alami, seperti mulut, anus, trakhea,stigma, dan
mengakibatkan mortalitas rayap sampai 61,12
atau menembus langsung kutikula (Sulistyanto
%.
menggunakan
dan Ehlers, 1996). Indikasi ini memperlihatkan
konsentrasi 1 juta IJ/ koloni sudah menghemat
bahwa penetrasi nematoda entomopatogen
0,5 juta IJ/ koloni. Karena prinsip pertama
kedalam inang didukung oleh aktivitas enzim
dalam pengendalian serangan rayap adalah
protease yang diproduksinya.
Dengan
IJ/
menggunakan
tubuh
demikian
menentukan apakah teknik pengendalian yang
Setelah
masuk
kedalam
tubuh
akan digunakan baik secara teknik maupun
serangga
ekonomis layak dilakukan (Nandika et al.,
melepaskan
1999).
haemolympe, setelah 24-48 jam serangga
inang
nematoda
bakteri
entomopatogen
simbion
kedalam
Konsentrasi nematoda entomopatogen
inang akan mati (Poinar dan Thomas 1966
yang dipakai sangat berpengaruh pada tingkat
dalam Sulistyanto 1998). Inang yang mati
mortalitas
memberikan gejala kematian yang berbeda.
rayap
Macrotermes
sp.
Pada
konsentrasi 1 juta IJ/koloni mengakibatkan mortalitas
KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar 61,12%, dengan nilai
mortalitas yang melebihi 50% tersebut maka
Kesimpulan
konsentrasi yang dapat digunakan adalah 1 juta IJ/koloni.
Dengan
nematoda
dalam
diperhatikan
sebab
demikian suatu
konsentrasi
aplikasi
menurut
Kaya
harus dan
Koppenhofer (1996), pada jenis nematoda tertentu, konsentrasi nematoda yang melebihi batas optimalnya akan menciptakan suatu kompetisi dalam hal ruang dan makanan antar nematoda itu sendiri.
125
1. Teknik pengendalian yang paling efektif mengendalikan rayap tanah Macrotermes sp. adalah teknik pengumpanan (baiting). 2. Teknik pengumpanan (baiting) dapat menyebabkan mortalitas rayap Macrotermes sp. sampai 89, 77% pada konsentrasi 1,5 juta IJ/koloni dan 70,61% pada konsentrasi 1 juta IJ/koloni. 3. Nematoda Heterorhabditis
entomopatogen mempunyai
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
nematophilus Minimize the Secondary Invasion of Insect Carreases by Contaminating Bacteria ?. Nematologyca. 42:367-377.
patogenesitas yang tinggi terhadap rayap tanah Macrotermes sp. hingga mencapai 89,77%. 4. Pengendalian hayati menggunakan nematoda entomopatogen merupakan alternatif pengendalian rayap tanah yang aman dan ramah bagi lingkungan. 5. Keberhasilan teknik pengumpanan (baiting) bergantung pada : a. tingkah laku dan aktivitas jelajah rayap b. jenis dan daya tarik umpan yang digunakan c. penempatan umpan dilapang
(Djunaedy, A.)
Kaya,
H.K. and R. Gaugler. 1993. Entomopathogenic Nematodes in Biological Control. CRC Press, Boca Raton, Florida.
_________. and A.M. Koppenhofer. 1999. Biology end Ecology of Insecticidal Nematodes. p.1-8. In Workshop Proceedings : Optimal Use of Insecticidal Nematodes in Pest Management. Edited by S. Polavarapu, Rutgers University. Miles, C., C. Blethen, and R. Gaugler. 2000. Using Beneficial Nematodes For Crop Insect Pest Control. Farming West of the Cascades. Washington State University.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa untuk pengendalian rayap tanah Macrotermes sp. dilapang lebih efektif dilakukan dengan teknik aplikasi pengumpanan (baiting) dengan konsentrasi NEP 1,5 juta IJ/koloni.
Nandika, D., Soenaryo, dan A. Saragih. 1996. Kayu dan Pengawetan Kayu. Dinas Kehutanan DKI Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Chaerani, M. 1996. Nematoda Patogen Serangga. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Bogor, Bogor. Dhantarayana, W. dan I. Vitarana. 1987. Control of The Livewood Tea Termite Glyptotermes dilatatus Using Heterorhabditis sp. (nematode) Agricultural Ecology and Environmental. .Gaugler, R. 1993. Ecological Genetic of Enthomopatogenic Nematodes. p. 8995. Dalam Bedding, R., R. Akkhurst, and H. Kaya (eds.). Nematodes and The Biological Control of Insect Pest. CSIRO Australia. Jarosz, J. 1996. D O Antibiotic Compound Produced In Vitro by Xenorhabdus
__________. dan Y. Rismayadi. 1999. Ancaman Serangan Rayap Tanah Pada Tanaman Perkebunan. PAU Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor, Bogor. __________. 2001. Bencana Rayap : Berapa Pohon yang Harus Kita Babat Lagi Untuk Membangun ?. Terdapat pada : http://www.google.com. Diakses tanggal 18 Januari 2006. Pearce, M.J. 1997. Termites, Biology and Pest Management. CAB International, New York. Poinar, G.O.Jr. 1990. Taxonomy and Biology of Steinernematidae and Heterorhabditidae. Dalam Gaugler, R. and H.K. Kaya (eds.). Entomopathogenic Nematodes in Biological Control. CRC Press, Boca Raton, Florida.
126
Evektifitas Teknik Aplikasi.....
113 - 127
Rakhmawati, D. 1996. Prakiraan Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap pada Bangunan di Indonesia. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Rismayadi, Y. 2001. Dunia Kehidupan Rayap. Terdapat pada : http://www.google.com. Diakses tanggal 18 Januari 2006. Simoes,
N. 1996. Patogenecity of The Complex Steinernema carpocapsae – Xenorhabdus nematophilus : Molekular Aspect Related with Virulence. Bio. Sci. Technol. 6 : 73 – 83.
Sulistyanto, D. 1998. Entomotoksin Kompleks Nematoda Entomopatogen. Makalah Seminar. Universitas Jember, Jember. _____________. and R.U. Ehlers. 1996. Eficacy of The Entomopathogenic Nematodes Heterorhabditis megidis and H. bacteriophora for The Control of Grubs (P. hortocola and A. contaminatus) in Golf Course Turf. Biocon. Sci. and Technol. 6 :247-250. Woodring, J.L. and H.K. Kaya. 1988. Steinernematid and Heterorhabditid Nematodes : A Handbook of Biology and Technicues. Bull. 331:1-12. Arkansas Agriculture Experiment Station. Wouth, W.M. 1991. Steinernema (Neoplectana) and Heterorhabditis spp. p. 885-897. Dalam W.R. Nickle (eds.). Manual of Agricultural Nematology. Marcel Decker, Inc.
127
(Djunaedy, A.)