EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BRANTI RAYA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh : Rohyani, Herpratiwi, Sulton Djasmi FKIP Unila Jl. Prof. Sumantri Brodjonegoro no. 1 Bandar Lampung e-mail :
[email protected] HP : 085380225533
Abstrak : Evaluasi Program Pembelajaran Tematik Pada Sekolah Dasar Negeri 2 Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) komponen konteks: latar belakang dan tujuan program pembelajaran tematik, (2) komponen input: kualifikasi dan kompetensi guru serta sarana dan prasarana pembelajaran, (3) komponen proses: perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran tematik; dan (4) komponen produk: aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian menggunakan metode evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product), dilakukan di SD Negeri 2 Branti Raya dengan subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru dan seluruh Siswa Kelas III. Data dikumpulkan melalui berbagai instrumen penelitian dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Penelitian evaluasi konteks menunjukkan adanya relevansi dan hubungan yang kuat antara latar belakang pelaksanaan program pembelajaran tematik dengan tujuan program berdasarkan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 41 Tahun 2007 dan Permendikbud No. 65 Tahun 2013. Hasil input diketahui bahwa guru telah memenuhi kualifikasi akademik namun belum memenuhi kompetensi-kompetensi guru sesuai dengan harapan berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dan BSNP versi 6.0. 11 Tahun 2008 Kerangka Indikator untuk Pelaporan Pencapaian Standar Nasional Pendidikan: Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Sarana dan prasarana juga tidak memenuhi kriteria yang diharapkan. Hasil proses menunjukkan bahwa perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran tematik tidak maksimal dan masih perlu ditingkatkan lagi dan hal ini sejalan dengan hasil produk berupa aktivitas dan hasil belajar yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Kata kunci: evaluasi, CIPP, program pembelajaran tematik Abstract : Evaluation Of Thematic Learning Program At SD Negeri 2 Branti Raya Natar District South Lampung Regency. The aims of research are to describe (1) context component : background and purpose of thematic learning program, (2) input component : qualification, teacher’s competence and facilities of learning, (3) process component : planning, implementation of thematic learning program ; and (4) product component : activity and students achievement. This research used evaluation (Context, Input, Process and Product) which is done at SD Negeri 2 Branti Raya. Subject of research are head master, teacher and all of students III. Data was collected by research instrument and it was analyzed by quantitative descriptive. The result of research at contextual
2
evaluation shown there is relevance and correlation between implementation of thematic learning program background and program orientation based on UU No. 20, 2007 and Rules Of National Education Minister RI No. 41, 2007 and No. 65, 2013. Input result was known that the teacher have academic qualification however it doesn’t fill teacher’s competence which is suitable for Rules Of National Education Minister RI No. 16, 2007 and BSNP versi 6.0, 11, 2008 indicator design to Standard Achievement Of Educational Minister Report : academic qualified Standard and Teacher’s Competence. Facilities and infrastructures do not fill the criteria. Process result shown that planning and implementation of thematic learning program is not optimal and it could be increased through result product which is activity and achievement that have not yet reached the goal of learning. Keyword: CIPP, evaluation, thematic learning program
PENDAHULUAN
merupakan
Latar Belakang Penelitian
mengantisipasi
Undang-Undang Nomor 20 tahun
masa depan. Pendidikan hendaknya
2003
Pendidikan
melihat dan memikirkan apa yang
bahwa
akan dihadapi peserta didik di masa
berfungsi
yang akan datang dan tidak hanya
tentang
Nasional
Sistem
menyebutkan
pendidikan
nasional
mengembangkan
kemampuan
proses
yang
dan membicarakan
dan
mempersiapkan para siswanya untuk
membentuk watak serta peradaban
suatu profesi atau jabatan, tetapi
bangsa
yang
untuk
rangka
mencerdaskan
bermartabat
dalam
kehidupan
bangsa.
