EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LASBUTAG (LAPIS ASBUTON AGREGAT) CAMPURAN HANGAT
TUGAS AKHIR
Diserahkan untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana Strata 1 (S1) di Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung
Oleh ROBBY DARMAWAN
GUNAWAN
(150 94 097)
(150 95 126)
Pembimbing: IR. RUDY HERMAWAN K., M.Sc., Ph.D IR. SONY SULAKSONO WIBOWO, MT
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2001
RINGKASAN EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LASBUTAG (LAPIS ASBUTON AGREGAT) CAMPURAN HANGAT, Robby Darmawan dan Gunawan, 2001, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung. Aspal Buton atau Asbuton tidak dapat langsung digunakan sebagai binderipengikat dalam campuran seperti aspal minyak. Asbuton membutuhkan modifier untuk meremajakan bitumen yang dikandung dalam asbuton. Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini bermaksud untuk mengevaluasi aspek teknis dan ekonomis penggunaan LASBUTAG (Lapis Aspal Buton Agregat) campuran hangat dan bertujuan untuk mendapatkan campuran optimum untuk LASBUTAG campuran hangat. Kemudian membandingkan kinerjanya dengan Draft Spesifikasi Revisi ke-4 LASBUTAG Campuran Hanngat, Juli 2000. Serta dilakukan analisis harga satuan pekerjaan untuk pelaksanaan LASBUTAG campuran hangat di lapangan dan dibandingkan dengan harga satuan pekerjaan LASTON. Beberapa batasan dipaparkan dalam ruang lingkup penelitian, namun hal-hal yang perlu ditekankan di sini adalah proses disain campuran sampai dengan penentuan kadar aspal optimum didasarkan pada Draft Spesifikasi Revisi ke-4 LASRUTAG Campuran Flangat, Juli 2000, asbuton yang digunakan adalah asbuton konvensional dari PT. Sarana Karya, Jakarta, dan evaluasi kinerja laboratorium LASBUTAG campuran hangat yang akan dilihat meliputi nilai VIM, VMA, VFB, stabilitas, kelelehan, dan Marshall Quotient. Hasil akhir yang dapat ditunjukkan dalam penelitian ini adalah LASBUTAG campuran hangat mencapai kinerja laboratorium yang optimum pada kadar asbuton 11,75% dan kadar asbuton modifier 6% dengan stabilitas Marshall sebesar 1475 kg. Dari harga stabilitas Marshall sebesar 1475 kg untuk campuran optimum diperoleh nilai koefisien kekuatan relatif lapisan permukaan (al) sebesar 0,45 ( menurut rumus pendekatan untuk metoda Illinois) dan sebesar 0,48 (menurut rumus pendekatan untuk metoda New Mexico). Nilai koefisien kekuatan relatif tersebut lebih besar dari nilai yang ada pada tabel koefisien kekuatan relatif Bina Marga yang dituangkan dalam SKBI-2.3.26.1987 yang hanya memuat nilai koefisien kekuatan relatif sampai dengan 0,40 untuk LASTON dengan stabilitas Marshall sebesar 744 kg. Tetapi penggunaan koefisien relatif yang lebih besar dari 0,45 untuk LASBUTAG campuran hangat perlu menunggu hasil penelitian yang lebih mendalam, teliti, dan menyeluruh. Stabilitas Marshall setelah benda uji campuran optimum direndam selama 4 hari pada suhu 49°C menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1204,7 kg. Bila dibandingkan dengan stabilitas Marshall awal, ternyata memberikan hasil sebesar 81,7%. Hasil tersebut memenuhi persyaratan minimal sebesar 80%. Dari hasil perhitungan harga satuan pekerjaan diperoleh harga satuan pekerjaan untuk LASTON sebesar Rp. 19.935,68 per meter persegi sedangkan untuk LASBUTAG campuran hangat harga satuan pekerjaan sebesar Rp. 17.149,21 per meter persegi. Harga satuan pekerjaan LASBUTAG campuran hangat lebih murah dari harga satuan pekerjaan LASTON karena harga asbuton dan modifier untuk membuat LASBUTAG lebih murah dibandingkan harga aspal minyak untuk membuat LASTON serta penggunaan AMP dan asphalt finisher yang lebih efisien. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai umur layan jalan dengan konstruksi LASBUTAG campuran hangat dan perlu dilakukan penelitian yang mendalam, teliti, dan menyeluruh mengenai koefisien kekuatan relatif lapisan untuk stabilitas Marshall LASBUTAG campuran hangat yang lebih dari 1000 kg.