RAPAT KOORDINASI YAYASAN DANA SEJAHTERA MANDIRI DENGAN MITRA KERJA
EVALUASI PROGRAM YAYASAN DAMANDIRI DATA SD. NOPEMBER 2013
OLEH: MADE ARE SUBRATA DEPUTI DIREKTUR PERENCANAAN & EVALUASI PROGRAM
YAYASAN DANA SEJAHTERA MANDIRI YOGYAKARTA, 15-17 JANUARI 2014
DAFTAR ISI HAL A.
LATAR BELAKANG
B.
PENYALURAN KREDIT PUNDI
………………………………………………
03
1. KARAKTERISTIK NASABAH …..…………………..... 04 a. b. c. d. e. f. g.
Nasabah Kelompok Peranan Perempuan Sektor Usaha Pendidikan Nasabah Pekerjaan Nasabah Umur Nasabah Persebaran Nasabah
2. REALISASI PERKEMBANGAN KREDIT a. b. c. d. C.
Realisasi Nasabah Aktif Realisasi Saldo Debit Realisasi Nasabah Kumulatif Rata-Rata Plafon per Nasabah
PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA............. 18 1. 2. 3. 4.
D.
............ 09
Pembentukan Posdaya Baru Perkuatan/Pengisian Posdaya Pemberian Penghargaan Rencana Kegiatan 2014
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN ............................... 25
LAMPIRAN-LAMPIRAN SLIDE PRESENTASI
2
EVALUASI PROGRAM YAYASAN DAMANDIRI DAN PERKEMBANGANNYA SD. NOPEMBER 2013 ___________________________________________________________________
A. LATAR BELAKANG. Maksud dan tujuan evaluasi ini adalah untuk memantau pelaksanaan program-program Yasasan Damandiri serta perkembangannya agar segala permasalahan yang ada segera dapat diselesaikan. Evaluasi ini mencakup program-program yang saat ini dikelola oleh Yayasan Damandiri seperti: program penyaluran kredit Pundi, dan pogram pembentukan & pengembangan pos pemberdayaan keluarga (POSDAYA). Dalam rangka mengembangkan program untuk membantu kelompok keluarga kurang mampu agar dapat meningkatkan kesejahteraannya serta mendorong terciptanya kegiatan ekonomi, sejak tahun 2000 Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) telah mengembangkan skim kredit PUNDI sebagai kelanjutan dari skim kredit TAKESRA/KUKESRA. Kerja sama telah ditandatangani antara Yayasan Damandiri dengan 35 Bank/BPD/BPR sebagai mitra kerja Yayasan, di mana Yayasan menempatkan dana pada Bank/BPD/BPR tersebut sebagai deposito dengan bunga tertentu yang telah disepakati dan Bank/BPD/BPR menyalurkan dana tersebut kepada debitur/nasabah dengan ketentuan dan aturan sesuai dengan Bank/BPD/BPR tersebut. Kerja sama tersebut berlaku selama 3-5 tahun, dengan tujuan agar Bank/BPD/BPR dapat menggulirkan dana tersebut secara terus menerus kepada masyarakat. Makin banyak masyarakat khususnya masyarakat kecil yang menikmati dana tersebut akan diharapkan tercapainya visi dan misi Yayasan. Semua itu untuk membantu keluarga kurang mampu yang mempunyai usaha ekonomi produktif baik perorangan maupun kelompok agar bisa mandiri dalam melaksanakan usaha untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui penyaluran kredit PUNDI. Penyaluran kredit PUNDI dengan sasaran keluarga kurang mampu/ miskin atau keluarga yang telah mempunyai usaha kecil atau usaha menengah yang mulai berhasil dan mereka ini diberikan dukungan pembinaan lanjutan dan pinjaman dana yang lebih besar. Bank/BPD/BPR yang ikut dalam kerja sama tersebut diatas adalah BPD DIY, BPD Jateng, Bank Jatim, BPD Bali, BPD NTB, BPD Sulut, BPD Sulsel, BPD Maluku, BPD NTT, BPD Kalsel, BPD Kalbar, Bank Bukopin, BPR Nusamba, BPR Artha Huda, BPR Yis Boyolali, BPR Bank Pasar Karanganyar, BPR Lombok Tengah, BPR BKK Wonogiri Kota dan BPR Purbalingga (BPR Artha Perwira dan BPR Syariah Buana Putra Perwira), BPR
3
Purwodadi, Perum Pegadaian, BPR Syariah Metro Madani Lampung, BPRS Parahiyangan, BPRS Sragen, BPR Klaten, Bank Bukopin Syariah Bandung, BPRS HIK Bekasi, Bank Bukopin Semarang (13 koperasi), Bank DKI, PD. Bank Pasar Boyolali, PD BPR BKK Demak Kota. Bank UMKM/Bank BPR Jatim dan BPR Wonosobo.