masalah-
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pencapaian
tujuan
pendidikan
nasional tersebut, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan
perbaikan-
peningkatan
mutu
pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan formal di sekolah terus-menerus idealnya
dilakukan
pendidikan
tidak
karena hanya
berorientasi pada masa lalu dan masa kini,
menyelesaikan
tetapi
sudah
seharusnya
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, terjadi maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar (SD)/Madrasah Ibtida’iyah (MI) yakni kelas satu, dua dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam model pembelajaran pembelajaran
terpadu tematik
melalui yang
merupakan salah satu dari model
2
pembelajaran inovatif, konstruktif dan
Pembelajaran
tematik
lebih
progresif.
menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu
Proses belajar para peserta didik kelas 1, 2 dan 3 SD/MI adalah termasuk proses belajar anak usia dini. Maka penerapan
pembelajaran
tematik
(kurikulum tematik) sangat penting. Apalagi, anak-anak yang masih duduk di kelas 1, 2 dan 3 tersebut bukan dituntut atau
menghafal
fakta
konsep-konsep
belaka,
melakukan
tetapi
kegiatan
harus untuk
menghubungkan konsep-konsep agar menghasilkan pemahaman yang lebih utuh,
mereka
mengkontruksi
pengetahuan melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan yang dilalui setiap hari, baik di sekolah maupun luar sekolah dan hal itu bisa dilakukan dengan pembelajaran
tematik.Pembelajaran
tematik sebagai model pembelajaran termasuk
salah
satu
tipe/jenis
daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006:5).
(learning by doing) pada kelas tinggi dan pada kelas rendah penerapan konsep
belajar
sambil
bermain
(learning by playing). Oleh karena itu,
guru
perlu
mengemas
atau
merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar
siswa.
Tetapi
pada
kenyataannya pembelajaran tematik juga memiliki kendala-kendala seperti masih banyak guru yang masih bingung dengan pembelajaran tematik walaupun sudah dilaksanakan dari tahun 2002 tapi masih banyak yang salah persepsi mengenai pembelajaran tematik ini. Ironisnya pemerintah Indonesia
khususnya
pendidikan menerapkan
meminta
guru
pembelajaran
dinas untuk tematik
tetapi penilaian akhir terutama di rapor belum terpikirkan lebih detail. Sehingga guru menjadi kebingungan dan banyak yang kembali pada model fragmented. pendidikan
Sayangnya yang
mensosialisasikan
terkait
instansi dalam
pembelajaran
tematik sepertinya hanya tahu sedikit tentang
pembelajaran tematik ini,
banyaknya diantara guru yang tidak
3
mengetahui
cara
menerapkannya,
belajar serta media yang belum
ataupun cara melakukan penilaian
diberdayakan secara maksimal oleh
dalam
Sedangkan
lembaga maupun para pendidik untuk
pengawas juga hanya mengevaluasi
mencari informasi yang berkaitan
secara administratif dan tidak secara
dengan
akademik
tematik, sehingga berimbas kepada
pembelajaran.
dalam
program
pembelajaran tematik.
pelaksanaan
tidak
pembelajaran
tercapaianya
tujuan
pembelajaran yang maksimal. Permasalahan-permasalahan tersebut juga terjadi di Sekolah Dasar Negeri 2
Memperhatikan
Branti
Natar
tersebut, perlu kiranya dicari solusi
Lampung Selatan, pengetahuan guru
dari pihak eksternal agar diperoleh
masih kurang mengenai pembelajaran
informasi
tematik,
Raya
Kecamatan
dalam
penyediaan penilaian
komprehensif, dievaluasi
tentang
pelaksanaan
kaitan
dengan
pembelajaran tematik di kelas III
dan
prosedur
Sekolah Dasar Negeri 2 Branti Raya
teknik dan
permasalahan
pengukuran
yang
dengan
sehingga
perlu
memberikan rekomendasi
tentang
program
tematik
keberhasilannya.
harapan
akan
pembelajaran
dapat
Permasalahan lain yang juga muncul,
sehingga program tersebut akan lebih
yaitu masih kurangnya koordinasi
baik.
antar guru jika materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda dan
Kajian Pustaka
adanya beberapa guru yang kurang
Program Pembelajaran Tematik
percaya diri untuk mengemas dan mengembangkan materi. Guru belum paham
mengenai
mengembangkan
cara
model
dalam
pembelajaran tematik seperti jaring laba-laba/model
terjala
(webbed
model).
