EVALUASI PROGRAM EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015 Ahmad Syukran, I Wayan Karta, Muntari Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Mataram (e-mail:
[email protected]) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program ekstrakurikuler kepramukaan pada jenjang pendidikan menengah di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian evaluasi ini menggunakan model CIPP (Context, Input, Procces, Product). Model ini digunakan karena memiliki pendekatan yang menyeluruh dalam evaluasi, bertujuan memberikan gambaran yang detail dan luas terhadap suatu program, mulai dari konteksnya, input, proses implementasi sampai dengan produk yang dihasilkannya. Responden penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, pembina pramuka dan peserta didik yang berasal dari sekolah yang telah melaksanakan program ekstrakurikuler kepramukaan. Sampel diambil berdasarkan teknik purposive sample, dan pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, angket, diskusi kelompok terarah dan studi dokumentasi, yang menghasilkan data kualitatif deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, pelaksanaan program ekstrakurikuler kepramukaan pada jenjang pendidikan menengah di Kabupaten Lombok Timur tahun 2015 dilihat dari aspek konteks, input, proses dan produk termasuk dalam kategori sangat baik, dimana aspek produk pelaksanaannya paling baik, diikuti berturut-turut oleh aspek proses, input dan konteks. Diharapkan setiap lembaga pendidikan untuk melaksanakan program ekstrakurikuler kepramukaan sesuai prosedur operasi standar dan menghindari hal-hal yang menghambat efektivitas dan efisiensi kualitas pendidikan. Kata kunci: Ekstrakurikuler kepramukaan, pendidikan menengah, evaluasi, CIPP. ABSTRACT: This research is aimed to evaluate the application of scout as extracurricular program at upper-secondary school in East Lombok District. This research used Context-Input-Process-Product (CIPP) method which is considered as the best approach in doing the evaluation.This is because the details and large description of the program include context, input, implementation, and result. The respondents of this research were headmasters, teachers, scout coach, and students from schools applying scout as their extracurricular program. Samplings are taken using purposive sample technique. The data collection methods were observation, interview, questionnaire, group discussion, and documentation which resulted in qualitative descriptive data.The result of this research based on the determined criteria showed that the application of scout as extracurricular program at upper-secondary school in East Lombok District in 2015 from context, input, process, and product (CIPP) is categorized very good in which product determined as very good in application, then followed by process, input, and context. It is suggested that education institutions apply scout as school extracurricular program by following standard operational procedure (SOP) and avoiding things that probably obstructed the effectiveness and efficiency of education quality. Keywords: Scout extracurricular, upper-secondary, evaluation, CIPP.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 85
ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar
PENDAHULUAN Sesuai
Undang-Undang
Nomor
20
dan
mengembangkan
kemampuan
ber-
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
komunikasi, bekerja sama dengan orang lain,
Nasional Pasal 3 disebutkan bahwa pen-
serta
didikan nasional berfungsi mengembangkan
menemukan
dan
mengembangkan
potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga
kemampuan dan membentuk watak serta
memberikan manfaat sosial yang besar dalam
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
hal berorganisasi dan hidup bermasyarakat. Kedudukan
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
ekstrakurikuler
dalam
bertujuan untuk berkembangnya potensi
sistem kurikulum hendaknya tidak dipandang
peserta didik agar menjadi manusia yang
sebagai
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
pengisi
waktu
luang,
tetapi
ditempatkan sebagai komplemen kurikulum
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
yang dirancang secara sistematis untuk
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
membangun
negara yang demokratis serta bertanggung
meningkatkan mutu
jawab.
aktivitas ini didedikasikan kepada peserta
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana
dimaksud
pendidikan
nasional
dalam
tujuan
tersebut,
dapat
didik,
relevansinya
dalam
rangka
pendidikan.
Seluruh
maksud-nya
menyelenggarakan
kegiatan kurikuler maupun ekstra untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan
diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
potensi peserta didik. Secara konsepsional
yang merupakan salah satu kegiatan dalam
Kurikulum 2013, telah ditata dari landasan
program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
filosofis, teoritis, yuridis dan psikologisserta
adalah
membangun
program
kurikuler
yang
alokasi
waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya
bahwa
merupakan
kegiatan
ekstrakurikuler
perangkat
operasional
struktur
kurikulum
yang
komprehensif untuk mencapai kompetensi inti
dengan
(spiritual
amanat; dan
kompetensi
sosial),
sikap
kompetensi
(supplement dan complements) kurikulum,
pengetahuan dan kompetensi keterampilan.
yang perlu disusun dan dituangkan dalam
Ketiga
rencana kerja tahunan/kalender pendidikan
diperjuangkan
pada satuan pendidikan.
pendidikan di sekolah, termasuk dengan
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang
amanat
inilah dalam
yang setiap
harus proses
keberadaan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan
rasa
mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
terhadap nilai moral dan sikap, kemampuan
dan Kebudayaan RI Nomor 81A Tahun 2013
diri,
tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada
berbeda-beda, dan
seperti
kreativitas.
perbedaan Melalui
kegiatan
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 86
lampiran III, secara jelas dituliskan kegiatan
nasional serta membangun dunia yang lebih
ekstrakurikuler
satu
baik. Sebagai organisasi pergerakan, langkah-
dan
langkah pembinaan kaum muda bergerak
perangkat
merupakan
operasional
salah
(supplement
complements) kurikulum, yang perlu disusun
maju
dan
kerja
kebutuhan kaum muda, serta kebutuhan
tahunan/kalender pendidikan satuan pendidi-
masyarakat dengan memperhatikan Anggaran
kan.Kedudukan
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
dituangkan
dalam
rencana
pendidikan
kepramukaan
menyesuaikan
perkembangan
sebagai ekstrakurikuler kemudian dikuatkan
Pramuka,
dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri
pengembangan program peserta didik yang
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63
telah ditetapkan oleh Kwartir Nasional.
Tahun
2014
Kepramukaan
tentang Sebagai
Ekstra
ketentuan-ketentuan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010
Pen-didikan
Kegiatan
serta
dan
tentang
Gerakan
Pramuka
Pasal
23
kurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
menyebutkan bahwa Kwartir adalah satuan
Pendidikan
Menengah.
ke-
organisasi pengelola Gerakan Pramuka yang
pramukaan
dilaksanakan
meng-
dipimpin secarakolektif pada setiap tingkatan
Pendidikan untuk
internalisasikan nilai ketuhanan, kebudayaan,
wilayah.Kwartir
kepemimpinan,
kebersamaan,
sosial,
Ranting, yang mengoordinasikan Gugusdepan
kecintaan
dan kemandirian
pada
di satu wilayah kecamatan;(2) Kwartir Cabang,
peserta didik. Diharapkan nilai-nilai dalam
yang mengoordinasikan kwartir ranting di
sikap dan keterampilan sebagai muatan
satu
Kurikulum 2013 dan muatan pendidikan
Daerah,
kepramukaan
cabang di satu wilayah provinsi; dan(4)
alam,
dapat
bersinergi
secara
terdiri
atas:(1)
wilayahkabupaten/kota;(3) yang
mengoordinasikan
Kwartir
Kwartir kwartir
Kwartir Nasional, yang mengoordinasikan
koheren. dan
kwartir daerah di wilayah Republik Indonesia
Anggaran Rumah Tangga, Gerakan Pramuka
dan Gugusdepan di perwakilan Republik
adalah organisasi pendidikan nonformal yang
Indonesia di luar negeri. Gugusdepan adalah
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan
satuan pendidikan dan satuan organisasi
bagi
terdepan
Berdasarkan
kaum
Anggaran
muda.
Dasar
Gerakan
Pramuka
penyelenggara
pendidikan
ke-
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
pramukaan dan wadah berhimpun peserta
pendidikan kepramukaan bagi kaum muda
didik.
dengan bimbingan anggota dewasa, guna
Kegiatan
pendidikan
kepramukaan
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi
dilaksanakan melalui Gugusdepan (Gudep)
generasi yang lebih baik, bertanggungjawab,
Gerakan Pramuka yang berpangkalan di
mampu membina dan mengisi kemerdekaan
sekolah dan merupakan upaya pembinaan
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 87
melalui proses kegiatan belajar dan mengajar
membuang-buang waktu, biaya dan tenaga.
di sekolah. Sebagai kegiatan ekstrakurikuler
(Sukmadinata, 2005: 121) Sangat penting bila setiap sekolah
maka pendidikan kepramukaan merupakan bagian
dari
program
pendidikan
yang
dalam
melaksanakan
sebuah
program
direncanakan dan dilaksanakan di sekolah.
kegiatan untuk melakukan evaluasi secara
Suatu program yang dilaksanakan oleh suatu
berkala. Evaluasi dilakukan dengan mengkaji
lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah,
kembali
sudah
keunggulan-
ditempuh selama program berjalan. Dengan
keunggulan di satu sisi dan kekurangan atau
melakukan hal tersebut kita dapat memilah
kelemahan
Keunggulan-
bagian-bagian yang baik terkait dengan
keunggulan yang ada merupakan faktor
sekumpulan tindakan yang telah dilakukan
pendorong untuk terus melaksanakan dan
dan merevisi rencana yang belum dilakukan
meningkatkan kualitas program, sementara
jika dipandang perlu. Demikian halnyadengan
kelemahan dan kekurangan program bukan
pelaksanaan
saja
dapat
kepramukaan pada beberapa sekolah jenjang
mengurangi manfaat program tetapi juga
pendidikan menengah di Lombok Timur
dapat
sangat penting untuk dilakukan evaluasi.
diyakini
memiliki
di
sisi
merupakan
lainnya.
hambatan
mengakibatkan
yang
program
tersebut
berhenti dilaksanakan (terminated program).