B. PENYALURAN KREDIT PUNDI 1. KARAKTERISTIK NASABAH Sejak diberlakukannya Sistem Audit Program Damandiri tahun 2001 sampai bulan laporan ini Nopember 2013, jumlah nasabah Pundi beserta anggota kelompoknya berjumlah 1.176.605 nasabah, sedangkan nasabah aktifnya berjumlah 148.825 nasabah. Berikut ini akan disajikan cirri-ciri nasabah Pundi baik dilihat dari tipe nasabah, peranan perempuan, sektor usaha, pendidikan, pekerjaan dan umur nasabah sebagai berikut:
a. Tipe Nasabah: Dari jumlah sebesar 1.176.605 nasabah (kumulatif) pada Nopember 2013 tersebut 56,7% adalah nasabah perorangan dan 43,3% merupakan nasabah kelompok dengan rata-rata kelompok sebanyak 7 orang. Jika dilihat perkembangan nasabah kelompok 6 tahun terakhir pada tahun 2008 30,7%, tahun 2009 meningkat menjadi 31,9%, tahun 2010 meningka menjadi 33,9% tahun 2011 meningkat menjadi 44,6% dan sampai dengan bulan laporan ini sedikit menurun menjadi 44,4%. Jika dilihat dari nasabah aktif dari jumlah nasabah sebesar 279.870 nasabah ada sebesar 60,1% merupakan nasabah kelompok. Perkembangan 5 tahun terakhir pada 2008 sebesar 35% meningkat terus meningkat menjadi 42,7% pada 2009, menurun menjadi 40,8% pada 2010 meningkat menjadi 79,5% pada tahun 2011 dan 2012 turun menjadi 60,1%.. Kenaikan nasabah kelompok sampai dengan 2009 karena adanya nasabah kelompok yang cukup besar dari Perum Pegadaian yang bergabung sejak 2008. Penurunan yang terjadi pada 2012 dan 2013 disebabkan karena penyaluran Pundi Krista oleh Perum Pegadaian dihentikan sejak 2011. Nas-Aktif
79,5
80,0 60,0 40,0
Nas-Kumul
35,030,7
42,7 31,9
40,8 33,9
2008
2009
2010
44,6
60,1 44,4
43,3 24,3
20,0 0,0 2011
2012
2013
4
Perkembangan nasabah kelompok pada bulan laporan ini jika dibandingkan dengan tahun yang lalu pada bulan yang sama, jika dilihat per Bank/BPD/BPR seperti terlihat pada lampiran 4.2 di mana BPR Bank UMKM, Yayasan Indra, BPD Bali menunjukkan peningkatan cukup tajam sedangkan Bank Sulut, BPR Purwodadi, dan BPR Sragen menunjukkan penurunan sedangkan Bank Jatim, Bengkulu Bank DKI, BPR Nusamba, BPR Lombok Tengah, Artha Huda, BPR Wonogiri, BPRS Parahiyangan, BPR Klaten, BPRS HIK Bekasi, BPR Boyolali, HIK Cileduk dan BPR Demak tidak ada nasabah kelompoknya.
b. Peranan Perempuan: Peranan perempuan dalam penyaluran kredit Pundi sampai dengan Nopember 2013 mencapai 55,2% dari jumlah nasabah kumulatif adalah nasabah perempuan sedangkan 44,8% nya adalah nasabah laki-laki. Dilihat dari nasabah aktif 31,3% adalah nasabah perempuan, 68,7% adalah nasabah laki-laki.
100 80 60
44,8 68,7
Laki-laki Perempuan
40 20
55,2 31,3
0 Nas-Aktif
Nas-Kumul
Peranan perempuan juga menunjukkan trend yang meningkat seperti terlihat pada grafik dibawah ini, dimana pada tahun 2008 jumlah nasabah perempuan ada sebanyak 45,1% dari seluruh nasabah kumulatif, dan 45,3% pada 2009, 46,8% pada tahun 2010, 59,5 pada tahun 2011 dan sampai dengan bulan laporan mencapai 58,5%. Dilihat dari nasabah aktif pada 2008 46,3%, pada 2009 meningkat sebesar 57,9%, pada 2010 ada penurunan menjadi 53,2% dan pada tahun 2011 meningkat tajam menjadi 82,8% dan pada tahun 2011 menurun menjadi 65,8%. Beberapa Bank yang memiliki nasabah perempuan yang cukup besar seperti Yayasan Indra, bank Bukopini dan BPR Bank UMKM. Penurunan terjadi pada jumlah nasabah pada BPR Purwodadi, Artha Huda dan Bak NTT. Perkembangan nasabah perempuan dapat dilihat pada lampiran 4.1.
5
Nas-Aktif
Nas-Kumul
100,0 82,8
80,0 60,0 40,0
46,345,1
57,9 45,3
53,2 46,8
59,5
65,8 58,5
55,2 31,2
20,0 0,0 2008
2009
2010
2011
2012
2013
c. Sektor Usaha: Dari perkembangan sector usaha dapat dilihat prosentase sektor usaha nasabah Pundi, jika dilihat dari nasabah kumulatif di mana sebagian besar atau 62,0% bergerak dibidang perdagangan, 8,8% bergerak dibidang pertanian dan peternakan, 14,2% dibidang jasa (jasa pendidikan, kesehatan, sosial, jasa perorangan & rumah tangga dan jasa lainnya), 3,9% dibidang industri pengolahan. Jika dilihat dari nasabah aktif 53,1% sektor perdagangan, 7,9% sektor pertanian, 19,1% jasa dan 2,1% industri.
Nas-Aktif 70
Nas-Kumulatif
62
60
53,1
50 40 30 19,1
20 10
7,9 8,8
2,1 3,9
0 Pertanian
14,2
Perdag
Industri
Jasa
6
d. Pendidikan: Dilihat dari nasabah kumulatif pendidikan nasabah umumnya SLTA (42,5%), SLTP (16,7%), SD (20,7), Akad/Sarjana (11,4%) dan lain-lain (termasuk yang tidak sekolah) sebesar (8,7%). Jika dilihat dari nasabah aktif SLTA (51,1%, SLTP (17,9%), SD (21,4%), Akad/Sarjana (6,2% dan lain-lain termasuk yang tidak sekolah (3,7%).
Nas-Aktif
Nas-Kumulatif
60 51,1
50
42,5
40 30 20
21,4 20,7
17,9 16,7
10
6,2
11,4 3,7
8,7
0 SD
SMP
SMA
Akad/Sar
Lainnya
e. Pekerjaan: Dilihat dari nasabah kumulatif pekerjaan nasabah pada umumnya bekerja sebagai wirausaha (63,4%), sebagai petani (6,1%), karyawan/karyawati swasta (6,6%), sebagai buruh (1,4%) dan lain-lain (22,1%). Jika dilihat dari nasabah aktif wirausaha (62,7%, sebagai petani (6,4%), karyawan swasta (7,0%), buruh 0,8% dan lain-lain (19,8%).
70 60 50 40 30 20 10 0
62,7 63,4
19,8 22,1 7
6,4 6,1 Wirausaha
Petani
6,6
Karyawan Nas-Aktif
0,8 1,4 Buruh
Lain2
Nas-Kumulatif
7
f. Umur Nasabah: Dilihat dari nasabah aktif umur nasabah pada umumnya berada pada kelompok umur 40-49 (33,1%), kemudian kelompok umur 30-39 (29,8%). Jika dilihat dari nasabah kumulatif tidak ada perbedaan yang signifikan.