asas
serta
usaha
(dalam
ketatanegaraan, perekonomian, dsb) yang akan dijalankan (Depdiknas, 2007:897). Tayibnapis
Sedangkan (2008:9),
menurut
mengartikan
program sebagai segala sesuatu yang
Kondisi ini ditambah dengan masih belum
Program adalah rancangan mengenai
memadainya
sarana
dan
prasarana penunjang dan sumber
dilakukan seseorang dengan harapan
4
akan
mendatangkan
hasil
atau
adalah model pembelajaran terpadu
pengaruh.
yang
Pembelajaran merupakan salah satu
mengaitkan beberapa mata pelajaran
bentuk program, karena pembelajaran
sehingga
yang baik memerlukan perencanaan
pengalaman bermakna kepada siswa
yang matang. Selain itu, pelaksanaan
(Depdiknas,
pembelajaran
pembelajaran terpadu diungkapkan
melibatkan
berbagai
menggunakan
tema
dapat
untuk
memberikan
2006:5).Istilah
orang, baik guru maupun siswa,
oleh
memiliki keterkaitan antara kegiatan
2011:82), mengatakan: “Pembelajar
pembelajaran
terintegrasi
yang
satu
dengan
Collins
(dalam
terjadi
Trianto,
ketika
sebuah
kegiatan pembelajaran yang lain,
peristiwa atau eksplorasi autentik dari
yaitu untuk mencapai kompetensi
sebuah
bidang studi yang pada akhirnya
pendorong dalam kurikulum. Dengan
untuk
pencapaian
berpartisipasi dalam peristiwa atau
kompetensi lulusan, serta berlangsung
eksplorasi autentik, siswa belajar
dalam sebuah lembaga atau instansi.
proses dan isi (materi) yang berkaitan
mendukung
dengan Pembelajaran adalah pengembangan
topik
wilayah
menjadi
faktor
kurikulum
pada
waktu yang bersamaan”.
pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada diri seseorang saat individu
Adapun menurut Sukandi, dkk (2001:
berinteraksi dengan informasi dan
3),
lingkungan.
(2004:4)
dasarnya
dimaksudkan
sebagai
pembelajaran
kegiatan
mengajar
dengan
mengatakan
Yunanto bahwa
pembelajaran
terpadu
pada
merupakan pendekatan belajar yang
memadukan materi beberapa mata
memberi ruang kepada anak didik
pelajaran dalam satu tema. Dengan
untuk berperan aktif dalam kegiatan
demikian,
belajar.
belajar mengajar dengan cara ini
pelaksanaan
kegiatan
dapat dilakukan dengan mengajarkan Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis pembelajaran
daripada terpadu.
model Istilah
pembelajaran tematik pada dasarnya
beberapa materi pelajaran disajikan tiap
pertemuan.Pembelajaran
terpadu/tematik menawarkan modelmodel pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan
5
penuh
makna
bagi
siswa,
baik
Model
aktivitas formal maupun informal.
Evaluasi
Program
CIPP CIPP merupakan singkatan dari
Berdasarkan pengertian tersebut di
Context, Input, Process and
atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran
Product. Model evaluasi CIPP
tematik
merupakan
pembelajaran
memadukan
beberapa
dikembangkan oleh National
yang
Study Committee on Evaluation
materi
of Phi Delta Kappa. Model
pembelajaran dari berbagai standar
evaluasi
kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yakni
penentuan
berdasarkan
keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tema dan masalah yang dihadapi.
pembelajaran
tematik
adalah rancangan atau perencanaan satu unit atau kesatuan kegiatan yang berkesinambungan pembelajaran
dalam
yang
proses
menggunakan
tema dalam mengaitkan beberapa mata
pelajaran
memberikan bermakna memiliki
sehingga
dapat
pengalaman
yang
kepada tujuan,
siswa, dan
yang
melibatkan
sekelompok orang (guru dan siswa) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
oleh
Stuflebeam pada tahun 1960. Model
evaluasi
secara
CIPP
dilakukan
komprehensif
untuk
memahami
aktivitas-aktivitas
program mulai dari munculnya ide program sampai pada hasil yang dicapai setelah program dilaksanakan. Model evaluasi CIPP dilaksanakan
Berdasarkan definisi di atas, maka program
dikembangkan
secara sistematis untuk mengevaluasi apakah program telah dilaksanakan dengan langkah-langkah yang benar. Evaluasi konteks dilakukan untuk melihat
kembali
pertimbangan-
pertimbangan yang mendasari sebuah program diusulkan sehingga diketahui apakah
program
yang
diusulkan
sesuai dengan kebutuhan dan apakah tujuan
program
sesuai
untuk
memenuhi kebutuhan. Evaluasi input dilakukan untuk mempelajari apakah perancangan
program
telah
mempertimbangka sumber daya yang sudah
tersedia.