Selama
langkah-langkah
kegiatan
ini
kita
yang
telah
ekstrakurikuler
mengetahui
bahwa
atau kegiatan pendidikan
ekstrakurikuler kepramukaan hampir ada di
adalah sesuatu yang dinamis, berubah dan
semua jenjang pendidikan, namun belum
berkembang sesuai dengan perkembangan
dilakukan evaluasi secara ilmiah.
Program
ilmu dan tuntutan perubahan masyarakat.
Berdasarkan
hasil
observasi
Untuk mengetahui perubahan-perubahan dan
pendahuluan di beberapa sekolah pada
perkembangan
tersebut
jenjang pendidikan menengah di Kabupaten
diperlukan penelitian dan evaluasi baik secara
Lombok Timur, banyak sekolah yang sudah
formatif
kebutuhan sumatif,
agar
melaksanakan dan mengembangkan kegiatan
sesuai
dengan
ekstrakurikuler kepramukaan, tetapi dari
perubahan
sekolah-sekolah tersebut, tidak semuanya
tersebut. Kelayakan suatu program atau
melaksanakan program sesuai dengan aturan
kegiatan pendidikan perlu diuji, apakah masih
yang berlaku. Di halaman depan sekolah
bisa dilanjutkan atau perlu dihentikan, diubah
memang dipasangkan papan nama dan nomor
atau diganti. Melanjutkan program atau
Gugusdepan sebagai bukti bahwa pada
kegiatan yang tidak layak hanya akan
sekolah
maupun
penyempurnaan perkembangan
program dan
tuntutan
menyelenggarakan
kegiatan
kepramukaan. Setelah dilakukan pengamatan,
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 88
ternyata pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
tersedia. Process adalah pengelolaan proses
kepramukaan
sebatas
program yang dilaksanakan oleh pengelola
latihan peserta didik yang tidak terencana dan
program. Product adalah hasil proses program
terprogram dengan baik.
yang sering dilihat pada kemampuan peserta
baru
dilaksanakan
Di sisi lain, berdasarkan pengamatan peneliti bahwa ada beberapa sekolah yang telah menjalankan kegiatan ekstrakurikuler
program setelah program berakhir. (Mardapi, 2012:27). Berdasarkan hal itu maka peneliti ingin
kepramukaan dengan aktif. Beberapa hal yang
menggambarkan
mendasarinya
kegiatan
program ekstrakurikuler kepramukaan yang
kepramukaan sesuai dengan program yang
telah dilaksanakan pada jenjang pendidikan
telah disusun, kontinyuitas evaluasi peserta
menengah di kabupaten Lombok Timur
didik yang ditunjukkan dengan tingginya
menggunakan model CIPP. Model CIPP dipilih
minat peserta didik dalam mengikuti program
karena sesuai dengan kajian rasional di atas
kenaikan tingkat, ketercapaian kompetensi
ditemukan bahwa model CIPP memiliki
pembina dan raihan prestasi yang diraih
pendekatan yang menyeluruh dalam evaluasi,
sekolah yang bersangkutan. Bahkan hal itu
bertujuan memberikan gambaran yang sangat
diakui oleh pengurus Kwartir Cabang Gerakan
detail dan luas terhadap suatu program, mulai
Pramuka Kabupaten Lombok Timur sebagai
dari konteksnya hingga saat implementasi.
penanggung jawab pengelolaan kegiatan
CIPP memiliki potensi untuk bergerak di
kepramukaan di tingkat kabupaten.
wilayah
adalah
rutinitas
Banyak cara yang dapat digunakan
evaluasi
evaluasi
formatif
pelaksanaan
dan
sumatif,
sehingga sama baiknya dalam membantu
untuk melakukan evaluasi terhadap suatu
melakukan
program. Model evaluasi yang paling banyak
berjalan, maupun memberikan informasi final.
dikenal dan diterapkan oleh evaluator adalah
perbaikan
Penentuan
selama
keberhasilan
program program
Model CIPP. Model ini dikembangkan oleh
ekstrakurikuler kepramukaan ini memerlukan
Stufflebeam, dkk. (1967) di Ohio State
suatu kriteria penilaian dengan berdasar dari
University.
komponen-komponen
(Arikunto,
2014:
45).
CIPP
yang
berpengaruh
merupakan singkatan dari Context, Input,
dalam program ekstrakurikuler kepramukaan
Process, dan Product. Context memiliki makna
berdasarkan aspek CIPP. Penjabaran kriteria
tentang aturan atau ketentuan serta keadaan
sebagai berikut:
lembaga yang melaksanakan program. Input
1. Evaluasi Konteks; mencakup aspek latar
berarti
semua
masukan
program,
yang
landasan
hukum
dan
kebijakan
program,
pemerintah, adanya panduan pelaksanaan
karakteristik pengelola, serta fasilitas yang
serta latar komitmen warga sekolah dalam
meliputi
karakteristik
peserta
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 89
program
ekstrakurikuler
kepramukaan
2. Evaluasi Input; mencakup aspek peserta
pada jenjang pendidikan menengah di
didik,
Kabupaten Lombok Timur.
sekolah pada program ekstrakurikuler
a. Latar landasan hukum dan kebijakan
kepramukaan pada jenjang pendidikan
pemerintah
meliputi
tersedianya
pembina dan dukungan pihak
menengah di Kabupaten Lombok Timur
dokumen: (1) Undang Undang Republik
dengan uraian sebagai berikut:
Indonesia Nomor 12 Tahun 2010
a. Peserta
didik
yang
memenuhi
tentang Gerakan Pramuka;(2) Anggaran
persyaratan sebagai anggota Gerakan
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Pramuka tingkat Penegak;
Peraturan
b. Pembina Pramuka dengan kualifikasi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kursus Mahir Dasar (KMD) dan atau
Republik Indonesia Nomor 81A Tahun
Kursus Mahir Lanjutan (KML);
Gerakan
Pramuka;(3)
2013 Tentang Implementasi Kurikulum. b. Adanya
panduan
berupa:(1)
pelaksanaan
Peraturan
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan
Kepramukaan
c. Tersedianya
anggaran
pendukung
dan
kegiatan
ekstrakurikuler
sarana program
kepramukaan
di
sekolah. 3. Evaluasi
Proses;
mencakup
analisis
terhadap perencanaan dan pengelolaan
sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
program
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
yang sesuai dengan prosedur operasi
Menengah;
standar
(2)
Keputusan
Ketua
ekstrakurikuler pada
kepramukaan
jenjang
pendidikan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
menengah di Kabupaten Lombok Timur
Nomor 176
dengan uraian sebagai berikut:
Tahun
2013
Tentang
Petunjuk Penyeleng-garaan Pola dan Mekanisme
Pembinaan
Pramuka
a. Aspek
Perencanaan
meliputi:
(1)
Penyelenggaraan Musyawarah Gugus-
Penegak dan Pandega;(3) Keputusan
depan
Ketua
Gerakan
Penegak sebagai dasar perencanaan
Pramuka Nomor 198 Tahun 2011
program dan kegiatan;(2) Tersedianya
Tentang
dokumen program kegiatan kepra-
Kwartir
Nasional
Petunjuk Penyeleng-garaan
Syarat Kecakapan Umum. c. Adanya latar komitmen warga sekolah terhadap
program
kepramukaan.
ekstrakurikuler
dan
Musyawarah
Pramuka
mukaan, program tahunan, program semester,
rencana
pelaksanaan
kegiatan, alokasi waktu latihan dan dokumen pelengkap lainnya.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 90
b. Aspek
Pengelolaan
meliputi:
melaksanakan
program
ekstrakurikuler
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kepramukaan. Sampel diambil berdasarkan
rencana yang telah ditetapkan.
teknik purposive sampling. Lokasi penelitian analisis
yang ditetapkan adalah SMA Negeri 1 Selong,
terhadap kompetensi peserta didik dalam
SMA Negeri 1 Labuhan Haji, MAN Selong dan
pencapaian nilai-nilai kepramukaan dan
SMK Negeri 1 Pringgasela. Pengumpulan data
prestasi
jenjang
yang digunakan adalah observasi, wawancara,
Kabupaten
angket, diskusi kelompok terarah dan studi
4. Evaluasi
Produk;
Gugusdepan
pendidikan Lombok
mencakup
menengah Timur.
pada di
Aspek
ini
melihat
dokumentasi,
yang
pencapaian peserta didik dalam memenuhi
kualitatif deskriptif.
syarat-syarat kecakapan umum (SKU) yang
Untuk
menghasilkan
mendapatkan
data
data
evaluasi
berisikan muatan nilai sikap dan kecakapan
tersebut, peneliti menggunakan instrumen
pendidikan kepramukaan pada tingkat
berupa observasi, dan angket. Data-data
Penegak serta prestasi yang diraih oleh
tersebut
Gugusdepan yang berpangkalan di sekolah
kuantitatif dan hasilnya dideskripsikan untuk
tersebut.
selanjutnya
kemudian
dianalisis
digunakan
secara
sebagai
data
ini
pendukung. Analisis deskriptif pada penelitian
dilakukan dengan meminta bantuan kepada
ini berguna untuk menunjukkan gambaran
para ahli yang mempunyai keahlian di bidang
data
evaluasi dan kepramukaan (expert judgment).
kepramukaan.