29,8
33,1 59,3
20-29 30-39 40-49
26,2
50+
10,9
f. Persebaran Nasabah. Dari jumlah nasabah kumulatif sebanyak 1.176.605 orang, 70,7% ada di pulau Jawa, 7,3% di Bali/NTB/NTT, 9,3% di Sulawesi, 7,2% ada di Sumatra, 3,3% ada di Kalimantan dan di Maluku/Irja sebesar 2,2%. Dilihat dari nasabah aktif, 71,1% ada di jawa, Bali/NTB/NTT 5,2%, di Sumatra 11,4%, di Sulawesi 10,3%, di kalimantan 1,4% dan di Maluku/Irja 0,5%.
80
71,1
60 40 20 5,2
10,3
11,4
0 JAWA
BALI+
SULAW Nas-Aktif
SUM
1,4
0,5
KALIM
MLK+
Nas-Kumulatif
8
2. REALISASI DAN PERKEMBANGAN KREDIT Seluruh skim Pundi: Realisasi penyaluran kredit PUNDI dapat dilihat dalam beberapa indikator seperti prosentase jumlah plafon terhadap dana yang ditempatkan baik nasabah kumulatif (nasabah yang sudah melunasi kreditnya dan yang belum melunasi kreditnya) maupun nasabah yang masih aktif (nasabah yang belum melunasi kreditnya), ratarata plafon per nasabah, prosentase dana yang ada di masyarakat (baki debit atau saldo debit), rata-rata perkembangan kredit per bulan, perkembangan nasabah kelompok, dan perkembangan peranan perempuan.
Nop-12(M) 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 -2000
Nop-13(M)
12.282 10.490
2.838 2.320
970,4 903,9
1.431 1.186 -216-527
Dana
Salur_Kum
Salur-Akt
Saldo Debet
Sisa Dana
a. Realisasi Nasabah Aktif. (1). Realisasi Plafon nasabah yang masih aktif saat ini sampai dengan bulan laporan ini telah disalurkan dana sebesar Rp. 2.838,190 milyar kepada 148.825 nasabah dari dana yang ditempatkan sebesar Rp.903,9 milyar yang berarti dana telah bergulir sebanyak 3 kali (314%), dengan rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp. 19 juta. Pada lampiran-1.1 di mana 3 Bank realisasi plafon tertinggi yaitu BPR Metro Madani, BPR Nusamba dan Bank DIY serta 3 Bank terendah yaitu BPRS Parahiyangan, BPR Bank Sumsel, dan BPR Demak.
9
Rea-Plafon-Aktif (%) 1200
1140
1000
1020
800 591
600 400 200
35
0 Metro
Nusamba
DIY
14
Parah
10
Sumsel
Demak
(2). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu, plafon meningkat rata-rata 1,9% setiap bulannya yaitu dari Rp. 2.320,183 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp.2.838,190 milyar pada Nopember 2013. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan seperti Bank UMKM, BPR HIK Cileduk, Yayasan Indra dan penurunan terjadi pada BPR Demak Artha Huda dan BPR Boyolali seperti terlihat pada lampiran-1.2.
25 20 15 10 5 0 -5 -10
24,2 14
13,7
-4,7 UMKM
Cileduk
INDRA
Demak
-5,1
-5,1
Artha
Boyol
Rata2 Perkem Plafon Aktif (%)
(3). Dilihat dari rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp.19 juta di mana 3 Bank terrendah yaitu Yayasan INDRA, BPR bank Sumsel dan Atha Huda dan 3 Bank tertinggi yaitu Bank NTB, BPD Bali dan Bank Jatim, seperti terlihat pada lampiran-1.3. (4). Dilihat dari dana yang ditempatkan pada lampiran-3.2, 39,3% nya mempunyai rata-rata plafon antara 20-25 juta rupiah, dan hanya 7,8% mempunyai ratarata dibawah 10 juta rupiah. Jika dilihat dari jumlah nasabah, 45,9 % mempunyai rata-tata plafon 10-15 juta rupiah. Disamping itu 44,7% dari dari tenaga yang terlibat mempunyai plafon rata-rata antara 10-15 5 juta rupiah.
10
b. Realisasi Saldo Debit. (1). Saldo Debit atau Baki Debit merupakan dana yang ada di masyarakat. Pada lampiran-1.4 saldo debit terlihat ada kenaikan rata-rata 1,7% setiap bulannya yaitu dari Rp.1.186,708 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp. 1.431,044 pada Nopember 2013. BPR Cileduk, Yayasan Indra, dan Bank UMKM meningkat meningkat diatas 10%, sebaliknya BPR Artha Huda, BPR Demak dan BPR Boyolali menurun diatas 5% yang berarti pelunasan kredit yang dilakukan nasabah tidak diikuti dengan penambahan nasabah baru.
%-Saldo Debit 30 27,9 25 20 15,1 15 10 5 0 -5 -10 Cileduk INDRA
10,5
UMKM
-5,1
-5,8
-6,0
Artha
Demak
Boyol
(2). Saldo debit sebesar Rp. 1.431,044 milyar atau 158,3% dari dana yang ditempatkan sebesar Rp. 903,9 milyar atau telah melebihi dari dana ditempatkan (Rp. -527,144 milyar). Realisasi per bank dapat dilihat pada lampiran-2.4 secara ranking. Bank Jatim, Nusamba, Bank DIY, Metro Madani, Wonosobo, Klaten, HIK Cileduk, Yayasan INDRA, BPRS Sragen, BPR YIS, Bank UMKM, BPR Purbalingga, BPR Artha Huda, Bukopin Syariah Bandung, BPR Loteng, HIK Bekasi dan BPR Purwodadi, telah menyalurkan melebihi dari dana ditempatkan diatas 100%. Bank yang menjadi perhatian untuk lebih meningkatkan penyalurannya seperti, Bank Jateng, Bank DKI, BPR Bali, BPRS Parahiyangan, Bank Sulsel, Bank Maluku, BPR Boyolali, Bank NTT, Bank Kalbar, Bank Sulut, BPR Bank Sumsel dan BPR Demak di mana penyalurannya dibawah 50%. Dilihat dari besarnya dana yang masih ada di Bank dan belum tersalurkan terlihat pada lampiran-2.5 di mana Bank Susell Rp.10,4 milyar, Bank NTT Rp.12 milyar, BPD bali Rp.15,8 milyar, Bank Kalbar Rp.20 milyar, Bank Jateng Rp.40,1 milyar dan Bukopin Rp.144,2 milyar.