Evaluasi
proses
6
dilakukan untuk mempelajari apakah
1. Proses
perencanaan
program
pelaksanaan program sudah sesuai
pembelajaran tematik di Sekolah
dengan rencana. Evaluasi produk
Dasar Negeri 2 Branti Raya.
dilakukan untuk mengetahui apakah
2. Proses
pelaksanaan
program
tujuan program telah tercapai dengan
pembelajaran tematik pada siswa
baik.
di Sekolah Dasar Negeri 2 Branti Raya.
Tujuan Penelitian
Produk
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
1. Aktivitas belajar siswa kelas III di
tujuan dari penelitian ini adalah
Sekolah Dasar Negeri 2 Branti
mendapatkan informasi tentang:
Raya.
Konteks
2. Hasil belajar siswa kelas III di
1. Latar belakang Sekolah Dasar Negeri
2
Branti
menyelenggarakan
Raya
program
Raya.
program
pembelajaran tematik. 2. Tujuan
Sekolah Dasar Negeri 2 Branti
pembelajaran
METODE DAN HASIL PEMBAHASAN
tematik di Sekolah Dasar Negeri 2
Metode Penelitian
Branti Raya.
Model penelitian yang digunakan adalah
Input 1. Kesesuaian
kualifikasi
dan
kompetensi guru dengan program pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 2 Branti Raya. 2. Ketersediaan dan ketepatan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyelenggaraan program pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 2 Branti Raya sesuai dengan kriteria.
model
komponen
CIPP,
evaluasi
diteliti
meliputi: (1) komponen konteks: latar belakang
dan
tujuan
program
pembelajaran tematik, (2) komponen input: kualifikasi dan kompetensi guru serta sarana dan prasarana pembelajaran, (3) komponen proses: perencanaan
dan
pelaksanaan
program pembelajaran tematik; dan (4) komponen produk: aktivitas dan hasil belajar siswa.
Proses
yang
dengan
7
Penelitian dilakukan di SD Negeri 2
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
Branti Raya dengan subjek penelitian
menantang, dan memotivasi peserta
adalah Kepala Sekolah, Guru dan
didik untuk berpartisipasi aktif, serta
seluruh
Data
memberikan ruang yang cukup bagi
berbagai
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
instrumen penelitian dan dianalisis
sesuai dengan bakat, minat, dan
secara deskriptif kuantitatif.
perkembangan fisik serta psikologis
Hasil Pembahasan Penelitian
peserta didik.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang
Pencapaian hasil belajar yang tidak
dilakukan diketahui bahwa aktivitas
maksimal juga tidak sesuai dengan
belajar dan hasil belajar siswa yang
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
merupakan
2005
Siswa
dikumpulkan
Kelas
III.
melalui
produk
dari
evaluasi
tentang
Standar
Nasional
program pembelajaran tematik tidak
Pendidikan yang menyatakan bahwa
tercapai dengan maksimal. Hal ini
standar kompetensi lulusan adalah
dapat kita lihat dari tabel 4.8 nilai
kualifikasi kemampuan lulusan yang
aktivitas belajar dalam mengajukan
mencakup sikap, pengetahuan, dan
pertanyaan
(tidak
aktif),
keterampilan.
pendapat
hanya
menimbulkan pertanyaan, mengapa
5.53% (tidak aktif), siswa tidak
aktivitas dan hasil belajar di SD
memiliki keberanian atau motivasi
Negeri 2 Branti Raya tidak tercapai
untuk bertanya atau mengemukakan
dengan maksimal?