Penetapan
kriteria
evaluasi
acuan
yang
tertulis
untuk
menetapkan kriteria penilaian. (Arikunto,
program
ekstrakurikuler
Analisis data kuantitatif menggunakan
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak menemukan
kualitas
dua tahap perhitungan, yaitu: 1. Teknik Perhitungan PSA (Persentase Setiap Aspek/Komponen).
2014: 33).
Menurut Arikunto (dalam Reza, 2014:4), METODE PENELITIAN
menghitung
Ditinjau dari permasalahan yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian evaluasi menggunakan
pendekatan
evaluasi CIPP. Responden penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, pembina pramuka dan peserta didik yang berasal dari sekolah yang telah
aspek
CIPP
yang
terdapat pada penelitian evaluasi ini. Rumusnya sebagai berikut:
deskriptif
kualitatif. Penelitian ini menggunakan model
setiap
ππππππ =
Keterangan:
π π Γ 100% π π π π π π
PSA
= persentase setiap aspek
s
= total skor
smi
= skor maksimal ideal setiap aspek
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
(jumlah item x skor maksimal) Page 91
2. Teknik Perhitungan PSP (Persentase Setiap
3. Kriteria cukup baik jika persentase aspek
Program).
dan program mencapai rentang nilai 55%
Menurut Arikunto (dalam Reza, 2014:5),
sampai dengan 69%.
menghitung rata-rata persentase semua
4. Kriteria tidak baik jika persentase aspek
aspek dalam metode pengumpulan data
dan program mencapai rentang nilai 0%
yang mempunyai kesamaan penilaian.
sampai dengan 54%. Kriteria
Rumusnya adalah: ππππππ =
Keterangan: PSP
minimal
program
ekstrakurikuler kepramukaan dengan sub
β ππππππ Γ 100% β π΄π΄
program berupa aspek konteks, input, proses dan
= persentase setiap program
β ππππππ = jumlah persentase setiap aspek = banyaknya aspek.
β π΄π΄
capaian
produk
program
tersebut
dengan
persentase (%) minimal 70%. Penetapan
kriteria
penilaian
ini
dilakukan oleh peneliti dengan meminta
Setelah dilakukan analisis data dan
bantuan kepada para ahli yang mempunyai
mendapatkan hasil persentase, maka hasil
keahlian di bidang evaluasi dan kepramukaan
tersebut
dengan
kriteria
(expert judgment). Hal ini dilakukan karena
berdasarkan
kriteria
peneliti tidak menemukan acuan yang tertulis
dikonfirmasi
(kategori)
aspek
penilaian yang telah ditetapkan yaitu:
untuk
Tabel 4.2: Kriteria Penilaian Aspek dan
(Arikunto, 2014: 33).
kriteria
penilaian.
Selanjutnya secara kualitatif, peneliti
Program No
Rentang Nilai (%)
Kriteria
1.
85 β 100
Sangat Baik
2.
70 β 84
Baik
3.
55 β 69
Cukup Baik
4.
0 β 54
Tidak baik
Kriteria penilaian aspek dan program adalah: 1. Kriteria sangat baik jika persentase aspek dan program mencapai rentang nilai 85% sampai dengan 100%. 2. Kriteria baik jika persentase aspek dan program mencapai rentang nilai 70% sampai dengan 84%.
menetapkan
melakukan wawancara kepada empat orang kepala sekolah lokasi penelitian sebagai informan.
Informan
yang
berhasil
diwawancarai secara berturut-turut yaitu: a. Kepala SMA Negeri 1 Selong (kode KS.A); b. Kepala SMA Negeri 1 Labuhan Haji (kode KS.B); c. Kepala MAN Selong (kode KS.C); dan d. Kepala SMK Negeri 1 Pringgasela (kode KS.D). Dalam rangka memperkuat asumsi data yang telah didapat sebelumnya dan sebagai upaya
mempertajam
penetapan
kriteria
keberhasilan program ekstrakurikuler kepra-
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 92
mukaan, maka peneliti melakukan kegiatan
3.
MAN Selong
diskusi kelompok terarah (DKT).Adapun aspek
4.
SMKN 1 Pr.sela
πποΏ½ %
yang digali dalam pelaksanaan DKT adalah pembahasan data yang sudah dikumpulkan
91.6
Baik
7
Sangat
100
Baik
100
Sangat
dan penetapan kriteria keberhasilan evaluasi program
ekstrakurikuler
Baik
kepramukaan.
Peserta DKT adalah tiga orang Andalan
91.6
Sangat
7
Baik
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Lombok
Berdasarkan hasil deskripsi data
Timur, satu orang Pengawas SMA/SMK pada
tersebut, maka evaluasi konteks program
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
ekstrakurikuler kepramukaan berdasar-kan
Kabupaten
hasil observasi di empat sekolah jenjang
Lombok
Timur,
satu
orang
Pembina Pramuka dan peneliti.
pendidikan menengah dengan capaian
Untuk keabsahan data, penelitian ini menggunakan
teknik
triangulasi
dan
rata-rata 91.67% termasuk dalam dalam kategorisangat baik.
konfirmasi metode dan sumber data.
Kemudian, dari hasil analisis data angket aspek konteks pada komponen latar komitmen warga sekolah terhadap program
ekstrakurikuler
kepramukaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil Penelitian
Tabel 4.4: Hasil analisis data angket aspek
Adapun hasil penelitian terkait dengan fokus
konteks
penelitian, yaitu sebagai berikut:
kepramukaan di empat sekolah.
A. Aspek Konteks
No.
Dari analisis data hasil observasi dan
program
ekstrakurikuler
Sekolah
%
Kriteria
1.
SMAN 1 Selong
80.00
Baik
program
2.
SMAN 1 Lab. Haji
79.20
Baik
yang
3.
MAN Selong
80.80
Baik
dilakukan di empat sekolah didapatkan
4.
SMKN 1 Pr.sela
80.00
Baik
80.00
Baik
angket
aspek
ekstrakurikuler
konteks kepramukaan
hasil sebagai berikut: Tabel 4.3: Hasil analisis data observasi
πποΏ½ %
Deskripsi
aspek konteks program ekstrakurikuler
adalah
kepramukaan di empat sekolah.
ekstrakurikuler
No.
Sekolah
untuk
evaluasi
tabel
konteks kepramukaan
tersebut program pada
%
Kriteria
komponen latar komitmen warga sekolah di empat sekolah jenjang pendidikan
1.
SMAN 1 Selong
75.0
Baik
2.
SMAN 1 Lab.Haji
0
Sangat
menengah
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
dengan
capaian
rata-rata Page 93
80.00% termasuk dalam dalam kategori
memberikan ruang anggaran kepramukaan
baik.
yang dimasukkan dalam Rencana Kegiatan ketersediaan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) dan Rencana
konteks sebuah program penting untuk
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
diverifikasi
(RAPBS) SMA Negeri 1 Selong untuk alokasi
Secara
kualitatif, sehingga
pelaksanaannya
dalam
program
tersebut
dana dan honor pembina. Sementara
memiliki dasar, arah dan tujuan yang pasti.
SMA
1
Labuhan
yang baik, peneliti melakukan wawancara
kepramukaan
dengan empat kepala sekolah lokasi
wajib sesuai dengan Permendikbud RI
penelitian
Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
terpisah.
Mengenai
berupaya
Negeri
Untuk mendapatkan kualitas verifikasi
secara
Haji
itu,
sebagai
menetapkan ekstrakurikuler
bagaimana ketersediaan konteks program
Kepramu-kaan
ekstrakurikuler kepramu-kaan di empat
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
sekolah
berikut
Dasar dan Pendidikan Menengah. Tapi
KS.A:
βSekolah
karena terkendala pengaturan waktu maka
lokasi
penuturan
penelitian,
informan
sebagai
Kegiatan
memiliki
sekolah
memiliki
beberapa
sampai saat ini masih dalam model
dokumen
yang
merupakan
landasan
reguler.
Di
sisi
lain,
pihak
sekolah
hukum dan kebijakan pemerintah terkait
memberikan dukungan yang sangat baik
dengan
kepramu-kaan.
bagi pelaksanaan program ekstrakurikuler
Misalnya UU Nomor 12 Tahun 2010 dan
kepramukaan di SMA Negeri 1 Labuhan
lainnya terkait tentang pramuka. Lebih
Haji.
ekstrakurikuler
Kemudian di MAN Selong, dokumen
jelasnya ada di Pembina Pramukanya.β Ketika ditanyakan tentang latar dukungan
warga
sekolah
terhadap
latar
landasan
hukum,
kebijakan
pemerintah dan petunjuk pelaksanaan
kepramukaan,
program
ekstrakurikuler
kepramukaan
beliau mengatakan bahwa sebagai kepala
tersedia
dengan
Menyinggung
sekolah,
antusias
dukungan pihak sekolah terhadap program
program
ekstrakurikuler beliau
sangat
baik.
mendukung
pelaksanaan
program
ekstrakurikuler
ekstrakurikuler
kepramukaan
di
SMA
mengatakan bahwa, sesuai dengan UU
Negeri 1 Selong, terlebih karena beliau
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
sendiri adalah seorang anggota pramuka.