11
Sisa Dana (Milyar Rp) 200
144,0
100
-100
-141
-200
-251
-300 -400
40
20
0
-375 Jatim
Nusamba
DIY
Kalbar
Jateng
Bukopin
c. Realisasi Nasabah Kumulatif. (1). Secara kumulatif sejak tahun 2001 sampai dengan bulan Nopember 2013 telah disalurkan dana sebesar Rp. 12,282 trilyun kepada 1.176.605 nasabah dari dana yang ditempatkan sebesar Rp.903,9 milyar yang berarti dana telah bergulir sebanyak 13,6 kali lebih (1.358,9%), dengan rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp. 10,4 juta, lampiran 2.1. Pada lampiran tersebut, 3 Bank realisasi plafon tertinggi yaitu Nusamba, Bank DIY dan YIS dan 3 Bank terrendah yaitu BPRS Parahiyangan, Demak dan BPR Bank Sumsel. BPRS Parahiyangan baru dapat tambahan dana, Demak kurang dalam penyaluran sedangkan BPR Bank Sumsel baru menjadi mitra sejak Juni 2013. 3500
3360
3322
3000
2841
2500 2000 %Rea-Plafon
1500 1000 500
205
0 Nusamba
DIY
YIS
Parah
145
14
Demak
Sumsel
(2). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu plafon bertambah rata-rata 1,4% setiap bulan yaitu dari plafon sebesar Rp.10,490 trilyun pada Nopember 2012 menjadi Rp.12,283 trilyun pada Nopember 2013. Jika dilihat per Bank, Bank UMKM, Yayasan Indra dan Bank Jatimn meningkat dengan rata-
12
rata diatas 3% sedangkan BPR Klaten, Demak dan BPR Wonosobo hampir tidak ada peningkatan setiap bulannya, lampiran-2.2.
35 30
33,4
25
21,6
20 15 10 5
3,4 0,0
0 UMKM
INDRA
Jatim
0,0
Klaten
0,0
Demak Wonoso
Rata2 Perkemangan Plafon (%)
d. Rata-rata Plafon Per Nasabah. Dilihat dari rata-rata plafon per nasabah 3 Bank terrendah yaitu Yayasan Indra, BPR Bank Sumsel dan Perum Pegadaian dan 3 Bank tertinggi yaitu Bank NTB, Bank Sulseli dan Bank Jatim, seperti terlihat pada, lampiran-2.3
Rata2 Plafon per Nasabah (juta Rp) 50 42,1
40 30
29,5
31,4
NTB
Sulsel
20 10 0
1,9 INDRA
2,1 Sumsel
2,2 Pegad
Jatim
13
Realisasi Skim Pundi Sejahtera/Tabur Puja: Skim Pundi Sejahtera atau skim Tabur Puja merupakan skim kredit Pundi dengan plafon maksimal Rp. 2 juta per nasabah baik untuk nasabah kelompok maupun nasabah perorangan. Nasabah kelompok baik kelompok Posdaya maupun kelompok lainnya yang belum menjadi kelompok Posdaya. a. Realisasi Nasabah Aktif. (1). Realisasi Plafon nasabah yang masih aktif saat ini sampai dengan bulan laporan ini telah disalurkan dana sebesar Rp. 28,068 milyar kepada 23.828 nasabah. Dana yang ditargetkan sebesar 10% dari dana yang ditempatkan sebesar Rp.903,9 milyar yang berarti penyaluran dana untuk Tabur Puja baru terrealisir sebesar 3,1% saja. dengan rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp. 1,9 juta. Pada lampiran-1.1 di mana 3 Bank realisasi plafon tertinggi yaitu Yayasan Indra, Bank UMKM dan BPR Bank Sumsel.. Ada 10 Bank/BPR yang tidak menyalurkan Tabur Puja seperti: BPD Bali, Bank Jateng, Bank Sulut, Bank Sulsel, Bank DKI, BPR Metro Madani, Bukopin Syariah Bandung, BPRS HIK Cileduk, BPR Demak dan BPR Wonosobo. (2). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu, plafon meningkat rata-rata 3,5% setiap bulannya yaitu dari Rp. 19,790 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp.28,068 milyar pada Nopember 2013. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan seperti Bank UMKM, BPR HIK Bekasi, Yayasan Indra dan penurunan terjadi pada Bank DIY, Artha Huda dan BPR Boyolali seperti terlihat pada lampiran-1.2. (3). Dilihat dari rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp.1,9 juta di mana 3 Bank terrendah yaitu Bank Kalbar, BPR Purbalingga dan Bank Kalsel dan 3 Bank tertinggi yaitu Bank BPR Boyolali, Yayasan Indra dan BPR Wonogiri seperti terlihat pada lampiran-1.3.
b. Realisasi Saldo Debit. (1). Saldo Debit atau Baki Debit merupakan dana yang ada di masyarakat. Pada lampiran-1.4 saldo debit terlihat ada kenaikan rata-rata 5,4% setiap bulannya yaitu dari Rp.14,504 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp. 23,828 pada Nopember 2013. BPR Yis, Bank Kalsel, Yayasan Indra, dan Bank UMKM meningkat meningkat diatas 11%, sebaliknya BPR Artha Huda, BPR Karanganyar dan BPR Boyolali menurun diatas 6% yang berarti pelunasan kredit yang dilakukan nasabah tidak diikuti dengan penambahan nasabah baru.
14
(2). Saldo debit sebesar Rp. 23,828 milyar atau 2,3% dari dana yang ditempatkan sebesar Rp. 903,9 milyar yang berarti masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu 10% dati dana yang ditempatkan. Realisasi per bank dapat dilihat pada lampiran-2.4 secara ranking. Yayasan INDRA, Bank UMKM dan BPR Bank Sumsel di mana hanya Yayasan INDRA dan Bank UMKM yang telah mencapai target 10% dana ditempatkan.