pendapat. Kemudian pada tabel 4.9
Hasil wawancara bersama Kepala
berdasarkan rata-rata hitung dari 3
SDN
kelas, siswa yang tuntas 45.8% dan
keterangan
yang belum tuntas 54.2%.
melatarbelakangi
0%
mengemukakan
2
Uraian
Branti
Raya
bahwa
di
atas
diperoleh
alasan
yang sekolah
menyelenggarakan program tersebut Hal ini tidak sejalan dengan lampiran
adalah
Peraturan
kurikulum
Menteri
Pendidikan
mengikuti dari
perkembangan pemerintah
dan
Nasional No. 41 Tahun 2007 yang
mengikuti aturan-aturan yang berlaku
menyatakan
proses
demi tercapainya tujuan pendidikan
satuan
nasional.
pembelajaran
bahwa pada
setiap
pendidikan dasar dan menengah harus
dikemukakan
Alasan
lain
sesungguhnya
yang telah
8
sesuai
dengan
kebutuhan
teori
Sesungguhnya
latar
belakang
pembelajaran tematik, dimana faktor
pelaksanaan program pembelajaran
peserta didik yang masih berada pada
tematik di SDN 2 Branti Raya
rentangan usia dini dan melihat segala
memiliki alasan-alasan yang tepat dan
sesuatu
sesuai
sebagai
satu
keutuhan
dengan
kurikulum
yang
(holistik) sehingga pembelajarannya
ditetapkan
pemerintah
serta
masih bergantung pada objek-objek
kebutuhan
perkembangan
dunia
konkrit dan pengalaman yang dialami
pendidikan
khususnya
ruang
peserta didik. Pernyataan tersebut
lingkup SDN 2 Branti Raya akan
sejalan
tetapi kenyataan yang ditemukan dari
dengan
pendapat
Piaget,
menurutnya, setiap anak memiliki
hasil
strukrut
disebut
bahwa tujuan program yang baik
schemata yaitu sistem konsep yang
tidak diaplikasikan dengan benar pada
ada dalam pikiran sebagai hasil
kegiatan pelaksanaan pembelajaran
pemahaman terhadap objek yang ada
sehingga
dalam lingkungannya.
tercapai secara maksimal.
Latar belakang inilah yang mendasari
Kualifikasi akademik yang dimiliki
dilaksanakannya analisis kebutuhan
oleh guru di SD Negeri 2 Branti Raya
dan prioritas program yang menjadi
sebagian
besar
tujuan pembelajaran tematik di SDN
standar
pendidik
2 Branti Raya . Kepala Sekolah
ditetapkan Permendiknas No. 16 Tahun
beranggapan bahwa jika program
2007
pembelajaran tematik dilaksanakan di
Akademik. Hal ini dapat dilihat pada
SDN 2 Branti Raya maka akan terjadi
tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa 15
pelaksanaan
orang guru telah memiliki kualifikasi
efisien
kognitif
dan
yang
pembelajaran efektif,
yang
penghematan
alokasi waktu, pembelajaran menjadi utuh
dan
lebih
bermakna
penelitian
di
memperlihatkan
tujuan
tentang
tersebut
telah
memenuhi
yang
Standar
belum
telah
Kualifikasi
akademik S1 dan 1 orang guru S2 dan 8 orang
guru
yang
belum
memiliki
kualifikasi akademik yaitu D2 dan SPG.
dan
mendukung siswa untuk memahami
Pendidik atau guru adalah tenaga
konsep lebih dalam dan meningkat
profesional seperti yang diamanatkan
sehingga
meningkatkan
dalam Pasal 39 ayat 2 UU RI No
aktivitas dan hasil belajar siswa.