Pramuka,
maka
madrasah
Sebagai salah satu bukti dukungan pihak
kewajiban
untuk
mendukung
sekolah terhadap program ekstrakurikuler
program ekstrakurikuler kepramu-kaan di
kepramukaan
madrasah. Salah satu bentuk dukungan
maka
pihak
sekolah
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
kepramukaan,
KS.C
memiliki segala
Page 94
tersebut
adalah
pihak
madrasah
3.
MAN Selong
86.67
Baik
mengupayakan segenap guru di MAN
4.
SMKN 1 Pr.sela
80.00
Sangat
πποΏ½ %
Selong menggunakan seragam pramuka setiap hari Sabtu. Kepala Madrasah juga
Baik Baik
berusaha untuk selalu memantau kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan
85.00
Sangat
untuk
Baik
memastikan bahwa semua kegiatan yang
Secara
keseluruhan
persentase
sudah diprogramkan berjalan dengan baik.
evaluasi aspek input program ekstraku-
Demikian pula halnya di SMK Negeri
rikuler kepramukaan di empat sekolah
1 Pringgasela, sekolah memiliki beberapa
lokasi
dokumen landasan hukum dan pentunjuk
observasi
pelaksanaan
termasuk kategori sangat baik.
program
ekstrakurikuler
penelitian
berdasarkan
dengan
capaian
hasil
85.00%
kepramukaan. Namun, dalam penyusunan
Berikutnya, dari analisis data angket
program ekstrakurikuler kepramukaan juga
pada aspek input program ekstrakurikuler
disesuaikan dengan kondisi sekolah dan
kepramukaan
siswa, kecuali dalam beberapa hal yang
berikut:
prinsip.
Tabel 4.6: Hasil analisis data angket pada
Pihak sekolah cukup antusias untuk mendukung pelaksanaan program ekstra-
aspek
input
diperoleh
program
hasil
sebagai
ekstrakurikuler
kepramukaan di empat sekolah.
kurikuler kepramukaan. Kepala sekolah selalu memantau pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. B. Aspek Input Dari analisis data hasil observasi dan angket
aspek
ekstrakurikuler
input
program
kepramukaan
No.
Sekolah
%
Kriteria
1.
SMAN 1 Selong
87.33
Sangat
2.
SMAN 1 Lab.Haji
85.10
Baik
3.
MAN Selong
90.45
Sangat
4.
SMKN 1 Pr.sela
84.50
Baik
πποΏ½ %
yang
dilakukan di empat sekolah didapatkan
Sangat Baik
hasil sebagai berikut:
Baik
Tabel 4.5: Hasil analisis data observasi aspek
input
program
86.84
ekstrakurikuler
Baik
kepramukaan di empat sekolah. No.
Sekolah
Sangat
Dari analisis data evaluasi aspek
%
Kriteria
input
kepramukaan berdasarkan hasil angket di
1.
SMAN 1 Selong
93.33
Sangat
2.
SMAN 1 Lab.Haji
80.00
Baik
empat
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
program sekolah
ekstrakurikuler jenjang
pendidikan Page 95
rata-rata
akan pulang jam tiga (15.00). Nah, ini
86.84% termasuk dalam dalam kategori
menjadi kendala. Dan sedang diupayakan.
sangat baik.
Pramuka kan masuk sebagai ekskul wajib,
menengah
dengan
capaian
Berikut disajikan hasil wawancara
bahkan sudah secara nasional. Sehingga
dengan empat kepala sekolah lokasi
ruh-ruh pramuka itu bisa diterima secara
penelitian
bahwa:
klasikal. Itu konsep, yang bagaimanapun
input
akan kita laksanakan. Minimal mengenal
program ekstrakurikuler kepramukaan di
pramuka, maka tingkat kekurangan itu
SMA Negeri 1 Selong adalah: (1) Peserta
menjadi kecil, karena yang diutamakan
didik
disini tingkat kecerdasan emosionalnya.β
Menurut
yang
mengatakan
KS.A,
kondisi
diwajibkan
aspek
mengikuti
program
kepramukaan
dengan
Ketika dikonfirmasi tentang aspek
model aktualisasi dan reguler; (2) Pembina
input pada komponen Pembina Pramuka,
adalah guru SMA Negeri 1 Selong yang
ketersediaan
sudah mengikuti workshop dan pelatihan
penunjang,
kepramukaan. Ada yang sudah memiliki
menjelaskan bahwa: (1) Pembina Pramuka
sertifikat Kursus Mahir Dasar (KMD) dan
di SMA Negeri 1 Labuhan Haji adalah guru
Kursus Mahir Lanjutan (KML); (3) Pihak
yang sudah mengikuti KMD, tetapi masih
sekolah memberikan dukungan anggaran
sangat terbatas; (2) Dukungan anggaran
melalui RKAS dan RAPBS;
(4) Sarana
bagi program ekstrakurikuler kepramukaan
penunjang belum bisa terpenuhi secara
diberikan melalui RKAS dan RAPBS; (3)
keseluruhan.
Penggunaan sarana penunjang program
ekstrakurikuler
Sejauh
ini
penggunaan
anggaran secara
dan
sarana
berurutan
fasilitas dan sarana penunjang masih
ekstrakurikuler
tergabung dengan ekstrakurikuler lain
tergabung dengan program ekstrakurikuler
yang ada di sekolah.
lainnya.
Kemudian di SMA Negeri 1 Labuhan Haji, KS.B menyebutkan bahwa: βUntuk pramuka,
kita
mau
semua.
Sehingga
kepramukaan
KS.B
Pihak
sekolah
masih berupaya
memenuhi kelengkapan sarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Di MAN Selong, untuk aspek input
mempramukakan materi
program ekstrakurikuler kepramukaan di
kepramukaan itu semua disampaikan di
MAN Selong, KS.C menjelaskan sebagai
luar jam belajar, karena jika menggunakan
berikut:(1) Pihak madrasah menginginkan
jam belajar, maka ada kendala waktu.
semua peserta didik mengikuti program
Untuk jam BK saja belum ada dimasukkan
ekstrakurikuler
dalam Kurikulum 2013, nah kalau itu
terkecuali.
dimasukkan juga, maka kemungkinan kita
kemampu-an pihak madrasah dan belum
nanti
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
kepramukaan, Namun,
tanpa
keterbatasan
Page 96
semua
guru
yang
memahami
C. Aspek Proses
program
Dari analisis data hasil observasi dan
baru
angket aspek proses program ekstraku-
dijalankan secara reguler; (2) Anggaran
rikuler kepramukaan yang dilakukan di
program
empat sekolah didapatkan hasil sebagai
kepramukaan,
sehingga
ekstrakurikuler
kepramukaan
ekstrakurikuler
kepramukaan
selalu ada dalam RKAS dan RAPBS baik
berikut:
dana dari DIPA maupun komite; (3) Pihak
Tabel 4.7 : Hasil analisis data observasi
madrasah
pada aspek proses program ekstrakurikuler
selalu
merespon
dan
menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan oleh ekstraku-rikuler Pemenuhan
kepramukaan di empat sekolah.
kepramukaan.
sarana
yang
dibutuhkan
No.
Sekolah
%
Kriteria
dilakukan secara bertahap. Sejauh ini 75%
1.
SMAN 1 Selong
100
Sangat Baik
sudah bisa terpenuhi dengan baik.
2.
SMAN
3.
Lab.Haji
4.
MAN Selong
Sementara, aspek input program ekstrakurikuler
kepramukaan
di
SMK
Negeri 1 Pringgasela disebutkan oleh KS.D
1 83.33
Baik
100
Sangat Baik
83.33
Baik
91.67
Sangat Baik
SMKN 1 Pr.sela
πποΏ½ %
bahwa: (1) SMK Negeri 1 Pringgasela belum mewajibkan semua peserta didik
Dari rata-rata persentase evaluasi
untuk mengikuti program ekstrakurikuler
hasil observasi aspek proses program
kepramukaan.
menjadi
ekstrakurikuler kepramukaan di empat
kepramukaan
sekolah lokasi penelitian dengan capaian
anggota
Peserta
ekstrakurikuler
secara sukarela dan
didik
selama ini peserta
91.67% termasuk kategori sangat baik.
didik memiliki respon yang cukup besar
Selanjutnya analisis data angket
untuk menjadi anggota ekstrakurikuler
aspek proses program ekstrakurikuler
kepramukaan;
kepramu-kaan pada empat sekolah lokasi
(2)
Pembina
Pramuka
berasal dari guru yang sudah mengikuti
penelitian menunjukkan hasil
KMD, KML bahkan sudah berkualifikasi
berikut:
Pelatih
(KPD);
memberikan
(3)
ruang
Pihak
sekolah
Tabel 4.8 : Hasil analisis data angket pada
anggaran
khusus
aspek proses program ekstrakurikuler
melalui DPU per triwulan; dan (4) Sekolah juga
menyediakan
sebagai
sarana
penunjang
kepramukaan di empat sekolah. No.
Sekolah
%
Kriteria
kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dan
1.
SMAN 1 Selong
88.00
Sangat Baik
diperbaharui sesuai dengan kemampuan
2.
SMAN 1 Lab.Haji 89.94
Sangat Baik
sekolah.
3.
MAN Selong
Sangat Baik
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
93.49
Page 97
4.
SMKN 1 Pr.sela
πποΏ½ %
90.39
Sangat Baik
masih
belum
90.34
Sangat Baik
dewan
guru
meratanya tentang
pemahaman kepramukaan.