c. Realisasi Nasabah Kumulatif. (1). Secara kumulatif sejak tahun 2001 sampai dengan bulan Nopember 2013 telah disalurkan dana sebesar Rp. 516,898 milyar kepada 366.241 nasabah dari dana yang ditempatkan sebesar Rp.903,9 milyar yang berarti dana telah disalurkan sebesar 57,4%, dengan rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp. 1,4 juta, lampiran 2.1. Pada lampiran tersebut, 3 Bank realisasi plafon tertinggi yaitu Yis, Artha Huda dan Yayasan INDRA dan 3 Bank terrendah yaitu Bank NTB, BPR Parahiayangan dan Bank Kalbar. (2). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu plafon bertambah rata-rata 0,4% setiap bulan yaitu dari plafon sebesar Rp.493,809 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp.516,898 milyar pada Nopember 2013. Jika dilihat per Bank, Bank UMKM, Yayasan Indra dan BPR Parayiangan meningkat dengan rata-rata diatas 8% sedangkan Bukopin Syariah Bandung, Bukopin Semarang dan BPRS HIK Cileduk hampir tidak ada peningkatan setiap bulannya, lampiran-2.2. d. Rata-rata Plafon Per Nasabah. Dilihat dari rata-rata plafon per nasabah 3 Bank terrendah yaitu Bank Kalbar, Bank Syariah Mandiri dan BPD Bali dan 3 Bank tertinggi yaitu Bank UMKM, INDRA dan Bank Bengkulu seperti terlihat pada, lampiran-2.3
Realisasi Skim Pundi Rakyat. Skim Pundi Rakyat merupakan skim kredit Pundi dengan plafon diatas Rp 2 juta sampai dengan Rp. 10 juta per nasabah baik untuk nasabah kelompok maupun nasabah perorangan. Nasabah kelompok baik kelompok Posdaya maupun kelompok lainnya yang belum menjadi kelompok Posdaya a. Realisasi Nasabah Aktif. (1). Realisasi Plafon nasabah yang masih aktif saat ini sampai dengan bulan laporan ini telah disalurkan dana sebesar Rp. 405,724 milyar kepada 66.960 nasabah yang berarti dana telah disalurkan sebanyak 44,9% darii dana
15
yang ditempatkan sebesar Rp.903,9 milyar dengan rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp. 6 juta. Pada lampiran-1.1 di mana 3 Bank realisasi plafon tertinggi yaitu Nusamba, BPR Wonosobo dan Metro Madani dan realisasi terrendah Bank Jateng, BPD Bali dan Bukopin Syariah Bandung. (2). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu, plafon meningkat sangat kecil sekali yaitu dari Rp. 403,946 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp.405,724 milyar pada Nopember 2013. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan seperti BPR Parahiyangan, BPR Cleduk dan Bank UMKM dan penurunan terjadi pada BPR Sragen, Bank NTT dan BPD Bali seperti terlihat pada lampiran-1.2. (3). Dilihat dari rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp.6 juta di mana 3 Bank terrendah yaitu Yayasan Indra, BPR Bank Sumsel dan Bank Bukopin dan 3 Bank tertinggi yaitu Wonosobo, Bank Jatim dan BPR Demak seperti terlihat pada lampiran-1.3.
b. Realisasi Saldo Debit. (1). Saldo Debit atau Baki Debit merupakan dana yang ada di masyarakat. Pada lampiran-1.4 saldo debit terlihat ada sedikit penurunan yaitu dari Rp.273,107 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp. 272,739 pada Nopember 2013. BPR Parahiyangan, Cileduk dan Bank UMKM meningkat diatas 2,9% sebaliknya BPR Artha Huda, BPD Bali dan BPR Boyolali menurun diatas 5% yang berarti pelunasan kredit yang dilakukan nasabah tidak diikuti dengan penambahan nasabah baru. (2). Saldo debit sebesar Rp. 272,379 milyar atau 44,9% dari dana yang ditempatkan sebesar Rp. 903,9 milyar yang berarti masih perlu ditingkatkan lagi realisasinya. Realisasi per bank dapat dilihat pada lampiran-2.4 secara ranking. Wonosobo, Nusamba dan Cileduk.
c. Realisasi Nasabah Kumulatif. (1). Secara kumulatif sejak tahun 2001 sampai dengan bulan Nopember 2013 skim Pundi Rakyat telah disalurkan dana sebesar Rp. 2.679,266 milyar kepada 537.453 nasabah dari dana yang ditempatkan sebesar Rp.903,9 milyar yang berarti dana telah disalurkan sebesar 296,4%, dengan rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp. 4,9 juta, lampiran 2.1. Pada lampiran tersebut, 3 Bank realisasi plafon tertinggi yaitu Yis, Artha Huda dan Nusamba dan 3 Bank terrendah yaitu Bank DKI, BPR Parahiayangan dan BPR Bank Sumsel. (2). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu plafon bertambah rata-rata 0,9% setiap bulan yaitu dari plafon sebesar Rp.2.416,931 milyar pada Nopember
16
2012 menjadi Rp.2.679,266 pada Nopember 2013. Jika dilihat per Bank, Bank UMKM, Boyolali dan Nusamba meningkat dengan rata-rata diatas 1,7% sedangkan Bukopin Semarang, Demak dan Wonosobor tidak ada peningkatan setiap bulannya, lampiran-2.2. d. Rata-rata Plafon Per Nasabah. Dilihat dari rata-rata plafon per nasabah 3 Bank terrendah yaitu Pegadaian, BPR Bank Sumsel dan Artha Huda dan 3 Bank tertinggi yaitu Bank Kalbar, Bank Syariah Mandiri dan BPR Wonosobo seperti terlihat pada, lampiran-2.3
Realisasi Skim Pundi Mandiri: Skim Pundi Mandiri merupakan skim kredit Pundi dengan plafon diatas Rp 10 juta sampai dengan Rp. 50 juta per nasabah baik untuk nasabah kelompok maupun nasabah perorangan. Nasabah kelompok baik kelompok Posdaya maupun kelompok lainnya yang belum menjadi kelompok Posdaya a. Realisasi Nasabah Aktif. (1). Realisasi Plafon nasabah yang masih aktif saat ini sampai dengan bulan laporan ini telah disalurkan dana sebesar Rp. 2.404,398 milyar kepada 67.117 nasabah yang berarti dana telah disalurkan sebanyak 266% dari dana yang ditempatkan sebesar Rp.903,9 milyar dengan rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp. 35,8 juta. Pada lampiran-1.1 di mana 3 Bank realisasi plafon tertinggi yaitu BPR Metro Madani, Nusamba, dan Bank Jatim dan realisasi terrendah Artha Huda, Maluku dan Demak. (2). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu, plafon meningkat 2,2% setiap bulannya yaitu dari Rp. 1.896,447 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp2.404,398 milyar pada Nopember 2013. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan seperti Bank Jatim, BPR Cleduk dan Bank UMKM dan penurunan terjadi pada BPR Artha Huda, Parahiyangan dan Demak terlihat pada lampiran-1.2. (3). Dilihat dari rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp.35,8 juta di mana 3 Bank terrendah yaitu Parahiyangan, Cileduk dan Artha Huda dan 3 Bank tertinggi yaitu Metro Madari, Bank Kalsel dan Bank Jatim seperti terlihat pada lampiran-1.3.