20/2003 tentang Sistem Pendidikan
dapat
9
Nasional, Pasal 2 ayat 1 UU RI No
kepribadian, dan sosial.Kompetensi
14/2005 tentang Guru dan Dosen,
guru
serta Pasal 28 ayat 1 PP RI No
penilaian kinerja guru (PK Guru)
19/2005 tentang Standar Nasional
untuk
Pendidikan. Landasan yuridis dan
pedagogik, kepribadian, sosial dan
kebijakan
menunjukkan
profesional yang dilakukan peneliti di
adanya keseriusan dan komitmen
SDN 2 Branti Raya yaitu guru kelas
yang tinggi pemerintah dalam upaya
IIIA, IIIB dan IIIC diperoleh hasil
meningkatkan profesionalisme dan
rata-rata hitung 51,4% yang berarti
penghargaan kepada guru sebagai
memiliki kriteria sedang. Tentu saja
pelaksana
tingkat
hasil ini masih jauh dari harapan.
pembelajaran yang bermuara akhir
Pada kompetensi pedagogik, nilai
pada peningkatan kualitas pendidikan
rata-rata hitung dari 3 orang guru
nasional.
yang mencapai poin sedang (55,4%)
tersebut
pendidikan
di
ada Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42 UU
RI
No
20/2003
yang
mensyaratkan pendidik (guru) harus memiliki
kualifikasi
berdasarkan
empat
pada
karakteristik
hasil
supervisi
kompetensi
indikator peserta
yaitu
menguasai didik,
dan
komunikasi dengan peserta didik. Namun pada indikator yang lain nilai yang diperoleh masih kurang.
akademik sesuai
Ini dapat diartikan bahwa guru tidak
dengan kewenangan mengajar, sehat
terlalu mengenal dengan baik peserta
jasmani dan rohani, dan memiliki
didik
kemampuan
mewujudkan
dimiliki peserta didik, tentu saja di
tujuan pendidikan nasional. Demikian
dalam pembelajaran tematik hal ini
pula ditegaskan dalam Pasal 28 ayat 1
dapat dijadikan langkah awal bagi
PP No 19/ 2005 dan Pasal 8 UU RI
guru
No 14/2005 yang mengamanatkan
keadaan atau lingkungan belajar yang
guru
memadai
minimum
dan
untuk
harus
akademik
sertifikasi
memiliki minimal
kualifikasi D4/S1
kompetensi
sebagai
pembelajaran
yang
dan
karakter-karakter
dapat
menciptakan
agar
siswa
yang
suatu
dapat
dan
menemukan pengalaman-pengalaman
agen
nyata dan terlibat langsung. Peranan
meliputi
kompetensi profesional, pedagogik,
guru
sangat
penting
untuk
menciptakan situasi belajar sesuai
10
dengan
teori
pembelajaran Slavin
Piaget yang
(dalam
dalam
diungkapkan
Trianto,
2011:30)
kemauan belajar peserta didik terkait dengan keberhasilan pembelajaran. Guru
diharapkan
mampu
dalam
yaitu: (1) memfokuskan pada proses
pengembangan
berpikir anak, tidak sekedar pada
guru sebelum melakukan kegiatan
produknya;
belajar
mengajar
maka
pengakuan atas peranan anak-anak
tersebut
dapat
dirancang
yang penting sekali dalam inisiatif-
sistematis dan tersusun dengan baik
diri dan keterlibatan aktif dalam
di dalam perangkat pembelajaran
kegiatan
yang
(2)
pengenalan
pembelajaran;
dan
dan
(3)
kurikulum
terdiri
dari
karena
kegiatan secara
silabus,
rpp,
penerimaan perbedaan individu dalam
pemetaan dll. Hal ini dilakukan agar
kemajuan perkembangan.Pada kriteria
guru
menguasai teori belajar dan prinsip-
pembelajaran terikat dengan pola
prinsip pembelajaran yang mendidik,
yang telah direncanakan, sehingga
pengembangan kurikulum, kegiatan
peserta
pembelajaran
kompetensi dasar yang ditetapkan,
yang
mendidik,
dalam
melakukan
didik
kegiatan
dapat
pengembangan potensi peserta didik,
urutan
komunikasi dengan peserta didik serta
pencapaian tujuan pembelajaran yang
penilaian dan evaluasi, guru hanya
terarah, tepat guna dan tepat waktu.