Rata-rata persentase evaluasi hasil
Dibutuhkan kurikulum khusus pramuka
angket aspek proses program ekstraku-
yang bisa dibaca dan dibahasakan kepada
rikuler kepramukaan di empat sekolah
peserta didik. Sementara di MAN Selong, hasil
lokasi penelitian mencapai persentase 90.34% termasuk kategori sangat baik. Secara
kualitatif,
dari
hasil
wawancara
dengan
informan
KS.C
menyebutkan: (1) MAN Selong tidak selalu
wawancara dengan keempat informan,
mengadakan
ditemukan fakta bahwa: Menurut KS.A
setiap
pada aspek proses program ekstrakurikuler
pramuka penegak yang ada di MAN Selong
kepramukaan di SMA Negeri 1 Selong; (1)
tetap mengadakan Musyawarah Ambalan
Sebagai bagian dari Gugusdepan, SMA
untuk
Negeri 1 Selong mengadakan musyawarah
program kegiatan periode berikutnya.
Gugusdepan
Hasil
dan
hasilnya
dijadikan
musyawarah
tahunnya.
menyusun
Gugusdepan
Namun,
ambalan
kepengurusan
musyawarah
dan
tersebut
akan
landasan dan pedoman dalam menyusun
ditindaklanjuti dalam bentuk program
dan merencanakan kegiatan kepramukaan
kegiatan
secara lebih baik; (2) Dalam pelaksanaan
musyawarah
periode
program
ekstrakurikuler
Kendala
pelaksanaan
sekolah
masih
kepramukaan,
dan
akan
dievaluasi
pada
berikutnya.
(2)
program
dengan
ekstrakurikuler kepramukaan di madrasah
pembagian waktu latihan antara beberapa
ini mulai dari rekrutmen peserta didik
kegiatan
sampai
terkendala
ekstrakurikuler.
Secara
rutin
pelaksanaan
kegiatan
adalah
dalam sehari saja ada lima kegiatan
adanya kesalahan persepsi orang tua
pengembangan diri yang berlangsung. Ada
tentang
33 jenis ekstrakurikuler yang ada di SMA
menurut para orang tua
Negeri 1 Selong, dan untuk menyiasatinya,
proses pembelajaran peserta didik. Kemudian
jika ada materi ekstrakurikuler yang sama, Di SMA Negeri 1 Labuhan Haji, KS.B
pelaksanaan
menyebutkan
program
kepramukaan
di
SMK
yang
mengganggu Negeri
1
Pringgasela, informan KS.D mengatakan
maka kegiatannya bisa disatukan. informan
kegiatan
bahwa
ekstrakurikuler
bahwa: (1) SMK Negeri 1 Pringgasela tidak mengikuti karena
musyawarah
terkendala
koordinasi
tergabung
sekolah
Haji masih mengalami beberapa kendala
Gugusdepan yang sama;(2) pihak sekolah
misalnya kurangnya tenaga pembina dan
selalu
merencanakan
di
dengan
kepramukaan di SMA Negeri 1 Labuhan
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
lain
Gugusdepan dalam kegiatan
Page 98
kepramukaan
secara
mandiri
melalui
Secara
keseluruhan
rencana kegiatan dan program sekolah
evaluasi
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
ekstrakurikuler kepramukaan di empat
dan Pembina Pramuka; (3) Pelaksanaan
sekolah lokasi penelitian berdasarkan hasil
program
observasi dengan capaian 100% termasuk
tidak
ekstrakurikuler
selalu
rencana
berjalan
yang
kepramukaan sesuai
telah
disusun
dengan
aspek
persentase
produk
program
dalam kategori sangat baik.
tetapi
Berikutnya, dari hasil analisis data
tergantung dari kondisi saat itu. Kurangnya
angket
peralatan kegiatan di lapangan masih
ekstrakurikuler kepramukaan didapatkan
dirasakan
hasil perhitungan sebagai berikut:
sebagai
pelaksanaan
kendala
program
dalam
ekstrakurikuler
kepramukaan.
pada
aspek
produk
program
Tabel 4.10: Hasil analisis data angket pada aspek produk program ekstrakurikuler
D. Aspek Produk
kepramukaan di empat sekolah.
Berikut pemaparan hasil analisis
No.
Sekolah
%
Kriteria
data observasi dan angket aspek produk
1.
SMAN 1 Selong
87.34
Sangat
program
2.
SMAN 1 Lab.Haji
80.00
Baik
3.
MAN Selong
78.80
Baik
4.
SMKN 1 Pr.sela
83.44
Baik
yang
ekstrakurikuler
dilakukan
di
kepramukaan
empat
sekolah
didapatkan hasil sebagai berikut:
πποΏ½ %
Tabel 4.9 : Hasil analisis data observasi pada
aspek
produk
program
ekstrakurikuler kepramukaan di empat sekolah. No
Baik 82.40
Rata-rata
persentase
Baik evaluasi
aspek produk program ekstrakurikuler Sekolah
%
Kriteria
.
kepramu-kaan di empat sekolah lokasi penelitian berdasarkan hasil angket adalah
1.
SMAN 1 Selong
10
Sangat Baik
2.
SMAN 1 Lab.Haji
0
Sangat Baik
3.
MAN Selong
10
Sangat Baik
kualitatif dari hasil wawancara dengan
4.
SMKN 1 Pr.sela
0
Sangat Baik
informan terkait dengan aspek produk
πποΏ½ %
82.40% dan termasuk dalam kategori baik. Selanjutnya,
paparan
data
10
dalam penelitian ini adalah ketercapaian
0
penanaman nilai-nilai kepramukaan pada
10
peserta didik
0
program ekstrakurikuler kepramukaan dan
10 0
Sangat Baik
yang menjadi
anggota
prestasi Gugusdepan sebagai dampak pengiringnya.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Berdasarkan
hasil Page 99
wawancara dengan para informan, KS.A
padahal yang kita harapkan dia selalu
mengatakan bahwa: (1) Lewat pendidikan
menjadi contoh. Kemudian,
kepramukaan, peserta didik diajarkan nilai-
sosialnya saya belum melihat secara riil
nilai
bagaimana
berkomunikasi
yang
baik
antar
bentuk
kepeduliannya,
sesamanya, antara guru dengan siswa.
misalnya
Termasuk juga etika menghormati orang
sebenarnya kita harapkan tanpa dia yang
yang lebih tua dalam hubungan adik-kakak
bertugas, dia tanggap untuk mengambil
kelas.
alih tanpa diminta dan ini menunjukkan
Implementasi
nilai-nilai
terjadi
dari sisi
sosial)
tidak
belum
fit,
kepramukaan pada peserta didik sangat
bahwa
mendukung keberhasilan pencapaian visi
miliknya, karena kalau sudah menjadi etika
dan misi sekolah; (2) Prestasi pramuka
pada dirinya, itu tampak kita minta pasti
SMA Negeri 1 sangat banyak. Hal ini
dia akan lari (tanggap) untuk membantu.
terbukti dengan piala-piala yang telah
Ini sudah menjadi akhlaklah. Akhlak itu
banyak diraih sebagai hasil dari unjuk
tanpa dipelajari bukan dibuat-buat. Saya
prestasi dalam lomba-lomba yang diikuti
sering ingatkan kepada Pembina, dalam
oleh anggota pramuka.
kesehariannya dia (pramuka) bisa menjadi
Di SMA Negeri 1 Labuhan Haji,
(sikap
temannya
menjadi
contoh.β Tapi, dalam komponen prestasi
informan KS.B menyebutkan bahwa: (1)
ekstrakurikuler
Penanaman nilai-nilai kepramukaan pada
memberikan andil yang cukup besar sesuai
peserta didik
dengan visi dan misi madrasah.
yang menjadi
anggota
Di
pramuka berhasil dilakukan dengan baik.
SMK
kepramukaan
Negeri
1
telah
Pringgasela,
Masyarakat juga mengakuinya. Soal nilai
penanaman nilai-nilai kepramukaan pada
adalah
Program
peserta didik lumayan berhasil. Sikap dan
memiliki
prilaku peserta didik yang mengikuti
pengakuan;
ekstrakurikuler
(2)
kepramukaan
andil dalam visi-misi sekolah. Menurut
kegiatan
KS.B,
masih lebih baik dibandingkan dengan
pramuka
adalah
wadah
yang
ekstrakurikuler
tidak
mengikuti
kepramukaan
profesional dalam mengembangkan minat
yang
ekstrakurikuler.
dan bakat peserta didik.