b. Realisasi Saldo Debit. (1). Saldo Debit atau Baki Debit merupakan dana yang ada di masyarakat. Pada lampiran-1.4 saldo debit terlihat ada kenaikan yaitu dari Rp.899,097 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp. 1.134,477 pada Nopember 2013. BPR
17
Bank Jatim, Cileduk dan Bank UMKM meningkat diatas 9% sebaliknya Bank Kalbar, Maluku dan Demak menurun diatas 5% yang berarti pelunasan kredit yang dilakukan nasabah tidak diikuti dengan penambahan nasabah baru. (2). Saldo debit sebesar Rp. 1.134,477 milyar atau 125,5% dari dana yang ditempatkan sebesar Rp. 903,9 milyar. Realisasi cukup tinggi terjadi pada Bak Jatim, DIY dan Metro Madani dan Sulut, Maluku dan Demak realisasi yang sangat rendah dan dapat dilihat pada lampiran-2.4 secara ranking.
c. Realisasi Nasabah Kumulatif. (1). Secara kumulatif sejak tahun 2001 sampai dengan bulan Nopember 2013 skim Pundi Mandiri telah disalurkan dana sebesar Rp. 9.086,560 milyar kepada 272.911 nasabah dari dana yang ditempatkan sebesar Rp.903,9 milyar yang berarti dana telah disalurkan sebesar 125,5%, dengan rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp. 33,3 juta, lampiran 2.1. Pada lampiran tersebut, 3 Bank realisasi plafon tertinggi yaitu DIY, Nusamba dan Metro Madani dan 3 Bank terrendah yaitu BPR Cileduk, Demak dan Maluku. (2). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu plafon bertambah rata-rata 1,7% setiap bulan yaitu dari plafon sebesar Rp.7.579,949 milyar pada Nopember 2012 menjadi Rp.9.086,560 pada Nopember 2013. Jika dilihat per Bank, Bank UMKM, Jatim dan Metro Madani meningkat dengan rata-rata diatas 2,37% sedangkan Klaten, Bukopin Semarang, dan Demak tidak ada peningkatan setiap bulannya, lampiran-2.2. d. Rata-rata Plafon Per Nasabah. Dilihat dari rata-rata plafon per nasabah sebesar Rp.33,3 juta, 3 Bank terrendah yaitu Cileduk, Artha Huda dan Parahiyangan dan 3 Bank tertinggi yaitu Bank Bukopin Syariah bandung, Bank Bukopin dan Bank Jatim seperti terlihat pada, lampiran-2.3
C. PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA. Dalam rangka ikut serta meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan pengentasan kemiskinan melalui pencapaian pembangunan millinium (MDGs), sejak empat tahun yang lalu Yayasan Damandiri telah mengembangkan program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) melalui lima pilar kekuatan pembangunan. Pertama, pemberdayaan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan komitmen, partisipasi dan kebangkitan menanggulangi
18
kemiskinan dan pembangunan keluarga secara mandiri melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya), Kedua, peningkatan dukungan komitmen dan fasilitasi jajaran pemerintah pusat dan daerah, melalui upaya sosialisasi Instruksi Presiden No. 13 tahun 2010 yang secara khusus ditujukan untuk mendorong peningkatan program pembangunan yang berkeadilan, Ketiga, peningkatan dukungan pemberdayaan keluarga melalui partisipasi perguruan tinggi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, utamanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya, Keempat, peningkatan dukungan lembaga perbankan melalui program financial inclusion dalam rangka peningkatan usaha mikro, kecil dan menengah yang makin adil dan peduli terhadap sesama, Kelima, peningkatan dukungan organisasi masyarakat terutama perusahan-perusahan besar dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS). 1. Pembentukan Posdaya Baru. Sampai bulan Nopember 2013 ini telah berhasil dibangun dan dikembangkan sebanyak 25.641 Posdaya, yang terdiri dari 15.323 posdaya KKN dan 10.318 posdaya non KKN. Tabel 5.1 menunjukkan perkembangan Posdaya jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang lalu telah meningkat sebanyak 7.693 Posdaya. Koordinator-kordinator yang meningkat cukup besar antara lain Koordinator Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Surabaya, UIN Maulana Malik.
PENUMBUHAN POSDAYA
Nop-12
Nop-13
30.000
25.641
25.000 20.000 15.000 10.000
17.948
15.323 8.709
9.239 10.318
5.000 0 KKN
NON KKN
TOTAL
19
Dalam upaya peningkatkan pengembangan Posdaya telah dilakukan berbagai kegiatan seperti pertemuan antara Yayasan Damandiri dengan berbagai pihak serta Observation Study Tour berbagai Pemda dan Perguruan Tinggi serta berbagai pelatihan. Dalam satu tahun terachir telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain: a. Observation Study Tour Posdaya. Pada tahun 2013 ini telah dilaksanakan pelatihan di Haryono Center sebanyak 25 angkatan dengan jumlah peserta 1.740 orang yang terdiri dari 958 perserta laki-laki (55%) dan 72 peserta perempuan (45%). b.
Pelatihan dan pembekalan KKN bagi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sekitar 8 Perguruan Tinggi baik di Jawa maupun Luar Jawa (Bengkulu, Jambi, Makasar, Lampung).
c.
Pelatihan Posdaya berbasis Masjid dengan bekerja sama dengan UIN Al Malik Ibrahim Malang, Matlaul Anwar Banten, IAIN Syekh Nurjajati Cirebon, UIN Alauddin Makasar.
d.
Pelatihan untuk penyiapan Sebtra Kulakan Posdaya (Senkudaya) dan Tabungan Pundi Sejahtera (Tabur Puja).
e.