memperoleh
skor
dikonversikan
penilaian
mengikuti
maka
kriteria
memperoleh
kriteria
cukup dan sedang. Guru seharusnya dapat menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip mendidik
agar
pembelajaran dapat
pembelajaran
dan
yang
Permenneg PAN dan RB No.16 tahun 2009
materi
mencapai
yang
memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran melalui aktivitas yang bervariasi dan berbagai teknik yang memotivasi
Pengembangan berkaitan
kurikulum
sangat
dengan
kegiatan
yang
mendidik,
pembelajaran
bagaimana guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang mendidik apabila
guru
tidak
menguasai
pengembangan kurikulum. Sehingga hal ini akan mempengaruhi cara guru dalam
memahami
mengembangkan menganalisis
hasil
merancang
dan
aktivitas
dan potensi
belajar
siswa,
melaksanakan
pembelajaran
dan
11
kesempatan belajar kepada peserta
berkomunikasi sesama guru, tenaga
didik menggunakan cara belajarnya
kependidikan, orang tua, peserta didik
masing-masing sesuai dengan bakat,
dan masyarakat.
minat dan potensi serta kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
Namun pada kompetensi professional, guru harus lebih baik menguasai
Guru diharapkan mampu melakukan
materi, struktur, konsep dan pola pikir
komunikasi dengan peserta didik
keilmuan
dengan
pelajaran
menggunakan
pertanyaan
yang mendukung mata yang
diampu
dan
untuk mengetahui pemahaman peserta
mengembangkan
keprofesioanalan
didik, guru memberikan perhatian dan
melalui
yang
mendengarkan semua pertanyaan dan
karena pada skor penilaian yang
tanggapan peserta didik. Kriteria-
diperoleh oleh guru kelas III di SDN
kriteria pada kompetensi pedagogik di
2 Branti Raya hanya pada kriteria
atas akan mempengaruhi guru dalam
cukup.
tindakan
reflektif,
menyusun penilaian dan evaluasi Sarana dan prasarana yang dimiliki
yang benar dan maksimal.
oleh SDN 2 Branti Raya belum Pada
kompetensi
kepribadian,
maksimal, sekolah hanya memiliki
diperoleh skor cukup yang dapat
ruang kelas yang baik namun buku-
diartikan bahwa guru kelas III di SDN
buku pelajaran, alat peraga, dan
2 Branti Raya memiliki sebutan
media pembelajaran yang seharusnya
cukup dalam bertindak sesuai dengan
mendukung program pembelajaran
norma agama, hokum, sosial dan
tematik tersebut belum terpenuhi. Hal
kebudayaan nasional. Menunjukkan
ini
pribadi yang dewasa dan teladan serta
program pembelajaran tematik sangat
memiliki etos kerja, tanggung jawab
didukung oleh buku-buku pelajaran
yang tinggi dan rasa bangga menjadi
yang baru, alat peraga yang kreatif
guru.
dan
sangat
disayangkan,
menarik
serta
karena
media
pembelajaran yang didukung oleh Pada kompetensi sosial, guru bersikap inklusif,
obyektif
diskriminatif.
serta Guru
tidak juga
teknologi informasi dan komunikasi (TIK).Pada pelaksanaan pembelajaran di kelas III tersebut guru masih
12
kurang
baik
dalam
melakukan
ruang kelas, musholla dan tempat
apersepsi, tidak mengaitkan materi
bermain namun pada sumber belajar
dengan
seperti
pengetahuan
lain
yang
buku-buku
relevan, kurang baik menyampaikan
perpustakaan
materi dengan jelas. Guru dalam
sekolah yang merupakan alat vital
menyampaikan
terhadap
pembelajaran
terkadang tidak sesuai dengan tujuan
dan
pelajaran, laboratorium
keberlangsungan
belajar
siswa belum terpenuhi dengan baik.
kompetensi yang akan dicapai siswa. Pembelajaran yang dilakukan tidak runtut dan tidak bersifat kontekstual. Guru belum menggunakan media secara
efisien
Pembelajaran
dan yang
efektif. seharusnya
terlaksana secara tematik tidak terjadi. Guru
lebih
condong
melakukan
kegiatan pembelajaran berdasarkan mata pelajaran bukan dengan tematik.
KESIMPULAN Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
pelaksanaan program pembelajaran tematik di SDN 2 Branti Raya khususnya di kelas III belum berjalan dengan maksimal. 1.