Mereka lebih aktif dan kreatif. Dalam
Hal berbeda diungkapkan informan
bidang prestasi Gugusdepan, Pramuka
KS.C di MAN Selong, beliau mengatakan
SMK Negeri 1 Pringgasela telah meraih
bahwa:
beberapa prestasi dalam perlombaan yang
βIni yang justru belum kita lihat secara
mereka ikuti dan program ekstrakurikuler
utuh. Pertama dari sisi imtaq misalnya, dia
kepramukaan cukup besar andilnya dalam
hanya akan aktif ketika mendapat giliran,
mewujudkan visi dan misi sekolah.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 100
Di sisi lain, dari studi dokumentasi
konteks program ekstrakurikuler kepra-
yang dilakukan, ketercapaian nilai-nilai
mukaan di SMA Negeri 1 Selong keter-
kepramukaan oleh peserta didik diukur
sediaan dokumen tentang landasan hukum
dengan keberhasilan peserta didik dalam
dan kebijakan pemerintah serta panduan
mengisi SKU Pramuka Penegak yang terdiri
pelaksanaan hanya tersedia sebagian.
dari SKU Bantara dan Laksana dan proses
Hasil deskripsi data angket aspek
ini dijalankan dengan baik di keempat
konteks pada komponen latar dukungan
sekolah lokasi penelitian.
warga
sekolah
terhadap
program
ekstrakurikuler kepramukaan di empat Pembahasan
sekolah
1. Evaluasi Konteks
menunjukkan kategori baik.Pihaksekolah
Ketersediaan latar landasan hukum
lokasi
selaku
penelitian
penyelenggara
juga program
dan kebijakan pemerintah serta petunjuk
ekstrakurikuler kepramukaan memberikan
pelaksanaan ekstrakurikuler sangat
dengan
program
ruang peren-canaan, anggaran dan sarana
kepramukaan
menjadi
penunjang
terkait
penting
sebagai
dasar
bagi
ekstrakurikuler
kepramukaan.
program,
Hasil deskripsi di atas mendukung
terutama program pendidikan. Demikian
hasil wawancara kepada empat kepala
pula dengan adanya latar dukungan warga
sekolah lokasi penelitian, bahwa pihak
sekolah terhadap program ekstrakurikuler
sekolah
memiliki
dan
kepramukaan menjadi sangat menentukan
dokumen
landasan
hukum,
karena program ini dijalankan di dalam
pemerintah,
lingkungan sekolah.
program ekstrakurikuler kepramukaan dan
penyelenggaraan
sebuah
Berdasarkan hasil deskripsi data observasi
di
empat
sekolah
lokasi
penelitian, ketiga komponen pada aspek
petunjuk
mengetahui kebijakan
pelaksanaan
adanya dukungan warga sekolah terhadap pelaksanaan
program
ekstrakurikuler
kepramukaan.
ekstrakurikuler
Sesuai dengan Permendikbud RI
kepramukaan termasuk dalam kategori
Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan
Kepramukaan
sebagai
ketersediaan dokumen latar landasan
Wajib
Pendidikan
hukum dan kebijakan pemerintah serta
Pendidikan Menengah disebutkan bahwa
petunjuk pelaksanaan program ekstraku-
dalam
rikuler kepramukaan di masing-masing
ditetapkan sebagai ekstrakurikuler wajib
sekolah tersebut. Khusus untuk aspek
dan sekolah dapat menerapkannya dalam
konteks
program
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
pada
Kurikulum
2013
Ekstrakurikuler Dasar
dan
kepramukaan
Page 101
3 (tiga) model, yaitu (1) model aktualisasi;
Pihak sekolah juga memberikan dukungan
(2) model blok; (3) model reguler. Dari
anggaran dan sarana penunjang bagi
hasil wawancara didapatkan data bahwa
terselenggaranya program ekstrakuri-kuler
dari empat sekolah lokasi penelitian, hanya
kepramukaan di sekolah.
SMA
Negeri
1
Selong
yang
sudah
2. Evaluasi Input Berdasarkan
menerapkannya dengan model aktualisasi
analisis
dan reguler, sedangkan tiga sekolah
observasi
lainnya menerapkannya dalam model
ekstrakurikuler
reguler yang hanya melibatkan sebagian
meliputi peserta didik, pembina pramuka
peserta didik.
dan ketersediaan anggaran dan sarana
Demikian juga dengan komponen
aspek
hasil
input
program
kepramukaan
yang
penunjang bagi program ekstrakurikuler
terhadap
kepramukaan di empat sekolah lokasi
kepramukaan,
penelitian, maka aspek input program
dari hasil wawancara yang telah dilakukan
ekstrakurikuler kepramukaan termasuk
umumnya
dalam kategori sangat baik.
dukungan program
warga
sekolah
ekstrakurikuler pihak
mendukung
sekolah
pelaksanaan
ekstrakurikuler dibuktikan
kepramukaan dengan
sangat program
Demikian juga dari hasil angket
yang
komponen peserta didik yang memenuhi
dimasukkannya
ketercapaian
persyaratan
program ekstrakurikuler kepramukaan ke
anggota
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
menunjukkan hasil yang sangat baik.
Sekolah (RKAS) dan Rencana Anggaran
Ketika
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
keempat pembina yang menunjukkan
Dari paparan tersebut di atas, maka
pramuka
sebagai
tingkat
dikonfirmasi
Penegak,
dengan
angket
hasil yang baik.
dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi
Pada
komponen
aspek konteks program ekstrakurikuler
persyaratan
pembina
kepramukaan pada jenjang pendidikan
menempuh kualifikasi KMD/KML hasilnya
menengah di Kabupaten Lombok Timur
terpenuhi
tahun 2015 termasuk dalam kategori sangat
baik.
Pihak
sekolah
sebagai
terpenuhinya yang
telah
dengan
sangat
Sedangkan,
untuk
komponen
tersediaan
anggaran
dan
baik. ke-
sarana
penyelenggara program ekstrakurikuler
penunjang, ketika dikonfirmasi melalui
kepramukaan memiliki dan memahami
angket yang disebarkan kepada peserta
dokumen
kebijakan
didik dan pembina menunjukkan bahwa
pemerintah dan panduan pelaksanaan
pihak sekolah memang sangat baik dalam
program
memberikan input anggaran dan sarana
landasan
hukum,
ekstrakurikuler
kepramukaan.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 102
penunjang bagi program ekstrakurikuler
dan memperbaharui sarana penunjang
kepramukaan.
tersebut. Dari hasil analisis data evaluasi
Hasil wawancara dengan empat penelitian
input yang mendukung hasil wawancara
menunjukkan bahwa salah satu sekolah
dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi
yaitu
input
kepala
sekolah SMA
lokasi
Negeri 1
menetapkan
Selong
kepramukaan
ekstrakurikuler
wajib
bagi
telah
program
ekstrakurikuler
ke-
sebagai
pramukaan pada jenjang pendidikan
peserta
menengah di Kabupaten Lombok Timur
dari
tahun 2015 termasuk dalam kategori
dengan
sangat baik. Pihak sekolah memenuhi
model aktualisasi dan reguler. Sementara
segenap kriteria dalam aspek input
di tiga sekolah lainnya, ekstrakurikuler
program ekstrakurikuler kepramukaan.
didiknya
sebagai
penerapan
konsekuensi
Kurikulum
2013,
Untuk komponen pembina pramuka
kepramukaan masih diupayakan untuk menjadi peserta peserta
ekstrakurikuler didiknya, didik
wajib
walaupun terhadap
bagi
sebagai salah satu kriteria evaluasi, hasil
respon
wawancara dengan keempat informan
program
dikonfirmasi
dengan
hasil
DKT
ekstrakurikuler kepramukaan sebenarnya
menunjukkan temuan yang sama bahwa
cukup besar.
walaupun pembina pramuka di sekolah
Dari komponen pembina pramuka, keempat
sekolah
sudah memenuhi kualifikasi minimal KMD, namun
kuantitasnya
masih
sangat
lokasi
penelitian
memiliki
pembina
terbatas. Dalam DKT dibahas bahwa pada
pramuka dari internal sekolah yang
aspek input komponen pembina pramuka,
memenuhi kualifikasi KMD/KML, bahkan
idealnya penetapan pembina pramuka
di SMK Negeri 1 Pringgasela pembina
sesuai dengan prinsip sistem satuan
pramukanya sudah menempuh kualifikasi
terpisah.
KPD (Kursus Pelatih Dasar). Sedangkan
dibantu
untuk komponen ketersediaan anggaran
pembina putra untuk membina peserta
dan
keempat
didik putra dan sebaliknya. Dan hal inilah
informan mengakui bahwa sekolahnya
yang belum terpenuhi dengan baik di
masih belum bisa memenuhi semua
empat sekolah lokasi penelitian. Terlebih
anggaran dan terutama sarana pe-
jika
nunjang bagi program ekstrakurikuler
kepramukaan
kepramukaan. Namun, pihak sekolah
wajib, maka pemenuhan kuantitas dan
masing-masing
sarana
penunjang,
Satu oleh
sekolah
orang pembina satu
orang
menerapkan sebagai
putra
pembantu
program
ekstrakurikuler
terus melakukan upaya untuk memenuhi
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 103
kualifikasi
pembina
pramuka
menjadi
bahwa:
3. Evaluasi Proses
dan dan
pelaksanaan
Musyawarah
Labuhan
program
Musyawarah
Komponen
kepramukaan.
perencanaan
penyelenggaraan
menyangkut
musyawarah
1
Selong
Gugus
Pramuka
Penegak
(Musyawarah Ambalan), SMA Negeri 1
merupakan dua komponen dalam proses ekstrakurikuler
Negeri
melaksanakan Musyawarah Gugusdepan
kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Perencanaan
SMA
Haji
tidak
Gugus
melaksanakan depan
maupun
Musyawarah Ambalan, MAN Selong tidak selalu
mengadakan
depan dan musyawarah pramuka penegak
Gugusdepan,
(Musyawarah Ambalan) sebagai sarana
Musyawarah Ambalan, dan SMK Negeri 1
evaluasi
Pringgasela
program
sebelumnya
dan
tapi
Musyawarah
tidak
rutin
mengadakan
selalu
mengadakan
perencanaan program berikutnya. Pe-
Musyawarah
Gugusdepan,
tapi
rutin
rencanaan yang baik adalah perencanaan
mengadakan Musyawarah Ambalan.
yang didokumentasikan dalam format
Hasil wawancara dengan keempat
standar administrasi Gugusdepan dan
informan kepala sekolah lokasi penelitian,
satuan penegak. Sedangkan pelaksanaan
digambarkan
yang baik harus disesuaikan dengan
bagian
perencanaan yang telah dibuat dan harus
diantaranya
telah
melaksanakan
direalisasikan secara nyata.
musyawarah
Gugus
depan
Dari analisis hasil observasi aspek
dari
bahwa
sekolah
Gugusdepan
sebagai beberapa dan
menindaklanjuti hasilnya dalam bentuk
proses dengan komponen perencanaan
pelaksanaan
dan pelaksanaan program ekstrakurikuler
tingkat pramuka penegak di jenjang
kepramukaan,
proses
pendidikan menengah, hanya SMAN 1
termasuk dalam kategori sangat baik.