Pengembangan Databasis Posdaya, pada tanggal 23 September 2013 telah dilakukan pelatihan pertama dalam rangka pengembangan databasis Posdaya. Pelatihan dilaksanakan di Universitas Trilogi, peserta pelatihan adalah petugas LPPM/LPM yang berada dibawah koordinasi Universitas Trilogi sebanyak 52 orang. Sampai Oktober 2013 telah dilatih sebanyak 411 petugas LPPM/LPM dari berbagai Universitas yang menjadi mitra Yayasan Damandiri.
2. Perkuatan Posdaya. Untuk memperkuat Posdaya yang telah ada diadakan pengisian kegiatan berbagai bidang dalam Posdaya melaui pelatihan seperti: a. Kegiatan pengembangan/pengisian Posdaya bekerja sama dengan Kementrian Perikanan dan Kelautan RI dan Sekolah Perikanan seperti: Pengolahan Hasil Budidaya dengan peserta 252 orang (7 kabupaten), Pembuatan Tahu dengan peserta 211 orang (15 kabupaten), Budi Daya
20
Rumput Laut dengan 96 orang (3 kabupaten), Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (Busmetik) dengan peserta 30 orang (1 kabupaten) dan Kerajinan Kreatif Pemanfaatan Daur Ulang di beberapa kabupaten. b. Sentra Kulakan Posdaya (Senkudaya) telah dibangun di 3 tempat yaitu Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Pacitan. Pengembangan Sentra Kulakan Posdaya akan dikembangkan di 8 lokasi yaitu Cilacap, Purbalingga, Brebes, Indramayu, Bandung Barat, Bekasi, Malang dan Pacitan. Masing-masing kabupaten direncanakan 15 Posdaya dengan 1.500 anggota. Partisipasi masyarakat diharapkan 12.000 anggota yang terlibat dalam Senkudaya. c. Pelaksanaan Tabur Puja di wilayah Jabotabek yang dikelola oleh Koperasi INDRA dengan cakupan 27 Posdaya dengan 3.800 nasabah. Sasaran pengembangan Tabur Puja melalui Koperasi Primer di 8 lokasi yang terintegrasi dengan lokasi Senkudaya
2. Pemberian Penghargaan. Dalam rangka memperingati ulang tahun ke 18 Damandiri pada 15 Januari 2014, beberapa kegiatan yang telah dan akan direncanakan antara lain adalah: (1). Memberikan penghargaan kepada Bupati/Walikota dan Camat serta Lurah/Kepala Desa yang telah memberikan komitmen tinggi dan berhasil dalam kerjasama serta kontribusinya dalam programprogram pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. (2). Memberikan penghargaan kepada Perguruan Tinggi/ Universitas yang telah memberikan komitmen tinggi dan berhasil dalam kerjasama serta kontribusinya dalam membangun dan mengembangkan Posdaya. (3). Memberikan penghargaan kepada Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan lainnya yang telah memberikan komitmen tinggi dan berhasil dalam kerjasamanya dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan modal untuk pemberdayaan usaha mikro.
21
(4). Memberikan penghargaan kepada Dosen, Mahasiswa dan tokoh-tokoh perorangan lainnya yang telah berhasil dalam kerjasamanya dalam membangun dan mengembangkan Posdaya.
4. Rencana Kegiatan 2014. Dalam tahun 2014 Yayasan Damandiri akan melanjutkan program-program dan kegiatan yang sudah berjalan dengan lebih memperluas jangkauan dan cakupannya disertai dengan upaya untuk meningkatkan dan memantapkan capaian-capaian yang sudah ada. Dalam kaitan ini Yayasan Damandiri melalui upaya-upaya inisiasi menggerakkan masyarakat sebanyak 1,7 juta keluarga prasejahtera menjadi keluarga sejahtera sesuai dengan sasaran Millenium Development Goals (MGs). Program dan kegiatan secara garis besar terdiri dari : a. Sasaran Program Penyaluran Kredit Mikro dan Kecil; b. Sasaran Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia; c. Sasaran Program Pendukung, Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi. . (1) Sasaran Program Penyaluran Kredit Mikro dan Kecil Program yang telah menunjukkan hasil yang sangat memadai ini akan terus dikembangkan dan meningkatkan Damandiri Mikro Finance (DMF) yang terdiri atas 3 skim, yaitu: Kredit Pundi Mandiri, Kredit Pundi Rakyat dan Kredit Pundi Sejahtera yang dulu dikenal sebagai Tabungan dan Kredit Kesejahteraan Rakyat (Takesra dan Kukesra). (a). Kredit Pundi Mandiri: Kredit ini diberikan kepada Pengusaha Kecil yang telah mampu menyediakan syarat-syarat yang diminta oleh perbankan. Kredit pundi diberikan dengan bunga yang sedikit lebih rendah dari bunga yang berlaku dipasaran. Untuk tahun 2014 ini direncanakan akan ditempatkan dana sebesar Rp. 224,8 Milyar di perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Program kredit pundi tersebut direncanakan akan dapat melayani sekitar 65.000 orang pengusaha kecil dan mikro dengan plafon sebesar Rp.2,6 trilyun dengan rata-rata plafon antara 10-50 juta per nasabah.
22
(b). Kredit Pundi Rakyat. Kredit ini diberikan kepada pengusaha-pengusaha kecil yang belum mampu menyediakan persyaratan yang diminta oleh pihak perbankan, terutama agunan. Kredit Pundi Rakyat tersebut akan disalurkan melalui: BPR, BPD dan Koperasi. Dana yang akan di tempatkan berjumlah Rp.479,1 Milyar dan diberikan kepada 70.000 orang dengan rata-rata plafon antara 3-10 juta per nasabah. (c). Kredit Pundi Sejahtera atau Tabur Puja. Pada dasarnya Kredit Pundi Sejahtera merupakan program lama yang pada tahun 2000 dikenal dengan Kukesra dan Takesra yang dihentikan dan diganti dengan Kredit Pundi dan Kredit Pundi Kencana. Namun pengalaman di lapangan selama ini menunjukkan perlunya program ini dihidupkan kembali, karena keluarga-keluarga prasejahtera yang menjadi pengusaha mikro usahanya belum layak dan tidak memiliki agunan. Untuk mengatasi hal tersebut maka para pengusaha Mikro tersebut dikelompokkan dalam kelompok tanggung renteng. Kelompok – kelompok itulah yang kemudian mengakses kepada Lembaga Perbankan dan Lembaga Keuangan lainnya. Kredit ini diberikan melalui bank seperti: Bukopin, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank DIY, Bank UMKM, BPR dan Koperasi. Untuk tahun 2014 diharapkan akan ada 36.000 nasabah Pundi Sejahtera/Tabur Puja dengan dana yang disediakan sebesar Rp. 200 Milyar. Dari dana yang ditempakan mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya maka diharapkan pencapaian nasabah akan dapat dicapai lebih dari yang ditargetkan.