Konteks a.
Hasil evaluasi konteks latar
Berdasarkan uraian di atas dapat
belakang
disimpulkan bahwa mengapa aktivitas
menyelenggarakan
dan
program
sesuai dengan Undang-Undang
pembelajaran tematik di Sekolah
nomor 20 Tahun 2003 tentang
Dasar Negeri 2 Branti Raya tidak
Sistem
tercapai dengan maksimal adalah
bahwa setiap peserta didik pada
disebabkan kinerja guru dalam empat
setiap satuan pendidikan berhak
kompetensi
mendapatkan
hasil
belajar
pada
tidak
dimiliki
dan
sekolah
Pendidikan
program
Nasional,
pelayanan
dikuasai penuh oleh guru terutama
pendidikan sesuai dengan bakat,
dalam kompetensi professional dan
minat
pedagogik. Sarana dan prasarana yang
Peraturan
ada di sekolah juga tidak mendukung
Nasional RI No. 41 Tahun 2007
proses
sepenuhnya,
dan Permendikbud No. 65 Tahun
yaitu dapat kita lihat dimana sekolah
2013 yang menyatakan bahwa
memiliki kondisi yang baik pada
pendekatan pembelajaran tematik
pembelajaran
dan
kemampuannya.
Menteri
Pendidikan
13
digunakan untuk anak didik kelas
diartikan bahwa kompetensi yang
1 sampai kelas 3 SD/MI dan
dimiliki guru tidak memuaskan.
disesuaikan
b.
dengan
tingkat
c. Sarana dan prasarana yang dimiliki
perkembangan peserta didik.
oleh SDN 2 Branti Raya belum
Hasil evaluasi konteks tujuan
maksimal, sekolah hanya memiliki
program pembelajaran tematik di
ruang kelas yang baik namun
SD Negeri 2 Branti Raya telah
buku-buku pelajaran, alat peraga,
dirancang sesuai dengan analisa
dan media pembelajaran yang
kebutuhan
seharusnya mendukung program
tidak
namun
cenderung
dilaksanakan
konsekuen
di
dengan
dalam
proses
pembelajaran
3. Proses
2.
Input
a. Perencanaan
a.
Kualifikasi
yang
pembelajaran
program tematik,
prosedur
dimiliki oleh guru di SD Negeri 2
pemetaan KD, penentuan tema dan
Branti Raya sebagian besar telah
jaringan tema memiliki kriteria
memenuhi standar pendidik, 15
baik dan baik sekali. Silabus dan
kualifikasi
RPP pun masuk kepada kriteria
akademik S1 dan 1 guru S2 dan 8
baik berdasarkan dari nilai rata-
guru
rata hitung yaitu 76.0%.
guru
telah
yang
memiliki
memiliki
kualifikasi
akademik D2 dan SPG belum
b. Pelaksanaan
program
sesuai dengan Permendiknas No.
pembelajaran tematik Pelaksanaan
16 Tahun 2007 tentang Standar
pembelajaran tematik di SDN 2
Kualifikasi
Branti Raya memperoleh nilai rata-
Akademik
dan
rata hitung dari 3 guru sebesar
Kompetensi Guru. b.
tersebut
belum terpenuhi.
kegiatan pembelajaran tematik.
akademik
tematik
Kompetensi
guru
memperlihatkan hasil supervisi penilaian kinerja guru (PK Guru) untuk empat kompetensi yaitu
63,71 yang masuk ke kriteria kurang baik. 4. Produk a.
pedagogik, kepribadian, sosial dan
diperoleh
hasil
rata-rata
hitung 51,4% (sedang) dan ini
dalam
Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kurang aktif.
b.
Berdasarkan
hasil
belajar
siswa, 48.41% siswa tuntas
14
mencapai KKM dan 51.59% belum tuntas/tidak mencapai KKM.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Puskur Balitbang, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Puskur Balitbang, Jakarta Sukandi, U. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Duta Graha Pustaka, Surabaya Tayibnapis, F.Y. 2008. Evaluasi Program. Remaja Rosdakarya, Jakarta Trianto. 2011. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustaka, Jakarta Yunanto, Sri Joko. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Grasindo, Jakarta