Selong dan MAN Selong yang rutin
Demikian pula dari analisis hasil data
mengadakan Musyawarah Ambalan.
maka
aspek
Dalam
angket aspek proses yang melibatkan
program
hal
kegiatan.
pelaksanaan,
secara
peserta didik dan pembina menunjukkan
umum
hasil yang sangat baik. Pihak sekolah
mengalami kendala berupa pembagian
memang
program
waktu dengan jam belajar efektif sekolah,
sebagai
pengaturan waktu dengan ekstrakurikuler
bagian dari program dan kegiatan sekolah
lainnya, kurangnya dukungan orang tua
serta merealisasikannya pelaksanaannya.
yang masih mispersepsi dengan kegiatan
merencanakan
ekstrakurikuler
kepramukaan
di keempat
Pada
sekolah tersebut
Dari hasil analisis data pada aspek
kepramukaan dan keterbatasan anggaran
proses yang dilakukan terdapat temuan
dan sarana penunjang lainnya. Dari studi
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 104
dokumentasi yang dilakukan, keempat
ekstrakurikuler
sekolah lokasi penelitian memiliki standar
dijadikan pedoman oleh sekolah.
program
ekstrakurikuler
wawancara dengan keempat informan dan hasil analisis data aspek proses bahwa
kepramukaan yang baik. Berdasarkan paparan di atas, dapat
perlu dilakukan pembenahan terhadap
disimpulkan bahwa hasil evaluasi aspek
proses
proses
ekstrakurikuler
program
ekstrakurikuler
perencanaan
kepramukaan pada jenjang pendidikan
Musyawarah
menengah di Kabupaten Lombok Timur
Musyawarah
tahun 2015 termasuk dalam kategori
diharapkan
sangat
dengan
baik.
Pihak
untuk
Hasil DKT ini mengkonfirmasi hasil
dokumen administrasi perencanaan dan pelaksanaan
kepramukaan
sekolah
sebagai
kepramukaan
melalui
Gugusdepan
dan
Ambalan. bisa
program
Pihak
sekolah
secara rutin,
KeputusanKwartir
sesuai Nasional
penyelenggara program ekstrakurikuler
Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun
kepramukaan
2007TentangPetunjuk
memang
perencanaan
program
melakukan ekstrakurikuler
kepramukaan sebagai bagian dari program kegiatan
sekolah
dan
merealisasikan
PenyelenggaraanGugusdepan
Gerakan
Pramuka. 4. Evaluasi Produk Aspek produk menjadi salah satu
pelaksanaannya. aspek
tolok ukur penting dalam sebuah program
proses, dalam DKT dibahas bahwa (1)
pendidikan. Keberhasilan ketiga aspek
Berdasarkan
lapangan,
sebelumnya akan sangat menentukan
kegiatan kepramukaan di tingkat penegak,
kualitas produk yang dihasilkan oleh
secara
program tersebut, dalam hal ini program
Terkait
dengan
evaluasi
kenyataan
umum
di
banyak
yang
tidak
melakukan Musyawarah Ambalan sebagai
ekstrakurikuler kepramukaan. Hasil analisis data observasi pada
tahapan dalam perencanaan program. Jika menjalankannya,
aspek produk program ekstrakurikuler
contohnya di MAN Selong maka kegiatan
kepramukaan di empat sekolah lokasi
kepramukaan pada tingkat penegak ini
penelitian menunjukkan persentase dalam
akan berjalan dengan baik.
kategori
saja
semua
sekolah
(2) Saat ini,
sangat
baik.
Peserta
didik
berjalan
dibawah bimbingan pembina pramuka
dengan baik, tapi, ketika masuk ke ranah
melakukan pengujian SKU dalam rangka
administrasi ini sangat minim di suatu
memenuhi kompetensi pencapaian nilai-
sekolah. Peneliti diharapkan memberikan
nilai kepramukaan. Demikian juga, pada
model dokumen perencanaan program
tingkat
pengelolaan
program
sudah
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Gugusdepan,
sekolah
lokasi
Page 105
penelitian aktif mengikuti kegiatan dan
lomba dan kegiatan kepramukaan di berbagai
lomba kepramukaan yang diadakan di
tingkatan.
berbagai tingkatan serta mampu meraih
anggota pramuka yang dipercaya mewakili
beberapa prestasi.
sekolah dan kabupaten pada lomba dan
Pada hasil analisis data angket aspek
kegiatan
Ada
beberapa
tingkat
peserta
nasional.
Hal
didik
ini
ekstrakurikuler
menunjukkan keberhasilan proses dan produk
kepramukaan yang melibatkan guru dan
program ekstrakurikuler kepramukaan di
pembina
sekolah-sekolah tersebut.
produk
program pramuka
menunjukkan
persentase dengan kategori baik. Para
Dari
pemaparan
di
atas,
dapat
guru dan pembina pramuka memberikan
disimpulkan bahwa hasil evaluasi aspek
penilaian bahwa peserta didik anggota
produk program ekstrakurikuler kepramu-
ekstrakurikuler
kaan pada jenjang pendidikan menengah di
kepramukaan
memiliki
kompetensi dalam pencapaian nilai-nilai
Kabupaten
Lombok
Timur
tahun
kepramukaan yang disyaratkan dalam SKU
termasuk dalam kategori sangat baik.
2015
Dari hasil DKT, peneliti mendapatkan
dan mampu diterapkan dalam keseharian
masukan penetapan kriteria penilaian pada
peserta didik. Hasil di atas, mendukung hasil
aspek produk untuk kompetensi peserta didik
wawancara dengan keempat informan
berupa ketercapaian nilai-nilai kepramukaan
kepala
penelitian.
harus bisa diukur dengan baik, sehingga
Penanaman nilai-nilai kepramukaan dinilai
melalui penelitian ini, ke depan diharapkan
telah berhasil dengan baik, walaupun
model-model penilaian itu bisa dijadikan
masih ada beberapa kekurangan yang
pedoman
harus diperbaiki dalam perencanaan dan
penyelenggaraan
prosesnya. Keberhasilan penanaman nilai-
kepramukaan.
sekolah
lokasi
sangat
mendukung
bagi
bahwa
unggul,
Kepramukaan
pekerti
dan
saling
program
dalam
ekstrakurikuler
pembahasan
hasil
penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan
terbentuknya pribadi dan pendidikan yang berbudi
sekolah
Berdasarkan
nilai kepramukaan pada peserta didik dinilai
bagi
Evaluasi
Program
pada
Ekstrakurikuler
Jenjang
Pendidikan
menghormati. Dan semua itu sangat
Menengah di Kabupaten Lombok Timur Tahun
mendukung keberhasilan visi sekolah.
2015 dengan menggunakan model evaluasi
Prestasi Gugusdepan pada sekolah-
CIPP termasuk dalam kategori sangat baik.
sekolah lokasi penelitian juga termasuk
Empat sekolah lokasi penelitian memenuhi
kategori sangat baik. Di SMA Negeri 1 Selong
sebagian besar komponen dan indikator
dan MAN Selong telah banyak prestasi dalam
ketercapaian aspek CIPP yang telah divalidasi
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 106
dengan
PENUTUP
kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
Simpulan
untuk
selanjutnya
dikonfirmasi
Triangulasi hasil analisis data dari teknik
Secara umum hasil evaluasi dengan
pengumpulan data yang dilakukan juga
model CIPP untuk program ekstrakurikuler
menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian
kepramukaan
antara hasil wawancara dengan hasil analisis
menengah di Kabupaten Lombok Timur tahun
data observasi, angket dan DKT.
2015 termasuk dalam kategori sangat baik.