Realisasi-2013 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0
67.117 65.605
Target-2014
69.171 66.950
20.814 14.758
Pundi Mandiri
Pundi Rakyat
Pundi Sejahtera
23
(2). Sasaran Program Pemberdayaan SDM Pembentukan dan Perkuatan Posdaya Dalam tahun 2014, ini direncanakan akan dibentuk dan dikembangkan 12.000 Posdaya baru serta perkuatan/pengisian sebanyak 10.000 posdaya lama. Pembentukan Posdaya baru diantaranya dibentuk dengan bekerja sama dengan Universitas/Perguruan Tinggi melalui KKN Tematik Posdaya yang melibatkan 50 ribu mahasiswa, 2.500 Dosen Pembinbing Lapangan (DPL), dan 1.000 petugas lapangan fungsional. Disamping itu juga melibatkan 1.000 mahasiswa relawan dari 200 Perguruan Tinggi. Sedangkan 4.000 posdaya diantaranya akan dibentuk melalui Pemerintah Daerah/Non KKN yang dibentuk oleh 30 Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah tersebut akan melibatkan SKPD terkait dan 1.000 penyuluh lapangan.
Posdaya (Realisasi dan Target) 30.000
25.807
25.000 20.000 12.000
15.000 10.000 5.000 0 Realisasi-2013 (Kum)
Target-2014
(3). Program – Program Kegiatan Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut di atas, Yayasan Damandiri akan tetap melanjutkan kegiatan – kegiatan yang selama ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi, advokasi, sinergi, inisiasi dan harapan (KASIH). Mengingat bahwa program-program Yayasan tersebut merupakan gerakan masyarakat, maka kegiatan tersebut akan dilakukan bersama-sama dengan mitra-mitra yaitu Pemerintah baik Pusat maupun daerah, Perguruan Tinggi, 24
Perbankan dan Lembaga Keuangan, Perusahan-perusahaan besar, baik yang dimiliki negara atau swasta, organisasi-organisasi masyrakat.Dalam hubungan ini, maka kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk tahun 2014 meliputi kegiatan sosialisasi, pelatihan-pelatihan keterampilan dan monitoring serta evaluasi (monev) bekerja sama dengan 200 Perguruan tinggi, 30 Pemkab/Pemkot, dan orsos lainnya. Disamping itu direncanakan untuk melakukan kegiatan OST (Obervation Study Tour) sebanyak 60 kegiatan OST.
D. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan hal-hal pokok yang perlu ditindaklanjuti mengenai perkembangan realisasi kredit maupun perkembangan program POSDAYA sebagai berikut:
1. Perkembangan Kredit PUNDI. a.
Secara keseluruhan dana yang telah ditempatkan pada Bank/BPD/BPR telah meningkat dari Rp.892,8 milyar pada tahun 2008 menjadi Rp.947,9 milyar pada tahun 2009, Rp.945,8 milyard pada tahun 2010 dan Rp. 954,8 milyar pada tahun 2011, Rp. 970,4 milyar pada tahun 2012 dan Rp. 903,9 milyar pada tahun 2013.
b.
Plafon aktif meningkat dari Rp.2,320 triliun pada 2012 menjadi Rp.2,838 triliun pada 2013 (1,9%/bulan). Nasabah aktif meningkat dari 129.774 orang pada 2012 menjadi 148.825 orang pada tahun 2013 (1,2%/bulan).
c.
Plafon kumulatif meningkat dari Rp.10,490 triliun pada 2012 menjadi Rp. 12,282 triliyun pada tahun 2013 (1,4%/bulan). Nasabah kumulatif meningkat dari 1.081.237 orang pada tahun 2012 menjadi 1.176.605 orang pada tahun 2012 (0,7%/bulan).
d.
Saldo debit juga meningkat dari Rp.1.186 triliyun pada 2012 menjadi Rp.1.431 triliyun pada tahun 2013 (1,7%/bulan)
e.
Meskipun telah terjadi pengingkatan secara keseluruhan, namum masih ada beberapa Bank/BPD/BPR yang saldo debitnya di bawah 50% dari dana yang ditempatkan seperti Bank Jateng, Bank DKI, BPR Bali, BPRS Parahiyangan, Bank Sulsel, Bank Maluku, BPR Boyolali, Bank NTT, Bank Kalbar, Bank Sulut, BPR Bank Sumsel dan BPR Demak (Lampiran-2 kolom 14). Kepada Bank tersebut sangat diharapkan untuk meningkatkan penyaluran kreditnya.
25
f.
Mendoromg Bank untuk merangsang program “Financial Inclusion” dengan gerakan sadar menabung melalui skim kredit Pundi Sejahtera atau Tabur Puja dengan plafon maksimal Rp 2 juta per orang melalui kolompok Posdaya dan koperasi. Pada tahun 2014 akan dapat disalurkan kepada 20.000 orang nasabah.
2. Perkembangan Program POSDAYA. g.
Perkembangan Posdaya pada 2013 telah meningkat menjadi 25.807 poadaya di mana tahun 2012 sebanyak 17.948 Posdaya. Pengembangan Posdaya baik melalui KKN Tematik Posdaya maupun melalui Pemda atau masyarakat lainnya masih perlu ditingkatkan lagi dengan bekerja sama dengan Universitas dan Pemerintah Kapupaten/Kota. Pada tahun 2014 dharapkan akan dapat dibentuk sebanyak 12.000 Posdaya: 8.000 Posdaya melalui KKN Tematik dan 4.000 Posdaya non-KKN atau melalui PEMDA atau masyarakat lainnya.
Demikianlah beberapa hal pokok mengenai evaluasi penyaluran kredit pada Bank/BPD/BPR, perkembangan program POSDAYA berdasarkan atas data yang masuk sampai dengan bulan Nopember 2013, untuk dapat ditindaklanjuti seperlunya.
26