Namun demikian, masih ada beberapa komponen antara
yang
kebijakan
perbaikan,
jenjang
pendidikan
Adapun simpulan evaluasi masingmasing aspek dapat dipaparkan sebagai
kontek
berupa
berikut:
dokumen
landasan
hukum,
1. Evaluasi Konteks
pemerintah
dan
panduan
Evaluasi aspek konteks program
ekstrakurikuler
ekstrakurikuler kepramukaan pada jenjang
lain:
kelengkapan
memerlukan
pada
(1)
pelaksanaan
Aspek
program
kepramukaan di SMA Negeri 1 Selong; (2)
pendidikan
Pada
kekurangan
Lombok Timur tahun 2015 termasuk
kuantitas pembina pramuka di masing-masing
kategori sangat baik. Hal ini berarti bahwa
sekolah, terutama jika mengacu kepada
sekolah
prinsip sistem satuan terpisah; (3) Pada aspek
pelaksana program ekstrakurikuler kepra-
proses,
mukaan
aspek
program
input
sekolah
terdapat
sebagai
penyelenggara
ekstrakuri-kuler
kepramukaan
menengah
sebagai
di
Kabupaten
penyelenggara
memenuhi
dan
komponen
ketersediaan latar landasan hukum dan
hendaknya dapat menyelenggarakan dan
kebijakan
mengikuti Musya-warah Gugusdepan dan
pelaksanaan, serta latar komitmen warga
Musyawarah
sekolah dalam mendukung terlaksananya
Penegak
yang
Ambalan
untuk
berpangkalan
Pramuka di
sekolah
pemerintah,
panduan
program ekstrakurikuler kepramukaan.
tersebut, sebagai langkah perencanaan dan
2. Evaluasi Input
evaluasi tahunan program ekstrakurikuler
Evaluasi
aspek
input
program
kepramukaan; (4) Pada aspek produk, hasil
ekstrakurikuler kepramukaan pada jenjang
DKT merekomendasikan bahwa penilaian
pendidikan
kriteria kompetensi ketercapaian nilai-nilai
Lombok Timur tahun 2015 termasuk dalam
kepramu-kaan oleh peserta didik harus bisa
kategori sangat baik. Sekolah memiliki
diukur dengan baik, tidak hanya dengan
input
menggunakan pencapaian SKU.
kepramukaan yang terdiri dari peserta
menengah
program
di
Kabupaten
ekstrakurikuler
didik, pembina pramuka dan dukungan pihak
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
sekolah
dalam
ketersediaan
Page 107
anggaran dan sarana penunjang bagi
membangun manusia yang cerdas dan
program
kompetitif.
Untuk
ekstrakurikuler aspek
pembina
input
pramuka
kepramukaan.
pada
komponen
populasinya
masih
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah
terbatas, yaitu satu sekolah dengan satu
disimpulkan dan dikaitkan dengan implikasi
pembina. 3. Evaluasi Proses
teoritis di atas, terutama pada ketercapaian program
kompetensi nilai-nilai kepramukaan pada
ekstrakurikuler kepramukaan pada jenjang
peserta didik yang dinilai berhasil dengan
pendidikan
baik,
Evaluasi
aspek
proses
menengah
di
Kabupaten
maka
program
ekstrakurikuler
Lombok Timur tahun 2015 termasuk dalam
kepramukaan sangat perlu dikembangkan dan
kategori sangat
dikelola sebaik mungkin pada semua lembaga
baik. Sekolah dinilai
mampu merencanakan dan mengelola
pendidikan.
program
1. Kepada Kepala Sekolah
ekstrakurikuler
kepramukaan
sesuai dengan prosedur operasi standar
Sebagai pemegang kebijakan di
pendidikan kepramukaan. Perencanaan
tingkat sekolah, tentunya kepala sekolah
program
kepramukaan
diharapkan memiliki kompetensi yang
hendaknya dimulai dari penyelenggaraan
memadai dalam pemahaman program
Musyawarah
Gugusdepan
ekstrakurikuler
Musyawarah
Pramuka
ekstrakurikuler
dan Penegak
kepramukaan.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa banyak komponen yang proses dan hasilnya
(Musyawarah Ambalan) secara rutin. 4. Evaluasi Produk
bergantung
kepada
kebijakan
kepala
Evaluasi aspek produk program
sekolah, diantaranya sebagai konsekuensi
ekstrakurikuler kepramukaan pada jenjang
penetapan program kepramukaan sebagai
pendidikan
ekstrakurikuler wajib dalam Kurikulum
menengah
di
Kabupaten
Lombok Timur tahun 2015 termasuk dalam
2013,
menuntut
pihak
kategori sangat baik. Peserta didik sebagai
mempersiapkan semua stakeholder yang
anggota
Pramuka
dinilai
memiliki
ada untuk menerapkannya.
dalam
capaian
nilai-nilai
2. Kepada Pemegang Kebijakan
kompetensi
Ditetapkannya
kepramukaan dan beberapa diantaranya
program
mampu meraih prestasi dalam berbagai
kepramukaan
tingkat
ini
wajib di sekolah pada Kurikulum 2013,
penting dalam ikut memberikan andil bagi
maka pemegang kebijakan dalam hal ini
terwujudnya
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
lomba
kepramukaan. visi
sekolah
Hal
dalam
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
sebagai
sekolah
ekstrakurikuler
Page 108
serta Kantor Kementerian Agama kiranya
kendala
segera
teratasi dengan baik.
mengambil
langkah-langkah
penerapannya. Kompetensi kepramukaan
keterbatasan
pembina
dapat
4. Kepada Peneliti Selanjutnya Peneliti sadar bahwa penelitian ini
dalam penetapan kepala sekolah dan dijadikan
sangat sederhana dan terbatas, maka
pertimbangan. Hal ini penting sehingga
diharapkan kepada peneliti selanjutnya
sekolah
meng-
dapat mengadakan kajian-kajian yang lebih
implementasikan pelaksanaan prog-ram
mendalam pada bidang kepramukaan yang
ekstrakurikuler kepramukaan secara baik.
belum mampu dijangkau dalam penelitian
Tidak hanya itu, dukungan kebijakan di
ini. Penetapan program kepramukaan
tingkat
sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah
madrasah
kiranya
dapat
diharapkan
mampu
kabupaten/kota
agar
mampu
memberikan ruang yang cukup bagi
dalam
terlaksananya
memberikan ruang yang lebih luas bagi
program
ekstrakurikuler
Kurikulum
2013
tentunya
penelitian-penelitian berikutnya.
kepramukaan. 3. Kepada Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Sebagai
perpanjangan
tangan
DAFTAR PUSTAKA
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
tingkat kabupaten/kota, Kwartir Cabang
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
diharap-kan mampu memberikan pen-
Rineka Cipta.
dampingan bagi penyelenggaraan program
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi S.A. 2014.
ekstra-kurikuler kepramukaan di sekolah-
Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
sekolah sesuai dengan jalurnya. Kwartir
Bumi Aksara.
Cabang tidak lagi hanya berkutat pada rutinitas
kegiatan
seremonial
seperti
penyelengga-raan Jambore, Raimuna dan sejenisnya, tapi juga memfasilitasi sekolah-
Bob Sunardi, Andri. 2006. Boyman, Ragam Latih
Pramuka.
Bandung:
Nuansa
Muda. Candiasa, I Made. 2010. Pengujian Instrumen
yang
Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN dan
terakreditasi dengan baik. Kwartir Cabang
BIGSTEPS. Singaraja: Unit Penerbitan
juga memiliki peranan yang sangat penting
Universitas Pendidikan Ganesha.
dalam ikut menyediakan pembina dan pe-
Echols, John M. dan Shadily, Hassan. 2003.
sekolah
latih
sebagai
program
pramukaan.
Gugusdepan
ekstrakurikuler
Penyelengga-raan
ke-
kursus-
Kamus
Inggris
Indonesia.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
kursus kepramukaan dan kepembinaan kiranya lebih sering diadakan, sehingga
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 109
Fajri, Zul Em. dan Senja Aprilia R. 2008. Kamus
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Evaluasi
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Difa
Penelitian
Publisher.
Remaja Rosdakarya.
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Iskandar, Fuat. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Program
Pendampingan
lenggaraan
Pendidikan
PenyeKejuruan
Bandung:
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta. Widoyoko,
Jakarta: DIA FISIP UI.
Pendidikan.
Eko
Putro.
Penyusunan
2012.
Instrumen
Teknik
Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, Eko Putro. 2014. Evaluasi Program
Direktorat Pembinaan SMK (Studi Kasus
Pembelajaran.
di Universitas Sebelas Maret). Tesis.
Pelajar.
Yogyakarta:
Pustaka
Jakarta: FISIP UI. Mardapi,
Djemari.
2012.
Pengukuran
Penilaian dan Evaluasi Pendidikan.
PERUNDANG-UNDANGAN Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Yogyakarta; Nuha Litera.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhawwin.
2012.
βStudi
Evaluasi
Implementasi Program Sekolah Standar Nasional (SSN) pada SMP Negeri di Kabupaten
Lombok
Penelitian
Pascasarjana
Gerakan
Pramuka
Hasil
Munaslub
Tahun 2012 Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Jurnal
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Undiksha,
81A Tahun 2013 Tentang Implementasi
Timurβ,
Kurikulum.
Volume 2, Nomor 1. Reza, Elfa My. 2014. βEvaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Kepramukaan
Dalam
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Penanaman Karakter Siswa di SMA
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Negeri 14 Surabayaβ, Jurnal Mahasiswa
63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Kepramukaan
Surabaya, Volume 01, Nomor 02.
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Sugiyono.
2012.
Kuantitatif,
Metode Kualitatif
Penelitian dan
R&D.
Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara.
sebagai
Kegiatan
Dasar dan Pendidikan Menengah KeputusanKwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Petunjuk
Tahun
2007
Tentang
Penyelenggaraan
Gugus
depan Gerakan Pramuka.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 110
Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 198 Tahun 2011 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan
Syarat Kecakapan Umum. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun 2013 Tentang Pola
dan
Petunjuk Penyelenggaraan Mekanisme
Pembinaan
Pramuka Penegak dan Pandega. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013-2018.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 111